Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH SEJARAH PERADABAN ISLAM

“MASA NABI MUHAMMAD SAW”

Oleh :

NOLA AGUSTINA

NIM.15300700018

Dosen Pembimbing:

YANTI MULIA ROZA, SS. MA

JURUSAN TADRIS FISIKA


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BATUSANGKAR

2019

i
KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,
nikmat serta karunia-Nya, sehingga makalah yang berjudul " MASA NABI MUHAMMAD
SAW" ini dapat diselesaikan dengan baik, guna melengkapi tugas akhir dalam mata kuliah
"Sejarah Peradaban Islam". Shalawat beserta salam penulis kirimkan kepada Nabi
Muhammad SAW yang telah membawa umatnya dari alam kegelapan kepada alam yang
terang benderang sebagaimana yang kita rasakan sekarang ini.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing
mata kuliah sejarah peradaban islam yang telah memberikan arahan dan bimbingannya
selama penulis mengikuti mata kuliah tersebut.
Dalam penulisan ini, penulis yakin bahwa masih banyak terdapat kekurangan dan
kejanggalan, baik dari segi penulisan maupun dari segi informasi.Oleh karena itu, penulis
sangat mengharapkan kepada semua pihak untuk dapat memberikan saran dan kritikan yang
sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah ini.Akhir kata penulis mendoakan
semoga bantuan, arahan maupun bimbingan serta kerjasamanya menjadi amal ibadah disisi
Allah SWT dan dibalas dengan pahala yang berlipat ganda.
Amin . . . amin . . . yarabbal'alamin.

Batusangkar, 03 Maret 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... i


DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Silsilah Keturunan Dan Biografi Nabi Muhammad Saw ........................................ 3
B. Kebiasaan Nabi Muhammad Saw Pada Masa Kecil .............................................. 6
C. Meneladani Kerja Keras Dan Kejujuran Nabi Muhammad Saw Dalam
BerniagaSerta Mencontoh Kemandiriannya Ketika Remaja ................................. 8
D. Kebijaksanaan Nabi Muhammad Saw Dalam Meletakkan Hijr Al Aswad ........... 9
E. Kebiasaan Nabi Muhammad Saw Bertafakur Di Gua Hira Menjelang
Kenabiannya .......................................................................................................... 10
F. Bi’tsat Al Rasul Dan Keterkaitan Ajaran Yang Di Bawa Nabi Dengan Ajaran
Para Nabi Sebelumnya ........................................................................................... 11
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................................. 12
B. Saran ....................................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejarah merupakan suatu rujukan yang sangat penting untuk mewujudkan
masa depan yang lebih baik. Berkaitan dengan itu kita bisa mengetahui kejadian-
kejadian yang terjadi pada masa lalu, terutama bagi umat Islam.Perkembangan Islam
pada masa Nabi Muhammad SAW melalui berbagai macam cobaan dan tantangan
yang dihadap untuk menyebarkannya.Islam berkembang dengan pesat hampir semua
lapisan masyarakat dipegang dan dikendalikan oleh Islam.Hal itu tentunya tidak
terlepas dari para pejuang yang sangat gigih dalam mempertahankan dan juga dalam
menyebarkan Islam sebagai agama Tauhid yang diridhoi.Perkembangan Islam pada
zaman inilah merupakan titik tolak perubahan peradaban kearah yang lebih
maju.Maka tidak heran para sejarawan mencatat bahwa Islam pada zaman Nabi
Muhammad SAW merupakan Islam yang luar biasa pengaruhnya.
Sosok manusia terpopuler sepanjang masa telah lahir di padang pasir tandus
menjelang akhir abad keenam Masehi. Namanya paling banyak disebut, dan tak
tertandingi oleh tokoh dunia manapun di muka bumi.Keluhuran budi pekertinya
menjadi suri teladan bagi siapa pun yang mendambakan kedamaian dan
kebahagiaan.Ajaran yang dibawanya menjadi obor penerang bagi setiap pencinta
kebenaran. Beliau adalah Nabi terkahir yang diutus Tuhan kepada umat manusia an
menjadi penyempurna dari ajaran-ajaran yang dibawa oleh Nabi-nabi Allah terdahulu.
Beliau lahir di tengah-tengah masyarakat Arab jahiliyah yang menjadikan nafsu
sebagai panglima, mempertuhan materi dan kekayaan serta membanggakan nasab dan
keturunan.Di tengah-tengah masyarakat yang meraba-raba dalam kegelapan moral
yang pekat, beliau nyalakan pelita kebenaran.Beliau damaikan suku-suku yang
bermusuhan dan dipersatukannnya pula kabilah-kbilah yang terperangkap dalam
kotak-kotak ashabiah yang berserakan dan menyesatkan ke dalam sebuah keluarga
besar “Islam”.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana silsilah keturunan dan biografi nabi Muhammad Saw ?
2. Bagaimana Kebiasaan Nabi Muhammad Saw Pada Masa Kecil ?

1
3. Bagaimana cara Meneladani Kerja Keras dan Kejujuran Nabi Muhammad Saw
dalam Berniaga serta Mencontoh Kemandiriannya Ketika Remaja ?
4. Bgaimana Kebijaksanaan Nabi Muhammad Saw dalam Meletakkan Hijr Al
Aswad ?
5. Apa Kebiasaan Nabi Muhammad Saw Bertafakur di Gua Hira Menjelang
Kenabiannya ?

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui silsilah keturunan dan biografi nabi Muhammad Saw
2. Mengetahui Kebiasaan Nabi Muhammad Saw Pada Masa Kecil
3. cara Meneladani Kerja Keras dan Kejujuran Nabi Muhammad Saw dalam
Berniaga serta Mencontoh Kemandiriannya Ketika Remaja
4. Mengetahui Kebijaksanaan Nabi Muhammad Saw dalam Meletakkan Hijr Al
Aswad
5. Mengetahui Kebiasaan Nabi Muhammad Saw Bertafakur di Gua Hira Menjelang
Kenabiannya

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Silsilah Keturunan dan Biografi Nabi Muhammad Saw

Dari silsilah diatas, jelaslah bahwa nabi Muhammad Saw adalah putra
'abdullah ibn 'abd Al Muthalib ibn Hasyim ibn 'Abd Manaf ibn Qushay ibn Jilbab Al
Quraisy. Ibunya adalah Aminah bin Wahhab Al Zuhriyah, putri dari Wahhab
pemimpin Bani Zuhrah, sebuah kabilah pecahan Quraisy yang berasal dari keturunan
Zuhrah ibn Jilbab, saudara Qushay ibn Milan. Namun 'Abdullah tidak lama hidup
berdampingan dengan Aminah, karena dia wafat sewaktu Aminah mengandung anak
mereka yang pertama. Anak itulah yang kemudian diberi nama Muhammad.

3
Muhammad SAW lahir di Mekah Al-Mukarammah pada hari Senin 12 Rabi’ul
Awal, bertepatan dengan 20 April 571 M pada tahun Gajah.Muhammad SAW
dilahirkan sebagai yatim.Ayahnya Abdullah wafat tiga bulan setelah menikahi
ibunya.Nama Muhammad merupakan pemberian kakeknya, Abdul Muthalib. Beliau
disusukan oleh Halimah bin 'Abdillah ibn Al Harits dari Bani Sa'ad ibn Bakr,
sehingga lebih dikenal dengan nama Halimah Al Sa'diyah.
Ketika berusia 5 tahun, beliau dikembalikan kepada Aminah. Akan tetapi,
setahun kemudian ibu kandung yang dicintainya ini pun wafat (usia Muhammad 6
tahun). Abdul Muthalib melanjutkan pengasuhan atas cucunya sampai kakek yang
bijak ini juga wafat dua tahun kemudian (usia Muhammad 8 tahun). Sejak usia 8
tahun, tanggung jawab untuk mengasuh dan membesarkan Muhammad SAW
selanjutnya dipikul oleh Abu Thalib, salah seorang putera Abdul Muthalib yang
paling miskin, tetapi sangat disegani dan dihormati oleh penduduk Mekah.
Selain aktif dalam kegiatan sosial kemasyarakatan, masa remaja Muhammad
SAW dilalui dengan menggembala kambing keluarganya dan kambing penduduk
Mekah di daerah Jiad.
Pada usia 24 tahun, Muhammad SAW bergabung dengan kelompok dagang
Siti Khadijah untuk melakukan perniagaan (perjalanan bisnis) ke Syiria. Di sini,
Muhammad menunjukkan kepiawaiannya dalam berdagang.Sikap dan tutur kata
Muhammad ketika menawarkan barang dagangan menarik minat calon pembeli untuk
berbelanja kepadanya, sehingga barang yang ditawarkan itu laku keras dan beliau
memperoleh keuntungan besar.Hal inilah yang melahirkan suka cita yang amat dalam
pada diri Khadijah kepada Muhammad.Kekaguman Khadijah atas keagungan pribadi
Muhammad menimbulkan hasrat untuk menjadikan beliau sebagai pendamping
hidupnya.
Menginjak usia 25 tahun, Muhammad mendapat pinangan dari Khadijah untuk
menjadi suaminya. Setelah berpikir serius dan berdiskusi dengan pamannya, akhirnya
Muhammad menerima pinangan Khadijah untuk mendampinginya.
Ketika Muhammad berusia 35 tahun, terjadilah bencana alam (banjir) di kota
Mekah. Bencana ini menyebabkan Ka’bah yang ada di Mekah mengalami kerusakan,
sehingga Hajar Aswad berpindah dari tempatnya semula.Saat itu terjadi perselisihan
di kalangan pemuka quraisy tentang siapa yang berhak menempatkan kembali Hajar
Aswad ke posisinya semula. Dan Muhammad berhasil mendamaikan perselisihan
tersebut.
4
Sejak masih kanak-kanak sampai dewasa, beliau dikenal berbudi luhur dan
berkepribadian mulia, tidak ada perbuatan tercela yang dapat dituduhkan
kepadanya.Waktunya beliau gunakan untuk memikirkan kondisi masyarakat Quraisy
dan ciptaan Allah, sehingga ia sering berkhalwat (menyendiri) di Gua Hira untuk
merenung dan menemukan jawaban apa yang harus ia lakukan.
Sekitar usia 40 tahun pada malam Senin 17 Ramadhan tahun 13 SH atau 6
Agustus 610 M, selagi Muhammad berkhlwat di Gua Hira, Jibril menyampaikan
wahyu pertama, yaitu lima ayat surat Al-alaq. Dengan turunnya wahyu tersebut,
Muhammad resmi menjadi utusan Allah (Rasulullah) yang bertugas menyampaikan
risalah Allah, bahwa tiada Tuhan yang wajib disembah kecuali Allah, dan
bahwasannya Muhammad itu utusan Allah.
Muhammad SAW melaksanakan tugas risalahnya selama 13 tahun di Mekah
dan 10 tahun di Madinah. Dakwah dalam periode Mekah ditempuh beliau melalui 3
tahap : Pertama, tahap dakwah secara diam-diam, sesuai perintah Allah dalam surat
al-Muddatstsir ayat satu sampai tujuh. Kedua, tahap dakwah semi terbuka, sesuai
perintah Allah dalam surat al-Syu’ra ayat 214. Ketiga, tahap dakwah secara terbuka,
sesuai perintah Allah dalm surat al-Hijr ayat 15.
Kira-kira usia 50 tahun, Muhammad ditinggal wafat oleh dua orang yang
sangat dicintainya dan selalu mendukung dakwahnya serta melindunginya dari
ancaman kafir Quraisy, yaitu Abu Thalib dan Khadijah. Tahun ini dikenal dengan ‘am
al-huzn, yakni tahun duka cita dan kesedihan. Pada usia 51 tahun, tepatnya tanggal 27
Rajab tahun 11 setelah kenabian atau 1 tahun sebelum hijrah, Muhammad
mendapatkan perintah Allah untuk melaksanakan Isra’ Mi’raj sebagai upaya
memperkuat keimanan beliau dan mengokohkan bathin menghadapi ujian berat
karena ditinggal wafat oleh orang yang dicintai dan penyiksaan orang-orang Quraisy.
Di situlah Muhammad menerima syari’at kewajiban shalat fardhu lima kali sehari
semalam, yang harus disampaikan pengikutnya dan penduduk Quraisy,
Sekitar usia 52 tahun, tepatnya bulan September 622 M, Muhammad
berangkat hijrah ke Yastrib untuk menghindari penyiksaan kafir Quraisy. Di Yastrib
kedatangan Muhammad ternyata mendapat sambutan luar biasa dari seluruh
penduduknya. Sejak kedatangan Muhammad, Yastrib berubah namanya Madinah al-
Rasul (kota Rasul) atau al-Madinah al-Munawwarah (kota yang mendapatkan
cahaya).

5
Di Madinah inilah, Muhammad lebih leluasa menjalankan aktivitas
dakwahnya. Beliau melakukan pembinaan intensif terhadap masyarakat muslim
Madinah yang baru terbentuk. Beliau meletakkan dasar-dasar kemasyarakatan berupa
menyusun sejumlah nilai dan norma yang mengatur manusia dan masyarakat dalam
hal yang berkaitan dengan peribadatan, sosial, ekonomi dan politik yang bersumber
dari al-Qur’an dan al-Sunah.
Tatkala usia 60 tahun, tepatnya 20 Ramadhan tahun 8 Hijriah, setelah kafir
Quraisy yang ada di Mekah melanggar perjanjian Hudaibiyah. Muhammad SAW
memimpin 10.000 pasukan berangkat menuju Mekah.Melihat pasukan Muhammad
yang begitu besar, pemuka-pemuka Quraisy gentar, ketakutan dan berbondong-
bondong masuk Islam, di antara mereka adalah Abbas ibn Abdul Muthalib dan Abu
Sufyan. Akhirnya, Muhammad dengan mudah menaklukkan kota Mekah. Peristiwa
itu terkenal dengan Futuh Mekah (pembebasan kota Mekah).
Pada usia 62 tahun, tepatnya 25 Dzul Qaidah 10 H, setelah Islam mencapai
kemenangan hampir di seluruh Jazirah Arab, Muhammad kembali mendatangi kota
Mekah bersama sekitar 100.000 pengikutnya untuk menunaikan ibadah haji. Tepat
tengah hari Padang Arafah, beliau menyampaikan pidato yang amat penting, yang
ternyata menyampaikan pidatonya yang terakhir di hadapan khalayak yang berjumlah
amat banyak, sehingga pidato ini pun dikenal dengan khutbah al-wada’ (pidato
perpisahan).
Tepat usia 63 tahun, pada hari Senin 12 Rabiul Awal 11 H, Muhammad
menderita demam beberapa hari, sehingga beliau menghembuskan nafas terakhir,
menghadap kehadirat Allah SWT. Muhammad SAW wafat dengan tenang di tengah-
tengah pendukungnya yang setia dan sangat mencintainya.

B. Kebiasaan Nabi Muhammad Saw Pada Masa Kecil


Bayi Muhammad disusui oleh Halimah selama dua tahun.Setelah dua tahun,
Halimah pun mengembalikan Muhammad ke ibu kandungnya, Aminah.Dengan berat
hati Halimah mengembalikan Muhammad.Bahkan, Halimah meminta untuk dapat
mengurus Muhammad satu tahun lagi.Walaupun ragu, namun karena melihat
ketulusan dan air mata Halimah, akhirnya Aminah mengabulkan permintaan
Halimah.Aminah meminta Halimah untuk mengembalikan Muhammad pada tahun
berikutnya.

6
Pada suatu hari, Muhammad bermain dengan putra Halimah yang merupakan
saudara sesusuannya.Saat bermain, tiba-tiba putra Halimah pulang dengan
ketakukan.Putra Halimah pun menceritakan perihal yang terjadi.Putra Halimah
menceritakan bahwa telah ada dua orang laki-laki yang mendatangi Muhammad.Dua
orang itu kemudian membaringkan Muhammad dan membelah dadanya.Halimah
kemudian bercerita kepada suaminya.Suaminya pun langsung mencari
Muhammad.Muhammad akhirnya ditemukan dalam keadaan sehat walafiat.
Muhammad pun menceritakan apa yang telah terjadi. Muhammad menceritakan
bahwa ada dua orang laki-laki yang membelah dadanya dan mengambil sesuatu dari
kalbunya kemudian mengembalikannya lagi.Peristiwa tersebut tercacat dalam sejarah
dan dikenal dengan "peristiwa pembelahan dada".Kedua laki-laki yang membelah
dada Muhammad itu adalah malaikat.Malaikat itu mengeluarkan bagian dari kalbu
manusia yang biasa dihuni oleh setan.
Setelah kembali kepada ibunya, Muhammad diasuh dengan kasih
sayang.Muhammad tumbuh menjadi anak yang terpuji.Perilakunya berbeda dengan
anak-anak lain seusianya.Selain ibunya, kakeknya pun sangat sayang kepada
Muhammad, sebagai pengganti anaknya, Abdullah.Suatu hari, Muhammad yang
berusia 6 tahun di ajak oleh ibunya untuk berziarah ke makam ayahnya.Selain itu,
ibunya pun hendak mengenalkan Muhammad kepada saudara-saudaranya.Perjalanan
mereka ditemani oleh Ummu Aiman.Ummu Aiman adalah seorang budak
perempuan.Saat perjalanan pulang, Aminah mengalami sakit keras.Karena sakitnya
itu, Aminah akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya.Aminah wafat dan kembali
kepada Allah.Muhammad saat itu sangat sedih dan tak kuasa menahan air
matanya.Belumlah lama Muhammad merasakan kasih sayang Ibunya, kini Ibunya
telah berpulang ke Rahmatullah.Sekarang, Muhammad menjadi yatim piatu.Ummu
Aiman yang pada saat itu menemani Muhammad memeluk Muhammad dan
menangis.
Sesampainya di Mekah, Muhammad kemudian diasuh oleh kakeknya, Abdul
Muthalib. Kakeknya sangat menyayangi Muhammad.Kakeknya meratapi nasib
Muhammad yang masih kecil sudah mengalami kepedihan yang begitu berat.Abdul
Muthalib sangat mengistimewakan Muhammad.Muhammad diasuh dengan kasih
sayang yang sangat besar.Namun, Muhammad tidak dapat merasakan kasih sayang
kakeknya tersebut dalam waktu yang lama.Kakeknya akhirnya meninggal dunia
ketika Muhammad berusia delapan tahun.Kepedihan dan kesedihan pun dirasakan
7
kembali oleh Muhammad kecil.Sepeninggalan kakeknya, Muhammad kemudian
diasuh oleh pamannya yang bernama Abu Thalib. Abu Thalib sangat mencintai
Muhammad seperti anaknya yang lain, bahkan lebih. Begitu pula Fatimah, istri Abu
Thalib, beliau pun sangat mencintai Muhammad.
Ketika usianya yang masih muda belia, semangat kerja keras dan keuletannya
sudah muncul.Di saat anak-anak seusianya bermain dengan penuh suka cita,
Muhammad dapat bekerja dan dapat membanggakan pamannya dan orang-orang di
sekitarnya.Muhammad pun menjadi anak yang disayangi semua orang yang ada di
sekitarnya.Suatu saat diceritakan ketika sedang menggembala kambing, Muhammad
mendengar suara hiburan.Beliaupun meminta teman sesama penggembala untuk
menjaga ternaknya, sedangkan beliau hendak melihat tempat suara itu.Ternyata, suara
hiburan itu berasal dari perta pernikahan.Saat beliau hendak memasuki tempat itu,
rasa kantuk yang amat sangat menghinggapinya sehingga beliau tertidur.Allah telah
menjaga Muhammad untuk tidak menyaksikan hiburan.Saat terbangun, hiburan itu
telah berakhir dan beliau pun kembali ke ternaknya.

C. Meneladani Kerja Keras dan Kejujuran Nabi Muhammad Saw dalam Berniaga serta
Mencontoh Kemandiriannya Ketika Remaja
Nabi Muhammad SAW merupakan sosok ideal yang menginspirasi dan dapat
diteladani dalam hal kemandirian.Sejak masih dalam kandungan, beliau telah menjadi
yatim karena ayahnya meninggal. Di saat usianya masih belia yakni 6 tahun, ia pun
kehilangan ibu. Muhammad kecil yang sudah yatim piatu kemudian diasuh oleh sang
kakek. Ternyata tak berselang lama, sang kakek juga dipanggil ke hadirat Allah SWT.
Akhirnya Muhammad diasuh oleh pamannya.
Tentu bukan hal mudah menghadapi cobaan demi cobaan ditinggal orang-
orang terkasih di usia yang masih begitu belia. Meski demikian, justru inilah yang
menempa Muhammad menjadi sosok yang mandiri dan kuat.Masa kecil hingga
remajanya dijalani dengan bekerja keras. Maklum saja, sang paman bukanlah
golongan orang berada, sehingga Muhammad harus bekerja keras untuk memenuhi
kebutuhannya.
Tanpa lelah Muhammad bekerja mengembala domba. Hewan ternak tersebut
dijaganya dengan baik, bahkan dengan berani ia menghalau binatang buas yang
mengincar dombanya. Selain itu, Muhammad juga tak malu untuk berdagang di pasar

8
membantu pamannya. Meski tak menikmati masa kecil seperti anak pada umumnya,
Muhammad tak pernah mengeluh, merepotkan, dan menjadi beban orang lain.
Sebaliknya, ia tumbuh menjadi sosok dengan sifat-sifat yang baik dan mulia.
Muhammad dikenal sebagai pekerja keras yang tidak bergantung pada orang lain dan
jujur. Tak heran jika banyak orang yang senang dan segan serta mempercayainya.
Kepribadiannya yang menarik membuatnya dihormati dan dicintai.Salah
seorang diantaranya adalah Siti Khadijah, seorang janda kaya raya yang jatuh hati
pada kemandirian dan kejujuran Muhammad, yang kemudian menjadi istrinya.Meski
memiliki istri kaya raya, Muhammad tetap sederhana dan bekerja keras menafkahi
keluarganya.
Kesederhanaan, kerja keras, mandiri, jujur, berani, dan penuh kasih sayang
dari sosok Nabi Muhammad SAW layak untuk diteladani dalam kehidupan sehari-
hari, tanpa perlu memandang latar belakang pendidikan, status ekonomi dan sosial,
juga keyakinan.

D. Kebijaksanaan Nabi Muhammad Saw dalam Meletakkan Hijr Al Aswad


Di saat Muhammad berusia 35 tahun, terjadilah banjir besar yang
mengakibatkan dinding Ka’bah runtuh dan hancur.Dan kaum Quraisy
memperbaiki/memperbaharui pembangunan Ka’bah itu.Dalam pembangunan Ka’bah
itu, Muhammad juga ikut mengangkat batu-batu bersama pemuka-pemuka Quraisy,
dan pamannya yang bernama ‘Abbas.
Setelah selesai pembangunan Ka’bah, maka mereka meletakkan Hajar Aswad
di tempat semula yaitu di sudut dinding sebelah timur.Dalam meletakkan Hajar
Aswad ini, mereka (kaum Quraisy) berselisih antara kabilah yang satu dengan kabilah
yang lain, karena menurut masing-masing kabilah dirinyalah yang paling berhak
untuk meletakkan Hajar Aswad ke tempat semula, dengan mengajukan berbagai
alasan dan hujjah.Hampir saja terjadi adu kekuatan dan pertumpahan darah.
Mak pada saat itu ada sesepuh Quraisy yang paling disegani bernama, Abu
Umayyah bin AI-Mughiroh Al-Makhzumy datang ketengah-tengah kaum Quraisy
(antar kabilah) untuk mendamaikan dengan mengusulkan agar orang yang akan
menempatkan Hajar Aswad itu ialah orang yang pertama kali memasuki Ka’bah dan
pintu Bani Syaibah. Dan kebetulan sekali orang yang masuk Ka’bah lewat pintu Bani
Syaibah itu adalah orang yang bernama Muhammad bin Abdullah. Maka semua

9
golongan (kabilah) yang sedang bertikai setuju kalau Muhammad yang dikenal Al-
Amin itu menempatkan Rajar Aswad ditempat semula.
Lalu Muhammad minta sehelai kain, kemudian kain itu dibentangkannya di
atas tanah, diambilnya Hajar Aswad itu lalu diletakkannya di atas kain itu, seraya
berkata: Hendaklah sesepuh dan masing-masing kabilah memegang pinggir kain dan
mengangkat Hajar Aswad yang diatasnya bersama-sama menuju ke tempatnya.
Kemudian Muhammad menempatkan Hajar Aswad itu di tempatnya dengan kedua
tangannya dan selesailah sudah pekerjaan itu.Dengan demikian masing-masing
kabilah merasa ikut ambil bagian dalam meletakkan Hajar Aswad melalui pucuk kain
yang dipegangnya.Kedudukan Muhammad dalam pandangan mereka bertambah
tinggi dan mulia, karena sikap kebijaksanaan.

E. Kebiasaan Nabi Muhammad Saw Bertafakur di Gua Hira Menjelang Kenabiannya


Muhammad bertafakur untuk memikirkan jalan keluar bagi kaumnya agar
manusia tidak lagi menyembah berhala.Tempat yang dijadikan bertafakkur oleh
Muhammad adalah Gua Hira’, Muhammad bertafakur selama beberapa jam saja.
Akan tetapi, lama-kelamaan ia menghabiskan waktunya berhari-hari untuk
tafakur.Tujuan dari tafakur yang dijalani oleh Muhammad adalah demi untuk bisa
menjauhkan diri dari kebiasaan buruk masyarakat Quraisy dan menjauhkan diri dari
kesenangan duniawi.Dengan bertafakur, Muhammad juga terhindar dari pergaulan
orang-orang yang berakhlak buruk.
Pada tanggal 17 Ramadhan ada keanehan di dalam Gua Hira’.Waktu itu
bertepatan dengan tanggal 6 Agustus 611 M (bertepatan dengan malam lailatul
Qadar).Muhammad melihat cahaya terang benderang yang memenuhi seluruh penjuru
gua tersebut.Kemudian muncullah Malaikat Jibril.Malaikat Jibril datang dengan suara
gemerincing seperti lonceng. Kemudian Malaikat Jibril membentangkan selendang
yang terbuat dari cahaya berwarna putih bersinar yang bertuliskan surat al-Alaq ayat
1-5 sambil merangkul Muhammad seraya berkata “‫( إقراء‬bacalah!)”. Muhammad
menjawab “aku tidak bisa membaca”.Malaikat Jibril semakin erat dalam
mendekapnya dan mengulangi perintahnya hingga tiga kali.
Malaikat Jibril kemudian membacakan aurat al-Alaq ayat 1-5 yang kemudian
Muhammad menirukannya.Hatinya bergetar.Setelah itu.Muhammad pulang dengan
badan yang menggigil kedinginan.Ia segera menemui Khadijah dan berkata

10
“Selimutilah aku! Selimutilah aku!”.Muhammad menggigil seperti orang yang
terkena penyakit demam.
Setelah merasa tenang, barulah Muhammad bercerita kepada Khadijah
mengenai kejadian yang bari saja dialaminya. Khadijah kemudian membawa
Muhammad ke pada saudaranya yang bernama Waraqah bin Naufal. Waraqah bin
Naufal merupakan pendeta Nasrani yang taat dalam mempelajari Injil dalam bahasa
Ibrani. Khadijah kemudian menceritakan kejadian yang baru saja dialami oleh
suaminya.
Setelah mendengar cerita dari Khadijah, Waraqah berkata “Demi Tuhan!Dia
telah memilihmu menjadi nabi umat ini”. An-namus al-Akbar (nama lain dari
Malaikat Jibril) telah datang kepadamu, sebagaimana ia datang kepada Nabi
Musa.Meskipun khawatir, Muhammad menjadi tenang kembali setelah mendengar
penuturan dari Waraqah bin Naufal. Khadijah juga merasa gembira mendengar
suaminya diangkat menjadi nabi.Dengan telah diterimanya wahyu yang pertama kali
ini, itu berarti Muhammad telah diangkat menjadi nabi.

11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Nabi Muhammad Saw Adalah Nabi yang terkahir membawa risalah Alloh
untuk umatnya, Nabi Muhammad Saw sama seperti para Nabi yang sudah terdahulu
yakni membawa kebenaran dan menyempurnakan akhlak manusia.
Sejak kecil Nabi Muhammad Saw sudah terlihat kenabiannya, sampai
beliaupun di sebut Al Amin oleh sebagian orang dikarekan kejujuran dan
ketulusannya.Meski hidup sebagai yatim piatu namun beliau mampu hidup
sebagaimana anak-anak lainnya yang masih mempunyai orang tua kandungnya
sendiri. Nabi Muhammad saw hidup dikelilingi dengan orang-orang yang baik sayang
dan mencintainya, bahkan walaupun hidup sebagai yatim piatu namun beliau tidak
khawatir karena banyak yang menyayanginya.
Kita sebagai umatnya wajib mengikuti perbuatan dan perjalanan nabi baik
dalam masalah ibadah ataupun dalam kesehari-hariannya. Sesuai dalam dalil yang
diserukan yaitu : 1 Ayat yang menghukumi adalah (Al-qur’an) 2, hadist yang tegak
yaitu(Al hadist) yang mana dalam hadist tercatat semua prilaku nabi dan perbuatan
yang memperkuat perintah-perintah Alloh sebagai contoh Alloh berfirman agar kita
mengerjakan sholat, namun dalam Al-Qur’an tidak dijelaskan bagaimana caranya kita
sholat, dalam Hadist dicatat dan di terangkan tatacara sholat. Demikian yang lainnya.

B. Saran
Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh
karenanya makalah ini masih perlu perbaikan dan penyempurnaan melalui kritikan
dan masukan bermanfaat dari para pembaca sekalian. Semoga makalah yang
sederhana ini dapat memberi manfaat bagi kita semua. Amin.

12
DAFTAR PUSTAKA

Fatmawati. 2010. Sejarah Peradaban Islam.Batusangkar: Stain Batusangkar Press

Haru, Maidir. 2002. Sejarah Peradaban Islam. Padang: Iain-Ib Press

Nasution, Syamruddin. 2013. Sejarah Peradaban Islam. Pekan Baru: Yayasan Pustaka
Riau

Anda mungkin juga menyukai