Anda di halaman 1dari 15

PENGARUH PENGETAHUAN DEWAN TENTANG ANGGARAN

TERHADAP PENGAWASAN APBD DENGAN AKUNTABILITAS,


KOMITMEN ORGANISASI, DAN POLITICAL BACKGROUND
SEBAGAI VARIABEL MODERATING
(Studi Empiris pada DPRD Kabupaten Rokan Hilir periode 2014-2019)

Oleh :
Annisa Hapsari
Pembimbing : Nur Azlina dan Al azhar A

Faculty of Economics and Business Riau University, Pekanbaru, Indonesia


Email : annisahpsari@yahoo.com

The influence of the board knowledge about the budget on budget oversight with
the accountability, organizational commitment, and political background as
moderating variable. (Empirical Study of DPRD in Rokan Hilir
period 2014-2019)

ABSTRACT

This research aims to test and prove empirically the influence of the board
knowledge about the budget on budget oversight with the accountability,
organizational commitment, and political background as moderating variable.
The population is on DPRD located in Rokan Hilir regency in 2017. The sample
used as the respondents was taken by using sensus sampling method. The
Questionnaires was distributed to 45 respondents, which can be processed is 42
questionnaire. Data analysis techniques to test hypotheses using simple linear
regression analysis and moderated regression analysis (MRA) with SPSS 21.0.
The results of the tests show that the board knowledge about the budget has
significant affect on budget oversight. And result also prove the relationship
between the board knowledge about the budget with budget oversight are
moderated by the accountability, organizational commitment, and political
background.

Keywords : Knowledge, Controlling, Accountability, Organizational Commitment,


Political Background

PENDAHULUAN mandiri, yang hasilnya diorientasikan


untuk meningkatkan kesejahteraan
Perubahan sistem politik, sosial masyarakat di daerah. Salah satu bagian
dan kemasyarakatan serta ekonomi pada dari reformasi adalah desentralisasi
Orde Reformasi memberikan fiskal dan otonomi daerah. Adapun
kewenangan yang luas, nyata dan tujuan otonomi daerah adalah: (1)
bertanggungjawab kepada daerah secara memberdayakan masyarakat, (2)
proporsional untuk mengelola sumber- menumbuhkan prakarsa dan kreativitas,
sumber ekonomis daerah secara (3) meningkatkan peran serta

JOM FEB, Volume 1, Edisi 1 (Januari – Juni 2018) 1


masyarakat, (4) mengembangkan peran dari APBD Rohil. (Kompas riau, 21
dan fungsi Dewan Perwakilan Rakyat April 2017). Dan Masih kurangnya
Daerah (Huda, 2009: 69). akuntabilitas pelaporan keuangan di
Fungsi yang dapat dilakukan Rohil. Penilaian terhadap LAKIP
oleh dewan salah satunya adalah dengan Kabuparen Rokan Hilir untuk tahun
meningkatkan pengawasan APBD. 2016 adalah C yaitu cukup. Selain itu
Pengawasan APBD adalah segala terkait dengan laporan
kegiatan untuk menjamin pengumpulan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD
pendapatan-pendapatan daerah dan penyerapannya hanya 60% dan tercatat
pembelanjaan pengeluaran-pengeluaran sudah 17 tahun Rohil namun Laporan
daerah agar berjalan sesuai dengan Hasil Pemeriksaan selalu meraih WDP.
rencana, aturan, serta tujuan yang telah (harianriau.co, 17/8/2016). Maka terlihat
ditetapkan (Tarigan, 2002:147) dalam masih kurangnya pengawasan pada
Kuddy (2016). Tujuan pengawasan kabupaten Rohil ini.
tersebut lebih mengarah pada Maka salah satu faktor untuk
pengawasan untuk menjamin anggaran dapat meningkatkan pengawasan adalah
yang disusun benar-benar telah pengetahuan dewan tentang anggaran.
dijalankan sesuai sasaran dan dapat Utama (2015) menyebutkan bahwa
dipertanggungjawabkan nantinya pengetahuan dewan tentang anggaran
melalui LKPj serta memperbaiki dan merupakan pemahaman anggota DPRD
meluruskan penyimpangan yang kapan tentang anggaran, mengenai pengelolaan
saja bisa terjadi. APBD dan prinsip-prinsip APBD mulai
Apabila fungsi pengawasan dari proses perencanaan, penyusunan,
DPRD lemah dan tidak berjalan dengan pelaksanaan, pemantauan sampai tahap
baik akan membuka peluang bagi pertanggungjawaban.
eksekutif dalam melakukan Pengawasan APBD dapat
penyalahgunaan kewenangan yang dilakukan dengan baik apabila anggota
diamanatkan seperti terjadi praktek dewan selaku pengawas mempunyai
korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN), pengetahuan yang memadai tentang
terjadi kecurangan dan penyimpangan anggaran (Herbet et al. 1984:3;
anggaran. Newkirk, 2986:23; Peterson, 1994:55;
Fenomena yang ditemukan di Chong dan Chong, 2002; Yuen, 2007;
Kabupaten Rokan Hilir yaitu terjadinya serta Basri 2008). Pengetahuan ini juga
penyimpangan pada dana APBD. berguna untuk mendeteksi terjadinya
Permasalahan yang timbul karena pemborosan ataupun kebocoran
adanya ketidakkonsistenan antara proses anggaran. Karena semakin luas
perencanaan anggaran dan pengetahuan dewan tentang anggaran,
pelaksanaannya. Akibatnya terjadi maka dewan tidak akan pasif menerima
penyalahgunaan anggaran pada Dinas rancangan usulan anggaran serta laporan
Kebersihan Pertamanan dan Pasar keterangan pertanggung jawaban dari
(DKPP) Pemkab Rohil dalam kegiatan pemerintah daerah.
pemeliharaan rutin berkala termasuk Penelitian yang berkaitan
kendaraan dinas kebersihan (detik.com, dengan pengawasan APBD telah
18 May 2016). Permasalahan lainnya menguji berbagai faktor yang dapat
adalah pada jalan lintas Bagansiapiapi – mempengaruhi dewan dalam melakukan
Simpang Poros Tugu Petani, kondisi pengawasan APBD. Pramono (2002)
jalan sangat rusak parah sejak 2014. dalam Manginte, et al (2015)
Padahal untuk perawatan pada tahun menjelaskan bahwa pengawasan
anggaran 2015 dikabarkan sebesar Rp anggaran yang dilakukan oleh dewan
30an miliar lebih dan meningkat setiap dipengaruhi oleh faktor internal dan
tahunnya mendekati 1 triliun bersumber faktor eksternal. Faktor internal adalah

JOM FEB, Volume 1, Edisi 1 (Januari – Juni 2018) 2


faktor yang dimiliki oleh dewan yang mempunyai latar belakang politik yang
berpengaruh secara langsung terhadap baik dalam menjalankan tugasnya
pengawasan yang dilakukan oleh dewan. sebagai anggota dewan agar dapat
Salah satunya adalah pengetahuan mendukung menjalankan kinerjanya.
dewan tentang anggaran, sedangkan Penelitian ini dilakukan untuk
faktor eksternal yang dapat memperkuat melihat sejauh mana pengetahuan yang
atau memperlemah hubungan di miliki dewan dalam melaksanakan
pengetahuan dewan tentang anggaran pengawasan APBD. Dimana anggota
terhadap fungsi pengawasan APBD dewan mempunyai latar belakang
yang dilakukan oleh dewan seperti pendidikan, pengalaman politik dan
akuntabilitas, komitmen organisasi, dan pekerjaan yang berbeda sebelum
political background. menjadi anggota DPRD. Sehingga
Pengawasan keuangan daerah ketika mereka dipilih menjadi anggota
juga tidak lepas dari hasil yang dewan, keterbatasan ini akan menjadi
diinginkan oleh masyarakat nantinya kendala dalam melaksanakan fungsi
yaitu berupa pertanggungjawaban pengawasan. Dan dengan
pemerintah dalam menggunakan ketidakkonsistenan dari penelitian
anggaran. Terkait dengan terdahulu membuat penulis tertarik dan
pertanggungjawaban berarti termotivasi untuk meneliti kembali
berhubungan dengan adanya penelitian dari Widyaningsih (2012).
akuntabilitas yang berperan penting Perbedaan penelitian ini dengan
dalam pengawasan. Dewan sebagai penelitian sebelumnya yaitu dari periode
anggota legislatif perlu mengerti dan masa jabatan DPRD serta terdapat
memahami pedoman akuntabilitas perubahan peraturan pada penyajian
instansi pemerintah agar dapat LKPD dimana semula Peraturan
menjalankan fungsinya dalam Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005
mengawasi penyusunan anggaran hingga Tentang Standar Akuntansi
laporan pertanggungjawaban keuangan Pemerintahan yang berbasis kas menjadi
daerah (APBD) (Kusumawati, 2014). Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun
Selain itu komitmen organisasi 2010 Tentang Standar Akuntansi
merupakan sifat hubungan antara Pemerintahan yang berbasis akrual. Dan
individu dengan organisasi kerja penulis menambahkan variabel
dimana individu mempunyai keyakinan moderating komitmen organisasi dan
diri terhadap nilai-nilai tujuan organisasi political background dari penelitian
kerja serta adanya kerelaan untuk Utami (2015) serta dengan objek yang
menggunakan usahanya secara sungguh- berbeda. Pada penelitian terdahulu
sungguh demi kepentingan organisasi penelitiannya berada pada DPRD
kerja serta mempunyai keinginan kuat Kabupaten Sukabumi Provinsi Jawa
untuk menjadi bagian dari organisasi Barat. Sedangkan penelitian ini
kerja tersebut. Anggota dewan yang dilakukan pada DPRD Kabupaten
memiliki komitmen organisasi yang Rokan Hilir Provinsi Riau.
tinggi akan menggunakan pengetahuan Berdasarkan latar belakang di
yang dimilikinya untuk melakukan atas, maka yang menjadi permasalahan
pengawasan terhadap anggaran menjadi dalam penelitian ini adalah: bagaimana
relatif lebih tepat dan baik (Permatasari pengaruh pengetahuan dewan tentang
dan Kartika, 2015). anggaran terhadap pengawasan APBD
Serta political background serta apakah akuntabilitas, komitmen
menurut Rosita, dkk (2014) merupakan organisasi, political background dapat
latar belakang dari pengalaman memoderasi hubungan antara
seseorang dalam berkecimpung di dunia pengetahuan dewan tentang anggaran
politik. Seorang anggota dewan harus dengan pengawasan APBD?

JOM FEB, Volume 1, Edisi 1 (Januari – Juni 2018) 3


Berkaitan dengan perumusan Menurut Kaho (2010:80-81),
masalah tersebut maka tujuan penelitian pengetahuan yang luas dan mendalam
ini adalah untuk membuktikan secara akan memberikan kemampuan untuk
empiris: bahwa pengetahuan dewan mengartikulasikan segala kepentingan
tentang anggaran akan mempengaruhi rakyat serta menentukan cara yang lebih
dewan dalam pengawasan APBD serta tepat dan efisien. Mengingat demikian
akuntabilitas, komitmen organisasi, luasnya kegiatan pemerintahan maka
political background dapat memoderasi adalah mutlak diperlukan aparatur
hubungan antara pengetahuan dewan pemerintahan, termasuk DPRD yang
tentang anggaran dengan pengawasan mempunyai kualitas yang tinggi.
APBD.
Akuntabilitas
TELAAH PUSTAKA Akuntabilitas dapat dipahami
sebagai kewajiban pihak pemegang
Pengawasan APBD amanah (agent) untuk memberikan
Menurut Halim (2011:146), pertanggungjawaban, menyajikan,
pengertian pengawasan keuangan daerah melaporkan, dan mengungkapkan segala
(APBD) dirumuskan sebagai berikut, aktifitas dan kegiatan yang menjadi
Pengawasan keuangan daerah (APBD) tanggingjawabnya kepada pihak pemberi
adalah segala kegiatan untuk menjamin amanah (principal) yang memiliki hak
agar pengumpulan pendapatan- dan kewenangan untuk meminta
pendapatan daerah, pembelajaan pertanggungjawaban tersebut (Mahsun,
pengeluaran-pengeluaran daerah yang 2013:169). Dalam hal ini pemegang
berjalan sesuai dengan rencana, aturan- amanah adalah DPRD dan pemberi
aturan dan tujuan yang telah ditetapkan. amanah adalah masyarakat.
Pengawasan merupakan tahap Ellwood (1993) menjelaskan
integral dengan keseluruhan tahap pada terdapat empat dimensi akuntabilitas
penyusunan dan pelaporan APBD. yang harus dipenuhi oleh organisasi
Pengawasan diperlukan pada setiap sektor publik diantaranya (Mardiasmo,
tahap bukan hanya tahap evaluasi saja. 2009:21-22):
Pengawasan yang dilakukan oleh dewan 1. Akuntabilitas kebijakan
dilakukan mulai pada saat proses 2. Akuntabilitas Program
penyusunan APBD, pengesahan APBD, 3. Akuntabilitas Proses
pelaksanaan APBD dan 4. Akuntabilitas Hukum dan
pertanggungjawaban APBD Peradilan
(Mardiasmo, 2009:189).
Komitmen Organisasi
Pengetahuan Dewan Tentang Menurut Pramita dan Andriani
Anggaran (2010) komitmen organisasi merupakan
Pengetahuan dewan tentang sifat hubungan antara individu dengan
anggaran merupakan pemahaman organisasi kerja dimana individu
anggota DPRD tentang anggaran mulai mempunyai keyakinan diri terhadap
dari tahap perencanaan, penyusunan, nilai-nilai tujuan organisasi kerja serta
pelaksanaan, pemantauan sampai tahap adanya kerelaan untuk menggunakan
pertanggungjawaban. Pengetahuan usahanya secara sungguh-sungguh demi
dewan tentang anggaran sangat kepentingan organisasinya dan
berhubungan dalam pengawasan mempunyai keinginan kuat untuk
keuangan daerah. Seorang anggota menjadi bagian dari organisasi kerja
dewan harus mengetahui tentang tersebut. Grifin (2004: 15) juga
peraturan, kebijakan, dan prosedur mendefinisikan komitmen organisasi
tentang keuangan daerah (Nisa, 2016). sebagai sikap yang mencerminkan

JOM FEB, Volume 1, Edisi 1 (Januari – Juni 2018) 4


sejauh mana seorang individu mengenal terjadinya pemborosan dan kebocoran
dan terikat pada organisasinya. anggaran.
H1: Pengetahuan dewan tentang
Political Background anggaran berpengaruh terhadap
Political Background pengawasan APBD.
merupakan latar belakang dari
pengalaman seseorang dalam 2. Hubungan Pengetahuan
berkecimpung di dunia politik. Ada Dewan Tentang Anggaran
tidaknya pengalaman di partai politik Terhadap Pengawasan APBD
sebelum menjadi anggota dewan, dengan Akuntabilitas Sebagai
jabatan di partai politik, ada tidaknya Variabel Moderating
partai politik yang diikuti memberikan Anggaran merupakan managerial
pengarahan tentang fungsi, tugas dan plan for action untuk memfasilitasi
tanggung jawab legislatif dengan baik tercapainya tujuan organisasi
dan benar (Kartikasari, 2012). (Mardiasmo, 2009:61). Berhasil atau
Dalam menjalankan tugasnya tidaknya suatu pemerintah daerah dalam
anggota DPRD diharuskan mengikuti menjalankan fungsinya dapat dilihat dari
aturan kerja yang telah ditetapkan sesuai laporan keuangan yang disajikan oleh
bidang masing-masing, di sinilah latar pemerintah daerah atas pengelolaan
belakang politik terkadang sumber daya yang dipercayakan kepada
menyebabkan perbedaan sudut pandang entitas pelaporan. Maka dewan sebagai
bahkan terjadinya perselisihan. Maka anggota legislatif dituntut untuk
seorang anggota dewan harus memiliki kapasitas SDM yang baik
mempunyai latar belakang politik yang melalui pengetahuan, keahlian, serta
baik dalam menjalankan tugasnya pemahamannya mengenai pedoman
sebagai angota dewan. akuntabilitas instansi pemerintah agar
dapat menjalankan fungsinya dalam
Kerangka Pemikiran mengawasi penyusunan anggaran hingga
1. Pengaruh Pengetahuan Dewan laporan pertanggungjawaban keuangan
daerah (APBD) (Kusumawati, 2014).
Tentang Anggaran Terhadap Maka semakin tinggi
Pengawasan APBD penyelenggaraan akuntabilitas atas
Yudono (2002) dalam Coryanata pengelolaan APBD di daerah, hal
(2007) menyatakan, bahwa DPRD akan tersebut akan diikuti pula dengan
mampu menggunakan hak-haknya tuntutan peningkatan pengetahuan
secara tepat, melaksanakan tugas dan dewan terkait dengan aktivitas
kewajibannya secara efektif serta penganggaran sehingga akan
mampu menempatkan kedudukannya meningkatkan kinerja DPRD dalam
secara proporsional jika setiap anggota pengawasan keuangan daerah (APBD).
mempunyai pengetahuan yang cukup H2: Akuntabilitas memoderasi
dalam hal konsepsi teknis hubungan antara pengetahuan
penyelenggaraan pemerintah. dewan tentang anggaran dengan
Dengan adanya pengetahuan pengawasan APBD.
dewan tentang anggaran akan
memudahkan dewan dalam mengawasi 3. Hubungan Pengetahuan
eksekutif dan mengontrol kebijakan Dewan Tentang Anggaran
dalam keuangan daerah dimana dewan Terhadap Pengawasan APBD
mampu menelusuri keseluruhan struktur, dengan Komitmen Organisasi
prosedur dan kebijakan tentang Sebagai Variabel Moderating
anggaran yang direncanakan tersebut Komitmen organisasi merupakan
serta mampu mendeteksi apabila alat bantu psikologis dewan yang

JOM FEB, Volume 1, Edisi 1 (Januari – Juni 2018) 5


bertujuan untuk memotivasi dewan METODE PENELITIAN
dalam menjalankan kinerjanya dalam
pengawasan APBD dengan berusaha Populasi dan Sampel
memiliki pengetahuan yang maksimal. Populasi penelitian ini adalah
Kristina (2012) berkesimpulan bahwa Anggota DPRD di Kabupaten Rokan
semakin tinggi komitmen organisasi Hilir. Metode pengambilan sampel
maka akan memberi efek menambah menggunakan sensus sampling, maka
pengaruh pengetahuan dewan tentang jumlah responden dalam penelitian ini
anggaran terhadap pengawasan yaitu seluruh anggota DPRD yang
keuangan daerah. melaksanakan fungsi pengawasan di
Sehingga dengan komitmen yang daerah Kabupaten Rokan Hilir periode
tinggi dewan akan berusahanya 2014-2019 berjumlah 45 orang.
semaksimal mungkin dalam pencapaian Sedangkan jenis data dalam
kinerjanya dalam melaksanakan penelitian ini adalah kuantatif dan
fungsinya mengawasi anggaran dengan sumber datanya adalah primer.
berusaha memiliki pengetahuan tentang
anggaran yang cukup.
Definisi Operasionalisasi Variabel
H3: Komitmen organisasi memoderasi
dan Pengukurannya
hubungan antara pengetahuan
Pengawasan APBD (Y)
dewan tentang anggaran dengan
Pengawasan APBD adalah
pengawasan APBD.
pengawasan diperlukan pada setiap
tahap, dikarenakan pengawasan
4. Hubungan Pengetahuan merupakan tahap integral dengan
Dewan Tentang Anggaran keseluruhan tahap pada penyusunan dan
Terhadap Pengawasan APBD pelaporan APBD (Mardiasmo, 2001
dengan Political Background dalam Widyaningsih, 2012).
Sebagai Variabel Moderating Variabel ini diukur dengan 13
Yudoyono (2000) dalam Rosita, dkk (tiga belas) pertanyaan dari penelitian
(2014) menyatakan bahwa DPRD akan Sopanah dan Mardiasmo (2003).
dapat memainkan peranannya dengan Instrumen yang digunakan untuk
baik apabila pimpinan dan anggota- mengukur pengawasan APBD dengan
anggotanya berada dalam kualifikasi menggunakan Skala Likert dengan 5
ideal, dalam arti memahami benar hak, (lima) alternatif jawaban yaitu : 5 (SS=
tugas, dan wewenangnya dan mampu Sangat Setuju), 4 (S= Setuju), 3 (TT=
mengaplikasikannya secara baik, dan Tidak Tahu), 2 (TS= Tidak Setuju), 1
didukung dengan tingkat pendidikan dan (STS= Sangat Tidak Setuju).
pengalaman di bidang politik dan
pemerintahan yang memadai. Pengetahuan Dewan Tentang
Maka dengan adanya political Anggaran (X1)
background seperti pengalaman dari Pengetahuan Dewan Tentang
partai politik, kualitas anggota dewan, Anggaran didefenisikan sebagai
serta karakteristik personal yang baik mengetahui tentang anggaran dan
akan meningkatkan kinerjanya kemampuan yang dimiliki anggota
khususnya yaitu pengawasan keuangan dewan dalam menyusun
daerah (APBD). (RAPBD/APBD) yang dijadikan sebagai
H4: Political background dapat dasar untuk dapat mendeteksi serta
memoderasi hubungan antara identifikasi terhadap keborosan atau
pengetahuan dewan tentang kegagalan, dan kebocoran anggaran
anggaran dengan pengawasan (Yudono, 2002 dalam Widyaningsih,
APBD. 2012).

JOM FEB, Volume 1, Edisi 1 (Januari – Juni 2018) 6


Variabel ini diukur dengan 16 tetap menjadi bagian dari organisasi
(enam belas) pertanyaan dan Indikator- kerja tersebut.
indikator yang digunakan untuk Variabel ini diukur dengan 5
mengukur variabel pengetahuan ini (lima) pertanyaan dan Indikator-
mengacu kepada penelitian Paramita dan indikator dalam pengukuran variable
Andriyani (2010). Instrumen yang akuntanbilitas mengacu pada penelitian
digunakan untuk mengukur pengawasan Yulinda devi Pramita dan Lilik
APBD dengan menggunakan Skala Andriyani (2010). Instrumen yang
Likert dengan 5 (lima) alternatif digunakan untuk mengukur pengawasan
jawaban yaitu : 5 (SS= Sangat Setuju), 4 APBD dengan menggunakan Skala
(S= Setuju), 3 (TT= Tidak Tahu), 2 Likert dengan 5 (lima) alternatif
(TS= Tidak Setuju), 1 (STS= Sangat jawaban yaitu : 5 (SS= Sangat Setuju), 4
Tidak Setuju). (S= Setuju), 3 (TT= Tidak Tahu), 2
(TS= Tidak Setuju), 1 (STS= Sangat
Akuntabilitas (Z1) Tidak Setuju).
Menurut Mahsun (2013:169)
akuntabilitas dapat dipahami sebagai Political Background (Z3)
kewajiban dari pihak pemegang amanah Political Background
(agent) untuk memberikan didefenisikan sebagai sejarah atau
pertangggungjawaban, menyajikan, keterangan yang ada apa diri seseorang
melaporkan, dan mengungkapkan segala didalam dunia politik yang terdiri dari
aktivitas dan kegiatan yang menjadi beberapa dimensi seperti pengalaman
tanggungjawabnya kepada pihak politik, pengalaman di DPRD, latar
pemberi amanah (principal) yang belakang partai politik, latar belakang
memiliki hak dan kewenangan untuk idiologi partai politik, dan asal komisi
meminta pertanggungjawaban tersebut. (Winarna, 2007).
Variabel ini diukur dengan 7 Variable kuesioner ini diukur
(tujuh) pertanyaan dan Indikator- dengan 8 (empat) pertanyaan. Indikator-
indikator dalam pengukuran variabel indikator yang digunakan untuk
akuntabilitas mengacu pada penelitian mengukur variabel political background
Pramita dan Andriyani (2010). mengacu pada penelitian Jaka Winarna
Instrumen yang digunakan untuk dan Indah Sari (2007). Instrumen yang
mengukur pengawasan APBD dengan digunakan untuk mengukur pengawasan
menggunakan Skala Likert dengan 5 APBD dengan menggunakan Skala
(lima) alternatif jawaban yaitu : 5 (SS= Likert dengan 5 (lima) alternatif
Sangat Setuju), 4 (S= Setuju), 3 (TT= jawaban yaitu : 5 (SS= Sangat Setuju), 4
Tidak Tahu), 2 (TS= Tidak Setuju), 1 (S= Setuju), 3 (TT= Tidak Tahu), 2
(STS= Sangat Tidak Setuju). (TS= Tidak Setuju), 1 (STS= Sangat
Tidak Setuju).
Komitmen Organisasi (Z2)
Menurut Pramita dan Andriyani Metode Analisis Data
(2010) komitmen organisasi merupakan Penelitian ini menggunakan
sifat hubungan antara individu dengan metode analisis regresi berganda. Data
oeganisasi kerja, dimana individu dalam penelitian ini diolah dan dianalisis
mempunyai keyakinan diri terhadap dengan SPSS versi 21.0 Rumus linier
nilai-nilai tujuan organisasi kerja serta berganda ditunjukkan oleh persamaan:
adanya kerelaan untuk menggunakan Y = α + β1X1 + e
usahanya secara sungguh-sungguh demi Y = α + β1X1+ β2Z1+ β3 (X1Z1) + e
kepentingan oeganisasi kerja serta Y = α + β1 X1 + β4 Z2 + β5 (X1 Z2 ) + e
mempunyai keinginan yang kuat untuk Y = α + β1 X1 + β6 Z3 + β7 (X1 Z3 ) + e
Keterangan :

JOM FEB, Volume 1, Edisi 1 (Januari – Juni 2018) 7


Y = Pengawasan APBD besar dibanding nilai rtabel. Dengan
α = Konstanta demikian indikator atau kuesioner yang
β1 – β7 = Koefesien regresi digunakan dinyatakan valid untuk
X = Pengetahuan dewan tentang anggaran digunakan sebagai alat ukur variabel.
Z1 = Akuntabilitas
Z2 = Komitmen Organisasi Hasil Uji Reabilitas
Z3 = Political Background Hasil analisis data menunjukkan
X.Z1= Interaksi pengetahuan dewan
nilai cronbach alpha pada seluruh
tentang anggaran dan akuntabilitas
variabel lebih besar dari 0,80 sehingga
X.Z2= Interaksi pengetahuan dewan
tentang anggaran dan komitmen organisasi data tersebut sangat reliabel, dan dapat
X.Z3= Interaksi pengetahuan dewan dilanjutkan pada pengolahan berikutnya.
tentang anggaran dan political background
e = Standar eror Hasil Uji Asumsi Klasik
Hasil Uji Normalitas
HASIL PENELITIAN DAN Uji normalitas dapat dilihat pada
PEMBAHASAN grafik berikut:

Gambar 1
Analisis Deskriptif
Normal Probability Plot
Analisis Deskriptif Statistik
deskriptif merupakan gambaran tentang
ringkasan data dari masing-masing
variabel yang akan masuk dalam proses
pengujian, dengan tujuannya yaitu
memudahkan dalam memahami data
dengan dimulai dari jumlah data (N),
nilai rata-rata dan standar penyimpangan Sumber : Data Olahan 2018
data (Standar Deviasi).
Berdasarkan Gambar 1, sebaran
Tabel 1 data berada disekitar garis diagonal dan
Statistik Deskriptif mengikuti garis diagonal. Oleh karena
Std. itu, model regresi dalam penelitian ini
Model N Min Max Mean
Deviation memenuhi asumsi normalitas.
Y 42 21 60 49,024 7,9495
X1 42 25 78 65,905 9,5810 Hasil Uji Multikolinieritas
Z1 42 21 35 27,548 3,9768 Dari hasil perhitungan analisis
Z2 42 18 30 23,786 3,6193 data, diperoleh nilai VIF untuk seluruh
Z3 42 24 40 33,214 4,2857 variabel bebas < 10 dan tolerance >
Valid N 42
0,10. Hal ini dapat disimpulkan bahwa
model regresi tersebut bebas dari
Sumber : Data Olahan 2018
multikolinearitas.
Nilai rata-rata kelima variabel
tersebut lebih besar daripada nilai Hasil Uji Heteroskedastisitas
standar deviasinya, sehingga ini Hasil pengujian
menunjuan bahwa bahwa penyebaran heteroskedastisitas terlihat titik-titik
data sudah baik. menyebar secara acak, tidak membentuk
suatu pola tertentu yang jelas, serta
tersebar di atas dan di bawah angka 0
Hasil Uji Kualitas Data pada sumbu Y. Dengan demikian dapat
Hasil Uji Validitas disimpulkan bahwa model regresi bebas
Hasil analisis data menunjukkan dari gejala heterokedastisitas.
bahwa nilai rhitung semua variabel lebih
JOM FEB, Volume 1, Edisi 1 (Januari – Juni 2018) 8
Hasil Analisis Regresi Sederhana dan menyatakan, bahwa DPRD akan mampu
Uji Interaksi (Moderated Regression menggunakan hak-haknya secara tepat,
Analysis) melaksanakan tugas dan kewajibannya
Hasil Hipotesis Pertama secara efektif serta mampu
Hipotesis pertama dari menempatkan kedudukannya secara
penelitian ini adalah apakah terdapat profesional jika setiap anggota
pengaruh pengetahuan dewan tentang mempunyai pengetahuan yang cukup
anggaran terhadap pengawasan APBD. dalam hal konsepsi teknis
Hasil uji interaksi persamaan pertama penyelenggaraan pemerintah, kebijakan
ditunjukkan dalam tabel 2 di bawah ini : publik, dan lain sebagainya.
Pengetahuan yang luas
Tabel 2 mengenai anggaran akan dapat
Hasil Uji Hipotesis Pertama membantu anggota dewan dalam
Standardiz mendeteksi adanya pemborosan dan
Unstandardized ed
Coefficients Coefficien kebocoran anggaran. Sehingga jika suatu
ts daerah memiliki anggota dewan yang
B
Std.
Beta memiliki pendidikan dan
Model Error T Sig.
pengalamannya cukup baik dalam
(Constant) 1,427 4,300 ,332 ,742
Pengetahua ,722 ,065 ,870 11,182 ,000 penyusunan, pelaksanaan, pelaporan dan
n Dewan evaluasi anggaran maka secara langsung
Tentang pengawasan APBD akan semakin
Anggaran
maksimal dengan terciptanya
a. Dependent Variable: Pengawasan APBD
keberhasilan daerah dalam
Sumber : Data Olahan 2018
melaksanakan pembangunan dan
Dari hasil perhitungan pada mensejahterakan masyarakat banyak.
Tabel 2 menunjukkan bahwa nilai thitung Hasil penelitian ini mendukung
sebesar 11,182 dengan signifikansi penelitian oleh Utama (2015); Manginte,
0,000 dan diperoleh nilai ttabel pada taraf et al (2016); Widyaningsih (2012);
signifikansi 5 % (2-tailed) dengan Sudiarta, dkk (2014); Ramdhani (2015);
persamaan n – k – 1: alpha/ 2 = 42 – 5 – Utami (2015); Rosita, dkk (2014) dan
1: 0,05/ 2= 36 : 0,025= ±2,028 dimana n Hartono (2016) menghasilkan
adalah jumlah sampel, k adalah jumlah pengetahuan dewan tentang anggaran
variabel bebas dan 1 adalah konstan. berpengaruh terhadap pengawasan
Dengan demikian diketahui bahwa thitung APBD.
(11,182) > ttabel (2,028) dan Sig (0,000) <
0,05. Jadi dapat dikatakan H01 ditolak Hasil Hipotesis Kedua
dan H1 diterima. Sehingga dapat Hipotesis kedua dari penelitian
disimpulkan bahwa pengetahuan dewan ini adalah apakah terdapat pengaruh
tentang anggaran berpengaruh signifikan akuntabilitas terhadap hubungan antara
positif terhadap pengawasan APBD. pengetahuan dewan tentang anggaran
Hal tersebut dikarenakan dan pengawasan APBD. Hasil uji
evaluasi terhadap penyusunan dan interaksi persamaan pertama
penetapan perhitungan anggaran ditunjukkan dalam tabel 3 di bawah ini :
merupakan pertanggungjawaban dari
Tabel 3
DPRD, oleh sebab itu anggota dewan
Hasil Uji Hipotesis Kedua
perlu untuk memiliki pengetahuan yang Standar
memadai tentang APBD untuk Unstandardized dized
Coefficients Coeffici
melaksanakan fugngsinya selain sebagai ents
legislasi dan budgeting adalah B
Std.
Beta
Model Error t Sig.
controlling. Sejalan dengan Yudono
127,643 34,931 3,654 ,001
(2002) dalam Coryanata (2007) (Constant)

JOM FEB, Volume 1, Edisi 1 (Januari – Juni 2018) 9


Pengetahua -,939 ,518 -1,131 -1,810 ,078
Dewan sebagai anggota
n Dewan legislatif sudah seharusnya mengerti dan
Tentang
Anggaran memahami standar operasional prosedur
Akuntabilit -4,192 1,221 -2,097 -3,432 ,001 akuntabilitas dalam menjalankan
as fungsinya mengawasi dari tahapan
,055 ,018 1,790 2,981 ,005
X1Z1
penyusunan hingga pelaporan
a. Dependent Variable: Pengawasan APBD pertanggungjawaban dari APBD salah
Sumber : Data Olahan 2018 satunya melihat dari LAKIP. Dimana
dewan akan aktif dalam menerima
Dari hasil perhitungan pada laporan pertanggungjawaban dan
Tabel 3 menunjukkan bahwa nilai thitung menelaah keberhasilan atau kegagalan
sebesar 2,981 dengan signifikansi 0,005 serta seberapa efektif dan efisien
dan diperoleh nilai ttabel pada taraf penggunaan dan penyerapan anggaran
signifikansi 5 % (2-tailed) dengan untuk kepentingan publik yang
persamaan n – k – 1: alpha/ 2 = 42 – 5 – dilakukan DPRD untuk
1: 0,05/ 2= 36 : 0,025= ±2,028 dimana n dipertanggungjawabkan kepada
adalah jumlah sampel, k adalah jumlah masyarakat. Dan dapat dijadikan sebagai
variabel bebas dan 1 adalah konstan. informasi yang berguna bagi
Dengan demikian diketahui bahwa thitung pengambilan keputusan dalam
(2,981) > ttabel (2,028) dan Sig (0,005) < menyusun anggaran berikutnya. Selain
0,05. Jadi dapat dikatakan H02 ditolak itu juga nantinya dijadikan umpan balik
dan H2 diterima. Hal ini menunjukkan bagi eksekutif sebagai alat untuk
bahwa akuntabilitas dapat memoderasi meningkatkan kinerjanya dimasa yang
hubungan antara pengetahuan dewan akan datang.
tentang anggaran dengan pengawasan Hasil penelitian ini mendukung
APBD. penelitian oleh Pramita dan Andriyani
Semakin tinggi penyelenggaraan (2010), Ramdhani (2014); Utami (2015);
akuntabilitas atas pengelolaan APBD di Arianti (2015) dan Sudiarta, dkk (2014)
daerah, hal tersebut akan diikuti pula menghasilkan bahwa akuntabilitas dapat
dengan tuntutan peningkatan memoderasi hubungan pengetahuan
pengetahuan dewan terkait dengan dewan tentang anggaran dengan
aktivitas penganggaran sehingga akan pengawasan APBD.
meningkatkan kinerja DPRD dalam
pengawasan APBD. Hasil Hipotesis Ketiga
Pada penelitian ini, anggota Hipotesis ketiga dari penelitian
dewan Kabupaten Rokan Hilir hampir ini adalah apakah terdapat pengaruh
seluruhnya mengerti mengenai prosedur komitmen organisasi terhadap
akuntabilitas akan tetapi ada beberapa hubungan antara pengetahuan dewan
yang belum mengetahui apa itu LAKIP tentang anggaran dan pengawasan
bahkan ada yang belum pernah APBD. Hasil uji interaksi persamaan
mendengar laporan akuntabilitas kinerja pertama ditunjukkan dalam tabel 4 di
instansi pemerintah. Tetapi dari kondisi bawah ini :
praktisnya yang peneliti amati terlihat Tabel 4
langsung anggota dewan sangat Hasil Uji Hipotesis Ketiga
Standardi
berupaya mencari tahu dan bekerja Unstandardized zed
semaksimal mungkin agar kinerjanya Coefficients Coefficie
nts
lebih baik serta sangat berhati-hati Std.
B Beta
dalam menetapkan APBD dan juga Model Error t Sig.
melakukan evaluasi sesuai prosedur 105,5 41,291 2,555 ,015
(Constant)
19
yang ditetapkan.

JOM FEB, Volume 1, Edisi 1 (Januari – Juni 2018) 10


Pengetahuan
Dewan -,708 ,616 -,854 -1,149 ,258
penolakan terhadap anggaran jika tidak
Tentang ada keseuaian antara RKPD dan
Anggaran
Komitmen - 1,669 -1,849 -2,433 ,020 RAPBD. Kemudian
Organisasi 4,061 mengurangi/menambah/menghapus
X1Z2 ,056 ,025 1,626 2,210 ,033
anggaran jika terjadi ketidak kesesuaian.
a. Dependent Variable: Pengawasan APBD
Dari hasil pengamatan juga bisa dilihat
Sumber : Data Olahan 2018
anggota dewan di tempat penelitian
penulis lakukan telah melakukan
Dari hasil perhitungan pada
kinerjanya sesuai ketentuan dan tidak
Tabel 4 menunjukkan bahwa nilai thitung
ada unsur mementingkan hal bersifat
sebesar 2,210 dengan signifikansi 0,033
pribadi. Selain itu hampir seluruh
dan diperoleh nilai ttabel pada taraf
anggota dewan dapat hadir pada saat
signifikansi 5 % (2-tailed) dengan
rapat paripurna dan hanya beberapa
persamaan n – k – 1: alpha/ 2 = 42 – 5 –
yang tidak dapat hadir karena kesibukan
1: 0,05/ 2= 36 : 0,025= ±2,028 dimana n
dan hal yang tidak dapat ditinggalkan.
adalah jumlah sampel, k adalah jumlah
Dapat dikatakan apabila anggota
variabel bebas dan 1 adalah konstan.
dewan yang berkomitmen tinggi dalam
Dengan demikian diketahui bahwa thitung
melaksanakan tugas dan fungsinya maka
(2,210) > ttabel (2,028) dan Sig (0,033) <
mereka berusaha mencari tahu hal baru
0,05. Jadi dapat dikatakan H03 ditolak
yang berhubungan dengan anggaran dan
dan H3 diterima. Hal ini menunjukkan
mempelajarinya. Serta akan
bahwa komitmen organisasi dapat
menggunakan seluruh pengetahuannya
memoderasi hubungan antara
tentang anggaran tersebut untuk
pengetahuan dewan tentang anggaran
melakukan hal yang positif dan tidak
dengan pengawasan APBD.
menyimpang agar terciptanya
Penelitian ini juga sejalan
pengawasan yang optimal untuk
dengan teori yang dikemukakan oleh
tercapainya pemerintahan yang baik.
Gibson et al. (2009:315) yang
Hasil penelitian ini mendukung
menyatakan bahwa pegawai yang
penelitian oleh Pramita dan Andriyani
memiliki komitmen yang tinggi berarti
(2010); Ramdhani (2014); Astuti (2015)
pegawai tersebut memiliki loyalitas
dan Hartono (2016) menghasilkan
terhadap organisasi dimana ia berada
bahwa komitmen organisasi dapat
saat ini dan akan berupaya untuk
memoderasi hubungan pengetahuan
berusaha dengan optimal mencapai
dewan tentang anggaran dengan
tujuan organisasi tempat ia bekerja
pengawasan APBD.
sebagaimana yang ditemukan dalam
hasil penelitian ini. Dengan demikian,
dewan yang memiliki komitmen Hasil Hipotesis Keempat
organisasi yang tinggi pada badan Hipotesis keempat dari
legislatif diharapkan akan lebih penelitian ini adalah apakah terdapat
meningkatkan peran dan fungsinya pengaruh political background terhadap
sebagai lembaga representatif hubungan antara pengetahuan dewan
masyarakat. tentang anggaran dan pengawasan
Dilihat dari penelitian serta APBD. Hasil uji interaksi persamaan
wawancara pada anggota dewan di pertama ditunjukkan dalam tabel 5 di
Kabupaten Rokan Hilir periode 2014- bawah ini :
Tabel 5
2019 mereka telah berusaha bekerja
Hasil Uji Hipotesis Keempat
sesuai dengan aturan yang ada. Dimana Standa
mereka melakukan kewajiban mereka Unstandardized rdized
Coefficients Coeffi
sebagai pengawas anggaran seperti cients
contohnya pada saat pengesahan B
Std.
Beta
Model Error T Sig.
anggaran. Mereka akan melakukan
JOM FEB, Volume 1, Edisi 1 (Januari – Juni 2018) 11
(Constant)
96, 33,096 2,925 ,006 meningkatkan peran DPRD dalam
804 menjalankan fungsinya yaitu
Pengetahu
an Dewan - ,496 -,684 - ,260 pengawasan APBD. Dan penelitian
Tentang ,56 1,145 Arianti (2016) menghasilkan political
Anggaran 8 background dapat memoderasi
Political - 1,009 - - ,007
Backgrou 2,8 1,551 2,852 hubungan pengetahuan dewan tentang
nd 76 anggaran dengan pengawasan keuangan
,03 ,015 1,860 2,566 ,014 daerah (APBD). Dan bertolak belakang
X1Z3
9
dengan penelitian yang dilakukan oleh
a. Dependent Variable: Pengawasan APBD
Utami (2015) yang mengatakan bahwa
Sumber : Data Olahan 2018 political background sebagai variabel
moderasi tidak berpengaruh terhadap
Dari hasil perhitungan pada
hubungan antara pengetahuan dewan
Tabel 5 atas menunjukkan bahwa nilai tentang anggaran dengan pengawasan
thitung sebesar 2,566 dengan signifikansi APBD.
0,014 dan diperoleh nilai ttabel pada taraf
signifikansi 5 % (2-tailed) dengan Koefisisien Determinasi (Uji R2)
persamaan n – k – 1: alpha/ 2 = 42 – 5 – Nilai koefisien determinasi
1: 0,05/ 2= 36 : 0,025= ±2,028 dimana n menunjukkan persentase besarnya
adalah jumlah sampel, k adalah jumlah variasi nilai variabel independen yang
variabel bebas dan 1 adalah konstan. dapat dijelaskan oleh persamaan regresi
Dengan demikian diketahui bahwa thitung yang dihasilkan. Nilai koefisien
(2,566) > ttabel (2,028) dan Sig (0,014) < determinasi adalah sebagai berikut:
0,05. Jadi dapat dikatakan H04 ditolak
dan H4 diterima. Hal ini menunjukkan Tabel 6
bahwa political background dapat Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) Variabel
memoderasi hubungan antara X1 dan Y
Mo R Adjusted Std. Error of
pengetahuan dewan tentang anggaran del
R
Square R Square the Estimate
dengan pengawasan APBD. 1 ,870a ,758 ,752 3,9622
Political bacground ini dapat a. Predictors: (Constant), Pengetahuan Dewan
memperkuat pengetahuannya apabila Tentang Anggaran
digunakan dengan baik dan positif. b. Dependent Variable: Pengawasan APBD
Semakin banyak pengalamannya di Sumber : Data Olahan 2018
partai politik dan diberikan pelatihan
Dari Tabel 6 di atas
serta mendapatkan banyak arahan
menunjukkan bahwa nilai R Square
mengenai anggaran dari partainya maka
sebesar 0,758. Artinya adalah bahwa
akan meningkat pula pengawasan oleh
variabel pengetahuan dewan tentang
dewan.
anggaran terhadap pengawasan APBD
Yudoyono (2000) dalam Rosita,
adalah sebesar 75,2 %. Sedangkan
dkk (2014) menyatakan bahwa DPRD
sisanya 24,8% dipengaruhi oleh variabel
akan dapat memainkan peranannya
lain yang tidak dimasukkan dalam
dengan baik apabila pimpinan dan
model penelitian ini.
anggota-anggotanya berada dalam
kualifikasi ideal, dalam arti memahami Tabel 7
benar hak, tugas, dan wewenangnya dan Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) Variabel
X1, Z1, dan Y
mampu mengaplikasikannya secara Mode R Adjusted Std. Error of
baik, dan didukung dengan tingkat R
l Square R Square the Estimate
pendidikan dan pengalaman di bidang 1 ,923a ,853 ,841 3,1706
politik dan pemerintahan yang memadai. a. Predictors: (Constant), X1Z1, Pengetahuan Dewan
Sesuai dengan penelitian Rosita, Tentang Anggaran, Akuntabilitas
b. Dependent Variable: Pengawasan APBD
dkk (2014) yang memberikan bukti
bahwa political background dapat Sumber : Data Olahan 2018

JOM FEB, Volume 1, Edisi 1 (Januari – Juni 2018) 12


Dari tabel 7 dapat diketahui nilai 19,8% dipengaruhi oleh variabel lain
R square sebesar 0,853. Artinya adalah yang tidak dimasukkan dalam model
bahwa pengaruh akuntabilitas dalam penelitian ini.
memoderasi hubungan antara
pengetahuan dewan tentang anggaran SIMPULAN, KETERBATASAN
terhadap pengawasan APBD adalah DAN SARAN
sebesar 84,1%. Sedangkan sisanya
15,9% dipengaruhi oleh variabel lain
Simpulan
yang tidak dimasukkan dalam model
Dari hasil penelitian ini dapat
penelitian ini.
disimpulkan bahwa pengetahuan tentang
Tabel 8 anggaran berpengaruh positif dan
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) Variabel
X1, Z2, dan Y
signifikan terhadap pengawasan APBD.
Mo R Adjusted Std. Error of
Dan seluruh variabel moderating yaitu
R akuntabilitas, komitmen organisasi dan
del Square R Square the Estimate
1 ,898a ,806 ,791 3,6356 political background dapat memoderasi
hubungan antara pengetahuan tentang
a. Predictors: (Constant), X1Z2, Pengetahuan Dewan
Tentang Anggaran, Komitmen Organisasi anggaran dengan pengawasan APBD.
b. Dependent Variable: Pengawasan APBD
Sumber : Data Olahan 2018 Keterbatasan
Dalam penelitian ini, penulis
Dari tabel 8 dapat diketahui nilai menghadapi beberapa keterbatasan yang
R square sebesar 0,806. Artinya adalah dapat mempengaruhi kondisi dari
bahwa pengaruh komitmen organisasi penelitian yang dilakukan. Adapun
keterbatasan tersebut diantaranya yaitu:
dalam memoderasi hubungan antara
1. Ketidaktepatan waktu peneliti dengan
pengetahuan dewan tentang anggaran responden saat meneliti dikarenakan
terhadap pengawasan APBD adalah jadwal serta tempat yang berbeda,
sebesar 79,1%. Sedangkan sisanya karena itu beberapa kuesioner
20,9% dipengaruhi oleh variabel lain ditinggalkan untuk diisi oleh anggota
yang tidak dimasukkan dalam model DPRD lainnya. Sehingga penulis
penelitian ini. tidak dapat mendampingi anggota
dewan satu persatu dalam pengisian
Tabel 9 kuesioner.
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) Variabel 2. Mengingat kesibukan dari masing-
X1, Z3, dan Y
Std. Error
masing anggota dewan sehingga
Mod R Adjusted R penulis tidak dapat memberikan
R of the
el Square Square
Estimate arahan saat anggota dewan ingin
1 ,904a ,816 ,802 3,5379 bertanya tentang maksud dari
a. Predictors: (Constant), X1Z3, Pengetahuan pernyataan kuesioner tersebut. Oleh
Dewan Tentang Anggaran, Political karena itu, jawaban yang diberikan
Background responden belum tentu
b. Dependent Variable: Pengawasan APBD menggambarkan keadaan sebenarnya
Sumber : Data Olahan 2018 yang sesuai dengan yang diharapkan
dalam penelitian ini.
Dari tabel 9 dapat diketahui nilai
R square sebesar 0,816. Artinya adalah Saran
bahwa pengaruh political background Berdasarkan keterbatasan yang
dalam memoderasi hubungan antara terdapat dalam penelitian ini, maka
pengetahuan dewan tentang anggaran saran yang dapat diberikan antara lain:
terhadap pengawasan APBD adalah
sebesar 80,2%. Sedangkan sisanya
JOM FEB, Volume 1, Edisi 1 (Januari – Juni 2018) 13
1. Penelitian selanjutnya diharapkan IBM SPSS 21 Update PLS
agar mewawancara pada seluruh Regresil. Edisi 7. Semarang:
responden dalam upaya UNDIP.
mengumpulkan data yang lebih
akurat, sehingga dapat menghindari Halim, Abdul., Syam Kusufi,
kemungkinan responden yang tidak Muhammad. 2012. Akuntansi
objektif dalam mengisi kuesioner. Sektor Publik. Jakarta: Salemba
2. Untuk penelitian selanjutnya agar Empat.
ruang lingkup diperluas dan
menambah responden yang terkait Huda, Ni’matul. 2009. Otonomi
dalam mengikuti musrembang Daerah. Cetakan II.
sehingga mungkin saja hasilnya Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
berbeda dan tidak hanya melihat hasil
penelitian dari satu pihak saja. Irmadariyani, Ririn., Choyrun Nisa.
3. Penelitian ini hanya menggunakan 2016. “Pengaruh Personal
satu variabel independen dan 3 Background dan Pengetahuan
variabel moderasi yaitu pengetahuan Dewan Tentang Anggaran
dewan tentang anggaran, terhadap Pengawasan
akuntabilitas, komitmen organisasi Keuangan Daerah (APBD)
dan political background. Oleh (Studi Empiris terhadap DPRD
karena itu, diharapkan pada Kabupaten Banyuwangi)”.
penelitian selanjutnya dapat Artikel Ilmiah Mahasiswa.
menambahkan variabel intervening
atau faktor lainnya yang dapat Kaho, Josef Riwu. 2010. Prospek
mempengaruhi pengawasan APBD Otonomi Daerah di Indonesia.
dengan hasil yang diperoleh lebih Cetakan kesepuluh. Jakarta:
akurat dan relevan. Rajawali Pers.
DAFTAR PUSTAKA Kartikasari, Dewi. 2012. “Pengaruh
Personal Background, Political
Andriyani, Lilik., Yulinda Devi Pramita. Background, Pemahaman
2010. “Determinasi Hubungan Reguasi terhadap Peran
Anggota Dewan Tentang Anggota DPRD dalam
Anggaran dengan Pengawasan Pengawasan Keuangan Daerah
Dewan pada Keuangan Daerah (Studi Kasus pada DPRD
(APBD) (Studi Empiris pada Kabupaten Boyolali)”.
DPRD Se-Karesidenan Kedu)”. Accounting Analysis Journal,
Jurnal SNA XIII. ISSN 2252-6765.
Coryanata, Isma. 2007. “Akuntabilitas, Kuddy, Aprianto L. 2016. “Gaya
Partisipasi Masyarakat, dan Kepemimpinan, Akuntabilitas,
Transparansi Kebijakan Publik Partisipasi Masyarakat dan
sebagai Pemoderating Transparasi Kebijakan Publik
Hubungan Pengetahuan Dewan sebagai Pemoderating
Tentang Anggaran dan Hubungan Antara Pengetahuan
Pengawasan Keuangan Daerah Dewan Tentang Anggaran
(APBD)”. Jurnal SNA X ASPP- dengan Pengawasan Keuangan
06. Daerah (APBD). Jurnal Kajian
Ekonomi & Keuangan Daerah
Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis ISSN 23355 – 6323. VOLUME
Multivariate dengan Program

JOM FEB, Volume 1, Edisi 1 (Januari – Juni 2018) 14


III, NOMOR 1 (APRIL 2016), dan Budaya Politik terhadap
PP 1 – 18. Pengawasan Keuangan Anggota
DPRD (Studi Kasus di
Kusumawati, Eny. 2014. “Pengaruh Jayapura)“. Jurnal SNA XVIII.
Pengetahuan Dewan Tentang
Anggaran terhadap Utama, Maulana Hardia. 2015.
Pengawasan Keuangan Daerah “Pengaruh Pengetahuan
(Studi Empiris pada DPRD Dewan Tentang Anggaran
Provinsi Jawa Tengah Dan terhadap Pengawasan
DPRD Kabupaten Keuangan Daerah dengan
Karanganyar). Seminar
Partisipasi Masyarakat dan
Nasional Dan Call For Paper
ISBN: 978-602-70429-2-6. Transparansi Kebijakan
Publik sebagai Variabel
Mahsun, Moh.,Sulistyowati, Firma., dan Moderating (Studi Empiris
Purwanugraha, Heribertus pada DPRD Kabupaten
Andre. 2013. Akuntansi Sektor Boyolali )”. Artikel Ilmiah
Publik. Edisi Ketiga. Mahasiswa.
Yogyakarta: BPFE.
Winarna, Jaka., Sri Murni. 2007.
Mardiasmo., 2009. Akuntansi Sektor “Pengaruh Personal
Publik. Penerbit: ANDI, Jakarta. Background, Political
Background, dan Pengetahuan
Rosita, Ni Made Ana. 2014. “Pengaruh Dewan Tentang Anngaran
Latar Belakang Anggota Dewan terhadap Peran DPRD dalam
dan Pengetahuan Dewan Pengawasan Keuangan
Tentang Anggaran terhadap Daerah”. Jurnal SNA X ASPP-
Pengawasan Keuangan Daerah 11.
(APBD) dengan Variabel
Moderating Transparansi Widyaningsih, Aristanti. 2012.
Kebijakan Publik (Studi Kasus “Pengaruh Pengetahuan
pada Kantor DPRD Kabupaten Anggota Legislatif Daerah
Tabanan)”. e-Journal Volume 2 Tentang Anggaran terhadap
No. 1 Tahun 2014. Pengawasan Anggaran
Pendapatan dan Belanja
Saraswati, Erwin., Shofia Yunus Daerah dengan Akuntabilitas
Manginte, Eko Ganis sebagai Variabel Moderating
Sukoharsono. 2015. (Penelitian pada DPRD
“Pengetahuan Anggaran serta Kabupaten Sukabumi)”. Jurnal
Peran Partisipasi Masyarakat, Akuntansi ISSN 2088-2106.
Transparansi Kebijakan Publik

JOM FEB, Volume 1, Edisi 1 (Januari – Juni 2018) 15

Anda mungkin juga menyukai