Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

KELOMPOK SOSIAL DAN HUBUNGAN ANTAR KELOMPOK

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah “pengantar sosiologi”

Dosen pengampu : Sumintak Sumadi, M.Si.

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK : 1

Aida Abdilah (231340171)

Rika Linuih Amsa (231340187)

Ita Anita (231340163)

KELAS E

JURUSAN BIMBINGAN KONSELING ISLAM

FAKULTAS DAKWAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN MAULANA HASANUDDIN


BANTEN 2024
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah yang Maha pengasih lagi Maha penyayang .Berkat
limpahan karunia dan nikmatnya penulis dapat menyelesaikan makalah dengan
lancer.Penyusunan makalah ini dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah
pengantar sosiologi
Dalam proses penyusunannya tak lepas dari bantuan ,arahan dan masukan dari
berbagai pihak .Untuk itu kami sucapkan banyak terima kasih atas segala
partisipasinya dalam menyelesaikan makalah ini.
Meski demikian ,penulis menyadari masih banyak sekali kekurangan dan
kekeliruan didalam penulisan makalah ini,baik dari segi tanda baca ,tata bahasa
maupun isi.Sehingga penulis secara terbuka menerima kritik dan saran positif dari
pembaca .
Demikian apa yang dapat kami sampaikan .Semoga makalah ini dapat
bermanfaat untuk masyarakat umumnya ,dan untuk penulis khusunya.

Serang, 5 Maret 2024

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................... 1

DAFTAR ISI ........................................................................................... 2

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 3

A. Latar Belakang ................................................................................... 3

B. Rumusan Masalah ............................................................................... 3

C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 3

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................ 4

A. Pengertian Sosiologi............................................................................ 4

B. Sejarah Perkembangan Sosiologi ........................................................ 4

C. Sosiologi Sebagai Ilmu Pengetahuan .................................................. 8

BAB III PENUTUP ............................................................................... 10

A. Kesimpulan ....................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 11

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sosiologi, sebagai salah satu disiplin ilmu sosial, merupakan salah
satu yang paling baru dalam pengembangannya. Titik awal kemunculan
sosiologi dapat diidentifikasi pada periode Revolusi Perancis dan Revolusi
Industri yang berlangsung sepanjang abad ke-19.1 Auguste Comte, seorang
ilmuwan Perancis yang hidup antara tahun 1798 dan 1857, adalah orang
pertama dalam ilmu sosial yang menggunakan istilah "Sosiologi".2.
Pada dasarnya, ilmu pengetahuan berakar dari filsafat, yang
dianggap sebagai nenek moyang dari segala pengetahuan. Filsafat sendiri
mengalami perkembangan dan menghasilkan berbagai cabang ilmu
pengetahuan. Seiring berjalannya waktu, setiap cabang ilmu pengetahuan
tersebut mulai memisahkan diri dari filsafat dan berkembang secara
mandiri untuk mencapai tujuannya masing-masing. Awalnya, astronomi
dan fisika menjadi dua disiplin ilmu yang terpisah dari filsafat, diikuti oleh
cabang ilmu pengetahuan lainnya. Sosiologi adalah salah satu contoh yang
mengikuti jejak ini dalam memisahkan diri dan mengembangkan
bidangnya sendiri.3

B. Rumusan Masalah
1. Apa Yang Dimaksud Pengertian Sosiologi?
2. Bagaimana Sejarah Perkembangan Sosiologi?
3. Bagaimana Sosiologi Sebagai Ilmu Pengetahuan?

C. Tujuan Penelitian
1 .Untuk Mengetahui Pengertian Sosiologi..
2 .Untuk Mengetahui Sejarah Perkembangan Sosiologi.
3. Untuk Mengetahui. Sosiologi Sebagai Ilmu Pengetahuan

1
MS Prof.Dr.H. Wahyu, ‘Sosiologi Bidang Khusus, Pengembangan, Pengertian, Pendekatan,
Kegunaan Dan Objek Kajian’, Suparyanto Dan Rosad (2015, 5.3 (2020), 248–53.
2
I Ketut Surya Diarta, ‘Memahami Sosiologi’, Sosiologi Pariwisata, 2019, 1–464.
3
Tim GTK DIKDAS, ‘IPS-Sosiologi’, Modul Belajar Mandiri, 2021, 17–40.

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Sosiologi
Pada tahap awal perkembangannya, sosiologi berasal dari
gabungan kata "socius" yang berarti teman, dan "logos" yang berarti
ilmu, yang mengindikasikan ilmu tentang hubungan sosial. Konsep ini
awalnya digunakan sebagai metode untuk mengatur evolusi
masyarakat4
Sosiologi adalah ilmu tentang cara manusia berperilaku dan
berinteraksi dalam lingkungan masyarakat. Ilmu ini mencakup
berbagai aspek kehidupan sosial, termasuk organisasi masyarakat,
hubungan antarindividu, serta dinamika perubahan yang terjadi dalam
masyarakat.5
Sosiologi adalah ilmu sosial yang memiliki fokus kajian pada
masyarakat. Sebagai sebuah disiplin ilmu yang mandiri, sosiologi telah
memenuhi berbagai unsur yang ada dalam kerangka ilmu pengetahuan.
Unsur-unsur ilmu pengetahuan dalam sosiologi termasuk logis,
objektif, sistematis, andal, dirancang, akumulatif, empiris, teoritis,
kumulatif, dan non-etis. 6
Menurut Pitirim Sorokin sosiologi adalah Ilmu yang mempelajari
hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dengan gejala
non-sosial, contoh geografis (gejala sosial) dengan biologis (gejala
non-sosial). Menurut roucek dan waren sosiologi Ilmu yang
mempelajari hubungan antara manusia dalam kelompok. Menurut selo
soemardjan dan Soelaeman Soemardi sosiologi adalah Ilmu yang
mempelajari struktur sosial & proses-proses sosial7

B. Sejarah Perkembangan Sosiologi


Menurut penelitian dalam bidang sosiologi di Eropa, Aguste
Comte dianggap sebagai tokoh pertama yang sepenuhnya memahami
dan merumuskan gagasan-gagasan dasar sosiologi. Beliau adalah
seorang filsuf asal Perancis yang hidup pada awal abad ke-19, dari
tahun 1798 hingga 1857.Dalam dunia ilmu pengetahuan, Aguste
Comte diakui sebagai bapak sosiologi karena dialah yang mengusulkan
penggunaan istilah "sosiologi" untuk merujuk pada ilmu yang baru

4
Rahmi Juwita and others, ‘Meta Analisis: Perkembangan Teori Struktural Fungsional Dalam
Sosiologi Pendidikan’, Jurnal Perspektif: Jurnal Kajian Sosiologi Dan Pendidikan, 3.1 (2020), 1–8
<https://doi.org/10.24036/perspektif.v3i1>.
5
Wardani Sihaloho and others, ‘Sosiologi Pendidikan Sebagai Ilmu Pengetahuan’, Jurnal Dirosah
Islamiyah, 5.3 (2023), 781–86 <https://doi.org/10.47467/jdi.v5i3.4215>.
6
Tjipto Subadi, ‘Sosiologi Tjipto.Pdf’, 2009, p. 117
<https://publikasiilmiah.ums.ac.id/bitstream/handle/11617/3007/Sosiologi.pdf?sequence=3>.
7
Fitri Dwi Lestari, ‘Asal Mula & Perkembangan Sosiologi’.

4
tersebut. Meskipun zaman Aguste Comte dianggap sebagai tonggak
awal dalam perkembangan sosiologi, beberapa ahli juga menyoroti
bahwa sebelumnya, tokoh seperti Plato, yang hidup sekitar 429-347
SM, juga telah melakukan upaya untuk memahami masyarakat secara
sistematis.8
Perkembangan Sosiologi di Indonesia Dari perspektif yang
disajikan sebelumnya, terlihat bahwa sosiologi Indonesia masih
merupakan bidang yang relatif baru. Terlahir sebagai "ilmu susulan"
karena keadaan yang mendesak, sosiologi Indonesia mungkin
mengalami tantangan dalam menempatkan dirinya di antara disiplin
ilmu sosial lainnya. Namun, secara prinsip, hal ini seharusnya tidak
dipertanyakan karena sosiologi Indonesia telah merujuk pada
pengalaman dan pengetahuan dari sosiologi Eropa atau Amerika, atau
mungkin keduanya. Tantangan lain yang dihadapi sosiologi Indonesia
adalah lahir di negara yang sedang dalam proses pembangunan.9
1. Masa Sebelum Auguste Comte
a. Socrates (490 SM – 399 SM)
Socrates mengajarkan yang penting yaitu mengenai
ditekankannya logika sebagai dasar bagi semua ilmu
pengetahuan termasuk filsafat.10
b. Plato (429 SM – 347 SM)
Plato menerangkan bahwa pada dasarnya, masyarakat
adalah perluasan/refleksi dari individu. Menurutnya,
individu memiliki 3 unsur, yaitu : Nafsu atau perasaan-
perasaan, Semangat atau kehendak,Akal atau
kecerdasan Berdasarkan
c. Aristoteles
Aristoteles berpendapat bahwa kelompok manusia yang
dasar dan esensial adalah pengelompokan antara pria
dan wanita untuk memperoleh keturunan, dan asosiasi
antara penguasa yang dikuasai.
d. Ibnu Khaldun (1322 – 1406)
kejadian sosial dan peristiwa sejarah. Menurutnya,
faktor yang menyebabkan bersatunya manusia di dalam
suku-suku klan, negara, dan sebagainya adalah rasa
solidaritas
e. Zaman Renaissance (1200 – 1600)
berdasarkan pemikiran mereka yang terpengaruh oleh
masyarakat-masyarakat ideal.

8
‘Sejarah Perkembangan Sosiologi’.
9
Rahman Bustani, ‘Perkembangan Sosiologi Di Indonesia’, Journal of Educatiion, I.II (2019), 4–7
<https://media.neliti.com/media/publications/130652-ID-perkembangan-sosiologi-di-
indonesia.pdf>.
10
Astrid Priscilla Dion and others, ‘Sejarah_Perkembangan_Kesuburan’.

5
f. Thomas Hobbes (1588 – 1679)
Inti ajarannya diilhami oleh hukum alam, fisika dan
matematika. Pada mulanya interaksi antar manusia
berada dalam kondisi saling mencurigai dan saling
bersaing untuk memperebutkan sumber daya alam dan
manusia yang ada.
g. John Locke (1632 – 1704)
manusia pada dasarnya memiliki hak-hak asasi yang
berupa hak untuk hidup, kebebasan, dan hak atas harta
benda.
h. J.J. Rosseau (1712 – 1778)
munculnya suatu kolektifitas yang mempunyai
keinginan-keinginan tersendiri yang kemudian menjadi
keinginan umum. Keinginan umum inilah yang
harusnya menjadi dasar penyusunan kontrak sosial
antara negara dengan rakyatnya.
i. Saint Simon (1760 – 1825)
Masyarakat bukanlah semata-mata suatu kumpulan
orang belaka yang tindakan-tindakannya tidak
mempunyai sebab, kecuali kemauan masing-masing.
Kumpulan
2. Masa Auguste Comte (1798 – 1853) Auguste
Auguste Comte memperhatikan bahwa perubahan yang
terjadi dalam masyarakat tidak hanya membawa dampak
positif, tetapi juga menyebabkan dampak negatif. Salah satu
contohnya adalah konflik antar kelas sosial yang muncul akibat
kehilangan norma atau panduan bagi masyarakat dalam
bertindak, yang dalam bahasa sosiologi disebut sebagai
Anomie. Menurutnya, konflik tersebut terjadi karena
masyarakat kehilangan pemahaman tentang cara menghadapi
perubahan yang disebabkan oleh revolusi yang sedang
berlangsung, serta ketidakjelasan mengenai hukum-hukum
yang dapat mengatur tatanan sosial masyarakat yang baru.
Berdasarkan fenomena ini, Comte menyarankan untuk
meningkatkan penelitian tentang masyarakat sehingga dapat
menjadi ilmu yang mandiri. Comte membayangkan adanya
suatu hukum yang dapat mengatur fenomena-fenomena sosial,
yang kemudian dinamakan sosiologi. Oleh karena itu, ia diakui
sebagai Bapak Sosiologi. Istilah "sosiologi" ia kemukakan
dalam karyanya yang pertama, berjudul "The Course of
Positive Philosophy" yang diterbitkan pada tahun 1838.
3. Masa Sesudah Auguste Comte
a. Herbert Spencer (1820 – 1930)
Meskipun Auguste Comte yang memperkenalkan istilah
"sosiologi", namun istilah ini menjadi lebih populer
berkat Herbert Spencer melalui bukunya yang berjudul

6
"Principles of Sociology" pada tahun 1876. Dalam
bukunya tersebut, Spencer mengembangkan sistem
penelitian tentang masyarakat dengan menerapkan teori
evolusi organik pada masyarakat secara luas, yaitu
gagasan bahwa masyarakat mengalami evolusi dari
bentuk primitif menuju masyarakat industri.
Menurutnya, kemajuan organisme dari jenis yang lebih
rendah ke tinggi merupakan jenis kemajuan yang
ditandai oleh peningkatan keragaman struktur.
b. Carl Marx (1818 – 1883)
Marx memandang bahwa sejarah perkembangan
masyarakat manusia adalah kisah perjuangan
antarkelas. Menurut pandangannya, dalam sistem
kapitalisme, pertumbuhan pembagian kerja
menciptakan dua kelas yang berbeda: kelas borjuis (atau
majikan) yang mengontrol alat produksi dan sumber
daya, serta kelas proletar (atau buruh) yang tidak
memiliki kepemilikan atas alat produksi dan tergantung
pada upah kerja. Kelas proletar menjadi kelas yang
dieksploitasi oleh kelas borjuis, yang memanfaatkan
tenaga kerja mereka untuk mendapatkan keuntungan.
c. Emile Durkheim (1858 – 1917) Sosiologi
Sosiologi baru berkembang menjadi sebuah ilmu
setelah Emile Durkheim mengembangkan metode
sosiologi dalam bukunya Rules of Sociology Method,
yaitu:
1) Sosiologi harus bersifat ilmiah dimana
fenomena-fenomena sosial harus dipelajari
secara objektif dan menunjukkan sifat
kausalitasnya
2) Sosiologi harus memperlihatkan karakteristik
sendiri yang berbeda
3) Menjelaskan kenormalan patologi
4) Menjelaskan masalah sosial secara “sosial”
5) Menggunakan metode komparatif secara
sistematis11
d. Max Weber (1864 – 1920)
Menurut Weber, ajaran Kalvinisme mendorong
umatnya untuk bekerja keras dengan harapan bisa
mendapatkan keberkatan surga. Namun, ada syarat
bahwa keuntungan yang didapat dari kerja keras
tersebut tidak boleh digunakan untuk kegiatan berfoya-
foya atau konsumsi yang mewah. Para penganut agama
ini dianjurkan untuk hidup sederhana dan menahan diri

11
Dion and others.

7
dari segala bentuk kemewahan. Dengan demikian,
keuntungan yang dihasilkan dari usaha tersebut bisa
ditanamkan kembali sebagai modal. Weber menyatakan
bahwa praktik ini menjadi pendorong utama bagi
perkembangan kapitalisme di Eropa karena
menghasilkan peningkatan yang signifikan dalam
akumulasi modal dan pertumbuhan ekonomi12

C. Sosiologi Sebagai Ilmu Pengetahuan


Pengetahuan merupakan kesan yang ada dalam pikiran manusia
sebagai hasil dari penggunaan panca inderanya. Sedangkan ilmu
adalah pengetahuan yang terorganisir secara sistematis dengan
menggunakan kekuatan pemikiran, yang selalu dapat diperiksa dan
ditelaah dengan kritis oleh siapa pun yang mengetahuinya.13 Sosiologi
dan ilmu pendidikan memiliki fokus penelitian yang berbeda, tetapi
berkembangnya dinamika sosial telah menyebabkan kedua disiplin ini
saling berhubungan. Dalam konteks ini, sosiologi pendidikan muncul
sebagai subdisiplin yang menghubungkan bidang sosiologi dengan
ilmu pendidikan. Interaksi pendidikan dapat terjadi di berbagai
lingkungan, termasuk keluarga, sekolah, dan masyarakat.14
Sosiologi pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam
memajukan sistem pendidikan agar lebih efektif dan berdaya guna. Di
Indonesia, relevansi sosiologi pendidikan semakin meningkat
mengingat kompleksitas dan keragaman sistem pendidikan yang ada,
serta tantangan yang harus dihadapi untuk meningkatkan kualitas
pendidikan. Salah satu tantangan utama dalam konteks Indonesia
adalah kesenjangan pendidikan antara wilayah perkotaan dan
pedesaan, serta tingginya tingkat putus sekolah akibat faktor ekonomi,
sosial, dan budaya.
Kondisi ini berdampak pada rendahnya tingkat literasi dan
keterampilan di masyarakat. Di samping itu, sosiologi pendidikan juga
dihadapkan pada tantangan dalam menghadapi perubahan sosial dan
teknologi yang cepat, yang mempengaruhi metode belajar-mengajar
dan membutuhkan pendekatan yang lebih inovatif dan adaptif dalam
pengembangan sistem pendidikan.15lalu ada penting nya sosiologi
sebagai pengetahuan sebagai berikut;

12
Dion and others.
13
Mukminan, ‘Dasar-Dasar Dasar Ilmu Sosial (Program Studi Pendidikan Geografi)’, Universitas
Negeri Yogyakarta, Bagian I, 2015, 4
<https://staffnew.uny.ac.id/upload/130682770/pendidikan/suplemendasar-2-ilmu-sosial.pdf>.
14
Adisty Mawarni and others, ‘Sosiologi Pendidikan Ilmu Pengetahuan’, Al Ittihadu, 2.2 (2023),
144–52 <https://jurnal.asrypersadaquality.com/index.php/alittihadu>.
15
Sihaloho and others.

8
1) Sosiologi Pendidikan sebagai Ilmu Pengetahuan Sosiologi
Sosiologi pendidikan dianggap sebagai sebuah ilmu
pengetahuan karena menerapkan metode ilmiah untuk
mengkaji interaksi sosial dalam konteks pendidikan. Dalam
penelitiannya, sosiologi pendidikan menggunakan berbagai
metode seperti pengamatan, wawancara, dan analisis data
untuk mendapatkan pemahaman tentang bagaimana faktor-
faktor sosial memengaruhi pengalaman pendidikan individu
maupun kelompok. Selain itu, sosiologi pendidikan juga
melakukan prediksi terhadap dampak sistem pendidikan
terhadap masyarakat di masa depan.
2) Kontribusi Sosiologi Pendidikan dalam Pendidikan
Sosiologi pendidikan memiliki peran yang signifikan dalam
bidang pendidikan dengan mempelajari cara faktor-faktor
sosial memengaruhi pengalaman belajar individu dan
kelompok. Pengetahuan yang diperoleh dari ini dapat
dimanfaatkan untuk mengembangkan program pendidikan
yang lebih inklusif dan efektif. Di samping itu, sosiologi
pendidikan juga dapat membantu dalam menyusun
kebijakan pendidikan yang lebih merata dan adil.
3) Implikasi Sosiologi Pendidikan dalam Pendidikan Implikasi
Implikasi sosiologi pendidikan dalam bidang pendidikan
adalah bahwa proses pendidikan harus memperhatikan
faktor-faktor sosial seperti kelas sosial, gender, ras, dan
agama dalam merancang program-program pendidikan
yang lebih inklusif dan efektif. Selain itu, sistem
pendidikan juga harus mempertimbangkan dampaknya
terhadap masyarakat secara keseluruhan.16

16
Sihaloho and others.

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kesimpulan tentang sosiologi sebagai ilmu pengetahuan
adalah bahwa sosiologi merupakan disiplin yang mempelajari
interaksi sosial, struktur masyarakat, dan perubahan sosial.
Sebagai ilmu pengetahuan, sosiologi menggunakan metode
ilmiah untuk mengumpulkan, menganalisis, dan menyajikan
data tentang fenomena sosial. Sosiologi memperhatikan
berbagai aspek masyarakat, termasuk budaya, ekonomi, politik,
dan agama, serta meneliti bagaimana faktor-faktor ini
memengaruhi perilaku dan pengalaman individu maupun
kelompok. Perkembangan sosiologi selama bertahun-tahun
telah memberikan wawasan yang berharga tentang struktur
masyarakat dan dinamika sosial, serta memberikan kontribusi
penting dalam merancang kebijakan publik dan memperbaiki
kondisi sosial. Dengan terus berkembangnya teknologi dan
perubahan sosial, sosiologi terus menemukan tantangan baru
dan terus beradaptasi untuk memberikan pemahaman yang
lebih dalam tentang masyarakat modern.

10
DAFTAR PUSTAKA

Bustani, Rahman, ‘Perkembangan Sosiologi Di Indonesia’, Journal of Educatiion,


I.II (2019), 4–7 <https://media.neliti.com/media/publications/130652-ID-
perkembangan-sosiologi-di-indonesia.pdf>

Diarta, I Ketut Surya, ‘Memahami Sosiologi’, Sosiologi Pariwisata, 2019, 1–464

DIKDAS, Tim GTK, ‘IPS-Sosiologi’, Modul Belajar Mandiri, 2021, 17–40

Dion, Astrid Priscilla, Ilmu Komunikasi, A Masa Sebelum, and Auguste Comte,
‘Sejarah_Perkembangan_Kesuburan’

Juwita, Rahmi, Firman, Rusdinal, and Muhammad Aliman, ‘Meta Analisis:


Perkembangan Teori Struktural Fungsional Dalam Sosiologi Pendidikan’,
Jurnal Perspektif: Jurnal Kajian Sosiologi Dan Pendidikan, 3.1 (2020), 1–8
<https://doi.org/10.24036/perspektif.v3i1>

Lestari, Fitri Dwi, ‘Asal Mula & Perkembangan Sosiologi’

Mawarni, Adisty, Risa Handayani, Manajemen Pendidikan Islam, Batu Bara, and
Sumatera Utara, ‘Sosiologi Pendidikan Ilmu Pengetahuan’, Al Ittihadu, 2.2
(2023), 144–52 <https://jurnal.asrypersadaquality.com/index.php/alittihadu>

Mukminan, ‘Dasar-Dasar Dasar Ilmu Sosial (Program Studi Pendidikan


Geografi)’, Universitas Negeri Yogyakarta, Bagian I, 2015, 4
<https://staffnew.uny.ac.id/upload/130682770/pendidikan/suplemendasar-2-
ilmu-sosial.pdf>

Prof.Dr.H. Wahyu, MS, ‘Sosiologi Bidang Khusus, Pengembangan, Pengertian,


Pendekatan, Kegunaan Dan Objek Kajian’, Suparyanto Dan Rosad (2015,
5.3 (2020), 248–53

‘Sejarah Perkembangan Sosiologi’

Sihaloho, Wardani, Wildani Wildani, Siti Halisah, Anti Pebriani Syahpitri, and
Khoilula Hanum Tanjung, ‘Sosiologi Pendidikan Sebagai Ilmu
Pengetahuan’, Jurnal Dirosah Islamiyah, 5.3 (2023), 781–86
<https://doi.org/10.47467/jdi.v5i3.4215>

Subadi, Tjipto, ‘Sosiologi Tjipto.Pdf’, 2009, p. 117


<https://publikasiilmiah.ums.ac.id/bitstream/handle/11617/3007/Sosiologi.pd
f?sequence=3>

Bustani, Rahman, ‘Perkembangan Sosiologi Di Indonesia’, Journal of Educatiion,


I.II (2019), 4–7 <https://media.neliti.com/media/publications/130652-ID-
perkembangan-sosiologi-di-indonesia.pdf>

11
Diarta, I Ketut Surya, ‘Memahami Sosiologi’, Sosiologi Pariwisata, 2019, 1–464

DIKDAS, Tim GTK, ‘IPS-Sosiologi’, Modul Belajar Mandiri, 2021, 17–40

Dion, Astrid Priscilla, Ilmu Komunikasi, A Masa Sebelum, and Auguste Comte,
‘Sejarah_Perkembangan_Kesuburan’

Juwita, Rahmi, Firman, Rusdinal, and Muhammad Aliman, ‘Meta Analisis:


Perkembangan Teori Struktural Fungsional Dalam Sosiologi Pendidikan’,
Jurnal Perspektif: Jurnal Kajian Sosiologi Dan Pendidikan, 3.1 (2020), 1–8
<https://doi.org/10.24036/perspektif.v3i1>

Lestari, Fitri Dwi, ‘Asal Mula & Perkembangan Sosiologi’

Mawarni, Adisty, Risa Handayani, Manajemen Pendidikan Islam, Batu Bara, and
Sumatera Utara, ‘Sosiologi Pendidikan Ilmu Pengetahuan’, Al Ittihadu, 2.2
(2023), 144–52 <https://jurnal.asrypersadaquality.com/index.php/alittihadu>

Mukminan, ‘Dasar-Dasar Dasar Ilmu Sosial (Program Studi Pendidikan


Geografi)’, Universitas Negeri Yogyakarta, Bagian I, 2015, 4
<https://staffnew.uny.ac.id/upload/130682770/pendidikan/suplemendasar-2-
ilmu-sosial.pdf>

Prof.Dr.H. Wahyu, MS, ‘Sosiologi Bidang Khusus, Pengembangan, Pengertian,


Pendekatan, Kegunaan Dan Objek Kajian’, Suparyanto Dan Rosad (2015,
5.3 (2020), 248–53

‘Sejarah Perkembangan Sosiologi’

Sihaloho, Wardani, Wildani Wildani, Siti Halisah, Anti Pebriani Syahpitri, and
Khoilula Hanum Tanjung, ‘Sosiologi Pendidikan Sebagai Ilmu
Pengetahuan’, Jurnal Dirosah Islamiyah, 5.3 (2023), 781–86
<https://doi.org/10.47467/jdi.v5i3.4215>

Subadi, Tjipto, ‘Sosiologi Tjipto.Pdf’, 2009, p. 117


<https://publikasiilmiah.ums.ac.id/bitstream/handle/11617/3007/Sosiologi.pd
f?sequence=3>

12

Anda mungkin juga menyukai