0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
138 tayangan20 halaman
Metode penelitian hadis maudhu'i membahas pendekatan kualitatif untuk memahami hadis-hadis Nabi secara komprehensif, meliputi takhrij hadis, kritik sanad dan matan, serta interpretasi tekstual, intertekstual dan kontekstual untuk mengambil kesimpulan dan implikasi."
Metode penelitian hadis maudhu'i membahas pendekatan kualitatif untuk memahami hadis-hadis Nabi secara komprehensif, meliputi takhrij hadis, kritik sanad dan matan, serta interpretasi tekstual, intertekstual dan kontekstual untuk mengambil kesimpulan dan implikasi."
Metode penelitian hadis maudhu'i membahas pendekatan kualitatif untuk memahami hadis-hadis Nabi secara komprehensif, meliputi takhrij hadis, kritik sanad dan matan, serta interpretasi tekstual, intertekstual dan kontekstual untuk mengambil kesimpulan dan implikasi."
LATAR BELAKANG PENTINGNYA PENELITIAN HADIS MAUDHU’I
Pengertian Hadis yang beragam;
Hadis sebagai salah satu sumber ajaran Islam: 1. Hadis sebagai sumber hukum Islam; 2. Hadis sebagai sumber keteladanan; 3. Hadis sebagai sumber kerahmatan; 4. Hadis sebagai sumber ilmu pengetahuan Hadis sebagai bayan terhadap al-Qur’an (tafsir, taqrir, tasyri’) Adanya hadis-hadis yang tampak bertentangan Perkembangan peradaban mengakibatkan munculnya masalah-masalah baru. OBYEK PENELITIAN HADIS MAUDHU’I
1. Pokok kajian hadis maudhu’i
adalah seluruh Hadis Nabi 2. Seluruh aspek kehidupan, terutama masalah-masalah aktual. TUJUAN PENELITIAN HADIS MAUDHU’I Untuk mengetahui kandungan hadis-hadis Nabi secara komprehensif Untuk merumuskan konsep-konsep dasar berbagai masalah perspektif hadis secara komprehensif Untuk menyelesaikan masalah-masalah yang tampak bertentangan kaitannya dengan hadis Nabi Untuk mengetahui perkembangan kecenderungan pemahaman hadis Nabi secara subtantif (maqashid al-Hadis) dan formatif (al-Sunnah al- Nabawiyah). LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN HADIS MAUDHU’I
Penetapan Tema atau Judul Penelitian
Penentuan Masalah Pokok Pengertian (Tinjauan Teoritis) Takhrij al-Hadis Klasifikasi Hadis (Peristiwa Hadis) Kritik Hadis Pemahaman (syarh) al-Hadis Pengambilan Natijah PENETAPAN JUDUL Judul sebaiknya ditetapkan setelah melakukan pra penelitian Judul mencakup aspek ontologi, epistemologi, dan aksiologi; atau salah satu diantaranya; dan atau salah satu bagian dari salah satu aspek. Judul harus singkat, padat, dan jelas. PENENTUAN MASALAH POKOK
Masalah pokok dapat berbentuk pertanyaan atau
pernyataan; Masalah pokok hanya terdiri dari satu dan terdiri dari beberapa sub masalah; Masalah pokok mencerminkan judul yang akan dibahas; PENGERTIAN Dimaksudkan sebagai pengantar untuk memperjelas istilah yang digunakan di dalam hadis Nabi, bukan kajian ontologis. Istilah yang digunakan berfungsi sebagai acuan untuk melakukan takhrij. Istilah yang digunakan dapat lebih dari satu. Atau, tinjauan teoritis. TAKHRIJ AL-HADIS Metode yang digunakan sebaiknya lebih dari satu. Sebaiknya diawali dengan metode maudhu’i, lalu diperkaya dan diperkuat dengan metode lafal (sharf). seluruh hadis yang ditunjuk seyogyanya dilaporkan tempat pengutipannya. KLASIFIKASI HADIS Klasifikasi dan katagorisasi hadis disesuaikan dengan tanawwu’. Hadis-hadis yang selafal atau yang semakna kandungannya, sebaiknya hanya dikutip satu lafal dan yang lainnya dapat menjadi lampiran. Jika memungkinkan dapat dikatagorisasi berdasarkan aspek-aspeknya (ontologis, epistemologis, dan/atau aksiologisnya). KRITIK HADIS Terdiri dari kritik sanad dan matan. Kritik hadis diawali dengan kegiatan Takhrij al-Hadis. Mengemukakan seluruh hadis, lengkap sanad dan matannya; Melakukan klasifikasi, baik berdasarkan kitab hadis ataupun berdasarkan periwayat pertama; dan Melakukan katogorisasi berdasarkan peristiwa hadis (Tanawwu’) KRITIK SANAD Meliputi: Kegiatan I’tibar, dilengkapi dengan skema sanad; Kegiatan I’tibar berfungsi untuk mengetahui seluruh periwayat yang terkait dengan hadis yang sedang diteliti. Pengetahuan tentang sejarah hidup periwayat. Pengetahuan tentang integritas pribadi periwayat. Pengetahun tentang kapasitas intelektual periwayat Metode periwayatan yang digunakan Pengetahuan tentang kecenderungan kritikus hadis. KRITIK MATAN Meliputi: Penelitian terhadap adanya ilat. Penelitian terhadap adanya syadz Langkahnya: Meneliti kata per kata, kalimat per kalimat, dan kandungannya untuk mengetahui adanya idraj, ziyadah, munqalib, mushahhaf, dan semacamnya dengan melakukan muqaranah dan mu’aradhah. PEMAHAMAN (FIQH) HADIS: PENDEKATAN
Disipliner: Ilmu Hadis
Interdisipliner: Ilmu Hadis dan bidang Ilmu yang terkait dengan tema Multidisipliner: Ilmu Hadis dan beberapa bidang ilmu lainnyas, seperti: 1. Lughawi 2. Historis 3. Psikologis 4. Sosiologis, dll. TEKNIK INTERPRETASI (Proses) Tekstual: interpretasi atau pemahaman terhadap matan hadis berdasarkan teksnya semata dan/atau memperhatikan teknik periwayatan hadis, bentuk dan gaya bahasa serta aspek kandungan. Intertekstual (Munasabah): interpretasi atau pemahaman terhadap matan hadis dengan memperhatikan keserasian matan hadis, keragaman peristiwa hadis (tanawwu’) dan/atau fungsi hadis terhadap al-Qur’an. Kontekstual: interpretasi atau pemahaman terhadap matan hadis dengan memperhatikan asbab al-wurud al-hadis dan/atau sya’n al-hadis, meliputi otoritas Nabi saw, perbedaan sosial budaya sahabat, perbedaan waktu, tempat, dan bentuk peristiwa hadis serta perkembangan peradaban. TEKNIK INTERPRETAI TEKSTUAL
Pendekatan: linguistik (lughawiy); kaedah ushul
dan fiqh, dll. Mempertimbangkan bentuk matan dan cakupan makna atau gaya bahasa (jami’ al-kalim, ramzi, tamsil, dll.); Sumber utama kitab-kitab syarh al-hadis. TEKNIK INTERPRETASI INTERTEKSTUAL
Pendekatan: sistematis (munasabah),
syar’i, dll. Mempertimbangkan susunan matan hadis, hadis-hadis yang terkait, dan ayat-ayat al- Qur’an yang terkait. Sumber kitab-kitab syarh al-hadis dan Tafsir al-Qur’an. TEKNIK INTERPRETASI KONTEKSTUAL
Pendekatan: kontemporer: historis, sosiologis,
antropologis, hermeneutika, semiotik, dll. Mempertimbangkan asbab al-wurud (konteks di masa Rasul: pelaku sejarah (Nabi saw. sebagai sumber hadis dan sahabat sebagai obyek), peristiwa sejarah (bentuk, waktu dan tempat peristiwa) dan konteks kekinian; Sumber utama kitab-kitab syarh al-hadis dan buku-buku kontemporer. NATIJAH Terdiri dari kesimpulan dan implikasi Kesimpulan merupakan jawaban masalah Implikasi seyogyanya dapat memberikan solusi terhadap permasalahan ummat dalam kaitannya dengan tema yang dibahas. Implikasi sebaiknya dilengkapi dengan saran- saran. Aplikasi Dalam Penelitian Ilmiah Bab I : Pendahuluan (Latar Belakang; Permasalahan; Pengertian Judul/Defenisi Operasional; Tinjauan Pustaka; Tujuan dan Manfaat; dan Garis Besar Isi) Bab II : Tinjauan Teoritis (teori-teori sebelumnya ttg judul, meliputi aspek ontologi, epistemologi dan/atau aksiologis; kerangka pikir) Bab III : Metodologi (Jenis penelitian, Metode Pendekatan, Metode Pengumpulan Data, termasuk langkah-langkahnya; Metode Analisis (kualitas hadis dan fiqh al-Hadis) Bab IV : Pembahasan terdiri atas dua aspek, yakni kualitas dan kandungan; dibagi berdasarkan aspeknya (ontologi, epistemologi dan/atau aksiologi) Bab V : Penutup (Kesimpulan dan Implikasi)