Anda di halaman 1dari 14

PENGARUH PARTISIPASI PENGANGGARAN TERHADAP KINERJA

APARAT PEMERINTAH DAERAH MELALUI KOMITMEN


ORGANISASI DAN JOB-RELEVANT INFORMATION
SEBAGAI VARIABEL INTERVENING
(Studi Empiris Pada SKPD Kabupaten Bengkalis)

Oleh:
Dea Mayang Nabilah
Pembimbing : Vince Ratnawati dan Eka Hariyani

Faculty of Economics Riau University, Pekanbaru, Indonesia


Email : dea.nabilah44@gmail.com

The Influence of Budgetary Participation on Managerial Participation trough


Organizational Commitment and Job-Relevation Information as Intervening
Variable (Empirically Study on Bengkalis District Government)

ABSTRACT

The objectives of this study were to prove empirically that organizational


commitment job-relevant information might act as an intervening variable
affecting the relationship between budgetary participation and managerial
performance. Data for this study were collected by using 90 questionnaires, which
were distributed to employee with 3rd and 4th grade echelon at 33 Government
Offices in Bengkalis District. The sampling method used is purposive sampling. In
total 68 questionnaires received were complete and hence usable in analysis.
Using path analysis with SmartPLS 3.0 software, the result of this study indicates
that the budgetary participation did not effects on managerial performance
directly, but has indirectly possitive and significant effects through job relevant
information. Meanwhile, budgetary participation positively influence
organizational commitment but did not influence managerial performance trough
organizational commitment as intervening variable.

Keywords: budgetary participation, commitment, job-relevant information,


managerial, performance.

PENDAHULUAN
Dewasa ini tuntutan gungjawaban yang diberikan oleh
masyarakat semakin meningkat atas penyelenggara negara atas keper-
terwujudnya pemerintahan yang cayaan yang diamanatkan kepada
baik. Sebagai organisasi sektor mereka. Pemerintah daerah mem-
publik, pemerintah daerah dituntut punyai kewajiban membuat laporan
agar memiliki kinerja yang kinerja pemerintah daerah (LKPD)
berorientasi pada kepentingan sebagai bentuk pertanggungjawaban
masyarakat. Tuntutan yang semakin atas kinerja, sehingga dengan adanya
tinggi diajukan terhadap pertang- laporan kinerja ini masyarakat dapat

Jom FEKON Vol. 2 No. 2 Oktober 2015 1


mengetahui kinerja apa saja yang memperoleh Potensi Pendapatan
telah dilakukan pemerintah daerah Bunga atas Penempatan Dana Kas
(Setiadi, 2013). Daerah dan Dana Cadangan yang
Menurut Wahyudi (2005: tidak sesuai dengan ketentuan; 4.
103), kinerja organisasi sektor publik Pengelolaan Aset Tetap Pemerintah
adalah hasil akhir (output) organisasi Kabupaten Bengkalis belum tertib; 5.
yang sesuai dengan tujuan Penerima Hibah Tahun Anggaran
organisasi, transparan dalam Tahun 2013 belum menyerahkan SPJ
pertanggungjawaban, efisien sesuai hibah sebesar dan sebagian tidak
dengan kehendak pengguna jasa dapat diyakini kewajarannya; dan 6.
informasi, visi dan misi organisasi, Persiapan Pemerintah Daerah
berkualitas, adil dan serta dise- Bengkalis Menuju Penerapan
lenggarakan dengan sarana dan Laporan Keuangan Berbasis Akrual
prasarana yang memadai. masih belum memadai. Selain itu,
Kinerja manajer publik, yang permasalahan lain terkait ketidak-
selanjutnya dalam penelitian disebut patuhan terhadap ketentuan peraturan
dengan aparatur pemerintah daerah perundang-undangan juga masih
dinilai berdasarkan berapa target banyak terdapat temuan-temuan.
yang berhasil dicapai oleh aparatur Hal tersebut tentu saja masih
tersebut dikaitkan dengan anggaran belum cukup baik untuk memenuhi
yang telah ditetapkan yang dapat kepercayaan publik mengenai
dikur melalui aktivitas-aktivitas yang akuntabilitas instansi pemerintah,
dibiayai oleh APBD (Mardiasmo, khususnya pada Pemerintah
2006). Kabupaten Bengkalis. Pemerintah
Berdasarkan Laporan Hasil Kabupaten setempat harus dapat
Pemeriksaan (LHP) atas Laporan menjadikan permasalahan ini sebagai
Kinerja Pemerintah Daerah (LKPD) pembelajaran atas tanggungjawab
yang dilakukan oleh Badan yang telah diberikan kepada aparatur
Pemeriksa Keuangan Republik yang bersangkutan. Sehingga
Indonesia (BPK RI) memberikan nantinya, Kabupaten Bengkalis
opini Wajar Tanpa Pengecualian memiliki akuntabilitas yang lebih
Dengan Paragraf Penjelas (WTP- baik lagi dan program-program yang
DPP) atas LKPD Kabupaten telah disusun pada masing-masing
Bengkalis TA 2013. Meskipun instansi pemerintah dapat terlaksana
LKPD Pemerintah Kabupaten dengan baik sebagaimana tertuang
Bengkalis sudah dianggap cukup dalam DPA (Dokumen Pelaksanaan
memuaskan, namun masih terdapat Anggaran) setiap tahunnya. DPA ini
adanya temuan-temuan permasalahan tentunya dapat menjadi langkah awal
terkait kelemahan Sistem sebagai alat kontrol kinerja instansi
Pengendalian Intern, diantaranya pemerintah.
adalah : 1. Sisa Uang Persediaan Salah satu indikator tidak
Tahun Anggaran 2013 terlambat maksimalnya kinerja daerah kabu-
disetorkan ke Kas Daerah ; 2. paten ini bisa dilihat dari serapan
Penyajian Piutang Pajak Daerah anggaran yang belum memuaskan.
Kabupaten Bengkalis tidak sesuai Dimana proyeksi Sisa Lebih
dengan SAP ; 3. Pemerintah Daerah Penggunaan Anggaran (SiLPA) TA
Kabupaten Bengkalis tidak 2014 sebagaimana tercantum dalam

Jom FEKON Vol. 2 No. 2 Oktober 2015 2


Rancangan Anggaran Pendapatan dapat mempengaruhi kinerja aparat
Belanja Daerah (RAPBD) 2015 pemerintah daerah.
mencapai Rp. 885.808.033.708,83. Anthony dan Govindarajan
Ini tentunya sangat menyedihkan bila (2011) menyatakan suatu proses
kita lihat dana sebesar itu seharusnya penyusunan anggaran bisa bersifat
dapat dialokasikan ke sektor dari atas ke bawah (top-down) atau
pendidikan, kesehatan, maupun dari bawah ke atas (bottom-up).
sektor lainnya yang dapat menunjang Dengan penyusunan dari atas ke
kesejahteraan masyarakat. bawah, manajemen tingkat atas atau
Sejak tahun 2006, yaitu sejak pemegang kuasa anggaran me-
ditetapkannya Kepmendagri 13/2006 netapkan anggaran bagi manajemen
yang telah mengalami perubahan dengan tingkatan yang lebih rendah
menjadi Permendagri No. 59 Tahun atau pelaksana anggaran. Sebaliknya,
2007 dan mengalami perubahan dengan penyusunan anggaran dari
kedua menjadi Permendagri No.21 bawah ke atas atau dikenal dengan
Tahun 2011 tentang Pedoman metode partisipatif, memungkinkan
Pengurusan, Pertanggungjawaban manajer dari tingkat yang lebih
dan Pengawasan Keuangan Daerah rendah atau pelaksana anggaran
serta Tata Cara Penyusunan APBD, untuk berpartisipasi dalam
Pelaksanaan Tata Usaha Keuangan menentukan besarnya anggaran.
Daerah dan Penyusunan Perhitungan Model APBD berbasis
APBD yang mengacu pada PP kinerja yang penyusunannya meng-
58/2005 tentang Pengelolaan dan gunakan metode partisipatif ini
Pertanggungjawaban Keuangan menyebabkan struktur kekuasaan
Daerah dan UU 33/2004 tentang (otoritas) penyusunan APBD tidak
Perimbangan Keuangan antara hanya bergantung pada Kepala
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (model terdahulu
Daerah, hingga sekarang pemerintah tersentralisasi), bahkan harus
daerah di seluruh Indonesia sedang didasarkan pada kekuasaan (otoritas
berupaya untuk dapat terdesentralisasi) yang lebih bawah,
mengimplementasikan model yaitu pimpinan Badan, Dinas,
struktur kekuasaan (otoritas) baru Kantor, dan unit-unit lainnya
dan rancangan Sistem Informasi (Syafruddin, 2006).
Keuangan Daerah (SIKD). Ini Anthony dan Govindarajan
merupakan keniscayaan, sebab (2011) menyatakan bahwa penelitian
dengan peraturan tersebut, telah menunjukkan bahwa partisipasi
pemerintah daerah diwajibkan anggaran yaitu proses di mana
menyusun Anggaran Pendapatan dan pembuat anggaran baik atasan
Belanja Daerah (APBD) berbasis maupun bawahan terlibat dan
kinerja, yaitu penyusunan APBD mempunyai pengaruh dalam
yang berbasis pencapaian dimana penentuan besar anggaran mem-
penyusunannya harus dengan model punyai dampak yang positif terhadap
anggaran partisipatif. Dari kaitan ini manajerial, yang secara tidak
terlihat bahwa partisipasi dalam langsung dapat meningkatkan kinerja
proses penyusunan anggaran manajerial itu sendiri. Karena dengan
merupakan salah satu faktor yang adanya partisipasi bawahan dalam
penyusunan anggaran maka bawahan

Jom FEKON Vol. 2 No. 2 Oktober 2015 3


merasa terlibat dan harus Penelitian mengenai hubungan
bertanggung jawab atas pelaksanaan antara proses penyusunan anggaran
anggaran, sehingga bawahan di- dengan kinerja manajerial
harapkan dapat melaksanakan merupakan penelitian yang masih
anggaran dengan lebih baik banyak diperdebatkan hasilnya
(Anthony dan Govindarajan, sehingga penelitian-penelitian
2005:88). Jadi, dengan metode terdahulu menambah faktor-faktor
penganggaran yang partisipatif lain yang diduga dapat
tentunya akan meningkatkan rasa mempengaruhi hubungan antara
tanggung jawab dari masing-masing partisipasi anggaran dan kinerja.
SKPD untuk dapat memper- Govindarajan (1986) menyatakan
tanggungjawabkan anggaran mereka bahwa perbedaan hasil penelitian
sehingga daya serapan anggaran tiap tersebut dapat diselesaikan melalui
tahunnya menjadi lebih tinggi. pendekatan kontijensi (contingency
Penelitian mengenai partisipasi approach). Para peneliti mencoba
penganggaran dan kinerja telah untuk menguji pengaruh variabel
banyak dilakukan dengan intervening dan moderating yang
menempatkan partisipasi mempengaruhi partisipasi pe-
penganggaran sebagai variabel nganggaran terhadap kinerja
independen dan kinerja sebagai manajer. Peneliti bermaksud me-
variabel dependen. Hasil penelitian nambahkan variabel kontijensi
tersebut menunjukkan bahwa pada berupa : (1) komitmen organisasi dan
awal-awal penelitian hubungan (2) Job-relevant information
antara partisipasi anggaran dan (Informasi yang relevan dengan
kinerja manajer seringkali tugas) dalam penelitian kali ini.
bertentangan dan tidak meyakinkan Komitmen organisasi adalah
(inconclusive) (Nouri, 1992). Namun keadaan individu yang memiliki
seiring perkembangan pola pikir dan kepercayaan, keterikatan, serta
kecanggihan teknologi, sejumlah perasaan memiliki atas organisasi
penelitian mampu membuktikan sehingga individu tersebut akan
hasil yang menunjukkan asosiasi mengutamakan kepentingan orga-
negatif secara signifikan (Campbell nisasi dibandingkan kepentingan
dan Gingrich dalam Leach-Lopez, pribadi. Manajer bawah yang
2007), positif secara signifikan memiliki komitmen organisasi yang
(Brownell dan McInes, 1986; tinggi akan memberikan informasi-
Chenhall dan Brownell, 1988; Early informasi yang akurat ke dalam
dan Kanfer, 1985; Milani, 1975) usulan anggaran dan melaksanakan
negatif tidak signifikan (Mia, 1988), serta mempertanggungjawabkan atas
dan positif tidak signifikan (Latham usulan anggaran yang sudah
dan Marshall, 1982). disepakati bersama demi mencapai
Lebih jauh lagi, Brounell dan tujuan organisasi tersebut.
Hirst (1986) dalam Bambang (2007) Penelitian yang dilakukan oleh
terbukti menemukan hasil yang tidak Haryanti dan Othman (2012), Eker
signifikan antara partisipasi (2007), menghasilkan kesimpulan
penyusunan anggaran dengan kinerja bahwa terdapat hubungan yang
manajerial dalam penelitian yang positif dan signifikan antara
telah mereka lakukan. partisipasi anggaran dengan

Jom FEKON Vol. 2 No. 2 Oktober 2015 4


komitmen organisasi. Manajer yang mempengaruhi hubungan partisipasi
berpartisipasi dalam penyusunan penganggaran dan kinerja manajerial
anggaran akan memiliki perasaan serta tidak berpengaruh secara
bahwa dirinya memiliki andil dalam langsung terhadap kinerja manajerial.
perusahaan tersebut sehingga dapat Rumusan masalah dalam
menyusun anggaran yang baik sesuai penelitian ini adalah: 1) Apakah
dengan kebutuhan organisasi di masa partisipasi anggaran mempengaruhi
mendatang dan mengesampingkan kinerja aparat pemerintah daerah?; 2)
kepentingan pribadi. Sedangkan Apakah komitmen organisasi dapat
Nurcahyani (2010) dalam menjadi variabel intervening dalam
penelitiannya membuktikan bahwa hubungan partisipasi anggaran
komitmen organisasi tidak berhasil mempengaruhi kinerja aparat
menjadi variabel intervening dalam pemerintah daerah?; dan 3) Apakah
hubungan antara partisipasi anggaran job-relevant information dapat
dan kinerja manajerial. menjadi variabel intervening dalam
Selain komitmen organisasi, hubungan partisipasi anggaran
penelitian terdahulu juga telah mempengaruhi kinerja aparat
banyak meneliti pengaruh job- pemerintah daerah?
relevant information dalam Tujuan dari penelitian ini
hubungan antara partisipasi anggaran adalah: 1) Untuk menguji pengaruh
dan kinerja manajerial. (Merchant partisipasi anggaran terhadap kinerja
1981, Chow et al. 1988, serta Nouri aparat pemerintah daerah; 2) Untuk
dan Parker, 1998 dalam Krisler menguji komitmen organisasi
Bornadi Ompusunggu dan Icuk sebagai variabel intervening dalam
Rangga Bawono, 2006) menyatakan pengaruh partisipasi anggaran
bahwa apabila bawahan ikut terhadap kinerja aparat pemerintah
berpartisipasi dalam penyusunan daerah; dan 3) Untuk menguji job-
anggaran maka menghasilkan relevant information sebagai variabel
pengungkapan informasi privat yang intervening dalam pengaruh
mereka miliki. Atasan menerima partisipasi anggaran terhadap kinerja
informasi yang belum diketahui aparat pemerintah daerah.
sebelumnya dan meningkatkan
akurasi pemahaman terhadap
bawahan sehingga semakin TELAAH PUSTAKA
mengurangi asimetri informasi dalam
hubungan atasan dan bawahan. Bila Kinerja Aparat Pemerintah Da-
bawahan diberi kesempatan untuk erah
memberikan masukan berupa Hehanusa (2010) menje-
informasi yang dimilikinya kepada laskan bahwa para manajer yang
atasan sehingga atasan akan dilibatkan dalam proses penyusunan
memperoleh pemahaman yang lebih anggaran dapat mengetahui seberapa
baik tentang pengetahuan yang besar kemampuan yang dimilikinya
relevant dengan tugas untuk mencapai target yang
(Yusfaningrum, 2005). diharapkan sehingga memunculkan
Sedangkan Hafridebri (2013) keyakinan dalam diri manajer karena
dalam penelitiannya menunjukkan perasaan dihargai dan dipercaya.
bahwa job-relevant information tidak

Jom FEKON Vol. 2 No. 2 Oktober 2015 5


Kinerja aparat pemerintahan akan memungkinkan terjadinya slack
dinilai dari bagaimana anggota- anggaran. Untuk memudahkan
anggota dalam sektor pemerintahan pencapaian anggaran, mereka tidak
berupaya untuk memberikan akan memberikan seluruh informasi
pelayanan terbaik dengan yang mereka miliki pada saat
mendayagunakan sumberdaya yang perancangan anggaran.
ada di organisasinya untuk
memberikan kepuasan kepada Komitmen Organisasi
masyarakat sebagai pihak yang Nouri (1994) dalam
dilayani. Ven dalam Ferry (1980) Handayani (2002) dalam
menyatakan bahwa kinerja penelitiannya mendefinisikan
merupakan prestasi kerja yang komitmen organisasi sebagai tingkat
dicapai unit kerja dalam identifikasi pekerja dalam suatu
merealisasikan target yang telah organisasi. Manajer yang memiliki
ditetapkan. Instrumen kinerja terkait level organisasional commitment
dengan pencapaian target kinerja yang tinggi merasakan adanya sikap
kegiatan dari suatu program, akurasi positif terhadap organisasinya.
(ketepatan dan kesesuaian) hasil, Mereka mengidentifikasi diri mereka
tingkat pencapaian program, dampak terhadap organisasi tertentu, dan
hasil kegiatan terhadap kehidupan mencoba untuk mempertahankan
masyarakat, kesesuaian realisasi keanggotaannya dalam organisasi
anggaran dengan anggaran, tersebut (Porter dkk., 1976; dalam
pencapaian efisiensi operasional, Handayani, 2002).
perilaku pegawai. Menurut Meyer dkk. (1989)
dalam Hariyanti (2001) bahwa
Partisipasi Anggaran komitmen organisasi afektif
Vroom (1960) dalam Lestari. berhubungan positif dengan kinerja
(2000) mengemukakan bahwa sedangkan komitmen organisasi
partisipasi anggaran merupakan normatif atau berkelanjutan
suatu proses kerjasama melalui dua berhubungan negatif. Bawahan yang
atau lebih partisipan dalam memiliki komitmen yang tinggi
pembuatan keputusan yang memiliki terhadap perusahaan akan berpikir
pengaruh terhadap masa yang akan positif untuk memihak pada
dating terhadap apa yang telah organisasi, karena bawahan yang
diputuskan oleh mereka. Partisipasi mempunyai komitmen yang tinggi
melibatkan interaksi yang saling pada organisasi menginginkan tujuan
berhadapan antara individu-individu, organisasi berjalan sesuai dengan
atasan dan bawahan, untuk yang direncanakan sehinggga
menetapkan anggaran yang dapat memihak organisasi (Lowe dan
diterima oleh kedua belah pihak Shaw, 1968; dalam Hariyanti, 2001).
(Licata dkk., 1986; dalam Jacomina
H., 2001).
Meskipun partisipasi dalam Job-Relevant Information
penganggaran memiliki berbagai Kren (1992) dalam
keunggulan, namun masih terdapat penelitiannya tentang job relevant
permasalahan. Siegel dan Marconi information (JRI) memahami sebagai
(1989) menyatakan bahwa partisipasi informasi yang memfasilitasi

Jom FEKON Vol. 2 No. 2 Oktober 2015 6


pembuatan keputusan yang tersebut dan meningkatkan kinerja.
berhubungan dengan tugas. Krisler (Hehanusa, 2010).
Bornadi Omposunggu dan Icuk Dengan adanya keterlibatan
Rangga Bawono (2006) aparat pemerintah daerah dalam
menambahkan bahwa JRI membantu proses penganggaran ini maka aparat
bawahan dalam meningkatkan tersebut akan meminimalisasi
pilihan tindakannya melalui terjadinya perbedaan persepsi serta
informasi usaha yang berhasil memiliki rasa tanggung jawab dan
dengan baik. Kondisi ini konsekuensi moral untuk
memberikan pemahaman yang lebih mengimplementasikan anggaran
baik pada bawahan mengenai yang ia ikut terlibat di dalamnya.
alternatif keputusan dan tindakan Untuk itu, mereka akan mengerahkan
yang perlu dilakukan dalam segala upaya dalam pencapaiannya
mencapai tujuan. sehingga meningkatkan kinerja
Bila bawahan atau pelaksana mereka.
anggaran diberi kesempatan untuk H1: Partisipasi anggaran
memberikan masukan berupa berpengaruh terhadap kinerja aparat
informasi yang dimilikinya kepada pemerintah daerah.
atasan sehingga atasan akan
memperoleh pemahaman yang lebih Pengaruh Partisipasi Anggaran
baik tentang pengetahuan yang terhadap Komitmen Organisasi
relevan dengan tugas (Krisler Hehanusa (2010)
Bornadi Omposunggu dan Icuk menjelaskan tentang teori tujuan
Rangga Bawono, 2006). dimana tujuan individu akan
menetukan pilihan tindakan yang
Pengaruh Partisipasi Anggaran akan dilakukan. Setiap individu
terhadap Kinerja Aparat Pemda menginginkan pencapaian atas
Teori persepsi menjelaskan, tujuan-tujuan mereka. Tujuan
untuk meminimalisasi terjadinya individu akan menentukan seberapa
perbedaan persepsi mengenai besar usaha yang akan dilakukannya.
informasi yang dimiliki pada kedua Semakin tinggi kemauan seorang
tingkatan manajer yaitu manajer individu dalam mencapai tujuannya
puncak dan manajer tingkat akan mendorong individu tersebut
menengah ke bawah serta untuk melakukan suatu usaha yang
memaksimalkan partisipasi agar semakin keras.
menjadi efektif, maka manajer Manajer yang terlibat dan
tingkat menengah ke bawah dalam berpartisipasi dalam proses
organisasi tersebut harus diberi penyusunan anggaran akan lebih
kesempatan untuk memberikan memahami tujuan anggaran yang
pendapat dalam proses penyusunan mencerminkan tujuan organisasi.
anggaran dengan mengungkapkan Dengan manajer memahami tujuan-
informasi yang dimiliki terkait tujuan tersebut, akan mendorong
pekerjaan sebagai kontribusi dalam manajer berupaya dengan sungguh-
penetapan jumlah anggaran. sungguh dan berkomitmen untuk
Sehingga mereka ikut merasa mencapai tujuannya. Hal ini
bertanggung jawab untuk memberi dampak manajer akan
mengimplementasikan anggaran

Jom FEKON Vol. 2 No. 2 Oktober 2015 7


memiliki komitmen (affective) organisasi dimana ia merasa dirinya
organisasi yang lebih tinggi. adalah bagian dari organisasi
tersebut. Maka agar tercapai kinerja
H2a: Partisipasi anggaran organisasi yang diharapkan, ia harus
berpengaruh terhadap komitmen semakin meningkatkan kinerja
organisasi. dirinya.
Pengaruh Komitmen Organisasi H2b: Komitmen organisasi
terhadap Kinerja Aparat berpengaruh terhadap kinerja aparat
Pemerintah Daerah pemerintah daerah.
Salah satu komponen H2: Komitmen organisasi dapat
komitmen organisasi yang menjadi variabel intervening dalam
dikemukakan oleh Meyer (2000) hubungan komitmen organisasi
yaitu Continuance Commitment, berpengaruh terhadap kinerja aparat
yang muncul apabila karyawan tetap pemerintah daerah.
bertahan pada suatu organisasi
karena membutuhkan gaji, kenaikan Pengaruh Partisipasi Anggaran
pangkat, ataupun keuntungan- terhadap Job Relevant Information
keuntungan lain (need to). Shield dan Shield (1998)
Sesuai dengan Teori dalam Sumarno (2005) dalam
Kebutuhan McClelland (McCle- penelitiannya memaparkan bahwa
OODQG¶V WKHRU\ RI QHHGV bahwa terdapat 3 (tiga) teori landasan
adanya kebutuhan seseorang tentang partisipatif anggaran salah satunya
kenaikan gaji, kenaikan pangkat dan Teori Ekonomi yang berasumsi
lainnya dapat menumbuhkan bahwa anggaran digunakan sebagai
komitmen terhadap organisasi, yang dasar yang sehat untuk memilih dan
membuatnya semakin meningkatkan berbagi informasi di antara anggota
kinerjanya. yang terlibat dalam proses
Lebih lanjut, Chong dan penyusunan anggaran.
Chong (2002) menjelaskan bahwa Beberapa penelitian me-
pada konteks pemerintah daerah, nganggap bahwa bawahan yang
aparat yang memiliki komitmen diperbolehkan berpartisipasi dalam
organisasi yang tinggi, akan proses penetapan anggaran, berhasil
menggunakan informasi yang dalam mengungkapkan informasi
dimiliki untuk membuat anggaran privat (Merchant, 1981; Chow et al.,
menjadi relatif lebih tepat. Selain itu, 1988; Murray, 1990, Magner et al.,
komitmen organisasi dapat me- 1996). Hasil informasi tersebut
rupakan alat bantu psikologis dalam berguna untuk merencanakan
menjalankan organisasinya untuk anggaran yang lebih realistik dan
pencapaian kinerja yang diharapkan. akurat, terutama informasi yang
Berdasarkan dari Teori berhubungan dengan pekerjaan. Job
Kebutuhan dan hasil dari penelitian- relevant information (JRI) adalah
penelitian di atas, didapatlah informasi yang memfasilitasi
pemikiran bahwa kebutuhan pembuatan keputusan yang
seseorang tentang kenaikan gaji, berhubungan dengan tugas atau
kenaikan pangkat dan lainnya, dapat decision facilitating (Kren, 1992).
menumbuhkan komitmen terhadap

Jom FEKON Vol. 2 No. 2 Oktober 2015 8


Berlandaskan dari teori dan hubungan partisipasi penganggaran
penelitian di atas dapat dihubungkan berpengaruh terhadap kinerja aparat
bahwa dengan adanya keterlibatan
bawahan dalam proses partisipasi METODE PENELITIAN
penganggaran membuat bawahan
mampu mengungkapkan informasi Populasi penelitian adalah
privat yang dimilikinya, sehingga serumpun atau sekelompok objek
atasan akan mendapat pemahaman yang menjadi sasaran penelitian.
tentang informasi yang relevan Sedangkan sampel adalah bagian dari
dengan tugas, yang dapat dijadikan jumlah dan karakteristik yang dimiliki
bahan-bahan pertimbangan dalam oleh populasi tersebut. Populasi
proses penganggara beserta penelitian ini adalah seluruh pegawai
alternatif-alternatif pilihannya. SKPD di Pemerintahan Kabupaten
H3a: Partisipasi penganggaran Bengkalis. Sedangkan sampel dari
berpengaruh terhadap job-relevant penelitian ini adalah Pejabat Eselon
information. III dan IV di SKPD Kabupaten
Bengkalis yang turut serta dalam
Pengaruh Job Relevant proses penyusunan anggaran. Adapun
Information terhadap Kinerja teknik pengambilan sampel, dengan
Aparat pemerintah Daerah menggunakan teknik purposive
Shield dan Shield (1998) sampling. Alasan menggunakan
dalam penelitiannya menyatakan teknik ini karena pengambilan
bahwa teori sosiologi berasumsi sampel yang berdasarkan kriteria
bahwa lingkungan eksternal tertentu.
organisasi menjadi semakin tidak Teknik pengumpulan data
pasti, yang ditunjukkan dengan dalam penelitian ini menggunakan
meningkatnya perbedaan jumlah dan metode pengisian kuesioner. Teknik
jenis unit dalam organisasi. analisis data dalam penelitian ini
Hal ini membawa menggunakan analisis jalur (path
konsekuensi perlunya peningkatan analysis) dengan bantuan perangkat
informasi yang relevan dengan tugas lunak SmartPLS 3.0.
untuk mengoordinasikan aktivitas
unit dan menyatukan semua aktivitas Pengukuran Variabel Penelitian
dalam organisasi. Karena melalui Variabel kinerja aparat
JRI, bawahan mengungkapkan pemerintah daerah diukur dengan
informasi yang mereka ketahui menggunakan instrumen yang
kepada atasannya sebagai proses dikembangkan oleh Mohammad
koordinasi dalam tiap-tiap unit Mahsun (2006). Variabel partisipasi
aktivitas dalam organisasi sehingga anggaran menggunakan istrumen
akan meningkatkan keefektifan dan yang diadaptasi dari Milani (1975).
keefisienan kinerja. Variabel komitmen organisasi diukur
H3b: Job relevant information dengan menggunakan intrumen yang
berpengaruh terhadap kinerja aparat dibuat oleh Mowday (1979).
pemerintah daerah. Sedangkan variabel tekanan eks-
H3: Job-Relevant Information dapat ternal diukur dengan menggunakan
menjadi variabel intervening dalam instrumen yang dikembangkan oleh
Kren (1992).

Jom FEKON Vol. 2 No. 2 Oktober 2015 9


Kuesioner disebarkan pada 33
HASIL PENELITIAN DAN PEM- SKPD yang berada Di Pemerintahan
BAHASAN Kota Pekanbaru. Jumlah kuesioner
yang disebar sebanyak 90 responden.
Hasil Statistik Deskriptif Tingkat pengembalian kuesioner
mencapai 86 kuesioner kembali atau
Tabel 1 75,56% dari 90 kuesioner yang telah
Statistik Deskriptif disebarkan. Dari kuesioner yang
dikembalikan, seluruhnya terisi
Teoritis Aktual
Variabel Me
lengkap dan dapat digunakan.
Kisaran Mean Kisaran
an
Partisi- Hasil Uji Validitas
pasi
Angga-
6-30 18 14 - 30 24 Dilihat dari uji validitas
ran konvergen didapatkan bahwa nilai
Komit- AVE dari item pernyataan untuk
men 36, semua variabel >0,50. Dan pada uji
9-45 27 23 - 45
Organi- 4
sasi validitas diskriminan seluruh variabel
JobRe- memiliki hasil akar AVE lebih besar
levant 24, dari korelasi dengan konstruk lainnya.
6-30 18 20 - 30
Infor- 9
mation Hal tersebut menunjukkan bahwa
Kinerja semua item pernyataan untuk variabel
Aparat 7-35 21 24 - 35 30 partisipasi anggaran, komitmen
Pemda
organisasi, job-relevant information
Sumber: Hasil Pengolahan Data
dan kinerja aparat pemerintah daerah
adalah valid.
Berdasarkan data tersebut
dapat ditunjukkan bahwa pada
Hasil Uji Reliabilitas
variabel Partisipasi Anggaran,
jawaban yang diberikan responden
Tabel 2
mempunyai kisaran bobot jawaban
Hasil Uji Composite Reliability
antara 14 sampai 30 dengan rata-rata
sebesar 27. Untuk variabel VARIABEL Reliability Ket
Komitmen Organisasi, jawaban yang Job-relevant Information 0.766 Reliabel
diberikan responden mempunyai Kinerja Aparat Pemda 0.834 Reliabel
kisaran bobot jawaban antara 23 Komitmen Organisasi 0.868 Reliabel
sampai 45 dengan rata-rata teoritis Partisipasi Anggaran 0.866 Reliabel
sebesar 36,40. Variabel job-relevant Sumber: Hasil Pengolahan Data
information memiliki kisaran 20
sampai 30 dengan rata-rata 24,96. Didapatkan hasil bahwa
Sedangkan variabel Kinerja Aparat besarnya Composite realibility pada
Pemda memiliki bobot jawaban seluruh variabel baik variabel
kisaran 24 sampai 35 dengan rata- partisipasi anggaran, komitmen
rata 30. organisasi, job-relevant information
dan kinerja aparat pemerintah daerah
lebih besar dari 0,70 sehingga
dikatakan reliabel.
Gambaran Umum Responden Tabel 3

Jom FEKON Vol. 2 No. 2 Oktober 2015 10


Path Coefficients (Mean, STDEV, signifikansi 0,711 > 0,05. Jadi
T-Values) dapat dikatakan H2a diterima.
b. Hasil Pengujian H2b : diperoleh
Original Standard
Sample Deviation T Sta- tstatistik 1,105 < ttabel 1,96 dengan
(O) (STDEV) tistics signifikansi 0,199 > 0,05. Jadi
Job-relevant dapat dikatakan H2b ditolak.
Inf -> Kinerja 0.336 0.132 2.468 c. Hasil Pengujian Uji Sobel : tstatistik
Komitmen ->
Kinerja 0.199 0.180 1.105 1,103 < ttabel 1,96 tidak signifikan.
Partisipasi -> Jadi dapat dikatakan H2 ditolak.
Job Relevant
Information 0.370 0.113 2.513
Partisipasi ->
Kinerja 0.250 0.181 1.379 Hasil Pengujian Hipotesis Ketiga
Partisipasi -> (H3)
Komitmen 0.711 0.063 11.236
Diketahui nilai ttabel 1,96 pada
Sumber: Pengolahan Data Penulis tingkat signifikansi 5%. Berdasarkan
uji analisis jalur dihasilkan :
Tabel 4 a. Hasil Pengujian H3a : diperoleh
Uji Sobel (Partisipasi Anggaran tstatistik 2,513 > ttabel 1,96 dengan
terhadap Kinerja Aparat Pemda) signifikansi 0,370 > 0,05. Jadi
VI -> M -> T
dapat dikatakan H3a diterima.
Variabel
Intervening
M DV SE A SE B Sta- b. Hasil Pengujian H3b : diperoleh
(A) (B) tistik
tstatistik 2,468 < ttabel 1,96 dengan
Komitmen
Organisasi 0.711 0.199 0.063 0.180 1.103
signifikansi 0,336 > 0,05. Jadi
Job- dapat dikatakan H2b diterima.
relevant c. Hasil Pengujian Uji Sobel : tstatistik
information 0.370 0.336 0.113 0.132 2.011
2,011 < ttabel 1,96 signifikan. Jadi
Sumber: Pengolahan Data Penulis dapat dikatakan H3 diterima.
Hasil Pengujian Hipotesis Pertama Tabel 5
(H1) R Square
Diketahui nilai ttabel 1,96 pada
tingkat signifikansi 5%. Berdasarkan R Square
uji analisis jalur, menghasilkan nilai Job-relevant Inf. 0.084
tstatistik sebesar 1,379 dengan nilai Kinerja Aparat Pemda 0.409
signifikansi sebesar 0,250. Dengan Komitmen Organisasi 0.505
demikian, tstatistik 1,379 > ttabel 1,96
Partisipasi Anggaran
dengan signifikansi 0,250 > 0,05.
Jadi dapat dikatakan H1 ditolak.
Nilai R-square memberikan
hasil bahwa model yang
Hasil Pengujian Hipotesis Kedua mempengaruhi Job-Relevant
(H2) Information memberikan nilai R
Diketahui nilai ttabel 1,96 pada square sebesar 0.084 dapat
tingkat signifikansi 5%. Berdasarkan diinterpretasikan bahwa variabel ini
uji analisis jalur dihasilkan : dipengaruhi oleh variabel partisipasi
a. Hasil Pengujian H2a : diperoleh anggaran sebesar 8,4% dan sisanya
tstatistik 11,236 > ttabel 1,96 dengan dipengaruhi oleh variabel konstruk
lainnya. Kemudian dapat dilihat dari
Jom FEKON Vol. 2 No. 2 Oktober 2015 11
tabel variabel komitmen organisasi men Organisasi tidak berperan
memberikan nilai R square sebesar sebagai variabel intervening dalam
0.505 yang berarti variabel pengaruh Partisipasi Anggaran
komitmen organisasi dipengaruhi terhadap Kinerja Aparat Pemerintah
oleh variabel partisipasi anggaran Daerah Kabupaten Bengkalis. Hal ini
sebesar 50,5% dan sisanya dapat disebabkan karena aparat
dipengaruhi oleh variabel konstruk pemerintahan tidak memiliki
lainnya. komitmen yang cukup dalam
Sedangkan nilai R square organisasinya, dikarenakan dalam
untuk variabel kinerja aparat organisasi pemerintahan sering
pemerintah daerah diperoleh sebesar terjadi mutasi dari organisasi ke
0,409. Hasil ini menunjukkan bahwa organisasi lain. Sehingga Komitmen
sebesar 40,90% dari variabel kinerja Organisasi tidak dapat
aparat pemerintah daerah dapat mempengaruhi Kinerja Aparat
dijelaskan oleh variabel partisipasi Pemerintah Daerah dan tidak dapat
anggaran, komitmen organisasi, dan menjadi variabel pemediasi antara
job-relevant information. Sedangkan keduanya.
sisanya dipengaruhi oleh variabel Hasil pengujian hipotesis
lain diluar variabel yang digunakan pertama menunjukkan bahwa Job-
dalam penelitian ini. Relevant Information berperan
sebagai variabel intervening dalam
SIMPULAN, KETERBATASAN pengaruh Partisipasi Anggaran
DAN SARAN terhadap Kinerja Aparat Pemerintah
Daerah Kabupaten Bengkalis. Hal ini
Simpulan sejalan dengan penelitian Kren
Dari hasil evaluasi model (1992) bahwa Partisipasi Anggaran
penelitian dan pengujian hipotesis tidak berpengaruh secara langsung
yang dilakukan dalam penelitian ini terhadap Kinerja Aparat Pemerintah
maka diperoleh kesimpulan sebagai Daerah, namun Job-Relevant
berikut : Information yang berperan menjadi
Hasil pengujian hipotesis variabel pemediasi dalam hubungan
pertama menunjukkan bahwa antara keduanya.
Partisipasi Anggaran tidak ber-
pengaruh secara langsung terhadap Keterbatasan
Kinerja Aparat Pemerintah Daerah Penulis menyadari bahwa
Kabupaten Bengkalis. Hal ini dapat penelitian ini masih banyak memiliki
terjadi karena partisipasi dalam keterbatasan. Diantara keterbatasan
proses penganggaran acapkali hanya tersebut adalah penelitian ini
dianggap sebagai formalitas dimana menerapkan metode survei yang
akhirnya yang menjadi usulan adalah dilaksanakan dengan pernyataan
hasil birokrasi pimpinan. Jadi, hal ini tertulis. Hal ini menimbulkan
menyebabkan partisipasi persepsi yang berbeda dari responden
penganggaran tidak mempengaruhi dengan keadaan sesungguhnya.
kinerja pada aparat pemerintahan Selain itu, objek penelitian hanya
daerah. terdistribusi pada sektor
Hasil pengujian hipotesis pemerintahan Kabupaten Bengkalis
kedua menunjukkan bahwa Komit- sehingga mempengaruhi kemampuan

Jom FEKON Vol. 2 No. 2 Oktober 2015 12


penelitian ini untuk digeneralisasikan Manufaktur di Pekanbaru).
pada sektor dan wilayah yang lebih Skripsi, UNP : Padang.
luas.
Haryanti, I. dan Othman, R. 2012.
Saran Budgetary Participation: How It
Perlu dilakukan wawancara Affects Performance And
yang mungkin dapat membantu dalam Commitment. Accountancy
mengendalikan jawaban tiap Business And The Public
responden. Untuk penelitian Interest. Hlm. 53-73.
selanjutnya, perlu menambahkan
variabel independen lainnya untuk Hehanusa, Maria. 2010. Pengaruh
melihat pengaruhnya terhadap Partisipasi Penganggaran
transparansi pelaporan keuangan Terhadap Kinerja Aparat:
sehingga efektif bagi organisasi Integrasi Variabel Intervening
sektor publik. Dan Variabel Moderasi Pada
Pemerintah Kota Ambon Dan
DAFTAR PUSTAKA Pemerintah Kota Semarang.
Tesis. UNDIP : Semarang.
Anthony, R. dan Govindarajan, V.
2005. Mangement Control Kren, L. 1992. Budgetary
System, Jilid I dan II, Participation and Managerial
Terjemahan Kurniawan Perfomance: The Impact of
Tjakrawala dan Krista. Penerbit Information and Enviromental
Salemba Empat, Jakarta. Volatility. The Accounting
Review, 511-526.
Brownell, P. dan McInnes. 1983.
Budgetary Participation, Mardiasmo. 2009. Akuntansi Sektor
Motivation and Managerial Publik. Penerbit Andi.
Performance. Working Paper Yogyakarta.
Alfred P. Sloan School of
Management. WP 1389-83, Omposunggu, K. B. dan Bawono, I.
January 1983. Hlm. 1-39. R. 2006. Pengaruh Partisipasi
Anggaran dan Job Relevant
Ghozali, Imam. 2011. Structural Information Terhadap Informasi
Equation Modelling Metode Asimetris. Prosiding, Simposium
Alternatif dengan Partial Nasional Akuntansi IX. 23-26
Least Square: Edisi 3. Agustus, Page 1-27.
Semarang: Badam penerbit
Universitas Diponegoro. Permendagri No. 21 Tahun 2011.
tentang Pedoman Pengelolaan
Hafridebri. 2013. Pengaruh Keuangan Daerah.
Partisipasi Anggaran terhadap
Kinerja Manajeril dengan Robbins, Stephen P. dan Judge,
Komitmen Sasaran Tujuan dan Timothy A. 2007.
Job-Relevant Information Organizational Behaviour, Edisi
sebagai Variabel Intervening 9, Jilid 1, PT. Prenhallindo,
(studi Kasus pada Perusahaan Jakarta.

Jom FEKON Vol. 2 No. 2 Oktober 2015 13


Setiadi, Hidayat. 2013. Pengaruh gunaan SIKD Untuk Kontrol
Partisipasi Anggaran Terhadap Keputusan dan Manajemen
Kinerja Manajerial melalui Keputusan, dan Perilaku
Komitmen Organisasi dan Manajerial : Studi Pada
Budget Emphasis Sebagai Organisasi Pemerintahan Da-
Variabel Intervening (Studi erah. SNA 9, Padang.
Kasus pada SKPD Pemerintah
Kabupaten Boyolali). Skripsi : www.bengkaliskab.go.id
UNDIP, Tidak Dipublikasikan.
www.bpk.go.id
Sumarno, J. 2005. Pengaruh
Komitmen Organisasi Dan Gaya Yanti, Rindu S. 2013. Pengaruh
Kepemimpinan terhadap hubu- Good Governance, Budaya
ngan antara Partisipasi Angga- Organisasi, dan Pengendalian
ran Dan Kinerja Manajerial Internal terhadap Kinerja
(Studi Empiris pada Kantor Aparat Pemerintah (Studi Pada
Cabang Perbankan Indonesia di SKPD Kabupaten Bengkalis.
Jakarta). Simposium Nasional Skripsi : UIR, Tidak Dipubli-
Akuntansi VIII Solo, 15-16 kasikan.
September 2005. Hal. 586- 616.
Yusfaningrum, Kusnasriyanti dan
Supriyono, R. A., dan Syakhroza, A. Imam Ghozali. 2005. Analisis
2004. Peran Asimetri Informasi Pengaruh Partisipasi Anggaran
dan Peresponan Keinginan terhadap Kinerja Manajerial
Sosial sebagai Variabel Mode- melalui Komitmen Tujuan
rating Hubungan antara Parti- Anggaran dan Job Relevant
sipasi Penganggaran dan Kiner- Information (JRI) sebagai
ja Manajer di Indonesia. SNA Variabel Intervening (Penelitian
VI, Surabaya. terhadap Perusahaan Manu-
faktur di Indonesia), SNA VIII,
Syafruddin, M. 2006. Dampak Solo.
Struktur Kekuasaan Pada Peng-

Jom FEKON Vol. 2 No. 2 Oktober 2015 14

Anda mungkin juga menyukai