BAB II
KAJIAN TEORETIS DAN PRAKTIK EMPIRIS
A. KAJIAN TEORETIS
1
Soetaryono dalam Istislam, 2000, Kebijakan dan Hukum Lingkungan Sebagai Instrumen
Pembangunan Berwawasan Lingkungan dan Berkelanjutan, Arena Hukum, Nomor 10 Tahun
Keempat, Maret 2000, Jakarta, hal. 75.
2
M. Grindie dalam Wahab Solichin Abdul, 1991, Analisis Kebijakan, PT. Bumi Aksara, Jakarta, hal.
57.
3
Eddy Wibowo, et.al., 2004, Hukum dan Kebijakan Publik, Penertbit YPAPI, Yogyakarta, hal. 20.
Naskah Akademik Peraturan Daerah Kabupaten Penajam Paser Utara
Tentang RPIK Penajam Paser Utara Tahun 2020-2040
II-2
KAJIAN TEORETIS DAN PRAKTIK EMPIRIS
4
Irfan Islamy, 1997, Prinsip-Prinsip Perumusan Kebijaksanaan Negara, Bumi Aksara, Jakarta, hal.
14.
5
Muchsin dan Imam Koeswahyono, 2008, Aspek Kebijaksanaan Hukum Penatagunaan Tanah dan
Penataan Ruang, Sinar Grafika, Jakarta, hal 2.
Naskah Akademik Peraturan Daerah Kabupaten Penajam Paser Utara
Tentang RPIK Penajam Paser Utara Tahun 2020-2040
II-3
KAJIAN TEORETIS DAN PRAKTIK EMPIRIS
6
Jan Tin Bergen, 1973, Rencana Pembangunan, Yayasan Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta,
hal. 24.
7
Pasal 1 angka1 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional.
Naskah Akademik Peraturan Daerah Kabupaten Penajam Paser Utara
Tentang RPIK Penajam Paser Utara Tahun 2020-2040
II-4
KAJIAN TEORETIS DAN PRAKTIK EMPIRIS
11
Prajudi Atmosudirdjo, 1981, Op.Cit, hal. 89.
12
Bintoro Tjokroamidjojo, 1985, Perencanaan Pembangunan, Cetakan ke-18 tahun 1985, Toko
Gunung Agung, Jakarta, hal. 14.
13
Sjafrizal, 2009, Op.Cit, hal. 27-29.
Naskah Akademik Peraturan Daerah Kabupaten Penajam Paser Utara
Tentang RPIK Penajam Paser Utara Tahun 2020-2040
II-6
KAJIAN TEORETIS DAN PRAKTIK EMPIRIS
3) Perkembangan teknologi
Naskah Akademik Peraturan Daerah Kabupaten Penajam Paser Utara
Tentang RPIK Penajam Paser Utara Tahun 2020-2040
II-9
KAJIAN TEORETIS DAN PRAKTIK EMPIRIS
14
Tanpa dibatasi oleh perbedaan suku, agama, ras, warna kulit, adat istiadat, dan atau nilai-nilai
obyektif alamiah. Nilai-nilai Obyektif Alamiah: Daratan, Lautan dan Udara dengan segala bentuk
kekayaan sumberdaya alam yang terkandung di dalamnya. Terdapat cukup banyak definisi tentang
Negara, antara lain sebagaimana dikemukakan oleh Soehino, dalam Ilmu Negara, Liberty,
Yogyakarta, 2004, Hlm. 121 dan 149. Lihat pula Henry Campbell Black, Black’s Law Dictionary, 6th
Ed., West Publishing Co., St. Paul Minnesota, 1990, Hlm. 1262. Pasal 1 Montevideo (Pan
American) Convention on Righs and Dutiesof States of 1933 menyatakan The State as a person of
international law should proses the following qualifications; (a) a permanentpopulation; (b) a
defined territory; (c) a government; and (d) a capacity tp enter into relations with other states. Abu
Daud Busroh, Ilmu Negara, Cetakan Ketujuh, Bumi Aksara, Jakarta, 2010, Hlm. 75-81.
Naskah Akademik Peraturan Daerah Kabupaten Penajam Paser Utara
Tentang RPIK Penajam Paser Utara Tahun 2020-2040
II-16
KAJIAN TEORETIS DAN PRAKTIK EMPIRIS
15
Fred Isjwara, Penganar Ilmu Politik, Cetakan Kelima, Bina CiptaBandung, 1974, Hlm. 188.
16
Abu Daud Busroh, Op. Cit, Hlm. 64-65
17
C.F. Strong, Modern Political Constitution: An Introduction to the Comparative Study of Their
History and Existing Form, The english Book Society and Sidgwick & Jackson Limited, London,
1966, Hlm. 84. Sebagaimana dikutip Moh Kusnardi, et.al., Ilmu Negara, Gaya Media Pratama,
Jakarta, 2000, Hlm. 208
Naskah Akademik Peraturan Daerah Kabupaten Penajam Paser Utara
Tentang RPIK Penajam Paser Utara Tahun 2020-2040
II-17
KAJIAN TEORETIS DAN PRAKTIK EMPIRIS
menurut Strong, ada dua ciri mutlak yang melekat pada negara
kesatuan, yaitu: (1) “the suprermacy of the central parliament
and” (adanya supremasi dari dewan perwakilan rakyat pusat
dan), (2) ”the absence of subsidiary sovereign bodies” (tidak
adanya badan-badan lainnya yang berdaulat)18.
d. Demikian pula menurut Soehino, negara kesatuan adalah:
“Negara yang tidak tersusun dari beberapa negara melainkan
hanya terdiri dari satu negara, sehingga tidak ada negara dalam
negara”19. Karena itu, di dalam negara kesatuan (unitary state,
eenheidsstaat) penyelenggaraan pemerintahan dapat
dilaksanakan menurut sentralisasi ataupun desentralisasi.
Sentralisasi yang disertai pemencaran organ-organ yang
menjalankan sebagian wewenang pemerintahan pusat di daerah
disebut juga dengan dekonsentrasi. Sedangkan, desentralisasi
adalah penyerahan wewenang dari pemerintah pusat kepada
daerah untuk mengatur dan mengurus urusan rumah tangga
daerah secara mandiri atau bersifat otonom.
e. Menurut Sri Soemantri adanya pelimpahan wewenang dari
pemerintah pusat kepada daerah-daerah otonom bukanlah hal
itu ditetapkan dalam konstitusinya, akan tetapi karena masalah
itu adalah merupakan hakikat daripada negara kesatuan 20.
Alasan menjaga kesatuan dan integritas negara merupakan
salah satu alasan pemerintah pusat untuk senantiasa
mendominasi pelaksanaan urusan pemerintahan dengan
mengesampingkan peran dan hak pemerintah daerah untuk ikut
terlibat langsung dan mandiri dalam rangka mengelola serta
memperjuangkan kepentingan daerahnya. Fenomena dominasi
pusat atas urusan-urusan pemerintahan dapat berakibat
terjadinya disharmonisasi hubungan antara pemerintah pusat
dan daerah atau bahkan berada pada titik yang
18
Ni’matul Huda, Hukum Pemerintahan Daerah, Nusa Media, Bandung, 2009, Hlm. 32.
19
Soehino, Op.Cit, Hlm. 224.
20
Sri Soemantri M, Pengantar Perbandingan Antar Hukum Tata Negara, Rajawali, Jakarta, 1981,
Hal. 52.
Naskah Akademik Peraturan Daerah Kabupaten Penajam Paser Utara
Tentang RPIK Penajam Paser Utara Tahun 2020-2040
II-18
KAJIAN TEORETIS DAN PRAKTIK EMPIRIS
23
Bintoro Tjokroamidjojo, 1985, Pengantar Administrasi Pembangunan, LP3ES, Jakarta, hal 81.
Naskah Akademik Peraturan Daerah Kabupaten Penajam Paser Utara
Tentang RPIK Penajam Paser Utara Tahun 2020-2040
II-25
KAJIAN TEORETIS DAN PRAKTIK EMPIRIS
24
Widjaja, HAW., 2005, Penyelenggaraan Otonomi di lndonesia, PT. Raja Grafindo Perkasa,
Jakarta, hal. 41.
Naskah Akademik Peraturan Daerah Kabupaten Penajam Paser Utara
Tentang RPIK Penajam Paser Utara Tahun 2020-2040
II-26
KAJIAN TEORETIS DAN PRAKTIK EMPIRIS
15) persandian;
16) kebudayaan;
17) perpustakaan; dan
18) kearsipan.
c. Urusan Pemerintahan Pilihan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 11 ayat (1) meliputi:
1) kelautan dan perikanan;
2) pariwisata;
3) pertanian;
4) kehutanan;
5) energi dan sumber daya mineral;
6) perdagangan;
7) perindustrian; dan
8) transmigrasi.
Dengan demikian, Perindustrian merupakan urusan
Pemerintahan Pilihan. Selain itu Pasal 13 UU Nomor 23 Tahun
2014 menegaskan:
a. Pembagian urusan pemerintahan konkuren antara Pemerintah
Pusat dan Daerah provinsi serta Daerah kabupaten/kota
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (3) didasarkan pada
prinsip akuntabilitas, efisiensi, dan eksternalitas, serta
kepentingan strategis nasional.
b. Berdasarkan prinsip sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
kriteria Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan
Pemerintah Pusat adalah:
1) Urusan Pemerintahan yang lokasinya lintas Daerah provinsi
atau lintas negara;
2) Urusan Pemerintahan yang penggunanya lintas Daerah
provinsi atau lintas negara;
3) Urusan Pemerintahan yang manfaat atau dampak negatifnya
lintas Daerah provinsi atau lintas negara;
25
Marcus Lukman, 2007, Hukum Tata Pemerintahan Daerah, Cetakan Pertama, PMIH Untan
Press, Singkawang, hal 132.
Naskah Akademik Peraturan Daerah Kabupaten Penajam Paser Utara
Tentang RPIK Penajam Paser Utara Tahun 2020-2040
II-30
KAJIAN TEORETIS DAN PRAKTIK EMPIRIS
28
Hari C. Hand sebagaimana dikutip Sulasi Rongiyati, Max Weber Tentang Aktifitas Ekonomi
Dalam pembentukan Hukum, dimuat dalam Buku Beberapa Pendekatan Ekonomi Dalam Hukum,
Pusat Studi Hukum Tata Negara Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Jakarta, 2003, 58.
Naskah Akademik Peraturan Daerah Kabupaten Penajam Paser Utara
Tentang RPIK Penajam Paser Utara Tahun 2020-2040
II-32
KAJIAN TEORETIS DAN PRAKTIK EMPIRIS
36
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009, Pasal 2 dan Pasal 3.
Naskah Akademik Peraturan Daerah Kabupaten Penajam Paser Utara
Tentang RPIK Penajam Paser Utara Tahun 2020-2040
II-37
KAJIAN TEORETIS DAN PRAKTIK EMPIRIS
39
Ibid, Pasal 5 ayat (5).
40
Ibid, Pasal 5 ayat (7).
41
Ibid, Pasal 21.
Naskah Akademik Peraturan Daerah Kabupaten Penajam Paser Utara
Tentang RPIK Penajam Paser Utara Tahun 2020-2040
II-39
KAJIAN TEORETIS DAN PRAKTIK EMPIRIS
42
Ibid, Pasal 39.
Naskah Akademik Peraturan Daerah Kabupaten Penajam Paser Utara
Tentang RPIK Penajam Paser Utara Tahun 2020-2040
II-40
KAJIAN TEORETIS DAN PRAKTIK EMPIRIS
43
Team Work Lapera, Politik Pemberdayaan, Jalan Menuju Otonomi Desa, Lapera Pustaka
Utama, Yogyakarta, 2001, hal. 52.
Naskah Akademik Peraturan Daerah Kabupaten Penajam Paser Utara
Tentang RPIK Penajam Paser Utara Tahun 2020-2040
II-41
KAJIAN TEORETIS DAN PRAKTIK EMPIRIS
B. PRAKTIK EMPIRIS
44
Tim Work Lapera, Op. Cit, hal. 56
Naskah Akademik Peraturan Daerah Kabupaten Penajam Paser Utara
Tentang RPIK Penajam Paser Utara Tahun 2020-2040
II-42
KAJIAN TEORETIS DAN PRAKTIK EMPIRIS
45
Barda Nawawi Arief, 1994, Kebijakan Legislatif Dalam Penanggulangan Kejahatan Dengan
Pidana Penjara, Semarang, C.V. Ananta, hal. 117-118.
46
Bagir Manan, 2005, Sistem Peradilan Berwibawa (Suatu Pencarian), Yogyakarta, FH UII Press,
hal. 68.
Naskah Akademik Peraturan Daerah Kabupaten Penajam Paser Utara
Tentang RPIK Penajam Paser Utara Tahun 2020-2040
II-45
KAJIAN TEORETIS DAN PRAKTIK EMPIRIS
dalam masyarakat itu. Akan tetapi juga perlu diperhatikan adanya just
living law dan unjust living law. Bahwa tidak semua hukum yang
hidup di masyarakat itu selamanya baik dan adil. Mungkin baik dan
adil bagi masyarakat tertentu yang minoritas, akan tetapi secara
makro merupakan ketidakadilan47.
Spirit reformasi hukum nasional harus berpihak kepada
kepentingan rakyat dan keadilan, meliputi pembangunan hukum yang
berkaitan dengan hal-hal sebagai berikut48: (1) Usaha-usaha yang
terdiri atas kegiatan-kegiatan memperbaiki, mengurangi, menambah
hukum yang berlaku atau menggantikannya dengan yang baru sesuai
dengan kebutuhan, situasi dan kondisi di Indonesia, (2) Memenuhi
persyaratan tertentu yang menunjang pengembangan kebenaran,
keadilan, dan kesejahteraan rakyat berdasarkan UUD 1945 sebagai
pengamalan Pancasila, (3) Pengembangan landasan filosofis, etis, dan
yuridis tertentu, (4) Pengembangan bahasa yang tepat dalam
peraturan perundang-undangan, agar dapat dipahami dan dihayati
oleh banyak orang sebagai subyek dan obyek hukum, sehingga
mendukung penerapannya, (5) Pengadaan dan partisipasi alat penegak
hukum yang memahami dan menghayati makna hukum sebagai
sarana dan dasar pembangunan kebenaran, keadilan, dan
kesejahteraan, (6) Pemahaman dan penghayatan reformasi hukum
sebagai suatu bentuk perwujudan pelayanan kesejahteraan manusia.
Hukum harus dapat mendukung pelayanan terhadap sesama manusia
yang mempunyai permasalahan dalam berbagai bidang penghidupan
dan kehidupan.
Pembentukan peraturan daerah mengenai RPIK Penajam Paser
Utara Tahun 2020-2040 ini tentu berkorelasi terhadap peningkatan
anggaran karena masalah yang ada cukup kompleks dan membutuhkan
dana dan sumber daya manusia yang cukup besar, namun hal ini harus
47
Loebby Loqman, 1995, Peranan Hukum Tertulis Dalam Masyarakat yang Sedang Membangun
dalam buku Karya Ilmian Para Pakar Hukum, Bunga Rampai Pembangunan Hukum Indonesia,
Bandung, PT. Eresco, hal. 65-66.
48
Arief Gosita, 2000, Reformasi Hukum Yang Berpihak Kepada Rakyat dan Keadilan (Beberapa
Catatan). Jurnal Keadilan, Lembaga Kajian Hukum dan keadilan, Vol 1 No. 2 Desember 2000, hal.
51.
Naskah Akademik Peraturan Daerah Kabupaten Penajam Paser Utara
Tentang RPIK Penajam Paser Utara Tahun 2020-2040
II-47
KAJIAN TEORETIS DAN PRAKTIK EMPIRIS