Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

“HISTORIOGRAFI TRADISIONAL MASA ISLAM”

Dosen Pengampu: H. Kuswandi. Drs., M.Pd

Disusun Oleh:
Eliana Saadah (2105200021)
Rasyiiqah Nadira Salsabiila (2105200023)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS GALUH

2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbilalamin, puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat ilahi robbi


yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Historiografi Tradisonal Masa Islam” tepat pada waktunya.

Penulisan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Historiografi. Adapun isi makalah yaitu perkembangan historiografi pada masa Islam, bentuk
dan isi hisoriografi Islam, aliran historiografi Islam, dan Historiografi Islam di Indonesia.

Kami berterimakasih kepada Bapak H. Kuswandi. Drs., M.Pd selaku dosen mata
kuliah Perencanaan Pembelajaran Sejarah yang telah memberikan arahan serta bimbingan,
dan juga kepada semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak
langsung dalam penulisan makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Hal ini semata-mata
karena keterbatasan kemampuan penyusun sendiri. Oleh karena itu, kami harapkan saran dan
kritik yang positif dan membangun dari semua pihak agar makalah ini menjadi lebih baik dan
berdaya guna di masa yang akan datang.

Ciamis, 28 Februari 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………...

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………….

BAB I : PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang………………………………………………………………………


1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………………………
1.3 Tujuan Makalah……………………………………………………………………..
1.4 Manfaat Makalah…………………………………………………………………….

BAB II : KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori…………………………………………………………………………...

BAB III : METODE PENELITIAN

3.1 Metode……………………………………………………………………………….

BAB IV : PEMBAHASAN

4.1. Perkembangan Historiografi Pada Masa


Islam……………………………………….
4.2. Bentuk Dan Isi Hisoriografi
Islam…………………………………………………….
4.3. Aliran Historiografi
Islam…………………………………………………………….
4.4. Historiografi Islam Di
Indonesia……………………………………………………...

BAB V : PENUTUP

5.1. Kesimpulan…………………………………………………………………………...

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Sejarah merupakan totalitas pengalaman yang dapat dipandang dari berbagai sudut
kepentingan. Sebagaimana satu generasi menggantikan generasi yang lain. Sejarah
menyangkut perubahan-perubahan atau peristiwa-peristiwa perikehidupan manusia dalam
kenyataan sekitar. Suatu peristiwa yang bersifat kemanusiaan yang dapat dipilih dan
ditentukan menjadi isi cerita sejarah bila peristiwa itu merupakan bagian penting dari
perjuangan manusia kearah hidup yang lebih sempurna. Sejarah sebagai gambaran peristiwa
masa lalu maka sejarah merupakan kreatifitas dan kemampuan akal manusia. Tetapi
kreatifitas manusia tersebut harus didasarkan pada sumber-sumber atau jejak tentang
aktualitas masa lalu manusia. Melalui pengalaman manusia dapat belajar dan pengalaman
tersebut terletak di masa lampau serta berbicara dimasa kini. Didorong kenyataan-kenyataan
itu, manusia mengumpulkan peristiwa-peristiwa masa lalu supaya jangan sampai terlupakan
dan dapat dimanfaatkan.
Penulisan sejarah (Historiografi) merupakan bentuk kesadaran masyarakat terhadap
masa lalunya. Akarnya dapat ditelusuri pada manusia kuno atau biasa disebut dengan
manusia purba. Manusia kuno sebelum mengenal tulisan mereka menggunakan tradisi lisan
untuk menyampaikan sebuah peristiwa – peristiwa yang telah dialami dalam kehidupannya.
Kemudian diceritakan pada generasi-generasi penerusnya supaya tidak terputus cerita
peristiwa yang telah dialaminya. Tradisi lisan berfungsi sebagai alat “mnemonik” yaitu usaha
untuk merekam, menyusun dan menyimpan pengetahuan demi pengajaran dan pewarisannya
dari satu generasi ke generasi berikutnya. Tradisi lisan dapat dibedakan sesuai jenisnya
menjadi empat yaitu:
Pertama, “petuah-petuah” yang mempunyai arti khusus dalam suatu kelompok yang
dikatakan secara berulang-ulang yang dijadikan pegangan bagi generasi berikutnya. Biasanya
petuah-petuah itu orang yang lebih tua menyampaikan pada yang lebih muda. Seperti seorang
ayah yang memberi petuah atau nasehat kepada anaknya. Kedua, “kisah” kejadian yang
dialami di sekitar kehidupan kelompok, baik sebagai kisah perorangan maupun kisah suatu
kelompok. Dalam kisah tersebut biasanya terdapat suatu fakta yang di dalamnya tercampur
dengan kepercayaan. Ketiga, “cerita kepahlawanan” cerita ini berisi tentang tindakan
pahlawan yang mengagumkan pemiliknya yang biasanya berisi mengenai tokoh pimpinan
masyarakt di sekitarnya. Keempat, “dongeng” yang bersifat fiksi dan di dalamnya tidak ada
fakta. Dongeng lebih melekat pada diri anak-anak. Biasanya orang tua sering menceritakan
pada anak-anaknya cerita-cerita fiksi yang memiliki segi positif, yang kelak akan dijadikan
salah satu contoh perilaku anak tersebut.
Seiring berjalannya waktu manusia kuno pun mulai mengenal tulisan dan mulai
membuat catatan jejak kehidupan pada pahatan di bebatuan. Manusia kuno yang menetap di
gua-gua menghiasi tempat tinggalnya dengan berbagai ukiran dan pahatan. Mereka
melukiskan suasana kehidupan yang dialaminya supaya dapat dipelajari oleh generasi lain.
Setelah masyarakat mengenal tulisan dengan baik, peristiwa penting kemudian mereka rekam
dalam bentuk tulisan yang biasa disebut dengan naskah. Naskah tersebut merupakan
kekayaan historiografi tradisional bangsa Indonesia. Historiografi tradisional di Indonesia
sudah ada jauh sebelum kedatangan penjajah.
Disebut historiografi tradisional dikarenakan dalam penulisan sejarah banyak
dipengaruhi oleh faktor budaya saat naskah tersebut ditulis. Dengan demikian naskah tersebut
dapat menjadi suatu hasil kebudayaan di masyarakat. Maka penulisan historiografi tradisional
dipengaruhi oleh alam pikiran penulis naskah atau masyarakatnya. Melukiskan kenyataan
jauh dari fakta yang sesungguhnya, karena sering adanya tambahan-tambahan atau
pengurangan. Historiografi tradisional Indonesia berbentuk hikayat dan babad yang sangat
lemah dalam hal ketepatan fakta. Bahkan banyak yang berbicara tentang mitos, mitos di
dalamnya menceritakan masa lalu dengan waktu yang tidak jelas, kejadian yang tidak masuk
akal, dan tidak berbicara tentang peristiwa - peristiwa nyata.
Historiografi di Indonesia pun mengalami perkembangan yang cukup pesat. Adapun
beberapa corak historiografi yang cukup menonjol, yaitu historiografi tradisional,
historiografi kolonial, historiografi nasional dan juga historiografi modern. Historiografi
kolonial menonjolkan peranan bangsa Belanda dan memberi tekanan pada aspek politik dan
ekonomi. Historiografi nasional ada setelah Indonesia merdeka, sejarah yang
mengungkapkan kehidupan bangsa dan rakyat Indonesia dalam segala aktivitasnya, baik
politik, ekonomi, sosial maupun budaya. Sedangkan historiografi modern bertentangan
dengan historiografi tradisional karena di historiografi modern lebih mementingkan fakta dan
sumber yang masuk akal.
Dalam historiografi yang dilakukan oleh suatu kelompok atau perorangan di dalam
masa pasti ada tujuannya. Tujuannya adalah untuk menunjukkan perkembangan konsep
sejarah baik di dalam pemikiran maupun di dalam pendekatan ilmiah yang dilakukan disertai
dengan uraian mengenai pertumbuhan, perkembangan dan kemunduran bentuk-bentuk
ekspresi yang dipergunakan dalam penyajian bahanbahan sejarah. Historiografi Islam di
Indonesia, setidaknya dalam beberapa dasawarsa terakhir, ditandai beberapa perkembangan
penting baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Secara kuantitatif karya-karya sejarah
semakin banyak baik yang ditulis sejarawan Indonesia sendiri maupun sejarawan Asing.
Terlepas dari tingkat kualitasnya yang berbeda-beda, karya-karya sejarah ini telah
memberikan sumbangan yang signifikan baik upaya pemahaman yang lebih akurat terhadap
sejarah Islam di Indonesia secara keseluruhan. Sedangkan kualitatifnya itu terlihat seperti
pada saat penggunaan metodologi yang melibatkan banyak ilmu bantu. Khususnya ilmu-ilmu
humaniora, semacam antropologi dan ilmu-ilmu sosial seperti sosiologi, ilmu politik, ilmu
ekonomi dan lain-lain.
Historiografi Islam sebagai unsur dari historiografi Indonesia juga telah menunjukkan
perkembangannya, dengan munculnya sejarawan dengan berbagai karya-karyanya tentang
umat Islam Indonesia. Menurut Badri Yatim dalam kajian historiografi Islam ada beberapa
manfaat yang dapat diketahui:
1. Untuk mengetahui pandangan, metode penelitian, dan metode penulisan sejarah yang
dilakukan para sejarawan muslim di
2. Masa silam, sehingga dapat dilakukan kajian kritis terhadap karya-karya sejarah
mereka.
3. Untuk mengenal sumber sejarah Islam, karena banyak di antara karya sejarawan
muslim di masa silam sekarang merupakan sumber primer. Seperti yang dikatakan
‘Abd al-Mun’im Majid bahwasanya karya sejarah yang ditulis pada masa klasik dan
pertengahan Islam, banyak yang dapat dikategorikan sebagai sumber primer, karena
karya itu banyak yang. memaparkan peristiwa yang terjadi pada masa hidup penulis
atau mengutip dari karya yang memaparkan peristiwa yang sezaman dengan penulis.
4. Untuk mendapatkan sumber-sumber yang benar di antara sumber-sumber banyak
dianggap primer itu.

1.2. Rumusan Masalah


1.2.1. Apa saja perkembangan historiografi pada masa Islam?
1.2.2. Apa saja bentuk dan isi hisoriografi Islam?
1.2.3. Apa saja aliran historiografi Islam?
1.2.4. Apa saja Historiografi Islam di Indonesia?
1.3. Tujuan Makalah
1.3.1. Mengetahui bagaimana perkembangan historiografi pada masa Islam
1.3.2. Mengetahui bagaimana bentuk dan isi hisoriografi Islam
1.3.3. Mengetahui bagaimana aliran historiografi Islam, dan Historiografi Islam di Indonesia
1.3.4. Manfaat Makalah
1.4.1. Sebagai informasi dan wacana mengenai gambaran Historiografi Tradisional Masa
Islam
1.4.2. Sebagai pijakan bagi penelitian lanjut mengenai Historiografi Tradisional Masa Islam
1.4.3. Bagi masyarakat yaitu bisa menambah pengetahuan tentang Historiografi Tradisional
Masa Islam
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
1.1. Kajian Teori
Secara semantik kata historiografi merupakan gabungan dari dua kata, yaitu history
yang artinya sejarah dan grafi yang artinya deskripsi atau penulisan. Kemudian secara istilah
historiografi atau penulisan sejarah adalah usaha rekontruksi terhadap peristiwa yang terjadi
pada masa lalu.
Historiografi merupakan langkah terakhir dari suatu proses penulisan dan penyusunan
kisah masa lampau (sejarah) yang direkontruksi berdasarkan pada fakta-fakta yang telah
diberi penafsiran. Salah satu jenis historiografi yaitu historiografi tradisional. Historiografi
tradisional adalah historiografi yang disusun secara tradisional yang memiliki ciri-ciri
tertentu, diantaranya mengandung unsur-unsur legenda dan mitos, yang diceritakan umumnya
sekitar lingkungan dan cenderung mengagung-agungkan Raja atau Bupati dan penyusunnya
pada umumnya berasal dari lingkungan kraton atau pendopo yang tujuannya erat
hubungannya dengan kepentingan lingkungan kraton atau pendopo.
Historiografi tradisional atau disebut juga sastra bersejarah sering cenderung untuk
mengaburkan dua macam realitas sejarah, yaitu realitas yang objektif terjadi dan realitas yang
riil dalam diri. Salah satu bentuk kesadaran masyarakat terhadap masa lalunya adalah
melakukan rekaman tertulis. Cara yang dilakukan untuk merekam peristiwa itu yaitu dengan
cara menulis dalam suatu tulisan seperti Babad, Hikayat, Silsilah atau Kronik yang kemudian
biasanya disebut dengan naskah. Cerita yang ada dalam naskah biasanya lebih banyak
menceritakan peran orang-orang besar, seperti raja, penguasa, tokoh dan lain-lain.
Historiografi tradisional umumnya bersifat istana-sentris atau elitis. Hal ini
disebabkan oleh kekuasaan istana yang selalu memiliki kharisma atau sepak terjangnya
menjadi magnet. historiografi tradisional telah tampil sebagai pengaruh pada historiografi
yang konvensional. Hal tersebut bisa dilihat dari beberapa kesamaan cirinya, diantaranya
memusatkan perhatian pada hal-hal besar dan penting yang dipandang sejarawan menentukan
perjalanan sejarah secara keseluruhan. Ciri historiografi juga elitis dan hanya memberikan
narasi pada raja, pengusaha, bangsawan dan orang-orang besar lainnya dalm masyarakat.

BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Metode
a. Metode Pengumpulan Data.
Data-data dalam makalah ini diperoleh dengan menggunakan metode penelitian
kepustakaan (Library Research). Metode ini dilakukan dengan cara meneliti bahan
pustaka atau data sekunder, yang terdiri dari :
 Bahan-bahan primer, yaitu bahan-bahan yang mengikat dan terdiri dari buku-
buku, jurnal, dan lain-lain, yang terkait dengan masalah yang dibahas.
 Bahan-bahan sekunder, yaitu bahan-bahan yang memberikan penjelasan
terhadap bahan-bahan primer berupa artikel-artikel hasil-hasil penelitian, atau
pendapat pakar hukum lainnya.
b. Prosedur Pengumpulan Data.
Untuk memperoleh data yang relefan dengan permasalahan pada makalah ini, maka
pengumpulan bahan-bahan referensi dilakukan dalam rangka memperoleh data
sekunder. Langkah awalnya adalah dengan melakukan inventarisasi terhadap sumber-
sumber sebagai referensi, kemudian menuliskannya secara sistematis.
c. Analisis Data.
Analisis data adalah suatu proses penyederhanaan data dalam bentuk yang lebih
mudah dibaca dan diinterprestasikan. Pada makalah ini, analisis dilakukan secara
deskriptif-kualitatif, sedangkan pengolahan data, yang dilakukan dengan cara
mensistematika bahan-bahan atau buku-buku. Sistematisasi berarti membuat
klasifikasi terhadap bahan-bahan yang ada, tersebut untuk memudahkan analisis dan
merumuskan konstruk atau konsep.

BAB IV
PEMBAHASAN

Historiografi adalah hasil karya dalam bentuk tulisan atau lisan mengenai sejarah.
Penulisan sejarah ini dapat dibagi ke dalam tiga jenis, yaitu historiografi tradisional,
historiografi kolonial, dan historiografi modern. Karya historiografi tradisional yang
keseluruhan ceritanya didominasi unsur Islam adalah historiografi Islam. Historiografi Islam
adalah penulisan sejarah oleh para muslim yang sebagian besar ditulis dalam bahasa Arab.
Pada awal perkembangan Islam, historiografi yang ditulis berisi berita penciptaan bumi,
turunnya Nabi Adam dan kisah para nabi, serta riwayat hidup Nabi Muhammad. Dalam
perkembangan selanjutnya, penulisan sejarah ini lebih banyak digunakan untuk memaparkan
mengenai gejala-gejala tentang keadaan manusia.
4.1. Perkembangan Historiografi Pada Masa Islam
Penulisan sejarah Islam pertama kali masih bersifat Arab murni, tidak ada peran
Persia atau Yunani. Dalam perkembangannya, barulah mendapatkan pengaruh dari ahli kitab
dan Persia. Husein Nashshar menyimpulkan bahwa penulisan sejarah Arab Islam tumbuh dari
dua arus berbeda, yaitu:
 Arus lama, terdiri atas cerita-cerita khayal dan folklore yang berbentuk syair.
 Arus baru, terdiri atas berita-berita autentik dan mendalam yang biasanya berupa
kisah nyata.
Perkembangan historiografi Islam berlanjut pada masa kerajaan besar, yaitu Dinasti
Abbasiyah. Pada akhir abad ke-18, Mesir menunjukkan tanda-tanda kebangkitan di mulai
dengan munculnya beberapa orang penulis dari berbagai disiplin ilmu. Sejarah historiografi
Islam secara umum ditulis oleh Franz Rosenthal dalam karyanya berjudul A History of
Moslem Historiography yang terbit pada 1952. Karyanya ini telah memberikan suatu
pengaruh besar dalam menelusuri pengaruh sejarah Islam.
4.2. Bentuk dan Isi Historiografi Islam
Terdapat berbagai bentuk dasar historiografi Islam, di antaranya:
a. Khabar
Khabar adalah bentuk historiografi paling tua yang langsung berhubungan dengan
cerita perang. Biasanya digunakan sebagai laporan, kejadian, atau cerita. Ada tiga hal
yang menjadi ciri khas khabar, yaitu:
1) Tidak terdapat hubungan sebab akibat antara dua peristiwa atau lebih
2) Selalu disajikan dalam bentuk dialog antara pelaku peristiwa
3) Bentuk khabar lebih banyak merupakan gambaran yang beraneka ragam
Salah satu contoh karya sejarah yang menggunakan bentuk khabar adalah al-
Murdifat min Quraysy karya Ali ibn Muhammad al-Madaini.
b. Kronik
Kronik adalah penyusunan sejarah berdasarkan urutan penguasa dan tahun
kejadian. Salah satu contohnya karya Khalifah ibn Khayyat, yang diawali dengan arti
tarikh dan uraian singkat mengenai sejarah Muhammad pada permulaan hayatnya.
c. Biografi
Boigrafi adalah karya yang mencakup sejarah hidup orang besar, tokoh
terkemuka, serta orang penting yang telah meninggal. Contohnya Kitab al-Baghdadi
dalam Kitab Tarikh Baghdad, yang tanggal kelahiran dan kematiannya disebutkan
masing-masing di dalam permulaan penulisan biografi.
d. Sejarah umum
Karya ini berisi tulisan mengenai politik dan peristiwa-peristiwa khusus. Salah
satu contohnya adalah karya berjudul Sejarah Umum (Jami' at-Tawarikh), yang ditulis
oleh Rashid ad-Din Fadlallah dari Asia Tengah dalam bahasa Persia. Ini merupakan
hasil karya pertama mengenai sejarah Islam yang universal.
4.3.Aliran Historiografi Islam
Dalam perkembangan selanjutnya, ada tiga aliran perkembangan historiografi Islam,
yaitu aliran Yaman, Madinah, dan Irak. Namun, para pengamat sepakat bahwa ketiga aliran
itu pada akhirnya akan melebur jadi satu, meskipun dengan corak dan tema yang semakin
beragam.

a. Aliran Yaman atau Arab Selatan


Riwayat-riwayat tentang Yaman di masa silam kebanyakan dalam bentuk
hikayat dan berisi tentang cerita-cerita khayal dan dongeng-dongeng kesukuan.
Tokoh-tokoh Aliran Yaman di antaranya, Ka'b al-Ahbar, Wahab ibn Munabbih, dan
Abid Ibn Syariyyah al-Jurhumi.
b. Aliran Madinah
Aliran yang muncul di Madinah ini adalah aliran sejarah ilmiah yang mendalam
dan banyak memperhatikan al-Maghazi (perang-perang yang dipimpin langsung oleh
Rasullullah SAW) serta biografi nabi. Para sejarawan dalam aliran ini terdiri dari para
ahli hadis dan hukum Islam (fikih). Mereka adalah Abdullah ibn al-Abbas, Said ibn
al-Musayyab, Aban ibn Utsman ibn Affan, dan masih banyak lainnya.
c. Aliran Irak
Aliran ini merupakan yang terakhir dengan bidang cakupan lebih luas dari dua
aliran sebelumnya. Langkah pertama yang dilakukan oleh bangsa Arab adalah
pembukuan tradisi lisan. Hal ini pertama kali dilakukan oleh Ubaidullah ibn Abi Rafi,
sekretaris Ali ibn Abi Thalib ketika menjalankan kekhalifahannya di Kufah. Aliran
Irak dikatakan sebagai kebangkitan yang sebenarnya dari penulisan sejarah sebagai
ilmu. Pada masa ini, pengaruh dari hadis telah ditinggalkan dan bersamaan dengan
itu, terlihat adanya upaya meninggalkan dongeng-dongeng serta cerita khayal yang
mengandung banyak ketidakbenaran. Aliran ini melahirkan sejarawan-sejarawan
besar di masa kemudian, seperti Abu Amr ibn Al-Ala, Hammad al-Rawiyah, Abu
Mikhnaf, Awanah ibn Al-Hakam, Sayf ibn Umar Al-Asadi al-Tamimi, dan masih
banyak lainnya.
4.4.Historiografi Islam di Indonesia
Di Indonesia, salah satu motivasi yang mendorong perkembangan historiografi Islam adalah
konsepsi Islam sebagai agama yang mengandung sejarah. Penulisan sejarah Islam Indonesia pada awalnya
berupa peristiwa-peristiwa yang mempunyai kekuatan gaib dan tidak berlandaskan para aturan ilmu
sejarah. Seperti contohnya babad, hikayat, silsilah, dan tambo yang lebih bertumpu pada mitos daripada
fakta. Adapun contoh historiografi Islam di Indonesia adalah sebagai berikut.
 Kitab Al-Anbiya

 Hikayat Sulalatus Salathin

 Sejarah Negeri Kedah

 Hikayat Raja-Raja Pasai

 Hikayat Hang Tuah

 Hikayat Cirebon

 Babad Demak.

BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Historiografi adalah hasil karya dalam bentuk tulisan atau lisan mengenai sejarah.
Penulisan sejarah ini dapat dibagi ke dalam tiga jenis, yaitu historiografi tradisional,
historiografi kolonial, dan historiografi modern. Karya historiografi tradisional yang
keseluruhan ceritanya didominasi unsur Islam adalah historiografi Islam. Historiografi Islam
adalah penulisan sejarah oleh para muslim yang sebagian besar ditulis dalam bahasa Arab.
Dalam perkembangannya, mendapatkan pengaruh dari ahli kitab dan Persia. Bentuk
dan isi historiografi Islam terdapat Khabar, Kronik, Biografi dan Sejarah Umum sedangkan
aliran historiografi Islamnya Aliran Yaman atau Arab Selatan, Aliran Madinah, dan aliran
Irak. Historiografi Islam di Indonesia Di Indonesia, salah satu motivasi yang mendorong
perkembangan historiografi Islam adalah konsepsi Islam sebagai agama yang mengandung
sejarah. Penulisan sejarah Islam Indonesia pada awalnya berupa peristiwa-peristiwa yang
mempunyai kekuatan gaib dan tidak berlandaskan para aturan ilmu sejarah. Seperti
contohnya babad, hikayat, silsilah, dan tambo yang lebih bertumpu pada mitos daripada fakta.
Adapun contoh historiografi Islam di Indonesia adalah sebagai berikut. Kitab Al-Anbiya,
Hikayat Sulalatus Salathin, Sejarah Negeri Kedah, Hikayat Raja-Raja Pasai, Hikayat Hang
Tuah, Hikayat Cirebon Babad Demak.

DAFTAR PUSTAKA
Fajriudin. (2018). Historiografi Islam: Konsepsi dan Asas Epistemologi Ilmu Sejarah dalam
Islam. Jakarta: Prenadamedia Group.
Iryana, W. (2017). Historiografi Islam Di Indonesia. Jurnal al-Tsaqafa. Vol 14. No.01. hal
148-168.
Effendi. (2013). Historigrafi Islam Dari Tradisional-Konvensional Hingga Kritis-
Multidimensi. Jurnal TAPIs. Vol.9 No.1. hal 120-132

Anda mungkin juga menyukai