Anda di halaman 1dari 10

PENGEMBARA ASING DAN PERANANNYA DALAM HISTORIOGRAFI ISLAM

NUSANTARA

Diajukan Sebagai Bahan Diskusi Mata Kuliah: Sejarah Islam Indonesia

Dosen Pengampu: E. Roni A. Nukirman, M. Ag

Disusun oleh:

Kelompok 4

1. Abda’u Furqon (1185010001)


2. Boma Wira Sundana (1185010021)

PROGRAM STUDI SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SUNAN GUNUNG DJATI

BANDUNG

2019
KATA PENGANTAR

Assalaamu'alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah Subhanahu wa ta‘ala yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua sebagai seorang dari hambanya
yang selalu berada dalam kasih sayang-Nya, dan tidak lupa pula shalawat serta salam kami
panjatkan kepada Nabi kita Muhammad Shallallahu’alaihi wa sallam yang telah membawa
umatnya dari zaman kegelapan menuju zaman yang terang benderang seperti saat ini.

Kami juga mengucapkan terimakasih kepada dosen serta teman-teman yang telah
membantu kami dalam pembuatan makalah ini, sehingga kami dapat menyelesaikannya
dengan baik.

Kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam makah ini, sehingga kami
senantiasa terbuka untuk menerima saran dan kritik pembaca demi penyempurnaannya.
Semoga makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua.

Wassalaamu’alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh

Bandung, Oktober 2019

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................................2
BAB I....................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.................................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang Masalah........................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................4
1.3 Tujuan....................................................................................................................................4
BAB II...................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN...................................................................................................................................5
2.1 Pengertian Historiografi.........................................................................................................5
2.2 Kelemahan Dari Historiografi................................................................................................5
2.3 Tokoh Yang Berpengaruh Terhadap Historiografi Islam Nusantara......................................6
a. Snouck Hurgonje...................................................................................................................6
b. Jhon Crawfurd.......................................................................................................................7
BAB III..................................................................................................................................................9
PENUTUP.............................................................................................................................................9
3.1 Simpulan......................................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................10

3
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah

Historiografi mulai ada dan dikenal oleh manusia pada dasarnya sejak manusia mengenal
tulisan atau ketika manusia memasuki zaman sejarah. Ketika manusia mengenal tulisan, pada
dasarnya mereka sudah tumbuh kesadaran untuk menulis tentang jati dirinya sebagai manusia
dalam keluarga dan hidup berbangsa bernegara.

Fakta-fakta sejarah adalah bagaikan kepingan-kepingan suatu botol yang pecah. Pecahan-
pecahan itu berserakan dimana-mana. Oleh sejarawan kepingan-kepingan (fakta) itu
dikumpulkan satu persatu lantas kemudian disusun kembali menjadi bentuk aslinya. Dalam
penyusunan kepingan (fakta) tersebut, sejarawan tuangkan dalam bentuk tulisan atau cerita
yang sering disebut dengan historiografi (penulisan sejarah).

Pada tahap penulisan, peneliti menyajikan laporan hasil penelitian dari awal hingga akhir,
yang meliputi masalah-masalah yang harus dijawab. Tujuan penelitian adalah menjawab
masalah-masalah yang telah diajukan. Penyajian historiografi meliputi pengantar, hasil
penelitian, simpulan. Penulisan sejarah sebagai laporan seringkali disebut karya historiografi
yang harus memperhatikan aspek kronologis, periodisasi, serialisasi, dan kausalitas.

Kemudian Nusantara sebagai kawasan dengan sejarah Islamnya yang komplek, tidak
lepas dari pengaruh orang asing yang memberikan dampak dalam penulisan sejarah Islam di
Nusantara. dimana tokoh historiografi mengenai Islam sebagian ditulis oleh para Orientalis.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu historiografi?
2. Siapa tokoh yang berpengaruh dalam historiografi Islam di Nusantara?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui apa itu historiografi
2. Mengetahui Siapa tokoh yang berpengaruh dalam historiografi Islam di Nusantara

4
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Historiografi 

Historigrafi terbentuk dari dua akar kata yaitu history dan grafi[CITATION Iry \p 179 \l
1057 ].  Histori artinya sejarah dan grafi artinya tulisan. Jadi historiografi artinya adalah
tulisan sejarah, baik itu yang bersifat ilmiah (problem oriented) maupun yang tidak bersifat
ilmiah (no problem oriented). Problem oriented artinya karya sejarah ditulis bersifat ilmiah
dan berorientasi kepada pemecahan masalah (problem solving), yang tentu saja penulisannya
menggunakan seperangkat metode penelitian. Sedangkan yang dimaksud dengan no problem
oriented adalah karya tulis sejarah yang ditulis tidak berorientasi kepada pemecahan masalah
dan ditulis secara naratif, juga tidak menggunakan metode penelitian.

Historiografi merupakan tahap terakhir dalam penyusunan sejarah. Disini diperlukan


kemahiran mengarang oleh seorang sejarawan. Ada cara-cara tertentu yang perlu sekali
diperhatikan oleh sejarawan dalam menyusun ceritera. Dengan kata lain, penulisan atau
penyusunan ceritera sejarah memerlukan kemampuan-kemampuan tertentu untuk menjaga
standart mutu dari ceritera tersebut. Seperti misalnya prinsip serialisasi(cara-cara membuat
urutan-urutan peristiwa), yang mana memerlukan prinsip-prinsip seperti kronologi (urutan-
urutan wakutnya), prinsip kausasi (hubungan dengan sebab akibat) dan bahkan juga
kemampuan imajinasi: kemampuan untuk menghubungkan peristiwa-peristiwa yang terpisah-
pisah menjadi suatu rangkaian yang masuk akal dengan bantuan pemgalaman, jadi membuat
semacam analogi antara peristiwa diwaktu yang lampau dengan yang telah kita saksikan
dengan mata kepala sendiri diwaktu sekarang, terutama bagi peristiwa-peristiwa yang sulit
dicarikan dasar kronologi dan kausasih dalam perhubungannya.

2.2 Kelemahan Dari Historiografi

Adapun dalam penyusunan historiografi mengalami hambatan-hambatan yang


disebabkan oleh kelemahan dalam penulisan sejarah (historiografi) [CITATION Ahm66 \p 25 \l
1057 ] yaitu:

1)   Sikap pemihakan sejarawan kepada mazhab-mazhab tertentu.

5
2)   Sejarawan terlalu percaya kepada penukil berita sejarah.
3)   Sejarawan gagal menangkap maksud-maksud apa yang dilihat dan didengar serta
menurunkan laporan atas dasar persangkaan keliru.
4)   Sejarawan memberikan asumsi yang tak beralasan terhadap sumber berita.
5)   Ketidaktahuan sejarawan dalam mencocokkan keadaan dengan kejadian yang sebenarnya.
6)   Kecenderungan sejarawan untuk mendekatkan diri kepada penguasa atau orang berpengaruh.
7)   Sejarawan tidak mngetahui watak berbagai kondisi yang muncul dalam peradaban.

2.3 Tokoh Yang Berpengaruh Terhadap Historiografi Islam Nusantara


a. Snouck Hurgonje

Prof. Dr. Snouck Hurgronje lahir tanggal 8 februari 1857 M di Oosterhout dari pasangan
pendeta J.J. Snouck Hurgronje dan Anna Maria de Visser. Setelah lulus dari sekolah
menengah di Breda. Dia belajar bahasa latin dan yunani untuk masuk universita, pada juni
1874 dia berhasil menempuh ujian masuk universitas. Kemudian pada musim sedang tahun
1874 dia mendaftar ke fakultas teologi di universitas leiden Belanda, dan pada mei 1876 dia
menempuh ujian kandidat dalam filologi klasik Yunani dan latin, lalu pada april 1878 ia
mengikuti ujian kandidat dalam Teologi. Namun dia tetap menekuni filologi, dan pada
September 1878 berhasil menempuh ujian Filologi Semit. Pada bulan November 1879 dia
berhasil memperoleh gelar doctor.

Pada 1881 dia ditugasi menjadi pengajar ilmu-ilmu keislaman di Sekolah Calon Pegawai
di Hindia Timur, Indonesia, yang bertempat di Leiden. Pada 1884 Snouck mengadakan
petualangan ke Jaziroh Arab, dan menetap di Jeddah. Snouck sampai Mekkah pada 22
februari 1885 dengan menggunakan nama samaran Abdul Ghofar. Dia menetap di Makkah
selama enam bulan, dan menghasilkan karya berjudul makkah. Namun akhirnya, pada bulan
Agustus, Snouck dipaksa keluar dari Makkah oleh konsul Prancis.

Sejak tahun 1889, Snouck memulai kegiatanya sebagai penasehat colonial Belanda di
Indonesia. Pada Maret 1891 ia menjadi penasehat dalam bahasa-bahasa Timur dan Syari’at
Islam bagi pemerintah colonial Belanda, dan menetap di Aceh sejak tahun 1891-1892,
Snouck juga mengumpulkan bahan-bahan untuk menyusun karya besarnya tentang Aceh
yang berjudul De Acehers. Pada tahun berikutnya, Snouck meneliti ragam bahasa,
penduduk,dan negeri-negeri yang terdapat di Indonesia sesuai dengan tugasnya sebagai
penasehat pemerintah Belanda.

6
Karya ilmiah Snouck di antaranya ialah, tulisanya tentang kota Makkah, De Atjehers.
Karya lain dalam bentuk makalah yaitu, ‘Munculnya Islam’, ‘Perkembangan Agama Islam’,
‘Perkembangan Politik Islam’, dan Islam dan Pemikiran modern’. Snouck hurgronje wafat
pada bulan Juli 1936, dalam usia 81 tahun.

Snouck Horognje berpendapapat Islam datang dari wilayah gujarat India melalui peran
para pedagang india muslim pada sekitar Abad ke-13 M[CITATION Ahm14 \p 101 \l 1057 ].
Penggagas dan pencetus utama dari teori india adalah Pijnapel, seorang Profesor Belanda
Melayu di Universitas Leiden, Belanda. Ia mengatakan bahwa islam masuk di Indonesia
(Nusantara) bukan berasal dari arab, tapi berasal dari India, terutama dari pantai barat, yaitu
daerah Gujarat dan Malabar.

Teori tersebut kemudian di revisi oleh Cristian Snouck Hurgronje, menurutnya islam
yang terbesar di Indonesia berasal dari wilayah Malabar dan Coromandel, dua kota yang
berada di India selatan, setelah Islam berpijak kuat di wilayah tersebut. Baru setelah itu,
datanglah orang-orang arab melanjutkan islamisasi di indonesia.

Alasan Snouck Hurgronje bahwa islam di Indonesia berasal dari Daccan adalah adanya
kesamaan tentang faham Syafi'iyah yang kini masih berlaku di pantai Coromandel. Pendapat
bahwa Islam di Indonesia berasal dari anak Benua India juga di kemukakan oleh J.P.
Moquette yang berkesimpulan bahwa tempat asal Islam di Nusantara adalah Gujarat, India.
Pendapat ini di dasarkan pada pengamatan Moquette terhadap bentuk batu nisan di Pasai
yang berangka 17 Dzulhijjah 831 H/27 September 1927. Dan bentuk batu nisan pada makan
Maulana Malik Ibrahim (w.822 H/1419M) di Gresik, Jawa Timur. Kedua nisan tersebut sama
dengan batu nisan yang ada di Cambay, Gujarat, selatan India. [3]

b. Jhon Crawfurd

John Crawfurd FRS (13 Agustus 1783 - 11 Mei 1868) adalah dokter berkebangsaan
skotlandia, administrator kolonial dan diplomat, serta penulis. Ia dikenal karena karya-
karyanya mengenai bahasa-bahasa Asia, bukunya History of the Indian Archipelago, dan
perannya dalam mendirikan Singapura. Ia lahir di Islay, Argyll, Skotlandia, dan merupakan
anak dari Samuel Campbell dan Margaret Campbell. Ia mengenyam pendidikan di Bowmore
dan mengikuti jejak ayahnya untuk mempelajari ilmu kedokteran dan menyelesaikan studi
kedokterannya di University of Edinburgh, 1803, pada umur 20 tahun. Crawfurd bergabung
pertama kali dengan East India Company sebagai spesialis bedah.

7
Jhon Crawfurd beranggapan bahwa Islam tiba di Indonesia langsung dari Timur Tenggah
melalui jasa dari para pedagang Arab muslim sekitar abad ke-7 M. Islam di Indonesia juga di
bawa oleh para pedagang dari Arabia. Para pedagang Arab ini juga terlibat aktif dalam
penyebaran Islam ketika mereka dominan dalam perdagangan Barat-Timur sejak awal abad
ke-7 dan ke-8 Masehi. Asumsi ini berdasarkan pada sumber-sumber China yang
menyebutkan bahwa menjelang perempatan ketiga abad ke-7, seorang Arab menjadi
pemimpin pemukiman Arab Muslim di pesisir Barat Sumatra.

Teori Arab ini semula di kemukakan oleh Crawfurd yang mengenalakan bahwa Islam di
kenalkan pada masyarakat Nusantara langsung dari tanah Arab, meskipun hubungn bangsa
Melayu-Indonesia dengan umat Islam di Pesisir Timur India juga merupakan faktor
penting.Sejumlah ahli Indonesia dan Malaysia mendukung teori Arab ini. Dalam beberapa
seminar yang di gelar pada tahun 1963 dan 1978 di simpulkan bahwa islam yang datang ke
Indonesia langsung dari Arab, bukan dari India. Islam datang pertama kali kae indonesia pada
abad ke-7 Masehi, bukan abad ke 12 Masehi, atau ke-13 Masehi.

Pendukung teori Arab lainnya adalah Syet Muhammad qunaib al-Attas, seorang pakar
Kesusastraan Melayu dari University kebangsaan malaysia kelahiran Indonesia. Dia
mengatakan bahwa bukti paling penting yang dapat dipelajari ketika mendiskusikan
kedatangan Islam dikepulauan Melayu-Indonesia adalah karakteristik internal Islam itu
sendiri dikawasan ini.

8
BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

9
DAFTAR PUSTAKA

Maarif, A. S. (1966). Ibn Khaldun dalam pandangan penulis barat dan timur. Bandung: Gema Insani.

Negara, A. M. (2014). Api Sejarah. Bandung: Tria Pertama.

Wahyu, I. (2014). Historiografi Barat. Bandung: humaniora.

10

Anda mungkin juga menyukai