Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

SEJARAH SOSIAL

Disusun untuk memenuhi tugas Ilmu Sejarah

Dosen Pengampu:

Hany Nurpratiwi, M.Pd

Disusun oleh kelompok 3 TIPS 2C:

1. Alifia Rinawati (12209193036)


2. Muhammad Erwin Z. (12209193043)
3. Anisa Rosyida. (12209193083)
4. Dewi Nurfatimah (12209193099)
5. Rina Kusuma Dewi (12209193100)

TADRIS ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

AGAMA ISLAM NEGERI TULUNGAGUNG

MEI 2020

i
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena telah memberikan
kelancaran dan kemurahan-Nya terhadap kami, sehingga dapat menyelesaikan tugas mata kuliah
“Ilmu Sosial” dalam bentuk makalah dengan judul “SEJARAH SOSIAL” Sholawat serta salam
semoga senantiasa terlimpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW.
Keberhasilan penulisan makalah ini, tidak lepas dari dukungan berbagai pihak untuk itu
penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1 Dr. Maftukhin, M.Ag selaku rektor IAIN Tulungagung yang telah memberikan
fasilitas kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan tugas tepat waktu.
2 Dr. Hj Binti Maunah, M.Pd.I selaku Dekan Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu
Keguruan IAIN Tulungagung.
3 Dr. Dwi Astuti Wahyu Nur Hayati,S.S.,M.Pd selaku Kajur Tadris Ilmu
Pengetahuan Sosial IAIN Tulungagung.
4 Bu Hany Nurpratiwi, M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah Ilmu Sosial
5 Teman-teman kelas T.IPS 2C.
Penulis menyadari dalam pembuatan makalah ini jauh dari kesempurnaan. Penulis
berharap dengan adanya makalah ini dapat membantu proses pembelajaran,khususnya dalam
mata kuliah Ilmu Sosial.
Wassalamualaikum Wr. Wb.

Tulungagung, 12 Mei 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ................................................................................................. i


KATA PENGANTAR ..................................................................................................ii
DAFTAR ISI ................................................................................................................. iii
BAB I : PENDAHULUAN ......................................................................................... 1
A.Latar Belakang ............................................................................................... 1
B.Rumusan Masalah ......................................................................................... 2
C.Tujuan Penulisan ........................................................................................... 2
BAB II : PEMBAHASAN .......................................................................................... 3
A. Pengertian Sejarah Sosial .......................................................................... 3
B. Perkembangan Sejarah Sosial Di Indonesia ......................................... 4
C. Kebangkitan Sejaraah Sosial ....................................................................5
D. Tema Historiografi Sejarah Sosial ..........................................................7
E. Beberapa Model Penulisan Sejarah Sosial. ........................................10
BAB III : PENUTUP ..................................................................................................15
A.Kesimpulan ...................................................................................................15
B.Saran ...............................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................16

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar belakang

Istilah sejarah berasal dari bahasa Arab, yakni dari kata syajaratun (dibaca syajarah), yang
memiliki arti pohon kayu. Pengertian pohon kayu di sini adalah adanya suatu kejadian,
perkembangan atau pertumbuhan tentang sesuatu hal (pertisiwa) dalam suatu kesinambungan
(kontinuitas). Dalam arti lainnya sejarah tidak selalu didefinisikan dengan kelampauan (history is
past actuality). Hanya dalam arti umum adalah kenyataan dari masa lampau. Sedangkan untuk
sosial (social) sendiri dapat diartikan dengan yang berkenaan dengan perilaku interpersonal, atau
yang berkaitan dengan proses-proses sosial. Namun dilihat pada ilmu sosial, kata sosial
menunjuk pada objeknya yaitu masyarakat. Jika digabungkan antara sejarah dan sosial maka
dapat diartikan kenyataan masa lampau dari sebuah masyarakat akan perilaku dan segala proses-
proses yang terjadi dalam masyarakat.
Sejarah sosial merupakan sejarah yang memusatkan perhatian kepada masyarakat yang
terabaikan, terasingkan, atau termarjinalkan yang merupakan aktor sejarah sosial. Peran-peran
masyarakat dalam sebuah peristiwa dimasa lampau menjadi fokus bahasan sejarah sosial. Sejarah
sosial sendiri bertolak belakangan dengan sejarah politik, karena dalam sejarah politik lebih
memusatkan perhatian kepada tokoh-tokoh besar dalam kajiannya maupun studinya. Dalam
konotasinya perkembangan sejarah sosial merupakan sebagai sejarah perjuangan kelas pada
umumnya, dan sangat berdekatan dengan arti bahwa sejarah sosial sebagai sejarah gerakan
sosial. Masalah gerakan sosial tentu saja mencakup banyak kelompok, seperti gerakan serikat
buruh, gerakan kaum sosialis, gerakan kaum nasionalis, gerakan emansipasi wanita, gerakan anti
perbudakan, dan lain sebagainya. Menurut Sartono Kartodirdjo yang mengartikan sejarah sosial
secara luas, menganggap setiap gejala sejarah yang memanifestasikan kehidupan sosial suatu
komunitas atau kelompok, dan inilah disebut sebagai sejarah sosial.

1
Dalam sejarahnya, lahirnya ilmu sosial (sejarah sosial) pada abad ke-20 adalah reaksi
terhadap dominasi sejarah politik. Sehingga sejarah sosial sering disebut merupakan gejala baru
dalam penulisan sejarah sebelum Perang Dunia I. Munculnya gagasan menulis Sejarah Sosial
pada abad ke-20 merupakan suatu reaksi terhadap dominasi Sejarah Politik selama abad ke-19
yang hanya menulis golongan atas saja. Sejarah sosial memusatkan perhatian pada struktur sosial
masyarakat. Seperti halnya lapisan masyarakat kota dan desa dicermati untuk melihat golongan-
golongan sosial yang beragam seperti elite, bangsawan, pedagang, buruh, petani, dan seniman.
Dengan demikian sejarah sosial mempunyai bahan garapan yang luas, selain penulisan tetang
lapisan masyarakat kota dan desa dalam penulisan sejarah sosial juga bisa mengkaji masalah
perubahan pada masyarakat tradisional ke modern.

B.Rumusan Masalah

1. Apa pengertian Sejarah Sosial ?


2. Bagaimana sejarah perkembangan sejarah sosial di Indonesia ?
3. Bagaimana kebangkitan sejarah sosial ?
4. Bagaimana tema yang dikaji pada historiografi sejarah sosial?
5. Bagaimana model penulisan sejarah sosial ?

C.Tujuan Penulisan:

1. Untuk mengetahui pengertian dari sejarah sosial.


2. Untuk mengetahui sejarah perkembangan dari sejarah sosial.
3. Untuk mengetahui kebangkitan sejarah sosial.
4. Untuk mengetahui tema yang dikaji pada Historiografi di Indonesia.
5. Untuk mengetahui model penulisan sejarah sosial.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Sejarah Sosial

Menurut banyak pengertian yang cukup banyak dirujuk, pengertian sejarah sosial tertuang
pada tokoh Trevelyn dalam sebuah bukunya yang berjudul English Social History, A Survey Of
Six Centuries (1942) , yang mengemukakan bahwa “ sejarah sosial merupakan sejarah tanpa
politik ”. Akan tetapi definisi ini sering dikutip tidak benar, sebab yang ditulis oleh Tevelyn
sesungguhnya adalah : ”sejarah sosial bisa didefinisikan secara negatif sebagai sejarah dari
1
sekelompok masyarakat tanpa mengikutsertakan politiknya”. Ia sendiri mengakui bahwa
definisi itu masih belum memadai, namun karena saat itu dikalangan sejarawan sedang menguat
kajian-kajian politik tanpa menampilkan sosok masyarakat yang utuh, akibatnya muncul
dorongan kuat untuk melakukan perimbangan.
Sejarah sosial secara umum dikatakan sebagai sejarah masyarakat, yang dapat diartikan
bertumpu atau titik bahasan dalam historiografi bukan diawali dari atas atau kaum elit. Tapi
diawali dari bawah yaitu dari rakyat yang populis ( kecil ). Beberapa pendapat lain juga ikut
menambah wawasan tentang sejarah sosial, menurut Robert J. Bezucha, sejarah sosial adalah
sejarah yang mengkaji kehidupan manusia sebagai anggota populis ( kecil ). Beberapa pendapat
lain juga ikut menambah wawasan tentang sejarah sosial, menurut Robert J. Bezucha, sejarah
sosial adalah sejarah yang mengkaji kehidupan manusia sebagai anggota masyarakat dari lapisan
yang berbeda dan periode yang beda pula.
Selain itu, Hosbawn berpendapat bahwa sejarah sosial merupakan sejarah yang mengkaji
orang kecil, rakyat, masyarakat miskin serta berbagai gerakan sosial, tingkah laku serta adat
istiadat. Menurut ahli dari dalam negeri Kutowijoyo sejarah sosial merupakan suatu penulisan
sejarah memerlukan usaha ( penelitian dan penulisan ) untuk membuat kerangka utuh mengenai
masyarakat secara keseluruhan, berupa strategi atau model yang mempunyai peran inspirasi
dalam heuristik dalam pencarian, pengumpulan dan penyusunan.

1
Z. R.Leinssa dan M. Kartadarmadja Soenjata, Pemikiran Biografi dan Kesejarahan, Suatu kumpulan prasarana
pada berbagai lokakarya jilid III, ( Jakarta: Departmen pendidikan & kebudayaan Direktorat Sejarah dan Nilai
Tradisional Proyek Inventarisasi dan Dokumen Sejarah Nasional), 1984, hal. 10

3
Dimana berdasarkan pengertian dari beberapa ahli diatas dapat kita simpulkan bawasanya
sejarah sosial merupakan tema dalam sejarah yang menekankan pada aspek sosial masyarakat
dari pada memberatkan pada suatu permasalahan atau politik. Dimana sejarah sosial ini bersifat
populis. Dengan demikian sangat berbeda dengan sejarah politik konvensional yang bersifat
elitis. Bisa dikatakan tanpa adanya sejarah sosial maka keberdaan sejarah ekonomi akan terasa
hambar dan dangkal karena sejarah sosial menyediakan mata rantai yang dibutuhkan dalam
sejarah ekonomi dimana ruang lingkupnya bisa mencangkup kehidupan sehari hari penghuni
sebuah kawasan di masa lampau, yang mana meliputi manusia dengan hubungan ekonomi yang
berbeda-beda.

B. Perkembangan Sejarah Sosial Di Indonesia

Sejarah sosial di Indonesia mulai terasa dalam tulisan Sartono Kartodirdjo pada 1988 yaitu
dalam bukunya Pemberontakan Petani Banten. Di dalam tulisannya serta tulisannya Sartono
Kartodirdjo tidak hanya bertumpu pada analisis politik, melainkan menggunakan pendekatan
interdisipliner atau multidisipliner, khususnya teori sosial. Selain itu sartono kartodirdjo juga
mempunyai peranan penting dalam menyebarluskan mahzab sejarah sosial di Indonesia dengan
menulis beberapa buku yakni Pendekatan Ilmu Sosial dalam Metodologi Sejarah (1992) dan
Pemikiran dan Perkembangan Historiografi Indonesia (1982).
Di Banten, seperti halnya di seluruh Indonesia, abad XIX ditandai oleh kontak yang semakin
meningkat dengan dunia Barat. Seperti telah dikemukakan masalah sosial , perekonomian uang,
perpajakan yang seragam, administrasi yang terpusat dan sarana-sarana komunikasi yang modern
merupakan gejala-gejala yang menyertai penetrasi kekuasaan kolonial yang berlangsung secara
berangsur-angsur. Pelaksanaan pajak kepala, peraturan-peraturan tentang rodi, dan vaksinasi tak
disangsikan lagi sangat mempengaruhi kehidupan kaum petani dan karenanya menyebabkan
timbulnya kerusuhan-kerusuhan di daerah-daerah pedesaan. Oleh karena pemberontakan petani
hampir seluruhnya merupakan satu fenomena pedesaan
Sejarah sosial pun turut memengaruhi penulisan beberapa sejarah kota di Indonesia, untuk
menentukan segi sejarah sosial yang patut di perhatikan dari suatu sejarah kota dapat dilakukan
melalui beberapa cara yakni, mengenal kota pusat pertumbuhan dan struktur sosial-nya. Berbagai
tipe kota yang terdapat di Indonesia pada dasarnya dibedakan atas : tipe bekas kota kerajaan,
kota kolonial, kota administratif, kota dagang, atau industri kota pedalaman, kota pantai, atau

4
tipe kota campuran. Dimana tiap tipe pada dasarnya mempunyai pertumbuhan dan kelompok
sosial-nya sendiri
Misalnya pada tipe Pada pusat kota bekas kerajaan, seperti Yogyakarta dan Surakarta
misalnya, pusat pertumbuhannya sering bersumber pada pemerintahan kerajaan. Struktur fisik
kota biasanya masih dapat dikenal. Kelompok sosial dan yang mendiami kota ini juga masih
dapat dikenal ciri-ciri seperti adanya golongan bangsawan, golongan priyayi dan golongan orang
kebanyakan "wong cilik". Nama-nama kampong atau komunitas sering masih pula dapat ditinjau
dan dapat dihubungkan dengan pemerintah keraton. Status dan kewajiban dari kelompok sosial-
nya yang hidup dalam kampung semula juga memiliki hubungan dengan keraton.
Kota kolonial dapat diperhatikan kehidupan dari golongan golongan sosial yang berbeda-
beda menurut ras dan kedudukan dalam pemerintah kolonial. Di lingkungan kota administratif,
kelompok sosial pamong praja atau priyayi sering lebih menonjol lainnya, sehingga segi-segi
kehidupan dari kelompok ini dapat diperhatikan. Di kota-kota dagang, klas pedagang merniliki
peranan penting dalam kehidupan kota dan sekitarnya. Biasanya sifat multietnik pada kota-kota
dagang menonjol, kelompok sosial yang lain yang mungkin dapat diperhatikan pada kota dagang
atau kota industri adalah kelompok buruh, pekerja, imigran-imigran, yang datang dari daerah
pedalaman atau daerah lain.
Masalah-masalah pendidikan, kesehatan, perumahan dan pennukiman dapat pula
diperhatikan dalam pengungkapan sejarah sosial di kota. Demikian juga masalah urbanisasi dan
pertambahan penduduk merupakan unsur penting yang dalam problem pemukiman, perumahan
dan pencemaran lingkungan kota, serta timbulnya masalah sosial lainnya, seperti kriminalitas,
pelacuran, perjudian, Penulisan Sejarah Sosial sangat penting bagi perkembangan historigrafi
Indonesia dan wawasan Sejarah Nasional Indonesia. Penelitian Sejarah Sosial dapat dilakukan
baik dalam lingkungan kota atau desa, maupun dalam unit-unit sejarah lokal di daerah Indonesia.

C. Kebangkitan Sejarah Sosial

Cukup ironis bahwa para Antropolog dan Sosiolog kehilangan minat terhadap masa lampau
(sejarah ) justru ketika sejarahwan mulai menghasilkan suatu karya yang bersifat suatu jawaban
dari topik permasalahan akan “ sejarah alamiah masyarakat ”. pada abad akhir ke-19, sejumlah
tokoh sejarah professional kecewa dengan sejarah aliran Neo Ranke ( sejarah politik ). Yang di
pimpin oleh Karl Lamprecth yang merupakan salah satu pengkritik yang paling vokal, ia

5
mengecam lembaga sejarah Jerman yang banyak mengembangkan atau menitik beratkan pada
sejarah politik yang di dalamnya hanya berisi tokoh-tokoh yang terkenal.2 Sekitar tahun 1900
cara pikir kebanyakan sejarahwan Jerman masih belum meninggalkan paradigma atau metode
dari Ranke, dimana ketika max weber mengadakan studi tentang Protestanisme dan Kapitlisme
ia berhasil meramu karya-karya para teman kerja yang tertarik pada masalah tersebut.
Usaha Lamprect dalam mengkhiri monopoli sejarah di Jerman pun gagal, namun di Amerika
dan Perancis, gerakan sejarah sosial mendapat tanggapan atau respon yang sangat baik. Pada
dekade 1980-an, sejarahwan Amerika bernama Frederick Jackson Turmer mengambil langkah
memberi kecaman terhadap sejarah tradisional dengan alasan untuk memperhatikan semua
kegiatan manusia dan tidak ada yang bisa dipahami jika dipisah pisah dengan yang lainya.
Perancis pada tahun 1920 adalah tahun era gerakan sejarah jenis baru yang isinya mereka
mengkritik secara tajam sejarahwan tradisional dan mereka mengkritik sejarahwan yang di
dominasi sejarah politik, dan dalam gerakan mereka menuntut mengganti sejarah politik dengan
sejarah yang lebih manusiawi, suatu sejarah yang berbicara tentang semua kegiatan manusia dan
kurang berminat pada penceritaan kejadian kepada analisis struktur politik.
Febvre dan bloch yang merupakan pemimpin dari gerakan sosial di perancis menginginkan
bahwa sejarahwan belajar dari ilmu lain, antara lain ilmu bahasa, kajian antroplogi, geografi dan
psikologi yang mendukung untuk kemudahan dan perkembangan dalam kajian ilmu sejarah.3
Sejarah sosial telah mendapat perhatian yang serius cukup lama di Perancis dan Amerika Serikat
dan disana hubungan sejarah dan teori sosial sudah terpadu dengan sangat akrab. Di Inggris
sejarah sosial tidak sepesat di Perancis, namun beberapa sejarawan seperti G.D.H Cole (1948),
kemudian Asa Briggs (1991), dan Peter Burke (1991; 1993) masih tetap berlanjut aktiv dan
produktif menulis sejarah sosial, sejalan dengan hubungan eratnya antara sejarah ekonomi dan
sosial meski mulai terpisah pada tahun 1960- an (Thame, 2000: 984).
Indonesia sejarah sosial mulai berkembang tahun 1960-an ketika Sartono Kartodirdjo
mempertahankan disertasinya yang berjudul Pemberontakan Petani Banten tahun 1888 (1966)
(Sjamsuddin, 1996: 204).
Fungsi ilmu bantu sosial dalam sejarah sosial yaitu :
2
Peter Burke, Sejarah dan Teori Sosial, Edisi kedua, (DKI Jakart: Yayasan Pustaka Obor), 2015, hal. 20.
3
Ibid, hal. 22

6
 Konsep ilmu sosial digunakan untuk melakukan explanasi dalam sejarah sosial (konsep,
teori, pendekatan)

 Ilmu-ilmu sosial beguna untuk pencarian data untuk mengisi “latar belakang sejarah
sosial”

 Ilmu-ilmu sosial memanfaatkan event dan proses sejarah yang menjadi bagian genealogi

D. Tema Historiografi Sejarah Sosial.

Sebelum sejarah sosial dikenal oleh masyarakat seperti yang dijelaskan bahwa sejarah
politik lebih dahulu dikenal, dan sejak lama pula pandangan sejarah hanya bertumpu pada politik
( sejarah yang perhatianya pada masalah negara dan berhubungan dengan petinggi negara ). Ini
juga terjadi di Indonesia bisa dicontohkan dengan di jawa dengan penulisan babad oleh pujangga
keraton.4 Dimana mereka menulis sejarah mengagungkan kebesaran dan kemashuran raja,
dibanding menceritakan rakyatnya. Pada akhir abad ke 18 munculah perthatian terhadap gejala
ekonomi dan tumbuhlah sejarah ekonomi pada abad ke-19, timbulnya spesialisasi ini disatu
pihak telah menyebabkan sejarahwan berkenalan dengan bidang yang semula ada di luar
wawasan sejarahwan, dan menambah lingkup bidang sejarah yang luas diluar sejarah politik
konvensional.
a. Aspek sejarah sosial dalam historiografi

Aspek sejarah sosial dalam historiografi tidak berbeda dengan sejarah ekonomi, sejarah
sosial dalam perkembangan menjadi lawan bagi sejarah politik yang menitik beratkan pada kaum
elit.5 Keterbatasan sejarah politik dalam menjelaskan proses akan dilengkapi dengan sejarah
sosial yang mempunyai tema berbeda yang akan mengungkap sisi lain dari suatu kehidupan
masyarakat yang akan memperlengkap dalam kajian ilmu sejarah yang akan menjadikan sejarah
lebih peka terhadap masalah masalah sosial dalam penelitiannya. Aspek sejarah sosial
historiografi dalam arti yang luas sering hubungan dengan sejarah lainnya sehingga sulit
dibedakan secara tegas, beberapa yang bisa dimaksukan dalam kategori ini antara lain sejarah

4
Dwi Susanto, Buku perkuliahan Program S-1 Jurusan Sejarah dan Kebudayaan Islam, Fakultas Adab &
Humaniora, ( Surabaya: UIN Sunan Ampel ), 2007, hal. 20
5
Z. R.Leinssa dan M. Kartadarmadja Soenjata, Pemikiran Biografi dan Kesejarahan, Suatu kumpulan prasarana
pada berbagai lokakarya jilid III, ( Jakarta: Departmen pendidikan & kebudayaan Direktorat Sejarah dan Nilai
Tradisional Proyek Inventarisasi dan Dokumen Sejarah Nasional), 1984, hal. 02

7
kota, sejarah pedessaan, sejarah kelembagaan, sejarah kelompok sosial. Secara sempit sering
perhatian sejarah sosial lebih dipusatkan dalam membahas permasalahan sosial mislanya
kemiskinan, kelaparan, kebodohan, keterbelakangan dan kemerosotan moral. Masalah-masalah
yang berhubungan dengan kepincangan dalam pengadaan pangan, sandang, perumahan,
kesehatan dan pendidikan (basic need) pada dasarnya merupakan sumber pertama bagi
timbulnya problem sosial.

Tiga teori besar yang memengaruhi historiografi sejarah sosial meliputi:

1. Teori evolusi dengan tokoh utamanya Herbert Spencer. Menurut teori evolusi manusia
berkembang secara evolusioner dari keadaan homogen yang tidak koheren menjadi
keadaan heterogen yang koheren.
2. Teori struktural. Teori struktural menyatakan bahwa masyarakat dilihat dari totalitas yang
berhubungan satu sama lain dan memiliki suatu dinamika dalam dirinya. Sejarah struktur
adalah sejarah yang umumnya mengkaji struktur sosial dan perubahan sosial.
3. Teori marxisme. Teori Marx mengenai historis materialisme menekankan kepada
determinisme ekonomi. Proses sejarah berlangsung dialektis dan ditentukan oleh satu-
satunya penggerak yaitu kepentinan ekonomi.

b. Gerakan sosial sebagai tema sejarah social

Gerakan ini muncul tahun 1950-an dengan penggagas pertamanya ialah Eric Hosbawn dalam
bukunya Primitive Rebels (pemberontak primitiv) beberapa gerakan ini digambarkan sebagai
aktif, berinisiatif mengejar sebuah tujuan spesial, seperti kemedekaan nasional, penghapusan
pebudakan, atau suara dari kewanitaan (emansipasi).6 Sejarah gerakan ini bisa dicontohkan
dalam kasus perang petani jerman tahun 1525, sebgai reaksi naiknya tuntutan yang dibuat para
tuan tanah.
Untuk mempelajari ini akan memunculkan suatu pertanyaan yang lazim muncul dalam
mempelajari gerakan sosial yaitu :
 Siapa yang bergerak ? ( meliputi siapa yang memimpin gerakan dan anggota yang
mengikuti )
6
Peter Burke, Sejarah dan Teori Sosial, Edisi kedua, (DKI Jakart: Yayasan Pustaka Obor), 2015, hal. 134

8

 Hal apa yang diadopsi untuk mencapai tujuan bersama ? ( meliputi bagaimana cara
seorang atau kelompok dalam untuk mencapai tujuan )

 Apa yang membuat gerakan lebih sukses dari pada gerakan lainya ? ( konsep
keberhasilan ).

Selain itu masih banyak tema dalam sejarah sosial antara lain :

 
 Masyarakat Pedesaan
Merupakan tulisan sejarah yang menunjukan suatu permasalahan suatu kawasan pedesaan
 baik berupa perubahan atau perkembangan.
 o Sejarah Sosial Pedesaan Onderafdelling Aceh Tengah (1904-1942)
o Sejarah Sosial Pedesaan Karesidenan Semarang (1830-1900) Oleh Djoko Suryo
o Apanage dan Bekel: Perubahan Sosial Pedesaan Surakarta. Oleh Suhartono W.P
 
 Perbanditan, dan Kriminalitas
Tema sejarah sosial yang di dalamnya mengulas tentang kejadian tindak kejahatan atau
Pencurian.7 Bandit sendiri merupakan lawan elit yang bergerak di bawah tanah sehingga
 menjadi ancaman bagi kaum elit yang sedang berkuasa.
 o Perbanditan Pedesaan di Jawa (1850-1942) Oleh Suhartono W.P
o Bandit dan Pejuang di Aceh Masa Pendudukan Jepang (1942-1945)
 
 Gaya Hidup
Tema sejarah sosial yang menelaah mengenai proses gaya hidup yang bersifa sosial yang
 berada di suatu daerah.
o Kehidupan Keraton Surakarta (1830-1930)
 
 Arsitektur
Tema sejarah sosial yang terfokus pada suatu ranah kebudayaan dalam bentuk aksitektur atau
 bangunan baik berupa perubahan atau perkembangan.
o Kebudayaan Indis di Semarang

7
Agus Mulyana, Robert Bridson Gribb & Sejarah Sosial suatu tinjauan Historiografi, hal.04

9
c. Kedudukan sejarah sosial dalam historiografi Indonesia
Penggarapan sejarah sosial merupakan langkah untuk menuju Dekolonoisasi Historiografi
Indonesia, karena historiografi kolonial sudah diangkap tidak cocok lagi dengan sejarah nasional
bangsa indonesia sendiri. Secara segi dan bentuk dapat dipenuhi dengan sejarah sosial, dengan
melalui penggarapan ini kekurangaan atau kepincangaan yang terdapat pada di dalam
historiografi kolonial dapat diatasi dengan tepat tidak saja melalui perubahan aspek dinamis
bangsa Indonesia dari peran pasif menjadi ke pelaku utama dalam sejarahnya.8
Pengungkapan berbagai segi kehidupan masyaarakat yang bersifat sosial dari berbagai
kelompok akan tambah memperjelas gambaran sejarah pengungkapan berbagai segi kehidupan
masyaarakat yang bersifat sosial dari berbagai kelompok akan tambah memperjelas gembaran
sejarah masyarakat Indonesia dari masala lampau yang terlah terabaikan dalam penulisan
historiografi kolonial, penelitian sejarah dalam lingkungan masyarakat kota maupun masyarakat
desa ikut menyumbangkan perkembangan historiografi Indonesia modern serta memperluas
cakrawala sejarah nasional Indonesia.
E. Beberapa Model Penulisan Sejarah Sosial

Walaupun sejarah sosial sudah merupakan bahasan baru dalam penulisan sejarah sebelum
perang dunia ke II, tetapi sebagai sebuah gerakan yang penting baru mendapatkan sebuah tempat
di tahun 1950-an. Di Perancis aliran penulisan sejarah dipelopori Febre dan Bloch yang menjadi
sebuah metode atau paradigma bagi penulis sejarah sosial yang semakin kuat kedudukannya.
Muncul juga di dalam Negara Amerika dan Inggris sebagai inspirasi dalam penulisan sejarah di
luar daratan eropa.9 Terna lain yang dapat digarap oleh sejarah sosial ialah tentang peristiwa-
peristiwa sejarah. Tulisan-tulisan di indonesia tentang pemberontakan petani adalah salah satu
contohnya. Demikian pula tulisan Sartono Kartodirjo, Pemberontakan Petani Banten 1888,
barangkali merupakan suatu sejarah sosial pertama yang ditulis dalam historiografi Indonesia.
Dalam penulisan tersebut pada umumnya “sejarah baru”, telah digunakan pendekatan yang
memanfaatkan teori dan konsep ilmu sosial.

8
Z. R.Leinssa dan M. Kartadarmadja Soenjata, Pemikiran Biografi dan Kesejarahan, Suatu kumpulan prasarana
pada berbagai lokakarya jilid III, ( Jakarta: Departmen pendidikan & kebudayaan Direktorat Sejarah dan Nilai
Tradisional Proyek Inventarisasi dan Dokumen Sejarah Nasional), 1984, hal. 03
9
Ibid, hal. 19

10
Akhirnya, sejarah sosial dapat mengambil fakta sosial sebagai bahan kajian, tema seperti
kemiskinan, perbanditan, kekerasan, kriminalitas dapat menjadi sebuah sejarah, model penulisan
sejarah ada dua yaitu sinkronis dan diakronis, dalam sebuah konsep sinkronis masyarakat
digambarkan sebagai sebuah sistem yang terdiri atas struktur dan bagiannya, misalnya
pendekatan fungsional dan struktural dalam ilmu sosial pada model sinkronis melihat keadaan
masyarakat daalam keadan waktu nol, model sinkronis kebanyakan digunakan oleh ilmu sosial
seperti sosiolog, ekonomi, antropologi dan politik. Selanjutnya model diakronis terfokus dalam
gerak dalam waktu dari kejadian-kejadian yang konkrit harus menjadi tujuan utama dalam
penulisan sejarah. Dan bisa disebut sebagai model dinamis, Sejarawan harus mencari model
perkembangan diakronis dengan melihat kepada bahan-bahan dan aktualitasnya.
Setidaknya dapat ditemukan enam model, yang masing-masing kami beri nama (1) model
evolusi, (2) model lingkaran sentral, (3) model interval, (4) model tingkat perkembngan, (5)
model jangka panjang menengah pendek, dan (6) sistematis.
Berikut ini merupakan penjelasan dari enam model tersebut:
1. Model Evolusi

Model pertama ini disebut model evolusi untuk menunjukkan jenis penulisan yang
menggambarkan perkembangan sebuah masyarakat yang kompleks.10 Model ini hanya
diterapkan pada bahan kajian yang memang mencoba mengkaji masyarakat dari permulaan
berdirinya. Jika memang sumber-sumber sejarahnya memungkinkan untuk penulisan seperti ini.
Begitu juga untuk sebuah kota di Indonesia model penulisan yang mengikuti dari awal
pertumbuhan merupakan pekerjaan tak mudah misalnya melihat Evolusi dari sebuah desa yang
semakin ramai menjadi kota hampir saja tidak mungkin, kota-kota yang sengaja didirikan seperti
Batavia yang menjadi Jakarta, atau kota-kota pelabuhan, kota-kota stasiun kereta api dan
semacamnya dapat ditulis dengan model ini.
2. Model Lingkaran Sentral

Model Lingkaran Sentral tidak menulis mengenai kota atau masyarakat dari awal, tetapi dari
titik yang sudah menjadi.11 Setiap penulisan yang bertolak dari titik sejarah di tengah - tengah
demikian biasanya selalu mulai dengan lukisan sinkronis tentang masyarakat itu, baru kemudian
10
Ibid, hal. 27
11
Ibid, hal. 29

11
secara diakronis ditunjukkan perubahan - perubahan. Contoh Model Lingkaran Sentral ini
diambil dari telaah tulisan LeRoy Ladurie, The Peasants Of Languedoc yang melukiskan
masyarakat petani di Languedoc, Prancis, Pada abad ke -16 dan 17. Dengan study tentang arsip-
arsip tanah, compoix, Ladurie mengungkapkan perkembangan sejak akhir abad ke-15 sampai
permulaan abad ke-18 yang merupakan fase kedua dari rangkaian perkembangan sosial-
ekonomi, fase pertama pada jaman pertengahan (Abad ke-11 sampai ke-15), fase kedua (akhir
abad ke-15 sampai awal abad ke-18) di zaman modern dan fase mutakhir dari (dari tahun 1750-
1950.
3. Model Interval

Model ini merupakan kumpulan dari Iukisan sinkronis yang diurutkan dalam kronologi
sehingga nampak perkembangannya, sekalipun tidak nampak benar hubungan sebab-akibat.12
Model ini terpikirkan- misalnya ketika kita mendapatkan keterangan dari suatu zaman pada
periode tertentu mengenai suatu masyarakat tertentu. Kemudian secara kebetulan ada pula
keterangan mengenai masyarakat itu pada periode yang lain, tanpa adanya mata rantai yang
menghubungkan antara dua periode itu. Demikian seterusnya sehingga urutan lukisan sinkronis
itu dapat menunjukkan secara tak sempurna perkembangan diakronisme. Sejarah Indonesia
misalnya, kita ingat bahwa pada tahun 1868 pemerintah kolonial mengadakan survai pedesaan di
Jawa dan Madura yang sebagian hasilnya diterbitkan dalam Bergsma, Eindresume yang banyak
menjadi sumber penulisan sejarah pedesaan itu.
4. Model Tingkat Perkembangan

Model ini adalah penerangan dari teori perkembangan masyarakat yang diangkat dari
sosiologi. Model-model yang banyak dipakai dalam menerangkan perkembangan sejarah ialah
Marx atau Rostow.13 Di sini akan dikemukakan tulisan Neil J. Smelser tentang Revolusi lndustri
sebagai contoh, yaitu Sociological History : The Industrial Revolution and the British Working-
Class Family. Tulisannya yang dengan tegas dinyatakan sebagai sejarah sosiologis itu, sosiolog
Smelse memakai model differensiasi struktural untuk melukiskan tahap-tahap perkembangan

12
Ibid, hal. 32
13
Ibid, hal. 35

12
Revolusi Industri dan masyarakat lnggris, deskriptif dan bercorak unik. Smelser dengan sengaja
mendekat Revolusi lndustri eksplisit yang diambil dari pemikiran sosiologis. Modifikasi
diperlukan mengingat misalnya adanya struktur sosial ekonomi yang dualistis, atau plural, dalam
masyarakat Indonesia, sehingga industrialisasi yang menimpa satu sektor sosial ekonomi dapat
mempunyai implikasi lain bagi sektor yang Iain.
5. Model Jangka Panjang - Menengah - Pendek

Model ini diambil dari Femand Braudel menangani sejarah sosial. Bukunya yang merupakan
karya utama, yaitu The Medite"anean and the Medite"anean World in the Age of Philip II yang
terbit dalam dua jilid tebal dan merupakan hasil kerja selama 20 tahun, Braudel membagi sejarah
dalam tiga macam keberlangsungan.14 Pertama, ialah sejarah jangka panjang yang perubahannya
sangat lamban, merupakan perulangan yang konstan dan perkembangan waktu yang tak dapat
dilihat. Sejarah ini terutama mengenai hubungan manusia dengan lingkungannya, atau apa yang
disebutnya sebagai geografical time . Kedua, ialah perkembangan yang lamban, tetapi dapat
dirasakan ritmenya. Di sinilah letak sejarah dari kelompok sosial atau pengelompokan sosial,
atau sejarah sosial itu sendiri. Braudel menyebutnya sebagai sejarah jangka menengah yang
menempati sebuah "Social time". Ketiga, ialah sejarahjangka pendek, yaitu sejarah dari kejadian-
kejadian, l'historie evenementielle. Sejarah Indonesia banyak sekali kemungkinan untuk
menggarap sejarah sosial dengan model ini. Sebagai contoh misalnya disertasi Soetjipto
Tjiptoatmodjo (1983) mengenai Selat Madura nampak sedikit banyak usaha ke arah penulisan
sejarah yang demikian.
6. Model Sutematis

Model ini terutama sangat sesuai untuk menelusuri sejarah sosial dalam arti perubahan
social.15 Model ini diambil dari membaca buku Thomas C. Cochran, Social Change in America,
yang mencoba membuat pendekatan yang sistematis terhadap perubahan sosial di Amerika
dalam abad ke-20. Ia memulai bukunya dengan mengemukakan elemen-elemen sosial yang akan
dijadikannya ukuran bagi perubahan sosial itu. Ia mencoba menerapkan pendekatan behavioral
Sciences untuk sejarah, dan mencoba melihat sejarah Amerika dengan demikian. Hasilnya ialah
sebuah sejarah institusional, yang menekankan lebih banyak pada perubahan dalam perilaku
14
Ibid, hal. 38
15
Ibid, hal. 40

13
yang terkondisi secara sosial lebih daripada pada uraian sejarah yang melukiskan kejadian
politik, orang-orang besar, dan kejadian-kejadian yang menarik

14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Sejarah sosial merupakan tema dalam sejarah yang menekankan pada aspek sosial
masyarakat dari pada memberatkan pada suatu permasalahan atau politik. Dimana sejarah sosial
ini bersifat populis. Dengan demikian sangat berbeda dengan sejarah politik konvensional yang
bersifat elitis. Bisa dikatakan tanpa adanya sejarah sosial maka keberdaan sejarah ekonomi akan
terasa hambar dan dangkal karena sejarah sosial menyediakan mata rantai yang dibutuhkan
dalam sejarah ekonomi dimana ruang lingkupnya bisa mencangkup kehidupan sehari hari
penghuni sebuah kawasan di masa lampau, yang mana meliputi manusia dengan hubungan
ekonomi yang berbeda-beda. Fungsi ilmu bantu sosial dalam sejarah sosial yaitu :

 Konsep ilmu sosial digunakan untuk melakukan explanasi dalam sejarah sosial (konsep,
teori, pendekatan)

 Ilmu-ilmu sosial beguna untuk pencarian data untuk mengisi “latar belakang sejarah
sosial”

 Ilmu-ilmu sosial memanfaatkan event dan proses sejarah yang menjadi bagian genealogi 


B. Saran

Demikian yanng dapat kami simpulkan dengan makalah ”Sosial Sejarah”, kami sadar bahwa
makalah ini banyak kekurangan yang harus diperbaiki karena keterbatasan kemampuan kami.
Oleh karena itu, masukan, saran dan kritik membangun sangat kami nantikan dalam rangka
untuk memperbaiki makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pemakalah,
pembaca, dan kita semua. Sekian kami ucapkan terimakasih.

15
DAFTAR PUSTAKA

Leinssa. R. Z. Drs & Soenjata Kartadarmadja. M. Drs. 1984. Pemikiran Biografi dan
Kesejarahan. Suatu kumpulan prasaran pada berbagai lokakarya jilid III. Jakarta.
Departmen pendidikan & kebudayaan Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional
Proyek Inventarisasi dan Dokumen Sejarah Nasional.
http://repositori.kemdikbud.go.id/13331/

Susanto Dwi. M. A. Buku perkuliahan Program S-1 Jurusan Sejarah dan Kebudayaan Islam.
Fakultas Adab & Humaniora UIN Sunan Ampel Surabaya.
http://digilib.uinsby.ac.id/20183/7/Pengantar%20Ilmu%20Sejarah.pdf

Burke Peter. 2015. Sejarah dan Teori Sosial. Edisi kedua. DKI Jakarta. Yayasan Pustaka Obor.
http://inpusnas.id/

Mulyana Agus. 2007. Robert Bridson Gribb & Sejarah Sosial suatu tinjauan Historiografi.
http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._SEJARAH/196608081991031-
AGUS_MULYANA/Artikel_Agus_Mulyana.pdf

16

Anda mungkin juga menyukai