Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Administrasi Publik

JAP No.121 Vol. VIII (2022)


Hal. 8 - 16

Implementasi Peningkatan Kapasitas Sumberdaya Aparatur Di Badan Kepegawaia Daerah


Kota Ternate

Fresti Bale
Wilson Y. Rompas
D.L. Tampongangoy

Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Implementasi kebijkan peningkatan kapasitas
sumberdaya aparatur di Badan Kepegawaian Daerah Kota Ternate. Metode yang digunakan yakni
metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan di
Kota Ternate Merupakan salah satu wilaya administratife di provinsi Maluku utara yang memiliki
berbagai sumber daya alam beranekaragam kebudayaan masyarakat yang cukup kental dan
berkarakter kuat. Oleh karena itu, potensi-potensi tersebut berupakan salah satu modal berharga bagi
setiap pelaksana pembangunan daerah untuk memulai rangkaian program dan kegiatan pembagunan
sebagai upaya untuk mewujudkan kesejatraan masyarakat yang ada di BKD Kota Ternate, rencana
pembangunan daerah memiliki fokus pada peningkatan dan peraturan pada kesejatharaan wilaya
secara keseimbangan dan konsisten. Hal ini direncanahkan masi banyaknya wilaya utamanya pulau
di luar pulau ternate, yaitu Hiri, Moti, dan Batang dua yang masih perlu mendapatkan perhatian
maksimal lagi, sehingga secara merata dapat dijangkau untuk menikmati hasil pembangnan daerah
baik dari segi sosial mau pun ekonomi.

Kata kunci : Implementasi Kebijkan; Peningkatan Kapasitas; Sumberdaya Aparatur

8
Jurnal Administrasi Publik
JAP No.121 Vol. VIII (2022)
Hal. 8 - 16

PENDAHULUAN kepada RPJMD, serta bersifat indikatif.


Implementasi merupakan salah satu Rencana strategis juga merupakan dokumen
tahap dalam proses kebijakan publik, biasanya publik yang memberikan gambaran wujud
implementasi dilaksanakan setelah sebuah pelayanan yang dapat diberikan oleh BKD
kebijakan dirumuskan dengan tujuan yang Kota Ternate 5 (lima) tahun mendatang, serta
jelas. Implementasi adalah suatu rangkaian berfungsi sebagai pediment atau kerangka
aktifitas dalam rangka menghantarkan berpikir Badan kepegawaian daerah kota
kebijakan kepada masyarakat sehingga ternate dalam penyelenggraan organisasi
kebijakan tersebut dapat membawa hasil dengan dasar kekuatan dan kelemahan
sebagaimana yang diharapkan. Rangkaian internal dan didasarkan pada tugas pokok dan
kegiatan tersebut mencakup persiapan fungsi Badan kepegawanian daerah Kota
seperangkat peraturan lanjutan yang Ternate di Bidang Kepegawaian.
merupakan interpretasi dari kebijakan Kebijakan publik, dilihat dari
tersebut. Misalnya dari sebuah undang- perspektif instrumental adalah alat untuk
undang muncul sejumblah peraturan mencapai suatu tujuan yang berkaitan dengan
pemerintah, keputusan, presiden maupun upaya pemerintah mewujudkan nilai-nilai
peraturan daerah, menyampaikan sumber kepublikan (public values). Nilai-nilai
daya guna menggerakan implementasi kepublikan sebagai tujuan kebijakan tersebut
termaksud di dalamnya sarana dan pras arana, dapat memiliki wujud bermacam-macam.
sumber daya keuangan, dan tentunya siapa Namun demikian secara umum kebijakan
yang bertanggung jawab melaksanakan publik adalah alat untuk mewujudkan nilai-
kebijakan tersebut, bagaimana mengantarkan nilai yang diidealkan masyarakat seperti
kebijakan secara langsung kepada keadilan, persamaan, dan keterbukaan,
masyarakat. memecahkan masalah yang dihadapi oleh
Sesuai dengan peraturan masyarakat. Berbagai tujuan tersebut tentu
perundangan yang berlaku bawah setiap tidak akan tercapai dengan sendirinya tanpa
perangkat daerah perlu menysusn rencana kebijakan tersebut diimplementasikan.
strategis{renstra} perangkat dareah sebagai Realitasnya, di dalam implementasi itu sendiri
dekumen perencanaan pembangunan jangka terkandung suatu proses yang kompleks dan
menengah. resntra perangkat daerah disusun panjang. Proses implementasi sendiri bermula
sesuai dengan tugas pokok dan fungsi sejak kebijakan ditetapkan atau dimiliki
perangkat daerah serta berpedoman pada paying hukum yang sah. Setelah itu tahapan-
RPJMD dan bersifat indikatif. Badan tahapan implementasi akan dimulai dengan
Kepegawaian dan Pengembangan Sumber serangkaian kegiatan mengelola peraturan,
Daya Manusia Daerah Kota Ternate sebagai membentuk organisasi, mengerahkan orang,
salah satu perangkat daerah berkewajiban sumberdaya, teknologi, menetapkan prosedur,
menjusun rencana strategis {restra}. rencana dan seterusnya dengan tujuan agar tujuan
strategis dimaksud disusun sebagai langkah kebijakan yang telah ditetapkan dapat
awal untuk melaksanakan RPJMD Kota diwujudkan.
Ternate tahun 2021-2026 yang dalam Pada prinsipnya Implementasi
penyusunannya dilakukan peluang dan kebijakan adalah cara agar sebuah kebijakan
tantangan yang dihadapi. dapat mencapai tujuanya, tidak lebih dan
Rencana strategis membuat tujuan kurang. Untuk mengimplemtasisikan
,sasaran, strategis, kebijakan, progran dan kebijakan publik, maka ada dua pilihan
kegiatan sesuai dengan tugas pokok dan langkah yang ada, yaitu langsung dalam
fungsi BKD Kota Ternate dan berpedoman implementasikan dalam bentuk program-

9
Jurnal Administrasi Publik
JAP No.121 Vol. VIII (2022)
Hal. 8 - 16

program atau formulasi kebijakan atau dapat tercapai tujuanya tidak lebih dan tidak
turunan dari kebijakan tersebut. Kebijakan kurang untuk mengemplementasikan
publik dalam bentuk undang-undang atau kebijakan publik, maka ada dua pilihan
peraturan daerah adalah jenis kebijakan langkah yang ada, yaitu langsung
yang memerlukan kebijakan penjelas atau mengemplementasikan dalam bentuk
sering diistilahkan sebagai peraturan program-program atau melalui formulasi
pelaksanaan. Kebijakan publik yang bisa kebijakan atau turunan tersebut konsep yang
langsung dioperasionalkan antara lain telah di rekomendasi untuk di pilih bukanlah
Keputusan Presiden, Instruksi, Presiden, jaminan bahwa kebijakan tersebut pasti
Keputusan Menteri, Keputusan Kepala berasil dalam implementasinya. Ada banyak
Daerah, KeputusanKepala Dinas. Perspektif variabel yang mengetahui keberhasilan
tersebut memang lebih membantu para implemetasi kebijakan baik yang bersifat
peneliti yang berusaha untuk menjelaskan individual maupun kelompok atau institusi.
bagaimana setelah melalui serangkaian proses Implementasi dari suatu program melibatkan
yang panjang suatu kebijakan kemudian upaya-upaya memengaruhi perilaku birokrat
mampu mewujudkan tujuan atau sasaran yang pelaksaanan agar bersedia memberikan
ingin dicapai. Apabila disepakati bahwa cara pelayanan dan mengatur perilaku kelompok
melihat keberasilan implementasi tidaak sasaran.
hanya berhrnti pada kepatuhan para Kebijakan Publik menurut Thomas
implementer saja namun juga hasil yang Dye (1981) adalah apapun pilihan pemerintah
dicapai setelah prosedur implementasi untuk melakukan atau tidak melakukan
kebijakan perlu dilihat secara lebih detil konsep tersebut sangat luas karna kebijakan
dengan mengikuti proses implementasi yang publik mencakup sesuatu yang tidak di
dilalui para implementer dalam upaya untuk lakukan oleh pemerintah disamping yang
mewujudkan tujuan kebijakan tersebut. dikukaan pemerintah ketika pemerintah
menghadapi masalah publik . Model
TINJAUAN PUSTAKA pendekatan implementasi kebijakan yang
Penelitian yang dilakukan oleh dirumuskan Van Meter dan Van Horn yang
Sitepu (2013) yang mengkaji implementasi disebutkan dengan A. Of The Policy
kebijakan peningkatan kapasitas sumberdaya Implementation (1975). Proses implementasi
aparatur di BKD Kabupaten Serang. Hasil dari ini merupakan sebuah apstraksi atau
penelitian ini yaitu, untuk memberikan performasi suatu pengejawan paham
pemahaman terkait dengan program pelatihan kebijakan yang pada dasarnya secara sengaja
yang dilakukan oleh BKD terhadap pegawai dilakukan untuk meraih kinerja implementasi
negeri sipil (PNS) dalam rangka realisasi kebijakan yang tinggi yang berlangsung
program kerja badan kepegawaian daerah. dalam hubungan berbagai variabel. Model ini
Mohammad Indi Fahmi (2017) mengadaikan bahwa implementasi kebijakan
mengungkapkan implementasi kebijakan berjalan secara linier dari keputusan politik,
peningkatan kapasitas sumberdaya aparatur di pelaksanaan bahwa kinerja kebijakan
BKD Kabupaten Malang merupakan salah dipengaruhi oleh beberapa variabel-variabel
satu kemampuan dari aparatur dalam tersebut yaitu:1. Standar dan Sasaran
mengerjakan sebuah program dari badan Kebijakan. 2. Sumberdaya. 3. Hubungan
kepegawaian daerah dalam pencapaian Good antraorganisasi 4. Karakteristik pelaksana. 5.
Governance. Lingkungan sosial, ekonomi, sosial dan
Implementasi Kebijakan pada politik
prinsipnya adalah cara agar sebuah kebijakan Aparatur Sipil Negara yang

10
Jurnal Administrasi Publik
JAP No.121 Vol. VIII (2022)
Hal. 8 - 16

Selanjutnya disingkat ASN adalah profesi menjelaskan makna di balik realita. Realita
bagi Pegawai Negri Sipil dan pegawai atau Peristiwa yang berlangsung di
pemerintah dengan perjanjian kerja-kerja lapangan.
pada instansi pemerintah. Pegawai Aparatur Teknik pengumpulan data yang
Sipil Negara yang selanjutnya disebut digunakan dalam penelitian ini adalah
pegawai ASN adalah pegawai negeri sipil dan wawancara, observasi dan pengumpulan
pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja data sekunder melalui dokumen terkait.
yang diingat oleh pejabat pemerintahan atau Fokus penelitian merupakan suatu
diserahi tugas negara lainya dan digaji penentuan sebagai pedoman arah suatu
berdasarkan peraturan perundang-undangan. penelitian dalam upaya mengumpulkan
Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya dan mencari informasi serta sebagai
disingkat dengan PNS adalah warga negara pedoman dalam mengadakan pembahasan
Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, atau penganalisa sehingga penelitian
diangkat sebagai pegawai ASN secara tetap tersebut mendapatkan hasil yang
oleh pejabat Pembina kepegawaian untuk diinginkan. Dengan demikian yang
menduduki jabatan pemerintahan. menjadi fokus penelitian ini adalah:
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun Implementasi kapasitas sumber daya
2014 ditetapkan kebijakan bahwa kewajiban aparatur. Lokus penelitian yang peneliti
Aparatur Sipil Negara sebagai berikut :Setia ambil yakni di Kantor Badan
dan taat pada pancasila, Undang-Undang Kepegawaian Daerah KotaTernate yang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun merupakan tempat peneliti melakukan
1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, studi penelitian. Analisis data kualitatif
dan pemerintah yang sah. Menjanga persatuan menurut Bogdan dan Bikken dalam
dan kesatuan bangsa Melaksanakan kebijakan Moleong (2006:248) adalah upaya yang
yang dirumuskan pejabat pemerintah yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan
berwenang Menaati ketentuan peraturan data, mengorganisasikan data, memilah-
perundang-undangan. milahnya menjadi satuan yang dapat
dikelola, mensintesiskannya, mencari dan
METODE PENELITIAN menemukan pola, menemukan apa yang
Penelitian ini menggunakan metode penting dan apa yang dipelajari, dan
deskriptif-kualitatif. Yang bertujuan memutuskan apa yang diceritakan kepada
memberikan untuk gambaran secara jelas orang lain. Teknik analisis yang digunakan
pada suatu fenomena sosial yang berkenan dalam penelitian ini adalah analisis
menjadi masalah yang akan di teliti, deskriptif kualitatif. Teknik analisa data ini
khususnya tentang Implmentasi kapasitas menguraikan, menafsirkan dan
sumberdaya aparatur di badan menggambarkan data yang terkumpul
kepegawaian kota ternate. Menurut secara sistemik dan sistematik.
Bogdan dan Taylor (Meleong, 2006)
metode deskriptif kualitatif adalah HASIL DAN PEMBAHASAN
prosedur penelitian yang menghasilakan Badan Kepegawaian Daerah adalah
data deskriptif berupa kata-kata tertulis satuan kerja perangkat daerah yang
atau lisan dari orang-oang dan perilaku berbrntuk Lembaga Teknis Daerah yang
yang dapat diamati. Bungin (2009) melaksanakan manajen pegawai Negeri
mengatakan penelitian yang menggunakan Sipil Daerah. Badan Kepegawaian Daerah
pendekatan kualitatif bertujuan menggali Kota Ternate terletak di jln Revolusi.
atau membangun suatu preposisi atau Badan Kepegawaian Daerah Kota Ternate

11
Jurnal Administrasi Publik
JAP No.121 Vol. VIII (2022)
Hal. 8 - 16

secara umum memiliki tugas pokok dan lengkap dan up to date yang merupakan
fungsi yaitu melaksanakan dan instrument penting dalam penyusunan dan
merumuskan kebujakan teknis daerah pengambilan keputusan para pihak
secara spesifik di bidang kepegawaian pembuat kebijakan.
meliputi: perencanaan, pengadaan, Pemahaman umum mengenai
pembinaan dan pengembangan, pegawai, implementasi kebijakan dapat diperoleh
pendidkan dan pelatihan, kesejatraan dari pernyataan Grindle (1980:7) bawah
pegawai, serta pelayanan administrasi implementasi merupakan proses umum
kepegawaian. tindakan administrasi yang dapat diteliti
Dalam melaksanakan tugas dan pada tingkat program BKD tertentu.
fungsinya Badan Kepegwaian Daerah Implementasi baru akan dimulai apabila
Kota Ternate didukung oleh 29 personil tujuan dan sasaran telah ditetapkan, jika
yang terdiri dari 1 orang Kepala Badan pemahaman ini diarahkan pada lokus dan
dibantu oleh 1 orang Sekretaris fokus ( perubahan) dimana kebijakan
membawahi 3 orang Kasubag dan 3 orang diterapkan akan sejalan dengan pandangan
Kepala Bidang masing-masing Van Meter dan van Horn Bahwa
membawahi 2 orang Kasubid serta implementasi kebijakan merupakan
didukung oleh 15 orang pelaksanaan dan 3 tindakan yang dilakukan organisasi,
orang Tenaga Kerja Kontrak. Selama peningkatan kapasitas sumber daya
kurun waktu 2006- 2010 Badan aparatur di BKD Kota Ternate sudah jelas
Kpegawaian Daerah telah berhasil pelaksanaan Badan Kepegawaian Daerah
melaksanakan program dan kegiatan Kota Ternate sudah mengetahui tujuan
dalam pemberdayaan aparatur daerah kebujakan tersebut. Kebijakan pihak BKD
menjadi sumber daya yang potensial, dalam memanfaatkan anggran yang
sehingga dapat memberikan kontribusi terbatas membuat pihak internal BKD
yang sangat besar dalam penyelenggaraan harus memilih dengan beberapa krateria.
pemerintah dan pembangunan daerah. Dari permasalahan yang diuraikan
Mengelola sumber daya sebanyak diatas maka dalam penelitian ini peneliti
itu memerlukan penanganan yang sunggu- menggunakan teori dari Van Metter dan
sunggu dan serius. Badan Kepegawaian Van Horn, 1 Standar dan sasaran, 2
Daerah Kota Ternate telah melakukan Sumber daya,3 Hubungan antrorganisasi,
berbagai upaya melalui penerapan standar 4 Karakteristik pelaksana, 5 lingkungan
pelayanan minimum antara lain kenaikan sosial, ekonomi dan politik. Pertama,
pangkat tepat waktu, pendidikan dan Tujuan dan sasaran dalam kebijakan pada
pelatihan, penempatan aparatur sesuai peningkatan kapasitas sumberdaya
dengan kompetensinya, memberikan aparatur di BKD Kota Ternate sudah jelas
penghargaan terhadap PNS yang , panitia pelaksanaan Badan Kepegawaian
berprestasi dan meningkatkan Daerah Kota Ternate sudah mengetahui
kesejahteraan pegawai, informasi pegawai tujuan dari program kebijakan tersebut
untuk meningkatkan karier dan secara jelas, siapa yang menjadi
profesionalisme/kemampuan pegawai. target/sasaran dalam program kebijakan
Tidak dipungkiri belum optimalnya ini juga sudah tepat. Hanya saja tidak
pemanfaatan dan penerapan teknologi semua yang bisa mengikuti program,
informatika dalam aplikasi system terkait keterbatasan anggaran yang
informasi manajemen kepegawaian membuat peserta harus dipilih sebagian,
menjadi kendala dalam penyajian data meskipun kedudukan mereka sama yang

12
Jurnal Administrasi Publik
JAP No.121 Vol. VIII (2022)
Hal. 8 - 16

mana program kebijakan ini juga digunakan seutuhnya untuk jalanya program
diperuntukkan terhadap pegawai yang ada pelatihan. Kalau melihat calon pensiun tiap
pada masa sebelum pensiun. Kebijakan tahun tidak mencukupi dana yang diberikan
pihak BKD harus memilih dengan untuk pelaksanaan program ini jika
beberapa krateria. Misalnya, pada pegawai mengharapkan seluruh calon pensiun ikut
BKD yang terpenting adalah kualitas sebagai peserta, sehingga hanya sebagian
sumber manusia, mengapa karena sumber dari calon pensiun dipilih untuk menjadi
daya inilah yang kemudian peserta mengikuti pelatihan. Sumberdaya
mengejahwantakan program-program dari waktu yang ada sudah digunakan dengan
BKD itu sendiri sehingga ini sebaik mungkin, terlihat dari kegiatan
mempengaruhi jalannya program tersebut. kegiatan yang sudah dijadwalkan dan
Pada suatu proses tujuan dari pelaksanaan yang sudah sesuai dengan
implementasi kebijakan sebagai sesuatu jadwal yang telah ditetapkan.
kondisi yang akan dicapai atau dihasilkan Ketiga, Hubungan antarorganisasi
dalam jangka waktu 5 (lima) Tahun dalam implementasi program kebijkan
perencanaan. Sasaran merupakan hasil yang pelatihan ini sangat dirasakan manfaatnya,
akan dicapai dalam rumusan yang spesifik, hubungan komunikasi ini sudah baik . setiap
terukur, mudah dicapai, rasional, untuk dapat Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)
dilaksanakan dalam jangka waktu 5 (lima) yang menerima surat permintaan data
tahun ke depan dan sejalan dengan rumusan pegawai calon pension sudah dipahami dan
tujuan jangka menengah yang telah sudah dipenuhi sesuai permintaan BKD.
ditetapkan. Tujuan dan sasaran yang Hanya saja yang membuat BKD kesulitan
ditetapkan oleh BKPSDMD Kota Ternate saat pemelihan peserta yang tepat
merupakan tujuan dan sasaran yang berhubung data yang dimiliki BKD yang
mendukung visi dan misi serta tujuan dan diterima dari bidang kepegawaian tidak
sasaran yang tertuang dalam RPJMD Kota lengkap, tidak menunjukan data yang
Ternate Tahun 2021-2026. Mengacu pada diharapkan, pada bagian ini ketika BKD
tujuan dan sasaran dalam RPJMD Kota tidak melakukan sosialisasi sebelumnya
Ternate Tahun 2021-2026 tersebut maka untuk pelaksanaan program ini dan tidak
ditetapkan tujuan BKPSDMD Kota Ternate menjelaskan kalau membutuhkan pegawai
dalam dokumen Renstra yaitu: yang kurang berdaya dalam ekonominya
“Terwujudnya ASN Kota Ternate yang pada saat mengirim surat ke setiap SKPD
profesional” yang ada. Dalam hal ini hubungan antara
Kedua, Sumberdaya yang organisasi sangat dibutuhkan sekali dalam
dimaksud di dalam implemetasi kebijakan implementasi, terlihat bahwa antarorganisasi
Badan Kepegawaian Daerah Kota Ternate hubunganya kurang baik dalam pelaksanaan
khususnya pada bidang pembinaan pegawai program kebijkan mempengaruhi hasilnya.
dibantu kegiatan-kegiatan yang didalam Keempat, Karakteristik
program kebijakan ini sudah terlaksana Pelaksanaan dalam impelementasi kebijakan
dengan baik, Karena pelatihan sistemnya pelatihan ini sudah dibagi tugas dalam
pelatihan mengirim sehingga BKD seakan pelaksanaanya. Implementasi kebijakan ini
menyerahkan saja jalan pelatihan kepada di laksanakan oleh BKD khususnya bagian
pihak ketiga dan BKD yang membantu bidang pembinaan yang meliputih bagian
jalanya proses pelaksanaanya pelatihan. diklat pegawai dan bagian disiplin pegawai
Sumberdaya finansial berasal dari Angaran dibantu ada beberapa staf yang ada di bidang
Pendapatan Belanja Daerah (APBD) yang pembinaan, lalu oleh bagian program dan

13
Jurnal Administrasi Publik
JAP No.121 Vol. VIII (2022)
Hal. 8 - 16

evaluasi secretariat BKD Kota Ternate dan merupakan salah satu modal berharga bagi
staf yang ada di sekretatiat BKD Kota setiap pelaksana pembangunan daerah untuk
Ternate ada juga pihk ketiga yang memulai rangkaian program dan kegiatan
menyediakan pemateri untuk melaksanakan pembangunan sebagai upaya untuk
pelatihan. menyejahterakan masyarakat. Untuk
Kelima, Lingkungan sosial, mewujudkan kesejahteraan masyarakat,
ekonomi dan politik hal terakhir yang perlu dilakukan perencanaan yang efektif dengan
diperhatikan guna menilai kinerja partipasi para pelaku pembangunan secara
implementasi kebijakan pada lingkungan terkoordinir. Sesuai dengan analisis isu
sosial. Permasalahan pembangunan daerah strategis pembangunan Kota ternate, rencana
merupakan kesenjangan antara sasaran pembangunan daerah memiliki fokus pada
pembangunan yang ingin dicapai di masa peningkatan dan pemerataan kesejahteraan
mendatang dengan kondisi riil saat wilayah secara berkesinambungan dan
perencanaan pembangunan dilaksanakan. konsisten. Hal ini dikarenakan masih
Untuk meminimalisir kesenjangan tersebut banyaknya wilayah utamanya pulau di luar
dalam rangka mewujudkan visi dan misi Pulau Ternate, yaitu Hiri, Moti dan Batang
kepala daerah terpilih, maka diperlukan Dua yang masih perlu mendapatkan
perumusan yang tepat terkait analisis perhatian lebih maksimal lagi, sehingga
permasalahan daerah. Selain dari itu juga secara merata dapat dijangkau untuk
tidak adanya semangat persaingan kinerja menikmati hasil pembangunan daerah, baik
yang berbanding terbalik dengan dari segi sosial maupun ekonomi. Oleh
penghargaan. Lemanya daya saing kita karena itu, perhatian penuh pemerintah
dalam kinerja sudah menjadi kebiasaan daerah bagi peningkatan kualitas
yangtelah lama diterapkan oleh PNS, aksesibilitas wilayah menjadi salah satu
sehingga menjadi sulit ketika dipksakan pondasi utama dalam perumusan
untuk melakuka sebuah perubahan atau perencanaan pembangunan Kota Ternate
inovasi terkait dengan tupoksi pekerjaan kita dalam 5 (lima) tahun kedepan. Demikian
sebagai ASN, terkadang ketidakpedulian pula, keseimbangan pembangunan daerah
pimpinan menjadi pemicu kemalasan kita baik dari segi sosial budaya, perekonomian,
untuk merubah cara berfikir kita untuk lebih hingga lingkungan hidup juga menjadi
kreatif. Selain itu bagi PNS yang mampu bagian tak terpisahkan dalam rangkaian
melakukan perubahan atau inovasi sangat pembangunan Kota Ternate.
jarang untuk diberi penghargaan dalam Untuk mewujudkan keseimbangan
bentuk apapun baik dalam pengembangan tersebut, pembangunan di Kota Ternate lebih
karir maupun pengembangan kompetensi. diarahkan pada model pembangunan
Hal ini menjadi sebuah pemicu dimana baik horizontal dimana pelaksanaan
PNS yang mampu berinovasi dan tidak pembangunan di setiap bidang
mampu berinovasi dinilai sama saja dan pembangunan akan memiliki porsi yang
tidak ada perbedaan. proporsional dengan tetap mempertahankan
Kota Ternate dalam visi kualitas lingkungan hidup dan
merupakan salah satu wilayah administratif mempertimbangkan masih adanya
di Provinsi Maluku Utara yang memiliki kesenjangan antar wilayah di Kota Ternate.
berbagai sumber daya alam dan Upaya-upaya dan juga gambaran masa
beranekaragam kebudayaan masyarakat depan sampai dengan tahun 2026 merupakan
yang cukup kental dan berkarakter kuat. tujuan bersama Kota Ternate, akan
Oleh karena itu, potensi-potensi tersebut dilakukan sejalan dengan upaya pemenuhan

14
Jurnal Administrasi Publik
JAP No.121 Vol. VIII (2022)
Hal. 8 - 16

kebutuhan dasar khususnya bagi masyarakat terlibat sudah mengetahui tugas yang harus
tidak mampu, mulai dari Pendidikan, dilaksanakan dalam persiapan dan
Kesehatan, Pangan dan Perumahan, air pelaksanaan sampai pada dengan
bersih, ataupun juga fasilitas- fasilitas penyelesaian program kebijakan tetapi
(sarana prasarana, ekonomi, dan juga belum maksimal dalam pelaksanaanya,
budaya) yang bertujuan membangun Badan Kepegawaian Daerah Kota Ternate
kemandirian bagi warga masyarakat. tidak melibatkan dalam perumusan kegiatan
Kemudian dari sisi tata kelola pelatihan sehingga peserta bisa
pemerintahan, gambaran di akhir periode lebih antusias dalam menjalnkan
tahun 2026, Kota Ternate akan memiliki pelatihan. Sumberdaya finansial
sistem pemerintahan yang efektif dan efisien yang diberikan sudah dikelola dengan baik
yang berpegang pada prinsip good untuk kebutuhan pelaksanaan program
governance and clean government. Kualitas kebijakan pelatihan. Hubungan
SDM Aparatur akan ditingkatkan, baik dari antraorganisasi antara Badan Kepegawaian
aspek teknis ataupun manajerial, guna Daerah dan Satuan Kerja Perangkat Daerah
mewujudkan ASN yang profesional. Selain yang ada di pemerintahan Kota Ternate
itu, ASN juga akan menjadi bagian dari belum berjalan dengan baik, masi ada PNS
upaya mengajak kolaborasi stakeholder- yang belum mengetahui tentang adanya
stakeholder atau pihak-pihak yang selama ini pelatihan yang diadakan oleh BKD.
memberikan perhatian atau berpotensi Karakteristik Pelaksana dalam implemetasi
memberikan perhatian terhadap sudah adanya pembagian tugas bagi
pembangunan di Kota Ternate. pelaksana yang ada di BKD. Kondisi sosial
Gambaran ini merangkum sebuah politik dan ekonomi dalam implemetasi
upaya membangun kemandirian ekonomi program, calon pension yang ada di
masyarakat kota Ternate yang menunjang pemerintah Kota Ternate, Secara
proses pelayanan dan pembangunan keseluruhan sudah baik hanya saja ada
infrastruktur fisik dan digital kota Ternate, beberapa hal yang harus lebih perhatikan
dengan memperhatikan tata kelola oleh badan kepegawaian Daerah Kota
pemerintahan yang ektraktif dan responsif, Ternate agar pelaksana program bisa lebih
serta meningkatkan kemampuan daerah optimal lagi.
dalam penyediaan layanan publik yang Berdasarkan kesimpulan yang
berkesinambungan, dengan menumbuh- diperoleh dari hasil penelitian yang peneliti
kembangkan lembaga sosial dalam bingkai lakukan di Badan Kepegawaian Daerah Kota
adat seatorang. Ternate, pada judul penelitian implementasi
KESIMPULAN DAN SARAN kebijakan peningkatan kapasitas
Berdasarakan hasil penelitian dan sumberdaya aparatur di Badan Kepegawaian
studi analisis yang dilakukan, bahwa Kota Ternate. Sebaiknya BKD menetapkan
Implementasi Kebijakan Peningkatan kriteria peserta lebih spesifik sehingga lebih
Kapasitas Sumberdaya Aparatur di BKD selektif memilih peserta pelatihan yang
Kota Ternate, terdapat beberapa masalah benar-benar lebih membutuhkan sesuai alat
yang perlu diberbaiki. Dilihat dari tujuan dan ukurnya. Meningkat dana yang sedikit yang
sasaran kebijakan dalam program ini tidak memungkinkan untuk pelatihan PNS.
pelaksanaan dan peserta mengetahui tujuan BKD perlu mengusulkan kebijakan lain
diadakanya program kebijakan dengan jelas. untuk PNS yang tidak mendapatkan agar
Program kebijakan ini diperuntukkan kepada bisa segera mendapatkan pelatihan sama
Pegawai Negeri Sipil. Sumberdaya yang dengan PNS yang lain. BKD memastikan

15
Jurnal Administrasi Publik
JAP No.121 Vol. VIII (2022)
Hal. 8 - 16

informasi yang diberikan kesetiap SKPD Kencana.


sudah diterima dan diketahui oleh target
sasaran BKD lebih berperan lagi dalam Warsito dan Yuwono, Teguh. (2003)
proses berjalannya pelatihan. Badan Otonomi Daerah Capacity Building
Kepegawaian Daerah sebaiknya melakukan dan Penguatan demokrasi alokal.
evaluasi sementara setelah pelatihan selesai Semarang, Puskodak. (CLoGAPPS)
untuk mengetahui keberhasilan dari UN.
program.
Sumber lain-lain:

DAFTAR PUSTAKA 1. Undang-Undang Nomor 5


Tahun 2014 Tentang Aparatur
Sipil Negara.
Artika, Inda J.N. (2014) Pengembangan
Kapasitas Sumberdaya Aparatur 2. Undang-Undang Nomor 43
Dalam Rangka Meningkatkan Tahun 2009 Tentang
Kinerja. skripsi, Universitas Ketentuan Pemerintah.
Brawijaya Malang.
Dian, Endra Prasetia. (2014). Upaya 3. Undang-Undang Nomor 6
Meningkatkan Kualitas Mumberdaya tahun 1974 Tentang
Aparatur S.AP. skripsi, Universitas Pembahasan Kegiatan
Brawijaya malang. Pegawai Negeri Dalam
Indah, Lely mindarti. (2007) Revolusi Usaha Swasta.
Administrasi Publik : Aneka
pendekatan dan teori dasar. Malang,
bayumedia publishing.
Milen, Anneli. (2006) Capacity Building
meningkatkan kinerja sektor publik.
Yogyakarta, pembaruan.

Maleong, Lexy J. (2014) Metodologi


penelitian kualitatif. Bandung, PT
Remaja Rosdakarya.
Saldana, johnny, et.al. (2013) Qualitative
data Analysis : A Methods
Sourcebook.
Washington DC, SAGE Publication, Inc.

Siagian, Sandong P. (2005) Manajemen


Sumberdaya Manusia. Jakarta, bumi
Aksara.
Sjamsuddin, Sjamsiar Indradi. (2010) Dasar-
dasar dan teori Administrasi Publik ,
Malang, Agritek YPN.
Miftah Thoha, (2008) Ilmu administrasi
publik Kontemporer. Jakarta,

16

Anda mungkin juga menyukai