Anda di halaman 1dari 20

METODE MAUDHU’I DALAM

PENGKAJIAN HADIS NABI

Oleh: Arifuddin Ahmad


LATAR BELAKANG PENTINGNYA PENELITIAN
HADIS MAUDHU’I

 Pengertian Hadis yang beragam;


 Hadis sebagai salah satu sumber ajaran Islam:
1. Hadis sebagai sumber hukum Islam;
2. Hadis sebagai sumber keteladanan;
3. Hadis sebagai sumber kerahmatan;
4. Hadis sebagai sumber ilmu pengetahuan
 Hadis sebagai bayan terhadap al-Qur’an (tafsir, taqrir,
tasyri’)
 Adanya hadis-hadis yang tampak bertentangan
 Perkembangan peradaban mengakibatkan munculnya
masalah-masalah baru.
OBYEK PENELITIAN
HADIS MAUDHU’I

1. Pokok kajian hadis maudhu’i


adalah seluruh Hadis Nabi
2. Seluruh aspek kehidupan,
terutama masalah-masalah
aktual.
TUJUAN PENELITIAN
HADIS MAUDHU’I
 Untuk mengetahui kandungan hadis-hadis Nabi
secara komprehensif
 Untuk merumuskan konsep-konsep dasar berbagai
masalah perspektif hadis secara komprehensif
 Untuk menyelesaikan masalah-masalah yang
tampak bertentangan kaitannya dengan hadis Nabi
 Untuk mengetahui perkembangan kecenderungan
pemahaman hadis Nabi secara subtantif
(maqashid al-Hadis) dan formatif (al-Sunnah al-
Nabawiyah).
LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN HADIS MAUDHU’I

 Penetapan Tema atau Judul Penelitian


 Penentuan Masalah Pokok
 Pengertian (Tinjauan Teoritis)
 Takhrij al-Hadis
 Klasifikasi Hadis (Peristiwa Hadis)
 Kritik Hadis
 Pemahaman (syarh) al-Hadis
 Pengambilan Natijah
PENETAPAN JUDUL
 Judul sebaiknya ditetapkan setelah melakukan pra
penelitian
 Judul mencakup aspek ontologi, epistemologi, dan
aksiologi; atau salah satu diantaranya; dan atau salah satu
bagian dari salah satu aspek.
 Judul harus singkat, padat, dan jelas.
PENENTUAN MASALAH POKOK

 Masalah pokok dapat berbentuk pertanyaan atau


pernyataan;
 Masalah pokok hanya terdiri dari satu dan terdiri
dari beberapa sub masalah;
 Masalah pokok mencerminkan judul yang akan
dibahas;
PENGERTIAN
 Dimaksudkan sebagai pengantar untuk
memperjelas istilah yang digunakan di dalam
hadis Nabi, bukan kajian ontologis.
 Istilah yang digunakan berfungsi sebagai acuan
untuk melakukan takhrij.
 Istilah yang digunakan dapat lebih dari satu.
 Atau, tinjauan teoritis.
TAKHRIJ AL-HADIS
 Metode yang digunakan sebaiknya lebih dari satu.
 Sebaiknya diawali dengan metode maudhu’i, lalu
diperkaya dan diperkuat dengan metode lafal
(sharf).
 seluruh hadis yang ditunjuk seyogyanya
dilaporkan tempat pengutipannya.
KLASIFIKASI HADIS
 Klasifikasi dan katagorisasi hadis disesuaikan dengan
tanawwu’.
 Hadis-hadis yang selafal atau yang semakna
kandungannya, sebaiknya hanya dikutip satu lafal dan
yang lainnya dapat menjadi lampiran.
 Jika memungkinkan dapat dikatagorisasi berdasarkan
aspek-aspeknya (ontologis, epistemologis, dan/atau
aksiologisnya).
KRITIK HADIS
 Terdiri dari kritik sanad dan matan.
 Kritik hadis diawali dengan kegiatan Takhrij al-Hadis.
 Mengemukakan seluruh hadis, lengkap sanad dan
matannya;
 Melakukan klasifikasi, baik berdasarkan kitab hadis
ataupun berdasarkan periwayat pertama; dan
 Melakukan katogorisasi berdasarkan peristiwa hadis
(Tanawwu’)
KRITIK SANAD
Meliputi:
 Kegiatan I’tibar, dilengkapi dengan skema sanad; Kegiatan
I’tibar berfungsi untuk mengetahui seluruh periwayat yang
terkait dengan hadis yang sedang diteliti.
 Pengetahuan tentang sejarah hidup periwayat.
 Pengetahuan tentang integritas pribadi periwayat.
 Pengetahun tentang kapasitas intelektual periwayat
 Metode periwayatan yang digunakan
 Pengetahuan tentang kecenderungan kritikus hadis.
KRITIK MATAN
Meliputi:
 Penelitian terhadap adanya ilat.
 Penelitian terhadap adanya syadz
Langkahnya:
 Meneliti kata per kata, kalimat per kalimat, dan
kandungannya untuk mengetahui adanya idraj, ziyadah,
munqalib, mushahhaf, dan semacamnya dengan
melakukan muqaranah dan mu’aradhah.
PEMAHAMAN (FIQH) HADIS:
PENDEKATAN

 Disipliner: Ilmu Hadis


 Interdisipliner: Ilmu Hadis dan bidang Ilmu yang
terkait dengan tema
 Multidisipliner: Ilmu Hadis dan beberapa bidang ilmu
lainnyas, seperti:
1. Lughawi
2. Historis
3. Psikologis
4. Sosiologis, dll.
TEKNIK INTERPRETASI
(Proses)
 Tekstual: interpretasi atau pemahaman terhadap matan hadis
berdasarkan teksnya semata dan/atau memperhatikan teknik
periwayatan hadis, bentuk dan gaya bahasa serta aspek
kandungan.
 Intertekstual (Munasabah): interpretasi atau pemahaman
terhadap matan hadis dengan memperhatikan keserasian
matan hadis, keragaman peristiwa hadis (tanawwu’) dan/atau
fungsi hadis terhadap al-Qur’an.
 Kontekstual: interpretasi atau pemahaman terhadap matan
hadis dengan memperhatikan asbab al-wurud al-hadis
dan/atau sya’n al-hadis, meliputi otoritas Nabi saw,
perbedaan sosial budaya sahabat, perbedaan waktu, tempat,
dan bentuk peristiwa hadis serta perkembangan peradaban.
TEKNIK INTERPRETAI TEKSTUAL

 Pendekatan: linguistik (lughawiy); kaedah ushul


dan fiqh, dll.
 Mempertimbangkan bentuk matan dan cakupan
makna atau gaya bahasa (jami’ al-kalim, ramzi,
tamsil, dll.);
 Sumber utama kitab-kitab syarh al-hadis.
TEKNIK INTERPRETASI INTERTEKSTUAL

 Pendekatan: sistematis (munasabah),


syar’i, dll.
 Mempertimbangkan susunan matan hadis,
hadis-hadis yang terkait, dan ayat-ayat al-
Qur’an yang terkait.
 Sumber kitab-kitab syarh al-hadis dan Tafsir
al-Qur’an.
TEKNIK INTERPRETASI KONTEKSTUAL

 Pendekatan: kontemporer: historis, sosiologis,


antropologis, hermeneutika, semiotik, dll.
 Mempertimbangkan asbab al-wurud (konteks di masa
Rasul: pelaku sejarah (Nabi saw. sebagai sumber hadis
dan sahabat sebagai obyek), peristiwa sejarah (bentuk,
waktu dan tempat peristiwa) dan konteks kekinian;
 Sumber utama kitab-kitab syarh al-hadis dan buku-buku
kontemporer.
NATIJAH
 Terdiri dari kesimpulan dan implikasi
 Kesimpulan merupakan jawaban masalah
 Implikasi seyogyanya dapat memberikan solusi
terhadap permasalahan ummat dalam kaitannya
dengan tema yang dibahas.
 Implikasi sebaiknya dilengkapi dengan saran-
saran.
Aplikasi Dalam Penelitian Ilmiah
 Bab I : Pendahuluan (Latar Belakang; Permasalahan; Pengertian
Judul/Defenisi Operasional; Tinjauan Pustaka; Tujuan dan Manfaat;
dan Garis Besar Isi)
 Bab II : Tinjauan Teoritis (teori-teori sebelumnya ttg judul, meliputi
aspek ontologi, epistemologi dan/atau aksiologis; kerangka pikir)
 Bab III : Metodologi (Jenis penelitian, Metode Pendekatan, Metode
Pengumpulan Data, termasuk langkah-langkahnya; Metode Analisis
(kualitas hadis dan fiqh al-Hadis)
 Bab IV : Pembahasan terdiri atas dua aspek, yakni kualitas dan
kandungan; dibagi berdasarkan aspeknya (ontologi, epistemologi
dan/atau aksiologi)
 Bab V : Penutup (Kesimpulan dan Implikasi)

Anda mungkin juga menyukai