Anda di halaman 1dari 2

TUGAS SOSIOLOGI

MEMBUAT DESKRIPSI MENGENAI PERKEMBANGAN ILMU


SOSIOLOGI,DIMULAI DARI KELAHIRANNYA, PERKEMBANGAN DI
PRANCIS,EROPA,DI AMERIKA HINGGA BERKEMBANG DI
INDONESIA.

Sejarah Perkembangan Ilmu Sosiologi Sosiologi tidak muncul begitu saja, melainkan
terdapat relasi sebab akibat yang sudah terjadi seiring dengan perkembangan ilmu
pengetahuan manusia. Imu pengetahuan tentang masyarakat sudah ada sejak
beberapa abad yang lalu sebelum istilah sosiologi ditemukan. Hal ini dibuktikan
dengan Plato dan Aristoteles, filsuf besar zaman Yunani Kuno, yang menuliskan buku
tentang bagaimana menciptakan masyarakat yang adil juga bahagia. Lalu ada Ibnu
Khaldun, seorang cendekiawan dari Timur yang menulis persoalan integrasi sosial
serta peradaban manusia abad ke-14. Karya ketiganya telah ada jauh sebelum kata
sosiologi muncul. Berakar dari pemikiran para filsuf besar, sosiologi berhasil
melepaskan diri dan berkembang dengan jalannya sendiri. Meskpiun demikian,
istilah sosiologi diciptakan oleh Auguste Comte filsuf Perancis dalam bukunya Course
de Philoshopie Positive (1838). Comte meyakini bahwa penemuan hukum yang
mengontrol kehidupan sosial manusia dapat dilakukan dengan analisis ilmiah. Dari
pemikian Comte ini kemudian muncul konsep positivisme terhadap sosiologi sebagai
cara memahami dunia sosial berdasarkan fakta ilmiah. Positif di sini berarti rasional,
empiris, dan dapat diteliti dengan hukum ilmiah lain, maka dinamakan fisika sosial.
Pada proses perkembanganya, para penggagas ilmu sosiologi menghabiskan puluhan
tahun dalam pencarian orientasi yang tepat bagi bidang studi baru tersebut. Hal
uniknya adalah pada awal kemunculan sosiologi di abad ke-19, banyak terjadi
peristiwa bersejarah yang memengaruhi peradaban manusia. Revolusi politik di
Perancis selama abad 18 dan 19 yang menyebabkan pergeseran fokus sosiologi pada
pembentukan ketertiban serta perubahan sosial. Lalu ada Revolusi Industri sebagai
tanda kemunculannya kapitalisme dan sosialisme yang turut memengaruhi
perkembangan ilmu sosiologi. Kedua peristiwa besar tersebut sangat berdampak
pada transformasi agama dan juga pertumbuhan kota, keduanya sangat
mempengaruhi kehidupan bermasyarakat. Pada periode kemunculannya, Herbert
Spencer yang percaya pada teori evolusi milik Charles Darwin menulis Principle of
Sociology sebagai buku pertama dengan penggunaan kata sosiologi. Dalam buku
keluaran 1876 itu Spencer menjabarkan penerapan hukum evolusi biologi pada
sosiologi yang mengelaborasikan masyarakat manusia dan organisme sebagai
sebuah analogi. Tujuh tahun setelahnya, Lester F. Ward seorang intelek asal
Amerika menuliskan Dynamic Sociology. Selanjutnya pada 1895 Emil Durkheim
menjelaskan perihal metodologi ilmiah dari sosiologi dalam The Rules of
Sociological Method. Masih di abad 19 ada Karl Marx, intelek asal Inggris, sebagai
salah satu tokoh berpengaruh sosiologi yang tidak pernah mendapuk dirinya
sebagai seorang sosiolog dan Max Weber. Memasuki abad 20 ilmu sosiologi mulai
berkembang cukup pesat dan menjadi salah satu ilmu sosial yang paling diminati di
Amerika Serikat. Para ilmuwan Amerika tergerak lantaran adanya industrialisasi serta
urbanisasi yang terjadi secara masif di perkotaan Amerika Serikat hingga
menyebabkan perubahan sosial besar-besaran. Pada periode sebelum Perang Dunia I
sampai 1930an, mazhab Chicago School mendominasi. Pada era ini bermunculan
para sosiolog asal Amerika ada Albion W. Small, Pitirim Sorokin, C. H. Cooley, George
Herbert Mead, W. E. B du Bois, Talcott Parsons dan masih banyak lainnya. Jika ada
Chicago School di Amerika, maka Eropa juga punya Frankfurt School yang terdiri dari
para pemikir asal Jerman. Pemikiran dari Frankfurt School menjadi yang paling keras
dalam mengkritik sosiologi positivistik Comte dengan dalil tidak berkontribusi banyak
pada sejarah manusia lantaran mengabaikan aspek transformative dan
emansipatoris. Merambah abad ke-21, sosiologi berkembang begitu cepat sampai-
sampai muncul aliran sosiologi lain yang saling mengkritik seperti postmodernisme,
poststrukturalisme, postpositivisme, dan postkolonialisme. Pergerakan ini didukung
dengan rumusan George Ritzer tentang sosiologi sebagai studi yang berparadigma
plural. Dengan cakupan awalnya yang sudah luas, sosiologi kembali "mengekspansi"
ruang lingkupnya hingga lahirlah subdisiplin lain di bawah naungan sosiologi.
Contohnya ada Sosiologi Kesehatan, Sosiologi Pemuda, Sosiologi Hukum, Sosiologi
Ekonomi, Sosiologi Gender, Sosiologi Agama, dan masih banyak lainnya dengan
tokoh yang tersohornya ada Michel Foucault dan Pierre Bourdieu.

Anda mungkin juga menyukai