Anda di halaman 1dari 13

HISTORIOGRAFI MODERN DI INDONESIA

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Historiografi

Dosen Pengampu:
Aprila Tri Aristina, S. Pd., M. Pd
Nur Indah Lestari, S.Pd., M.Pd

Disusun Oleh: Kelompok 4

Nesti Wulandari 2013033003


Alfiani Rhamadani 2013033043

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH


JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2023
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup menyelesaikan makalah ini
dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpahkan kepada baginda tercinta
kita yakni Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-nantikan syafa’atnya di hari
akhir kelak. Penyusun juga mengucapkan syukur kepada Allah SAW atas limpah
nikmat berupa sehat-Nya, sehingga kami mampu untuk menyelesaikan pembuatan
makalah dari mata kuliah Historiografi dengan judul “Historiografi Modern di
Indonesia”.
Penyusun tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna dan masih terdapat banyak kesalahan serta kekurangan di dalamnya.
Untuk itu, penyusun mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca untuk
makalah ini, agar kami dapat memperbaiki makalah ini sehingga menjadi lebih
baik lagi. Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang
telah mebantu kami dalam mengerjakan makalah ini, khusunya kepada Ibu Aprilia
Tri Aristina, S.Pd., M.Pd dan Ibu Nur Indah Lestari,S.Pd., M.Pd yang telah
membimbing kami dalam menulis makalah ini. Demikian, semoga makalah ini
dapat bermanfaat, terima kasih.

Bandar Lampung, 29 Maret 2023

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................2
BAB I.......................................................................................................................2
PENDAHULUAN...................................................................................................2
1.1 Latar Belakang Masalah.................................................................................2
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................2
1.3 Tujuan Pembahasan........................................................................................2
BAB II......................................................................................................................2
PEMBAHASAN......................................................................................................2
2.1 Penulisan Sejarah Indonesia Baru Atau Historiografi Nasional....................2
2.2 Metode Sejarah Dalam Historiografi Indonesia.............................................2
2.3 Pendekatan Multidimensional dalam Historiografi Indonesia.......................2
BAB III....................................................................................................................2
PENUTUP................................................................................................................2
3.1 Kesimpulan...................................................................................................11
3.2 Saran...............................................................................................................2
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................2

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Historiografi tradisional lebih menekankan pada sejarah konvensional yang
selama ini lebih menonjolkan segisegi prosesual dari sesuatu peristiwa sejarah
dan tokoh politik serta mengungkapkannya sebagai tulisan deskriptif-naratif.
Sejarah konvensional memasukkan peristiwa-peristiwa berdasarkan
pembabaran besar dalam suatu proses yang linear. Sejarah sebagai suatu narasi
besar diperlihatkan melalui peristiwa dan tokoh besar dengan
mendokumentasikan asal usul kejadian, menganalisis genealogi, lalu
membangun dan mempertahankan singularitas peristiwa, memilih peristiwa
yang dianggap spektakuler (seperti perang), serta mengabaikan peristiwa yang
bersifat lokal (Abdurrahman, 2011).
Seiring dengan datangnya kolonial Barat, menarik menukil pendapat A. B.
Lapian, bahwa tidak dapat menafikan kenyataan adanya “presence
Neerlandaise” di kepulauan Indonesia sejak akhir abad ke-16 (Lapian, 1989).
Peninggalan penting pada masa ini berupa tulisan dalam bahasa Belanda, baik
berujud karya ilmiah dan karya sastra maupun yang terdiri dari lembaran-
lembaran arsip. Peninggalan demikian dapat berfungsi sebagai bahan yang
bermanfaat dalam studi sejarah di Indonesia.

Pasca kolonial di Indonesia, terdapat keinginan para sejarawan untuk


menggunakan metodologi dan pola-pola baru dalam bidang ilmu sejarah.
Kecenderungan ini didorong oleh pengaruh perkembangan ilmu pengetahuan,
khususnya ilmu-ilmu sosial yang secara metodologis telah menyumbangkan
pada pengembangan ilmu sejarah. Berdasarkan kecenderungan ini timbullah

3
sejarah baru (sejarah total) yang dianalisis berdasarkan pendekatan
multidimensional (Rochmiatun, 2016).
Sejarah total adalah sejarah tentang seluruh aspek kehidupan masyarakat,
tidak hanya berkisar pada bidang-bidang yang dianggap paling penting yang
hanya bertitiktolak dari sejarah politik. Helius Sjamsuddin, mengistilahkan
sejarah total dengan sejarah yang ingin membahas semua dimensi kehidupan
manusia. Perkembangan lebih lanjut, lingkup sejarah sosial lebih dari
gerakangerakan sosial yang juga mengacu kepada sejumlah aktifitas manusia
yang agak sulit diklasifikasikan karena begitu luasnya, seperti kebiasaan
(manners), adat istiadat (customs) dan kehidupan sehari-hari (everyday life)
dalam istilah Jerman biasanya disebut kultur atau sittengeschichte. Sejarah
sosial atau sejarah global, lebih popular lagi, sejarah total (total history), yang
sering juga disebut sebagai New History merupakan suatu corak historiografi
Indonesia yang relatif baru. Tidak banyak karya-karya sejarah Indonesia
sampai saat ini yang menggunakan pola penulisan sejarah total ini
(Sjamsuddin, 2016).

1.2 Rumusan Masalah


Dari Latar Belakang diatas, rumusan masalah nya yaitu sebagai berikut:
1. Bagaimana penulisan sejarah Indonesia baru?
2. Bagaimana penggunaan metode sejarah dalam historiografi Indonesia?
3. Bagaimana pendekatan multidimensional dalam historiografi
Indonesia?

1.3 Tujuan Pembahasan


Dari Rumusan Masalah diatas, tujuan pembahasan nya yaitu sebagai berikut?
1. Dapat memahami penulisan sejarah Indonesia baru.
2. Dapat memahami penggunaan metode sejarah dalam historiodrafi
Indonesia.
3. Dapat memahami pendekatan multidimesional dalam historiografi
Indonesia.

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Penulisan Sejarah Indonesia Baru Atau Historiografi Nasional


Pembangunan nasional adalah salah satu tema utama tahun 1950-an dan penulisan
sejarah nasional merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari prosesnya. utama
tahun 1950-an dan penulisan sejarah nasional merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari prosesnya. utama tahun 1950-an dan penulisan sejarah nasional
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari prosesnya. utama tahun 1950-an
dan penulisan sejarah nasional merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
prosesnya .
Sartono Kartodirdjo mengatakan bahwa Sejarah Nasional Indonesia adalah unit
makro yang meliputi unit-unit mikro. Unit mikro ini mengelamai proses intergrasi
yang tidak terlepas dari aspek kebudayaan. Integrasi dapat dideskripsikan pada
berbagai aspek dari unit terkecil ke unit terbesar. Pengaruh budaya Barat terhadap
proses integrasi melalui birokrasi, edukasi, komunikasi dan mobilitas social.
Secara singkat, historiografi nasional memiliki corak pendekatan scientific dalam
pengkajian sejarah.
Historiografi modern Indonesia ditandai dengan adanya keinginan para sejarawan
untuk menggunakan metodologi dan pola-pola yang baru dalam bidang ilmu
sejarah. Kecenderungan ini didorong oleh pengaruh perkembangan ilmu
pengatahuan, khususnya adalah ilmu-ilmu pengetahuan social yang secara
metodologis telah menyumbangkan pada pengembangan ilmu sejarah.
Berdasarkan kenecederungan ini timbullah sejarah baru yang dianalisis
berdasarkan pendekatan multidimensional .

5
Penulisan sejarah nasional secara umum dapat dilihat sebagai anti tesis terhadap
penulisan sejarah kolonial atau Eropa sentrsi yang dianggap tidak cocok dengan
tuntunan zaman sebagai alternatif perlu pendekatan baru yang lebih sesuai dengan
kondisi iklim di Indonesia pasca kolonial. Sehingga muncullah pendekatan baru
yang sesuai dengan harapan orang Indonesia, yaitu Historiografi Indonesia Sentri
yang terus berkembang. Banyak perubahan telah terjadi pada tahun-tahun setelah
1970. Tidak saja dalam aliran pemikiran tentang bagaimana sejarah harusnya
ditulis, tetapi juga kegiatan dalam arti konkrit seperti dengan diwujudkannya
dalam kelembagaan, ideologi, dan substansi sejarah.

Dalam penulisan memiliki keinginan untuk menuliskan sejarah Indonesia yang


nasionalistik telah banyak melahirkan terutama buku-buku Pelajaran Sejarah
Indonesia yang sesuai dengan cita-cita kemerdekaan dan nasionalisme. Selain itu
telah memperluas ruang lingkup penulisan sejarah. Dan adanya usaha
menyelenggarakan suatu program sejarah lisan yang dikelola oleh Arsip Nasional
bekerjasama dengan para sejarawan dan perguruan tinggi. Sejarah yang semula
bersifat deskriptif-naratif dan diakronik mulai menuju kearah penulisan yang
analitis dan sinkronik. Sementara itu pembaharuan dalam metode masih membuka
kemungkinan baru .
Pada tahun 1963 dibentuk sebauh panitia yang bertugas penulisan kembali sejarah
Indonesia. Namun panitia ini tidak dapat melakasanakan tugasnya berhubung
dengan kondisi politik di dalam negeri yang tidak memungkinkan panitia tersebut
bekerja. Keinginan penulisan kembali sejarah Indonesia yang Indonesia sentris
diangkat lagi pada Seminar Sejarah Nasional kedua di Yogyakarta pada tahun
1970. Pada tahun 1970, atas desakan para sejarawan, Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan (Mendikbud) mengelurakan Surat Keputusan (SK) N0.0173/1970
mengangkat Panitia Penyusunan Buku Standard Sejarah Nasional Indonesia
Berdasarkan Pancasila yang dapat digunakan di Perguruan Tinggi dan sekaligus
akan dijadikan bahan dari buku teks sejarah untuk sekolah dasar sampai dengan
sekolah lanjutan tingkat atas . Di hasilkan enam jilid buku, yaitu :
1. Buku Jilid I tentang zaman prasejarah disunting oleh R.P. Surosi.
2. Buku Jilid II yang mengkaji tentang sejarah kuno disusun oleh tim redaksi
yang diketuai oleh Bambang Sumadio.

6
3. Buku Jilid III tentang zaman pertumbuhan dan perkembangan kerajaan-
kerajaan Islam di Indonesia (1600-1800), disusun oleh tim redaksi yang
terdiri dari Uka Tjandrasasmita sebagai ketua tim,
4. Buku Jilid IV tentang sejarah Indonesia pada abad XIX (sekitar tahun
1800-1900), yang disusun oleh tim redaksi diketuai oleh F.A. Sutjipto.
5. Buku Jilid V berjudul zaman kebangkitan nasional dari masa akhir Hindia
Belanda antara 1900-1942, dengan editor Yusmar Basri.
6. Buku Jilid VI yang membahas mengenai zaman Jepang dan zaman
Republik Indonesia sejak tahun 1942 disusun oleh tim redaksi yang
diketuai oleh Nugroho Notosusanto.

2.2 Metode Sejarah Dalam Historiografi Indonesia


Metode penelitian sejarah biasnaya disebut dengan metode sejarah. Metode dapat
diartika sebagai cara, jalan atau petunjuk pelaksanaan atau juga petunjuk teknis.
Metode penelitian sejarah dapat diartikan juga secara khusus yaitu seperangkat
aturan atau prinsip sistematis untuk mengumpulkan sumber-sumber sejarah secara
efektif, menilainya secara kritis dan mengajukan sintesa dari hasil-hasil yang
dicapai dalam bentuk tertulis. Metode harus dibedakan dengan metodologi, karena
metodologi lebih berkaitan dengan kerangka referensi, sedangkan metode lebih
bersifat praktis atau lebih memberikan petunjuk mengenai cara, prosedur atau
teknik mengenai pelaksanaannya secara sistematis. Dengan kata lain metode
sejarah dapat diartikan sebagai metode penelitian dan penulisan sejarah dengan
mengguankan cara, prosedur atau teknik yang sistematis sesuai dengan asas dan
aturan ilmu sejarah

Sesuai dengan langkah-langkah yang diambil dalam keseluruhan prosedur,


metode penulisan sejarah biasanya terdiri dari empat kegiatan yaitu Heuristik,
Kritik atau Verifiksi Sumber, Interpretasi dan Historiografi.

a) Heuristik

Heuristik adalah pencarian dan pengumpulan sumber-sumber keterangan atau


pencarian bukti bukti sejarah yang merupakan langkah pertama dalam sebuah
penelitianyang berhubungan erat dengan objek penelitian merupakan langkah
pertama dalam sebuah penelitianyang. Pada tahap ini peneliti harus

7
mengumpulkan sebanyak-banyaknya sumber untuk dijadikan bahanbahan
penelitian. Pada tahap ini juga, peneliti dituntut ketelatenan, kesabaran, dan
ketelitian. Oleh sebab itu perlu menyiapkan waktu, biaya, tenaga, pikiran untuk
mencari dan mendapatkan sumber-sumber yang otentik sebagai bukti merangkai
sebuah kisah sejarah. Pada tahap ini diperlukan testimoni atau kesaksian sebagai
informan yang penting .

b) Kritik Sumber

Kritik sumber merupakan salah satu langkah yang harus dilakukan yaitu
mengkritisi dari sumber-sumber yang telah dikumpulkan untuk dibuktikan
otentisitas dan kredibilitasnya. Dalam kritik ini diperlukan kritik internal maupun
eksternal. Tujuan dilakukan kritik adalah untuk mencari kebenaran (truth), di
mana peneliti harus dapat membedakan apa yang benar dan tidak benar atau palsu,
apa yang mungkin dan apa yang meragukan atau mustahil Penilaian yang
dilakukan terhadap bahan-bahan sumber dari sudut pandang nilai kenyataan atau
kebenaran semata-mata tahap kedua ini disebut kritik sumber atau kritisme yang
merupakan langkah yang sangat penting sehingga sering dikatakan bahwa seluruh
proses dan metode sejarah tersebut sebagai kritisme. Sumber terlebih dahulu harus
dikritik melalui kritik eksternal dan krtitik internal. Kritik eksternal adalah suatu
penelitian atas asa usul dari sumber, suatu pemeriksaaan atas catatan atau
peninggalan untuk mendapatkan semua informasi yang mungkin, dan untuk
mengetahui apakah pada suatu waktu sumber tersebut telah diubah oleh orang
tertentu atau tidak. Kritik eksternal dilakukan untuk memverifikasi atau menguji
terhadap aspek-aspek luar dari sumber sejarah yang telah dikumpulkan. Fungsi
dari kritik eksternal ini adalah untuk memeriksa sumber sejarah demi menegakkan
sedapat mungkin tentang otentisitas dan integritas dari sumber tersebut .

c. Interpretasi

Interpretasi atau penafsiran sejarah seringkali disebut juga dengan analisis sejarah.
Analisis sendiri berarti menguraikan, dan secara terminologis berbeda dengan
sintesis yang berarti menyatukan. Namun, keduanya analisis dan sintesis
dipandang sebagai metode-metode utama di dalam interpretasi. Interpretasi
terbagi menjadi dua macam, yaitu analisis dan sintesis. Sintesis sejarah, artinya

8
menyatukan beberapa data yang ada dan dikelompokkan menjadi satu dengan
generalisasi konseptual. Interpretasi juga disebut analisis sejarah, jika bertujuan
mendapatkan makna dan keterhubungan antara fakta satu dengan lainnya. Metode
interpretasi sejarah memang pada umumnya sering diarahkan kepada pandangan
para ahli filsafat sehingga sejarawan bisa mendapatkan kemungkinan jalan
pemecahan dalam menghadapi masalah historis. .

d. Historiografi (Penulisan Sejarah)

Langkah terakhir metode sejarah ialah historiografi, yakni merupakan cara


penulisan, pemaparan atau penulisan hasil penelitian sejarah yang telah dilakukan.
Secara teoritis historiografi mempunyai dua makna: pertama, penulisan sejarah
(historical writing), kedua, sejarah penulisan sejarah (historical of historical
writing). Dalam metode sejarah historiografi merupakan tahap akhir dan sebagai
tinjauan atas hasil karya tulis sejarah. Penulisan hasil laporan hendaknya dapat
memberikan gambaran yang jelas mengenai proses penelitian, dari fase awal
hingga akhir atau dengan kata lain ia merupakan sebuah proses penyimpulan
karenanya proses ini dapat bersifat ilmiah (problem oriented), maupun no
problem oriented. Problem oriented artinya karya sejarah ditulis bersifat ilmiah
dan berorientasi kepada pemecahan masalah, yang tentu saja dengan
menggunakan seperangkat metode penelitian, sedangkan no problem oriented
maksudnya, karya tulis sejarah ditulis secara naratif, serta tidak menggunakan
metode penelitian. Adapun dalam proses historiografi, diperlukan kecakapan-
kecakapan tertentu untuk menjaga standar mutu seorang sejarawan. .

2.3 Pendekatan Multidimensional dalam Historiografi Indonesia


Pendekatan multidimensional selain menekankan pada penggunaan disiplin ilmu
sosial sebagai alat bantu analisisnya juga bertitik tolak pada struktur. Salah satu
contoh penulisan sejarah lokal dengan pendekatan multidimensional melalui karya
Prof. Sartono Kartodirjo “Peasent Revolt in Banten 1888”. Melalui karya
historiografi sejarah lokal ini dapat diamati pendekatan multidimensional
bagaimana kausalitas itu tidak terbatas oleh satu event saja namun terdapat banyak

9
faktor yang apabila dianalisis secara proses yang menjadi sebab tidak langsung
dalam sebuah event (Fauzan, 2020).
Penggunaan pendekatan multidimensional dalam penelitian sejarah bertujuan
untuk memperdalam dan memperluas kajian peristiwa sejarah berdasar aspek-
aspek sosial budaya. Dengan pendekatan ini, sejarah tidak lagi hanya terpaku pada
urutan waktu kejadian atau kronologi saja. Menurut Sartono Kartodirdjo, sejarah
tidak hanya bertujuan untuk merceritakan kejadian masa lampau, namun juga
menjelaskan sebab-sebabnya, aspek lingkungannya, aspek sosial-kulturalnya dan
aspek lain yang berhubungan dengan peristiwa sejarah (Kartodirjo, 1992). Dalam
buku Pemikiran dan Perkembangan Historiografi Indonesia (1982) karya Sartono
Kartodirdjo, pendekatan multidimensional memerlukan ilmu bantu untuk
memperkaya dan memperdalam analisis peristiwa sejarah, diantaranya yaitu:
sosiologi, antropologi, ekonomi, arkeologi, geografi, psikologi, dan ilmu politik.

10
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Historiografi modern Indonesia ditandai dengan adanya keinginan para


sejarawan untuk menggunakan metodologi dan pola-pola yang baru dalam
bidang ilmu sejarah. Kecenderungan ini didorong oleh pengaruh
perkembangan ilmu pengatahuan, khususnya adalah ilmu-ilmu pengetahuan
social yang secara metodologis telah menyumbangkan pada pengembangan
ilmu sejarah. Penggunaan pendekatan multidimensional dalam penelitian
sejarah bertujuan untuk memperdalam dan memperluas kajian peristiwa
sejarah berdasar aspek-aspek sosial budaya. Dengan pendekatan ini, sejarah
tidak lagi hanya terpaku pada urutan waktu kejadian atau kronologi saja

3.2 Saran
Demikianlah makalah ini kami susun, semoga makalah ini lebih bermanfaat
lagi bagi para pembaca. Dalam penulisan ini mungkin kami sadari masih
banyak kekurangan  atau masih banyak kata-kata yang kurang
dipahami,untuk itu saran dan kritik yang membangun sangat kami harapkan
untuk bisa menyempurnakan makalah kami ini. Saran selanjutnya untuk
pembaca adalah mencari referensi lain untuk mengoreksi makalah yang
dikerjakan oleh penulis.

11
DAFTAR PUSTAKA

12

Anda mungkin juga menyukai