Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH SEJARAH

” KERAJAAN MALAKA”

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 2
1. ANI NOFITA
2. SASKIA ARIFANI
3. MUTIARA ZALWA HENDRI
4. ARFA RIZKI ANANDA
5. FADLAN SETIADI

SMA NEGERI 1 TELUK KUANTAN


TP 2022/2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang mana telah memberikan nikmat dan karunia
nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah ini kami buat
dengan tujuan agar dapat memberi informasi kepada pembaca mengenai KERAJAAN
MALAKA sehingga nanti nya diharapkan agar pembaca dapat mengetahui bagaimana sejarah
berdirinya kerajaan Malaka, bukti-bukti peninggalan, kehidupan sosial, politik, ekonomi,
sampai masa runtuhnya kerajaan Malaka.
Makalah ini tentu nya masih ada banyak kekurangan, karena kami juga masih
menggunakan referensi dari berbagai sumber untuk membuat makalah ini, jadi kami selaku
penulis memohon maaf jika masih banyak kekurangan di makalah kami ini. Dan juga Kami
mengharapkan kepada pembaca untuk memberikan kritik dan saran nya untuk makalah kami
ini sehingga dapat menjadi lebih baik lagi.Terima Kasih.

Teluk Kuantan, 11 Mei 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................ iii


DAFTAR ISI........................................................................................................................... iii
ABSTRAK ............................................................................................................................... iv
BAB 1 ........................................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN .................................................................................................................... 1
1.1 LATAR BELAKANG ..................................................................................................... 1
1.2 RUMUSAN MASALAH ................................................................................................. 2
1.3 TUJUAN PENELITIAN .................................................................................................. 2
1.4 MANFAAT PENELITIAN ............................................................................................. 2
BAB II ....................................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 3
2.1 Sejarah berdirinya Kerajaan Malaka ................................................................................ 3
2.2 Bukti bukti sejarah yang menjelaskan keberadaan Kerajaan Malaka .............................. 4
2.2.1 Bukti bukti tertulis: ................................................................................................... 4
2.2.2 Bukti bukti Bangunan/Benda : ................................................................................. 5
2.3 Pola kehidupan politik, ekonomi, sosial, dan budaya Kerajaan Malaka ......................... 8
A. Kehidupan politik Kerajaan Malaka ............................................................................. 8
B. Kehidupan Ekonomi Kerajaan Malaka ....................................................................... 10
C. Kehidupan Sosial Kerajaan Malaka ............................................................................ 10
D. Kehidupan Budaya Kerajaan Malaka ......................................................................... 11
2.4 Runtuhnya Kerajaan Malaka.......................................................................................... 11
BAB III.................................................................................................................................... 12
PENUTUP ............................................................................................................................... 12
3.1 Kesimpulan .................................................................................................................... 12
3.2 Saran .............................................................................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 14

iii
ABSTRAK

Makalah sederhana ini membahas tentang Kerajaan Malaka, terutama tentang proses bagaimana sejarah berdirinya
Kerajaan Malaka, siapa tokoh yang menjadi pelopor berdirinya Kerajaan ini, bagaimana kehidupan ekonomi politik dan
sosial budaya Kerajaan ini, serta apa penyebab runtuhnya Kerajaan ini. Untuk menjawab persoalan-persoalan tersebut, maka
perlu di ungkap terlebih dahulu latar belakang berdirinya Kerajaan ini sampai bisa menjadi Kerajaan yang besar dan
berpengaruh,sehingga dapat dijadikan landasan untuk menjawab pertanyaan tersebut. Kajian ini dibuat untuk memberikan
informasi kepada pembaca tentang Kerajaan Malaka. Berdasarkan penelaahan dan pengetahuan saya sendiri, makalah ini
merumuskan bahwa proses mendirikan kerajaan serta memajukan kehidupan masyarakat nya telah melalui proses dan
perjuangan yang sangat lama, serta jerih payah yang dilakukan para raja raja Kerajaan Malaka pada masa itu, terutama
Parameswara yang merupakan pendiri kerajaan Malaka ini.

Kata kunci: Kerajaan Malaka, Sejarah, Politik

iv
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Kerajaan Malaka atau juga dikenal dengan Kesultanan Malaka adalah salah satu kerajaan
bercorak Islam di Nusantara. Kerajaan ini diketahui berdiri sekitar 1400-an sebelum akhirnya
dikuasai Portugis pada 1511. Menurut catatan Ensiklopedia Sejarah Lengkap Indonesia dari
Era Klasik sampai Kontemporer karya Adi Sudirman, Kerajaan Malaka didirikan oleh
Parameswara antara tahun 1380-1403 M. Parameswara adalah putra Raja Sam Agi dari
Sriwijaya. Saat mendirikan Kerajaan Malaka, ia masih menganut agama Hindu. Saat itu
Parameswara melarikan diri ke Malaka karena kerajaannya di Sumatra runtuh akibat
serangan Majapahit. Saat Malaka didirikan, terdapat penduduk asli dari suku Laut yang hidup
sebagai nelayan di wilayah tersebut. Mereka berjumlah sekitar 30 keluarga.
Parameswara baru memeluk Islam pada pertengahan masa pemerintahannya, yakni tahun
1414. Ia kemudian berganti nama menjadi Muhammad Iskandar Syah. Dalam buku Sejarah
Indonesia karya Mariana disebutkan, Kerajaan Malaka berkembang sebagai salah satu
kerajaan Islam terbesar di Asia Tenggara. Wilayah kekuasaannya meluas hingga
Semenanjung Malaka pada masa pemerintahan Muhammad Iskandar Syah. Dalam
memajukan perekonomiannya, ia menjadikan Malaka sebagai penguasa tunggal jalur
perdagangan di Selat Malaka. Hal ini membuatnya harus menguasai Samudra Pasai dengan
cara menikahi putri rajanya. Banyak hal menarik yang dapat dikaji dari kerajaan malaka,
mulai dari sejarah berdirinya, bukti bukti yang menjelaskan keberadaan kerajaan malaka,
serta bagimana kehidupan ekonomi politik kerajaan malaka. Maka dari itu, penulis tertarik
untuk menyususun makalah mengenai Kerajaan Malaka.
Pada bab latar belakang ini, penulis telah banyak mencari informasi dari berbagai
sumber, baik di internet maupun informasi yang ada pada buku-buku pengetahuan. Penulis
berusaha mencari informasi mengenai bagaimana bisa Kerajaan Malaka berdiri dan menjadi
salah satu kerajaan islam. Bagaimana sistem pemerintahan dan kondisi masyarakat nya pada
masa itu, serta siapa saja raja raja yang pernah mengatur pemerintahan Kerajaan Malaka.
Pertanyaan-pertanyaan inilah yang menjadi latar belakang penulis untuk mengangkat judul
makalah tentang "KERAJAAN MALAKA". Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yg
muncul, maka perlu dilakukan penelitian/mencari sumber informasi terpercaya.

1
1.2 RUMUSAN MASALAH
1.2.1 Bagaimana sejarah berdirinya Kerajaan Malaka?
1.2.2 Apa sajakah bukti bukti sejarah yg menjelaskan keberadaan kerajaan Malaka?
1.2.3 Bagaimana pola kehidupan politik, ekonomi, sosial, dan budaya kerajaan Malaka?
1.2.4 Bagaimana berakhirnya kerajaan Malaka?

1.3 TUJUAN PENELITIAN


1.3.1 Untuk mengetahui bagaimana sejarah berdirinya Kerajaan Malaka.
1.3.2 Untuk mengetahui apa saja bukti bukti atau peninggalan yang menjelaskan keberadaan
Kerajaan Malaka .
1.3.3 Untuk mengetahui bagimana pola kehidupan politik, ekonomi, sosial, dan budaya
kerajaan Malaka.
1.3.4 Untuk mengetahui bagaimana berakhirnya kerajaan Malaka.

1.4 MANFAAT PENELITIAN


Bagi penulis:
1.4.1 Meningkatkan kemampuan dalam memahami secara lebih mendalam tentang
bagaimana proses berdirinya bukti bukti kehidupan masyarakatnya serta runtuhnya kerajaan
Malaka.

Bagi pembaca:
1.4.2 Menambah wawasan atau pengetahuan tentang sejarah bagaimana berdiri dan
berkembangnya kerjaan Malaka.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sejarah berdirinya Kerajaan Malaka

Kerajaan Malaka didirikan oleh Parameswara, seorang pangeran Hindu keturunan


Palembang. Kerajaan Malaka merupakan kerajaan Islam kedua di Asia Tenggara. Kerajaan
ini cepat berkembang bahkan mengambil alih pelayaran dan perdagangan dari Kerajaan
Samudera Pasai.
Berdirinya Kerajaan Malaka tidak terlepas dari kisah perjalanan hidup Parameswara
yang merupakan pendiri Kerajaan Malaka. Kesultanan Malaka didirikan melalui dua kali
kekalahan dalam perang yang dialami oleh pendirinya, yaitu Parameswara. Ia merupakan
pangeran dari kerajaan Hindu, Sriwijaya yang menikah dengan seorang putri dari Majapahit
dan harus turut serta dalam perang saudara yang terjadi di Kerajaan Majapahit setelah
pemimpinnya Hayam Wuruk meninggal dunia. Parameswara yang kalah dalam perang
akhirnya melarikan diri ke daerah yang kita kenal sekarang sebagai Singapura dan
mendirikan sebuah kerajaan bernama tumasik. Namun tak lama setelah berdiri kerajaan ini
diserang dan berhasil dikuasai oleh armada laut Majapahit. Untuk yang kedua kalinya
Parameswara kalah dalam peperangan melihat kerajaannya hancur begitu saja. Akhirnya
Parameswara memutuskan melarikan diri dan menjadi daerah sebagai Harapan Baru untuk
kedua kalinya. Setelah mencari-cari, akhirnya Parameswara memutuskan untuk mendirikan
sebuah kerajaan di daerah Semenanjung Malaya kerajaan ini kemudian dikenal sebagai
kerajaan Malaka yang berdiri sekitar tahun 1380 -1403 Masehi. Pada sekitar 1400, Malaka
masih merupakan kampung kecil yang penduduknya terdiri dari bajak laut dan penangkap
ikan. Kondisi itu memberikan rasa aman Parameswara dari ancaman Siam. Di Malaka,
Parameswara menemukan pelabuhan yang baik yang disinggahi kapal-kapal di segala musim
yang terletak di Selat Malaka. Berkat bantuan para pelaut dan orang Melayu yang datang dari
Palembang, Parameswara dengan cepat membangun pemukiman yang besar di Malaka.
Dengan semangat baru Parameswara kemudian berupaya untuk mengembangkan
kerajaannya dengan membangun sebuah pelabuhan sebagai pusat perdagangan,mengingat
lokasi Kerajaan Malaka berada di lokasi yang strategis. Dari pelabuhan inilah harapan untuk
Malaka yang Jaya muncul, pedagang dari bangsa-bangsa hebat ada masa itu, seperti Gujarat
Arab dan Tiongkok bermunculan di pelabuhan Malaka. Pembangunan pelabuhan inilah
kemudian yang menjadi faktor utama kejayaan kerajaan Malaka. Bermunculan pedagang-
pedagang dari Arab dan Gujarat yang notabene sebagian beragama Islam menyebabkan
perekonomian Kesultanan semakin baik dan Agama Islam juga semakin kental di wilayah
Kesultanan Malaka. Kuatnya pengaruh Islam di wilayah Kesultanan juga menyebabkan
Parameswara memeluk Islam kemudian mengganti nama yang menjadi Iskandar Syah dan
kemudian menjadikan Malaka sebagai Kesultanan kedua yang ada di Nusantara setelah
Samudra Pasai. Semenjak Kesultanan berkuasa jalur perdagangan internasional yang melalui
Selat Malaka semakin ramai. Pelabuhan yang dimiliki Kesultanan berhasil menjadi sebuah
entrepot yang penting bagi berbagai bangsa dari seluruh dunia. Bersamaan dengan hal ini
kekuatan-kekuatan lama seperti Majapahit dan Samudra Pasai sedang dalam kondisi yang
semakin lemah dan mengakibatkan tidak adanya persaingan yang berarti bagi
Kesultanan Malaka.

3
Sebagai salah satu kesultanan Melayu yang pernah mencapai puncak kejayaan pada abad
ke 15, Malaka merupakan bandar niaga terbesar di Asia Tenggara. Setelah Parameswara
meninggal maka digantikan Sultan Muhammad Iskandar Syah (1424-1444) yang merupakan
putera Sultan Iskandar Syah.

2.2 Bukti bukti sejarah yang menjelaskan keberadaan Kerajaan Malaka

2.2.1 Bukti bukti tertulis:

A. HIKAYAT HANG TUAH

Bentuk peninggalan kerajaan tidak selamanya berupa sebuah bangunan melainkan juga
bisa berupa karya sastra. Salah satu karya sastra yang kerap menjadi peninggalan kerajaan
adalah hikayat. Hikayat merupakan cerita yang memiliki konsep sama
dengan dongeng namun di dalamnya terdapat nilai-nilai islami. Dari beberapa hikayat yang
terkenal di Nusantara, terdapat salah satu hikayat peninggalan kerajaan Malaka. Hikayat
peninggalan kerajaan Malaka adalah hikayat kepahlawanan Hang Tuah. Di mana hikayat ini
menceritakan mengenai salah satu tokoh pahlawan yang menjadi simbol kejayaan dari
kerajaan Malaka. Selain itu, hikayat yang tak kalah terkenal juga adalah hikayat raja-raja
pasai. Hikayat ini berisi cerita kepahlawanan dari raja-raja pasai pada masa itu.

B. SYAIR

4
Selain hikayat, terdapat pula salah satu bentuk sastra lain peninggalan dari kerajaan Islam
yakni syair. Syair adalah karya sastra yang bentuknya memiliki kemiripan dengan puisi lama
namun di dalamnya terdapat ajaran Islam. Biasanya di dalam syair pemilihan katanya selalu
diakhiri dengan bunyi yang berirama sama. Adapun syair-syair yang terkenal pada saat itu
adalah syair perahu, syair Abdul muluk dan syair si burung pinggai. Hingga saat ini
keberadaan syair masih tetap dilestarikan bahkan dibawakan pada acara-acara yang memiliki
tajuk peninggalan budaya Melayu. Syair biasanya dibawakan dengan konsep musikalisasi.

C. SULUK

Selain hikayat dan syair terdapat pula karya sastra lainnya yakni suluk. Suluk menjadi
penanda bahwa pada zaman kerajaan Malaka, ilmu pengetahuan sudah berkembang pesat.
Suluk merupakan salah satu bagian dari ajaran tasawuf. Tasawuf sendiri membahas mengenai
keberadaan Tuhan yang memiliki sifat Maha Esa. Di antara beberapa suluk yang menjadi
peninggalan kerajaan Malaka, ada salah satu suluk populer. Suluk tersebut merupakan suluk
wuji. Suluk ini ditulis oleh salah seorang tokoh wali songo yakni Sunan Bonang. Di dalam
suluk tersebut berisi wejangan mengenai kehidupan sosial yang relevan sepanjang zaman.

2.2.2 Bukti bukti Bangunan/Benda :

A. MASJID RAYA DELI

5
Masjid Raya Deli atau Masjid Raya Al-Mashun berada di Medan, Sumatera Utara. Masjid
ini dibangun pada tahun 1906 dan selesai pada tahun 1909. Bentuk bangunan dari masjid ini
sangat unik karena menggunakan banyak perpaduan budaya yakni dari arsitektur Timur
Tengah, India dan Spanyol. Ciri bangunan masjid ini terlihat dari denahnya yang memiliki
bentuk segi delapan dan sayap pada bagian selatan, barat, timur dan barat. Pada masjid ini
juga terdapat gaya arsitektur Moor.
Gaya arsitektur Moor terlihat pada bagian kubah yang berbentuk pipih dan hiasan bulan
sabit pada bagian puncaknya. Selain itu, masjid ini dihiasi dengan lukisan dari cat minyak
dengan motif bunga-bunga dan tumbuhan. Motif tersebut menghiasi pada bagian dinding,
plafon, dan tiang-tiang kokoh pada bagian dalam masjid. Bangunan Masjid memiliki
kemiripan dengan menara yang menjulang. Hal inilah yang semakin menambah kemegahan
bangunan masjid. Pembangunan masjid ini menghabiskan satu juta gulden. Untuk
pembangunan sendiri, aristeknya berasal dari Belanda yang bernama JA Tingdemen.
Pemilihan arsitek dari Belanda ini dikarenakan pada saat itu belum terdapat arsitek
dari Indonesia. Saat memasuki bulan ramadan, masjid ini akan menyajikan
sebuah tradisi yakni bubur sop anyang untuk menu berbuka puasa. Selain itu, masjid ini juga
terkenal dengan Al-Quran yang telah berusia tua dan dipajang di bagian pintu masuk jamaah
laki-laki. Meskipun, sudah berusia ratusan tahun, Al-Quram ini masih dapat dibaca dengan
jelas.

B. BENTENG A FAMOSA

A Famosa atau Fortaleza merupakan benteng yang menjadi saksi Malaka pernah dijajah
oleh Portugis. Benteng ini berada di jalan Parameswara, Bandar Hilir, Malaka. Malaka
sendiri merupakan kota yang kaya akan banyak potensi. Hal inilah yang kemudian menarik
para penjajah untuk menguasai Malaka. Benteng ini dibangun oleh Afonso D Albuquerque.
Salah seorang pemimpin dari Portugis. Melalui benteng A Famosa, Portugis berhasil
menguasai kota Malaka dan menjadikan pangkalan mereka untuk memperluas
wilayah kekuasaan di Indonesia. Pada tahun 1513, Portugis berhasil menduduki Malaka
kemudian terjadi sebuah pertempuran besar yang dipimpin oleh Dipati Unus.
Dengan usianya yang masih muda, Dipati Unus memimpin sebuah pertempuran. Perang
tersebut bahka menjadi pertempuran terbesar di Asia Tenggara. Pada tahun 1521, Dipati
Unus kembali melancarkan serangan. Sayangnya, beliau gugur di medan perang dan
pertempuran pun berakhir. Pada saat itu, A Famosa merupakan benteng yang megah, luas
bahkan tangguh. Di dalamnya ada banyak menara seperti rumah sakit, Gereja bahkan gudang
amunisi. Bahkan benteng ini mampu bertahan lebih dari tiga abad. Pada tahun 1641, Portugis

6
berhasil ditendang pleh Belanda. Kekuasaan pun diserahkan oleh Belanda kepada Inggris
pada abad ke-18. Setelah pelimpahan kekuasaan benteng A Famosa dihancurkan oleh Inggris
pada abad ke-19. Keindahan dan kemegahan benteng ini hanya tinggal beberapa bangunan
dan sisa puing-puing yang berserakan. Namun, saat masa Sir Thomas Stamford Raffles
penghancuran bentemg dihentikan.

C. MASJID RAYA BAITURRAHMAN

Masjid Raya Baiturrahman adalah masjid yang menjadi simbol agama, Budaya dan
perjuangan masyarakat aceh. Masjid ini dibangun pada tahun 1612 masehi. Namun, ada pula
yang menyebutkan bahwa masjid ini sempat dibangun pada tahum 1292. Meskipun terdapat
perbedaan kapan masjid ini dibangun, masjid ini pernah terbakar dan ssbagai gantinya
dibangun masjid baru di lokasi yang sama.
Pada tahun 1873, masjid ini dibakar oleh Belanda karena posisinya strategis. Namun,
masjid ini dibangun kembali untuk meluluhkan hati masyarakat sekitar. Gubernur Jenderal
Van Lansberge mengatakan akan membangun kembaliasjid agung yang baru.
Peletakan batu pertama pembangunan kembali masjid dilakukan pada tahun 1897 oleh
Tengku Qadhi Malikul Adil. Masjid ini baru selesai pada tahun 1881 pada bulan desember
dan diresmikan juga masjid itu pada saat itu. Namun, sejak diresmikan masyarakat menolak
untuk beribadah di masjid yang dibangin oleh Belanda.
Setelah selesai dibangun, masjid ini memiliki satu buah kubah dan memara.
Kemudian di tahun-tahun berikutnya, kubah dan menara ditambahkan. Hingga saat ini,
masjid raya baiturrahman memiliki tujuh buah kubah dan delapan buah menara.
Pada saat tsunami Aceh, masjid ini tetap berdiri kokoh dan hanya memiliki beberapa
kerusakan. Kemudian setelah adanya tsunami dilakukan renovasi. Masjid Baiturrahman tidak
hanya memiliki fungsi sebagai tempat ibadah saja.
Masjid ini kerap didatangi oleh para penduduk lokal maupun mancanegara seperti
Melayu, Persia, Arab dan Turki. Mereka datang untuk menuntut ilmu. Selain itu, masjid raya
juga digunakan sebagai markas pertahanan dari serangan musuh.
Arsitektur masjid ini dirancang oleh Gerrit Van Bruins yang merupakan seorang
kapten angkatan darat Belanda. Untuk menentukan bagaimana arstiktur masjid, ia juga
melakukan diskusi dengan Snouck Hergrounje dan Penghulu Masjid yang ada di Bandung.
Ciri khas dari arsitektur masjid ini adalah memakai gaya arsitektur ala mughal. Hal ini
ditandai dengan adanya menara dan kubah besar yang mirip dengan Taj Mahal di India.
Selain itu, terdapat pula tiga buah pintu yang terbuat dari kayu dan dihiasi
dengan ornamen indah. Pada dinding dan pilar masjid terdapat relief. Pada bagian tangga
marmer dan lantai berasal dari China sedangkan kaca patri berasal dari Belgia.

7
D. MASJID JOHOR BARU

Peninggalan kerajaan Malaka lainnya adalah masjid Johor baru. Kerajaan Malaka
memang banyak meninggalkan bangunan berupa masjid. Hal ini dikarenakan pada saat itu
Malaka menjadi salah satu pusat agama Islam yang ada di kawasan Asia Tenggara.
Orang-orang ramai berdatangan ke Malaka untuk belajar agama. Bahkan pada masa
kejayaannya, kerajaan ini mampu membuat para ulama luar negeri datang ke Malaka seperti
Maulana Abu Yusuf, Kadhi Yusuf, Maulana Sadar Johan, Makhdum Sayyid Abdul Aziz dan
Maulana Abu.
Masjid Johor Baru memiliki lokasi di Johor, Malaysia. Nama masjid ini diambil dari
nama pendiri masjid yakni sultan Johor. Sultan Johor adalah salah seorang tokoh dari
keturunan Kerajaan Malaka. Saat ini, keberadaan masjid ini menjadi salah satu cagar budaya
yang dilindungi oleh pemerintah Malaysia.

E. MATA UANG

Kerajaan Malaka merupakan kerajaan yang pada saat itu terkenal dengan sistem
perdagangannya. Selain itu, hal ini pula didukung oleh keberadaan kerajaan ini sangat
strategis karena berada di jalur perdagangan internasional.
Di dalam perdagangan, sudah pasti terdapat suatu alat tukar yang sangat penting
mendukung jalannya jual beli. Bahkan pada saat itu Malaka menjadi pusat perdagangan. Pada
masa Kerajaan Malaka, sudah terdapat mata uang yang digunakan untuk sistem perdagangan.
Namun, tak diketahui pasti dari masa pemerintahan siapakah mata uang ini berasal. Saat
ini, mata uang tersebut berada di dalam sebuah benteng A Famosa. Mata uang tersebut
menjadi bukti betapa majunya Kerajaan Malaka pada saat itu.

2.3 Pola kehidupan politik, ekonomi, sosial, dan budaya Kerajaan Malaka

A. Kehidupan politik Kerajaan Malaka

8
Kerajaan Malaka ini tidak termasuk wilayah Indonesia, melainkan Malaysia. Namun,
karena kerajaaan ini memegang peranan penting dalam kehidupan politik dan kebudayaan
Islam di sekitar perairan Nusantara, maka Kerajaan Malaka ini perlu dibahas dalam bab ini.
Kerajaan Malaka (orang Malaysia menyebutnya Melaka) terletak di jalur pelayaran dan
perdagangan antara Asia Barat dengan Asia Timur. Sebelum menjadi kerajaan yang merdeka,
Malaka termasuk wilayah Majapahit. Pendiri Malaka adalah Pangeran Parameswara, berasal
dari Sriwijaya (Palembang). Ketika di Sriwijaya terjadi perebutan kekuasaan pada abad ke-14
M, Parameswara melarikan diri ke Pulau Singapura. Dari Singapura, ia menyingkir lagi ke
Malaka karena mendapat serangan dari Majapahit. Di Malaka ia membangun pemukiman
baru yang dibantu oleh orang-orang Palembang. Bahkan Parameswara bekerja sama dengan
kaum bajak laut (perompak). Ia memaksa kapal-kapal dagang yang melewati Selat Malaka
untuk singgah di pelabuhan Malaka guna mendapatkan surat jalan.
Untuk melindungi kekuasaannya dari raja-raja Siam di Thailand dan Majapahit dari
Jawa, ia menjalin hubungan dengan Kaisar Ming dari Cina. Kaisar Ming inilah yang
mengirimkan balatentara di bawah pimpinan Laksamana Cheng-Ho pada tahun 1409 dan
1414. Dengan demikian, Parameswara berhasil mengembangkan Malaka dengan cepat.
Kemudian, Malaka pun mengambil alih peranan Sriwijaya dalam hal perdagangan di sekitar
Selat Malaka. Selat Malaka pada waktu itu merupakan Jalur Sutera (Silk Road) perdagangan
yang dilalui oleh para pedagang dari Arab, Persia, India, Cina, Filipina, dan Indonesia.
Parameswara mulai resmi memerintah Malaka pada tahun 1400. Menurut catatan Tome
Pires, Parameswara memeluk Islam setelah menikah denan puteri raja Samudera Pasai pada
usia 72 tahun. Setelah itu, Parameswara bergelar Muhammad Iskandar Syah. Namun,
menurut Sejarah Melayu, pengislaman Malaka berlangsung setelah Sri Maharaja, raja
pengganti Parameswara, berkenalan dengan Sayid Abdul Aziz dari Jedah, Arab. Setelah
masuk Islam, Sri Maharaja bergelar Sultan Muhammad Syah. Sebagian sejarawan bahkan
beranggapan bahwa ia merupakan raja Malaka yang pertama muslim. Pendapat lain
menyatakan, Malaka diislamkan oleh Samudera Pasai.
Sri Maharaja memerintah dari tahun 1414 hingga 1444. Ia lalu digantikan oleh Sri
Parameswara Dewa Syah, dikenal juga dengan nama Ibrahim Abu Said. Parameswara Dewa
Syah hanya memerintah satu tahun, hingga 1445. Yang kemudian menjadi raja adalah
Sultan Muzaffar Syah atau Kasim. Pada masanya Malaka mencapai masa keemasannya.
Ketika itu, wilayah Malaka melingkupi Pahang, Trengganu, Pattani (sekarang termasuk
wilayah Thailand), serta Kampar dan Indragiri di Sumatera. Sultan ini memerintah hingga
tahun 1459. Ia digantikan oleh Sultan Mansur Syah, dikenal juga sebagai Abdullah. Mansur
Syah memerintah Malaka sampai tahun 1477. Jabatan sultan diserahkan kepada Sultan
Alauddin Riayat Syah yang memerintah hingga 1488.
Masa kejayaan Malaka langsung sirna sejak pasukan Portugis menyerang Malaka pada
tahun 1511. Portugis yang dipimpin langsung oleh Alfonso de Albuquerque, dengan mudah
mengalahkan pertahanan Malaka. Portugis segera membangun benteng pertahanan. Salah
satu benteng peninggalan Portugis yang masih tersisa hingga kini adalah Benteng Alfamosa.
Seabad kemudian, Portugis hengkang dari Malaka karena serangan pasukan VOC dari
Belanda. Orang Belanda pun tak lama berkuasa atas Malaka karena kemudian Inggris
mengambil alih kekuasaan atas Malaka.
Dalam masa kepemimpinan pada masa Kerajaan Malaka berlangsung dengan sistem
politik yang didasarkan pada konsep islam. Dimana nilai kedamaian lebih ditekankan untuk
memperoleh Keefektifan dalam penerapan kebijakannya. Bentuk dari model kehidupan
politik ini dicapai melalui diplomasi damai jalur perkawinan.

9
Perjanjian perdamaian atas daerah yang berpotensi buruk terhadap keberadaannya juga
dilakukan, seperti diplomasi perdagangan dengan Cina. Sedangkan untuk mengakhiri
perseteruan dengan kerajaan Majapahit dilakukan sebuah perkawinan dua kekuasaan untuk
menjalin hubungan politik yang damai. Hal ini juga menjadi tradisi yang diteruskan oleh
pewaris tahta selanjutnya.

Raja-raja Kerajaan Malaka


1. Parameswara (1405-1414 M)
2. Megat Iskandar Syah (1414-1424 M)
3. Sultan Muhammad Syah (1424-1444 M)
4. Seri Parameswara Dewa Syah (1444-1445 M)
5. Sultan Mudzaffar Syah (1445-1459 M)
6. Sultan Mansur Syah (1459-1477 M)
7. Sultan Alauddin Riayat Syah (1477-1488 M)
8. Sultan Mahmud Syah (1488-1511 M)

B. Kehidupan Ekonomi Kerajaan Malaka

Kesultanan Malaka adalah kerajaan maritim yang mengandalkan perekonomian dari


perdagangan. Terlebih lagi, lokasinya yang strategis, yaitu di jalur perdagangan internasional
membuat kerajaan berkembang sangat pesat.
Kehidupan ekonomi yang terjadi pada masa Kerajaan Malaka dijalankan dengan
penerapan pajak dan juga bea cukai. Pungutan tersebut digunakan untuk menyokong kas
negara. Sedangkan para pedagang juga memberikan upeti kepada Raja dan juga pejabat
sebagai uang kontribusi yang membuat penguasa pada saat itu kaya.
Kesultanan Malaka juga mempunyai undang-undang laut yakni tentang peraturan
pelayaran dan juga perdagangan yang ada di kerajaan. Hal ini bertujuan untuk mempermudah
komunikasi antara pedagang dengan menggunakan bahasa Melayu atau bahasa perantara
Undang-undang laut yang dibuat juga menjadi satu poin penting dalam kehidupan
ekonomi yang dijalankannya. Dimana digunakan untuk mengatur sistem pelayaran dan juga
perdagangan agar tidak merugikan.

C. Kehidupan Sosial Kerajaan Malaka

Malaka memungut pajak penjualan, bea cukai barang-barang yang masuk dan keluar,
yang banyak memasukkan uang ke kas negara. Sementara itu, raja maupun pejabat-pejabat
penting memperoleh upeti atau persembahan dari pedagang yang dapat menjadikan mereka
sangat kaya.
Suatu hal yang penting dari Kerajaan Malaka adalah adanya undang-undang laut yang
berisi pengaturan pelayaran dan perdagangan di wilayah kerajaan. Untuk mempermudah
terjalinnya komunikasi antar pedagang maka bahasa Melayu (Kwu-lun) dijadikan sebagai
bahasa perantara. Masa kejayaan Malaka langsung sirna sejak pasukan Portugis menyerang
Malaka pada tahun 1511. Portugis yang dipimpin langsung oleh Alfonso de Albuquerque,
dengan mudah mengalahkan pertahanan Malaka. Portugis segera membangun benteng

10
pertahanan. Salah satu benteng peninggalan Portugis yang masih tersisa hingga kini adalah
Benteng Alfamosa.

D. Kehidupan Budaya Kerajaan Malaka

Pada kehidupan budaya, perkembangan seni sastra Melayu mengalami perkembangan


yang pesat seperti munculnya karya-karya sastra yang menggambarkan tokoh-tokoh
kepahlawanan dari Kerajaan Malaka seperti Hikayat Hang Tuah, Hikayat Hang Lekir dan
Hikayat Hang Jebat.

2.4 Runtuhnya Kerajaan Malaka

Kejayaan Kerajaan Malaka mulai terancam sejak kedatangan penjelajah Portugis di


bawah pimpinan Alfonso de Alberquerque pada 1511. Pada masa itu, Kerajaan Malaka
dipimpin oleh Sultan Mahmud Syah yang menjadi sutan terakhir setelah serangan Portugis.
Penyebabnya adalah kekuatan kerajaan yang melemah dan sultan yang kurang cakap
memimpin. Akibat keruntuhan Kerajaan Malaka, muncullah Kesultanan Aceh yang
mengambil alih perdagangan di Selat Malaka.
Pada abad ke-15, komoditas rempah-rempah dicari dan bernilai tinggi di Eropa. Namun,
karena jalur perdagangan Eropa dihalangi membuat harga rempah-rempah makin mahal.
Oleh sebab itu, banyak penjelajah dari Eropa yang berusaha mencari kepulauan rempah-
rempah hingga tibalah di Semenanjung Malaka yang menjadi jalur perdagangan yang ramai.
Sebelum menemukan pusat perdagangan di Malaka, oleh Alfonso de Alberquerque pada
1511.

11
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

A. Sejarah berdirinya Kerajaan Malaka


Kesultanan Malaka didirikan melalui dua kali kekalahan dalam perang yang dialami oleh
pendirinya, yaitu Parameswara. Ia merupakan pangeran dari kerajaan Hindu, Sriwijaya yang
menikah dengan seorang putri dari Majapahit dan harus turut serta dalam perang saudara
yang terjadi di Kerajaan Majapahit setelah pemimpinnya Hayam Wuruk meninggal dunia.
Parameswara yang kalah dalam perang akhirnya melarikan diri ke daerah yang kita kenal
sekarang sebagai Singapura dan mendirikan sebuah kerajaan bernama tumasik. Namun tak
lama setelah berdiri kerajaan ini diserang dan berhasil dikuasai oleh armada laut Majapahit.
Untuk yang kedua kalinya Parameswara kalah dalam peperangan melihat kerajaannya hancur
begitu saja. Akhirnya Parameswara memutuskan melarikan diri dan menjadi daerah sebagai
Harapan Baru untuk kedua kalinya. Setelah mencari-cari, akhirnya Parameswara
memutuskan untuk mendirikan sebuah kerajaan di daerah Semenanjung Malaya kerajaan ini
kemudian dikenal sebagai kerajaan Malaka yang berdiri sekitar tahun 1380 -1403 Masehi.

B. Bukti bukti sejarah yang menjelaskan keberadaan Kerajaan Malaka

Bukti bukti tertulis:


a. Hikayat Hang Tuah
b. Syair
c. Suluk

Bukti bukti bangunan/benda:


a. Masjid Raya Deli
b. Benteng A Famosa
c. Masjid Raya Baiturrahman
d. Masjid Johor Baru
e. Mata Uang

C. Kehidupan Politik, Ekonomi, Sosial, dan Budaya Kerajaan Malaka

1. kehidupan politik
Kerajaan Malaka pernah dipimpin oleh 8 Raja. Pendiri Kerajaan Malaka adalah
Parameswara. Berikut adalah daftar Raja Kerajaan Malaka:

12
1. Parameswara (1405-1414 M)
2. Megat Iskandar Syah (1414-1424 M)
3. Sultan Muhammad Syah (1424-1444 M)
4. Seri Parameswara Dewa Syah (1444-1445 M)
5. Sultan Mudzaffar Syah (1445-1459 M)
6. Sultan Mansur Syah (1459-1477 M)
7. Sultan Alauddin Riayat Syah (1477-1488 M)
8. Sultan Mahmud Syah (1488-1511 M)

Kerajaan Malaka mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan Sultan Mansyur
Syah (1459-1477). Pada masa inilah Malaka menjadi pusat perdagangan dan penyebaran
agama Islam di Asia Tenggara.

2. Kehidupan Ekonomi
Kesultanan Malaka adalah kerajaan maritim yang mengandalkan perekonomian dari
perdagangan. Kehidupan ekonomi yang terjadi pada masa Kerajaan Malaka dijalankan
dengan penerapan pajak dan juga bea cukai. Kesultanan Malaka juga mempunyai undang-
undang laut yakni tentang peraturan pelayaran dan juga perdagangan yang ada di kerajaan.
Hal ini bertujuan untuk mempermudah komunikasi antara pedagang dengan menggunakan
bahasa Melayu atau bahasa perantara

3. Kehidupan Sosial
Untuk mempermudah terjalinnya komunikasi antar pedagang maka bahasa Melayu
(Kwu-lun) dijadikan sebagai bahasa perantara.

4. Kehidupan Budaya
Pada kehidupan budaya, perkembangan seni sastra Melayu mengalami perkembangan
yang pesat seperti munculnya karya-karya sastra yang menggambarkan tokoh-tokoh
kepahlawanan dari Kerajaan Malaka seperti Hikayat Hang Tuah, Hikayat Hang Lekir dan
Hikayat Hang Jebat.

D. Runtuhnya Kerajaan Malaka


Kerajaan Malaka runtuh karena Portugis menyerang Kerajaan Malaka pada 1511. Selain
itu penyebabnya adalah kekuatan Kerajaan yang melemah dan Sultan yang
kurang cakap memimpin.

3.2 Saran
Semoga makalah ini dapat menjadi sumber pembelajaran bagi kami, maupun pembaca.
Kerajaan Malaka merupakan kerajaan yang penting untuk dipelajari karena kerajaan ini
merupakan salah satu Kerajaan Islam yang pernah ada di Indonesia. Maka dari itu, kita
sebagai warga Indonesia harus mengetahui apa saja Kerajaan Islam yang pernah ada di
Indonesia dan bagaimana sejarah kerajaannya.

13
DAFTAR PUSTAKA

RomaDecade, 2023, Kerajaan Malaka : Sejarah, Raja, Peninggalan dan Masa Kejayaan
https://www.romadecade.org/kerajaan-malaka/#

haloedukasi.com, 8 Bukti Peninggalan Kerajaan Malaka


https://haloedukasi.com/peninggalan-kerajaan-malaka/amp

www.cosmogirl.co.id, 2023, Sejarah Kerajaan Malaka: Pendiri, Letak, Raja-raja, Keruntuhan


dan Peninggalan
https://www.cosmogirl.co.id/sejarah-kerajaan-malaka-pendiri-letak-raja-raja-
keruntuhan-dan-peninggalan/

apayangdimaksud.com, 2022, Perkembangan Politik Kerajaan Malaka


https://apayangdimaksud.com/fungsi/perkembangan-kerajaan-malaka.html

Thea Arnaiz, 2022, Apa Penyebab Runtuhnya Kerajaan Malaka? Ketahui Masa Kejayaan,
Keruntuhan, dan Nama Raja yang Memerintah
https://bobo.grid.id/amp/083516057/apa-penyebab-runtuhnya-kerajaan-malaka-
ketahui-masa-kejayaan-keruntuhan-dan-nama-raja-yang-memerintah?page=3

Kristina, 2022, Menilik Kerajaan Malaka yang Bercorak Islam Sebelum Dikuasai Portugis
https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6240724/menilik-kerajaan-malaka-yang-
bercorak-islam-sebelum-dikuasai-portugis

14

Anda mungkin juga menyukai