Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

PENGANTAR SOSIOLOGI

Disusun Oleh:

1. ALEXANDER APRILINO LASI


NIM : 2020110322

KELAS SORE
SEMESTER II

Pengamtar Sosiologi
BAB I
PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
“Sosiologi berasal dari bahasa Latin yaitu Socius yang berarti kawan, teman sedangkan
Logos berarti ilmu pengetahuan. Jadi Sosiologi adalah ilmu pengetahuan tentang
masyarakat. Masyarakat adalah sekelompok individu yang mempunyai hubungan,
memiliki kepentingan bersama, dan memiliki budaya. Sosiologi hendak mempelajari
masyarakat, perilaku masyarakat, dan perilaku sosial manusia dengan mengamati
perilaku kelompok yang dibangunnya. Kelompok tersebut mencakup keluarga, suku
bangsa, negara, dan berbagai organisasi politik, ekonomi, sosial.
Sosiologi adalah pengetahuan atau ilmu tentang sifat masyarakat, perilaku masyarakat,
dan perkembangan masyarakat. Sosiologi merupakan cabang Ilmu Sosial yang
mempelajari masyarakat dan pengaruhnya terhadap kehidupan manusia. Sebagai cabang
Ilmu, Sosiologi dicetuskan pertama kali oleh ilmuwan Perancis, August Comte. Comte
kemudian dikenal sebagai Bapak Sosiologi. Namun demikian, sejarah mencatat bahwa
Émile Durkheim — ilmuwan sosial Perancis — yang kemudian berhasil melembagakan
Sosiologi sebagai disiplin akademis. Sebagai sebuah ilmu, sosiologi merupakan
pengetahuan kemasyarakatan yang tersusun dari hasil-hasil pemikiran ilmiah dan dapat
di kontrol secara kritis oleh orang lain atau umum.
Sosiologi merupakan sebuah istilah yang berasal dari kata latin socius yang artinya
teman, dan logos dari kata Yunani yang berarti cerita, diungkapkan pertama kalinya
dalam buku yang berjudul “Cours De Philosophie Positive” karangan August Comte
(1798-1857). Sosiologi muncul sejak ratusan, bahkan ribuan tahun yang lalu. Namun
sosiologi sebagai ilmu yang mempelajari masyarakat baru lahir kemudian di Eropa.
Sejak awal masehi hingga abad 19, Eropa dapat dikatakan menjadi pusat tumbuhnya
peradaban dunia, para ilmuwan ketika itu mulai menyadari perlunya secara khusus
mempelajari kondisi dan perubahan sosial. Para ilmuwan itu kemudian berupaya
membangun suatu teori sosial berdasarkan ciri-ciri hakiki masyarakat pada tiap tahap
peradaban manusia.

Pengamtar Sosiologi
b. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Sosiologi?
2. Bagaimana Perkembangan Sosiologi ?
3. Apa Pengertian Sosialisasi?
4. Bagaimana Pengelompokan Kelompok Sosial Dalam Ilmu Sosiologi?

c. Tujuan & Manfaat Penulisan


1. Mengetahui Pengertian Sosiologi
2. Memahami Mengenai Perkembangan Ilmu Sosiologi
3. Memahami Cara Pengelompokan Sosial Dari Perspektik Sosiologi
4. Memenuhi Tugas Kuliah Pengantar Sosiologi

Pengamtar Sosiologi
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Sosiologi
1. Lahirya Sosiologi
Sosiologi lahir sebagai ilmu pengetahuan yang turut mewarnai perkembangan
ilmu pengetahuan yang ada di dunia. Munculnya ilmu sosiologi tentu tidak
pernah bisa lepas dari tokoh-tokoh filsafat seperti Plato dan Aristoteles. Sebelum
sosiologi muncul sebagai ilmu pengetahuan, tentu para ilmu pengetahuan telah
mendesain bagaimana agar sebuha ilmu pengetahuan dapat bermanfat dan
memberikan kontribusi dalam masyarakat sehingga membawa kebahagiaan
dalam kehidupan bermasyarakat.

Sebelum lahirnya istilah sosiologi, sebenarnya kajian masyarakat telah


diperkenalkan pada tahun 1332 hingga 1406 oleh Ibnu Khaldun yang merupakan
ilmuan asal timur tengah. Dalam karyanya buku Muqaddimah, terdapat
pemikiran-pemikiran sosiologis yang lebih terperinci dan sangat maju sehingga
Ibnu Khaldun disebut sebagai peletak batu pertama dalam sejarah lahirnya
kajian ilmu sosiologi.

Sedangkan istilah ilmu sosiologi sendiri awalnya diperkenalkan oleh serong


ilmuwan yang bernama Aguste Comte yang hingga saat ini dikenal sebagai
bapak Sosiologi dunia. Dalam sejarahnya Aguste Comte lebih banyak
memberikan pernyataan bahwa objek dari kajian sosiologi adalah manusia dan
masyarakat yang memiliki hal yang saling berkaitan secara keseluruhan.

Pengamtar Sosiologi
2. Sejarah Perkembangan Ilmu Sosiologi

Sejak munculnya kajian pertama mengenai ilmu kemasyarakatan oleh Ibnu


Khaldun, hingga munculnya istilah Sosiologi yang diperkenalkan oleh Aguste
Comte, ilmu sosiologi terus mengalami perkembangan dari masa ke masa.
Dalam hal ini sejerah perkembangan sosiologi akan dibedakan menjadi beberapa
tahap yang diantaranya sebagai berikut:

a. Sejarah awal perkembangan sosiologi

Sosiologi muncul dan berkembang dari gejolak sosial sejak terjadinya


revolusi industri dan revolusi Perancis. Adanya revolusi tersebut
mengakibatkan munculnya fenomena eksploitasi pekrja anak-anak,
urbanisasi, demokratis, dan lainnya. Nah karena perosalan perubahan-
perubahan yang terjadi tidak mampu terjawab oleh tradisi lama, maka
dicarilah sebuah metode ilmiah untuk menemukan jawaban atas
persoalan tersebut. Kemudian dari situlah lahirnya sosiologi sebagai ilmu
pengetahuan.

b. Perkembangan Sosiologi pada Abad ke-19


Pada abad ke-19 terjadi Revolusi Perancis yang mengakibatkan dampak
negatif terhadap perubahan sosial salah satuya adalah adanya konflik
antar kelas sosial dalam masyarakat yang seolah mengarahkan pada
sikap anarkisme dalam masyarakat. Atas dinamika kelompok sosial
yanng terjadi di negara tersebut, maka Aguste Comte sebagai seorang
cendekiawan merasa khawatir atas keadaan tersebut.

c. Sejarah perkembangan Sosiologi di Eropa


Pada abad ke 19, terjadi konflik yang dilatarbelakangi oleh ketidak
tahuan masyarakat dalam mengatasi perubahan atau hukum-hukum yang
dapat digunakan untuk mengatur stabilitas masyarakat. Dari situlah
kemudian Aguste Comte membuat instrumen penelitian sosial mengenai
masyarakat yang perlu ditingkatkan menjadi sebuah ilmu yang berdiri
sendiri. Nah dengan penelitian sosial yang berdasarkan pada metode
ilmiah, maka lahirlah sosiologi sebagai ilmu pengetahuan tepatnya pada
abad ke-19 dengan pendiri dan pemberi nama adalah Aguste Comte.

Pengamtar Sosiologi
d. Perkembangan Sosiologi di Indonesia
Pada awalnya ilmu sosiologi hanya dianggap sebagai pembantu untuk
keperluan ilmu-ilmu pengetahuan yang lain yang berlaku di Indonesia.
Namun setelah Indonesia merdeka, sosiologi mulai mengalami
perkembangan yang cukup cepat. Adapun bapak sosiologi Indonesia
adalah Selo Soemardjan yang membawa pengaruh sosiologi Amerikan
Parsonian yang kemudian dipublikasikan melalui karyanya yang berjudul
“Perubahan Sosial di Yogyakarta”. Adapun materi ilmu sosiologi
pertama kali masuk pada sistem perkualiahan sosiologi pada tahun 1948
oleh Soenario Kolopaking. Perkuliahan sosiologi pertama kali di
Indonesia dilaksanakan pada Akademi Ilmu Politik Yogyakarta yang saat
ini berubah menjadi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Gajah
Mada.

e. Sejarah Akhir Perkembangan Sosiologi


Munculnya paradigma bahwa pembangunan di dalam perkembangan
suatu negara bukan hanya diukur dari pembangunan infrastrukturnya
atau pembangunan SDA saja, melainkan ada yang lebih penting yaitu
pembangunan sumber daya manusia. Nah dari munculnya pardigma
tersebut maka sosioligi kini menjadi sebuah ilmu pengetahuan yang
dapat memberikan solusi dari berbagai permasalahan yang terjadi.
Wujud dari perkembangan sosiologi adalah munculnya berbagai cabang
dalam ilmu pengetahuan dalam ilmu sosiologi.

Ilmu sosiologi merupakan ilmu yang mempelajar tentang perilaku


manusia sebagai makhluk sosial. Terdapat banyak sekali fungsi dari ilmu
sosiologi mulai dari ilmu yang berfungsi untuk membentuk perilaku
sosial manusia, ilmu yang dapat menganalisis berbagai permasalahan
untuk ditemukan solusinya, sebagai penelitian sosial dan lain sebagainya.
Kajian-kajian dari ilmu sosiologi juga dapat dijadikan sebagai bahan
untuk melakukan pemetaan terhadap perilaku suatu masyarakat atau
kelompok tertentu guna membatu perencanaan sosial, sehingga
perencanaan pembangunan akan lebih efektif dan terarah.

Pengamtar Sosiologi
B. Pengertian Sosiologi
a. Pengetian Umum Sosiologi
Sosiologi merupakan ilmu sosial yang secara bahasa berasal dari kata socius
dalam bahasa Latin dan logos dalam bahasa Yunani. Socius memiliki arti
bersama orang lain atau tema, sedangkan logos artiny studi atau ilmu
pengetahuan. Secara singkat dapat disimpulkan bawha sosiologi merupakan
ilmu yang mengkaji tentang interaksi manusia dengan manusia lainnya dalam
suatu kelompok serta hasil yang ditimbulkn dari interaksi tersebut.

Sebagai ilmu pengetahuan, tentunya sosiologi tidak lahir begitu saja melainkan
juga ada sejarah panjang yang menjadi latar belakang dari lahirnya ilmu
sosiologi.

b. Landasan Teori
1. Auguste Comte
Sebagai pencetus konsep sosiologi, Comte mendefinisikan
sosiologi sebagai ilmu positif. Artinya sosiologi bekerja
mempelajari gejala-gejala sosial dalam masyarakat
berlandaskan pada logika rasional dan ilmiah.
2. Émile Durkheim
Sosiologi sebagai ilmu yang mengkaji fakta dan institusi sosial
dalam berbagai tatanan masyarakat. Dari kumpulan fakta terkait
cara berpikir dan bertindak tersebut,
3. Durkheim
meyakini adanya kekuatan untuk mengendalikan individu. Karl
Marx Marx tidak secara eksplisit mendefinisikan sosiologi,
tetapi dalam The Communist Manifesto dirinya meyakini
bahwa masyarakat (proletar) perlu dibebaskan dari sistem
kapitalis. Sosiologi dipercaya dapat melawan penindasan dan
melahirkan masyarakat tanpa kelas.
4. Max Weber Menurut Weber
Sosiologi berlaku sebagai studi yang meninjau tindakan sosial
guna menjelaskan hubungan sebab-akibat dari fenomena sosial
tertentu.
5. Herbert Spencer Dalam sudut pandang Spencer, sosiologi
merupakan ilmu yang mengamati susunan dan proses sosial
sebagai sebuah sistem.

Pengamtar Sosiologi
Sebagai ilmu pengetahuan murni sosiologi memiliki ciri utama :

1. Empiris Sebagai ilmu pengetahuan sosiologi didasarkan pada realitas sosial yang
terjadi di lapangan dan tidak bersifat spekulatif.

2. Teoritis Selalu berusaha menyusun abstraksi berupa kesimpulan mengenai hubungan


sebab-akibat dari gejala sosial yang diteliti berdasarkan dari hasil pengamatan empiris.

3. Kumulatif Dalam membangun argumen terkait suatu fenomena tertentu harus


dilandaskan pada kumpulan teori yang sudah tercipta sebelumnya.

4. Non-etis Sosiologi ada tidak untuk menilai baik dan buruk suatu permasalahan,
melainkan pada penjelasan logis terkait latar belakang terjadinya suatu fenomena
tertentu.

C. SOSIALISASI

a. Pengertian Sosialisasi
Sosialisasi merupakan elemen penting dalam pembentukan kepribadian dan
karakter seorang individu. Interaksi sosial yang terjalin antara seorang individu
dengan orang-orang disekitarnya merupakan faktor penting yang membentuk
kepribadian dan karakter individu tersebut.

Sosialisasi merujuk kepada proses dimana seseorang mempelajari nilai, norma


dan kebudayaan kelompoknya guna menjadi bagian dari anggota masyarakat.
Secara garis besar, hal-hal yang dipelajari oleh seseorang dalam proses
sosialisasi mencakup nilai dan norma kelompok, adat, kebiasaan dan tata
kelakuan serta pola berpikir.

Seorang individu merupakan makhluk sosial yang diekspektasikan untuk


bersikap dan berperilaku sebagaimana orang-orang disekitarnya sehingga
sosialisasi turut berperan besar dalam membentuk pola perilaku individu
sebagaimana yang diharapkan oleh masyarakat. Sosialisasi merupakan
pengalaman sosial jangka panjang yang dilalui seseorang seumur hidupnya,
mulai dari anak-anak, dewasa hingga tua.

Pengamtar Sosiologi
b. Fungsi Sosialisasi

Sebagai suatu proses yang dialami oleh setiap individu, sosialisasi memiliki
fungsi penting, utamanya yakni sebagai berikut:

 Sebagai alat pembentuk kepribadian individu;


 Sebagai pedoman individu dalam bertindak sesuai harapan
masyarakat (konformitas) dan diakui sebagai anggota masyarakat;
 Sebagai alat untuk melestarikan nilai, norma dan kebudayaan yang
telah ada secara turun-temurun

c. Agen Sosialisasi

Terdapat empat agen sosialisasi dalam masyarakat, yaitu sebagai berikut:

1. Keluarga

Pola asuh dan interaksi keluarga merupakan faktor yang sangat berpengaruh
dalam pembentukan karakter serta kepribadian individu. Keluarga
merupakan agen sosialisasi utama yang mendidik dan mempersiapkan
individu agar dapat diterima sebagai anggota masyarakat. Terdapat dua
macam sifat sosialisasi yang dilakukan keluarga, yaitu:

o Sosialisasi Represif: memiliki ciri-ciri berupa pemberlakuan


hukuman tegas terhadap sikap anak yang dianggap melanggar,
adanya dominasi orang tua dalam interaksi pola asuh, dan terjalinnya
komunikasi satu arah antara orang tua – anak.
o Sosialisasi Partisipasi: memiliki ciri-ciri berupa tidak adanya
dominasi orang tua dalam interaksi pola asuh, anak menjadi pusat
dari proses sosialisasi, dan terjalinnya komunikasi dua arah antara
orang tua – anak.

2. Teman Sepermainan (peer group)

Seiring bertambahnya usia individu, peran keluarga sebagai agen sosialisasi


utama dapat tergantikan dengan peran teman sepermainan. Teman
sepermainan dapat mempengaruhi tindakan sosial individu yang mengarah
pada hal positif namun juga ada yang mengarah pada hal negatif.

3. Sekolah

Institusi sekolah berperan besar dalam menjalankan fungsi penanaman


pengetahuan (akademik), keagamaan dan sosial budaya. Norma berupa tata
tertib yang ada di sekolah menjadi acuan dasar individu untuk menjalankan
perannya sebagai murid beserta hak dan kewajibannya. Guru memiliki peran
besar dalam proses sosialisasi yang terjadi di sekolah.

Pengamtar Sosiologi
4. Media Massa

Media massa berupa TV, radio, koran, dan lain sebagainya merupakan alat
komunikasi yang berperan dalam mempengaruhi perilaku individu.
Meskipun demikian, tidak semua hal-hal yang tergambarkan pada media
massa mampu memberikan kontribusi positif terhadap perilaku individu
melainkan juga dapat membawa dampak negatif.

d. Cara-Cara Sosialisasi beserta Contohnya

Sosialisasi dapat dilakukan melalui empat cara, yaitu sebagai berikut:

1. Pelaziman / Conditioning

Merupakan cara sosialisasi dengan memanfaatkan imbalan (reward) atau


hukuman (punishment) sebagai pembentuk perilaku individu. Sebagai
contoh, suatu hari seorang anak mencuri mainan saudaranya dan mendapat
hukuman dari kedua orang tuanya, hukuman yang didapat oleh sang anak
menjadi pelajaran baginya untuk tidak lagi melakukan tindakan mencuri.

2. Imitasi

Merupakan cara sosialisasi dengan meniru perilaku yang dilakukan oleh


orang lain. Sebagai contoh, seorang anak akan gemar membaca buku dengan
meniru kebiasaan keseharian orang tuanya yang selalu membaca buku.

3. Identifikasi

Merupakan cara sosialisasi dengan meniru secara mendalam perilaku


individu lain yang dianggap sebagai role model. Sebagai contoh, seorang
remaja sangat mengagumi salah satu anggota girlband K-pop sehingga hal
tersebut memotivasinya untuk mempelajari kebudayaan Korea secara lebih
mendalam.

4. Internalisasi

Pada cara sosialisasi ini, individu telah secara sadar menaati nilai dan norma
karena nilai dan norma tersebut telah menjadi bagian dari dirinya. Sebagai
contoh, seseorang akan bersikap sopan santun kepada orang yang lebih tua
bukan karena takut mendapatkan hukuman ataupun meniru role model,
namun karena ia menyadari bahwa sikapnya tersebut diharapkan oleh
masyarakat.

Pengamtar Sosiologi
e. Jenis Sosialisasi

Terdapat dua jenis sosialisasi, yaitu sebagai berikut:

 Sosialisasi Primer

Merupakan sosialisasi pertama yang berlangsung sejak seseorang masih


anak-anak.

 Sosialisasi Sekunder

Merupakan sosialisasi lanjutan yang berlangsung pada saat masa peralihan


dari anak menuju dewasa dimana.

f. Proses/Tahapan Sosialisasi

 Tahap ke-1: Prepatory Stage

Tahapan sosialisasi yang pertama adalah persiapan (prepatory). Pada proses


ini seorang individu mulai belajar untuk mengenali lingkungan sekitarnya.
Agen sosialisasi yang berperan besar dalam tahapan ini yaitu keluarga.
Dimulai sejak anak memasuki usia batita, orang tua akan memperkenalkan
anaknya dengan bahasa sehari-hari dan mengajarkannya kemampuan untuk
berkomunikasi dengan orang sekitar. Pada tahapan ini seorang anak hanya
akan meniru perkataan orang tuanya tanpa tahu makna dibalik kata-kata
yang diucapkannya tersebut.

Pengamtar Sosiologi
 Tahap ke-2: Play Stage

Pada tahap ke-dua dari sosialisasi, seorang anak belajar sudah mulai
memahami peran/status dirinya serta mulai mempelajari dan meniru peran-
peran orang lain disekitarnya. Pada tahapan ini anak juga mulai mempelajari
sikap dan tindakan sebagaimana yang diharapkan orang lain terhadap dirinya.
Ketika berada di rumah, anak mulai gemar meniru sikap dan kebiasaan sehar-
hari orangtuanya, adapun ketika berada diluar rumah anak telah mampu
melakukan interaksi sosial dengan teman-teman sebayanya.

 Tahap ke-3: Game Stage

Tahap ke-tiga dari sosialisasi dikenal juga dengan tahapan dimana seorang
anak sudah siap bertindak (game stage). Pada tahap ini, intensitas interaksi
yang dilakukan oleh seorang anak kian meningkat sehingga ia semakin mahir
dalam menjalannya perannya sebagai anggota masyarakat. Anak sudah
semakin sadar dengan nilai dan norma yang diekspektasikan oleh masyarakat
terhadap dirinya serta mencoba untuk tidak melanggar nilai dan norma yang
telah ada. Pada saat berada di lingkungan sekolah, anak menyadari bahwa
terdapat norma berupa tata tertib yang harus dipatuhi sehingga ia akan
cenderung berhati-hati dalam bertindak.

 Tahap 4: Generalized Other

Pada tahapan terakhir sosialisasi, seorang individu dapat dikategorikan telah


memasuki fase dewasa. Peningkatan intensitas interaksi membuat individu
semakin sadar akan peran, hak serta kewajibannya sebagai anggota
masyarakat dalam konteks yang lebih luas. Munculnya sikap tenggang rasa dan
toleransi terhadap sesama menjadi ciri khas tahapan ini.

d. Stratifikasi Sosial
a. Pengertian Stratifikasi sosial
Stratifikasi sosial merupakan suatu konsep dalam sosiologi yang melihat
bagaimana anggota masyarakat dibedakan berdasarkan status yang
dimilikinya. Stratifikasi berasal dari kata stratum yang berarti strata atau
lapisan dalam bentuk jamak. Sebagaimana Pitirin A. Sorokin
mendefinisikan stratifikasi sebagai pembedaan penduduk atau anggota
masyarakat ke dalam kelas-kelas secara hierarkis. Sedangkan menurut
Bruce J. Cohen sistem stratifikasi akan menempatkan setiap individu
pada kelas sosial yang sesuai berdasarkan kualitas yang dimiliki.
Sementara Max Weber mendefinisikan stratifikasi sosial sebagai
penggolongan orang-orang yang termasuk dalam suatu sistem sosial

Pengamtar Sosiologi
tertentu ke dalam lapisan-lapisan hierarki menurut dimensi kekuasaan,
previllege dan prestise.
Ukuran atau kriteria yang menonjol atau dominan sebagai dasar
pembentukan pelapisan sosial adalah kekayaan (materi atau kebendaan),
ukuran kekuasaan dan wewenang, ukuran kehormatan, dan ukuran ilmu
pengetahuan.
Hal yang mewujudkan unsur dalam teori sosiologi tentang sistem lapisan
sosial masyarakat adalah kedudukan (status) dan peranan (role).
Kedudukan dan peranan merupakan dua unsur baku dalam lapisan sosial
dan mempunyai arti penting dalam bagi sistem sosial. Yang diartikan
sebagai sistem sosial adalah pola-pola yang mengatur hubungan timbal-
balik antara individu dalam masyarakat dan tingkah laku individu-
individu tersebut.

b. Sebab-Sebab Terjadinya Stratifikasi Sosial


Setiap masyarakat mempunyai sesuatu yang dihargai, bisa berupa
kepandaian, kekayaan, kekuasaan, profesi, keaslian keanggotaan
masyarakat dan sebagainya. Selama manusia membeda-bedakan
penghargaan terhadap sesuatu yang dimiliki tersebut, pasti akan meni
mbulkan lapisan-lapisan dalam masyarakat. Semakin banyak
kepemilikan, kecakapan masyarakat/seseorang terhadap sesuatu yang
dihargai, semakin tinggi kedudukan atau lapisannya. Sebaliknya bagi
mereka yang hanya mempunyai sedikit atau bahkan tidak memiliki sama
sekali, maka mereka mempunyai kedudukan dan lapisan yang rendah.

Seseorang yang mempunyai tugas sebagai pejabat atau ketua atau


pemimpin pasti menempati lapisan yang tinggi daripada sebagai anggota
masyarakat yang tidak mempunyai tugas apapun. Karena penghargaan
terhadap jasa atau pengabdiannya seseorang bisa pula ditempatkan pada
posisi yang tinggi, misalnya pahlawan, pelopor, penemu, dan sebagainya.
Dapat juga karena keahlian dan ketrampilan seseorang dalam pekerjaan

Pengamtar Sosiologi
tertentu dia menduduki posisi tinggi jika dibandingkan dengan pekerja
yang tidak mempunyai ketrampilan apapun.

Secara teoritis, semua manusia dapat dianggap sederajat. Akan tetapi,


sesuai dengan kenyataan hidup berkelompok-kelompok sosial, halnya
tidaklah demikian. Pembedaan atas lapisan merupakan gejala universal
yang merupakan bagian sistem sosial setiap masyarakat. Untuk meneliti
terjadinya proses-proses lapisan masyarakat, pokok-pokok sebagai
berikut dapat dijadikan pedoman :

Sistem lapisan mungkin berpokok pada sistem pertentangan dalam


masyarakat. Sistem demikian hanya mempunyai arti yang khusus bagi
masyarakat-masyarakat tertentu yang menjadi objek penyelidikan.
Sistem lapisan dapat dianalisis dalam ruang lingkup unsur-unsur antara
lain:
 Distribusi hak-hak istimewa yang objektif seperti
misalnya;penghasilan, kekayaan, keselamatan, (kesehatan, laju angka
kejahatan) wewenang dan sebagainya. Sistem pertanggaan yang
diciptakan para warga masyarakat (prestise dan penghargaan).
 Kriteria sistem pertentangan, yaitu apakah didapat berdasarkan
kualitas pribadi, keanggotaan kelompok kerabat tertentu, milik
wewenang atau kekuasaan.
 Lambang-lambang kedudukan, seperti tingkah laku hidup, cara
berpakaian, perumahan, keanggotaan pada suatu organisasi mudah
atau sukarnya bertukar kedudukan.

Pengamtar Sosiologi
 Solidaritas diantara individu-individu atau kelompok-kelompok yang
menduduki kedududkan yang sama dalam system sosial masyarakat
seperti;
1) Pola-pola interaksi-interaksi (struktur klik, keanggotaan
organisasi, perkawinan dan sebagainya)
2) Kesamaan atau ketidaksamaan system kepercayaan, sikap dan
nilai-nilai
3) Kesadaran akan kedudukan masing-masing
4) Aktivitas sebagai organ kolektif

Stratifikasi sosial terjadi melalui proses sebagai berikut :


 Terjadinya secara otomatis, karena factor-faktor yang dibawa individu sejak
lahir. Misalnya : Kepandaian, usia, jenis kelamin, keturunan, sifat keaslian
keanggotaan seseorang dalam masyarakat.
 Terjadinya dengan sengaja untuk tujuan bersama dilakukan dalam
pembagian kekuasaan dan wewenang yang resmi dalam organisasi-
organisasi formal, Seperti Pemerintah, Partai politik, Perusahaan,
Perkumpulan, Angkatan Bersenjata.

Stratifikasi dapat terjadi dengan sendirinya sebagai bagian dari proses


pertumbuhan masyarakat, juga dapat dibentuk untuk tercapainya tujuan
bersama. Faktor yang menyebabkan stratifikasi sosial dapat tumbuh dengan
sendirinya adalah kepandaian, usia, sistem kekerabatan, dan harta dalam
batas-batas tertentu.

Mobilitas sosial merupakan perubahan status individu atau kelompok dalam


stratifikasi sosial.Mobilitas dapat terbagi atas mobilitas vertikal dan
mobilitas horizontal. Mobilitas vertikal juga dapat terbagi dua, mobilitas
vertikal intragenerasi, dan mobilitas antar generasi. Berkaitan dengan
mobilitas ini maka stratifikasi sosial memiliki dua sifat, yaitu stratifikasi
terbuka dan stratifikasi tertutup.

Pengamtar Sosiologi
Stratifikasi sosial terbuka adalah sistem stratifikasi di mana setiap anggota
masyarakatnya dapat berpindah-pindah dari satu strata / tingkatan yang satu
ke tingkatan yang lain. Misalnya seperti tingkat pendidikan, kekayaan,
jabatan, kekuasaan dan sebagainya. Seseorang yang tadinya miskin dan
bodoh bisa mengubah penampilan serta strata sosialnya menjadi lebih tinggi
karena berupaya sekuat tenaga untuk mengubah diri menjadi lebih baik
dengan sekolah, kuliah, kursus dan menguasai banyak keterampilan sehingga
dia mendapatkan pekerjaan tingkat tinggi dengan penghasilan yang tinggi.

Stratifikasi tertutup adalah stratifikasi di mana tiap-tiap anggota masyarakat


tersebut tidak dapat pindah ke strata atau tingkatan sosial yang lebih tinggi
atau lebih rendah. Contoh stratifikasi sosial tertutup yaitu seperti sistem
kasta di India dan Bali serta di Jawa ada golongan darah biru dan golongan
rakyat biasa. Tidak mungkin anak keturunan orang biasa seperti petani
miskin bisa menjadi keturunan ningrat atau bangsawan darah biru.

Pada stratifikasi terbuka kemungkinan terjadinya mobilitas social cukup


besar, sedangkan pada stratifikasi tertutup kemungkinan terjadinya mobilitas
sosial sangat kecil.

c. Dasar-Dasar Pembentukan Pelapisan Sosial


Ukuran atau kriteria yang menonjol atau dominan
sebagaidasarpembentukan pelapisan sosial adalah sebagai berikut.
1. Ukuran kekayaan
Kekayaan (materi atau kebendaan) dapat dijadikan ukuran
penempatan anggota masyarakat ke dalam lapisan-lapisan sosial
yang ada, barang siapa memiliki kekayaan paling banyak mana ia
akan termasuk lapisan teratas dalam sistem pelapisan sosial,
demikian pula sebaliknya, barang siapa tidak mempunyai
kekayaan akan digolongkan ke dalam lapisan yang rendah.
Kekayaan tersebut dapat dilihat antara lain pada bentuk tempat
tinggal, kepemilikan hewan ternak seperti kambing, sapi, kerbau,

Pengamtar Sosiologi
lahan persawahan dan sebagainya. Orang-orang yang mempunyai
hewan ternak seperti kambing, sapi, kerbau mempunyai
pandangan bahwa siapa yang bisa untuk membeli hewan ternak
itu adalah hanya orang-orang yang kaya atau mampu saja, bahkan
dengan adanya hewan ternak tersebut si pemilik atau peternak
bisa membiayai untuk kebutuhan hidupnya.
2. Ukuran kekuasaan dan wewenang
Seseorang yang mempunyai kekuasaan atau wewenang paling
besar akan menempati lapisan teratas dalam sistem pelapisan
sosial dalam masyarakat yang bersangkutan. Ukuran kekuasaan
sering tidak lepas dari ukuran kekayaan, sebab orang yang kaya
dalam masyarakat biasanya dapat menguasai orang-orang lain
yang tidak kaya, atau sebaliknya, kekuasaan dan wewenang dapat
mendatangkan kekayaan.
3. Ukuran kehormatan
Ukuran kehormatan dapat terlepas dari ukuran-ukuran kekayaan
atau kekuasaan. Orang-orang yang disegani atau dihormati akan
menempati lapisan atas dari sistem pelapisan sosial
masyarakatnya. Ukuran kehormatan ini sangat terasa pada
masyarakat tradisional, biasanya mereka sangat menghormati
orang-orang yang banyak jasanya kepada masyarakat, para orang
tua ataupun orang-orang yang berperilaku dan berbudi luhur.
4. Ukuran ilmu pengetahuan
Ukuran ilmu pengetahuan sering dipakai oleh anggota-anggota
masyarakat yang menghargai ilmu pengetahuan. Seseorang yang
paling menguasai ilmu pengetahuan akan menempati lapisan
tinggi dalam sistem pelapisan sosial masyarakat yang
bersangkutan. Penguasaan ilmu pengetahuan ini biasanya
terdapat dalam gelar-gelar akademik (kesarjanaan), atau profesi
yang disandang oleh seseorang, misalnya dokter, insinyur, doktor
ataupun gelar profesional seperti profesor. Namun sering timbul
akibat-akibat negatif dari kondisi ini jika gelar-gelar yang

Pengamtar Sosiologi
disandang tersebut lebih dinilai tinggi daripada ilmu yang
dikuasainya, sehingga banyak orang yang berusaha dengan cara-
cara yang tidak benar untuk memperoleh gelar kesarjanaan,
misalnya dengan membeli skripsi, membuat ijazah palsu dan
seterusnya.

Unsur-unsur stratifikasi :
1. Kedudukan (Status) Yaitu kedudukan sebagai
tempat/posisi seseorang dalam suatu kelompok
sosial
2. Peranan (Role) Yaitu Peranan merupakan aspek
yang dinamis dari kedudukan seperti peranan
peternak kambing sebagai penggerak roda
perekonomian yang secara langsung untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya.
Macam-Macam / Jenis-Jenis Status Sosial :
1. Ascribed
Ascribed status adalah tipe status yang didapat sejak lahir seperti jenis kelamin, ras,
kasta, golongan, keturunan, suku, usia, dan lain sebagainya.
2. Achieved
Achieved status adalah status sosial yang didapat sesorang karena kerja keras dan
usaha yang dilakukannya. Contoh achieved status yaitu seperti peternak kambing
yang bisa menjadi sukses karena keuletan dan kegigihannya sehingga bisa
mengangkat derajat kehidupannya, harta kekayaan, tingkat pendidikan, pekerjaan,
dll.
3. Assigned
Assigned status adalah status sosial yang diperoleh seseorang di dalam lingkungan
masyarakat yang bukan didapat sejak lahir tetapi diberikan karena usaha dan
kepercayaan masyarakat. Contohnya seperti seseorang yang dijadikan kepala suku,
ketua adat, sesepuh, dan sebagainya.

Pengamtar Sosiologi
Bentuk stratifikasi sosial diantaranya sebagai berikut :
 Sistem Kasta (tertutup)
Sistem kasta memilki karakteristik sistem kelas yang horizontal (strata) yang
merefresentasikan area-area fungsional yang terdapat dalam masyarakat. Area-area
tersebut meliputi religi (agama), pendidikan, pemerintahan dan bisnis. Masing-
masing area kemudian disusun berdasarkan atas tingkat kepentingan fungsional
dalam masyarakatnya.

 Sistem Estate (tertutup)


Bentuk kedua dari stratifikasi sosial adalah sistem estate yang pada dasarnya juga
berdasarkan pada sistem kelas tertutup, tetapi lebih luas bila dibandingkan dengan
sistem kasta. Sistem estate mencapai masa kejayaannya pada masa feodalisme di
eropa dan masih digunakan oleh beberapa negara yang tetap mempertahankan sistem
aristokrasi atau kepemilikan tanah secara turun temurun (feodalis Eropa). Istilah
”estate” berasal dari istilah feodal Eropa.
 Sistem Kelas (terbuka)
Status sosial yang mereka peroleh dari ukuran ekonomi yaitu seberapa besar
kekayaan yang dipunyai. Ketiga kelas tersebut adalah kelas atas (kelas kaya), kelas
bawah (kelas miskin) dan kelas yang ketiga, yang berada diantara kelas kaya dan
kelas miskin tersebut yakni kelas menengah. Contoh dalam dunia peternakan seperti
para peternak kambing yang terdiri dari beberapa lapisan/stratifikasi baik kelas atas
maupun kelas bawah, karena rata-rata peternak kambing di pedesaan keadaan
ekonominya masih jauh dari mencukupi.

Pengamtar Sosiologi
e. Fungsi Stratifikasi Sosial
Stratifikasi sosial dapat berfungsi sebagai berikut :
 Distribusi hak-hak istimewa yang objektif, seperti menentukan penghasilan,
tingkat kekayaan, keselamatan, dan wewenang pada jabatan, pangkat,
kedudukan seseorang.
 Sistem pertanggaan (Tingkatan) pada strata yang diciptakan masyarakat yang
menyangkut prestise dan penghargaan, Misalnya: Pada seorang yang
menerima anugerah penghargaan gelar kebangsawanan, dan lain sebagainya.
 Kriteria sistem pertentangan, yaitu apakah di dapat melalui kualitas pribadi
keanggotaan kelompok, kerabat tertentu, kepemilikikan, wewenang atau
kekuasaan.
 Penentuan lambang-lambang (Simbol status) atau kedudukan, seperti tingkah
laku, cara berpakaian dan bentuk rumah.
 Tingkat mudah tidaknya bertukar kedudukan.
 Alat solidaritas di antara individu-individu/ kelompok yang menduduki
system sosial yang sama dalam masyarakat.

Fungsi Stratifikasi Sosial di dalam bidang Peternakan : Mempermudah dalam proses


penyuluhan maupun proses penggolongan, apakah itu penggolongan berdasarkan
ekonomi maupun pendidikan.

D. KELOMPOK SOSIAL

a. Pengertian Kelompok Sosial

Pada dasarnya, setiap individu merupakan bagian dari kelompok sosial. Peran
kelompok sosial bagi kehidupan manusia sangatlah penting. Tanpa kita sadari
ada banyak bentuk-bentuk kelompok sosial disekitar kita (yang akan kita bahas
nanti satu persatu).

Kelompok sosial merupakan sekumpulan individu dengan karakteristik tertentu


dan kesamaan identitas yang saling berinteraksi bersama serta memiliki
kesadaran kolektif sebagai satu kesatuan.

Pengamtar Sosiologi
b. Ciri-ciri Kelompok Sosial

Terdapat beberapa ciri-ciri dari kelompok sosial, yaitu:

1. Individu yang berinteraksi mengidentifikasi dirinya sebagai anggota


kelompok serta memiliki kesadaran bahwa ia merupakan bagian dari
kelompok;
2. Pihak luar mendefinisikan individu yang berinteraksi sebagai anggota
kelompok;
3. Terdapat hubungan yang sifatnya timbal balik. Artinya, dalam proses
interaksi sehari-hari, baik itu indivdu maupun kelompoknya dapat
saling mempengaruhi satu sama lain;
4. Memiliki norma dan nilai yang disepakati bersama sebagai pengikat
dalam bersikap dan bertingkah laku antar sesama anggota kelompok
sehingga timbul kesamaan pola perilaku;
5. Memiliki rasa kebersamaan dan solidaritas;
6. Memiliki kesamaan motif, visi dan tujuan;
7. Bersistem dan berproses. Dalam kaitan ini, kelompok sosial
terbentuk dalam jangka waktu tertentu dan sebagai konsekuensi dari
interaksi dan aktivitas yang dilakukan secara terus-menerus.

c. Syarat Terbentuknya Kelompok Sosial

Sekumpulan orang dapat disebut sebagai kelompok sosial apabila


memenuhi 3 syarat utama berikut:

 Setiap anggota kelompok menyadari bahwa ia merupakan bagian dari


kelompoknya
 Setiap anggota kelompok memiliki kesamaan latar belakang atau
karakterisitk
 Terdapat struktur, norma dan pola perilaku;

d. Faktor Utama Pembentuk Kelompok Sosial

Berbagai kelompok sosial hadir dalam masyarakat kita karena pada


dasarnya manusia merupakan makhluk sosial yang membutuhkan orang
lain untuk dapat bertahan hidup. Kelompok sosial telah menandai
perkembangan kehidupan masyarakat kita sehari-hari. Dalam hal ini,
terdapat faktor-faktor yang melatarbelakangi pembentukan kelompok
sosial, yaitu kesadaran kolektif, kesamaan karakteristik serta adanya
tujuan yang ingin dicapai bersama.

Pengamtar Sosiologi
e. Jenis dan Contoh Kelompok Sosial

Terdapat banyak sekali jenis-jenis kelompok sosial dalam masyarakat


yang tanpa kita sadari kita merupakan salah satu anggota kelompok
sosial tersebut. Berikut merupakan beberapa tipe kelompok sosial yang
terbagi berdasarkan keriteria tertentu, yaitu:

1. Jenis Kelompok Sosial berdasarkan Kepentingan dan


Wilayah

Sekelompok orang yang hidup bersama dalam satu kesatuan


wilayah tempat tinggal dan memiliki kepentingan bersama
disebut sebagai komunitas. Cakupan wilayah tempat tinggal
komunitas ada yang sempit/terbatas dan ada yang sangat luas.
Anggota komunitas disatukan oleh ikatan emosional atau
perasaan saling memiliki dan sepenanggungan. Adanya ikatan
emosinal pada akhirnya memunculkan solidaritas antar anggota
kominitas

Terdapat empat contoh kelompok berdasarkan kepentingan dan


wilayah, yaitu:

 Suku/Kelompok Etnik => Merupakan sebuah komunitas yang


anggotanya memiliki ciri-ciri khusus yang membedakannya
dengan masyarakat umum. Sebagian besar suku / kelompok
etnik merupakan kelompok minoritas. Suku/kelompok etnik
terbentuk akibat dari adanya migrasi, perang, perbudakan atau
perubahan batas wilayah politik. Contoh suku-suku di
Indonesia yaitu suku Dayak, suku Baduy, dsb.
 Bangsa => Merupakan suatu komunitas dalam cakupan yang
sangat luas dan memiliki anggota yang sangat banyak.
Anggota suatu bangsa memiliki kesamaan bahasa, sejarah dan
kebudayaan. Hal yang terpenting adalah tiap anggota bangsa
harus memiliki kesadaran sebagai bagian dari suatu bangsa.
Sebagai contoh, dalam wilayah kesatuan Nusantara yang
terdiri dari ribuan pulau, lahir bangsa Indonesia yang
terbentuk atas dasar kesepakatan anggotanya untuk merdeka
dan hidup bersatu.
 Desa => Merupakan komunitas tempat tinggal penduduk
dengan ciri khusus berupa adanya sikap kekeluargaan yang
tinggi dan aktivitas ekonomi yang berpusat pada sektor
agraria / pertanian. Dari segi cakupan wilayah dan jumlah
anggotanya, desa cenderung memiliki luas wilayah yang
terbatas serta jumlah penduduk relatif sedikit.

Pengamtar Sosiologi
 Kota => Merupakan suatu komunitas tempat tinggal dengan
jumlah penduduk yang relatif banyak. Ciri khusus kota yaitu
masyarakatnya bersifat heterogen (beragam), baik itu dari
segi pekerjaan, tingkat pendidikn, latar belakang budaya serta
agama dsb.

2. Jenis Kelompok Sosial Berdasarkan Sikap Anggota

Dalam membahas kelompok sosial yang beragam terdapat


kelompok yang terbentuk berdasarkan kesamaan sikap antar
anggota kelompok. Dalam hal ini terdapat dua bentuk kelompok
sosial berdasarkan kesamaan sikap anggotanya, yaitu:

 Kelas sosial => Merupakan sekelompok orang dengan posisi/


tingkat kedudukan yang sama. Kelas sosial diukur
berdasarkan kekayaan, tingkat pendidikan, jabatan seseorang
dsb.
 Kelompok sosial => Merupakan sekelompok orang yang
memiliki asal-usul, golongan atau ciri-ciri fisik yang sama.
Bentuk-bentuk kelompok sosial ini terbagi kedalam kelompok
etnisitas, ras, agama dan gender.

Terdapat dua bentuk kelompok sosial yang memiliki ciri khas


tersendiri karena dibentuk atas dasar keturunan, yaitu:

 Kasta => Merupakan kelompok yang terbentuk berdasarkan


ikatan kelahiran. Setiap kasta memiliki tradisi dan ritual
tersendiri. Kasta merupakan tipe kelompok yang tertutup,
dalam artian bahwa interaksi antar individu yang berbeda
kasta sangat dibatasi. Sebagai contoh, di India, sistem kasta
terbagi menjadi empat tingkatan yaitu Brahmana, Ksatria,
Vaisya dan yang terbawah adalah Sudra.
 Bangsawan => Merupakan kelompok yang terbentuk
berdasarkan ikatan kelahiran dari keluarga kerajaan. Sebagai
contoh pada masyarakat Jawa kita mengenal sebutan kaum
priyayi, yaitu para keturunan raja yang terpelajar. Para priyayi
menduduki posisi sosial tinggi dalam masyarakat dengan
menduduki berbagai jabatan pemerintahan.

Pengamtar Sosiologi
Terdapat dua bentuk kelompok sosial yang bersifat teratur:

 Gemeinschaft (Paguyuban) => Paguyuban memiliki ciri ikatan


batin yang murni atau organik, yang artinya kelompok
diibaratkan seperti organ manusia yang tercipta dengan fungsinya
masing-masing serta saling membutuhkan dan berkaitan satu
sama lainnya. Contoh paguyuban adalah keluarga serta kerabat
dekat.
 Gesselschaft (Patembayan) => Adapun patembayan memiliki ciri
ikatan batin yang mekanis, yakni kelompok yang terbentuk atas
dasar visi/tujuan bersama. Contoh patembayan adalah partai
politik, komunitas pecinta kucing, persatuan buruh, dan lain
sebagainya.

Terdapat dua bentuk kelompok sosial yang bersifat tidak teratur, yaitu:

 Kerumunan => Merupakan sekumpulan orang yang berada di


suatu tempat tanpa pola hubungan yang tetap/ajeg. Kerumunan
memiliki kepentingan yang bersifat terbatas, sementara dan tidak
terorganisir. Contoh kerumunan misalnya penumpang pesawat
dan penonton konser. Terdapat sekumpulan orang di suatu tempat
tertentu dimana komunikasi mungkin terjadi namun tidak ada
pola hubungan. Ketika individu sudah sampai tujuan atau konser
berakhir maka anggota kerumunan akan bubar dengan sendirinya
(tidak ajeg)
 Publik => Merupakan kumpulan individu dalam skala luas yang
berinteraksi melalui perantara atau alat-alat komunikasi. Publik
merupakan kelompok yang tidak berupa kesatuan karena tidak
terjadinya interaksi yang sifatnya langsung. Sebagai contoh yaitu
para pemirsa televisi (perantara TV), pendengar radio (perantara
radio) serta pembaca surat kabar (perantara surat kabar).

Pengamtar Sosiologi
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
 Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang
pergaulan hidup antara seseorang dengan seseorang, perseorangan dengan
golongan atau golongan dengan golongan. Dengan demikian terdapat dua
unsur pokok dalam sosiologi, yaitu manusia dan hubungan sosial
(masyarakat)..
 Dalam Sosiologi terdapat 4 Cabang Ilmu Sosiologi yaitu :
- Sosiologi Industri
- Sosiologi Hukum.
- Sosiologi Pendidikan.
- Sosiologi Perilaku Menyimpang
 Objek sosiologi adalah masyarakat yang dilihat dari sudut pandang
hubungan antarmanusia dan proses yang timbul dari hubungan manusia di
dalam masyarakat.
 Sosialisasi merupakan suatu proses di mana seseorang menghayati
(mendarahdagingkan-internalize) norma-norma kelompok di mana ia
hidup sehingga timbullah diri yang unik, karena pada awal kehidupan tidak
ditemukan apa yang disebut dengan "diri".
 Jenis Sosialisasi dan Pola Sosialisasi terbagi atas sosialisasi primer dan
sekunder
 Kelompok Sosial adalah kumpulan manusia yang memiliki kesadaran
bersama akan keanggotaan dan saling berinteraksi.

Pengamtar Sosiologi
DAFTAR PUSTAKA

https://ascensionortho.com/sejarah-sosiologi/
https://tirto.id/pengertian-sosiologi-dan-teori-teori-dasarnya-dari-para-ahli-f8Ty
https://www.studiobelajar.com/sosialisasi/
https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&ved=2ahUKEwiJ0MzMzObwAhUk0uAKHdJXDcYQFjAA
egQIAxAD&url=http%3A%2F%2Fvolcano.fis.um.ac.id%2Fwp-content%2Fuploads
%2F2015%2F03%2Fmakalah-stratifikasi-sosial.docx&usg=AOvVaw3e1b8ie2Ti81QrQx0nQnsw
https://www.studiobelajar.com/kelompok-sosial/

Pengamtar Sosiologi

Anda mungkin juga menyukai