MAKALAH
Saturday, 2 May 2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur khadirat Allah swt, karena atas limpahan rahmat serta hidayahNya
sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah yang sangat sederhana ini. Shalawat
serta salam selalu penyusun haturkan kepada Nabi junjungan kita Nabi Muhammad saw
beserta para sahabatnya dan pengikutnya hingga akhir zaman. Makalah ini disusun agar
dapat kita manfaatkan bersama untuk kehidupan kita sehar-hari. Tidak lupa penyusun
ucapkan terima kasih kepada Bapak Drs. Prof. Mujahidin, M.S.I. sebagai Dosen
Pengampu Mata Kuliah Sosiologi Pendidikan.
Penyusun mengakui bahwa makalah ini masih banyak yang perlu untuk diperbaiki.
Untuk itu penyusun memerlukan saran dan kritikan dari semua pembaca untuk
menyempurnakannya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita bersama.
Penyusun,
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................... i
DAFTAR ISI......................................................................... ii
BAB I: PENDAHULUAN...................................................... 1
A. Latar Belakang.............................................................. 1
B. Rumusan Masalah.......................................................... 1
C. Tujuan.......................................................................... 1
DAFTAR PUSTAKA............................................................ 13
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.
Masyarakat mengalami perubahan sosial yang cepat, progresif, dan kerap kali
memperlihatkan gejala desintegratif. Perubahan sosial yang cepat itu meliputi berbagai
bidang kehidupan, dan merupakan masalah bagi semua institusi sosial, seperti: indsutri,
agama, per-ekonomian, pemerintahan, keluarga, perkumpulan-perkumpulan, dan
pendidikan. Masalah sosiologi dalam masyarakat itu juga dirasakan oleh dunia
pendidikan. Masalah pendidikan dalam keluarga, pendidikan di sekolah, dan pendidikan
dalam masyarakat merupakan refleksi masalah-masalah sosial dalam masyarakat.
Oleh karena itu mengetahui dan memahami seluk beluk sosiologi pendidikan sangat
dianjurkan guna mendapatkan pengetahuan yang menunjang perkembangan ilmu dan
aplikasinya dalam kehidupan baik sebagai mahluk individu maupun sebagai mahluk
sosial.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas maka penyusun dapat merumuskan beberapa masalah yang
akan kita bahas dalam makalah ini yaitu:
1. Bagaimana sejarah sosiologi pendidikan?
2. Apa pengertian sosiologi?
3. Apa pengertian pendidikan?
4. Apa pengertian dan ruang lingkupsosiologi pendidikan?
5. Bagaimana pendidikan sebagai interdisiplin dan intra disiplin?
C. Tujuan
Tujuan penyusun menyusun makalah ini selain sebagai tugas terstruktur juga untuk
menambah wawasan pembaca tentang sosiologi pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Sosiologi Pendidikan
Kata atau istilah ”sosiologi” pertama-tama muncul dalam salah satu jilid karya tulis
Auguste Comte (1978 – 1857) yaitu di dalam tulisannya yang berjudul ”Cours de
philosophie Positive.” Oleh Comte, istilah sosiologi tersebut disarankan sebagai nama
dari suatu disiplin yang mempelajari ”masyarakat” secara ilmiah. Dalam hubungan ini, ia
begitu yakin bahwa dunia sosial juga ”berjalan mengikuti hukum-hukum tertentu”
sebagaimana halnya dunia fisik atau dunia alam.[1]
Berdasarkan hal diatas, kita tahu bahwa Comte menyakini dunia sosial juga dipelajari
dengan metode yang sama sebagaimana digunakan untuk mempelajari dunia fisik atau
kealaman.
Dan bidang kajian sosiologi pendidikan sendiri, berangkat dari keinginan para sosiologi
untuk meyumbangkan pemikirannya bagi pemecahan masalah pendidikan. Dalam
pandangan mereka, pada saat itu sosiologi pendidikan diasosiakan dengan konsep
”Educational Sociology.”
Dalam perkembangannya, pada tahun 1914 sebanyak 16 lembaga pendidikan
menyajikan mata kuliah ”Educational Sociology” pada periode berikutnya, muncul
berbagai buku yang memuat bahasan mengenai ”Educational Sociology,” termasuk juga
berbagai konsep tentang hubungan antara sosiologi dengan pendidikan.
Selama puluhan tahun pertama, perkembangan sosiologi pendidikan berjalan lamban.
Perkembangan signifikan sosiologi pendidikan ditandai dengan diangkatnya Sir Fred
Clarke sebagai Direktur Pendidikan Tinggi Kependidikan di London pada tahun 1937.
Clarke menganggap sosiologi mampu menyumbangkan pemikiran bagi bidang
pendidikan.
Sehubungan dengan penamaan sosiologi pendidikan, terdapat perdebatan yang cukup
tajam tentang penggunaan istilah-istilah yang digunakan antara lain sociological
approach to education, educational sociology of education, atau the foundation. Pada
akhirnya dipilih istilah sociology of education dengan tekanan dan wilayah tekanannya
pada proses sosiologis yang berlangsung dalam lembaga pendidikan.
Adapun perkembangan sosiologi di Indonesia diawali hanya sebagai ilmu pembantu
belaka, namun seiring timbulnya perguruan tinggi dana kesadaran bahwa sosiologi
sangat penting dalam menelaah masyarakat Indonesia yang sedang berkembang maka
sosiologi yang salah satunya adalah sosiologi pendidikan menempati tempat yang
penting dalam daftar kuliah di beberapa perguruan tinggi di seluruh Indonesia.
B. Pengertian Sosiologi
Secara etimologis sosiologi berasal dari kata latin “socius” dan kata Yunani “logos”.
“Socius” berarti kawan, sahabat, sekutu, rekan, masyarakat. “logos” berarti ilmu. Jadi
sosiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang masyarakat. [2]
Dari segi isi, banyak ahli sosiologi mengemukakan berbagai definisi sosiologi dan pasti
berbeda sosiolog berbeda pula cara pandangnya, sehingga menimbulkan perbedaan
pendapat dan per-bedaan pemahaman. Nah, dalam pembahasan pengertian sosiologi
ini, penyusun mencoba memaparkan suatu perbedaan pandangan dan pemahaman
tentang pengertian sosiologi menurut para sosiolog dibawah ini, yang bisa
mempengaruhi kita dalam melihat realitas pendidikan dalam sudut pandang sosiologi:
1. David B. Brinkerhoft dan Lynn K. White
Brinkerhoft dan White (1989: 4) berpendapat bahwa sosiologi adalah studi sistematik
tentang interaksi sosial manusia. Interaksi sosial disini diartikan sebagai suatu tindakan
timbal balik antara dua orang atau lebih melalui suatu kontak dan komunikasi. Kontak
merupakan tahap awal dari terjadinya interaksi sosial. Kontak berasal dari bahasa latin,
yaitu con atau cum dan tango. Con berarti bersama-sama, sedangkan tango bermakna
menyentuh. Jadi, arti harfiah dari kontak adalah bersama-sama menyentuh. Kontak yang
dimaksud bisa verbal dan non verbal. Sedangkan komunikasi diserap dari bahasa
Inggris, communication, berakar dari perkataan bahasa Latin, yaitu communico berarti
membagi, communis bermakna membuat kebersamaan, communicare yang artinya
berunding atau bermusyawarah, atau communination yang maknanya pemberitahuan,
penyampaian atau pemberian. Dari pengertian kata ini, komunikasi dapat dipahami
sebagai suatu proses penyampaian informasi timbal balik antara dua orang atau lebih.
Informasi yang disampaikan dapat berupa kata-kata, gerak tubuh atau simbol lainnya
yang memiliki makna. Makna dari suatu kata, gerak tubuh atau simbol lainnya, menurut
herbert blumer, berasal dari interaksi sosial seseorang dengan orang lain. Seperti kontak,
komunikasi juga bisa berupa verbal dan non verbal. Jadi syarat terjadinya interaksi sosial
adalah kontak dan komunikasi.
Definisi sosiologi dari Brinkerhoft dan White diatas, menempatkan manusia sebagai
manusia yang aktif kreatif. Manusia adalah sebagai pencipta terhadap dunianya sendiri.
Proses penciptaan ini berlangsung dalam hubungan interpersonal. Oleh karena itu,
sosiologi yang dikembangkan lewat definisi ini ialah sosiologi mikro.
C. Pengertian Pendidikan
Paedegogic berasal dari bahasa Yunani, terdiri dari kata “pais”, artinya anak, dan ”again”
diterjemahkan membimbing, jadi paedagogic yaitu bimbingan yang diberikan kepada
anak.
Secara definitif pendidikan (paedagogic) diartikan, sebagai berikut:
1. Pengertian Pendidikan Menurut Prof. Dr. John Dewey: Pendidikan adalah suatu proses
pengalaman. Karena kehidupan adalah pertumbuhan, Pendidikan berarti membantu
pertumbuhan batin tanpa dibatasi oleh usia. Proses pertumbuhan ialah proses
menyesuaikan pada tiap-tiap fase serta menambahkan kecakapan di dalam
perkembangan seseorang.
2. Pengertian Pendidikan Menurut Prof. H. Mahmud Yunus: Pendidikan adalah usaha-usaha
yg sengaja dipilih untuk mempengaruhi dan membantu anak dengan tujuan peningkatan
keilmuan, jasmani dan akhlak sehingga secara bertahap dapat mengantarkan si anak
kepada tujuannya yg paling tinggi. Agar si anak hidup bahagia, serta seluruh apa yg
dilakukanya menjadi bermanfaat bagi dirinya dan masyarakat.
3. Pengertian Pendidikan Menurut Prof. Herman H. Horn: Pendidikan adalah proses abadi
dari penyesuaian lebih tinggi bagi makhluk yg telah berkembang secara fisk dan mental
yg bebas dan sadar kepada Tuhan seperti termanifestasikan dalam alam sekitar,
intelektual, emosional dan kemauan dari manusia.
4. Pengertian Pendidikan Menurut M.J. Langeveld: Pendidikan adalah setiap pergaulan yg
terjadi antara orang dewasa dengan anak-anak merupakan lapangan atau suatu keadaan
dimana pekerjaan mendidik itu berlangsung.[4]
Secara sederhana Pendidikan, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),
merupakan proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang
dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia tersebut juga dipahami bahwa pendidikan merupakan
proses, cara dan perbuatan mendidik [5]
Dari definisi diatas, penyusun dapat mengambil kesimpulan bahwa pendidikan
merupakan suatu proses usaha yang disengaja untuk membimbing, mengajar, melatih
peserta didik dalam rangka mengubah sikap, mental, peningkatan keilmuan, jasmani dan
akhlak menjadi dewasa sehingga secara bertahap dapat mengantarkan si anak kepada
tujuannya yg paling tinggi. Agar si anak hidup bahagia, serta seluruh apa yg dilakukanya
menjadi bermanfaat bagi dirinya dan masyarakat. Jadi dalam Pendidikan, terdapat
komponen-komponen pendidikan yaitu beberapa diantaranya: pendidik, peserta didik,
tempat, materi, metode.
D. Pengertian Sosiologi Pendidikan
Sosiologi pendidikan dapat didefinisikan dengan dua cara. Pertama, sosiologi pendidikan
didefinisikan sebagai suatu kajian yang mempelajari hubungan antara masyarakat, yang
di dalamnya terjadi interaksi sosial, dengan pendidikan. Dalam hal ini, dapat dilihat
bagaimana masyarakat memengaruhi pendidikan. Juga sebaliknya, bagaimana
pendidikan memengaruhi masyarakat.
Tuntunan bagaimana masyarakat memengaruhi pendidikan biasanya berasal dari
budaya termasuk didalamnya hukum, ideologi dan agama. Contohnya: setiap masyarakat
memiliki pola busana. Pola busana ini menjadi rujukan bagi anggota masyarakat untuk
memilih warna, model atau bahan apa yang tepat atau sepantasnya dikenakan untuk
suatu momen tertentu dari kehidupan kita dalam masyarakat. Pola busana ini
disosialisasikan oleh anggota senior masyarakat kepada anggota juniornya. Sosialisasi
merupakan salah satu proses pendidikan.
Selanjutnya bagaimana pendidikan mempengaruhi masyarakat. Banyak aspek kehidupan
masyarakata yang didalamnya dipengaruhi oleh pendidikan. Misalnya: sebuah
perusahaan akan menerima seorang karyawan salah satunya ditentukan oleh
pendidikannya. Demikian pula dengan pola konsumsi dan pola pengasuhan anak
dipengaruhi oleh pendidikan.
Kedua, sosiologi pendidikan didefinisikan sebagai pendekatan sosiologis yang diterapkan
pada fenomena pendidikan. Pendekatan sosiologis terdiri dari:
1. konsep.
Konsep merupakan pengertian yang menunjuk pada sesuatu. Konsep sosial ialah konsep
keseharian yang digunakan untuk menunjuk sesuatu dan yang dipahami secara umum
dalam suatu masyarakat. Konsep sosiologis merupakan konsep yang digunakan
sosiologi untuk menunjuk sesuatu dalam konteks akademik.
2, Variabel
Variabel adalah konsep akademik, termasuk sebagai konsep sosiologis, bukan konsep
sosial. Variabel merupakan konsep yang memiliki pariasi nilai.
3. Teori
Teori merupakan abstraksi dari kenyataan yang menyatakan hubungan sistematis antara
penomena sosial.
4. Metode
Adapun metode sosiologi bertujuan sebagai alat untuk melakukan penelitian. Metode
penelitian sosiologi berkembang dalam bentuk pendekatan penelitian kualitatif dan
pendekatan penelitian kuantitatif yang meliputi metode survei, studi kasus, studi
eksperimen, analisis sekunder, studi dokumen, analisis isi, dan grounded
reasearch. Berikut sajian suatu model penelitian secara umum mengikuti langkah yang
relatif sama dengan penambahan dan pengurangan tahapan:
a. Memilih suatu topik
b. Mendefinisikan masalah
c. Meninjau bahan pustaka
d. Merumuskan suatu hipotesis
e. Merumuskan definisi operasional atau definisi konsep
f. Memilih suatu metode penelitian
g. Mengumpulkan data
h. Analisis hasil
i. Menulis dan menyebarkan hasil penelitian
Fenomena pendidikan tidak hanya terbatas pada tataran mikro saja seperti: proses
belajar mengajar dilembaga pendidikan tetapi juga pada tataran makro seperti politik
pendidikan. Selain itu, tidak hanya menyangkut realitas subjektif seperti sosialisasi tetapi
juga realitas objektif seperti ideologi pendidikan. Fenomena pendidikan berkembang
seiring dengan perkembangan teknologi, informasi, ekonomi, dan sosial budaya
masyarakat. Oleh karena itu, per-kembangan sosiologi pendidikan selalu terbuka dan
dinamis seiring dengan perkembangan masyarakat dan kehidupan yang melingkupinya.
[6]
E. Ruang Lingkup Pendidikan
Penelitian dan analisis terhadap sistem pendidikan berdasarkan keduanya yang
sekarang, tentunya sudah bisa dikuatkan antar-antar ruang lingkup sosiologi pendidikan.
Karena minat dan pengalaman, ruang lingkup yang diajukan ini terbatas pada wilayah
analisis seputar sistem pendidikan formal.
Dalam hubungan ini, Nasution mengemukakan ruang lingkup sosiologi pendidikan
meliputi pokok-pokok berikut ini:
1. Hubungan sistem pendidikan dengan aspek-aspek lain dalam masyarakat
a. Hubungan pendidukan dengan sistem sosial atau struktur sosial
b. Hubungan antara sistem pendidikan dengan proses kontrol sosial dan sistem kekuasaan
c. Fungsi pendidikan dalam kebudayaan
d. Fungsi sistem pendidikan dalam proses perubahan sosial dan kultural atau usaha
mempertahankan status quo, dan
e. Fungsi sistem pendidikan formal bertalian dengan kelompok rasial, kultural dan
sebagainya
Ruang lingkup sosiologi pendidikan tersebut pada dasarnya untuk mempererat dan
meningkatkan tujuan pendidikan secara keseluruhan. Karena itu, sosiologi pendidikan
tidak akan keluar dari upaya-upaya agar pencapaian tujuan dan fungsi pendidikan
tercapai menurut pendidikan itu sendiri.[7]
PENUTUP
A. Simpulan
Sosiologi pendidikan berasal dari dua kata sosiologi dan pendidikan. Keduanya
mempunyai satu kesatuan dalam pengertiannya. Dari kedua pengertian sosiologi dan
pengertian pendidikan diatas maka sosiologi pendidikan dapat didefinisikan dengan dua
cara. Pertama, sosiologi pendidikan didefinisikan sebagai suatu kajian yang mempelajari
hubungan antara masyarakat, yang di dalamnya terjadi interaksi sosial, dengan
pendidikan. Dalam hal ini, dapat dilihat bagaimana masyarakat memengaruhi pendidikan
Nasution mengemukakan ruang lingkup sosiologi pendidikan meliputi pokok-pokok
berikut ini:
1. hubungan sistem pendidikan dengan aspek-aspek lain dalam masyarakat
2. hubungan antar manusia di dalam Sekolah
3. pengaruh Sekolah terhadap perilaku dan kepribadian semua pihak disekolah / lembaga
pendidikan
4. hubungan lembaga pendidikan dalam masyarakat
Sekarang pendidikan telah menjadi kajian interdisiplin. Pendidikan tidak hanya dikaji
oleh ilmu pendidikan, tetapi juga oleh ilmu-ilmu sosial lainnya seperti sosiologi, ilmu
ekonomi, antropologi, psikologi dan politik.
DAFTAR PUSTAKA
Chaerudin, dkk.1995. Materi Pokok Pendidikan IPS 1. Jakarta: Universitas Terbuka.
Faisal, Sanapiah dan Yasik, Nur. tt. Sosiologi Pendidikan. Surayaba: Usaha Nasional.
http://www.pengertianahli.com/2013/07/pengertian-pendidikan-menurut-para-ahli.html. Diakses
pada tanggal 19 April 2015.
[1] Faisal, Sanapiah dan Yasik, Nur, Sosiologi Pendidikan, Surayaba: Usaha Nasional, t.t,
Hlm. 11. Lihat juga https://surudin.wordpress.com/
[2] Chaerudin, dkk, Materi Pokok Pendidikan IPS 1, Jakarta: Universitas Terbuka, Thn.
1995, Hlm. 67. Lihat juga https://surudin.wordpress.com/
[3] Prof. Dr. Damsar, Pengantar Sosiologi Pendidikan, (Jakarta: Kencana Prehada Media
Group), Th. 2011, Hlm. 1-8
[4] http://www.pengertianahli.com/2013/07/pengertian-pendidikan-menurut-para-ahli.html
[5] Ibid, Hlm. 8
[6] Ibid 8-15
[7] Nasution, Sosiologi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, Thn. 2004, Hlm. 6-7. Lihat juga
https://surudin.wordpress.com/
[8] Ibid 16
at May 02, 2015
Email ThisBlogThis!Share to TwitterShare to FacebookShare to Pinterest
No comments:
Post a Comment
Newer PostOlder PostHome
Subscribe to: Post Comments (Atom)
AKHLAK MAZMUMAH ( SUM’AH, TAKABBUR DAN GHADAB ) RIA SARI Mahasiswa IAI
Sultan Muhammad Syafiuddin Smester IV, Prodi PAI, F...
KATA PENGANTAR Puji syukur khadirat Allah swt, karena atas limpahan rahmat serta
hidayahNya sehingga penyusun dapat menyelesaikan m...
Search This Blog
Search
Home
GUDANG
MAKALAH
TENTANG SAYA
Unknown
View my complete profile
Report Abuse
Blog Archive
► 2018 (2)
▼ 2015 (12)
o ► December (1)
o ► October (1)
o ► June (1)
o ▼ May (5)
KELOMPOK ALIGARH DI REFORMASI PENDIDIKAN (PAI)
Surah al maidah ayat 67 dan surah ibrahim ayat 24-...
MAKALAH PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP SOSSIOLOGI PE...
MAKALAH SISTEM PEMERINTAHAN ISLAM (KHILAFAH)
MAKALAH SUM'AH, TAKABUR DAN GHADAB
o ► January (4)
Watermark theme. Powered by Blogger.