PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sebagai kita telah maklum bahwa ilmu pengetahuan merupakan suatu hasil penelitian
yang sistematik atas fakta-fakta mengenai bidang0bidang tertentu. Para ahli sosiologi
mempelajari struktur-struktur dan proses-proses kehidupan sebagai suatu keseluruhan, dan
karenanya memerlukan suatu pendekatan yang berlainan dari pada ilmu-ilmu pengetahuan
lainnya yang dikaitkan dengan satu dan lain aspek kehidupan sosial yang terbatas.
Kita tahu sosiologi merupakan suatu ilmu yang masih muda, walau telah mengalami
perkembangan yang cukup lama. Sejak manusia mengenal kebudayaan dan peradaban,
masyarakat manusia sebagai proses pergaulan hidup. Oleh karena itu perlunya kita
mengetahui lebih dalam bagaimana sejarah awal munculnya ilmu sosiologi dari masa awal
kemudian perkembangannya sampai tokoh-tokoh yang berperan penting dalam
perkembangan ilmu sosiologi serta apa saja karya-karta yang telah mereka buat. Dalam
makalah ini akan dipaparkan pembahasan mengenai hal-hal tersebut
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah:
1. Bagaimana Sejarah Perkembangan Sosiologi?
2. Siapa saja tokoh-tokoh yang berperan penting dalam perkembangan Ilmu
Sosiologi?
3. Apa saja teori atau karya yang digagas oleh tokoh-tokoh dalam Ilmu
Sosiologi?
C. Tujuan
Adapun tujuan dalam makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui sejarah perkembangan Sosiologi
2. Untuk mengetahui tokoh-tokoh yang berperan penting dalam perkembangan
Ilmu Sosiologi
3. Untuk mengetahui teori atau karya yang digagas oleh tokoh-tokoh dalam Ilmu
Sosiologi
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Istilah Sosiologi
Pada tahun 1838, istilah Sosiologi sebagai cabang Ilmu Sosial dicetuskan pertama kali
oleh ilmuwan Perancis, bernama August Comte tahun dan kemudian dikenal sebagai Bapak
Sosiologi. Sosiologi sebagai ilmu yang mempelajari tentang masyarakat lahir di Eropa karena
ilmuwan Eropa pada abad ke-19 mulai menyadari perlunya secara khusus mempelajari
kondisi dan perubahan sosial. Para ilmuwan itu kemudian berupaya membangun suatu teori
sosial berdasarkan ciri-ciri hakiki masyarakat pada tiap tahap peradaban manusia. Comte
membedakan antara sosiologi statis, dimana perhatian dipusatkan pada hukum-hukum statis
yang menjadi dasar adanya masyarakat dan sosiologi dinamis dimana perhatian dipusatkan
tentang perkembangan masyarakat dalam arti pembangunan. Rintisan Comte tersebut
disambut hangat oleh masyarakat luas, tampak dari tampilnya sejumlah ilmuwan besar di
bidang sosiologi. Mereka antara lain Herbert Spencer, Karl Marx, Emile Durkheim,
Ferdinand Tönnies, Georg Simmel, Max Weber, dan Pitirim Sorokin (semuanya berasal dari
Eropa). Masing-masing berjasa besar menyumbangkan beragam pendekatan mempelajari
masyarakat yang amat berguna untuk perkembangan Sosiologi.
Kata sosiologi pertama digunakan oleh Auguste Comte orang Prancis pada tahun 1838
dalam bukunya yang berjudul Positive Philosophy hingga Comte umumnya dianggap bapak
sosiologi. Seorang warga negara Prancis bernama Herbert Spencer pada tahun 1978
mengembangkan teori yang diberi nama “Evolusi Sosial” dimana setelah teori tersebut
diterima masyarakat kemudian di tolak, namun sekarang diterima kembali dalam bentuk yang
berbeda, Spencer menggunakan teori Darwin dalam masyarakat manusia.
Émile Durkheim — ilmuwan sosial Perancis — berhasil melembagakan Sosiologi
sebagai disiplin akademis. Emile memperkenalkan pendekatan fungsionalisme yang berupaya
menelusuri fungsi berbagai elemen sosial sebagai pengikat sekaligus pemelihara keteraturan
sosial. Pada tahun 1895 Emile Dukheim menerbitkan buku Rules of Sociological Metodologi
of Sociological method yang menguraikan metodologi tentang bunuh diri pada berbagai
kelompok masyarakat atau penduduk. Dukheim adalah salah satu pelapor terkemuka dalam
mengembangkan sosiologi.
Pada tahun 1876 di Inggris Herbert Spencer mempublikasikan Sosiology dan
memperkenalkan pendekatan analogi organik, yang memahami masyarakat seperti tubuh
manusia, sebagai suatu organisasi yang terdiri atas bagian-bagian yang tergantung satu sama
lain. Karl Marx memperkenalkan pendekatan Materialisme Dialektis, yang menganggap
konflik antar-kelas sosial menjadi intisari perubahan dan perkembangan masyarakat. Max
Weber (1864-1920) memperkenalkan pendekatan Verstehen (pemahaman), yang berupaya
menelusuri nilai, kepercayaan, tujuan, dan sikap yang menjadi penuntun perilaku manusia.
Weber percaya bahwa metode-metode yang digunakan dalam Ilmu Pengetahuan Alam tidak
bisa digunakan untuk menguji persoalan dalam ilmu sosial.
Pada tahun 1890-an mata pelajaran sosiologi mulai dimunculkan diberbagai universitas.
Pada tahun 1895 jurnal sosiologi Amerika mulai diterbitkan pada tahun 1909 didirikan
American Sociological Industrialisasi. Kemudian seorang Amerika yang bernama Laster
Word menerbitkan sebuah buku berjudul Dynamic Sociology di dalam buku itu
menganjurkan suatu kemajuan sosial melalui aksi sosial yang dibimbing oleh ahli sosiologi.
Sosiologi termasuk ilmu yang paling muda dibandingkan dengan ilmu-ilmu sosial yang
ada. Sosiologi juga bersumber dari filsafat. Filsafat merupakan induk dari segala ilmu
pengetahuan (mater scientarium) semua ilmu pengetahuan yang kita ketahui selama ini .
Filsafat pada masa itu mencakup pula segala usaha pemikiran mengenai masyarakat. Makin
berkembangnya zaman dan tumbuhnya peradaban manusia, berbagai ilmu pengetahuan yang
semula tergabung dalam filsafat mulai memisahkan diri dan berkembang menurut tujuan
masing-masing.
Astronomi (ilmu tentang bintang-bintang) dan Fisika (ilmu alam) merupakan cabang-
cabang filsafat yang pertama kali memisahkan diri. Kemudian, diikuti oleh ilmu Kimia,
Biologi, dan Geologi. Pada abad ke-19, dua ilmu pengetahuan baru muncul, yaitu Psikologi
(ilmu yang mempelajari perilaku dan sifat-sifat manusia) dan Sosilogi (ilmu yang
mempelajari masyarakat). Dengan demikian, timbullah sosiologi sebagai ilmu pengetahuan
yang di dalam proses pertumbuhannya dapat dipisahkan dari ilmu-ilmu kemasyarakatan
lainnya, seperti Ekonomi dan Sejarah.
Pemikiran terhadap masyarakat dan lambat laun mendapat bentuk sebagai suatu ilmu
pengetahuan yang dinamakan sosiologi, pertama kali terjadi di Benua Eropa. Banyak usaha
dilakukan manusia baik bersifat ilmiah maupun nonilmiah yang membentuk sosiologi sebagai
ilmu pengetahuan dan berdiri sendiri. Beberapa faktor pendorong utama munculnya sosiologi
adalah meningkatnya perhatian terhadap kesejahteraan masyarakat dan perubahan-perubahan
yang terjadi di dalam masyarakat.
Sosiologi di Amerika Serikat dihubungkan dengan usaha-usaha untuk meningkatkan
keadaan sosial manusia dan sebagai pendorong untuk menyelesaikan persoalan yang
ditimbulkan oleh kejahatan, pelanggaran, pelacuran, pengangguran, kemiskinan, konflik,
peperangan, dan masalah sosial lainnya.
Banyak ahli sepakat bahwa faktor yang melatar belakangi kelahiran sosiologi adalah
adanya krisis yang terjadi di dalam masyarakat. Laeyendecker, misalnya mengaitkan
kelahiran sosiologi dengan serangkaian perubahan di bidang sosial politik. Perubahan
berkenaan dengna adanya reformasi Marthin Luther, meningkatnya individualisme, lahirnya
ilmu pengetahuan modern, berkembangnya kepercayaan pada diri sendiri, terjadinya
Revolusi Industri pada abad ke-18, serta terjadinya Revolusi Prancis.
Pada abad ke-19 seorang filsuf bangsa Prancis bernama Auguste Comte, telah menulis
beberapa buku yang berisi pendekatan-pendekatan umum untuk mempelajari masyarakat. Dia
berpendapat bahwa ilmu pengetahuan mempunyai urutan-urutan tertentu berdasarkan logika.
Setiap penelitian dilakukan melalui tahap-tahap tertentu untuk mencapai tahap akhir, yaitu
Ilmiah. Oleh sebab itu, Auguste Comte menyarankan agar semua penelitian terhadap
masyarakat ditingkatkan menjadi suatu ilmu tentang masyarakat yang berdiri sendiri. Dari
kondisi tersebut, diartikan bahwa sosiologi adalah ilmu pengetahuan kemasyarakatan umum
yang merupakan hasil akhir dari perkembangan ilmu pengetahuan. Sosilogi lahir pada saat-
saat terakhir perkembangan ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, sosiologi didasarkan pada
kemajuan-kemajuan yang telah dicapai oleh ilmu pengetahuan lainnya.
Lahirnya sosiologi tercatat pada tahun 1842, tatkala Auguste Comte menerbitkan buku
berjudul Positive-philosophy. Beberapa pandangan penting yang dikemukakan oleh Auguste
Comte adalah "hukum kemajuan manusia" atau "hukum tiga jenjang", Menurut pandangan
ini, sejarah akan melewati tiga jenjang yang mendaki. Ketiga jenjang tersebut adalah :
1. Jenjang Teologi
Pada jenjang ini, manusia mencoba menjelaskan gejala disekitarnya dengan mengacu pada
hal-hal yang besifat adikodrati (diluar kodrat alam)
2. Jenjang Metafisika
pada jenjang ini, manusia mengacu pada kekuatan-kekuatan metafisi atau abstrak.
3. Jenjang Positif
pada jenjang ini, penjelasan gejala alam ataupun sosial dilakukan dengan mengacu pada
deskripsi ilmiah.
Setengah abad setelah Herbert Spencer mengembangkan suatu sistematika penelitian
masyarakat dalam bukunya yang berjudul Priciples of Sociology, istilah sosiologi menjadi
lebih populer. Berkat jasa Herbert Spencer pula, sosiologi akhirnya berkembang dengan
pesat. Sosiologi berkembang dengan pesat pada abad ke-20, terutama di Prancis, Jerman, dan
Amerika Serikat walaupun arah perkembangannya di ketiga negara tersebut berbeda satu
sama lain. Sosilogi kemudian menyebar ke berbagai benua dan negara-negara lain termasuk
Indonesia.
1. Perkembangan Awal
Para pemikir Yunani Kuno, terutama Sokrates, Plato, dan Aristoteles, beranggapan
bahwa masyarakat terbentuk begitu saja. Masyarakat mengalami perkembangan dan
kemunduran tanpa ada yang bisa mencegah. Kemakmuran dan krisis dalam masyarakat
merupakan masalah yang tidak terelakkan. Anggapan tersebut terus dianut semasa Abad
Pertengahan (abad V Masehi sampai akhir abad XIV Masehi). Para pemikir, seperti
Agustinus, Avicenna (Ibnu Sina), dan Thomas Aquinas menegaskan bahwa nasib masyarakat
harus diterima sebagai bagian dari kehendak Ilahi. Sebagai makhluk yang fana manusia tidak
bisa mengetahui, apalagi menentukan apa yang akan terjadi pada masyarakat. Pertanyaan
(mengapa bisa begini atau mengapa bisa begitu) dan pertanggungjawaban ilmiah (buktinya
ini atau itu) tentang perubahan masyarakat belum terpikirkan pada masa itu.
4. Max Webber(1864-1920)
Max Webber, seorang Jerman, berusaha memberikan pengertian mengenai perilaku
manusia dan sekaligus menelaah sebab-sebab terjadinya interaksi social. Max juga terkenal
dengan teori ideal typus, yaitu merupakan suatu konstruksi dalam pikiran seorang peneliti
yang dapat digunakan sebagai alat untuk menganalisis gejala-gejala dalam masyarakat. Karya
yang ditulisnya antara lain
1. The History of Trading Companies During the Moddle Ages (disertasi,1889)
2. Economy and Society (1920)
3. Collected Essays on Sociology of Region (3 jilid, 1921)
4. Collected Essays on Sociology and Social Problems (1924)
5. From Max Webber : Essays in Sociology (1946)
6. The Theori of Social and Economic Organization (1947)
7. Alex Webber on The Methodology of Social Sciences (1949)
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada tahun 1838, istilah Sosiologi sebagai cabang Ilmu Sosial dicetuskan pertama kali oleh
ilmuwan Perancis, bernama August Comte tahun dan kemudian dikenal sebagai Bapak
Sosiologi.
Émile Durkheim — ilmuwan sosial Perancis — berhasil melembagakan Sosiologi sebagai
disiplin akademis.
Pada tahun 1895 Emile Dukheim menerbitkan buku Rules of Sociological Metodologi of
Sociological method yang menguraikan metodologi tentang bunuh diri pada berbagai
kelompok masyarakat atau penduduk.
Kronologi Sejarah Perkembangan Sosiologi
Perkembangan Awal
Para pemikir Yunani Kuno, terutama Sokrates, Plato, dan Aristoteles, beranggapan
bahwa masyarakat terbentuk begitu saja. Masyarakat mengalami perkembangan dan
kemunduran tanpa ada yang bisa mencegah. Kemakmuran dan krisis dalam masyarakat
merupakan masalah yang tidak terelakkan.
Abad Pencerahan (Rintisan Kelahiran Sosiologi)
Sosiologi modern berakar pada karya para pemikir Abad Pencerahan; abad XVII
Masehi. Abad itu ditandai oleh beragam penemuan di bidang ilmu pengetahuan. Derasnya
perkembangan ilmu pengetahuan membawa pengaruh terhadap pandangan mengenai
perubahan masyarakat.
Abad Revolusi (Pemicu Lahirnya Sosiologi)
Perubahan pada Abad Pencerahan membawa perubahan revolusioner sepanjang abad
XVIII Masehi. Perubahan itu dikatakan revolusioner karena struktur (tatanan) masyarakat
lama dengan cepat berganti dengan struktur yang baru. Revolusi sosial yang paling jelas
tampak dalam Revolusi Amerika, Revolusi Industri, dan Revolusi Prancis, Ketiga revolusi itu
berpengaruh ke seluruh dunia.
B. SARAN
Sosiologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang masyarakat. Oleh kerana itu
setiap orang harus mempelajarinya demi terciptanya masyarakat yang mengerti dan paham
bagaimana untuk berperan dalam masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA