TERNATE TIDORE
HALAMAN JUDUL………………………………………………………………....i
BAB I PENDAHULUAN
I. Latar Belakang………………………………………………………….. 1
II. Rumusan Masalah ……………………………………………................. 1
III. Tujuan …………...……………………………………………………… 1
BAB II PEMBAHASAN
I. Kesimpulan ……………………………………………………………… 11
II. Saran .......................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………….......12
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada ALLAH SWT, yang telah memberikan
rahmat hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Kerajaan islam di
Banten, Makassar, Ternate dan Tidore ini dapat kami selesaikan dengan baik. Tidak
lupa sholawat serta salam selalu kami curahkan kepada Rasulullah SAW. beserta
keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita semua selaku umatnya.
Kami membuat makalah ini guna untuk melengkapi nilai tugas mata pelajaran
PAI ( Pendidikan Agama Islam ). Kami ucapkan terima kasih kepada segala pihak
yang membantu dalam penyusunan makalah ini. Dan kami juga menyadari akan
sumber bacaan dan referensi internet yang membantu kami dalam memberikan
informasi yang akan menjadi bahan topik dalam makalah kami.
Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dan memberikan arahan dan bimbingannya selama ini sehingga
penyusunan makalah ini dapat disusun dengan sebaik-baiknya. Akan tetapi kami
menyadari bahwa dalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan dan jauh dari
kata sempurna oleh karena itu kami harapkan pebaca dapat memberikan kritik dan
saran yang membangun agar materi dalam makalah ini dapat bermanfaat.
Kelompok 7
iii
BAB I
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Kedatangan islam ke Indonesia mempunyai sejarah yang panjang. Satu
diantaranya adalah tentang interaksi ajaran islam dengan masyarakat di
Nusantara yang kemudian memeluk islam. Terdapat berbagai teori
masuknya islam ke Indonesia, yakni teori Gujarat,Teori Persia, teori cina ,
dan teori Mekah. Adapun proses penyebaran melalui perdagangan,
perkawinan,pendidikan, dakwah, maupun kesenian. Lewat jalur
perdagangan, islam dibawa masuk sampai ke lingkungan keraaan islam
yang tersebar di berbagai wilayah Nusantara..
III. Tujuan
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
perwakilan di Pelabuhan Banten. Namun, permohonan tersebut selalu
mendapatkan penolakan dari Sultan Ageng. Sultan Ageng kemudian
menyerahkan tampuk kekuasaan kepada putranya, Sultan debu Nashar Abdul
Qahar atau yang dikenal dengan Sultan Haji. Sultan Haji berbeda dengan
ayahnya. Dia cenderung lunak terhadap VOC. Hal itu dimanfaatkan oleh
VOC untuk mengadu domba antara ayah dan anak ini.
Memasuki tahun 1680, pecah perselisihan antaran Sultan Ageng dan
Sultan Haji. Perang saudara pun tidak terelakkan. Sultan Ageng yang merasa
putranya sudah menyeleweng menyerang dan mengambil alih istana
kesultanan. Sultan Haji yang mengalami kekalahan tidak tinggal dia. Dia
berusaha untuk mendapatkan bantuan baik dari VOC hingga Kerajaan Inggris.
Selang dua tahun, Sultan Haji yang mendapat dukungan penuh VOC
melancarkan serangan balik. Istana Kesultanan berhasil direbut, sehingga
Sultan Ageng dan putra-putra lainnya yang setia harus mengungsi ke
pedalaman. Pada tahun 1683, Sultan Ageng tertangkap oleh VOC dan dibuang
ke Batavia. Sementara Sultan Haji naik tahta sebagai penguasa Kesultanan
Banten. Namun dia naik tahta dengan didahului Perjanjian Banten yang sangat
menguntungkan VOC.
Sebab runtuhnya Kesultanan Banten dimulai pada awal abad ke-19,
saat Nusantara diduduki oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Herman
Willem Daedels. Daendels saat itu menginisiasi pembangunan Jalan Raya Pos
yang membentang sepanjang Pulau Jawa. Saat itu, Daendels memerintahkan
Sultan Banten untuk memindah pusat kerajaan ke daerah Anyer dan
menyiapkan tenaga kerja untuk pembangunan jalan. Namun permintaan itu
ditolak Sultan. Akibatnya Daendels menurunkan pasukan untuk
membombardir Istana Surosowan sebagai pusat Kesultanan Banten. Sultan
Banten saat itu ditangkap dan diasiingkan ke Batavia. Pada 1808, Daendels
mengumumkan bahwa Kesultanan Banten menjadi bagian dari wilayah
Hindia Belanda. Pada tahun 1813, kolonial Inggris berkuasa saat itu resmi
5
menghapus Kesultanan Banten. Sultan Muhammad bin Muhammad
Muhyiddin Zainussalihin diturunkan paksa dari tahtanya. Beberapa
peninggalan Kesultanan Banten antara lain Masjid Agung Banten, Masjid
Kasunyatan, Benteng Keraton Surosowan, Masjid Pacinan, dan Benteng
Speelwijk.
6
Kerajaan Tallo, maka dia akan dikiutuk oleh dewata". Sejak saat itu hubungan
kedua Kerajaan ini sangat erat dan sulit untuk dipisahkan.
Pada masa kejayaan ini juga bertepatan Islam masuk dan dianggap
sebagai agama resmi dari Kerajaan Makassar. Kerajaan Makassar kemudian
membentuk aliansi untuk mendominasi kawasan dan mampu menguasai
sebagian besar wilayah Sulawesi bagian selatan dan barat.
7
III. KERAJAAN ISLAM DI TERNATE DAN TIDORE
8
yang berganti nama menjadi Sultan Marhum. Sementara Raja Tidore yang
pertama kali masuk Islam adalah Ciriliyah yang kemudian berganti nama
menjadi Sultan Jamaludin. Kerajaan Ternate dan Tidore awalnya hidup
berdampingan secara damai.
Ketika Kerajaan Ternate di bawah kekuasaan Sultan Ben Acorala dan
Tidore di bawah kekuasaan Sultan Almancor menjadi kerajaan yang makmur
dan kuat. Mereka memiliki puluhan perahu yang digunakan untuk berperang
dan mengawasi lautan yang menjadi wilayah dagangnya. Perkembangan dan
kemajuan kerajaan tersebut membuat perebutan pengaruh dan kekuasaan
kedua wilayah. Sehingga keduanya membentuk dua buah persekutuan yang
bernama Uli Lima (persekutuan lima saudara) dan Uli Siwa (persekutuan
sembilan saudara). Uli Lima dipimpin oleh Kerajaan Ternate dengan
membawahi Ambon, Bacan, Obi, dan Seram. Sementara Uli Siwa dipimpin
Kerajaan Tidora dengan membawahi Makean, Halmahera, Kai dan pulau-
pulau lain hingga ke Papua bagian Barat. Kedua persekutuan tersebut saling
berselisih untuk menguasai perdagangan rempah-rempah.
Perselisihan Kerajaan Ternate dan Tidore semakin panas dengan
kedatangan bangsa-bangsa Eropa. Dilansir situs Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan (Kemendikbud), Portugis merupakan negara Eropa pertama yang
masuk ke Maluku pada 1512. Portugis menjadikan Kerajaan Ternate sebagai
sekutu dan membangun benteng Sao Paulo. Spanyol datang ke Maluku pada
1521 dan menjadikan Kerajaan Tidore menjadi sekutunya. Kedatangan
mereka ke Maluku ingin menguasai dan memonopoli perdagangan rempah
rempah di Maluku. Adanya perselisihan atau konflik yang terjadi ada dua
kerajaan mampu dimanfaatkan. Mereka mampu mengadu domba Kerajaan
Ternate dan Tidore yang sedang berselisih. Mereka bahkan ikut campur dalam
pemerintahan dalam negeri. Tidak hanya itu, kedua negara Eropa tersebut
juga menyebarkan agama Katolik. Persaingan antara Spanyol dan Portugis
untuk mengusai Maluku mendorong dua bangsa ini untuk menyelesaikan
9
konflik. Untuk menyelesaikannya konflik yang terjadi diadakan perjanjian
Saragosa pada 1529.Hasil dari perjanjian teperjanjian tersebut adalah Spanyol
harus meninggalkan Maluku dan akhirnya menguasai Filipina. Sementara
Portugis tetap melakukan perdagangan di Maluku.
Pada 1575, Sultan Baabullah mampu mengalahkan dan mengusir
Portugis dari Ternate. Portugis kemudian pindah ke Ambon tapi tidak lama.
Karena diserang oleh Kerajaan Tidore. Akhirnya Portugis pindah ke Timor
Timur (Timor Leste). Berakhirnya kekuasaan Portugis di Maluku membuat
dua kerajaan mencapai puncak kejayaannya. Kerajaan Ternate mencapai
puncaknya pada masa pemerintahan Sultan Baabulah. Sementara Kerajaan
Tidore pada masa Sultan Nuku. Namun kedua kerajaan tersebut masih terlibat
perselisihan. Kondisi itu mampu dimanfaatkan oleh Belanda yang masuk pada
1605.
10
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Kesimpulan dari pembahasan di atas dapat ditarik kesimpulan
bahwa awal mulanya Kerajaan Islam di Indonesia terjadi karena jaringan
perdagangan yang masuk di istana yang ditaklukkan oleh kerajaan
Islam sehingga agama Islam menyebar hingga ke seluruh Nusantara.
Setelah itu banyaknya konflik pertentangan yang dihadapi oleh wilayah di
Indonesia untuk mempertahankan agama islam di Indonesia.
2. Saran
Setelah beberapa paparan dan kesimpulan yang dijabarkan,
saran yang dapat penulis sampaikan yaitu semoga dengan mengetahui
sejarahperkembangan Islam di Nusantara kita dapat menghormati
danmenghargai hasil jerih payah mereka dalam menegakkan islam di wilayah-
wilayah Indonesia
11
DAFTAR PUSTAKA
Ari Welianto. 2020. "Kerajaan Ternate dan Tidore, Pusat Penghasil Rempah-
Rempah",. https://www.kompas.com/skola/read/2020/06/07/113000669/kerajaan-
ternate-dan-tidore-pusat-penghasil-rempah-rempah?page=all
https://bandung.kompas.com/read/2022/01/23/163000878/kesultanan-banten--
sejarah-pendiri-masa-kejayaan-dan-peninggalan?page=all
12