Anda di halaman 1dari 13

PENGERTIAN, CIRI CIRI DAN SEJARAH FILSAFAT YUNANI

KUNO
nirwanaellen5

6 years ago

Pengertian filsafat

secara etimologiss, filsafat berasal dari beberapa bahasa yaitu bahasa inggris
dan Yunani. Filsafat dalam bahasa inggris “philosophy”, sedangkan dalam
bahasa Yunani , filsafat merupakan gabungan dua kata yaitu philein yang
berarti cinta atau philos yang berarti mencintai, menghormati, menikmati,dan
Sophia atau sofein yang artinya kehikmatan, kebenaran, kebaikan,
kebijaksanaan atau kejernihan. Jadi secara etimologis, berfilsafat atau filsafat
berarti mencintai, menikmati kebijaksanaan atau kebenaran. Hal ini sejalan
dengan apa yang dikatakan ahli filsafat Yunani kuno, Socrates bahwa filosof
adalah orang yang mencintai atau , mencari kebenaran atau mencari
kebijaksanaan atau kebenaran. Jadi, filosof bukanlah orang yang bijaksana
atau berpengetahuan yang besar, melainkan orang yang sedang belajar dan
mencari kebenaran atau kebijaksanaan . dalam bahasa Indonesia, filsafat
berasal dari bahasa arab, filsafah yang juga berakar pada istilah Yunani.

Diamati dari aspek historis, diketahui bahwa kata filsafat pertama kali
diperkenalkan oleh orang filosof Yunani yang bernama Phytagoras (582-496
SM). Walaupun pada saat itu kata filsafat belum memiliki pengertian secara
jelas, namun ditangkap makna bahwa berfilsafat adalah proses berpikir kearah
yang mencarian kebenaran. Kemudian pada 470-399 SM, Socrates seorang
filosof dari kaum sophist menggunakan kembali kata filsafat dengan makna
yang diperjelas sebagai suatu kebijaksanaa dalam mengarungi lautan
kehidupan. Sejak saat itu, kata filsafat menjadi sebuah telaah berkelanjutan
untuk mempelajari berbagai fenomena kehidupan dari kritis tersebut
diperoleh yang dan pemikiran manusia secara kritis, dan hasil pemikiran yang
kritis tersebut diperoleh dari proses berpikir setajam tajamnya dan merasa
sedalam dalamnya, dalam rangka mencapai dan menyelesaikan permasalahan
hidup dan kehidupan ini.

Uraian singkat tentang pengertian filsafat tersebut diatas


mempertegas bahwa filsafat secara harfiah diartikan sebagai upaya perenungan
dalam rangka memperoleh sintem pengetahuan untuk mencapai hidup yang
lebih berkualitas, dan secara sederhana berfilsafat dapat juga dinyatakan
“sebagai proses berpikir secara benar dan secara tajam terkait segala sesuatu
mulai dari kulit sampai pada akar permasalahan inti”. Dengan demikian,
melalui filsafat akan ditemukan sesuatu yang menyenangkan, yang
membahagiakan, yang mendamikan dan sejenisnya, termasuk dampak, impact
dab benefitnya,seehingga secara konsepsi dapatdinyatakan bahwa filsafat
dalah suatu kecintaan kepada kondisi yang mengedepankan segala sesuatu
dengan lebih bijaksanaa, aman, naman, sejuk, dan tidak merugikan pihak
manapun secara illegal.

Sejak dikemukakan pengertian dari kata filsafat, sampai saat ini


telah mengalami perkembangan yang cukup signifikan, mengarah kepada
substansi makna filsafat itu sendiri yang dipengaruhi oleh factor factor yang
cukup kompleks, sehingga melahirkan berbagai pendapat tentang arti, criteria,
danindikator serta cirri cirri filsafta, yang antaralain ditandai dengan lahirnya
paham paham berikut ini.

1. Paham rasionalisme yang mengagungkan akal


2. Paham materialism yang mengagugkan materi
3. Paham idelais yang mengagungkan idea

Dengan demikian banyak aliran dan paham yang muncul dalam perkembangan
pemikiran filsafat, maka dari kesemua aliran tersebut dapat disimpulkan
bahwa kata filsafat merupakan :

 Hasil pemikiran kritis dan dinyatakan dalam bentuk yang sistematis.


 Hasil pemikiran manusia yang paling dalam
 Refleksi dan pendalaman lebih lanjut daripada ilmu pengetahuan
 Hasil analisis dan abstraksi berpikir manusia
 Pandangan hidup
 Hasil perenungan jiwa manusia yang mendalam, mendasar dan
menyeluruh.

Pengertian filsafat menurut para ahli.

1. Plato (427-347 SM)

Plato mengatakan bahwa filsafat haurs berlangsung dengan mengkritik


pendapat pendapat yang berlaku. Jadi, kearifan dan pengetahuan intelektual itu
diperoleh melalui suatu proses pemeriksaan secara kritis, diskusi dan
penjelasan ide serta gagasan.

1. Aristoteles (382-322 SM)

Dalam bukunya yang berjudul “metaphysics”, dia mengemukakan bahwa


filsafat sebagai ilmu mempelajari tentang suatu yang ada sebagai hal ada yang
berbeda dengan bagian bagiannya yang satu sama lainnya. Filsafat juga
dianggap sebagai ilmu yang pertama dan terakhir sebab secara logis
disyaratkan adanya ilmu lain yang juga harus dikuasai, sehingga untuk
memahaminya orang harus ilmu ilmu yang lain juga.

1. Sir Fancis Bracon (1561-1626 m)

Menjadi titik kebangkitan filsafat modern yang menyatakan pemikiran bahwa


filsafat adalah induk agung dari ilmu ilmu. Filsafat menangani semua
pengetahuan sebagai bidangnya.

1. Rene Descartes (1590-1650)

Tokoh ini berpendapat bahwa filsafat merupakan kumpulan segala


pengetahuan dimana Tuhan, alam dan manusia menjadi pokok penyelidikan
(hasbulah bakry, 1971)

1. Immanuel Kant (1724-1804)

Menurut Kant, filsafat adalah ilmu pengetahuan yang menjadi pokok dan
pangkal dari segala ilmu pengetahuan.

1. G.W.F. Hegel (1770-1831)

Hegel menggambarkan filsafat sebagai landasan maupun pemcerminan dari


peradaban. Sejarah filsafat merupakan pengungkapan sejarah peradapan dan
begitu pula sebaliknya.

1. Herbet Spenser 1820-1903

Filsafat masih tepat unutk dipertahankan bahkan perlu terus dikembangkan


sebagaimana bagi pengetahuan tentang generalitas yang tingkatnya paling
tinggi. Ini secara diam diam dikuatkan oleh tercangkupnya Tuhan, alam dan
manusia dalam lingkungannya.

1. John Dewey1859- 1952

Filsafat harus dipandang sebagai suatu pengungkapan mengenai perjuangan


manusia dalam melakukan penyenyusain kumpulan tradisi secara terus
menerus yang membentuk budi manusia yang sesungguhnya terhadap
kecenderungan kecenderungan ilmiah dan cita cita politik baru dan yang tidak
sejalan dengan wewenang yang diakui.

Jadi, filsafat merupakan alat untuk membuat penyesuaian penyesuaian di


antara yang lama dan yang baru dalam suatu kebudayaan.

1. Betran Russell 1872-1970


Ia memandang filsafat sebagai suatu kritik terhadap pengetahuan. Filsafat
memeriksa secara kritis asas asas yang dipakai dalam ilmu dan kehidupan
sehari hari, dan mencari suatu ketidak selarasan yang dapat terkandung di
dalam asas asas itu.

1. Al farabi

Filsafat adalah ilmu pengetahuan tentang alam maujud, bagaimana hakikat


yang sebenarnya.

1. Langeveld

Filsafat adalah beripikir tentang masalah masalah yang akhir dan yang
menentukan, yaitu masalah masalah yang mengenai makna keadaan. Tuhan,
keabadian dan kebebasan.

1. Hasbullah Bakry,

filsafat adalah ilmu yang menyelidiki segala sesuatu dengan mendalam


mengenai Ketuhanan, alam semesta, dan manusia sehingga dapat
menghasilkan pengetahuan tentang bagaimana hakikatnya sejauh yang didapat
dicapai akal manusia dan bagaimana sikap manusia itu seharusnya setelah
mencapai pengetahuan itu (Abbas Hamami M., 1976h. 2-3).

1. N. Driyarkara

Filsafat adalah permenungan yang sedalam dalamnya tentang sebab sebab


“ada” dan “berbuat” permenungan tentang kenyataan yang sedalam dalamnya,
sampai ke “mengapa” yang penghabisan .

1. Notonagoro

Filsafat itu menelaah hal hal yang menjadi objeknya dari sudut intinya yang
mutlak dan yang terdalam, yang tetap dan yang tidak berubah yang disebut
hakikat.

1. Ir. Poedjawijatna

Filsafat adalah ilmu yang berusaha untuk mencari sebab yang sedalam
dalamnya bagi segala sesuatu berdasarkan pikiran belaka (Lasiyo dan
Yuwono,1985, h.11)

1. Ali mudhofir (1996)


Beliau memberikan pengertian filsafat secara beragam, sebagaimana kutipan
berikut ini:

1. Filsafat sebagai suatu sifat

Filsafat adalah suatu sikap terhadap kehidupan dan alam semesta. Sikap secara
filsafat adalah sikap menyelidiki secara kritis, terbuka, toleran dan selalu
bersedia meninjau semua problem dari semua sudut pandang.

1. Filsafat sebagai suatu metode

Filsafat merupakan cara berpikir secara reflektif/mendalam, penyelidikan yang


menggunakan alasan, berpikir secara hati hati dan teliti. filsafat berusaha
untuk meemikirkan seluruh pengalaman manusia secara mendalam dan jelas.

1. Filsafat sebagai kelompok persoalan.

Banyak persoalan abadi yang dihadapi manusia dan para filsuf yang berusaha
memikirkan dan menjawabnya. Beberapa pertanyaan yang diajukan pada masa
lampau telah dijawab secara memuaskan. Misalnya pertanyaan tentang ide ide
bawaan telah dijawab oleh John Lock pada abad 17. Namun, masih banyak
problem yang jawabannya masih diperdebatkan ataupun diseminarkan sampai
hari ini, bahkan ada yang belum terpecahkan.

1. Filsafat sebagai sekelokmpok teori atau system pemikiran.

Sejarah filsafat ditandai dengan pemunculan teori atau system pemikir yang
terlekat pada nama nama filsuf besar seperti Socrates, Plato, Thomas Aquinas,
Spinoza, Hegel, Karl Marx, August Comte, dan lain lain

1. Filsafat sebagai analisis logis tentang bahasa dan penjelasan makna

Ali mudhofir menggunakan metode analisis untuk menjelaskan arti suatu


istilah dan pemakaian bahasa. Beberapa filsuf mengatakan bahwa analisis arti
bahasa merupakan tugas pokok filsafatdan tugas analisi konsep sebagai satu
satunya fungsi filsafat. Para filsuf analitika seperti G.E.Moore, B.Russell,
L.Wittgeinstein, G.Ryle, J.L Austin dan yang lainnya berpendapatbahwa
tujuan filsafat adalahmenyingkirkan berbagai kekaburan dengan cara yang
menjelaskan arti istilah atau ungkapan yang dipakai dalam ilmu pengetahuan
dan dalam kehidupan sehari hari. Mereka berpendirian bahwa bahasa
merupakan laboratorium para filsuf, yaitu tempat menyemai dan
mengembangkan ide ide.

1. Filsafat sebagai pandangan menyeluruh


Filsafat berusaha mencoba menggabungkan beberapa kesimpulan dari
berbagai ilmu dan pengalaman manusia menjadi suatu pandangan dunia yang
konsisten. Para filsuf berhasrat meninjau kehidupan, tidak dengan pandangan
yang khusus sebagaimana dilakukan oeh seorang ilmuwan. Para filsuf
memakai pandangan yang menyeluruh terhadap kehidupan sebagai totalitas.
Menurut para ahli filsafat spekulatif, dengan tokohnya C.D.Broad, tujuan
filsafat adalah mengambil alih hasil hasilpengalaman manusia dalam bidag
keagamaan, etika dan ilmu pengetahuan kemudian hasil hasil tersebut
direnungkan secara menyeluruh.

Ciri ciri filsafat

Filsafat memiliki beberapa ciri ciri, sebagai berikut:

1. Skematika konsepsial

Konsepsi (rencana kerja) merupakan hasil generalisasi serta abstrak dari


pengalaman tentang hal hal serta proses proses satu demi satu. Karena itu
filsafat merupakan pemikiran tentang hal hal seta proses proses dalam
hubungan yang umum. Diantara proses proses yang dibicarakan ialah
pemikiran itu sendiri. Dan diantara hal hal yang dipikirkan ialah si pemikir itu
sendiri. Filsafat merupakan hasil menjadi –sadarnya manusia mengenai dirinya
sendiri sebagai pemikir, dan menjadi – kritisnya manusia terhadap diri sendiri
sebagai pemikir di dalam dunia yang dipikirkannya.

Sebagai konsekuensinya, seorang filsuf tidak hanya membicarakan dunia yang


ada disekitarnya serta dunia yang ada di dalam dirinya. Ia tidak hanya ingin
mengetahui hakekat kenyataan dan ukuran ukuran untuk melakukan verifikasi
terhadap pernyataan pernyataan mengenai segala sesuatu ,melainkan ia
berusaha menemukan kaidah kaidah berpikir itu sendiri. Bila manakah suatu
pemikiran itu membawa kita kepada kesimpulan yang sah, dan bagai manakah
caranya serta mengapa membawa kita kepada kesimpulan yang sah ?

1. Koheren

Pemikiran filsafat merupakan suatu usaha perenumgan/refleksi kritis-rasional


yang runtut dan mendalam terhadap suatu hal atau suatu obyek yang
dipikirkan oleh akal budi. Orang bukan berpikir asal-asalan atau berpikir
setengah hati saja. Dalam proses berpikir ini, orang perlu mengerahkan
seluruh pikiranya secara fokus, terarah, terorientasi,terkonsentrasi pada obyek
yang dipikirkan agar mencapai hasil akhir pemikiran yang benar secara
filosofis. Pemikiran yang serius tidak mampu menemukan ide filosofis yang
mencerahkan dirinya.

1. Rasional

Istilah atau kosakata “rasional” berarti logis, masuk akal, dan dapat
dimengerti atau diterima secara akal sehat. Pemikiran yang logis berarti
pemikiran yang berhubungan satu sama lain, utuh, tidak terpisah-pisah, tidak
frakmentaris, tidak terpotong-potong. Pemikiran rasional kontra terhadap
segala hal yang irasional dalam kehidupan karena berfilsafat mengandalkan
rasio sebagai alat analisinya. Filsafat menolak segala hal yang tidak sesuai
dengan prinsip-prinsip rasionalitas yang benar.

1. Menyeluruh/holistic

Holisti berarti obyek pemikiran kita harus berhubungan erat dengan seluruh
kenatan yang ada (esse). Segala sesuatu yang dapat dipikirkan termasuk dalam
pemikiran filsafat. Jadi, obyeknya bisa berupa apa saja dan segala entitas
(substansi) apa saja sejauh itu dapat dipikirkan oleh akal budi. Segala sesuatu
yang dapat dipikirkan dapat menjadi data/hal menarik untuk direfleksikan
secara menyeluruh oleh filsafat, termasuk didalamnya refleksi tentang diri kita
sendiri sebagai manusia kini dan disini (bic et nunc)

1. Memberi visi

Filsafat juga berciri visioner.filsafat tampil dalam paradigm pandangan/


pemikiran/ visi terhadap suatu kenyataan dunia dan diri kita sendiri. Kita tidak
mungkin memiliki pandangan terhadap sesuatu jika kita tidak dapat berefleksi
secara benar terhadapnya. Hanya orang yang merenung/berefleksi secara benar
yang akan mampu menghasilkan ide-ide cermelang tentang dunia dan
manusia. Orang yang dapat memberikan pandangan dunia dan dirinya itu
sudah termasuk dalam pemikiran filosofis (kattsoff,2004: hlm. 9-14).
Seseorang filsuf biasanya memiliki visi yang jauh ke depan. Ia mampu
melakukan prediksi rasional sekarang atas segala fenomena hidup yang terjadi
di masa depan. Dengan visi ini filsuf memberikan harapan hidup bagi manusia
dan membuka horizon perspektif makna untuk memperkaya kualitas ziarah
intelektual sebagai manusia di planet bumi ini. Filsuf ibarat obor dan terang
yang menerangi jalannya dinamika kehidupan manusia di planet bumi ini.
Sejarah filsafat Yunani

Pada yaman Yunani kuno terdapat tiga periode masa sejarah filsafat, yaitu
masa awal , masa keemasan, serta masa helenitas dan romawi(bertens, 1976)

1. Masa awal filsafat Yunani kuno ditandai oleh tercatatnya tiga nama filsuf
yang berasal dari daerah Miletos yaitu, Thales, Anaximandros dan
Anixemenes. Selain ketiga nama tersebut beberapa nama dari daerah lain
seperti Herakleitos dari Ephesos, Phytagoras di Italia Selatan, Parmenides
dari Elea dan Demokritos dari Abdera.

Pikiran pikiran Thales ditulis oleh murid muridnya, yiatu Anaximandros dan
Anixemenes. Perhatiannya adalah pada kejadian almiah, terutama dalam
hubunganya dengan perubahan perubahan yang terjadi. Namun, mereka yakin
bahwa terhadap perubahan perubahan itu terdapat suatu asas yang
menentukan, tetapi diantara merekamenyebut asa yang berbeda. Tahles
menyebut asa air, Anaximandros dengan asa yang tidak terbatas (to opeiron)
dan Anaximenes dengan asas udara.

Selanjutnya Herakleitos berbendapat bahwa asas itu adalah api. Menurut


pendapatnya api adalah lambang perubahan. Ia berpendapat bahwa di dunia ini
tidak ada suatu apa pun yang tetap, definitive dan sempurna, tetapi berubah
seperti kayu karena api dapat menjadi abu. Segala sesuatu berada dalam status
“menjadi”, mengalir, pantha rhei.

Pemikiran Phytagoras berbeda dengan filosof pada masanya, kecuali dengan


Anaximandros. Ia tidak menganggap perlunya asas pertama yang dapat
ditentukan dengan pengenalan indra karena segala hal dapat diterangkan atas
dasar bilangan. Ia mengemukakan tangga nada yang sepadan dengan
perbandingan antar bilangan. Oleh karena itu, Phytagoras terkenal sebagai
pengembang ilmu pasti dengan mengemukakan dalil Phytagoras.

Parmenides dari Elea pada masa awal fillsafat Yunani kuno mengemukakan
“metafisika” , yaitu bagian filsafat yang mempersoalkan ada yang berkembang
menjadi “yangada, sejauh ada”. Permenides juga berpendapat ”yang ada,ada,
dan yang tidak ada, tidak ada” mempunyai arti bahwa prulalitas itu tidak ada.
Filosof berikutnya kembali kesaksian indra , antara lain Demokritos yang
bersama Leucippus membangun dan mengajukanteori yang dikenal dengan
istilah atomisme. Demokritos beserta kawan kawannya berpendapat, bahwa
segala sesuatu yang ada terdiri atas bagian bagian kecil yang tidak dapat
dibagi bagi(atom). Meskipun bentuk atom itu kecil dan tidak dapat dilihat oleh
mata, namun ia selalu bergerak sehingga membentuk realitas yang tampak
pada indra kita
1. Masa keemasan Yunani kuno ditandai oleh sejumlah nama besar yang
sampai sekarang tidak pernah dilupakan oleh kalangan pemikir, termasuk
pemikir masa kini yang berbeda sekalipun. Nama besar yang pertama
dipimpin Perikles yang tinggal di Athena. Athena menjadi pusat dari
penganut berbagai aliran filsafat yang ada pada saat itu. Pada masa itu
terdapat pula pemikiran sofistik yang penganutnya disebut kaum sofis,
yaitu kaum yang pandai perbidato yang tidak lagi menaruh perhatian
utama pada alam, tetapi menjadikan manusia sebagai pusat perhatian
studinya. Tokohnya adalah Protagoras. Pemahamannya memperlihatkan
sifat sifat relativisme, atau kebenaran bersifat relative tidak ada jebenaran
yang bersifat tetap atau definitive. Benar, baik, adan bagus selalu
berhubungan dengan manusia, tidak mandiri sebagai kebenaran yang
mutlak. Tokoh lainnya adalah Socrates (469-399 SM) yang menentang
sofistikdengan mengatakan bahwa benar dan baikadalah nilai objektiv yang
harus dijunjung tinggi semua orang. Ia seorang filosof yang jujur dan
berani, sebagaimana yang pernah dikatakannya, bahwa ia tidak memiliki
suatu ajaran sendiri. Sebagai pimikir seorang filosof , hal yang terpenting
adalah mengembang pemikiran filosof, seperti seorang bidan yang tidak
melahirkan anaknya sendiri, tetapi anak orang lain. Metode belajar yang
terkenal dilakukannya adalah bertanya sampai orag yang bersangkutan
dapat menemukan sendiri apa yang baik dan benar didalam dirinya sendiri.

Kelak pada masa modern, metode ini dikenal dengan nama metode
Sokrates sebagai suatu jenis metode pendidikan, yaitu seorang pendidik tidak
menguliahi siswanya dengan sejumlah informasi tetapi bertanya secara tajam
dan kritis, sampai siswa tersebut menemukan jawaban dan pengetahuan yang
dibutuhkan, kejujuran dan keberaniannya harus dibayar mahal dengan
meminum racun sebagai hukuman mati di muka hakim.

Jasa Sokrates yang paling besar adalah mempertahankan tradisi filsafat Yunani
yang sedang saat itu digoyahkan kaum sofis.

Seorang murid Sokrates yang terkenal hingga saat ini adalah Plato dari Athena
427-347 SM. Meskipun ia seorang pengarang , ajaran ajarannya dilakukan
dalam bentuk dialog. Sampai saat ini sudah 24 dialog karya lato ditemukan.
Penting disini, bahwa pada 387 SM, Plato mendirikan sekolah filsafat yang
disebut academia. Dalam filsafatnya, palto menentang realism karena apa yang
dinyatakan benar menurut relisme, ialah yang dapat diindra yang sebenarnya
adalah bayangan.

Selanjutnya, Plato mengatakan bahwa realitas seluruhna dibagi dua dunia,


ialah dunia gagasan yang hanya terbuka bagi rasio , tidak dapat berubah dan
telah sempurna, serta dunia jaSMani yang hanya terbuak bagi indra kita yang
senantiasa berubah. Secara tidak sempurna hanya mengutip dunia gagasan,
seperti gambar suatu gagasan di papan tulis yang sewaktu waktu dapat
dihapus.

Pendapat Plato juga diterapkan pada manusia dengan menyatakan bahwa


manusia termasuk kedua dunia tadi karena mengnal kedua duanya yaitu tubuh
dan jiwa. Selanjutnya, Plato mengatakan bahwa sebelum dilahirkan dalam
tubuh jasmani, jiwa sudah ada dan memandang gagasan. Sekarang, jiwa
merasa terkurung dalam tubuh. Dalam diri manusia masih ada ingatan akan
gagasan yang pernah dipandang dan dapat dihidupkan sejenak manusia
melepaskan diri dari dunia jaSMani.

Terhadap pendapat herakleietos yang mengatkan bahwa hakikat kehidupan


adalah perubahan, Plato membenarkannya sepanjang hanya menyangkut dunia
jaSMani.adapun terhadap pendapat permenides yang menyatkan bahwa yang
ada itu sama sekali sempurna dan tidak dapat berubah, Plato pun
membenarkannya sepanjang hal itu hanya menyangkut dunia gagasan.

Murid Plato yang terkenal adalah Aristoteles (384-322 SM), dari Yunani utara
lulusan akademi Plato (murid Plato). Banyak gagasan yang kemudian dinilai
sebagai gagasan yang bernilai sebagai ilmu pengetahuan.sebagian orang
menjadikan Aristoteles sebagai bapak filsafat ilmu. Ia pernah menjadi guru
Alexander Agung selama dua tahun, sebelum Alexander diangkat menjadi
raja. Ia mendirikan sekolah yang disebut lykeion. Ia memperlihatkan diri
sebagai seorang murid Plato yang baik. Meskipun Aristoteles sangat
menghormati dan mengagumi Plato sebagai gurunya, namun ia memiliki
pendirian yang berbeda dengan gurunya. Sebagai contoh, masalah kegemaran,
Plato menyukai matematika sedangkan Aristoteles menyukai ilmu alam.
Menurutu Aristoteles yang ada adalah sesuatu yang konkret, benda ini atau
benda itu, bukan benda umumnya atau ciri benda. Jadi, yang ada adalah yang
konkret, bukan sekedar gagasan atau idea. Dia mengaku adanya dunia idea,
namun hal itu terdapat pada materi itu sendiri, dan bermanfaat untuk
menjamin adanya pengetahuan alam.

Dari pendapat pendapat Aristoteles yang paling penting adalah “teori bentuk
materi”. Dalam teori ini ia menyatakan, bahwa setiap benda jasmani terdiri
dari bentuk dan materi. Misalnya, patung kuda memperlihatkan bentuk kuda
yang tidak terlepas dari bahan kayu. Namun Aristoteles berpikir lebih jauh
dengan menyatakan bahwa bentuk dan materi bukanlah yang terlihat oleh
mata, melainkan bentuk dan materi sebagai prinsip metafisis. Materi adalah
prinsip yang tidak ditentukan yang sama sekali terbuka. Materi adalah
kemungkinan utnuk menerima bentuk sehingga disebut sebagai materi
pertama. Disebut pertama karena tidak ditentukan. Bentuk adalah prinsip yang
menentukan. Misalnya pohon ini , karena bentuknya suatu benda konkret
mempunyai kodrat tertentu, termasuk jenis tertentu sehingga dapat dikenali
oleh rasio.

Menurut Aristoteles, ilmu pengetahuan dimungkinkan atas dasar bentuk yang


terdapat dalam setiap benda konkret. Pandangan ini selanjutnya dikenal
dengan nama “hilemorfisme”.

1. Masa helenitas Yunani dan romawi adalah suatu masa yang tidak dapat
dilepaskan dari peranan raja Alexander agung. Raja ini telah mampu
mendirikan Negara besar yang tidak sekadar meliputi seluruh Yunani,
tetapi daerah daerah disebelah timurnya. Kebudayaan Yunani menjadi
kebudayaan supra nasional. Kebudayaan Yunani disebut “kebudayaan
helenitas”. Dalam bidang kebudayaan, selain akademi lykeion dibuka juga
sekolah sekolah baru yang menjadi tekanan pembelajarannya adalah
masalah etika, yaitu bagaimana sebaiknya orang mengatur tingkah lakunya
agar dapat hidup bahagia dalam kehidupan bersama. Ada sejumlah aliran
pada masa ini seperti stoisisme, epikurisme, skeptisisme, eklektisisme, dan
neoplatonisme.

Stoisisme merupakan mahzab yang didirikan di Athena oleh Zeno dari Kition,
sekitar 300 SM. Nama STOA mengacu pada serambi beruang empat tempat
Zeno memberikan pelajaran. Menurut stoisisme, jagat raya dari dalam
ditentukan logos yang berate rasio. Dengan demikian, kejadian alam telah
ditentukan dam tidak dapat dielakkan. Jiwa manusia merupakan bagian dari
logos sehingga mampu mengenal alam raya. Manusia dapat hidup bahagia dan
bijaksana jika mengikuti rasionya sehingga menguasainnafsu nafsunya dan
mengendalian diri secara sempurna. Mati dan hidup merupakan kejadian
bedasarkan keharusan mutlak.

Epikurisme dibangun Epikuros (341-270 SM) yang telah mendirikan sekolah


sendiri di Athena, dan membangun kembali atomisme Demokritos. Menurut
aliran ini, bahwa segala hal terdiri atas atom yang senantiasa bergerak dan
secara kebetulan bertabrakan. Manusia akan bahagia jika mengakui susunan
dunia ini dan tidak ditakut takuti dewa. Agar hidup bahagia, manusia
seharusnya menggunakan kehendak bebas dengan mencari sedapat mungkin
kesenangan itu. Sebaliknya, apabila manusia mendapat kesenangan terlalu
banyak, ia akan gelisah. Orang bijaksana akan mendapat kebahagiaan karena
mampu membatasi diri , terutama dalam mencari kesenangan rohani.

i Yunani, skeptisiSMe dipelopori oleh Pyrrho (365-275 SM) adalah aliran


yang tidak jelas identitasnya pada masa helenitas. Ajarana dalam aliran lebih
tampak sebagai sikap umum masyarakat luas yang meyakini bahwa
kemampuan manusia tidak akan sampai pada kebenaran yang mutlak. Isi
ajaran mahzab ini adalah kesangsian.
Pada dasarnya, eklektisiSMe bukanlah sebagai mahzabatau aliran, seperti
skeptisiSMe. Aliran ini merupakan kecenderungan masyarakat luas untuk
memetik berbagai unsure filsafat dari berbagai aliran dalam menghadapi
berbagai permasalahan, dan tidak sampai kepada kesatuan pemikiran. Tokoh
yang hidup di roma dengan aliran ini adalah Cicero (106-43 SM), seorang ahli
berpidatio yang termashur. Di Alexandria terdapat orang yahudi yang
termasuk eksponen aliran ini, yaitu philo (25SM-50 m) yang berusaha
mendamaikan agama yahudi dengan filsafat Yunani, khususnya filsafat Plato.

Neoplatonisme perlu dipandang sebagai uncak terakhir filsafat Yunani. Sesuai


dengan namanya, neoplatoniSMe menghidupkan kembali filsafat Plato, tetapi
para pengikutnya dipengaruhi filsafat lain sesudah Plato, misalnya Aristoteles
dan stoa, dan tidaklah mengherankan apabila aliran ini ditanggapai sebagai
sintesis dari semua aliran pemikiran saat itu. Tokohnya adalah Plotinos (203/4-
269/70), lahir di Mesir. Setelah berusia 40 tahun, ia hidup di roma. Pikiran
Plotinos dihimpun dan diterbitkan oleh seorang muridnya ,Porphyrios.

System filsafat Plotinos adalah kesatuan yang disebut Allah atau “yang satu”.
Artinya semua berasal dan kembali pada “yang satu” itu sehingga
menimbulkan gerakan pemikiran dari atas ke bawah dan dari bawah ke atas.

1. Gerakan dari atas ke bawah, “yang satu” merupakan puncak hierarki semua
makhluk, suatu taraf berasal dari taraf lain yang lebih tinggi melalui jalan
emanasi yang perlu bahkan merupakan keharusan. Taraf lebih tinggi tidak
bebas dalam mengeluarkan taraf berikutnya, tetapi tidak berubah,
sedangkan kesempurnaannya tidak berkurang. Prosesnya adalah sebagai
berikut, dari “yang satu” dikeluarkan akal budi sesuai dengan gagasan
utama filsafat Plato. Pltinos mengartikannya sebagai intelek yang
memikirnkan diri sendiri. Dalam akal budi ini terdapat
dualitas,ialahpemikiran (yang memikirkan)dan yang dipikirkan. Akal budi
melahirkan jiwa dunia(psykhe), dan dari jiwa dunia dikeluarkan materi
(hyle) bersama dengan psyche merupakan jagat raya. Sebagai taraf
terendah , materi merupakan yang paling tidak sempurna dan sumber dari
kejahatan.
2. Pada gerakan dari bawah ke atas, setiap taraf dalam hierarki bertujuan
kembali pada taraf yang lebih tinggi yang akhirnya menuju Allah. Karena
hanya manusia yang memiliki tiga taraf itu, manusialah yang mampu
kembali kepada Allah. Kembalinya manusia kepada Allah dilakukan melalui
tiga langkah, yaitu penyucian manusia ketika melepaskan diri dari materi
dengan cara bertapa,penyatuan manusia dengan Tuhan melebihi
pengetahuan, dan ekstasi.
NeoplatoniSMe merupakan aliran filsafat yang dianggap filsafat baru dalam
filsafat Yunani kuno, menjadi aliran intelektula yang dominan yang tampak
bersaingan dengan dunia Kristen(teologi kristiani). Seoreang filsuf yang
sukses dalam mengajarkan neoplatoniSMedi Athena adalah Proklos (410-485
SM). Berkat keberhasilannya, pada 529 m kaisar Justinianusdari Byzantium
menutup seluruh sekolah filsafat kafir di Athena yang dianggapna sebagai
akhir masa filsafat Yunani kuno. Kafir disini maksudnya adalah dilandasi oleh
pikiran pikiran filosofis manusia bukan dari gereja.

Daftar pustaka

Hasan,Erliana. 2011. FILSAFAT ILMU DAN METODOLOGI PENELITIAN


ILMU PEMERINTAHAN. Jatinangor: Ghalia Indonesia.

Fios,Frederikus. 2012. Pengantar Filsafat ILMU DAN LOGIKA. Jakarta:


Salemba Humanika

O.Kattsoff,Louis. 1992. PENGANTAR FILSAFAT. Yogyakarta: Tiara


Wacana

A.Wiramihardi,Sutardjo. 2006. Pengantar Filsafat. Bandung: Refika Aditama

Anda mungkin juga menyukai