FIQIH SYIASAH
ILMU FIQIH
Disusun oleh :
M. Faris Musthofa (NIM :
Bambang Waspodo
A. PENDAHULUAN
0
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah atas segala rahmat-Nya yang
telah memberikan kesempatan waktu bagi penulis dalam menyusun tugas ini. Dan
tak lupa Shalawat beserta salam, penulis hanturkan kepada Nabi Muhammad
SAW yang telah memberikan inspirasi kepada penulis akan arti dan penerapan
Makalah ini berjudul Siyasah (politik islam modern) yang ditulis sebagai
tugas mata kuliah Fiqh. Dan tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui
Serta Tiada Gading Yang Tak Retak, begitupun dengan makalah ini.
Masih ada beberapa kesalahan yang ada tanpa disadari oleh penulis, oleh karena
itu penulis harapkan akan adanya kritik dan saran atas makalah ini yang
membangun. Dan dari penulis sendiri kami ucapkan terima kasih, dan semoga
BAB I
PENDAHULUAN
politik yang semakin pesat dengan munculnya isu-isu politik mutakhir, seperti
demokrasi, civil society, dan hak asasi manusia. Ditambah lagi dengan isu-isu
1
yang menciptakan sejumlah perbedaan pemikirinan tentang konsep fiqih siyasah
dimaksud.
Ridha, Hasan Al-Banna dan Al-Maududi meyakini bahwa ”Islam adalah agama
hendaknya kembali kepada sistem ketatanegaraan Islam, dan tidak perlu atau
politik Islami yang harus diteladani adalah sistem yang telah dilaksanakan oleh
Untuk melakukan kajian tentang fiqih Siyasah secara luas dan mendalam
benar tentang konsep dasar fiqih siyasah dari berbagai sudut pandang. Oleh
karena itu, penulis merasa penting mengangkat masalah kajian Fiqih Siyasah
dalam sebuah makalah yang berjudul “fiqih syiasah ( politik dalam islam)”
Rumusan Masalah
2
4.Apa saja bagian-bagian fiqih siyasah?
7.Batasan Masalah
tentang pengertian fiqih syiasah, hubungan antara fiqih syiasah dengan islam dan
Tujuan Pembahasan
Adapun yang menjadi tujuan penulis dalam pembahasan makalah ini adalah
sebagai berikut
Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan fiqih syiasah ( politik islam ).
islam.
BAB II
PEMBAHASAN
Kata “fiqih siyâsah” yang tulisan bahasa Arabnya adalah “” berasal dari dua kata
3
Kata fiqih secara bahasa adalah faham. Ini seperti yang diambil dari ayat
Al-Qur’an {ولQQا تقQQ}قالوا يا شعيب ما نفقه كثيرا مم, yang artinya “kaum berkata: Wahai
Syu’aib, kami tidak memahami banyak dari apa yang kamu bicarakan”.
hukum syariat yang sebangsa amaliah yang digali dari dalil-dalilnya secara
terperinci
Sedangkan al-siyâsî pula, secara bahasa berasal dari “”ساس – يسوس – سياسة
yang memiliki arti mengatur (دبّر/)أمر, seperti di dalam hadis: “كان بنو إسرائيل يسوسهم
”أنبياؤهم أي تتولى أمورهم كما يفعل األمراء والوالة بالرعية, yang berarti: “Adanya Bani Israil
itu diatur oleh nabi-nabi mereka, yaitu nabi mereka memimpin permasalahan
mereka seperti apa yang dilakukan pemimpin pada rakyatnya”. Bisa juga seperti
kata-kata “أمرهQQام بQQره وقQQة أي دبQQه سياسQQر أي يسوسQQد األمQQاس زيQQ ”سyang artinya: “Zaid
mengatur sebuah perkara yaitu Zaid mengatur dan mengurusi perkara tersebut”.
Sedangkan kata mashdar-nya yaitu siyâsah itu secara bahasa bermakna: “القيام على
لحهQQا يصQQيء بمQQ ”الشyang artinya “bertindak pada sesuatu dengan apa yang patut
untuknya”.
ilmu pemerintahan untuk mengendalikan tugas dalam negeri dan luar negeri, yaitu
4
politik dalam negeri dan pilitik luar negeri serta kemasyarakatan, yakni mengatur
dari bahasa mongol yakni dari kata yasah yang mendapat imbuhan sin berbaris
sebuah kitab undang-undang milik Jenghis Khan yang berjudul ilyasa yang berisi
panduan pengelolaan negara dan berbagai bentuk hukuman berat bagi pelaku
2).Sebagaimana yang dianut Ibn Taghri Birdi, Siyasah berasal dari campuran
dari tiga bahasa, yakni bahasa Persia, Turki dan Mongol. Partikel Si dalam
Bahasa Persia berarti 30, yasa dalam bahasa Turki dan Mongol berarti larangan
dan karena itu ia dapat juga dimaknai sebagai hukum atau aturan.
sebagai berikut:
5
2. Menurut Ibnu’Aqil, dikutip dari pendapat Ibnu al-Qoyyim, bahwa fiqh
wahyutidakmembimbingnya.
berasal dari Muhammad saw, baik tampil secara khusus maupun secara
hal-hal yang bersifat umum bagi negara Islam dengan cara menjamin
Mujtahid.
Maksud Abd Wahab tentang masalah umum negara antara lain adalah ;
6
sejalan dengan jiwa syari’at dan sesuai dengan dasar-dasarnya yang
dengan rakyat, baik militer maupun sipil, yang harus taat kepada mereka.
Jika meminjam istilah untuk negara kita adalah; Penguasa sepadan dengan
negara.
pengarahan umat harus diarahkan kepada moral dan politis yang dapat
adil, ramah, maslahah dan hikmah. Pola yang berlawanan dari keadilan
7
• “Perubahan hukum dengan sebab berubahnya zaman, tempat, situasi, adat dan
niat”
kemaslahatan.”
ditinggalkan seluruhnya.”
ditetapkan pada suatu waktu dan tempat tertentu dapat diubah atau diganti oleh
dengan realpolitic. Sebab perubahan zaman, tempat, situasi dan kultur dengan
suatu peraturan dan undang-undang yang lebih sesuai dengan waktu berakhir.
Perubahan atau pergantian tentu tidak asal berubah saja. Tetapi perubahan yang
tetap berorientasi kepada nilai-nilai dan jati diri manusia dan kemanusian.
bersifat universal pada setiap zaman dan tempat. Ia juga harus bersifat transparan,
8
”Hukum selalu konsisten dengan illatnya (alasan-alasannya), ada dan
tidakadanya hukum tergantung dengan ada dan tidak adanya alasan tersebut”
Contoh, menurut ’Abduh jika disuatu negara masih ada perjudian, dana judi
kemudian diberikan kepada fakir miskin, maka mereka dapat memanfaatkan dana
tersebut untuk kebutuhan primer mereka. Pada suatu saat Umar ibn Khattab tidak
paceklik. Muallaf qlubuhum dipandang tidak ada pada saat itu, sehingga satu
Contoh pada masa Orba UUD 45 hampir tidak tersentuh oleh perubahan.
perempuan. Praktik ilegal gami dilakukan oleh laki-laki karena kepentingan seks
9
a).secara vertikal hubungan manusia dengan Allah, kemudian disebut bidang
’ubudiyyah.
Bagian pertama dikemas dalam kajian shalat, zakat, puasa dan haji. Bagian
yang kedua dikemas dalam urusan muamalah secara luas. T.M. Hasbi ash-
dalam Islam adalah Fiqih Siyasah. Maka dalam kajian kali ini akan dibahas
mengenai bidang-bidang Fiqih Siyasah. Dan Fiqih Siyasah ini menurut Pulungan
1. Siyasah Dusturiyah
2. Siyasah Maliyah
3. Siyasah Dauliyah
4. Siyasah Harbiyah
5. Siyasah Dusturiyah
10
Siyasah Dusturiyah menurut tata bahasanya terdiri dari dua suku kata
yaitu Siyasah itu sendiri serta Dusturiyah. Arti Siyasah dapat kita lihat di
hal yang mengatur atau kebijakan yang diambil oleh kepala negara atau
pemerintah dalam mengatur warga negaranya. Hal ini berarti Siyasah Dusturiyah
adalah kajian terpenting dlam suatu negara, karena hal ini menyangkut hal-hal
yang mendasar dari suatu negara. Yaitu keharmonisan antara warga negara
Siyasah Maliyah
Arti kata Maliyah bermakna harta benda, kekayaan, dan harta. Oleh
karena itu Siyasah Maliyah secara umum yaitu pemerintahan yang mengatur
kewajiban kepala negara untuk mengatur dan mengurus keungan negara guna
Pulungan (2002, hal:40) yang mengatak bahwa Siyasah Maliyah meliputi hal-hal
yang menyangkut harta benda negara (kas negara), pajak, serta Baitul Mal.
Dari pembahasan diatas dapat kita lihat bahwa siyasah maliyah adalah
hal-hal yang menyangkut kas negara serta keuangan negara yang berasal dari
11
pajak, zakat baitul mal serta pendapatan negara yang tidak bertentangan dengan
syari’at Islam.
Siyasah Dauliyah
pengusiran warga negara asing. Selain itu juga mengurusi masalah kaum Dzimi,
perbedaan agama, akad timbal balik dan sepihak dengan kaum Dzimi, hudud, dan
Dari pengertian diatas dapat dilihat bahwa Siyasah Dauliyah lebih mengarah pada
pengaturan masalah kenegaraan yang bersifat luar negeri, serta kedaulatan negara.
Hal ini sangat penting guna kedaulatan negara untuk pengakuan dari negara lain.
Siyasah Harbiyah
wewenang atau kekuasaan serta peraturan pemerintah dalam keadaan perang atau
darurat.
atau kepala negara mengatur dan mengurusi hala-hal dan masalah yang berkaitan
dengan perang, kaidah perang, mobilisasi umum, hak dan jaminan keamanan
12
Hubungan antara Fiqih Syiasah dengan Islam
manusia (syamil). Islam bukanlah sekedar agama kerahiban yang hanya memiliki
prosesi-prosesi ritual dan ajaran kasih-sayang . Islam bukan pula agama yang
Politik, sebagai salah satu sendi kehidupan, dengan demikian juga diatur oleh
Islam. Akan tetapi, Islam tidak hanya terbatas pada urusan politik.
memahaminya sebagai Islam yang bersifat atau bercorak politik. Dalam hal ini,
Islam memang harus memiliki corak politik. Akan tetapi, politik bukanlah satu-
satunya corak yang dimiliki oleh Islam. Sebab jika Islam hanya bercorak politik
tanpa ada corak lainnya yang seharusnya ada, maka Islam yang demikian ialah
Islam yang parsial. Munculnya varian-varian Islam dengan corak politik yang
amat kuat pada dasarnya didorong oleh kelemahan atau bahkan keterpurukan
politik umat Islam saat ini. Karena kondisi sedemikian ini, politik kemudian
menjadi salah satu PR penting umat Islam saat ini, untuk bisa bangkit dari
kemundurannya.
Adapun istilah Politik Islam tentu akan segera dipahami sebagai politik
ala Islam atau konsep politik menurut Islam. Istilah ini wajar ada karena memang
dalam kenyataannya terdapat banyak konsep politik yang kurang atau tidak sesuai
dengan ajaran Islam. Pertanyaan yang selanjutnya muncul ialah “apakah Politik
Islam itu ada? Apakah Islam mempunyai konsep khusus tentang politik, berbeda
13
tertentu, Islam memang memiliki konsep yang khas tentang politik. Akan tetapi,
tentu saja Islam tetap terbuka terhadap berbagai konsep politik yang senantiasa
muncul untuk kemudian bisa melengkapi konsep yang sudah dimiliki, sepanjang
Sifat terbuka Islam dalam masalah politik ini tidak terlepas dari
kenyataan bahwa Islam tidaklah menetapkan konsep politiknya secara amat rinci
tetapi, tidak pula berarti bahwa Islam sama sekali tidak memiliki rincian dalam
secara rinci dan tidak boleh berubah kapanpun juga, meskipun zamannya berubah.
Dalam hal ini, tidaklah benar pandangan sebagian kalangan yang mengatakan
bahwa dalam masalah politik, Islam hanya memiliki nilai-nilai normatif saja, yang
harus diwujudkan. Hukum-hukum tersebut tidak akan mungkin bisa tegak tanpa
mengatakan bahwa Islam harus ditegakkan dengan dua hal : Al-Qur’an dan
14
melambangkan kekuatan politik atau kekuasaan yang menjamin tegaknya isi Al-
Qur’an.
Mengatur hubungan antara pengusaha dan rakyat serta hak dan kewajiban masing-
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Tanpa keberadaan pemerintah yang Islami (dalam hal ini pemerintah yang
menjalankan konsep fiqh siyâsah), maka sangat sulit terjamin keberlakuan hukum
Islam itu sendiri bagi masyarakat muslimnya.Imam al-Ghazâlî juga secara tegas
Buktinya, tanpa pemerintah yang minimal peduli dengan fiqh siyâsah, tidak
mungkin akan mengeluarkan salah satu produk hukum Islam sebagai hukum
positif untuk rakyatnya yang muslim. Indonesia misalnya, pada tahun 1974 telah
mengatur bahwa semua penduduk asli Indonesia yang beragama Islam untuk
15
mematuhi peraturan pernikahan tersebut yang terbentuk dari dasar-dasar Islami.
Tanpa ini, tentu konsep fiqh munâkahah tidak dapat diaplikasikan secara positif di
Indonesia.
sebagai berikut:
1. Fiqh siyâsah adalah sebuah disiplin ilmu yang isinya adalah membahas
2. Ruang lingkup fiqh siyâsah secara keseluruhan dan secara umum, dapat
bawah fiqh mu’âmalat yang diartikan secara luas, sedangkan peranannya jelasnya
adalah sangat penting bagi masyarakat muslim, karena ia adalah kunci dapat
adalah beragama muslim, selain di satu sisi fiqh siyâsah sendiri sangat
kemudaratan.
16
DAFTAR PUSTAKA
2013)
http://languagecommunity.blogspot.com/2011/12/makalah-fiqh-
http://diyaasaviella.blogspot.com/2012/02/pengertian-siyasah-hukum-
http://makalahchayya.blogspot.com/2011/10/fiqih-siyasah-politik.html
http://serbamakalah.blogspot.com/2013/02/siyasah-politik-islam.html
http://www.aminazizcenter.com/2010/12/kuliah-fiqh-siyasah-politik-
17