Anda di halaman 1dari 4

Tanya: jelaskan apa yang menjadi pemicu sosiologi kemudian muncul sebagai sebuah disiplin ilmu?

Jawab:

Saya tertarik dengan isi artikel poin Nomor 2 dan 3 yang menjelaskan sosiologi sebagai sifat dan tindakan
manusia sebagai makhluk sosial dan Sosiologi memungkinkan manusia untuk menyesuaikan diri dengan
lingkungan, pengetahuan masyarakat, kelompok sosial, lembaga sosial, asosiasi, fungsinya dan lain-lain berikut
kutipannya;

“... Melalui sosiologi, dijelaskan mengapa manusia adalah makhluk sosial, mengapa hidup dalam kelompok,
komunitas dan masyarakat…”

“… Sosiologi memungkinkan manusia untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan, pengetahuan masyarakat,
kelompok sosial, lembaga sosial, asosiasi, fungsinya dan lain-lain. Sosiologi membantu manusia menjalani
kehidupan sosial yang efektif…”

Dalam berbagai literatur yang di tulis oleh para ahli dari semua peradaban dan zaman sebut saja Ibnu Khaldun
dapat dianggap sebagai sosiolog sistematis ilmiah awal , 400 tahun sebelum August Comte (1816-1857). Dari
abad ke-14 Ibnu Khaldun seorang pemikir islam kelahiran Tunis pada 1332 telah membahas tentang tahapan
kehidupan masyarakat memalui pertanyan “Mengapa makhluk sosial, mengapa hidup dalam kelompok,
komunitas dan masyarakat?. Pertanyaan ini oleh Ibnu Kaldun dianggap sebagai bagian tahapan kehidupan
yang menjelaskan tentang sifat masyarakat yang nomaden atau berpindah-pindah tempat tinggal sebagai
tahapan kehidupan di fase pertama bagi semua kelompok masyarakat atau suku bangsa dengan demikian
nomad menjadi sebuah tradisi yang memungkinkan manusia untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan.
(Beirût: Dâr al-Kutub al-‘Ilmiyyah, 2004,hlm.7)

Bentuk kehidupan nomad ini justru memiliki kekhususan, yaitu mobilitas yang tinggi dan dinamis untuk
memperjuangkan kepentingan hajat hidup mereka yang mendasar. Fase kedua adalah fase kebangkitan fase
ini masyarakat mulai melakukan ekpansi dan penyerangan terhadap kelompok masyarakat lainnya sebagai
bentuk penguasaan suatu wilayah yang kemudian terjadi asimilasi didalam budaya dan tradisi masyarakat
antara masyarakat penakluk maupun yang ditaklukan yang kemudian terjadi adalah semakin memperkaya
kondisi sosial dengan demikian peradaban baru terbentuk.

Fase ketiga adalah fase puncak dan sekaligus fase menuju kejatuhan. Digambarkan oleh ibnu Kaldun sebagai
fase yang paling menarik sebab Ketika suatu peradaban dengan sistem kekuasaannya telah berdiri dan
masyarakat pun menjadi kuat, stabil, tenang, makmur dan berkembang, maka dengan serta merta berdiri pula
kota dan kawasan yang ramai. Jumlah penduduk yang semakin banyak membutuhkan sarana sebagai
penopang hajat hidup yang beragam tidak terbatas pada kebutuhan dasar hidup saja, tetapi telah meningkat
untuk mencapai aksesoris kehidupan.

Mereka mulai merasakan adanya perbedaan kehidupan baru yang jauh dari pola-pola kehidupan masyarakat
yang senantiasa diwarnai konflik, tantangan, kesulitan dan kegersangan. Kenyamanan ini membuat
masyarakat terlena mereka tenggelam dalam kenikmatan hidup membuat mereka lupa telah di serang oleh
musuh dibalik semua kenyamanan dan kesenangan itu mereka lupa mempertahankan diri dan kelompoknya
dan eksistensi kehidupannya semakin melemah dan rapuh mengantarkan masyarakat kepada suatu kondisi
labil, tidak waspada, lalai dan lemah dalam pertahanan, padahal ini semua diperlukan demi kelestarian
hidupnya.
Tulisan singkat tentang pemikiran Ibnu kaldun menggaris bawahi intuisi masyarakat arab pada masa itu
sebagai masyarakat pra-modernisasi dalam kelompok sosial mengantarkan kita kepada pemahaman Sosiologi
sebagai ilmu yang mempelajari hubungan-hubungan sosial yang ada dalam masyarakat yang memfokuskan
kajiannya pada peran dan kedudukan individu dalam masyarakat serta hubungan keduanya.

Munculnya Sosiologi.

Jika dikembalikan kepada pertanyaan awal diskusi :

“jelaskan apa yang menjadi pemicu sosiologi kemudian muncul sebagai sebuah disiplin ilmu?”.

Sosiologi sebagai ilmu yang dikembangkan pada dasarnya merupakan respons atas perubahan tatanan
masyarakat yang merupakan akibat dari serangkaian revolusi sosial di negara-negara Eropa. (BMP Ruang
Lingkup Sosiologi. Modul1)

Situasi sejarah, sosial-politik, dan ekonomi Europa berikut bertanggung jawab atas munculnya sosiologi
sebagai disiplin ilmiah dan akademis layak disebut keadaan dan situasi dimana ilmu baru yaitu sosiologi
muncul.

Kontribusi pemikiran para ahli.

Bukan tanpa alasan sebagai disiplin Ilmiah dan akademis Sosiologi yang mengalami perubahan situasi dan
kondisi masayarakat eropa pada masa itu banyak ahli yang telah memberikan kontribusi pemikiran terhadap
kelahiran ilmu Sosiologi ini, selain Ibnu Khaldun yang berbeda zaman dan tempat ada beberapa Elit Sosiologi
modern seperti;

August Comte (1816-1857). Pemikirannya terhadap sosiologi adalah tentang hukum kemajuan kebudayaan
masyarakat yang dibagi menjadi tiga zaman yaitu: Zaman teologis adalah zaman di mana masyarakatnya
mempunyai kepercayaan magis, percaya pada roh, jimat serta agama, dunia bergerak menuju alam baka,
menuju ke pemujaan terhadap nenek moyang, menuju ke sebuah dunia dimana orang mati mengatur orang
hidup. Zaman metafisika yaitu masa masyarakat dimana pemikiran manusia masih terbelenggu oleh konsep
filosofis yang abstrak dan universal. Zaman positivisme yaitu masa dimana segala penjelasan gejala sosial
maupun alam dilakukan dengan mengacu pada deskripsi ilmiah (hukum-hukum ilmiah)

Émile Durkheim (1895). Tujuan dari sosiologi adalah pada strukturalisme, memahami kohesi himpunan social,
Menerbitkan “Aturan-aturan Metode Sosiologis”, sebuah manifesto yang menyatakan apakah sosiologi itu dan
bagaimana ia harus dilakukan. Ia pun mendirikan Jurusan Sosiologi pertama di Eropa di Universitas Bourdeaux
dan mengembangkan sebuah "teori penangkal" untuk disintegrasi sosial.

Max Weber (1864–1920). Kontribusi Weber terhadap sosiologi dapat dilihat dari karya-karyanya seperti Basic
Sociological Terms, Objectivity in Social Science, The Protestant Ethic and the Spirit of Capitalism, dan The
Types of Legitimate Domination. Artikel “Sosiologi dan Para Nabinya” menyinggung secara singkat satu dari
empat karya tersebut, yaitu Basic Sociological Terms.

Georg Simmel dan W.E.B. Du Bois, semakin menggunakan analisis mikrososiologi dan kualitatif. Pendekatan
tingkat mikro ini memainkan peran penting dalam sosiologi Amerika, dengan teori-teori dari George Herbert
Mead dan muridnya Herbert Blumer mengakibatkan penciptaan pendekatan interaksionisme simbolis pada
sosiologi.
Lebih kuno lagi ada Filsuf Yunani kuno seperti Plato, Aristoteles (yang lahir sebelum Nabi Isa A.S), dan lain-lain
menggambarkan masyarakat dan pemecahan masalah masyarakat untuk membuat masyarakat menjadi
tempat tinggal yang lebih baik. Namun, mereka tidak bisa 'tidak memberikan solusi konkrit pada akhirnya.
(Wikipedia.org)

Perkembangan sosiologi pada pertengahan abad 19 di Europa dan Amerika Semua sosiolog hampir tak
membantah jika disebutkan bahwa August Comte (1816-1857) adalah pemula yang mengenalkan sosiologi
sebagai ilmu di Perancis dan yang pertama juga di muka bumi. Pernyataan ini terkesan bertentangan dengan
awal tulisan saya dimana menyatakan Ibnu Kaldun sebagai Bapak Awal Sosiologi persimpangnya terletak pada
fakta usia peradaban nama Ibnu Khaldun mulai di kenal secara mendunia pada abad ke-17 semasa hidup Ibnu
Khaldun, peradaban Islam sedang meredup, baik di Timur maupun Barat.

Sementara, orang-orang Eropa baru mengetahui karya-karyanya sejak abad ke-19. Para ilmuwan sosial Eropa
begitu terkesan dengan pemikiran Ibnu Khaldun mengenai sosiologi yang mendahului zamannya, khususnya
dalam Muqaddimah. Sebagai informasi, istilah sosiologi itu sendiri baru muncul pada abad ke-19 ketika
digagas filsuf Prancis, Auguste Comte. (Hasanul Rizqa.Republika,2019)

Penamaan ilmu sosial baru.

Pendapat saya sama dengan tulisan rekan mahasiswa Ifaradila berkenaan dengan bahasan penyebab
munculnya sosiologi dan penamaannya. Berdasarkan tulisan yang saya sadur Comte memberi nama baru
untuk ilmu sosial baru, 'Sosiologi’ hal ini berkaitan dengan peristiwa sejarah yaitu; Pertama. Kontribusi Filsuf
Kuno seperti Plato dan Aristoteles; Kedua. Gerakan reformasi gereja katolik roma eropa abad ke-16 mengarah
ke pembentukan gereja Protestan dan menentang ortodoksi kekristenan; Ketiga. Revolusi Politik Prancis ketika
rakyat menggulingkan monarki dan mengambil alih pemerintahan yang yang mengasilkan berkembangnya
kepercayaan bahwa tidak ada pemikiran sosial dan sistem politik yang ada untuk waktu yang lama dan
karenanya menciptakan pemikiran baru dalam domain filosofis Eropa; keempat. Gerakan Pencerahan juga
disebut “Age of Reason”. periode pada abad ke-17 dan ke-18, khususnya 1685-1815 M. Ketika banyak penulis,
filsuf, dan ilmuwan mulai berpendapat bahwa sains dan akal lebih penting daripada agama dan tradisi dan
menolak gagasan bahwa fenomena sosial dan alam terjadi karena beberapa faktor supernatural melainkan
faktor ilmiah; Kelima. Revolusi Industri yang dimulai pada 1760-1840, adalah periode di mana masyarakat
pedesaan di Eropa (yaitu Inggris Raya) menjadi industri dan perkotaan.

Semua peristiwa tersebut menjadi dasar pemikiran yang mengilhami Auguste Comte untuk mempelajari
perubahan sosial dan situasi sosial yang memunculkan tuntutan akan suatu disiplin (mata pelajaran) yang
dapat mempelajari masyarakat secara sistematis dan ilmiah, dan pada akhirnya Comte memberi nama baru
untuk ilmu sosial baru, 'Sosiologi' yang dapat memenuhi tujuan baru untuk mempelajari masyarakat dan
mengatasi masalah sosial dan penyelidikan sosial.

Pengakuan.

Pemikiran positivisme yang dikembangkan oleh empat bapak pendiri sosiologi; Auguste Comte, Filsuf Prancis;
Emile Durkheim dan Herbert Spencer, Filsuf Inggris; Max Weber, Filsuf Jerman. selanjutnya di tanggapi oleh
Emile Durkheim dengan menerbitkan sebuah buku, 'Methods in Sociology', yang berisi tentang gagasan
penerapan dasar-dasar ilmu pengetahuan dalam studi masyarakat atau urusan manusia mendapat pengakuan
dan sangat dikonsolidasikan dalam studi Sosiologis. Semua fakta tersebut menjadikan munculnya sosiologi
sebagai disiplin ilmu.

Pengajaran Sosiologi sebagai disiplin ilmu yang terpisah mulai diajarkan di universitas dimulai pada Tahun
1876 di Amerika Serikat, pada Tahun 1889 di Perancis, pada Tahun 1907 di Inggris Raya, setelah Perang Dunia I
di Polandia dan India, pada Tahun 1925 di Mesir dan Meksiko, pada Tahun 1947 di Swedia. dan pada Tahun
1981 di Nepal. (tyonote-com. The Emergence of Sociology As A Scientific/Academic Discipline. 4/22/2022)

Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai