DISUSUN OLEH
KELOMPOK 9:
-Endah Lisleli Yanti (12070320727)
-Lin Nurul Hidayah (12070321790)
-Wisnu Mulyadi (12070312516)
JURUSAN AKUNTASI
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UIN SUSKA RIAU
2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah kami ucapkan atas kehadirat Allah Swt. Yang
senantiasa memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas makalah Sejarah Peradaban Islam ini. Tidak lupa pula
shalawat berangkaikan salam kami hadiahkan kepada Rasulullah SAW, yang
semoga kita semua mendapatkan syafaat beliau di hari akhir kelak. Aamiin.
Dalam tugas makalah kali ini kami membahas materi yang berjudul
“KERAJAAN ISLAM ZAMAN PENJAJAHAN BELANDA”. Tujuan dari penulisan
makalah kami ini untuk memenuhi tugas dari dosen Sejarah Peradaban
Islam Bapak Ali Azmi, M. Ag.
Terlepas dari itu kami menyadari sepenuhnya, bahwa tugas ini masih
banyak kekurangan. Sehingga kami mohon maaf kepada pembaca dan
mohon kritik serta saran yang bersifat membangun. Agar nantinya dapat
menjadi masukan untuk memperbaiki tugas makalah ini ke depannya.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca. Terima kasih.
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.........................................................................
Daftar Isi...................................................................................
BAB I PENDAHULUAN...............................................................
Latar Belakang Masalah.................................................................
Rumusan Masalah..........................................................................
BAB II PEMBAHASAN.................................................................
A. Situasi dan Kondisi Kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia Ketika
Belanda Datang
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyebaran agama Islam di Indonesia melalui berbagai jalur, baik dari jalur
perdagangan maupun dari perkawinan. Dan masuknya Islam di Indonesia
terjadi sebelum orang-orang Barat mencari rempah-rempah di Indonesia
sekitar abad ke-13 M, dimana masyarakat muslim sudah berada di Samudra
Pasai, Perlak dan Palembang di Sumatra. Sampai berdirinya kerajaan-
kerajaan Islam itu, perkembangan Islam di Indonesia dapat dibagi menjadi 3
fase, dari singgahnya pedagang-pedagang Islam di pelabuhan-pelabuhan
Nusantara, adanya komunitas Islam dari beberapa daerah kepulauan
Indonesia, sampai berdirinya kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia.
Pada bulan April tahun 1595, empat armada kapal Belanda di bawah
komando Corniles De Houtman berlayar menuju kepulauan Melayu, dan
tiba di Jawa Barat (pelabuhan Banten) pada bulan Juni 1596. Adapun
tujuan mereka datang ke Indonesia ialah untuk mengembangkan usaha
perdagangan, yaitu mencari rempah-rempah yang kemudian akan dijual di
negara mereka. Keberhasilan orang Belanda di bawah perintah De Houtman
membuat orang Belanda makin tertarik untuk mengembangkan
dagangannya di Indonesia, maka pada tahun 1598 angkatan kedua di bawah
pimpinan Van Nede Van Haskerck dan Van Warwisk datang ke Indonesia.
Kedatangan Belanda yang bertepatan dengan melemahnya pertahanan
maritim dari kesultanan-kesultanan Indonesia yang diakibatkan banyaknya
peperangan yang dilakukan oleh kesultanan Indonesia dalam usahanya
menutup lautan Indonesia dari perluasan wilayah imperialis Portugis,
menjadikan Belanda lebih mudah menguasai perdagangan di Indonesia,
sehingga pada tahun 1599 armada Belanda kembali datang ke Indonesia di
bawah pimpinan van der Hagen dan pada tahun 1600 di bawah pimpinan
van Neck.
B. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang di atas maka pemakalah akan membuat rumusan
masalah sebagai berikut :
PEMBAHASAN
Di samping itu juga Indonesia terjadi konflik intern, sehingga seperti bola
dalam keranjang yang mudah dipermainkan oleh penjajah. Dan itu terjadi
karena politik pecah belah penjajah itu. Ini semua mempengaruhi ajaran
agama Islam menjadi mundur, kerajaan-kerajaan Islam dari hari ke hari
menjadi kecil dan lemah.
Sementara itu, pada tahun 1803 telah kembali dari Makkah tiga
orang haji, yakni Haji Miskin, Pandai Sikat, dan Haji Sumanik, dari delapan
kota, dan Haji Piobang dari Tanah Datar. Ketiga ulama ini menyaksikan
secara langsung bagaimana kaum Wahabbi di Makkah meluruskan agama
dan membasmi bid’ah, sehingga mereka ingin meluruskan pula agama di
negerinya Minangkabau.
2. Perang Diponegoro
3. Perang Banjarmasin
4. Perang Aceh
Itulah awal perang Aceh yang menurut waktu dan ruang tidak ada
taranya dalam sejarah perlawanan terhadap kekuasaan kolonial. Perang ini
disebut juga perang rakyat, karena seluruh rakyat Aceh terlibat secara aktif
melawan kolonial. Pejuang aceh dipersenjatai oleh ideologi perang sabil
sepanjang berlangsungnya perang yang jelas mempersulit belanda.
Tidak lama setelah itu, pada 1874, Sultan meninggal dunia karena
penyakit kolera dan para pengikutnya mengungsi lebih jauh lagi. Belanda
berusaha mengadakan perundingan, tetapi tidak ditanggapi oleh pihak Aceh.
Belanda kemudian memakai strategi menunggu dan menjalankan sistem
pasifikasi. Dengan sistem ini, Belanda berusaha menguasai dan
mengamankan lembah Sungai Aceh dan Aceh besar. Mereka mendirikan
benteng-benteng sebagai pos untuk mengawasi daerah sekitarnya.
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran