Anda di halaman 1dari 10

Analisis Politik Hukum dalam

Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah

Mustofa Kamal1, Ujang Bahar2


1
Pusdiklatwas BPKP
2
Sekolah pasca sarjana ilmu hukum Unida Bogor
kamalopek.bpkp@gmail.com

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis arah kebijakan pembangunan hukum
dalam peraturan pengadaan barang dan jasa pemerintah dan untuk mengungkap sektor
pembangunan hukum yang ada di peraturan tersebut. Penelitian kualitatif dilakukan dengan
pendekatan normative. Analisis yuridis dilakukan atas regulasi pengadaan barang dan jasa
pemerintah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa arah kebijakan pengadaan barang dan
jasa pemerintah adalah ketercapaian output dan outcome instansi pemerintah, peningkatan
ekonomi baik para pelaku usaha maupun masyarakat melalui pemerataan ekonomi dan
pembangunan berkelanjutan. Temuan penelitian berikutnya berupa sektor pembangunan
hukum pengadaan barang dan jasa pemerintah mengarah pada 3 sektor, yaitu; sektor
Ekuindagtur, sektor Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup, dan sektor Sosial Budaya.

Kata kunci: pengadaan pemerintah, kebijakan, pembangunan hukum

61
A. Pendahuluan sistem hukum nasional yang mantap
Ada beberapa pengertian tentang bersumber pada Pancasila dan
politik hukum dari para ahli ilmu Undang Undang Dasar Negara
hukum. Menurut Padmo Wahyono, Republik Indonesia 19453. Pada
Politik Hukum adalah Kebijakan tanggal 16 Maret 2018 pemerintah
penyelenggaraan negara, tentang apa telah menetapkan Peraturan Presiden
yang dijadikan kriteria untuk Republik Indonesia Nomor 16
menghukumkan sesuatu. Kebijakan Tahun 2018 tentang Pengadaan
itu dapat berkaitan dengan Barang dan Jasa Pemerintah,
membentuk hukum, penerapan disingkat PBJP, dan
hukum dan penegakkan hokum. mengundangkannya pada tanggal 22
Sementara Satjipto Rahardjo, Maret 2018, selanjutnya disebut
mengungkapkan bahwa Politik dengan Perpres 16/2018. Ada
hukum sebagai aktivitas memilih dan beberapa pertimbangan dalam
cara yang hendak dipakai untuk penerbitan perpres tersebut, antara
mencapai suatu tujuan sosial dan lain; Pengadaan Barang/Jasa
hukum tertentu dalam masyarakat. Pemerintah mempunyai peran
Sedangkan menurut Abdul Hakin G penting dalam pelaksanaan
Nusantara, politik hukum adalah pembangunan nasional untuk
kebijakan hukum yang hendak peningkatan pelayanan publik dan
diterapkan atau dilaksanakan secara pengembangan perekonomian
nasional oleh suatu pemerintahan nasional dan daerah.
negara tertentu1. Dalam konteks pembangunan
Dari pendapat ketiga ahli hukum, kegiatan pengadaan
tersebut dapat diidentifikasi bahwa barang/jasa pemerintah memiliki 3
politik hukum dapat dianalisa dari (tiga) arti penting dan strategis.
beberapa poin penting terkait politik Pertama, PBJP memiliki arti
hukum, yaitu; pembentukan, strategis dalam proteksi dan
penerapan dan penegakan hukum preferensi bagi pelaku usaha dalam
(Wahyono), cara yang dipilih untuk negeri. Kedua, PBJP merupakan
mencapai tujuan sosial dan hukum sektor signifikan dalam upaya
tertentu (Rahardjo) dan kebijakan pertumbuhan ekonomi. Dan yang
yang hendak diterapkan oleh ketiga, sistem PBJP mampu
pemerintah (Nusantara). Menurut menerapkan prinsip tata kelola yang
M.Machfud MD, politik hukum baik akan mendorong efisiensi dan
secara sederhana dapat diartikan efektivitas belanja publik sekaligus
sebagai arah kebijakan hukum yang mengondisikan perilaku tiga pilar
akan atau telah dilaksanakan secara tata kelola yaitu; pemerintah, swasta
nasional oleh pemerintah2. dan masyarakat4.
Pembangunan hukum diarahkan Sementara itu, ada 4 sektor
untuk mendukung terwujudnya pembangunan hukum nasional, yaitu
1
Ujang Bahar, 2019, Politik Hukum, Bahan Ajar dokumen pembangunan hukum
Magister Ilmu Hukum Universitas nasional (DPHN), Pusat Analisa dan
Djuanda, Bogor, tidak dipublikasikan Evaluasi Badan Pembinaan Hukum
2 Nasional (BPHN) Kemenkumham,
Ujang Bahar, 2019, Politik Hukum Perundang-
Undangan, Bahan Ajar Magister Ilmu Jakarta
4
Hukum Universitas Djuanda, Bogor, Apri Listiyanto, 2012, Pembaharuan Regulasi
tidak dipublikasikan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah,
3 Jurnal Rechtsvinding, Volume 1 Nomor
Enny Nurbaningsih, 2016, evaluasi hukum dan
proyeksi pembangunan hukum 1, April 2012
nasional dalam rangka penyusunan

62
sektor Ekonomi, Keuangan, Industri, jugauntuk masyarakat, serta
Perdagangan, dan Infrastruktur signifikan mengurangi dampak
(Ekuindagtur), sektor Sumber Daya negatif terhadap lingkungan dalam
Alam dan Lingkungan Hidup (SDA- keseluruhan siklus penggunaannya.
LH), Sektor Sosial Budaya (Sosbud), Pembangunan nasional yang
dan sektor Politik, Hukum, dilaksanakan oleh bangsa Indonesia
Keamanan, dan Pemerintahan saat ini merupakan pembangunan
(Polhukampem)5. Jika ditinjau berkesinambungan secara bertahap
kajian oleh Apri Listiyanto, maka guna meneruskan cita-cita bangsa
dapat dikatakan bahwa penerbitan untuk mewujudkan peningkatan
Perpres 16/2018 merupakan salah kesejahteraan masyarakat dalam
satu upaya pembangunan hukum rangka tercapainya tujuan
nasional di sektor ekuindagtur. masyarakat adil dan makmur
Sedangkan beberapa berdasarkan Pancasila dan UUD
pertimbangan penting dalam 1945. Di era globalisasi ini,
penerbitan Perpres 16/2018 berupa; pembangunan tersebut dilaksanakan
pertama; PBJP mempunyai peran secara terpadu dan terencana di
penting dalam pelaksanaan segala sektor kehidupan6. Dari
pembangunan nasional untuk mandat PBJP berkelanjutan,
peningkatan pelayanan publik dan pembangunan hukum PBJP secara
pengembangan perekonomian sepintas terlihat tidak hanya ada di
nasional dan daerah. Kedua; untuk sektor ekuindagtur.
mewujudkan PBJP seperti itu, perlu Dari uraian tentang politik
pengaturan Pengadaan Barang/Jasa hukum, sektor pembangunan hukum
yang memberikan pemenuhan nilai dan penerbitan Perpres 16/2018, dan
manfaat yang sebesar-besarnya pengertian pengadaan berkelanjutan,
(value for money) dan kontribusi ada beberapa permasalahan yang
dalam peningkatan penggunaan perlu dikaji lebih dalam, yaitu:
produk dalam negeri, peningkatan 1. Apa saja arah kebijakan
peran Usaha Mikro, Usaha Kecil, pembangunan hukum dalam
dan Usaha Menengah serta peraturan PBJP?
pembangunan berkelanjutan. 2. Apa saja sektor pembangunan
Makna PBJP berkontribusi pada hukum PBJP?
pembangunan berkelanjutan dapat Adapun tujuan penelitian adalah
dilihat di Pasal 1 angka 50 Perpres untuk:
16/2018. Pasal tersebut 1. Menganalisis arah kebijakan
menyebutkan bahwa Pengadaan pembangunan hukum dalam
Berkelanjutan adalah Pengadaan peraturan PBJP
Barang/Jasa yang bertujuan untuk 2. Mengungkap sektor
mencapai nilai manfaat yang pembangunan hukum yang ada
menguntungkan secara ekonomis di peraturan PBJP
tidak hanya untuk Kementerian/ B. Kerangka Pemikiran
Lembaga/ Perangkat Daerah 1. Hukum Pembangunan Nasional
sebagai penggunanya tetapi

5
Ujang Bahar, 2019, Politik Pembangunan barang simulator surat izin mengemudi
Hukum, Bahan Ajar Magister Ilmu POLRI, Jurnal Living Law, Volume 10
Hukum Universitas Djuanda, Bogor, Nomor 1, Januari 2018 1, ISSN 2087-
tidak dipublikasikan 4936
6
Yulita Herijayanti dan Martin Roestamy,
2018, analisis yuridis kontrak pengadaan

63
Teori hukum pembangunan yang dan prasarana penunjang
digagas oleh Mochtar pertumbuhan perekonomian
Kusumaatmadja. Sesuai dengan terwujud melalui mekanisme
kebutuhan-kebutuhan pembangunan pengadaan barang dan jasa
di Indonesia, tambahan pula konsep pemerintah, di antaranya penyediaan
berpikir versi Teori Hukum fasilitas jalan, jembatan,
Pembangunan juga diterima secara infrastruktur telekomunikasi, dan
normatif sebagai konsep pembinaan lain-lain8.
hukum di Indonesia sejak 1973
(dalam GBHN). Teori ini 2. Hukum Pengadaan Barang dan
menjelaskan bahwa beranjak dari Jasa Pemerintah
fungsi hukum sebagai sarana Aspek hukum PBJP dalamrangka
rekayasa sosial (social engineering) mewujudkan good governance. Dalam
yang beorientasi pada pembangunan pengelolaan keuangan negara dikenal
dan struktur masyarakat Indonesia adanya dalil bahwa setiap keuangan
yang multikultural, sehingga negara harus dipertanggungjawabkan.
pengaruh budaya sangat kuat pada Sedangkan tata kelola keuangan,
keberlakuan hukum. “Teori hukum pemberian pertanggungjawaban pada
pembangunan”, selain dipengaruhi hakekatnya adalah memberi kepastian
oleh pemikiran Social Engineering bahwa tujuan penggunaan dana dan
dari Roscoe Pound, juga oleh Mc manfaat yang diharapkan dari suatu
Dougal, Northrop dalam bidang pengeluaran telah sesuai dengan maksud
budya dan filsafat sangat mewarnai yang telah ditetapkan9. Sahat Maruli Tua
Teori Hukum Pembangunan. Situmeang mengungkapkan ada 3 (tiga)
Kekhasan orientasinya yakni bahwa hubungan hukum dalam pengadaan
hukum sebagai sarana pembangunan barang/jasa pemerintah, yaitu :
termasuk pembaruan hukum di
Indonesia dititikberatkan melalui a. Hukum Administrasi
legislasi dan regulasi sesuai dengan Negara
pengalaman sejarah bangsa Hukum Administrasi Negara
Indonesia sejak zaman penjajahan7. mengatur hubungan hukum antara
Pengadaan Barang/Jasa penyedia dan pengguna pada proses
Pemerintah, disingkat PBJP, persiapan sampai dengan proses
mempunyai peran penting dalam penerbitan surat penetapan penyedia
pelaksanaan pembangunan nasional barang/jasa. Hubungan hukum antara
untuk peningkatan pelayanan publik pengguna dengan penyedia barang/jasa
dan pengembangan perekonomian terjadi pada proses persiapan pengadaan
nasional dan daerah. Dilihat dari sampai dengan proses penerbitan surat
berbagai perspektif, kemajuan penetapan penyedia barang/jasa instansi
Indonesia tidak dapat dilepaskan dari pemerintah merupakan hubungan HAN
aktivitas tersebut. Di bidang atau TUN. Dalam proses ini, pengguna
perekonomian, pembangunan sarana barang/jasa instansi pemerintah
7
I Dewa Gede Atmadja dan I Nyoman Putu terhadap pelaku pengadaan barang/jasa
Budiartha, 2018, Teori-teori Hukum, , Jurnal Yustisiabel, Volume 3 Nomor 2
Cetakan Pertama, Setara Press Oktober 2019 Fakultas Hukum
Kelompok Intrans Publishing, Malang, Universitas Muhammadiyah Luwuk
9
Jawa Timur Sahat Maruli Tua Situmeang, tidak ada tahun,
8 aspek hukum pengadaan barang/jasa
Abd. Asis Betham Ashari, Nasrun Hipan,
Firmansyah Fality, 2019, analisis yuridis pemerintah dalam rangka mewujudkan
prosedur pengadaan barang/jasa good governance , tidak ada penerbit
pemerintah serta perlindungan hukum

64
(Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Perjanjian menurut R. Subekti adalah
Anggaran atau PA/KPA) bertindak “suatu peristiwa dimana seseorang
sebagai pejabat negara/daerah bukan berjanji kepada orang lain atau dimana
mewakili negara/daerah sebagai dua orang itu saling berjanji untuk
individu/pribadi. melakukan sesuatu hal”.
Semua keputusan yang
dikeluarkan pada proses ini merupakan c. Hukum Pidana
keputusan pejabat negara/daerah atau Hukum Pidana mengatur
publik. Karena keputusan pengguna hubungan hukum antara penyedia dan
barang/jasa instansi pemerintah pengguna sejak tahap persiapan
merupakan keputusan pejabat pengadaan sampai dengan selesainya
negara/daerah, maka apabila ada pihak kontrak pengadaan barang/jasa.
yang dirugikan (penyedia barang/jasa, Hubungan hukum antara pengguna
atau masyarakat) akibat dikeluarkannya dengan penyedia yang terjadi pada tahap
keputusan tersebut dapat mengajukan persiapan pengadaan sampai dengan
gugatan pembatalan secara tertulis atas selesainya kontrak merupakan hubungan
keputusan tersebut melalui Pengadilan hukum pidana. Hukum pidana (the
Tata Usaha Negara (PTUN) dengan atau criminal law) karena mengatur
tanpa disertai tuntutan ganti rugi atau mengenai tindakan-tindakan terhadap
rehabilitasi. kejahatan-kejahatan dan hal-hal yang
bersangkut paut dengan kejahatan
b. Hukum Perdata perilaku anggota masyarakat dalam
Hukum Perdata mengatur pergaulan hidup.
hubungan hukum antara penyedia dan Aspek hukum pidana dalam
pengguna barang/jasa sejak proses pengadaan barang/jasa diterapkan
penandatanganan kontrak sampai kalau sudah ada pelanggaran pidana
dengan berakhirnya kontrak pengadaan yang dilakukan oleh pihak pengguna
barang/jasa. Hubungan hukum antara barang/jasa maupun pihak penyedia
pengguna dengan penyedia yang terjadi barang/jasa dalam proses pengadaan
pada proses penandatanganan kontrak barang/jasa. Hal ini sesuai dengan asas-
pengadaan barang/jasa sampai dengan asas hukum “geen straf zonder schuld”,
proses berakhirnya kontrak merupakan tiada hukuman tanpa kesalahan. Tindak
hubungan hukum perdata khususnya pidana dalam pengadaan barang/jasa
hubungan kontraktual. Dalam proses ini titik rawan terjadinya penyimpangan
pengguna barang/jasa adalah negara seperti pada tahap perencanaan
yang diwakili oleh PA/KPA/ PPK/ULP pengadaan adanya indikasi
sebagai individu/pribadi. Sedangkan penggelembungan anggaran atau mark-
penyedia barang/jasa adalah orang atau up, rencana pengadaan yang diarahkan,
badan hukum (privat). rekayasa pemaketan untuk KKN,
Dalam Kitab Undang-Undang penentuan jadual pengadaan yang tidak
Hukum Perdata (KUH Perdata) pada realistis.
Buku III tentang Perikatan, dimana Selain itu, titik rawan tindak pidana
disebutkan bahwa perikatan dapat lahir tersebut di atas bisa juga terjadi pada
karena undang-undang atau perjanjian. tahap pembentukan panitia lelang, tahap
Perjanjian dalam pengadaan barang/jasa prakualifikasi perusahaan, penyusunan
adalah suatu persetujuan dengan mana dokumen lelang, tahap pengumuman
pihak yang menyelenggarakan suatu lelang, tahap pengumuman calon
pekerjaan bagi pihak lain dengan pemenang, tahap sanggahan peserta
penerima suatu harga tertentu. Perjanjian lelang, tahap penunjukan pemenang
merupakan dasar pelaksanaan kegiatan. lelang, penandatanganan kontrak dan

65
penyerahan barang/jasa yang tidak pasal yang mengungkapkan tujuan dan
memenuhi syarat dan bermutu rendah. kebijakan pengadaan barang dan jasa
pemerintah. Pasal 4, menyatakan bahwa:
C. Metode Penelitian “Pengadaan Barang/Jasa bertujuan
Penelitian ini merupakan penelitian untuk:
kualitatif yang menurut Sugiyono adalah a. rnenghasilkan barang/jasa yang
penelitian yang akan digunakan untuk tepat dari setiap uang yang
meneliti kondisi objek alamiah dimana dibelanjakan, diukur dari aspek
peneliti merupakan instrumen kunci10. kualitas, jumlah, waktu, biaya,
Pendekatan yang digunakan adalah lokasi, dan Penyedia;
yuridis normatif. Sumber data yang b. meningkatkan penggunaan produk
digunakan berupa bahan hukum primer, dalam negeri;
bahan hukum sekunder, dan bahan c. meningkatkan peran serta Usaha
hukum tersier. Bahan hukum primer Mikro, Usaha Kecil, dan Usaha
yaitu bahan-bahan hukum yang Menengah;
mempunyai kekuatan mengikat secara d. meningkatkan peran pelaku usaha
yuridis berupa peraturan perundang- nasional;
undangan. Bahan hukum sekunder e. mendukung pelaksanaan penelitian
adalah bahan hukum yang erat kaitannya dan pemanfaatan barang/jasa hasil
dengan bahan hukum primer, seperti; penelitian;
hasil karya ilmiah dan jurnal. Sedangkan f. meningkatkan keikutsertaan
bahan hukum tersier berupa industri kreatif;
komplementer untuk bahan hukum g. mendorong pemerataan ekonorni;
sekunder dan tersier yang contohnya dan
berupa kamus hukum, indeks dan h. mendorong Pengadaan
bibliografi11. Ruang lingkup hukum Berkelanjutan”.
normatif yang digunakan adalah hukum Sedangkan pasal 5 menyatakan
normatif tentang pengadaan barang jasa bahwa:
pemerintah dan tentang bidang teknis “Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa
lain yang terkait dengan PBJP12. meliputi:
a. meningkatkan kualitas perencanaan
Pengadaan Barang/Jasa;
b. melaksanakan Pengadaan
Barang/Jasa yang lebih transparan,
terbuka, dan kompetitif;
c. memperkuat kapasitas
D. Analisis dan Pembahasan kelembagaan dan sumber daya
1. Arah Kebijakan manusia Pengadaan Barang/Jasa;
Pembangunan Hukum dalam d. mengembangkan E-marketplace
Peraturan PBJP Pengadaan Barang/Jasa;
Arah Kebijakan Pembangunan e. menggunakan teknologi informasi
hukum dalam Peraturan Presiden Nomor dan komunikasi, serta transaksi
16 Tahun 2018 tentang Pengadaan elektronik;
Barang dan Jasa dapat dianalisis dari

10
Imam Gunawan, 2013, Metode Penelitian
Kualitatif:Teori dan Praktik, PT Bumi 12
ibid
Aksara, Jakarta
11
Suteki dan Taufani G, Metodologi Penelitian
Hukum (Filsafat, Teori dan Praktik), PT
Rajagrafindo Persada, Depok, 2018

66
f. mendorong penggunaan yang harus dilakukan berupa
barang/jasa dalam negeri dan kebijakan nomor 1 s.d 5.
Standar Nasional Indonesia (SNI); • Untuk meriah beberapa
g. memberikan kesempatan kepada tujuan pengadaan secara
Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan spesifik, maka beberapa
Usaha Menengah; kebiajkan yang harus
h. mendorong pelaksanaan penelitian dilakukan (tabel 1) sebagai
dan industri kreatif; dan berikut:
i. melaksanakan Pengadaan Tabel 1. Beberapa tujuan dan
Berkelanjutan”. kebijakan PBJP secara spesifik
Dari pasal tentang tujuan dan Kebijakan Tujuan
kebijakan PBJP diatas, arah kebijakan PBJP PBJP
meningkatka
PBJP dapat diungkap dengan gambar 1
n
sebagai berikut: mendorong penggunaan
PBJP dalam produk DN
negeri dan meningkatka
SNI n peran
pelaku usaha
nasional;
memberikan meningkatka
kesempatan n peran serta
kpd UMKM UMKM;
mendukung
pelaksanaan
penelitian
dan
mendorong
pemanfaatan
pelaksanaan
BJ hasil
penelitian &
penelitian;
industri
meningkatka
kreatif; dan
n
keikutsertaan
industri
kreatif;
mendorong
pemerataan
melaksanaka ekonomi;
Gambar 1. Arah Kebijakan PBJP n Pengadaan dan
dalam Perpres 16/2018 Berkelanjuta mendorong
Sumber: Diolah penulis dari Perpres n Pengadaan
16/2018 Berkelanjuta
Gambar tersebut diatas n
menjelaskan bahwa arah kebijakan PBJP Sumber: Diolah penulis dari
dalam Perpres 16/2018 disusun berupa 8 Perpres 16/2018
tujuan PBJP yang harus dicapai dan 9 Jika ditelaah dari tujuan dan
kebijakan PBJP yang harus dilakukan kebijakan PBJP di gambar 1 dan tabel 1
untuk meraih tujuan PBJP. Hubungan diatas, maka dapat diungkap bahwa arah
antara kebijakan PBJP dengan tujuan kebijakan PBJP bukan hanya untuk
PBJP dapat dirinci sebagai berikut: mendapatkan output dan outcome
• Untuk meraih 8 tujuan instansi pemerintah. Namun, PBJP harus
pengadaan, maka kebijakan dapat meningkatkan ekonomi baik para
pelaku usaha maupun masyarakat

67
melalui pemerataan ekonomi dan dipertegas dengan munculnya pasal 4
pembangunan berkelanjutan. (tujuan pengadaan) dan pasal 68
Bahkan, Perpres 16/2018, Pasal (Pengadaan Berkelanjutan) di Perpres
68 ayat (1) dan (2) mengungkap 16/2018. Kedua pasal tersebut termasuk
beberapa mandat PBJP berkelanjutan. klausul baru yang belum ada di Perpres
PBJP dilaksanakan dengan yang lama atau Perpres 54/2010.
memperhatikan aspek berkelanjutan, Hubungan ketiga sektor pembangunan
dengan rincian:. hukum PBJP dapat diperjelas di gambar
a. aspek ekonomi meliputi 2 sebagai berikut:
biaya produksi barang/jasa
sepanjang usia barang/jasa
tersebut;
b. aspek sosial meliputi
pemberdayaan usaha kecil,
jaminan kondisi kerja yang
adil, pemberdayaan
komunitas/usaha lokal,
kesetaraan, dan
keberagaman; dan
c. aspek lingkungan hidup
meliputi pengurangan
dampak negatif terhadap
kesehatan, kualitas udara,
kualitas tanah, kualitas air,
dan menggunakan sumber
Gambar 2. Hubungan 3 sektor pembangunan
daya alam sesuai dengan hukum dlm regulasi PBJP
ketentuan peraturan Sumber: Diolah penulis dari Perpres 16/2018
perundang-undangan. dan Ujang Bahar (2019)
Dari gambar tersebut dapat
2. Sektor Pembangunan Hukum dijelaskan bahwa sektor pembangunan
PBJP hukum PBJP melingkupi 3 sektor.
Jika ditelaah dari cantolan regulasi Sektor yang pertama adalah ekuindagtur
yang digunakan dalam penerbitan dengan bukti klausul cantolan
Perpres 16/2018 (satunya adalah regulasinya berupa UU 1/2004 tentang
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 Perbendaharaan Negara. UU tersebut
tentang Perbendaharaan Negara), maka merupakan bagian dari paket undang-
dapat diungkap bahwa sektor undang keuangan negara.
pembangunan hukum PBJP merupakan Sektor pembangunan hukum adalah
bagian dari sektor Ekonomi, Keuangan, bagian dari sektor ekuindagtur juga
Industri, Perdagangan, dan Infrastruktur selaras dengan pendapat dari Sahat
(Ekuindagtur). Maruli Tua Situmeang. Dia mengungkap
Namun jika ditinjau dari beberapa bahwa aspek hukum PBJP dalam rangka
pasal di Perpres 16/2018 tentang tujuan, mewujudkan good governance dalam
kebijakan dan uraian kebijakan PBJP pengelolaan keuangan negara. Namun
maka dapat disebutkan bahwa sektor para pelaku PBJP juga perlu waspada
pembangunan hukum PBJP juga karena praktik PBJP masuk juga ke
mengarah pada 3 sektor, yaitu; sektor
Ekuindagtur, sektor Sumber Daya Alam
dan Lingkungan Hidup (SDA-LH), dan
sektor Sosial Budaya (Sosbud). Hal ini

68
ranah hukum perdata dan bahkan bisa kehutanan dan lingkungan (praktik PBJP
menjadi ranah hukum pidana 13. harus mampu melindungi SDA dan LH).
Sedangkan sektor yang kedua dan Penelitian ini memiliki keterbatasan
ketiga adalah sosbud dan SDA-LH berupa belum didukung dengan telaah
dengan bukti klausul tentang kebijakan mendalam atas undang-undang nomor 1
dan tujuan PBJP berupa PBJP tahun 2004 tentang perbendaharaan
berkelanjutan. PBJP berkelanjutan negara sebagai konsideran dari peraturan
merupakan bagian dari yang menjadi presiden nomor 16 Tahun 2018 tentang
bagian dari pembangunan berkelanjutan pengadaan barang dan jasa pemerintah.
dengan 3 aspeknya, yaitu; ekonomi, Kelemahan berikutnya, penulis belum
sosial, dan lingkungan. mengungkap hasil praktik PBJP tahun
2019 (sebagai tahun awal implementasi
E. Kesimpulan dan Saran Perpres 16/2018) sebagai informasi
Tujuan penelitian ini adalah untuk penguat praktek antar sektor
menganalisis arah kebijakan pembangunan hukum PBJP.
pembangunan hukum dalam peraturan
PBJP dan untuk mengungkap sektor DAFTAR PUSTAKA
pembangunan hukum yang ada di
peraturan PBJP. Hasil penelitian A. BUKU DAN BAHAN AJAR
menunjukkan bahwa arah kebijakan Atmadja I Dewa Gede dan Budiartha I
PBJP bukan hanya untuk mendapatkan Nyoman Putu, 2018, Teori-teori
output dan outcome instansi pemerintah. Hukum, Cetakan Pertama, Setara
Namun, PBJP harus dapat meningkatkan Press Kelompok Intrans
ekonomi baik para pelaku usaha maupun Publishing, Malang, Jawa Timur
masyarakat melalui pemerataan Suteki dan Taufani G, Metodologi
ekonomi dan pembangunan Penelitian Hukum (Filsafat, Teori
berkelanjutan. dan Praktik), PT Rajagrafindo
Sementara sektor pembangunan Persada, Depok, 2018
hukum PBJP mengarah pada 3 sektor, Bahar Ujang, 2019, Politik Hukum,
yaitu; sektor Ekuindagtur, sektor Bahan Ajar Magister Ilmu Hukum
Sumber Daya Alam dan Lingkungan Universitas Djuanda, Bogor, tidak
Hidup (SDA-LH), dan sektor Sosial dipublikasikan
Budaya (Sosbud). Hal ini dibuktikan Bahar Ujang, 2019, Politik Hukum
dengan beberapa pasal di Perpres Perundang-Undangan, Bahan
16/2018 tentang tujuan, kebijakan dan Ajar Magister Ilmu Hukum
uraian kebijakan PBJP. Universitas Djuanda, Bogor, tidak
Penulis memberi saran kepada para dipublikasikan
pengambil kebijakan, hasil penelitian ini Bahar Ujang, 2019, Politik
dapat dijadikan pertimbangan dalam Pembangunan Hukum, Bahan Ajar
menyusun omnibus law yang terkait Magister Ilmu Hukum Universitas
PBJP. Banyak sektor akan terkait dengan Djuanda, Bogor, tidak
praktik PBJP di era Perpres 16/2018. dipublikasikan
Beberapa diantaranya adalah sektor
keuangan negara, sektor perdagangan
dan perindustrian, sektor sosial
(terutama hasil PBJP harus dapat
mengurangi kesenjangan sosial), sektor

13
Sahat Maruli Tua Situmeang, tidak ada tahun, pemerintah dalam rangka mewujudkan
aspek hukum pengadaan barang/jasa good governance , tidak ada penerbit

69
B. PERATURAN PERUNDANG- Hukum Nasional (BPHN)
UNDANGAN Kemenkumham, Jakarta
Undang-undang Republik Indonesia
Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara
Peraturan Presiden Republik Indonesia
Nomor 16 Tahun 2018 tentang
Pengadaan Barang dan Jasa
Pemerintah

C. JURNAL
Ashari Abd. Asis Betham, Nasrun
Hipan, Firmansyah Fality, 2019,
analisis yuridis prosedur
pengadaan barang/jasa
pemerintah serta perlindungan
hukum terhadap pelaku
pengadaan barang/jasa , Jurnal
Yustisiabel, Volume 3 Nomor 2
Oktober 2019 Fakultas Hukum
Universitas Muhammadiyah
Luwuk
Herijayanti Yulita dan Roestamy Martin,
2018, analisis yuridis kontrak
pengadaan barang simulator surat
izin mengemudi POLRI, Jurnal
Living Law, Volume 10 Nomor 1,
Januari 2018 1, ISSN 2087-4936
Listiyanto Apri, 2012, Pembaharuan
Regulasi Pengadaan Barang dan
Jasa Pemerintah, Jurnal
Rechtsvinding, Volume 1 Nomor
1, April 2012
Situmeang Sahat Maruli Tua, tidak ada
tahun, aspek hukum pengadaan
barang/jasa pemerintah dalam
rangka mewujudkan good
governance , tidak ada penerbit

D. WEBSITE
Gunawan Imam, 2013, Metode
Penelitian Kualitatif:Teori dan
Praktik, PT Bumi Aksara, Jakarta
Nurbaningsih Enny, 2016, evaluasi
hukum dan proyeksi pembangunan
hukum nasional dalam rangka
penyusunan dokumen
pembangunan hukum nasional
(DPHN), Pusat Analisa dan
Evaluasi Badan Pembinaan

70

Anda mungkin juga menyukai