Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

NIFAQ

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 3

1. Davinaiella Rizky Giga P (221520100019)


2. Rania Putri Vanisa (221520100027)
3. Dwi Rohmatul M. (221520100040)
4. Arni Azis Y. (221520100007)
5. Dwi Rohmatul M. (221520100035)
6. Mela Lailul izza (221520100045)
7. Devia Aprilia Amanda (221520100006)
8. Desi Lailatul Hasanah (221520100042)
9. Nur Hanisah (221520100053)

PROGAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO
TAHUN AKADEMIK 2022/2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah Ta’ala. Karena atas
rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul, “Nifaq” dapat kami selesaikan
dengan baik. Kami berharap makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
pembaca tentang fungsi dasar dan jenis kelenjar pada sistem endokrinologi dalam persalinan
serta perubahan hormonal pada tubuh saat persalinan. Begitu pula atas limpahan kesehatan
dan kesempatan yang Allah SWT karuniai kepada kami susun melalui beberapa sumber yakni
melalui text book maupun jurnal.

Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan kami semangat dan motivasi dalam pembuatan tugas makalah ini. Kepada kedua
orang tua kami yang telah memberikan banyak kontribusi bagi kami, dosen pembimbing
kami, Ibu Anis Farihah dan juga kepada teman-teman seperjuangan yang membantu kami
dalam berbagai hal. Harapan kami, informasi dan materi yang terdapat dalam makalah ini
dapat bermanfaat bagi pembaca. Tiada yang sempurna, karena itu kami memohon kritik dan
saran yang membangun bagi perbaikan makalah kami selanjutnya.

Demikian makalah ini buat, apabila terdapat kesalahan dalam penulisan, atau pun
adanya ketidaksesuaian materi yang kami angkat pada makalah ini, kami mohon maaf tim
penulis menerima kritik dan saran seluas-luasnya dari pembaca agar bisa membuat karya
makalah yang lebih baik pada kesempatan berikutnya.

Penulis

23 November 2022

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................iii
BAB I....................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang....................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................................3
1.3 Tujuan..................................................................................................................................3
BAB II..................................................................................................................................................4
PEMBAHASAN...................................................................................................................................4
2.1 Makna Nifaq (Munafik)......................................................................................................4
2.1.1 Pengertian Nifaq Secara Bahasa.................................................................................4
2.1.2 Pengertian Nifaq Secara Istilah..................................................................................4
2.2 Jenis-jenis Nifaq...................................................................................................................5
2.2.1 Nifaq I’tiqadi (Keyakinan)..........................................................................................5
2.2.2 Nifaq Amali (Perbuatan).............................................................................................6
2.3 Karakteristik Munafik dan Ancaman Allah Terhadap Mereka di Akhirat...................7
2.3.1 Bersumpah Palsu.........................................................................................................7
2.3.2 Mengaku Beriman.......................................................................................................8
2.3.3 Melakukan Tipu Daya.................................................................................................8
2.3.4 Tidak menepati janji....................................................................................................9
2.3.5 Bermuka Dua...............................................................................................................9
2.4 Dampak dan Bahaya Prilaku Munafiq/ Nifaq pada Kehidupan....................................10
2.4.1 Aspek Sosial-Kemasyarakatan..................................................................................11
2.4.2 Aspek Sosial-Politik...................................................................................................12
2.4.3 Aspek Dakwah............................................................................................................12
BAB III..................................................................................................................................................14
PENUTUP..........................................................................................................................................14
3.1 KESIMPULAN..................................................................................................................14
3.2 SARAN.....................................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................16

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Nifaq merupakan perbuatan manusia yang memiliki sikap bermuka dua.


Manusia dengan ciri ini biasa menampakkan diri secara berbeda dari keadaan yang
sesungguhnya, lebih tepatnya mereka selalu menampakkan kebaikan dan
menyembunyikan keburukan. Perbuatan ini merupakan suatu penyakit rohani bersifat
abstrak yang secara lahiriyah sulit untuk diketahui dan seharusnya dijauhi oleh setiap
muslim. Namun kenyataannya, penyakit ini telah berkembang dan menjadi sesuatu
yang biasa terlihat di masyarakat. Padahal perbuatan munafik adalah salah satu
perbuatan yang Allah benci. (Ghoffar, 2004)

Kebimbangan merupakan ciri yang paling mendasar dari orang munafik. sebab
ia tidak bisa menentukan sikap antara keimanan dan kekafiran. Hal ini disebabkan
karena ia kurang percaya diri. Sehingga mereka hanya mengikuti arus dalam bersikap
tanpa memilah manakah yang benar dan yang salah. Mereka akan senantiasa berada
dalam kepura-puraan. Perilaku dan hatinya sangat bertolak belakang, sehingga
hidupnya jauh dari ketenangan. (Nashr, 2006)

Secara periodik dalam sejarah perkembangan dakwah islam, nifaq muncul


dikalangan orang-orang yang telah memeluk agama islam ketika islam sudah
mengalami kemajuan yang cukup signifikan di Madinah Al-Munawwarah. Oleh
karena itu, tema nifaq merupakan suatu istilah baru yang diperkenalkan oleh Al-
Qur’an, khususnya pada ayat-ayat madaniyah.

Menurut Ibnu Al-Qayyim Al-Jauzi, pada dasarnya nifaq sudah muncul ketika
Rasulullah masih berada di Mekah. Fenomena murtad pada sebagian kaum muslimin
akibat dari penindasan dan penganiayaan yang dilakukan oleh kafir quraisy
menunjukkan bahwa murtad merupakan bagian dari kemunafikan. Hal ini disebabkan
oleh lemahnya iman orang-orang yang menyatakan masuk islam saat itu. Meskipun

1
sudah ada gejala nifaq di Mekah, namun belum begitu kuat dan nyata, sebab jumlah
umat islam saat itu masih sedikit, demikian juga dakwah islam yang masih dalam
kondisi lemah dan terbatas.

Setelah Rasulullah hijrah ke Madinah, dakwah islam mengalami kemajuan dan


perkembangan yang sangat signifikan. Dengan semakin kuatnya fondasi islam, maka
semakin kuat pula tantangan yang dihadapi kaum muslimin di Madinah dalam
menyebarkan dakwah. Jika di Mekah kaum muslimin hanya berhadapan dengan kafir
quraisy, maka di Madinah umat Islam tidak hanya berhadapan dengan orang-orang
kafir yang terdiri atas quraisy Mekah dan ahli kitab, tetapi juga berhadapan dengan
orang-orang yang menyatakan dirinya masuk islam namun menyimpan sifat nifaq
yang akan merongrong dakwah islam dari dalam. Dengan demikian, maka dakwah
islam akan menghadapi dua tantangan, yaitu dari luar dan dalam. (Al-Jauziy, 1994)

Menyikapi semakin kuat dan berbahayanya dampak nifaq (munafik) bagi


kejayaan dakwah, maka Al-Qur’an melalui ayat-ayat madaniyah menjelaskan sifat-
sifat mereka, berapa besar dampak atau bahayanya bagi umat islam, dan bagaiman
kehidupan yang akan mereka hadapi baik di dunia maupun di akhirat. Misalnya pada
permulaan surat Al-Baqarah, Al-Qur’an menjelaskan tiga tipologi manusia, yaitu
muttaqin, kafirin, dan munafiqin. Dua golongan terakhir merupakan dinamika yang
selalu mengiringi dan mengikuti perjalanan dakwah islam Dengan demikian, maka
fenomena nifaq dalam dakwah islam adalah sunnatullah yang pasti dihadapi umat
islam.

Berawal dari latar belakang diatas, akan menarik bagi penulis untuk
mengungkap lebih lanjut tentang penjelasan yang dijelaskan secara rinci didalam
ayat-ayat suci Al-Qur’an mengenai makna, karakteristik, dampak atau bahaya nifaq,
dan jenis-jenis sifat nifaq, serta ancaman Allah terhadap pelaku nifaq yang telah Allah
tegaskan dalam firmannya. Diharapkan dengan adanya makalah ini, mampu
membawa dampak baik atau bahkan mampu mengubah perilaku pembaca menjadi
lebih baik sesuai aturan islam.

2
1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana ciri-ciri manusia yang memiliki sifat nifaq?


2. Apa surat yang menjelaskan sifat nifaq?
3. Bagaimana dampak yang diderita perilaku nifaq?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui ciri-ciri manusia yang memiliki sifat nifaq


2. Untuk mengetahui surat yang menjelaskan sifat nifaq
3. Untuk mengetahui dampak yang diderita perilaku nifaq

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Makna Nifaq (Munafik)

2.1.1 Pengertian Nifaq Secara Bahasa

Kata An-Nifaq dalam bahasa arab berasal dari akar kata nȃfaqa-yunȃfiqu-
nifȃqan. yang berarti memasukkan sesuatu dengan mengeluarkan yang lain.
Muhammad Musa Nasr mengatakan, sejumlah Ulama berpendapat: “AnNifaq”
berasal dari “An-Nafaq”, yakni sebuah jalanan di dalam bumi menuju tempat
lain, sedang kata nafaqah dan nȃfiqȃ berarti lubang biawak dan tikus. Jika
didatangi dari mulut lubang, ia akan menyerang dengan kepalanya. makna
nifaq secara terminologi adalah menampakkan Islam dengan
menyembunyikan kekufuran. Kata nifaq merupakan suatu term baru yang
diperkenalkan oleh Al-Qur’an. Oleh karena itu masyarakat Arab tidak
mengetahui makna lain selain makna yang dimaksud oleh Al-Qur’an itu
sendiri. secara bahasa berarti ketidaksamaan antara lahir dan batin. Jika
ketidaksamaan itu dalam hal keyakinan, hatinya kafir tetapi mulutnya
mengatakan beriman.

Munafik (‫ )المنافك‬artinya adalah orang yang nifaq (‫اق‬HH‫)النف‬. Munāfiq atau


Munafik (kata benda, dari bahasa Arab ‫افق‬HH‫من‬, plural Munāfiqūn) adalah
terminologi dalam Islam untuk merujuk pada mereka yang berpura-pura
mengikuti ajaran agama namun sebenarnya tidak mengakui dalam hatinya.

2.1.2 Pengertian Nifaq Secara Istilah

Kata An-Nifaq secara istilah syara‟ berarti menutup kekufuran dan


memperlihatkan keimanan. Dengan kata lain, orang munafik itu ucapannya
berbeda dengan perbuatannya, lahirnya tidak sama dengan batinnya, yang
nampak darinya bertentangan dengan apa yang disembunyikannya dalam hati.

4
Dinamakan demikian karena dia masuk pada syara‟ dari satu pintu dan keluar
dari pintu yang lain.

َ‫اِ َّن ْال ُمنَفِقِ ْينَ هُ ُم ْالفَ ِسقُون‬

Artinya: “Sesungguhnya orang-orang munafik itu adalah orang-orang


yang fasik”. (QS. At-Taubah [9]: 67).

Orang yang mempunyai siat nifaq disebut munafik, munafik sering


bersikap tidak menentu, susah diketahui kebenaran ucapannya, sebagimana
susahnya mengetahui tembusan lubang tikus di padang pasir. Kemunafikan,
pada dasarnya adalah salah satu sifat bathiniyah yang denga cepat menguasai
jiwa manusia. Banyak orang yang tidak menyadari, bahwa dirinya terkena
penyakit bathiniyah itu. Bahkan, mereka merasa, apa yang diperbuatnya
adalah sesuatu kebaikan. Padahal, semua orang tahu, perbuatannya adalah
destruktif, merusak. Banyak ayat di al-qur’an yang menjelaskan tentang sifat
munafiq diantaranya surat Al-Baqarah, Al-An’am, An-Nisa, At-Taubah dan
banyak surat lainnya. Bukan hanya dalam Al-Qur’an saja Nifaq atau Munafiq
juga dijelaskan pada banyak hadist salah satu hadist yang terkenal yakni
Hadist Riwayat Bukhari.

َ‫ب وَِإ َذا َو َع َد َأ ْخلَفَ َوِإ َذا اْؤ تُ ِمنَ خَ ان‬


َ ‫ث َك َذ‬ ِ ِ‫آيَةُ ْال ُمنَاف‬
ٌ ‫ق ثَاَل‬
َ ‫ث ِإ َذا َح َّد‬

Tanda-tanda orang munafik itu ada 3, berbicara ia berbohong, jika berjanji


ia ingkar, jika dipercaya ia berkhianat.

2.2 Jenis-jenis Nifaq

Ada dua jenis nifaq (kemunafikan), yakni nifaq Akbar yang disebut juga Nifaq
I’tiqadi (keyakinan) dan Nifaq Amali (perbuatan).

2.2.1 Nifaq I’tiqadi (Keyakinan)

Nifaq I’tiqadi yaitu nifaq besar, dimana pelakunya menampakan keislaman


tetapi menyembunyikan kekufuran. Jenis nifaq ini menjadikan keluar dari

5
agama dan pelakunya berada di dalam kerak Neraka. Allah menyifati para
pelaku nifaq ini dengan berbagai kejahatan seperti kekufuran ketiadaan iman,
mengolok-olok Agama dan pemeluknya serta kecenderungan kepada musuh-
musuh untuk bergabung dengan mereka untuk bergabung dengan mereka
dalam memusuhi Islam. Orang-orang munafik jenis ini senantiasa ada pada
setiap zaman. Lebih lebih ketika tampak kekuatan Islam dan mereka tidak
mampu membendung secara lahiriyah.

Dalam keadaan seperti itu, mereka masuk dalam agama Islam untuk
melakukan tipu daya terhadap Agama dan pemeluknya secara sembunyi-
sembunyi juga agar mereka bisa hidup bersama umat Islam dan merasa tenang
dalam hal jiwa dan harta benda mereka. Karena itu, seorang munafik
menampakan keimanannya kepada Allah Swt, Malaikat-Nya, Kitab-Nya dan
hari Akhir, tetapi dalam hatinya mereka berpura-pura dari semua itu dan
mendustakannya. Nifaq jenis ini ada empat macam:
a. Mendustakan Rasulullah Saw. atau mendustakan sebagian dari pada apa
yang Beliau bawa.
b. Membenci Rasulullah Saw. Atau membenci sebagian apa yang Beliau
bawa.
c. Merasa gembira dengan kemunduran agama Islam.
d. Tidak senang dengan kemenangan Islam.

2.2.2 Nifaq Amali (Perbuatan)

Nifaq Amali yaitu melakukan sesuatu yang merupakan perbuatan orang-


orang munafik tetapi masih tetap ada Iman di dalam hatinya. Nifaq jenis ini
tidak mengeluarkan dari Agama, tetapi merupakan wasilah (pelantara) kepada
yang demikian. Pelakunya berada dalam Iman dan nifaq. Lalu, jika perbuatan
nifaqnya banyak, maka akan bisa menjadi sebab terjerumusnya dia ke dalam
nifaq sesungguhnya, berdasarkan sabda Nabi Saw.

ْ ‫ َو َم ْن َكان‬،‫ َأرْ بَ ٌع َم ْن ُك َّن فِ ْي ِه َكانَ ُمنَافِقا ً خَالِصًا‬: ‫عن عبد هللا بن عمرو ان النبي صلي هللا عليه وسلم قال‬
ٌ‫َت فِ ْي ِه خَ صْ لَة‬
َ ‫ َوِإ َذا خ‬،‫ َوِإ َذا عَاهَ َد َغ َد َر‬،‫ب‬
‫َاص َم فَ َج َر‬ َ ‫ث َك َذ‬ ِ َ‫َت فِ ْي ِه خَ صْ لَةٌ ِمنَ النِّف‬
َ ‫ َوِإ َذا َح َّد‬، َ‫ ِإ َذا اْؤ تُ ِمنَ خَ ان‬،‫اق َحتَّى يَ َد َعهَا‬ ْ ‫ِم ْنه َُّن َكان‬

6
Artinya: “Dari Abdullah ibn „Amr bahwa Nabi Saw bersabda:
“Empat sifat yang barang siapa mengerjakannya, maka ia menjadi munafik
tulen, dan barang siapa yang melakukan salah satu dari empat sifat itu, maka
di dalam dirinya terdapat sifat nifaq sehingga ia meninggalkannya, yaitu: (1)
apabila dipercaya, ia berkhianat, (2) apabila berbicara, ia dusta, (3) apabila
berjanji, ia tidak menepati, dan (4) apabila bertengkar, ia curang (mau
menang sendiri). (H.R. Bukhari, Muslim)

Terkadang pada diri seorang hamba berkumpul kebiasaan-kebiasaan


baik dan kebiasaan-kebiasaan buruk, kebiasaan-kebiasaan iman dan
kebiasaan- kebiasaan kufur dan nifaq. Karena itu, ia mendapatkan pahala dan
siksa sesuai konsekuensi dari apa yang mereka lakukan seperti malas dalam
melakukan shalat berjamaah di masjid. Inilah di antara sifat orang-orang
munafik. Sifat nifaq adalah sesuatu yang buruk dan sangat berbahaya karena
itulah sehingga para sahabat begitu sangat takutnya kalau dirinya terjerumus
ke dalam nifaq.

2.3 Karakteristik Munafik dan Ancaman Allah Terhadap Mereka di Akhirat

Seperti yang kita tahu, nifaq merupakan suatu penyakit rohani yang bersifat
abstrak dan tidak mudah untuk diketahui. Selain itu, munafiq adalah musuh Islam dari
dalam yang memiliki karakter ganda. Munafik ini bersikap sebagaimana kita beriman,
namun di belakang, mereka menebarkan fitnah, kebencian dan permusuhan terhadap
kaum muslimin. Baik al-Qur’an maupun hadis menjelaskan kriteria atau tanda-tanda
orang munafik yang dapat diketahui kaum muslimin. Dalam hadis sahih riwayat
Bukhari melalui Abu Hurairah, Nabi SAW mengatakan “Tanda-tanda orang munafik
ada tiga; jika berbicara ia berbohong, kapan berjanji ia melanggar, dan bila dipercaya
ia berkhianat. (HR. Bukhari). Di samping tanda-tanda munafiq dalam hadis di atas,
ayat-ayat Al-Qur’an juga menjelaskan mental, sikap dan tanda-tanda orang munafiq.
Berikut di antara tanda munafik yang dikemukakan berbagai dalam al-Qur’an.

2.3.1 Bersumpah Palsu

7
Sikap ini dijelaskan dalam surat An-Nisa’ ayat 62-63 sebagai berikut :

Artinya: Maka Bagaimanakah halnya apabila mereka (orang-orang


munafik) ditimpa sesuatu musibah disebabkan perbuatan tangan mereka
sendiri, kemudian mereka datang kepadamu sambil bersumpah: demi Allah,
Kami sekali-kali tidak menghendaki selain penyelesaian yang baik dan
perdamaian yang sempurna". Mereka itu adalah orang-orang yang Allah
mengetahui apa yang di dalam hati mereka. karena itu berpalinglah kamu
dari mereka, dan berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka
perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. (An-Nisa’: 62-63)

2.3.2 Mengaku Beriman

Surat al-Baqarah ayat 8 dengan gamblang menjelaskan karakteristik ini

Artinya: Di antara manusia ada yang mengatakan: "Kami beriman kepada


Allah dan hari kemudian," pada hal mereka itu sesungguhnya bukan orang-
orang yang beriman. (Al-Baqarah: 8)

2.3.3 Melakukan Tipu Daya

Dalam surat An-Nisa’ ayat 142 menjelaskan salah satu sifat buruk dari
kehidupan orang munafik, yaitu:

8
Artinya: Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah
akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk shalat
mereka berdiri dengan malas.Mereka bermaksud riya (dengan shalat) di
hadapan manusia.dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali.
(An-Nisa’: 142)

2.3.4 Tidak menepati janji

Dalam surat At-Taubah ayat 75-78 Allah menegaskan hal ini sebagai berikut :

Artinya: Dan diantara mereka ada orang yang telah berikrar kepada
Allah: "Sesungguhnya jika Allah memberikan sebahagian karunia-Nya kepada
kami, pastilah kami akan bersedekah dan pastilah kami termasuk orang-orang
yang saleh. Maka setelah Allah memberikan kepada mereka sebahagian dari
karunia-Nya, mereka kikir dengan karunia itu, dan berpaling, dan mereka
memanglah orang-orang yang selalu membelakangi (kebenaran). Maka Allah
menimbulkan kemunafikan pada hati mereka sampai kepada waktu mereka
menemui Allah, karena mereka telah memungkiri terhadap Allah apa yang
telah mereka ikrarkan kepada-Nya dan juga karena mereka selalu berdusta.
Tidaklah mereka tahu bahwasanya Allah mengetahui rahasia dan bisikan
mereka, dan bahwasanya Allah amat mengetahui segala yang ghaib. (At-
Taubah: 75-78)

9
2.3.5 Bermuka Dua

Sifat atau karakter ini dijelaskan Allah dalam al-Qur’an, di antaranya surat
An-Nisa’ ayat 143 sebagai berikut:

Artinya: mereka dalam Keadaan ragu-ragu antara yang demikian (iman


atau kafir): tidak masuk kepada golongan ini (orang-orang beriman) dan
tidak (pula) kepada golongan itu (orang-orang kafir), maka kamu sekali-kali
tidak akan mendapat jalan (untuk memberi petunjuk) baginya. (An-Nisa’:
143)

Sedangkan ancaman Allah kepada orang-orang yang munafik dipaparkan


dalam berbagai ayat-ayat al-Qur’an, seperti, misalnya surat al-Taubah ayat 68

sebagai berikut :
Artinya: Allah mengancam orang-orang munafik laki-laki dan perempuan
dan orang-orang kafir dengan neraka Jahannam, mereka kekal di dalamnya.
cukuplah neraka itu bagi mereka, dan Allah mela'nati mereka, dan bagi
mereka azab yang kekal. (At-Taubah: 68)

2.4 Dampak dan Bahaya Prilaku Munafiq/ Nifaq pada Kehidupan

Termasuk penyakit dalam diri manusia seperti dijelaskan Allah pada surat Al-
Baqarah ayat 10.
ۢ
َ‫ضٌ فَزَ ا َدهُ ُم هّٰللا ُ َم َرضًا‌ۚ َّولَهُمۡ َع َذابٌ اَلِ ۡي ۙ ٌم بِ َما َكانُ ۡوا يَ ۡك ِذب ُۡون‬
ۙ ‫فِ ۡى قُلُ ۡوبِ ِهمۡ َّم َر‬

Artinya: Dalam hati mereka ada penyakit, lalu Allah menambah penyakitnya itu ; dan
mereka mendapat azab yang pedih, karena mereka berdusta. (QS. Al-Baqarah [2];
10)

10
Tafsiran ayat ini menyatakan, “Allah mengumpamakan hati orang munafik
dengan penyakit. Seakan-akan hati mereka tidak memiliki kesehatan iman yang
menghidupkan hati dan menjadikannya memiliki stamina dan kekuatan. Mental
mereka sakit, dalam hati mereka ada penyakit, dan ini lah yang memalingkan mereka
dari jalan yang terang dan lurus, serta menjadikan mereka pantas mendapatkan
tambahan penyakit dari Allah.

Penyakit yang bersemayam dalam hati orang-orang munafik berdampak dalam


kehidupan mereka dengan senantiasa membuat kerusakan di pentas bumi ini. Hal ini
tercermin pada ayat 11-12 surat Al-Baqarah.

)١٢( َ‫) آَاَل اِنَّهُ ْم هُ ُم ْال ُم ْف ِس ُدوْ نَ َو ٰل ِك ْن اَّل يَ ْش ُعرُوْ ن‬١١( َ‫ض قَالُ ْٓوا اِنَّ َما نَحْ نُ ُمصْ لِحُوْ ن‬
ِ ۙ ْ‫َواِ َذا قِ ْي َل لَهُ ْم اَل تُ ْف ِس ُدوْ ا فِى ااْل َر‬

Artinya: Dan bila dikatakan kepada mereka:"Janganlah kamu membuat kerusakan


di muka bumi", mereka menjawab: "sesungguhnya kami orang-orang yang
mengadakan perbaikan." Ingatlah, sesungguhnya mereka Itulah orang-orang yang
membuat kerusakan, tetapi mereka tidak sadar (QS. Al-Baqarah [2]; 11-12).

Perusakan yang ditimbulkan kemunafikan dapat di klasifikasikan ke dalam tiga


aspek, yaitu:

2.4.1 Aspek Sosial-Kemasyarakatan


‫هّٰللا‬ ۢ
ِ ْ‫ْض يَْأ ُمرُوْ نَ بِ ْال ُم ْن َك ِر َويَ ْنهَوْ نَ َع ِن ْال َم ْعرُو‬
َ ‫ف َويَ ْقبِضُوْ نَ اَ ْي ِديَهُ ۗ ْم نَسُوا‬ ٍ ۘ ‫ضهُ ْم ِّم ْن بَع‬ ُ ‫اَ ْل ُم ٰنفِقُوْ نَ َو ْال ُم ٰنفِ ٰق‬
ُ ‫ت بَ ْع‬
َ‫فَنَ ِسيَهُ ْم ۗ اِ َّن ْال ُم ٰنفِقِ ْينَ هُ ُم ْال ٰف ِسقُوْ ن‬
Artinya: Orang-orang munafik laki-laki dan perempuan. sebagian dengan
sebagian yang lain adalah sama, mereka menyuruh membuat yang munkar
dan melarang berbuat yang ma'ruf dan mereka menggenggamkan tangannya.
Mereka telah lupa kepada Allah, maka Allah melupakan mereka.
Sesungguhnya orang-orang munafik itu adalah orang-orang yang fasik. (QS.
At-Taubah [9]:67)

Ayat di atas memberikan pelajaran bahwa betapa bahayanya perilaku


manfiq dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Hal ini, karena mereka

11
menyuruh membuat yang munkar dan melarang berbuat yang baik (ma'ruf).
Jika ini terjadi, maka jelas dalam kehidupan masyarakat, berbangsa dan
bernegara akan lahir kegaduhan, kekecauan. Oleh karenanya, umat Islam
wajib menjauhi perilaku munafiq ini agar terwujud tatanan masyarakat yang
harmonis dan damai.

2.4.2 Aspek Sosial-Politik


Dampak dari kemunafikan tidak hanya merusak tatanan kehidupan sosial-
masyarakat, tetapi juga dalam kehidupan politik. Kemakmuran yang Allah
limpahkan di bumi tidak akan terealisasi dengan baik dan adil. Terciptanya
stabilitas keamanan, kesejahteraan dan keadilan bagi sebuah negara manakala
yang memangku kepentingan adalah orang-orang yang amanah. Namun, apa
bila ada di antara orang yang memegang kekuasaan merupakan orang-orang
munafik, maka hal tersebut akan membahayakan roda pemerintahan yang
sudah ada. Hal ini disebabkan orang munafik berperan ganda dalam
menjalankan pemerintahan, di satu sisi mereka menunjukkan loyalitas dan
pengabdian yang tinggi kepada negara, namun di sisi lain begitu mudahnya
mereka menghianati rakyat yang telah memberikan amanah dan kepercayaan.
Artinya: Dan janganlah kamu berdebat (untuk membela) orang-orang
ϥ˴ Ϯ˸˵ϔΨ ͉Ϩϟ΍˴Ϧ˶ϣ˴ϥϮ˸˵ϔΨ
˸ ˴Θδ˸ ˴ϳ ϻ˴ϭ˴ α˶ Ύ ˸ ˴Θδ˸ ͉ϳ )˺ ˹ ̀ ( Ύ‫و‬Ϥ
˱ϴ ˴΍Ύ
˸˶Λ ˱ϧ΍Ϯ˴
͉Χ ϥΎ ˸ϣ
˴ ϛ˴ Ϧ ˶ϳ ϻ˴ ˴ൖ
˴ ΐ͊ Τ˵ ͉ ΍‫ن‬Ϣ
ဃ ϥ˶ ˵δ˴ ˵ϔϧ˸˴΍ϥ˴ Ϯ˸˵ϧΎ
˸Ϭ ˸ ˴ϳ Ϧ˸
˴ΘΨ ˴ ϳά˶͉ϟ΍Ϧ ˶ ϋ˴ ϝ˸ Ω˴ ˵Ηϻ˴ϭ˴
˶Ύ
Π
)˺ ˹ ́ ( Ύ τ˱ ϴ ˵ ϥ˴ Ϯ˸˵Ϡ
˸Τ˶ϣ Ϥ˴ό˸ ˴ϳ ΎϤ
˴˶Α˵ൖ
ဃ ϥΎ ˴ ϛ˴ϭ˴ ‫ن‬ϝ˶ Ϯ˸˴Ϙϟ˸΍˴Ϧ˶ϣϰ οԻή˸ ˴ϳ ϻ˴ Ύ ˴ ϥ˴ Ϯ˸˵Θ˶˷ϴ˴Β˵ϳ ˸Ϋ˶΍Ϣ
ϣ ˸Ϭ ˵˴όϣ˴ Ϯ˵
˴ϫϭ˴ ˶ൖ
ဃ Ϧ˶ ˴ϣ
yang mengkhianati dirinya. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang
yang selalu berkhianat lagi bergelimang dosa. Mereka bersembunyi dari
manusia, tetapi mereka tidak bersembunyi dari Allah, Padahal Allah beserta
mereka, ketika pada suatu malam mereka menetapkan keputusan rahasia yang
Allah tidak redlai dan adalah Allah Maha meliputi (ilmu-Nya) terhadap apa
yang mereka kerjakan. (QS. An-Nisa [4] :107-108)

2.4.3 Aspek Dakwah


Tiga tipologi manusia yang disampaikan Al-Qur’an pada awal surah Al-
Baqarah merupakan penegasan bahwa dinamika dakwah Islam akan selalu
diiringi dengan kekufuran dan kemunafikan. Hitam-putih perjalanan dakwah
Islam akan selalu bergandengan dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Terkadang nampak pada satu titik perjalanan dakwah justru kemunafikan lah

12
yang paling menonjol dan dominan. Dengan adanya kemunafikan dalam
perjalanan dakwah Islam pasti mengandung hikmah dapat di jangkau pikiran
maupun tidak. Hikmanya antara lain :
a. Keberadaan orang-orang munafik dalam dakwah Islam akan menambah
keyakinan dan kesabaran hati orang-orang yang berdakwah, karena mereka
meyakini janji Allah pasti benar.
b. Kemunafikan akan menimbulkan sifat mawas diri dikalangan orang yang
berdakwah, karena orang munafik adalah musuh dari dalam yang jauh lebih
sulit dibandingkan musuh yang nyata.

Selain 3 aspek dampak dari perilaku Munafiq, orang yang melakukan


perbuatan nifaq akan mendapat dampak berupa Balasan neraka yang paling
bawah dan juga Jahannam. M. Rasyid Ridha, menjelaskan dalam tafsirnya
bahwa ruh orang munafik adalah sejahat-jahatnya ruh, jiwanya adalah
seburuk-buruk jiwa, dan akalnya adalah sekeji-keji akal. Karena ruh, jiwa dan
akal yang kotor dan keji itu, maka pantaslah kalau Allah SWT menempatkan
mereka kelak di dalam neraka yang paling jelek pula, yaitu ditingkat terbawah
dari neraka itu. M. Rasyid Ridha mengutip ayat Q.S. an-Nisa/4: 145

‫و‬ή˸
΍˱ϴμ˶ ˴ϧ Ϣ˵˴ϟ˴ΪΠ
˸Ϭ ˸ ˴ϟϭ˴ έΎ
˶˴ΗϦ ˸ ϙ˶ έ͉
˶ Ϟ˶ ˴ϔγ˸ ˴ϻ΍
˶‫͉ى‬Ϩϟ΍˴Ϧϣ ˸ Ϊϟ΍ϰ ϓ
˶ Ϧ˸
˴ ϴϘ
˶ϔ ˵ϟ˸΍ϥ˶
˶ϨԻ
Ϥ ͉΍

“Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan


yang paling bawah dari neraka. Dan kamu sekali-kali tidak akan mendapat
seorang penolong pun bagi mereka.”

Juga Q.S.at-Taubah/9:63, Orang Munafiq kekal di Neraka Jahannam :


‫ي ْال َع ِظ ْي ُم‬ َ ِ‫اَلَ ْم يَ ْعلَ ُم ْٓوا اَنَّهٗ َم ْن يُّ َحا ِد ِد هّٰللا َ َو َرسُوْ لَهٗ فَا َ َّن لَهٗ نَا َر َجهَنَّ َم خَالِدًا فِ ْيهَ ۗا ٰذل‬
ُ ‫ك ْال ِخ ْز‬

“Tidaklah mereka (orang-orang munafik itu) mengetahui bahwasanya


barangsiapa menentang Allâh dan Rasûl-Nya, maka sesungguhnya neraka
jahannamlah baginya, kekal mereka di dalamnya. Itu adalah kehinaan yang
besar”

13
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Dari materi penulis diatas dapat disimpulkan bahwa nifaq yang berarti
munafik adalah mereka yang berpura-pura mengikuti ajaran agama namun sebenarnya
tidak mengakui dalam hatinya. Dengan kata lain, orang munafik itu ucapannya
berbeda dengan perbuatannya, lahirnya tidak sama dengan batinnya, yang nampak
darinya bertentangan dengan apa yang disembunyikannya dalam hati (QS. At-Taubah
[9]: 67). Ada dua jenis nifaq (kemunafikan), yakni nifaq Akbar yang disebut juga
Nifaq I’tiqadi (keyakinan) seperti mendustakan dan membenci Rasulullah SAW,
gembira dengan kemunduran agama Islam, tidak senang dengan kemenangan Islam
dan Nifaq Amali (perbuatan) seperti malas dalam melakukan shalat berjamaah di
masjid.
Nifaq merupakan suatu penyakit rohani yang bersifat abstrak dan tidak mudah
untuk diketahui, munafiq juga adalah musuh Islam. Munafik bersikap sebagaimana
kita beriman, namun di belakang, mereka menebarkan fitnah, kebencian dan
permusuhan terhadap kaum muslimin. al-Qur’an dan hadis menjelaskan ciri-ciri orang
munafik yang dapat diketahui kaum muslimin. Tanda munafik yang dikemukakan
dalam al-Qur’an seperti Bersumpah Palsu (Qs. An-Nisa’ 62-63) ; Mengaku Beriman
(Qs. al-Baqarah 8) ; Melakukan Tipu Daya (Qs. An-Nisa’ 142) ; Tidak menepati janji
(Qs. At-Taubah 75-78) ; Bermuka Dua (Qs. An-Nisa’ 143)
Dampak dan Bahaya Perilaku Munafiq/ Nifaq pada Kehidupan dijelaskan Allah pada
surat Al-Baqarah ayat 10. Allah mengumpamakan hati orang munafik dengan
penyakit. Seakan hati mereka tidak memiliki kesehatan iman. Mental mereka sakit.
Penyakit yang bersemayam dalam hati orang-orang munafik berdampak dalam
kehidupan mereka dengan senantiasa membuat kerusakan di pentas bumi ini.

3.2 SARAN
Pada dasarnya makalah ini merupakan bentuk ikhtiar dari kami penulis untuk
mengungkapkan makna dari term munafik dalam al-Qur’an. Penjelasan tentang Nifaq
belumlah sempurna bagi kita yang fakir ilmu. Maka di sini ada beberapa saran yang

14
menurut penulis penting untuk melengkapi kajian-kajian berikutnya. Penelitian ini
masih terdapat kekurangan-kekurangan. Masih banyak ayat-ayat yang berkaitan
dengan munafik; serta penafsiran-penfsiran para ahli yang belum sempat penulis teliti
lebih jauh lagi. Oleh karenanya, diharapkan kepada tulisan selanjutnya agar lebih
menggali kajian yang lebih mendalam lagi, terutama penafsiran-penafsiran yang
mutakhir dari para ahlinya sehingga nantinya diharapkan bisa menjadi sebuah kajian
yang luas dan lengkap. Dalam mengimplikasikan munafik terhadap kehidupan sosial,
masih banyak masalah-masalah social yang belum sempat ditulis lebih signifikan.
Dan itu nantinya menjadi PR besar bagi penulis selanjutnya, supaya lebih sempurna
dalam tulisan selanjutnya.

15
DAFTAR PUSTAKA

Nifaq dalam perspektif Al-Qur’an, Syafril M. 2016


Ayahadah, fiaiunisi, 2016
Khianat dalam Al-Qur’an, Andi Abd. Muis

16

Anda mungkin juga menyukai