Anda di halaman 1dari 13

PARTISIPASI MASYARAKAT DAN TRANSPARANSI KEBIJAKAN

PUBLIK TERHADAP PENGAWASAN KEUANGAN DAERAH (STUDI PADA


KANTOR DPR ACEH)

kn3579483@gmail.com

030341383

ABSTRAK

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh partisipasi masyarakat
dan transparansi kebijakan publik terhadap pengawasan keuangan daerah pada Kantor
DPR Aceh. Data penelitian dikumpulkan melalui daftar pertanyaan/kuisioner dan
studi dokumentasi. Pengujian hipotesis menggunakan analisis regresi linier berganda
dengan sampel penelitian sebanyak 77 responden. Hasil penelitian menunjukan
bahwa secara parsial yaitu partisipasi masyarakat berpengaruh terhadap pengawasan
keuangan daerah pada Kantor DPR Aceh, transparansi kebijakan publik berpengaruh
terhadap pengawasan keuangan daerah pada Kantor DPR Aceh. Kemudian secara uji
simultan antara variabel partisipasi masyarakat dan transparansi kebijakan publik
berpengaruh terhadap pengawasan keuangan daerah pada Kantor DPR Aceh.

Kata kunci : Partisipasi, kebijakan publik, Pengawasan keuangan daerah

PENDAHULUAN

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2017 Tentang Pembinaan


dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Pasal 1 bahwa Pengawasan
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah adalah usaha, tindakan, dan kegiatan yang
ditujukan untuk menjamin penyelenggaraan Pemerintahan Daerah berjalan secara
efisien dan efektif sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Aparat
Pengawas Internal Pemerintah yang selanjutnya disingkat APIP adalah inspektorat
jenderal kementerian, unit pengawasan lembaga pemerintah nonkementerian,
inspektorat provinsi, dan inspektorat kabupaten/kota. Pengawasan anggaran yang
dilakukan oleh dewan dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor
internal adalah faktor yang dimiliki oleh dewan yang berpengaruh secara langsung
terhadap pengawasan yang dilakukan oleh dewan, salah satunya adalah pengetahuan
tentang anggaran. Sedangkan faktor eksternal adalah pengaruh dari pihak luar
terhadap fungsi pengawasan yang akan memperkuat atau memperlemah fungsi
pengawasan yang dilakukan oleh dewan, diantaranya adalah akuntabilitas publik,
transparansi kebijakan publik dan partisipasi masyarakat (Meihendri, 2017). Salah
satu aspek penting dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah dan desentralisasi
daerah adalah masalah pengelolaan keuangan secara khusus dan masalah Pengelolaan
APBD secara umum. Untuk mewujudkan otonomi daerah dan desentralisasi yang
luas, nyata, dan bertanggungjawab diperlukan manajemen keuangan daerah yang
mampu mengontrol kebijakan keuangan daerah yang tertuang dalam APBD secara
ekonomis, efisien, efektif, transparan, dan akuntabel (Nurul, 2013). Selain
transparansi, faktor lain yang mempengaruhi dewan dalam pengawasan anggaran
adalah partisipasi masyarakat. Partisipasi masyarakat menjadi sangat penting karena
semua potensi masyarakat akan tergali dan termanfaatkan. Penyertaan masyarakat
atau menyertakan partisipasi masyarakat dalam setiap kebijakan atau pengelolaan
APBD sudah saatnya dilakukan. Dengan demikian perubahan atau pemberlakuan
sebuah kebijakan tidak hanya terjadi di kalangan elite saja, sudah saatnya pemerintah
terbuka dan menyertakan seluruh unsur masyarakat. Sistem pemerintahan yang
terdesentralisasi dengan baik dan otonomi daerah telah memberikan lingkungan yang
mendukung berkembangnya partisipasi masyarakat dalam kepemerintahan. Meski
belum meluas, telah banyak pelaku-pelaku kebijakan di pemerintahan yang sangat
terbuka pada partisipasi masyarakat (Sudiarta, 2014). Dengan adanya partisipasi
masyarakat sebagai wujud nyata keterlibatan masyarakat dari suatu proses mulai
perencanaan, pelaksanaan maupun evaluasi keuangan daerah merupakan
pemberdayaan masyarakat yang berarti pula sebagai suatu proses pembangunan
masyarakat sebagai upaya dari pemerintah menaruh kepercayaan kepada masyarakat
untuk membangun dirinya dan daerahnya sendiri sesuai kemampuan yang ada
padanya. Fenomena yang sering terjadi pada tahuntahun sebelumnya yang
menyangkut penyimpangan penggunaan dana APBD sehingga ketakutan maupun
keraguan yang menjadi alasan rendahnya serapan anggaran, menunjukkan pejabat
tidak memahami aturan. Anggaran triliunan rupiah yang disepakati di awal tahun
sangat minim digunakan. Fenomena ini merata terjadi di seluruh provinsi, termasuk
Aceh. Anggaran yang terserap lebih banyak digunakan untuk membayar gaji PNS dan
anggaran rutin lainnya. Salah satu kelemahan yang seringkali terjadi pada DPR Aceh
adalah adanya kecenderungan daerah untuk melakukan perubahan anggaran pada saat
menjelang akhir tahun anggaran berjalan atau pengesahan setiap anggaran sering
terlambat seperti pengesahan anggaran pada pertengahan tahun bahkan di akhir tahun.
Hal ini tentu saja sangat mengurangi kemampuan kinerja aparatur pemerintah Aceh
untuk menyesuaikan belanja, karena waktu yang tersisa untuk melaksanakan
kegiatan/proyek menjadi sangat sempit. Hal ini menunjukkan bahwa konsentrasi
perubahan APBA hanya pada penyesuaian yang sifatnya administratif dan kurang
menyentuh aspek substansi penyebab perubahan serta dampak yang mungkin bisa
didapatkan apabila momentum perubahan dilakukan lebih awal (www.tempo.com).
Berdasarkan latar belakang penelitian yang dikemukakan di atas maka rumusan
masalahnya adalah sebagai berikut: 1. Apakah Partisipasi Masyarakat secara parsial
berpengaruh terhadap Pengawasan Keuangan Daerah. 2. Apakah Transparansi
Kebijakan Publik secara parsial berpengaruh terhadap Pengawasan Keuangan Daerah.
3. Apakah Partisipasi Masyarakat dan Transparansi Kebijakan Publik secara simultan
berpengaruh terhadap Pengawasan Keuangan Daerah.

TINJAUAN KEPUSTAKAAN

Pengawasan Keuangan Daerah

Menurut Murhaini (2014:3) pengawasan adalah tindakan aparatur pemerintah agar


pelaksanaan kegiatan dan tugas yang ditetapkan data tercapai serta menghindari dari
terjadinya penyimpangan. Pengawasan adalah suatu proses untuk menetapkan
pekerjaan apa yang akan dikerjakan, dilaksanakan, atau diselenggarakan kemudian
menilainya dan mengoreksi bila perlu dengan maksud supaya pelaksanaan pekerjaan
sesuai dengan rencana semula. Pengawasan keuangan daerah, dalam hal ini adalah
pengawasan terhadap anggaran keuangan daerah/APBD. Menurut Undang-Undang
Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah Pasal 42 menjelaskan bahwa
DPRD mempunyai tugas dan wewenang melaksanakan pengawasan terhadap
pelaksanaan Perda dan peraturan perundangundangan lainya, peraturan kepala daerah,
APBD, kebijakan pemerintah dalam melaksanakan program pembangunan daerah
dan kerjasama internasional di daerah. Berdasarkan dari Undang-Undang tersebut
dapat diambil kesimpulan bahwa pengawasan keuangan daerah dilakukan oleh DPRD
yang berfokus kepada pengawasan terhadap pelaksanan APBD.

Kualitas Pengawasan Keuangan Daerah

Agar perencanaan yang telah disusun dapat berjalan sesuai dengan aturan yang
berlaku, maka tindakan pengawasan perlu dilakukan. Proses kegiatan yang ditujukan
untuk menjamin agar pemerintah daerah berjalan sesuai dengan rencana dan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku merupakan pengertian dari
pengawasan keuangan daerah yang terdapat dalam Keputusan Presiden Nomor 74
Tahun 2001 tentang Tata Cara Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah
Pasal 1 ayat (6) Menurut Fahmi (2014:86) kualitas pengawasan juga sangat
ditentukan oleh tahap-tahap sebagai berikut:

1. Pengawasan pendahuluan sebelum kegiatan dilaksanakan (Feed Forward).


2. Pengawasan kegiatan sedang dilaksanakan (Concurrent).
3. Pengawasan unpan balik (feed back)`

Partisipasi Masyarakat

Menurut Supomo dan Indriantoro (2014:17) menyatakan partisipasi adalah


suatu proses pengambilan keputusan bersama oleh dua bagian atau lebih pihak
dimana keputusan tersebut akan memiliki dampak masa depan terhadap mereka yang
membuatnya. Partisipasi secara luas pada dasarnya merupakan proses organisasional,
dimana para individual terlibat dan mempunyai pengaruh dalam pembuatan
keputusan yang mempunyai pengaruh secara langsung terhadap para individu
tersebut.

Menurut Handayani (2014:40) “Partisipasi lebih pada alat sehingga dimaknai


partisipasi sebagai keterlibatan masyarakat secara aktif dalam keseluruhan proses
kegiatan, sebagai media penumbuhan kohesifitas antar masyarakat, masyarakat
dengan pemerintah juga menggalang tumbuhnya rasa memiliki dan tanggung jawab
pada program yang dilakukan”. Istilah partisipasi sekarang ini menjadi kata kunci
dalam setiap program pemngembangan masyarakat, seolah-olah menjadi “model
baru” yang harus melekat pada setiap rumusan kebijakan dan proposal proyek. Dalam
pengembangannya seringkali diucapkan dan ditulis berulang-ulang teteapi kurang
dipraktekkan, sehingga cenderung kehilangan makna. Partisipasi sepadan dengan arti
peran serta, ikut serta, keterlibatan atau proses bersama saling memahami,
merencanakan, menganalisis, dan melakukan tindakan oleh sejumlah anggota
masyarakat.

1. Partisipasi tidak hanya berarti mengambil bagian dalam pelaksanaan-


pelaksanaan, perencanaan pembangunan. Partisipasi berarti memberikan
sumbangan agar dalam pengertian kita mengenai pembangunan kita nilai-
nilai kemanusiaan dan cita-cita mengenai keadilan sosial tetap dijunjung
tinggi.
2. Partisipasi dalam pembangunan berarti mendorong ke arah pembangunan
yang serasi dengan martabat manusia. Keadilan sosial dan keadilan
Nasional dan yang memelihara alam sebagai lingkungan hidup manusia
juga untuk generasi yang akan datang.

Transparansi Kebijakan Publik

Menurut UNDP Transparency merupakan salah satu Karakteristik Good


Governance. Transparansi dibangun atas dasar kebebasan memperoleh informasi.
Informasi yang berkaitan dengan kepentingan publik secara langsung dapat diperoleh
oleh mereka yang membutuhkan, (Mardiasmo, 2014:20). Transparansi merupakan
salah satu cara untuk mewujudkan pertanggungjawaban pemerintah kepada
masyarakat. Melalui transparansi penyelenggaraan pemerintahan, masyarakat
diberikan kesempatan untuk mengetahui apa yang terjadi dalam pemerintahan,
termasuk diantaranya kebijakan yang akan atau telah diambil oleh pemerintah serta
implementasi kebijakan tersebut. Dengan kemajuan tekhnologi informasi yang
demikian pesat serta potensi pemanfaatannya secara luas, hal tersebut membuka
peluang bagi berbagai pihak untuk mengakses, mengelola dan mendayagunakan
informasi secara cepat dan akurat untuk lebih mendorong terwujudnya pemerintahan
yang bersih, transparan, dan serta mampu menjawab tuntutan perubahan secara
efektif.

Adanya keterbukaan dalam penyelenggaraan urusan publik akan


memudahkan pengawasan terhadap jalannya pemerintahan. Menurut Mardiasmo.
(2014:20) menyatakan kewajiban bagi pihak pemegang amanah (agent) untuk
memberikan pertanggungjawaban, menyajikan, melaporkan, dan mengungkapkan
segala aktifitas dan kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya kepada pihak pemberi
amanah (principal) yang memiliki hak dan kewenangan untuk meminta
pertanggungjawaban tersebut merupakan pengertian akuntabilitas publik.

Menurut Deddy dan Riyadi (2015:17) prinsip yang menjamin akses atau
kebebasan bagi setiap orang untuk memperoleh informasi tentang penyelenggaraan
pemerintahan, yakni informasi mengenai kebijakan, proses pembuatan, pelaksanaan,
dan hasil yang dicapai. Menurut Deddy dan Riyadi (2015:17) Indikator-indikator dari
transparansi adalah sebagai berikut: penyediaan informasi yang jelas tentang
tanggung jawab, kemudahan akses informasi, menyusun suatu mekanisme pengaduan
jika ada peraturan yang dilanggar atau permintaan untuk membayar uang suap,
meningkatkan arus informasi melalui kerjasama dengan media massa dan lembaga
non pemerintah.

Kerangka Pemikiran

Undang-undang tersebut menjadi sangat penting karena akan membawa perubahan


yang mendasar pada kehidupan sistem pemerintahan dan sistem keuangan pemerintah
pusat dan daerah. Pada sistem pemerintahan khususnya pemerintah daerah perubahan
yang terjadi adalah berupa pelaksanan otonomi daerah dan desentralisasi yang luas,
nyata, dan bertanggungjawab. Pada masa sebelumnya otonomi daerah hanya
dijadikan jargon politik belaka, akan tetapi daerah saat ini ditantang kesiapannya baik
secara kelembagaan, sumber daya manusia dan teknologi untuk dapat mewujudkan
otonomi dan desentralisasi secara nyata, bertanggung jawab dan dinamis. Oleh karena
itu pemerintah daerah dituntut untuk melakukan reformasi kelembagaan di
lingkungan mereka (institutional reform). Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel
berikut:

Gambar 1

Kerangka Pemikiran

Hipotesis

Berdasarkan tujuan penelitian dan kerangka pemikiran maka dapat


dirumuskan hipotesis penelitian adalah:
Ha1: Partisipasi Masyarakat berpengaruh secara parsial terhadap Pengawasan
Keuangan Daerah.
Ha2: Transparansi Kebijakan Publik secara parsial berpengaruh terhadap
Pengawasan Keuangan Daerah.
Ha3: Partisipasi Masyarakat dan Transparansi Kebijakan Publik berpengaruh
secara simultan terhadap Pengawasan Keuangan Daerah.
METODE PENELITIAN
Lokasi dan Objek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada instansi Penelitian ini dilaksanakan pada


instansi Kantor DPR Aceh yang beralamat di Jalan Tgk. H. M. Daud Beureueh,
Banda Aceh, Aceh. Objek penelitian adalah Anggota DPR Aceh.
Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi penelitian adalah seluruh anggota dewan pada kantor DPR Aceh yang
tercatat pada tahun 2018 sebanyak 81 orang. Karena ukuran populasi tersebut
mencukupi dan terjangkau untuk diteliti maka sampel penelitian adalah anggota
populasi yaitu anggota DPR Aceh. Penarikan sampel ini berpedoman pada pendapat
Arikunto (2014:134) yang mengatakan jika populasi kurang dari 100 lebih baik
semua diambil sebagai sampel sehingga penelitian ini merupakan penelitian populasi
(sensus). Metode sensus dimana seluruh elemen populasi diselidiki satu per satu. Data
yang diperoleh sebagai hasil pengolahan sensus disebut data yang sebenarnya (true
value), atau sering disebut parameter (Sugiyono, 2014:27). Jumlah kuisioner yang
diedarkan sebanyak 81 orang, berdasarkan keterbatasan waktu, adanya anngota DPR
ke luar daerah dan berbagai kegiatan lainnya sehingga jumlah kuisioner yang
dikembalikan sebanyak 77 orang.

Sumber dan Teknik Pengumpulan Data


Sumber data dimaksudkan untuk memperoleh informasi yang relevan, akurat
dan reliabel. Sumber data yang digunakan antara lain (Sugiyono, 2014:139) data
primer diperoleh dari dokumentasi dan daftar pertanyaan (kuisioner). Untuk
memperoleh data mengenai variabel yang diteliti maka dilakukan pengumpulan data
dengan menggunakan Kuesioner. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini
adalah tertutup, yaitu pertanyaan yang dirancang berbentuk pilihan yang telah
disediakan. Kemudian data sekunder dalam penelitian ini bersumber dari studi
pustaka melalui artikel majalah pemasaran maupun yang diambil dari internet untuk
mendapatkan data-data dalam penelitian ini.

Untuk memperoleh data mengenai Partisipasi Masyarakat dan Transparansi


Kebijakan Publik dilakukan pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner.
Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah tertutup yaitu pertanyaan yang
di rancang berbentuk pilihan yang telah disediakan.
Teknik Analisis Data
Data penelitian dianalisis dengan menggunakan model regresi linier berganda
dan diolah dengan menggunakan program bantuan SPSS (Statistic Product and
Service Solutions) versi 22. Adapun persamaan model regresi berganda dalam
penelitian ini dapat diformulasikan sebagai berikut:
Y = a + b1X1 + b2X2 + e
Keterangan:

Y = Pengawasan Keuangan Daerah

X1 = Partisipasi Masyarakat

X2 = Transparansi Kebijakan Publik

a = Konstanta

b = Parameter Regresi

e = Error Term

PEMBAHASAN
Hasil Pengujian Hipotesis

Hipotesis menyatakan bahwa faktor-faktor partisipasi masyarakat (X 1) dan


transparansi kebijakan publik (X2) berpengaruh terhadap pengawasan keuangan
daerah pada Kantor DPR Aceh. Model yang digunakan untuk menduga pengaruh
tersebut adalah:

Tabel 4.1
Pengaruh Variabel Bebas Terhadap Pengawasan Keuangan Daerah

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model t Sig.
Std
B . Beta
Err
or
1(Constant) ,519 ,51 1,0 ,318
Partisipasi 7 04
Masyarakat ,437 ,336 ,012
(X1) ,16 2,5
9 77
Transpar
ansi
Kebijaka ,411 ,17 ,306 2,3 ,022
n Publik 5 46
(X2)
a. Dependent Variable: Pengawasan Keuangan Daerah (Y)

Berdasarkan tabel 4.1 diatas maka diperoleh persamaan regresi sebagai


berikut,
Y = 0,519 + 0,437X1 + 0,411X2
Dari persamaan regresi di atas dapat diketahui hasil penelitian sebagai
berikut:
1. Koefesien Regresi (β )
a. Dalam penelitian nilai konstanta adalah 0,519 artinya bila mana
partisipasi masyarakat (X1) dan transparansi kebijakan publik (X 2),
dianggap konstan, maka pengawasan keuangan daerah pada Kantor DPR
Aceh, adalah sebesar 0,519 pada satuan skala likert

b. Koefisien regresi partisipasi masyarakat (X 1) sebesar 0,437. Artinya setiap


100% perubahan dalam variabel partisipasi masyarakat akan meningkatkan
pengawasan keuangan daerah pada Kantor DPR Aceh sebesar 43,7%
dengan asumsi variabel transparansi kebijakan publik (X 2) dianggap
konstan.

c. Koefisien regresi transparansi kebijakan publik (X 2) sebesar 0,411. Artinya


setiap 100% perubahan dalam variabel transparansi kebijakan publik secara
relatif akan meningkatkan pengawasan keuangan daerah pada Kantor DPR
Aceh sebesar 41,1% dengan asumsi variabel Partisipasi masyarakat (X 1)
dianggap konstan
Berdasarkan hasil analisis di atas dapat diketahui bahwa dari ke dua variabel
yang diteliti ternyata variabel partisipasi masyarakat mempunyai pengaruh dominan
dalam meningkatkan Pengawasan keuangan daerah pada Kantor DPR Aceh, karena
diperoleh koefisien regresi sebesar 3,7% Koefisien Korelasi (R) dan Determinasi
Untuk mengetahui seberapa besar kenaikan suatu linier dapat dijelaskan
melalui hubungan antara veriabel-variabel (korelasi). Jika seluruh nilai dari variabel-
variabel tersebut dapat memenuhi suatu persamaan dengan benar, maka dapat
dikatakan terdapat korelasi yang sempurna dalam model analisis ini. Dari output
SPSS dapat diketahui tingkat hubungan variabel bebas dengan variabel terikat antara
lain:
Tabel 4.2 Model Summary

Std. Error
Mode R R Adjusted R of the
l Square Square Estimate
1 ,592 a ,350 ,333 ,76261

a. Predictors:
(Constant), Transparansi Kebijakan Publik (X2), Partisipasi
Masyarakat ( X1 )
b. Dependent Variable: Pengawasan Keuangan Daerah ( Y )

Berdasarkan dari tabel 4.8 di atas maka diperoleh koefisien korelasi dalam
penelitian diperoleh nilai sebesar 0,592 dimana dengan nilai tersebut terdapat
hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat adalah sebesar 59,2%.
Artinya faktor partisipasi masyarakat (X1) dn transparansi kebijakan publik (X2)
mempunyai hubungan yang cukup kuat terhadap pengawasan keuangan daerah pada
Kantor DPR Aceh.

Sementara itu koefisien determinasi yang diperoleh dengan nilai sebesar 0,333
artinya bahwa sebesar 33,3% perubahan-perubahan dalam variabel terikat
(pengawasan keuangan daerah pada Kantor DPR Aceh.) dapat dijelaskan oleh
perubahan-perubahan partisipasi masyarakat (X1) dan transparansi kebijakan publik
(X2). Sedangkan selebihnya sebesar 66,7% dijelaskan oleh faktor- faktor lain.

Pengujian Hipotesis
Untuk menguji pengaruh partisipasi masyarakat, transparansi kebijakan publik
dan sistem akuntansi keuangan daerah secara bersama maupun secara parsial terhadap
pengawasan keuangan daerah pada Kantor DPR Aceh.
H1 ; β1 = 0,437, β2 = 0,411, maka ß1 ≠ 0, ß2
≠ 0, , : Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis nol (H 0)
ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima, artinya partisipasi
masyarakat dan transparansi kebijakan publik secara bersama-sama
berpengaruh terhadap pengawasan keuangan daerah pada Kantor DPR
Aceh
H2 : H1 : β1 = 0,437, β1 ≠ 0, Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis
nol (H0) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima, artinya partisipasi
masyarakat secara parsial berpengaruh terhadap pengawasan keuangan
daerah pada Kantor DPR Aceh
H3 : H2 : β2 = 0,411, β2 ≠ 0, Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis
nul (H0) ditolak dan hipotesis alternatif (H a) diterima, artinya
transparansi kebijakan publik secara parsial berpengaruh terhadap
pengawasan keuangan daerah pada Kantor DPR Aceh
Pembahasan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi untuk Partisipasi
masyarakat adalah sebesar 0,437 yang berarti partisipasi masyarakat mempengaruhi
pengawasan keuangan daerah pada Kantor DPR Aceh. Hasil analisis menunjukkan
nilai β1 sebesar 0,437 dengan hasil perhitungan β1 ≠ 0, dapat disimpulkan partisipasi
masyarakat secara parsial berpengaruh terhadap terhadap pengawasan keuangan
daerah pada Kantor DPR Aceh. Hal ini sejalan dengan penelitian dari sebelumnya
yaitu penelitian dari Nurul (2018) dan penelitian dari Hartanto (2018) karena variabel
yang diteliti yaitu partisipasi masyarakat berpengaruh terhadap terhadap pengawasan
keuangan daerah.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi untuk transparansi
kebijakan publik adalah sebesar 0,411 yang berarti transparansi kebijakan publik
mempengaruhi pengawasan keuangan daerah pada Kantor DPR Aceh. Hasil analisis
menunjukkan nilai β2 sebesar 0,411 dengan hasil perhitungan β2 ≠ 0, dapat
disimpulkan transparansi kebijakan publik secara parsial berpengaruh terhadap
terhadap pengawasan keuangan daerah pada Kantor DPR Aceh. Hal ini sesuai
dengan penelitian dari sebelumnya yaitu penelitian dari Nurul (2018) dan penelitian
dari Hartanto (2018) serta penelitian dari Meihendri (2017) karena variabel yang
diteliti (teknologi informasi akuntansi) sama-sama berpengaruh terhadap pengawasan
keuangan daerah.

Pengujian secara bersama-sama dalam penelitian ini digunakan untuk menguji


pengaruh variabel partisipasi masyarakat dan transparansi kebijakan publik bersama
terhadap pengawasan keuangan daerah pada Kantor DPR Aceh. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa partisipasi masyarakat dan transparansi kebijakan publik secara
bersama-sama berpengaruh terhadap pengawasan keuangan daerah pada Kantor DPR
Aceh. Hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yaitu penelitian dari Nurul (2018)
dan penelitian dari Hartanto (2018) karena variabel yang diteliti sama-sama
berpengaruh terhadap pengawasan keuangan daerah yaitu partisipasi masyarakat dan
transparansi kebijakan publik.
Nilai koefisien korelasi (R) sebesar 0,592 atau 59,2% menunjukkan bahwa
korelasi antara variabel dependen dan variabel independen memiliki hubungan yang
sangat kuat. Dilihat dari hasil koefisien korelasi dalam penelitian diperoleh nilai
sebesar 0,592 dimana dengan nilai tersebut terdapat hubungan antara variabel bebas
dengan variabel terikat adalah sebesar 59,2%. Artinya faktor partisipasi masyarakat
(X1) dan transparansi kebijakan publik (X2) mempunyai hubungan yang cukup kuat
terhadap pengawasan keuangan daerah pada Kantor DPR Aceh.
Sementara itu koefisien determinasi yang diperoleh dengan nilai sebesar 0,333
artinya bahwa sebesar 33,3% perubahan dalam variabel pengawasan keuangan daerah
dapat dijelaskan oleh perubahan partisipasi masyarakat dan transparansi kebijakan
publik. Sedangkan selebihnya sebesar 66,7% dijelaskan oleh faktor-faktor lain diluar
dua variabel seperti dijelaskan di atas seperti sistem informasi akuntansi, kemampuan
kerja dan pengalaman kerja, pengendalian internal.

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengujian, pengolahan, dan analisis data yang telah


dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Partisipasi masyarakat berpengaruh terhadap pengawasan keuangan daerah


sebesar 0,437 atau 43,7 % pada Kantor DPR Aceh.
2. Transparansi kebijakan publik berpengaruh terhadap pengawasan keuangan
daerah sebesar 0,411 atau 41,1% pada Kantor DPR Aceh.
3. Partisipasi masyarakat dan transparansi kebijakan publik secara simultan
berpengaruh terhadap pengawasan keuangan daerah sebesar 0,592 atau 59,2%
pada Kantor DPR Aceh.

Saran
Berdasarkan hasil penelitian maka penulis ingin menyampaikan beberapa saran
yang dapat diberikan sebagai berikut:
1. Diharapkan DPR Aceh dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat dengan
membuat laporan keuangan yang jelas dan transparan.
2. Diharapkan agar meningkatkan kemampuan DPR Aceh dengan mengadakan
pelatihan minimal 2 kali dalam setahun
3. Untuk penelitian selanjutnya agar mengukur variabel lainnya seperti sistem
informasi akuntansi, kemampuan kerja dan pengalaman kerja serta
pengendalian internal.

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Arikunto, Suharsimi (2014) Manajemen Penelitian. Cetakan keenam.Jakarta :


PT.Rineka Cipta.

Deddy dan Riyadi. (2015). Perencanaan Pembangunan Derah. Jakarta: SUN

Fahmi, Irham. (2014). Analisa Kinerja Keuangan. Bandung : Alfabeta.

Handayani, Suci. (2014). Perlibatan Masyarakat Marginal Dalam Perencanaan dan


Penganggaran Partisipasi (Cetakan Pertama). Surakarta: Kompip Solo

Hartanto, T. (2018) Pengaruh Partisipasi Masyarakat Dan Transparansi Kebijakan


Publik Terhadap Hubungan Antara Pengetahuan Dewan Tentang Anggaran Dengan
Pengawasan Keuangan Daerah. Artikel Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi
Dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta

Mardiasmo. (2014). Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta: Andi.


Mardiasmo. (2016). Perpajakan Edisi Revisi Tahun 2016. Yogyakarta:Penerbit.
Andi.
Meihendri (2017) Pengaruh Akuntabilitas Publik, Transparansi Kebijakan Publik,
Dan Komitmen Organisasi Terhadap Hubungan Pengetahuan Dewan Tentang
Anggaran Dengan Pengawasan Keuangan Daerah (DPRD) (Studi Empiris Pada
DPRD Provinsi Sumatera Barat). Artikel Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi,
Universitas Bung Hatta

Murhaini, Suriansyah (2014) Manajemen Pengawasan Pemerintah, Yogyakarta:


Pustaka Pelajar.

Nurul, F. (2013) Pengaruh Pengetahuan Anggaran, Partisipasi Masyarakat dan


Transparansi Kebijakan Publik terhadap Fungsi Dewan dalam Pengawasan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) pada DPRD Kota Sorong.
Jurnal Accountability Vol. 2 No. 1
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor
12 Tahun 2017 Tentang Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2017 Tentang Pembinaan


Dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
Sudiarta, dkk. (2014). Analisis Pengaruh Pengetahuan Dewan Tentang Anggaran
Terhadap Pengawasan Keuangan Daerah dengan Akuntabilitas Publik,
Partisipasi Masyarakat dan Transparansi Kebijakan Publik sebagai Variabel
Pemoderating. Jurnal Akuntansi, Vol 2, No 1. Universitas Pendidikan Ganesha.

Supomo dan Indriantoro, Nur (2012). Metodologi Penelitian Untuk Akuntansi dan
Manajemen. Yogyakarta: BPFE. Yogyakarta.

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV. Alfabeta

Undang Undang nomor 1 Tahun 2004, dan Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004
Tentang Keuangan Negara

Anda mungkin juga menyukai