Anda di halaman 1dari 12

BAB I 

 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah

Sebagai kita telah maklum bahwa ilmu pengetahuan merupakan suatu hasil penelitian
yang sistematik atas fakta-fakta mengenai bidang0bidang tertentu. Para ahli sosiologi
mempelajari struktur-struktur dan proses-proses kehidupan sebagai suatu keseluruhan, dan
karenanya memerlukan suatu pendekatan yang berlainan dari pada ilmu-ilmu pengetahuan
lainnya yang dikaitkan dengan satu dan lain aspek kehidupan sosial yang terbatas.
Kita tahu sosiologi merupakan suatu ilmu yang masih muda, walau telah mengalami
perkembangan yang cukup lama. Sejak manusia mengenal kebudayaan dan peradaban,
masyarakat manusia sebagai proses pergaulan hidup. Oleh karena itu perlunya kita
mengetahui lebih dalam bagaimana sejarah awal munculnya ilmu sosiologi dari masa awal
kemudian perkembangannya sampai tokoh-tokoh yang berperan penting dalam
perkembangan ilmu sosiologi serta apa saja karya-karta yang telah mereka buat. Dalam
makalah ini akan dipaparkan pembahasan mengenai hal-hal tersebut

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah:
1. Bagaimana Sejarah Perkembangan Sosiologi?
2. Siapa saja tokoh-tokoh yang berperan penting dalam perkembangan Ilmu
Sosiologi?
3. Apa saja teori atau karya yang digagas oleh tokoh-tokoh dalam Ilmu
Sosiologi?

C. Tujuan
Adapun tujuan dalam makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui sejarah perkembangan Sosiologi
2. Untuk mengetahui tokoh-tokoh yang berperan penting dalam perkembangan
Ilmu Sosiologi
3. Untuk mengetahui teori atau karya yang digagas oleh tokoh-tokoh dalam Ilmu
Sosiologi
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Istilah Sosiologi

Pada tahun 1838, istilah Sosiologi sebagai cabang Ilmu Sosial dicetuskan pertama kali
oleh ilmuwan Perancis, bernama August Comte tahun dan kemudian dikenal sebagai Bapak
Sosiologi. Sosiologi sebagai ilmu yang mempelajari tentang masyarakat lahir di Eropa karena
ilmuwan Eropa pada abad ke-19 mulai menyadari perlunya secara khusus mempelajari
kondisi dan perubahan sosial. Para ilmuwan itu kemudian berupaya membangun suatu teori
sosial berdasarkan ciri-ciri hakiki masyarakat pada tiap tahap peradaban manusia. Comte
membedakan antara sosiologi statis, dimana perhatian dipusatkan pada hukum-hukum statis
yang menjadi dasar adanya masyarakat dan sosiologi dinamis dimana perhatian dipusatkan
tentang perkembangan masyarakat dalam arti pembangunan. Rintisan Comte tersebut
disambut hangat oleh masyarakat luas, tampak dari tampilnya sejumlah ilmuwan besar di
bidang sosiologi. Mereka antara lain Herbert Spencer, Karl Marx, Emile Durkheim,
Ferdinand Tönnies, Georg Simmel, Max Weber, dan Pitirim Sorokin (semuanya berasal dari
Eropa). Masing-masing berjasa besar menyumbangkan beragam pendekatan mempelajari
masyarakat yang amat berguna untuk perkembangan Sosiologi.
Kata sosiologi pertama digunakan oleh Auguste Comte orang Prancis pada tahun 1838
dalam bukunya yang berjudul Positive Philosophy hingga Comte umumnya dianggap bapak
sosiologi. Seorang warga negara Prancis bernama Herbert Spencer pada tahun 1978
mengembangkan teori yang diberi nama “Evolusi Sosial” dimana setelah teori tersebut
diterima masyarakat kemudian di tolak, namun sekarang diterima kembali dalam bentuk yang
berbeda, Spencer menggunakan teori Darwin dalam masyarakat manusia.
Émile Durkheim — ilmuwan sosial Perancis — berhasil melembagakan Sosiologi
sebagai disiplin akademis. Emile memperkenalkan pendekatan fungsionalisme yang berupaya
menelusuri fungsi berbagai elemen sosial sebagai pengikat sekaligus pemelihara keteraturan
sosial. Pada tahun 1895 Emile Dukheim menerbitkan buku Rules of Sociological Metodologi
of Sociological method yang menguraikan metodologi tentang bunuh diri pada berbagai
kelompok masyarakat atau penduduk. Dukheim adalah salah satu pelapor terkemuka dalam
mengembangkan sosiologi.
Pada tahun 1876 di Inggris Herbert Spencer mempublikasikan Sosiology dan
memperkenalkan pendekatan analogi organik, yang memahami masyarakat seperti tubuh
manusia, sebagai suatu organisasi yang terdiri atas bagian-bagian yang tergantung satu sama
lain. Karl Marx memperkenalkan pendekatan Materialisme Dialektis, yang menganggap
konflik antar-kelas sosial menjadi intisari perubahan dan perkembangan masyarakat. Max
Weber (1864-1920) memperkenalkan pendekatan Verstehen (pemahaman), yang berupaya
menelusuri nilai, kepercayaan, tujuan, dan sikap yang menjadi penuntun perilaku manusia.
Weber percaya bahwa metode-metode yang digunakan dalam Ilmu Pengetahuan Alam tidak
bisa digunakan untuk menguji persoalan dalam ilmu sosial.
Pada tahun 1890-an mata pelajaran sosiologi mulai dimunculkan diberbagai universitas.
Pada tahun 1895 jurnal sosiologi Amerika mulai diterbitkan pada tahun 1909 didirikan
American Sociological Industrialisasi. Kemudian seorang Amerika yang bernama Laster
Word menerbitkan sebuah buku berjudul Dynamic Sociology di dalam buku itu
menganjurkan suatu kemajuan sosial melalui aksi sosial yang dibimbing oleh ahli sosiologi. 

B. Sejarah Perkembangan Sosiologi

Sosiologi termasuk ilmu yang paling muda dibandingkan dengan ilmu-ilmu sosial yang
ada. Sosiologi juga bersumber dari filsafat. Filsafat merupakan induk dari segala ilmu
pengetahuan (mater scientarium) semua ilmu pengetahuan yang kita ketahui selama ini .
Filsafat pada masa itu mencakup pula segala usaha pemikiran mengenai masyarakat. Makin
berkembangnya zaman dan tumbuhnya peradaban manusia, berbagai ilmu pengetahuan yang
semula tergabung dalam filsafat mulai memisahkan diri dan berkembang menurut tujuan
masing-masing.
Astronomi (ilmu tentang bintang-bintang) dan Fisika (ilmu alam) merupakan cabang-
cabang filsafat yang pertama kali memisahkan diri. Kemudian, diikuti oleh ilmu Kimia,
Biologi, dan Geologi. Pada abad ke-19, dua ilmu pengetahuan baru muncul, yaitu Psikologi
(ilmu yang mempelajari perilaku dan sifat-sifat manusia) dan Sosilogi (ilmu yang
mempelajari masyarakat). Dengan demikian, timbullah sosiologi sebagai ilmu pengetahuan
yang di dalam proses pertumbuhannya dapat dipisahkan dari ilmu-ilmu kemasyarakatan
lainnya, seperti Ekonomi dan Sejarah.
Pemikiran terhadap masyarakat dan lambat laun mendapat bentuk sebagai suatu ilmu
pengetahuan yang dinamakan sosiologi, pertama kali terjadi di Benua Eropa. Banyak usaha
dilakukan manusia baik bersifat ilmiah maupun nonilmiah yang membentuk sosiologi sebagai
ilmu pengetahuan dan berdiri sendiri. Beberapa faktor pendorong utama munculnya sosiologi
adalah meningkatnya perhatian terhadap kesejahteraan masyarakat dan perubahan-perubahan
yang terjadi di dalam masyarakat.
Sosiologi di Amerika Serikat dihubungkan dengan usaha-usaha untuk meningkatkan
keadaan sosial manusia dan sebagai pendorong untuk menyelesaikan persoalan yang
ditimbulkan oleh kejahatan, pelanggaran, pelacuran, pengangguran, kemiskinan, konflik,
peperangan, dan masalah sosial lainnya.
Banyak ahli sepakat bahwa faktor yang melatar belakangi kelahiran sosiologi adalah
adanya krisis yang terjadi di dalam masyarakat. Laeyendecker, misalnya mengaitkan
kelahiran sosiologi dengan serangkaian perubahan di bidang sosial politik. Perubahan
berkenaan dengna adanya reformasi Marthin Luther, meningkatnya individualisme, lahirnya
ilmu pengetahuan modern, berkembangnya kepercayaan pada diri sendiri, terjadinya
Revolusi Industri pada abad ke-18, serta terjadinya Revolusi Prancis.
Pada abad ke-19 seorang filsuf bangsa Prancis bernama Auguste Comte, telah menulis
beberapa buku yang berisi pendekatan-pendekatan umum untuk mempelajari masyarakat. Dia
berpendapat bahwa ilmu pengetahuan mempunyai urutan-urutan tertentu berdasarkan logika.
Setiap penelitian dilakukan melalui tahap-tahap tertentu untuk mencapai tahap akhir, yaitu
Ilmiah. Oleh sebab itu, Auguste Comte menyarankan agar semua penelitian terhadap
masyarakat ditingkatkan menjadi suatu ilmu tentang masyarakat yang berdiri sendiri. Dari
kondisi tersebut, diartikan bahwa sosiologi adalah ilmu pengetahuan kemasyarakatan umum
yang merupakan hasil akhir dari perkembangan ilmu pengetahuan. Sosilogi lahir pada saat-
saat terakhir perkembangan ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, sosiologi didasarkan pada
kemajuan-kemajuan yang telah dicapai oleh ilmu pengetahuan lainnya.
Lahirnya sosiologi tercatat pada tahun 1842, tatkala Auguste Comte menerbitkan buku
berjudul Positive-philosophy. Beberapa pandangan penting yang dikemukakan oleh Auguste
Comte adalah "hukum kemajuan manusia" atau "hukum tiga jenjang", Menurut pandangan
ini, sejarah akan melewati tiga jenjang yang mendaki. Ketiga jenjang tersebut adalah :
1.     Jenjang Teologi
Pada jenjang ini, manusia mencoba menjelaskan gejala disekitarnya dengan mengacu pada
hal-hal yang besifat adikodrati (diluar kodrat alam)
2.     Jenjang Metafisika
pada jenjang ini, manusia mengacu pada kekuatan-kekuatan metafisi atau abstrak.
3.     Jenjang Positif
pada jenjang ini, penjelasan gejala alam ataupun sosial dilakukan dengan mengacu pada
deskripsi ilmiah.
Setengah abad setelah Herbert Spencer mengembangkan suatu sistematika penelitian
masyarakat dalam bukunya yang berjudul Priciples of Sociology, istilah sosiologi menjadi
lebih populer. Berkat jasa Herbert Spencer pula, sosiologi akhirnya berkembang dengan
pesat. Sosiologi berkembang dengan pesat pada abad ke-20, terutama di Prancis, Jerman, dan
Amerika Serikat walaupun arah perkembangannya di ketiga negara tersebut berbeda satu
sama lain. Sosilogi kemudian menyebar ke berbagai benua dan negara-negara lain termasuk
Indonesia.

C.   Kronologi Sejarah Perkembangan Sosiologi


Sosiologi lahir sejak manusia mulai bertanya tentang masyarakat, terutama tentang
perubahannya. Ratusan tahun sebelum masehi, pertanyaan tentang perubahan masyarakat
sudah muncul. Namun, sosiologi dalam pengertian sebagai ilmu yang mempelajari
masyarakat baru lahir belasan abad kemudian. Berikut ini kronologi sejarah perkembangan
ilmu sosiologi.

1. Perkembangan Awal
Para pemikir Yunani Kuno, terutama Sokrates, Plato, dan Aristoteles, beranggapan
bahwa masyarakat terbentuk begitu saja. Masyarakat mengalami perkembangan dan
kemunduran tanpa ada yang bisa mencegah. Kemakmuran dan krisis dalam masyarakat
merupakan masalah yang tidak terelakkan. Anggapan tersebut terus dianut semasa Abad
Pertengahan (abad V Masehi sampai akhir abad XIV Masehi). Para pemikir, seperti
Agustinus, Avicenna (Ibnu Sina), dan Thomas Aquinas menegaskan bahwa nasib masyarakat
harus diterima sebagai bagian dari kehendak Ilahi. Sebagai makhluk yang fana manusia tidak
bisa mengetahui, apalagi menentukan apa yang akan terjadi pada masyarakat. Pertanyaan
(mengapa bisa begini atau mengapa bisa begitu) dan pertanggungjawaban ilmiah (buktinya
ini atau itu) tentang perubahan masyarakat belum terpikirkan pada masa itu.

2. Abad Pencerahan (Rintisan Kelahiran Sosiologi)


Sosiologi modern berakar pada karya para pemikir Abad Pencerahan; abad XVII
Masehi. Abad itu ditandai oleh beragam penemuan di bidang ilmu pengetahuan. Derasnya
perkembangan ilmu pengetahuan membawa pengaruh terhadap pandangan mengenai
perubahan masyarakat. Pandangan itu harus juga berciri ilmiah. Artinya perubahan yang
terjadi dalam masyarakat harus dapat dijelaskan secara masuk akal (rasional); berpedoman
pada akal budi manusia. Caranya dengan menggunakan metode ilmiah. Francis Bacon dari
Inggris, Rene Descartes dari Prancis, dan Wilhelm Leibnitz dari Jerman merupakan sejumlah
pemikir yang menekankan pentingnya metode ilmiah untuk mengamati masyarakat.

3.    Abad Revolusi (Pemicu Lahirnya Sosiologi)


Perubahan pada Abad Pencerahan membawa perubahan revolusioner sepanjang abad
XVIII Masehi. Perubahan itu dikatakan revolusioner karena struktur (tatanan) masyarakat
lama dengan cepat berganti dengan struktur yang baru. Revolusi sosial yang paling jelas
tampak dalam Revolusi Amerika, Revolusi Industri, dan Revolusi Prancis, Ketiga revolusi itu
berpengaruh ke seluruh dunia. Hal ini wajar mengingat kawasan Asia dan Afrika ketika itu
sedang menjadi daerah koloni Eropa.
Pada Revolusi Amerika, koloni Inggris di Amerika Utara ini membentuk negara
republik yang demokratis. Pemerintahan jenis ini baru pertama kali muncul saat itu, ketika
kebanyakan negara membentuk pemerintahan monarki. Gagasan tentang kedaulatan rakyat
(rakyat yang berkuasa) dan pentingnya Hak Asasi Manusia (semua orang bermartabat sama)
telah mengubah susunan serta kedudukan orang dan kelompok dalam masyarakat.
Pada masa Revolusi Industri muncul kalangan baru dalam masyarakat, yaitu kaum
kapitalis yang memiliki modal untuk membuat usaha, serta kaum bangsawan dan rohaniwan
yang sebelumnya lebih berkuasa mulai disaingi kaum kapitalis yang mengandalikan
ekonomi. Kemudian, muncul kesadaran akan hak asasi manusia dan persamaan semua orang
di hadapan hukum yang mengakibatkan terjadinya Revolusi Prancis. Pada saat itu, rakyat
menggulingkan kekuasaan bangsawan yang dianggap bersenang-senang di atas penderitaan
rakyat lalu membentuk pemerintahan yang lebih demokratis.
Revolusi-revolusi ini menyebabkan berbagai perubahan dan gejolak dalam masyarakat.
Tatanan yang telah berusia ratusan tahun dalam masyarakat diobrak-abrik dan
dijungkirbalikkan. Perubahan ini tidak jarang disertai peperangan, pemberontakan, dan
kerusuhan yang membawa kemiskinan dan kekacauan. Karena itulah, para ilmuwan tergugah
untuk mencari cara menganalisis perubahan secara rasional dan ilmiah sehingga dapat
diketahui sebab dan akibatnya. Tujuannya, agar bencana yang terjadi akibat perubahan dalam
masyarakat bisa diantisipasi dan dihindari.
D.   Tokoh-tokoh Sosiologi dan Karyanya
1. Auguste Comte (1789-1857)
Auguste Comte, seorang Prancis, merupakan bapak sosiologi yang pertama-tama
member nama pada ilmu tersebut (socius dan logos). Dia mempunyai anggapan bahwa
sosiologi terdiri dari dua bagian pokok, yaitu social statistic dan social dynamic. Sebagai
social statistic, sosiologi merupakan sebuah ilmu yang mempelajari hubungan timbale balik
antara lembaga-lembaga kemasyarakatan. Sebagai social dynamic, meneropong bagaimana
lembaga-lembaga itu berkembang dan mengalami perkembangan sepanjang masa. Menurut
Comte, masyarakat harus diteliti atas dasar fakta-fakta objektif dan dia juga menekankan
pentingnya penelitian-penelitian perbandingan antara pelbagai masyarakat yang berlainan.
Hasil karya Comte yang terutama adalah :
1.      The Scientific Labors Necerssary for Reorganization of Society (1822);
2.      The Positive Philosophy (6 jilid 1830-1840);
3.      Subjective Synthesis (1820-1903).

2. Herbert Spencer (1820-1903)


Dalam bukunya The Principles of Sociology ( 3 jilid, 1877), Spencer menguraikan
materi sosiologi secara rinci dan sistematis. Dia mengatakan bahwa objek sosiologi yang
pokok adalah keluarga, politik,agama,pengendalian social dan industry. Dia juga
menekankan bahwa sosiologi harus menyoroti hubungan timbale balik antara unsure-unsur
masyarakat seprti pengaruh norma-norma atas kehidupan keluarga, hubungan antara lembaga
polotik dan lembaga keagamaan. Hasil karya yang terkenal lainnya :
1.      Social Statistic (1850);
2.      Principles of Psychology (1955);
3.      Principles of Biologis (2 jilid, 1864 dan 1961)
4.      Principles of Ethics (1893)

3.        Emile Durkheim (1858-1917)


Menurut Emile Durkheim, sosiologi meneliti lembaga-lembaga dalam masyarakat dan
proses-proses social. Dalam majalah sosiologi, ia mengklasifikasikan pembagian sosiologi
atas tujuh seksi, yaitu:
1.      Sosiologi umum yang mencakup kepribadian individu dan kelompok manusia.
2.      Sosiologi agama
3.      Sosiologi hukum dan moral yang mencakup organisasi politik, organisasi social,
perkawina dan keluarga.
4.      Sosiologi tentang kejahatan
5.      Sosiologi ekonomi yang mencakup ukuran-ukuran penelitian dan kelompok kerja
6.      Demografi yang mencakup masyarakat pedesaan dan perkotaan
7.      Sosiologi estetika
Hasil karyanya yang terkemuka :
1.      The Social Division of Labor (1893)
2.      The Rules of Sociological Method (1895)
3.      The Elementary Forms of Religious (1912)

4.        Max Webber(1864-1920)
Max Webber, seorang Jerman, berusaha memberikan pengertian mengenai perilaku
manusia dan sekaligus menelaah sebab-sebab terjadinya interaksi social. Max juga terkenal
dengan teori ideal typus, yaitu merupakan suatu konstruksi dalam pikiran seorang peneliti
yang dapat digunakan sebagai alat untuk menganalisis gejala-gejala dalam masyarakat. Karya
yang ditulisnya antara lain
1.      The History of Trading Companies During the Moddle Ages (disertasi,1889)
2.      Economy and Society (1920)
3.      Collected Essays on Sociology of Region (3 jilid, 1921)
4.      Collected Essays on Sociology and Social Problems (1924)
5.      From Max Webber : Essays in Sociology (1946)
6.      The Theori of Social and Economic Organization (1947)
7.      Alex Webber on The Methodology of Social Sciences (1949)

5.        Charles Horton Cooley (1864-1929)


Seorang Amerika, Charles Horton Cooley, mengembangkan konsepsi mengenai
hubungan timbale balik dan hubungan yang tidak terpisah antara individu dengan
masyarakat. Coooley dalam mengemukakan teorinya terpengaruh aliran romantic yang
mengidamkan kehidupan bersama, rukun, damai, sebagaimana dijumpai pada masyarakat-
masyarakat yang masih bersahaja. Hasil-hasil karyanya :
1.      Human Nature and Social Order (3 jilid,1902)
2.      Social Organization (1909)
3.      Social Process (1918)

6.         Pierre Guillaurne Frederic Le Play (1806-1882)


Le Play mengenalkan suatu metode tertentu di dalam meneliti dan menganalisis gejala-
gejala social, yaitu dengan jalan mengadakan observasi terhadap fakta-fakta social dan
analisis induktif. Kemudian ia juga menggunakan metode case study dalam penelitian-
penelitian sosial. Penelitian-penelitiannya terhadap masyarakat menghasilkan dalil bahwa
lingkungan geografis menentukan jenis pekerjaan dan hal ini mempengaruhi organisasi
ekonomi, keluarga, serta lembaga-lembaga lainnya. Karangan-karangan yang pernah di
buatnya:
1.      European Worker (1855);
2.      Social Reform in France (1864)
3.      The Organization of The Family (1871)
4.      The Organization of Labor (1872)

E. Metode-metode dalam Sosiologi


Pada dasarnya terdapat dua jenis cara kerja atau metode, yaitu metode kualitatif dan
metode kuantitatif. Metode kualitatif mengutamakan bahan yang sukar dapat diukur dengan
angka-angka atau dengan ukuran-ukuran lain yang bersifat eksak, walaupun bahan-bahan
tersebut terdapat dengan nyata didalam masyarakat. Didalam metode kualitatif termasuk
metode historis dan metode komparatif yang keduanya dikombinasikan menjadi historis
komparatif. Metode historis mempergunakan analisa atas peristiwa-peristiwa dalam masa
silam untuk merumuskan prinsip-prinsip umum.
Metode komparatif mementingkan perbandingan antara bermacam-macam
masyarakat beserta bidang-bidangnya, untuk memperoleh perbedaan-perbedaan dan
persamaan serta sebab-sebabnya. Perbedaan-perbedaan dan persamaan-persamaan tersebut
bertujuan untuk mendapatkan petunjuk-petunjuk mengenai perikelakuan masyarakat pada
masa silam dan masa sekarang.
Metode kuantitatif mengutamakan bahan-bahan keterangan dengan angka-angka,
sehingga gejala-gejala yang ditelitinya dapat diukur dengan mempergunakan skala-skala,
indeks, table-tabel dan formula-formula yang semuanya itu sedikit banyaknya
mempergunakan ilmu pasti atau matematika. Metode kuantitatif adalah metode statistic yang
bertujuan menelaah gejala-gejala sosial secara matematis.
Akhirnya sosiologi juga sering  mempergunakan metode functionalism. Secara
singkat dapat dijelaskan bahwa metode functionalism bertujuan untuk meneliti kegunaan
lembaga-lembaga kemasyarakatan dan struktur sosial dalam masyarakat.
Motode-metode sosiologi tersebut diatas bersifat saling melengkapi dan para ahli
sosiologi seringkali mempergunakan lebih dari satu metode untuk menyelidiki objeknya.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

      Pada tahun 1838, istilah Sosiologi sebagai cabang Ilmu Sosial dicetuskan pertama kali oleh
ilmuwan Perancis, bernama August Comte tahun dan kemudian dikenal sebagai Bapak
Sosiologi.
      Émile Durkheim — ilmuwan sosial Perancis — berhasil melembagakan Sosiologi sebagai
disiplin akademis.
      Pada tahun 1895 Emile Dukheim menerbitkan buku Rules of Sociological Metodologi of
Sociological method yang menguraikan metodologi tentang bunuh diri pada berbagai
kelompok masyarakat atau penduduk.
Kronologi Sejarah Perkembangan Sosiologi
      Perkembangan Awal
Para pemikir Yunani Kuno, terutama Sokrates, Plato, dan Aristoteles, beranggapan
bahwa masyarakat terbentuk begitu saja. Masyarakat mengalami perkembangan dan
kemunduran tanpa ada yang bisa mencegah. Kemakmuran dan krisis dalam masyarakat
merupakan masalah yang tidak terelakkan.
      Abad Pencerahan (Rintisan Kelahiran Sosiologi)
Sosiologi modern berakar pada karya para pemikir Abad Pencerahan; abad XVII
Masehi. Abad itu ditandai oleh beragam penemuan di bidang ilmu pengetahuan. Derasnya
perkembangan ilmu pengetahuan membawa pengaruh terhadap pandangan mengenai
perubahan masyarakat.
      Abad Revolusi (Pemicu Lahirnya Sosiologi)
Perubahan pada Abad Pencerahan membawa perubahan revolusioner sepanjang abad
XVIII Masehi. Perubahan itu dikatakan revolusioner karena struktur (tatanan) masyarakat
lama dengan cepat berganti dengan struktur yang baru. Revolusi sosial yang paling jelas
tampak dalam Revolusi Amerika, Revolusi Industri, dan Revolusi Prancis, Ketiga revolusi itu
berpengaruh ke seluruh dunia.

B. SARAN
Sosiologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang masyarakat. Oleh kerana itu
setiap orang harus mempelajarinya demi terciptanya masyarakat yang mengerti dan paham
bagaimana untuk berperan dalam masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

Soekanto, Soerjono. 1982. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Fahdisjro. 2014. Sejarah Perkembangan Sosiologi. 


Wilo Huky, Pengantar Sosiologi,  Surabaya, PT. Usaha Nasional, 1986.
Soerjono Soekanto, Cet. 3, Sosiologi Suatu Pengantar,   Jakarta, 1987.
Hasan Shadily, Perkembangan Sosiologi, Jakarta: PT. Rineka Karya, 1993.
KATA PENGANTAR
Assalamualikum Wr.Wb
Puji syukur  senantiasa selalu kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
limpahan Rahmat,Taufik dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini. Shalawat serta salam tak lupa kita curahkan kepada Nabi Muhammad SAW
yang telah menunjukan jalan kebaikan dan kebenaran di dunia dan akhirat kepada umat
manusia.
Makalah ini di susun guna memenuhi tugas sebagai bahan penambah ilmu pengetahuan
serta informasi yang semoga bermanfaat dengan menggunakan kemampuan kami semaksimal
mungkin. Namun, kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini tentu tidaklah
sempurna dan masih banyak kesalahan serta kekurangan. Maka dari itu kami sebagai
penyusun makalah ini mohon kritik, saran dan pesan dari semua yang membaca makalah ini
terutama Guru Sosiologi yang kami harapkan sebagai bahan koreksi untuk kami.
Wa’alaikumsalamWr.Wb.

Anda mungkin juga menyukai