Anda di halaman 1dari 18

1

Hubungan Islam Dan Kristen Abad Pertengahan Sampai Moderen


Oleh: Syarief Hidayat

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sejak awal munculnya Islam sudah mengajarkan dan menganjurkan

adanya hubungan (kontak) dengan umat lain, teristimewa umat Kristen terhadap

penganut Isa AS., dan Musa AS. Al-Qur'ān menggunakanekata Ahli secara

semantik yang berarti keluarga menunjukkan keakraban dan kedekatan hubungan

dan itu berlanjut sampai ke periode Madaniah.1 Dan tentu tetap diwarnai oleh

aneka corak, yaitu terkadang kooperatif konstruktif yang dilandasi oleh semangat

saling pengertian, namun lebih sering menampakkan wajah dan watak saling

curiga dan bahkan hubungan bermusuhan.

PenganutvKristen yang disebut dalam al-Qur'an dengan kaum Ahli Kitab2

atau Nashara (Nasrani)3,wpada dasarnya telah mempunyai hubungan dengan

penganut Islam (muslim), seperti yang disebutkan dalam surah al-Māidah ayat 5,

yaitu al-Qur'ān membolehkan kaum muslimin memakan makanan Ahli Kitab dan

menikahi wanita-wanita mereka yang tetap beragama Nasrani dan Yahudi. Ini

adalah landasan normatif tentang hubungan dan kerjasama antara Kristen dan

Islam.

Memasukiwperiodebpasca Khulafa al-Rasyidin yaitu masa berkuasanya

Dinasti Muawiyyah (yang masih ditandai dengan periode klasik) merupakan

1
Periode setelah Nabi beserta Sahabatnya melakukan Hijrah
2
QS. 3: 64
3
QS. 2: 113
2

puncak hubungan Kristen dengan Islam yang sangat menarik. Hubungan antara

kedua komunitas agama tidak hanya sebatas saling menghargai dan mengikat

perjanjian jika terjadi penaklukkan wilayah, tujuan yang lebih spesifik karena

sudah mengarah pada pengembangan ilmu pengetahuan yang akan memberi

kontribusi dalam pembentukan peradaban manusia yang lebih maju.

Perjalanan sejarah perkembangan islam telah dibagi menjadi tiga periode,

yaitu: Periode Klasik yakni periode awal munculnya Islam sampai pada abad V

sesudah Masehi  ditandai dengan runtuhnya kekaisaran Romawi, berakhirnya

periode klasik ini menjadi permulaan suatu zaman baru dalam sejarah, yang

kemudian oleh ahli-ahli sejarah diberi nama: Abad Pertengahan, oleh karena abad-

abad itu berada di antara zaman klasik dan zaman modern. Zaman modern itu

dimulai pada abad XV. Maka abad pertengahan berlangsung selama seribu tahun.

Namun ada yang mengatakan bahwa periode abad pertengahan dimulai pada abad

ke VI da nada pula yang mengatakan abad ke VII.

DapatwdikatakanwbahwawkebudayaanwAbad Pertengahan adalah

penciptaan agama Kristiani dan Islam disatu pihak, dan bangsa-bangsa Eropa dan

Arab di lain pihak. Agama-agama dan bangsa-bangsa baru itu membawa ide-ide

dan tata cara baru. Akibatnya, suasana selama Abad Pertengahan berlainan

dengan suasana pada zaman sebelumnya.

Namun dalam peradaban manusia hubungan antara kedua penganut

teologi ini (khususnya Kristen dan Islam) sangat menarik untuk dikaji, baik

hubungan individu, kolektif, bahkan hubungan antara negara dengan dominasi

penganut agama yang mayoritas.


3

B. Rumusan Masalah

Dari paparan di atas maka dipandang perlu diangkat masalah:

1. Bagaimana hubungan Islam dan Kristen pada Abad Pertengahan

2. Bagaimana hubungan Islam dan Kristen pada Abad Moderen


4

BAB II
PEMBAHASAN

A. Hubungan Islam dan Kristen Abad Pertengahan

DinastitAbbasiyahwbukan sekedar pergantian kepemimpinan dari Dinasti

Umayyah, tapi lebih dari itu telah mengubah,wmenoreh wajah dunia Islam dalam

refleksi kegiatan ilmiah.wPengembangan ilmu pengetahuan pada Bani Abbas

merupakan pengembangan wawasan dan disiplin keilmuan.wKontribusi itu

terlihat pada upayawHarun al-Rasyid dan putranya al-Makmun ketika mendirikan

sebuah akademi pertama dilengkapi perpustakaan terbesar dan dilengkapi pula

dengan lembaga untuk penterjemahan. Gerakan keislaman pada Dinasti tersebut

lebih bersifat spesifik.weKajianwkeislaman yang kemanfaatannya bersifat

keduniaan bertujuan pada ilmu kedokteran, astronomi, matematika, dan sastra

baru dikembangkan dengan penterjemahan buku-buku ilmiah dari Yunani.wJadi

kaumwKristen Yunani yang menguasai cabang ilmu tersebut oleh Ubahjah

didatangkan secara khusus ke Bagdad guna penterjemahan dalam bahasa Arab.

Masawgemilangwyang disebut juga masa kekuasaan ini mewariskan kemajuan

ilmu pengetahuan, sains, dan teknologi antara lain:

- Astronomi, ilmu ini melalui karya India kemudian diterjemahkan oleh

Muhammad ibnu Ibrahim.

- Kedokteran, oleh Ali ibnu al-Tabasi, al-Razi, al-Farabi, dan ibnu Sina.

- Ilmu kimia oleh Jabir ibnu Hayyan juga al-Razi al-Tuqrai.

- Sejarah dan geografi, sejarawan ternama adalah Ahmad bin al-Yaqubi Abu

Jafar, Muhammad bin Jafar bin Jarir al-Tabari.


5

- Ahli ilmu bumi, Ibnu Khurdasabah.4

Tumbuhnyawqdanwberkembangnya pemikiran keagamaan dan ilmu

pengetahuans(intelektual)epada periode ini antara lain karena kesiapan umat Islam

untuk menyerap budaya dan khasanah peradaban besar dan mengembangkannya

secara kreatif.qSikap ummat Islam pada era ini terbuka terhadap seluruh umat

manusia mendorong orang-orang non Arab (Mawabi) untuk masuk Islam dan

adanya pembagian posisi-posisi penting yang diduduki oleh para ilmuan.

Demikianqakrabnya hubunganwKristenwdanwIslam di dunia Barat

sehingga dinyatakan bahwa dalam sejarah Eropa yang berhubungan dengan

keagamaan dan sejarah gereja Kristen terlihat pengaruh agama Islam terhadap

golongan pencetus perbaikan dan pembaharuan serta penentang-penentang yang

berontak terhadap aturan keuskupan yang sedang menguasai keagamaan Eropa.5

Hingga Pada tahun 1000 M,whubungan Islam dan Kristen bertambah baik.

Rasa dendam akibat mutasi Islam sudah lenyap dan tidak nampak lagi dalam

interaksi kehidupan masyarakat (dalam negeri-negeri Kristen yang dikuasai

Islam). Batas-batas geografis antara dunia Islam dan Kristen telah tetap tidak ada

lagi persoalan serius selain Spanyol yang masih menjadi daerah pertaruhnya

antara Islam dan Kristen, bahkan Spanyol dapat dikatakan pemisah antara daerah

Islam dan Nasrani. Hubungan antara komunitas Islam dan Nasrani umumnya

memperlihatkan kenyataan yang lebih ramah seandainya persahabatan yang

4
Ajib thohir, Perkembangan Peradaban di Kawasan Dunia Islam; Melacak Akar-Akar
Sejarah, Sosial, Politik dan Budaya Ummat Islam, Cet.I (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2004), Hal. 50-51
5
Abu Hasan Ali al-Hasan, an-Nadwi, Keraguan Dunia Atas Kemunduran Ummat Islam,
Cet,I (Surabaya: PT. Bina Ilmu, 1984) H.156-157
6

timbul antara Timur dan Barat dalam abad ke XI terus berkembang, kedua dunia

itu akan memperoleh manfaat yang besar di Barat penganut kebudayaan Arab

yang mengandung ilmu pengetahuan kuno Yunani dan Romawi. Sedang penganut

abad pertengahan barat di timur dengan semangatnya yang penuh mungkin dapat

menyelamatkan peradaban Islam dari kehancuran dan permusuhan yang

melandanya.6

Tetapi tidak terjadi demikian, keadaan berubah setelah terjadinya perang

salib yang berlangsung cukup lama yang melibatkan dua kelompok besar, baik

kelompok agama antara agama Kristen dan agama islam maupun kelompok

Negara, yakni Negara arab dan Negara barat (Eropa).

Perang Salib

Perangrwsalib adalah gerakan ummat Kristen di Eropa yang memerangi

ummat Islam di Palestina secara berulang-ulang mulai abad ke-11 sampai abad

ke-13. Perang Salib (1096-1291) terjadi sebagai reaksi dunia Kristen di Eropa

terhadap dunia Islam di Asia, yang sejak 632 M dianggap sebagai pihak

“penyerang”, bukan saja di Siria dan Asia kecil, tetapi juga di Spanyol dan

Sisilia.

Disebut Perang Salib, karena ekspedisibmiliter Kristen mempergunakan

tanda salib padadbahu, lencana dan panji-panji mereka sebagai simbol pemersatu

untuk menunjukkan bahwa peperangan yang mereka lakukan adalah perang suci

dan bertujuan untuk membebaskan kota suci Bitul Maqdis (Yarussalem) dari

kekuasaan orang-orang Islam dan akan mendirikan Gereja dan Kerajaan Latin di

6
L. Stoddart, Dunia Baru Islam (Ttp. TTh) h. 1
7

timur. Walaupun sebenarnya ini bukan merupakan perang (murni) antar agama,

tapi perang kekuasaaan yang didukung dengan faktor politik, ekonomi dan

sosial.

Perangwyang terjadi hampir dua abad ini adalah timbul karena reaksi

orang Kristen terhadap umat Islam yang dianggap sebagai pihak penyerang.

Berdasarkan sejarahgbyang ada, sejak tahun 632 M sampai meletusnya perang

salib beberapa kota penting dan tempat suci umat Kristen dikuasai oleh umat

Islam, seperti Suriah, Asia Kecil, Spanyol, dan Sicilia.7

Peristiwauuiniyrmerusak hubungan antara dunia Timur dancdunia Barat

khususnya antara agama islam dan kristen. Penyerbuan yang berjalan selama dua

abad lamanya memakan korban baik jiwa maupun harta dan kebudayaan yang

tidak sedikit jumlahnya.jSelain itu masih banyak dampak dari perang salib ini.

Periodeisasi Perang Salib

Sebagaimana telah diungkapkan pada pendahuluan bahwa meletusnya

perang Salib memakan waktu yang lama, yakni hampir satu setengah abad.

Berikut ini akan diuraikan bagaimana terjadinya Perang salib dari berbagai

periode:

Periode Pertama

Disebutyperioderpenaklukan (1096 - 1144). Hassan Ibrahim Hassan dalam

buku Tarikh Al-Islam menggambarkan pasukan salib pertama yang dipimpin oleh

Pierre I’ermite sebagai gerombolan rakyat jelata yang tidak memiliki pengalaman

perang, tidak disiplin, dan tanpa persiapan. Pasukan salib ini dapat dikalahkan

oleh pasukan Dinasti Saljuk. Pasukan Salib berikutnya dipimpin oleh Godfrey of
7
Ensiklopedi Islam (Jakarta: PT Ichtiar Baru Van Hoeve, 2003), H. 240
8

Bouillon. Gerakan ini lebih merupakan militer yang terorganisasi rapi. Mereka

berhasil menduduki kota suci Palestina (Yerusalem) pada 7 Juli 1099.8

Kemenanganpopasukan salib pada periode ini telah mengubah peta dunia

Islamodan berdirinya kerajaan-kerajaan Latin-Kristen di timur, seperti Kerajaan

Baitulmakdis (1099) di bawah pemerintahan Raja Godfrey, Edessa (1099) di

bawah Raja Baldwin, dan Tripoli (1099) di bawah kekuasaan Raja Reymond.9 

Kemenangan pasukan salib pada periode ini ditandai dengan penguasaan

Baitul Maqdis oleh pasukan Salib (Kristen) membuat pergerakan Islam terlepas di

kawasan tersebut.

Periode Kedua

Periode kedua atau disebut periode reaksi umat Islam (1144-1192).

Kemenangan kaum muslimin ini, terlihat jelas setelah munculnya Salahuddin

Yusuf Al-Ayyubi (Saladin) di Mesir yang berhasil membebaskan Baitulmakdis

pada 2 Oktober 1187.

Dalamreperang salib ini akhirnya pihak Richard dan pihak Saladin sepakat

untukwwmelakukan gencatan senjata dan membuat pejanjian. Perjanjian

perdamaian ditetapkan di atas kertas pada 2 Nopember 1192, dengan ketentuan

bahwa daerah pantai menjadi milik bangsa latin sedangkan daerah pedalaman

menjadi milik umat Islam, dan peziarah yang datang ke kota Suci tidak boleh

diganggu. Tahun berikutnya 19 Pebruari 1193 Salahuddin sakit demam di

Damaskus dan pada tanggal 2 Maret 1193 Salahuddin meninggal dalam usia 55

8
Dedi Supriyadi, Sejarah Peradaban Islam. Bandung: CV. Pustaka Setia.., hlm. 172.
9
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam (Dirasah Islamiah II). Jakarta: PT Raja Grafinda
Persada. hlm. 76.
9

tahun. Pusaranya yang berdekatan dengan masjid Umayyah, hingga kini masih

menjadi daya tarik bagi ibukota Suriah.

Ekspedisi perang Salib ini dibagi beberapa divisi, Ekspedisi ini dilakukan

pada tahun 1189 M.10 sebagian menempuh jalur jalan darat dan sebagian lagi

menempuh jalur laut. Frederick yang memimpin divisi jalur darat ini tewas ketika

menyerangi sungai Armenia, dekat kota Ruba (Edessa). Sebagian tentaranya

kembali, kecuali beberapa orang yang masih hidup melanjutkan perjalannya. Dua

divisi lainnya yang menempuh jalur laut bertemu di Sisilia. Mereka berada di

Sisilia hinggaW musim dingin berlalu. Richard menuju Ciprus dan

mendudukinya di sana. Sedangkan Philip langsung ke Arce, dan pasukannya

berhadapan dengan pasukan Saladin, sehingga terjadi pertempuran sengit.

Namun, dengan pasukan Saladin memilih mundur dan mengambil langkah untuk

mempertahankan Mesir. Dalam keadaan demikian, pihak Richard dan pihak

Saladin sepakat untuk melakukan genjatan senjata dan membuat perjanjian.

Perjanjian ini disebut dengan Shulh al-Ramlah.11

Periode Ketiga

Antara tahun (1193-1291) lebih dikenal dengan periode perang saudara

kecil-kecilan atau periode kehancuran didalam pasukan salib. Dalam periode ini,

muncul pahlawan wanita dari kalangan kaum muslimin yang terkenal gagah

berani, yaitu Syajar Ad-Durr. Ia mampu menunjukkan kebesaran Islam dengan

membebaskan dan mengizinkan Raja Louis IX kembali ke negerinya,

10
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam (Dirasah Islamiah II). Jakarta: PT Raja
Grafinda Persada. hlm. 78.
11
Ibid
10

Perancis. Perang Salib sesungguhnya juga masih terjadi di masa sekarang, hanya

saja tidak lagi perang menggunakan senjata, akan tetapi perang intelektualitas.

Padaooperiode ini, peperangansedisebabkan oleh ambisi politik untuk

memperoleh kekuasaan dari sesuatu yang bersifat materialisti daripada motivasi

agama. Dalam periode ini, muncul pahlawan wanita dari kalangan kaum muslimin

yang terkenal gagah berani yaitu Syajar Ad-Durr. Ia berhasil menghancurkan

pasukan Raja Louis IX dari Perancis sekaligus menangkap raja tersebut. Pada

tahun 1219 M, meleteus kembali peperangan, pada waktu itu tentara Kristen

berada di bawah kekuasaan Raja Jerman, Frederick II, mereka berusaha

merebut Mesirterlebih dahulu sebelum merebut ke  wilayah Palestina, dengan

harapan mereka mendapatkan bantuan dari orang-orang Kristen Qibthi.12

KemunduraniIslam juga ditandai dengan hancurnya pusat peradaban Islam

di Bagdad tahun 1258 akibat serangan bangsa Mongol. Ekspansi terakhir yang

dilakukan bangsa Mongol terjadi permulaan abad ke-15 dipimpin oleh Timur

Lenk yang terkenal bengisnya, telah membunuh umat Islam sekitar 70.000 jiwa

setelah serbuan ke Kota Isfahan, Persia.13

Dengan dua peristiwa ini membawa petaka besar bagi dunia Islam di era

ini sehingga kehidupan ummat islam menuju kemunduran bahkan kehancuran

karena tidak bisa mengimbangi untuk melakukan perlawanan terhadap kejahatan

barat (Kristen)

12
Maslani dan Ratu Suntiah, Sejarah Peradapan Islam. Bandung: CV. Insan Mandiri
2010 .hlm. 136-137
13
Moh. Natsir Mahmud, Orientalisme; Al-Qur'an dan di Mata Barat Sebuah Studi
Evaluatif (Cet. I; Semarang: Dina Utama, 1997), h. 4
11

B. Hubungan Islam dan Kristen Abad Modern

Periode modern ini peradaban dunia sangat dipengaruhi peradaban barat

menjadi fakta yang tidak terbantahkan. Kemajuan yang telah dicapai dalam ilmu

pengetahuan dan tekhnologi yang di introdusir dari peradaban Islam yang telah

hancur pada abad pertengahan mengantarkan bangsa barat memimpin peradaban

dunia. Setelah Barat menemukan Amerika dan menguasai samudera Hindia maka

mulailah mengembangkan politik penjajahannya ke wilayah Islam, dengan

dominasi politik, ekonomi, dan penetrasi budaya kolonial terhadap negeri muslim.

PenjajahanrBarat ke wilayah Timur melahirkan hubungan yang sangat

bervariasi. Di Mesir misalnya selain mengalami pembaruan besar-besaran pada

abad ke-19 dengan memperkenalkan Mesir kepada kemajuan Barat dan juga

sistem ekonominya, maka dibidang pendidikan mendapat perhatian utama dengan

dikirimkannya pelajar Mesir ke Eropa dan diterjemahkannya literatur modern

kedalam bahasa Arab.14

Seperti halnya setelah kerajaan Usmani jatuh ketangan Barat, maka

pembesar-pembesar Usmani mengambil kesimpulan bahwa kekuatan Eropa yang

baru muncul itu terletak dalam kekuatan militer modern yang dimiliki Eropa. Oleh

karena itu, usaha pembaharuan dipusatkan pada lapangan militer kerajaan

Usmani, bantuan ahli-ahli Eropa diminta sehingga dikirimlah dari Eropa seperti,

De Roche Tort dari Perancis, Macharty dari Irlandia, Ramaay dari Scotlandia

untuk melatih.15

14
Ensiklopedi Tematis Dunia Islam, op.cit., h. 309.
15
Harun Nasution, Islam di Tinjau dari Berbagai Aspeknya, jilid II; cet. I (Jakarta:
Universitas Indonesia, 1978), h. 94.
12

SementaraydiAsia Selatan penetrasi Inggris menghasilkan banyak hal

antara lain, semakin beratnya pengaruh Inggris dalam bidang hukum dan

mobilisasi sehingga berbagai keistimewaan yang dinikmati umat muslim,

terutama hak pajak, tanah, bea, upeti, dan kerja paksa di hapuskan.

Sikapyypenjajahan Barat terhadap dunia Timur yang sangat gencar dan

merugikan umat menjadikan munculnyaurespon dunia Islam dan pembentukan

negara modern.uMuncullah pembaharuan pemikiran dikalangan Islam antara lain

ide-ide pembaharuan yang dicetuskan oleh Sir Sayyid Ahmad Khan di India, yang

menyatakan bahwa kemajuan umat Islam dapat dicapai kembali dengan kerja

sama Barat. Sedangkan Jamaluddin menganggap Barat (terutama Inggris)

bukanlah teman tapi musuh.16

Islam menyadari untuk bangkit tidak dengan upaya menjadikan barat

(Kristen) sebagai lawan dalam peradaban apalagi dengan kondisi yang porak

poranda akibat konflik diabad pertengahan, akhirnya kebangkitan dibangun

dengan bekerjasama dalam berbagai aspek kehidupan.

BENTUK HUBUNGAN KRISTEN DAN ISLAM (BARAT DAN TIMUR)


DALAM ABAD MODERN

Islam danrKristen sebagai suatu agama yang oleh pemeluknya merupakan

sesuatu yang sangat sensitif. Terkadang rasio dapat menerima suatu ide, tapi

karena ide tersebut disampaikan oleh pemeluk agama yang berbeda maka

akhirnya ide tersebut dibolehkan dengan menyatakan tidak sesuai kata hati.

Karena mulai sensitif berbeda bagi setiap individu atau kelompok sehingga

mempengaruhi sikap keberagamaan seseorang. Ada lima tipologi sikap

16
Ibid., h. 110
13

keberagamaan yang sekaligus menggambarkan corak hubungan atau kontak

antara komunitas Kristen dengan muslim, yaitu:

Ekslusivisme, akan melahirkan pandangan bahwa ajaran yang paling benar

hanyalah agama yang dipeluknya. Agama lain sesat dan wajib dikikis, atau

pemeluknya di konvensi karena baik agama maupun pemeluknya terkutuk dalam

pandangan Tuhan. Dengan memiliki tipe ini berarti antara dua komunitas masing-

masing mempunyai rasa benci, dendam, dan permusuhan.

Inklusivisme,tberpandangan bahwa di luar agama yang dipeluknya juga

terdapat kebenaran, meskipun tidak seutuh atau sesempurna agama yang

dianutnya. Sikap ini masih didapatkan adanya toleransi teologis dan iman.

Pluralisme,rlebih moderat lagi dan berpandangan bahwa secara teologis

pluralitas agama dipandang sebagai suatu realitas, niscaya yang masing-masing

berdiri sejajar sehingga semangat missionaris atau dakwa dianggap tidak relevan.

Eklektivisme,qadalah sikap keberagamaan yang berusaha memilih dan

mempertemukan berbagai segi ajaran agama yang dipandang baik dan cocok

untuk dirinya sehingga format akhir dari sebuah agama menjadi semacam mosaik

yang bersifat ekleklik.

Universalisme,wberanggapan bahwa pada dasarnya semua agama adalah

satu dan sama. Hanya saja, karena faktor historis, antropologis agama lalu tampil

dalam format plural.17

Dariekelima tipologi keberagamaan sebagai suatu klasifikasi hubungan

yang sangat menarik antara Kristen dan Islam, maka bentuk hubungan atau kontak

antara keduanya adalah:


17
Ibid.
14

Hubunganmkyang bersifat negatif (benci, dengki, permusuhan, dan

kecurigaan).ddAgama Kristen telah berhubungan dengan agama Islam selama

lebih dari 14 abad, satu rentang waktu yang begitu panjang dan terus menerus

dalam hubungan itu telah menjadi saksi dari berbagai perubahan dan naik

turunnya batas-batas kebudayaan dan teritorial antara keduanya. Ia juga ditandai

dengan periode panjang konfrontasi sekaligus kerjasama yang produktif, namun

yang dominan dalam hubungan antara tradisi keimanan ini adalah permusuhan,

kebencian, dan kecurigaan. Sikap tersebut melahirkan ketegangan-ketegangan

antara kedua komunitas (Kristen dan Islam) yang antara lain disebabkan karena

kedua pemimpin komunitas tersebut gagal untuk mengontrol fanatisme

keagamaan di antara penganutnya. Masalah lain yang berpotensi untuk memcah

belah karakter dan kegiatan missionaris (dakwah) baik Islam maupun Kristen

yang kedua-duanya mengklaim bahwa ajaran merekalah yang paling benar yang

diterima oleh Yang Maha Kuasa.18

Hubungan positif yang ditandai dengan adanya kerjasama dalam kegiatan

keagamaan secara bergilir dan saling mengakui eksistensi kedua komunitas

tersebut yang keduanya menampakkan agama samawi, seperti Islam yang

memahami ayat 69 surah al-Maidah.19 Hubungan ekonomi dan sosial dari kedua

komunitas tersebut (Kristen dan Islam) nampak saling berkawan dan

18
Adiwarman Karim, Ekonomi Mikro Islami (Jakarta : III T Indonesia, 2002), h. 25.
19
QS. 5 : 69. "Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang Yahudi, Shabiin, dan
orang-orang Nasrani benar-benar beriman kepada Allah, hari kemudian dan beramal saleh maka
tidak ada kekhawatiran terhadap mereka tidak pula mereka bersedih." Bahkan dalam surah al-
Baqarah ayat 62 dinyatakan "mereka akan menerima pahala dari Tuhan mereka…"
15

menghormati hanya saja tidak menyinggung masalah iman dan keyakinan

masing-masing.

Hubungan ambivalen yang memiliki potensi untuk saling membangun

dialog yang konstruktif. Dalam hubungan ini muncul dialog-dialog iman yang

antara keduanya saling mengakui kebebasan beragama yang tidak hanya mitra

agama masing-masing tetapi juga antar agama. Kebijakan pemimpin terhadap

umat yang berbeda agama tidak diskriminatif tetapi harus demokratis atas dasar

kebebasan beragama.

Memasuki abad ke XXI hubungan antara Kristen dan Islam melahirkan

suatu paradigma baru yaitu paradigma humanis, yang intinya adalah moderasi.

Agamawan ataupun awam yang moderat akan cenderung santun dan seimbang.

Santun dalam menjalankan agamanya, dan interaksi sosial, seimbang dalam

memenuhi kebutuhan materil dan spiritual, individual dan sosial dalam

berhubungan dengan Tuhan, manusia dan lingkungan alam. Mereka yang moderat

akan menjunjung keadilan dan kearifan bersikap, tidak gampang terhasut marah,

menuduh, ataupun memaksa.20

Humanisme yang digambarkan oleh Muhammad Ali ini akan

memudahkan menghargai kemajemukan agama-agama (pluralisme) yang berjaya

membina hubungan dalam rangka menjalin kebersamaan. Dengan pluralisme akan

mengantarkan manusia kepada satu peradaban baru yang dapat menghapus sekat-

sekat Barat dan Timur terutama hubungan yang tidak sehat antara komunitas

beragama terutama Islam dan Kristen.

20
Muhammad Ali, Teologi Pluralisme Multi Kultural, Menghargai Kemajemukan
Menjalin Kebersamaan, (Jakarta: PT. Kompas Media Nusantara, 2003), h. 108
16

BAB III
KESIMPULAN
17

Kondisi peradaban Islam pada abad pertengahan ini diawali dengan

kebangkitan dan perkembangan yang pesat dalam bidang keilmuan, namun pada

akhirnya semua menjadi berantakan dan membawa Islam kedalam kemunduran

bahkan kehancuran dengan pecahnya perang salib yang berlangsung cukup lama,

dan diperparah dengan kemunculan pasukan Mongol dari timur laut yang

menyapu dunia islam dengan kebengisan dan kebiadabannya. Sementara dunia

Eropa (Kristen) pada saat itu terus membangun dan menuju kemajuan yang nyata

dalam berbagai segi menuju kepuncak. Kristen Barat melakukan gerakan

renesansinya dan berhasil membangun sampai ke Benua Amerika.

Sementara abad modern, Islam menghargai kemajemukan agama-agama

(pluralisme) yang berjaya membina hubungan dalam rangka menjalin

kebersamaan. Dengan pluralisme akan mengantarkan manusia kepada satu

peradaban baru yang dapat menghapus skat-skat Barat dan Timur terutama

hubungan yang tidak sehat antara komunitas beragama terutama Islam dan

Kristen. Dan di abad ini terbangun kerjasama untuk kemajuan bersama untuk

memajukan dunia tanpa ada diskriminasi dan sentiment.

DAFTAR PUSTAKA
18

Ali, Muhammad Teologi Pluralisme Multi Kultural, Menghargai Kemajemukan

Menjalin Kebersamaan, (Jakarta: PT. Kompas Media Nusantara, 2003)

Ensiklopedi Islam (Jakarta: PT Ichtiar Baru Van Hoeve, 2003)

Ensiklopedi Tematis Dunia Islam

Hasan Ali al-Hasan, Abu an-Nadwi, Keraguan Dunia Atas Kemunduran Ummat

Islam, Cet,I (Surabaya: PT. Bina Ilmu, 1984)

Karim, Adiwarman Ekonomi Mikro Islami (Jakarta : III T Indonesia, 2002).

Kementerian Agama RI, Al-Quran dan Terjemahnya, Jakarta, PT. Sinergi Pustaka

Indonesia

Maslani dan Ratu Suntiah, Sejarah Peradapan Islam. Bandung: CV. Insan

Mandiri 2010

Natsir Mahmud, Moh, Orientalisme; Al-Qur'an dan di Mata Barat Sebuah Studi

Evaluatif (Cet. I; Semarang: Dina Utama, 1997)

Nasution, Harun Islam di Tinjau dari Berbagai Aspeknya, jilid II; cet. I (Jakarta:

Universitas Indonesia, 1978).

Stoddart, L. Dunia Baru Islam (Ttp. TTh)

Supriyadi, Dedi Sejarah Peradaban Islam. Bandung: CV. Pustaka Setia

Thohir, Ajib Perkembangan Peradaban di Kawasan Dunia Islam; Melacak Akar-

Akar Sejarah, Sosial, Politik dan Budaya Ummat Islam, Cet.I (Jakarta:

PT. Raja Grafindo Persada, 2004)

Yatim, Badri Sejarah Peradaban Islam (Dirasah Islamiah II). Jakarta: PT Raja

Grafinda Persada.

Anda mungkin juga menyukai