Anda di halaman 1dari 21

PENGARUH PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN DAERAH, AKSESIBILITAS

LAPORAN KEUANGAN DAERAH, DAN SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN


DAERAH TERHADAP TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PENGELOLAAN
KEUANGAN DAERAH PADA ORGANISASI PERANGKAT DAERAH (OPD) KOTA
BALIKPAPAN

ARTIKEL/JURNAL
PROGRAM STUDI S-1 AKUNTANSI

Nurul Fauziah
141.13.022.

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI MADANI


BALIKPAPAN
2017

1
Pengaruh Penyajian Laporan Keuangan Daerah, Aksesibilitas Laporan Keuangan
Daerah, dan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah Terhadap Transparansi dan
Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Daerah Pada Organisasi Perangkat Daerah (OPD)
Kota Balikpapan

Nurul Fauziah
141.13.022
Program Studi S1 Akuntansi

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris bahwa semakin tinggi penyajian
laporan keuangan daerah, aksesibilitas laporan keuangan daerah, dan sistem akuntansi
keuangan daerah akan menyebabkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan
daerah semakin tinggi. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei dengan
penyebaran kuesioner. Pengambilan sampel yang digunakan adalah metode purposive
sampling dari pegawai sub bagian keuangan seluruh Organisasi Perangkat Daerah Kota
Balikpapan. Data dianalisis menggunakan regresi linier berganda dengan alat program statistik
SPSS versi 23. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penyajian laporan keuangan daerah,
aksesibilitas laporan keuangan daerah, dan sistem akuntansi keuangan daerah semakin tinggi
menyebabkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah semakin tinggi.
Sehingga, dengan menyajikan laporan keuangan daerah yang baik, memberikan kemudahan
akses terhadap pengguna laporan keuangan daerah serta memiliki sistem akuntansi keuangan
daerah yang baik maka akan mampu meningkatkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan
keuangan daerah.

Kata Kunci: Penyajian laporan keuangan daerah, aksesibilitas laporan keuangan daerah,
sistem akuntansi keuangan daerah, transparansi dan akuntabilitas.

Abstract
This research aims to provide empirically examine the higher of regional financial statements
presentation, accessibility of regional financial statements, and regional financial accounting
system will lead to higher of the transparency and accountability of regional financial
management. The research method used is survey method with questionnaire distribution.
Sampling used is purposive sampling method from sub-division of finance employees of
Balikpapan City Regional Device Organization. The data were analyzed using multiple linear
regression with SPSS version 23 statistical tool. The results of this research show that the
presentation of regional financial statements, accessibility of regional financial statements,
and regional financial accounting system increasingly high induce of the transparency and
accountability of regional financial management is higher. So that, by means of presenting
good regional financial statements, providing easy access to users of regional financial
statements and have a good regional financial accounting system will be able to improve
transparency and accountability of regional financial management.
Keywords: regional financial statements presentation, accessibility of regional financial
statements, regional financial accounting system, transparency and accountability.

2
1. PENDAHULUAN pemeriksaan Badan Pemeriksa
Permasalahan transparansi dan Keuangan Republik Indonesia (BPK-
akuntabilitas di Indonesia menjadi RI). Penilaian opini pemeriksaan
sorotan dari berbagai pihak, terutama laporan keuangan dari tahun ke tahun
pada institusi publik. Perhatian terhadap mengalami perubahan yang signifikan.
praktik akuntansipun saat ini juga Berikut Perkembangan Laporan
semakin besar yang dilakukan oleh Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) :
lembaga-lembaga publik.Laporan dari tahun 2011 2015 yang bersumber
keuangan dari instansi pemerintahan dari ikhtisar hasil pemeriksaan semester
merupakan salah satu bentuk dari II Tahun 2016 (Badan Pemeriksa
pertanggungjawaban untuk Keuangan Republik Indonesia, 2016 :
menciptakan transparansi dan 371)
akuntabilitas baik di pemerintahan LKPD OPINI
pusat, provinsi, maupun daerah setelah JUMLAH
WTP WDP TW TMP
adanya reformasi.
Sejalan dengan pelaksanaan 2011 67 349 8 100 524
pemerintahan daerah dalam Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang 2012 120 319 6 79 524
Pemerintahan Daerah, diharapkan agar
penyelenggaraan pemerintah daerah 2013 156 311 11 46 524
dapat mewujudkan good governance 2014 269 246 4 20 539
dengan baik agar dapat megikuti
prinsip-prinsip pengelolaan yang baik, 2015 313 194 4 31 542
seperti akuntabilitas, transparansi
(keterbukaan), partisipasi, keadilan, dan Sumber : BPK-RI (www.bpk.go.id/ihps), 2016
kemandirian. Salah satu upaya untuk Untuk mendapatkan penilaian
meningkatkan good governance adalah opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP)
dengan meningkatkan transparansi dan oleh Badan Pemeriksa Keuangan
akuntabilitas pengelolaan keuangan (BPK), maka dibutuhkan penyajian
daerah. Transparansi dan akuntabilitas laporan keuangan daerah yang baik dan
merupakan elemen yang berbeda meski mampu mengontrol kebijakan keuangan
merupakan komponen yang tidak dapat daerah secara ekonomis, efisien,
dipisahkan dari peranan dalam transparan, dan akuntabel. Hal ini
penyajian laporan keuangan. Jika mengacu pada Standar Akuntansi
akuntabilitas keuangan daerah tidak Pemerintah (SAP) dalam Peraturan
disertai dengan transparansi, maka Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010.
keuangan daerah tersebut bisa Permasalahan lain yang timbul
menunjukkan informasi yang bukan adalah aksesibilitas dari laporan
sebenarnya. keuangan yang tidak berjalan dengan
Pada penyajian laporan maksimal. Aksesibilitas laporan
keuangan di Indonesia, masih terdapat keuangan merupakan kemudahan bagi
Pemerintah Daerah yang mendapatkan seseorang untuk memperoleh informasi
opini Wajar Dengan Pengecualian mengenai laporan keuangan.
(WDP), Tidak Wajar (TW), dan Tidak Aksesibilitas yang kurang memadai
Memberikan Pendapat (TMP). Opini dapat menurunkan tingkat tranparansi
tersebut bisa diketahui melalui hasil pada pengelolaan keuangan daerah

3
setempat. Seharusnya pemerintah keuangan Negara. Sehingga, menjadi
daerah mampu memberikan kemudahan perhatian khusus agar Pemerintah
akses bagi para pengguna laporan Daerah Kota Balikpapan agar dapat
keuangan, tidak hanya kepada lembaga mempertahankan serta meningkatkan
legislatif dan badan pengawasan tetapi transparansi dan akuntabilitas
juga masyarakat yang telah memberikan pengelolaan keuangan daerah.
kepercayaan kepada pemerintah daerah Satuan Kerja Perangkat Daerah
untuk mengelola dana publik. (SKPD) merupakan entitas yang wajib
Agar transparansi dan menyajikan laporan keuangan pada
akuntabilitas dapat terjamin, diperlukan pemerintah daerah sebagai bentuk
suatu sistem akuntansi yang baik, pertanggungjawaban setempat. Namun
sistem tersebut dijalankan melalui seiring berlakunya Peraturan
sistem akuntansi keuangan daerah yang Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016,
diperkuat oleh adanya Peraturan istilah Satuan Kerja Perangkat Daerah
Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 yang (SKPD) berganti menjadi Organisasi
menjelaskan bahwa pemerintah daerah Perangkat Daerah (OPD) yang akan
memiliki kewenangan untuk diterapkan mulai tahun 2017.
menetapkan sistem dan prosedur Dengan memperhatikan latar
pengelolaan keuangan daerah dalam belakang masalah tersebut, maka
bentuk peraturan daerah. Sistem penulis meneliti tentang pengaruh
akuntansi keuangan daerah merupakan penyajian laporan keuangan daerah,
keharusan bagi pemerintah daerah aksesibilitas laporan keuangan daerah,
sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam dan sistem akuntansi keuangan daerah
Negeri Nomor 59 Tahun 2007. terhadap transparansi dan akuntabilitas
Pemerintah Kota Balikpapan pengelolaan keuangan daerah pada
menjadi salah satu entitas pelaporan Organisasi Perangkat Daerah (OPD)
yang diwajibkan untuk dapat Kota Balikpapan. Dengan
menyajikan laporan keuangan sesuai memperhatikan pentingnya peran
dengan ketentuan yang ada. pemerintah daerah dalam menunjukkan
Berdasarkan hasil pemeriksaan Badan akuntabilitas dan transparansi publik,
Pemeriksa Keuangan (BPK) pada tahun maka perumusan masalah dalam
anggaran 2008 hingga tahun 2012 penelitian ini adalah apakah penyajian
berturut-turut mendapatkan opini Wajar laporan keuangan daerah, aksesibilitas
Dengan Pengecualian (WDP). laporan keuangan daerah, dan sistem
Sedangkan pada tahun anggaran 2013, akuntansi keuangan daerah yang
2014, dan 2015 ditemukan bahwa semakin tinggi menyebabkan
Laporan Keuangan Pemerintah Daerah transparansi dan akuntabilitas
(LKPD) Kota Balikpapan mendapatkan pengelolaan keuangan daerah semakin
opini Wajar Tanpa Pengecualian tinggi.
(WTP). Meski demikian, Badan Penelitian ini diharapkan akan
Pemeriksa Keuangan (BPK) masih memberikan kontribusi berupa masukan
menemukan adanya kelemahan sistem bagi pemerintah daerah untuk dapat
pengendalian intern dalam penyusunan meningkatkan tingkat transparansi dan
laporan keuangan dan ditemukan akuntabilitas pengelolaan keuangan
ketidakpatuhan terhadap peraturan daerah. Namun, dalam penelitian ini
perundang-undangan dalam pengelolaan juga memiliki batasan, agar pokok
4
permasalahan dalam penelitian ini setidaknya ada tiga elemen penting
memiliki arah yang jelas. Penelitian ini yang harus diperhatikan, yaitu,
hanya menerapkan metode survei transparansi, akuntabilitas, dan
melalui kuesioner dan tidak melakukan keadilan. Transparansi,
wawancara, sehingga tidak terlibat akuntabilitas, dan keadilan
secara langsung pada aktivitas dalam merupakan atribut yang terpisah.
Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Akan tetapi, dua istilah yang
Kota Balikpapan. serta menjadikan pertama adalah tidak independen,
variabel transparansi dan akuntabilitas sebab pelaksanaan akuntabilitas
pengelolaan keuangan daerah sebagai memerlukan transparansi. Informasi
satu variabel dependen di dalam keuangan daerah yang mampu
penelitian ini. menciptakan transparansi dan
akuntabilitas pengelolaan keuangan
1. TINJAUAN PUSTAKA daerah kepada masyarakat secara
A. Teori Stewardship terbuka dan jujur melalui media
Pemerintah selaku steward berupa penyajian laporan keuangan
dengan fungsi pengelola sumber dapat diakses oleh berbagai pihak
daya dan rakyat selaku principal berkepentingan dengan anggapan
sebagai pemilik sumber daya bahwa masyarakat berhak
(Estiyati, 2015). Hubungan antara mengetahui informasi tersebut.
Pemerintah (steward) dan rakyat
(principal) atas dasar kepercayaan, C. Penyajian Laporan Keuangan
bertindak kolektif, sesuai dengan Daerah
tujuan organisasi, sehingga model Penyajian laporan keuangan
yang sesuai pada kasus organisasi merupakan hal yang sangat penting,
sektor publik adalah stewardship. pengungkapan informasi ini
Implikasinya mampu menjelaskan merupakan suatu elemen dasar dari
eksistensi Pemerintah Daerah transparansi fiskal dan akuntabilitas.
khususnya di Organisasi Perangkat Penyajian laporan keuangan tentu
Daerah (OPD) Kota Balikpapan memiliki karakteristik yang telah
sebagai suatu lembaga yang dapat ditetapkan, yakni berdasarkan
dipercaya untuk bertindak sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 71
dengan kepentingan publik dengan Tahun 2010. Adapun
melaksanakan tugas dan fungsinya karakteristiknya yaitu relevan, andal,
dengan baik. Selain itu, mampu dapat dibandingkan, dan dapat
membuat pertanggungjawaban dipahami. Laporan keuangan yang
keuangan yang diamanahkan berada dalam pemerintahan harus
kepadanya, sehingga tujuan dipertanggungjawabkan sesuai
ekonomi, pelayanan publik maupun dengan ketentuan perundang-
kesejahteraan masyarakat dapat undangan yang berlaku agar dapat
tercapai secara maksimal. mengetahui sumber daya ekonomi
yang dimanfaatkan untuk
B. Transparansi dan Akuntabilitas melaksanakan kegiatan operasional
Pengelolaan Keuangan Daerah pemerintahan, menilai kondisi
Shende dan Bennet (2004) keuangan, mengevaluasi efektivitas
menyatakan bahwa istilah demokrasi dan efisiensi suatu entitas pelaporan,
5
khususnya pemerintah daerah. keuangan. Penggunaan informasi
Dalam setiap pemerintah daerah keuangan yang efektif tergantung
memiliki Organisasi Perangkat kepada akses publik laporan
Daerah (OPD) sebagai accounting keuangan yang dapat dibaca dan
entity yang bertanggungjawab dalam dipahami. Agar informasi yang
penyusunan dan penyajian laporan disampaikan dalam laporan
keuangan daerah. keuangan Pemerintah Daerah dapat
Penyajian informasi yang memenuhi prinsip transparansi dan
transparan akan mewujudkan akuntabilitas, Pemerintah Daerah
akuntabilitas publik karena akan harus meningkatkan aksesibilitas
menggambarkan kinerja yang laporan keuangannya tidak hanya
sesungguhnya dari suatu entitas sekedar menyampaikan ke Dewan
yang merupakan bentuk Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)
pertanggungjawaban dari entitas saja, tetapi juga memfasilitasi
kepada publik. Hal ini menunjukkan masyarakat luas agar dapat
bahwa penyajian laporan keuangan mengetahui atau memperoleh
daerah yang baik dapat dikatakan laporan keuangan dengan mudah
sebagai penyajian yang tinggi akan (Aliyah dan Nahar, 2012).
berimplikasi terhadap peningkatan Untuk mendukung
transparansi dan akuntabilitas transparansi dan akuntabilitas yang
pengelolaan keuangan daerah. efektif, pemerintah daerah dapat
Magdalena dan Kurniawati (2016) menggunakan berbagai media untuk
juga menyatakan bahwa penyajian mempublikasikan laporan
laporan keuangan daerah pertanggungjawabannya agar dapat
berpengaruh positif terhadap meningkatkan transparansi dan
transparansi dan akuntabilitas akuntabilitas publik. Hal ini
pengelolaan keuangan daerah pada menunjukkan bahwa mudahnya
Kabupaten Jember. Berdasarkan akses terhadap laporan keuangan
dukungan penelitian terdahulu dan daerah tersebut dapat menunjukkan
uraian tersebut, maka hipotesis aksesibilitas yang tinggi
dalam penelitian ini adalah sebagai berimplikasi terhadap peningkatan
berikut: transparansi dan akuntabilitas
H1 : Diduga semakin tinggi pengelolaan keuangan daerah.
penyajian laporan keuangan Hehanussa (2015) juga
daerah menyebabkan menunjukkan hasil bahwa
aksesibilitas laporan keuangan
transparansi dan akuntabilitas
daerah berpengaruh positif dan
pengelolaan keuangan daerah signifikan terhadap transparansi dan
semakin tinggi. akuntabilitas pengelolaan keuangan
daerah pada Pemerintah Kota
D. Aksesibilitas Laporan Keuangan Ambon. Berdasarkan dukungan
Daerah penelitian terdahulu dan uraian
Aksesibilitas dalam laporan tersebut, maka hipotesis dalam
keuangan merupakan kemudahan penelitian ini adalah sebagai berikut:
seseorang untuk memperoleh atau
mengakses informasi laporan

6
H2 : Diduga semakin tinggi konversi dari Peraturan Menteri
aksesibilitas laporan keuangan Dalam Negeri Nomor 13 Tahun
daerah menyebabkan 2006 agar sesuai dengan Peratutan
Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010.
transparansi dan akuntabilitas
Sistem akuntansi pemerintah
pengelolaan keuangan daerah daerah dilaksanakan oleh Pejabat
semakin tinggi. Pengelola Keuangan daerah
(PPKD), sedangkan sistem akuntansi
E. Sistem Akuntansi Keuangan Organisasi Perangkat Daerah (OPD)
Daerah dilakukan oleh Pejabat
Sistem akuntansi keuangan Penatausahaan Keuangan (PPK-
daerah adalah sistem akuntansi yang OPD). Kemudian laporan keuangan
meliputi proses pencatatan, tersebut akan dikonsolidasikan oleh
penggolongan, penafsiran, entitas pelaporan menjadi laporan
peringkasan transaksi atau kejadian keuangan pemerintah Provinsi /Kota
keuangan serta pelaporan keuangan /Kabupaten.
dalam rangka pelaksanaan Anggaran Hal ini menunjukkan bahwa
Pendapatan Belanja Daerah (APBD) sistem akuntansi yang memadai
yang telah disahkan oleh Dewan dapat dikatakan sistem akuntansi
Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD). keuangan daerah yang tinggi akan
Sistem pencatatan yang digunakan berimplikasi terhadap peningkatan
pada entitas pelaporan pemerintah transparansi dan akuntabilitas
daerah adalah dengan menggunakan pengelolaan keuangan daerah.
pencatatan triple entry agar dapat Magdalena dan Kurniawati (2016)
dilihat sisa anggaran untuk masing- juga menunjukkan hasil bahwa
masing komponen di Anggaran sistem akuntansi keuangan daerah
Pendapatan Belanja Daerah berpengaruh positif terhadap
(APBD). Basis akuntansi yang transparansi dan akuntabilitas
digunakan oleh pemerintah daerah pengelolaan keuangan daerah pada
menjadi beragam, yakni masih ada Kabupaten Jember. Berdasarkan
yang menggunakan akuntansi dukungan penelitian terdahulu dan
berbasis kas, akuntansi berbasis uraian tersebut, maka hipotesis
akrual, dan akuntansi berbasis kas dalam penelitian ini adalah sebagai
menuju akrual. berikut:
Saputra (2014) menyatakan H3 : Diduga semakin tinggi sistem
Kota/Kabupaten terdiri dari: (1) akuntansi keuangan daerah
Laporan Realisasi Anggaran (LRA); menyebabkan transparansi dan
(2) Laporan Perubahan Saldo akuntabilitas pengelolaan
Anggaran Lebih (Laporan keuangan daerah semakin
Perubahan SAL); (3) Neraca; (4) tinggi.
Laporan Operasional (LO); (5)
Laporan Arus Kas (LAK); (6)
Laporan Perubahan Ekuitas (LPE); 2. METODE PENELITIAN
(7) Catatan Atas Laporan Keuangan A. Jenis Penelitian
(CALK). Namun untuk Laporan Jenis penelitian ini adalah penelitian
Realiasasi Anggaran memerlukan kuantitatif, yakni data yang
7
diperoleh berupa angka-angka dan Kecamatan. Teknik penentuan
dianalisis. Penelitian ini dilakukan sampel dalam penelitian ini adalah
untuk mengetahui dan membuktikan metode pengambilan sampel secara
hubungan penyajian laporan non probabilitas yang berupa
keuangan daerah, aksesibilitas Purposive Sampling. Kriteria dalam
laporan keuangan daerah, dan pemilihan sampel adalah yang
sistem akuntansi keuangan daerah memiliki kriteria sebagai berikut:
sebagai 3 (tiga) variabel independen 1) Responden yang ikut terlibat
terhadap transparansi dan dalam proses pengelolaan
akuntabilitas pengelolaan keuangan keuangan.
daerah sebagai variabel dependen. 2) Memahami penerapan Standar
Akuntansi Pemerintahan
B. Sumber Data (SAP) dalam pembuatan
Sumber data yang digunakan laporan keuangan.
dalam penelitian ini adalah data 3) Memahami penerapan sistem
primer yang diperoleh secara akuntansi keuangan daerah.
langsung dari sumber asli dengan 4) Telah bekerja pada bidang
kuesioner. Kuesioner yang tersebut minimal 1 (satu)
digunakan adalah kuesioner yang tahun.
merujuk kepada Hanim (2009)
dalam Sagala (2011) dengan sedikit E. Definisi Operasional Variabel
dimodifikasi, Nurmuthmainnah Transparansi dan
(2015), dan Erlina et.all (2012) akuntabilitas pengelolaan keuangan
dalam Saputra (2014) yang daerah adalah pertanggungjawaban
sebelumnya telah diuji tingkat pemerintah daerah berkenaan
validitas dan reliabilitasnya. dengan pengelolaan keuangan
daerah kepada publik secara terbuka
C. Teknik Pengumpulan Data dan jujur melalui media berupa
Data-data yang dipergunakan dalam penyajian laporan keuangan yang
penelitian ini diperoleh penulis dapat diakses oleh berbagai pihak
dengan cara survei, yakni survei berkepentingan dengan anggapan
lapangan melalui penyebaran bahwa publik berhak mengetahui
kuesioner yang diberikan kepada informasi tersebut.
para pegawai sub bagian keuangan Transparansi dan
pada seluruh Organisasi Perangkat akuntabilitas pengelolaan keuangan
Daerah (OPD) di Pemerintah Kota daerah diukur dengan indikator
Balikpapan. sebagai berikut: (1)Pembuatan
keputusan sudah memenuhi standar
D. Populasi dan Sampel etika dan nilai-nilai yang berlaku;
Populasi dalam penelitian ini adalah (2)Adanya kejelasan dari sasaran
masing-masing pegawai sub bagian kebijakan yang diambil, dan sudah
keuangan pada seluruh Organisasi sesuai dengan visi dan misi
Perangkat Daerah (OPD) di organisasi, serta standar yang
Pemerintah Kota Balikpapan, baik berlaku; (3)Adanya mekanisme
itu Sekretariat, Dinas, Badan atau yang menjamin bahwa standar telah
Kantor Inspektorat, serta terpenuhi sesuai dengan Standar
8
Akuntansi Pemerintah dalam (1)Terbuka di media massa;
Peraturan Pemerintah Nomor 71 (2)Mudah diakses; (3)Ketersediaan
Tahun 2010; (4)Pengelola sumber informasi.
daya mampu memberikan laporan Sistem akuntansi keuangan
pertanggung jawaban secara efisien daerah sebagai variabel independen
dan efektif; (5)Penyebarluasan dalam penelitian ini adalah sistem
informasi mengenai suatu akuntansi yang meliputi
keputusan; (6)Akurasi dan serangkaian prosedur mulai dari
kelengkapan informasi yang proses pengumpulan data,
berhubungan dengan cara-cara pencatatan, pengikhtisaran sampai
mencapai sasaran suatu program; dengan pelaporan keuangan dalam
(7)Ketersediaan sistem informasi rangka pertanggungjawaban
manajemen dan monitoring hasil pelaksanaan APBD yang dapat
yang telah dicapai pemerintah; dilakukan secara manual atau
(8)Mekanisme yang memfasilitasi menggunakan aplikasi komputer.
pelaporan maupun penyebaran Sistem akuntansi keuangan
informasi maupun penyimpangan daerah dapat diukur dengan
tindakan aparat publik dalam indikator sebagai berikut: (1)Basis
kegiatan melayani. Akuntansi; (2)Unsur-unsur Laporan
Penyajian laporan keuangan Realisasi Anggaran (LRA);
daerah sebagai variabel independen (3)Unsur-unsur Laporan
dalam penelitian ini adalah Operasional; (4)Penyusunan APBD
penyajian informasi keuangan sesuai dengan Peraturan Menteri
pemerintah daerah yang memenuhi Dalam Negeri Nomor 13 Tahun
karakteristik kualitatif laporan 2006; (5)Penyusunan laporan
keuangan yang berdasarkan Standar keuangan berdasarkan Peraturan
Akuntansi Pemerintah (SAP) dalam Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010.
Peraturan Pemerintah Nomor 71
Tahun 2010. F. Metode Analisis Data
Penyajian laporan keuangan Metode analisis data dalam
daerah dapat diukur dengan penelitian ini adalah menggunakan
indikator sebagai berikut: uji kualitas data dengan uji validitas
(1)Relevan; (2)Andal; (3)Dapat dan uji reliabilitas, analisis statistik
dibandingkan; (4)Dapat Dipahami deskriptif dengan menggambarkan
Aksesibilitas laporan tingkat respons responden dan
keuangan daerah sebagai variabel demografi responden, uji asumsi
independen dalam penelitian ini klasik yang meliputi uji normalitas,
adalah kemudahan bagi seseorang multikolinearitas, dan
untuk mengakses dan memperoleh heterokedastisitas. Selain itu
informasi mengenai laporan menggunakan analisis regresi linier
keuangan pemerintah daerah pada berganda yang terdiri dari koefisien
masing-masing Organisasi determinasi dan uji statistik F
Perangkat Daerah (OPD). (simultan) , serta pengujian
Aksesibilitas laporan hipotesis yang memakai uji statistik
keuangan daerah dapat diukur parsial (t). Sedangkan model
dengan indikator sebagai berikut:
9
persamaan regresi linear berganda Alphas (), suatu variabel
dalam penelitian ini yaitu: dikatakan reliable jika
memberikan nilai Cronbach
Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + e Alpha > 0.70.

Keterangan: Hasil Uji Reliabilitas


Y : Transparansi dan Akuntabilitas
Variabel Cronbachs Keterangan
Pengelolaan Keuangan Daerah
Alpha
X1 : Penyajian Laporan Keuangan TDAPKD (Y) 0.846 Reliabel
Daerah PLKD (X1) 0.836 Reliabel
X2 : Aksesibilitas Laporan Keuangan ALKD (X2) 0.864 Reliabel
Daerah SAKD (X3) 0.748 Reliabel
X3 : Sistem Akuntansi Keuangan Dari hasil olahan data, nilai
Daerah Cronbach Alphas untuk seluruh
a : Konstanta variabel yang digunakan adalah
b1 : kefisien regresi dari X1 lebih besar dari 0,70, sehingga
b2 : kefisien regresi dari X2 hal ini menunjukkan bahwa
b3 : kefisien regresi dari X3 seluruh butir pernyataan
e : kesalahan residual (error tum) dinyatakan reliabel.

3. HASIL PENELITIAN DAN Analisis Statistik Deskriptif


PEMBAHASAN a. Tingkat Respon
A. Hasil Penelitian Tingkat Respon Keseluruhan
Uji Kualitas Data Keterangan Total
a. Uji Validitas Kuesioner yang disebar 128
Data dikatakan berkualitas jika Kuesioner yang 95
menunjukkan valid dan reliable. kembali dan lengkap
Uji validitas diukur dengan Total Kuesioner yang 95
membandingkan Nilai rhitung dapat digunakan (74,22%)
dengan rtabel dengan ketentuan df Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer
(degree of freedom) = n k , dengan SPSS 23
yakni dengan Jumlah Responden Berdasarkan tabel diatas dapat
(n) dan jumlah variabel bebas disimpulkan bahwa kuesioner
(k). Dengan jumlah sampel 95 yang disebar sebanyak 128,
orang responden dan variabel namun kuesioner yang kembali
bebas berjumlah 3, maka df = 95 dengan jawaban kuesioner
3 = 92. Nilai rtabel sebesar lengkap berjumlah 95 responden,
0,2028. sedangkan sisanya yang
Dari seluruh butir pernyataan berjumlah 33 merupakan
kuesioner dalam penelitian ini kuesioner yang tidak kembali
menunjukkan hasil yang valid, dan tidak dapat digunakan.
karena rhitung > rtabel. Sehingga tingkat respon
keseluruhan berkisar 74,22%.
b. Uji Validitas
Pengujian reliabilitas dilakukan
dengan fasilitas Cronbach
10
b. Demografi Responden orang (6,3%) responden yang
Jabatan berumur 20 24 tahun, 22 orang
(23,2%) responden yang berumur 25
30 tahun, 19 orang (20,0%)
responden yang berumur 31 34
tahun, 21 orang (22,1%) responden
yang berumur 35 40 tahun, 9 orang
(9,5%) responden yang berumur
41 44 tahun, 7 orang (7,4%)
responden yang berumur 45 50
tahun, 6 orang (6,3%) responden
yang berumur 51 54 tahun, 5 orang
(5,3%) responden yang berumur 55
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer
dengan SPSS 23 60 tahun.
Dari tabel diatas dapat diketahui
bahwa dari 95 orang responden Latar Belakang Pendidikan
yang mengisi kuesioner terdiri dari
14 orang (14,7%) sebagai Kasubag
Program dan Keuangan, 8 orang
(8,4%) sebagai Kasubag Keuangan,
12 orang (12,6%) sebagai
Bendahara Penerimaan, 23 orang
(24,2%) sebagai Bendahara
Pengeluaran, 7 orang (7,4%) Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer dengan
SPSS 23
sebagai Staff Keuangan, 5 orang
(5,3%) sebagai Staff Program dan Dari tabel diatas dapat diketahui dari
Keuangan, 12 orang (12,6%)
sebagai staff pelaksana, 6 orang 95 orang responden yang mengisi
(6,3%) sebagai Verifikator kuesioner terdiri dari 48 orang
Keuangan, dan 8 orang (8,4%) (50,5%) berlatar belakang
sebagai Administrasi Keuangan. Ekonomi/Akuntansi, 3 orang (3,2%)
berlatar belakang hukum, 3 orang
Umur (3,2%) berlatar belakang teknik, 6
orang (6,3%) berlatar belakang
sosial, dan selain daripada
ekonomi/akuntansi, hukum, teknik,
sosial, terdapat 35 orang (36,8%).

Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer


dengan SPSS 23
Dari tabel tersebut dapat diketahui
bahwa dari 95 orang responden yang
mengisi kuesioner terdiri dari 6
11
Pendidikan Terakhir
Grafik P-Plot

Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer


dengan SPSS 23
Dari tabel diatas dapat diketahui dari
95 orang responden yang mengisi
kuesioner terdiri dari 45 orang
(47,4%) berpendidikan SLTA, 17
orang (17,9%) berpendidikan D3, 30
orang (31,6%) berpendidikan S1, 3
orang (3,2%) berpendidikan S2. Pada grafik plots itu
menunjukkan bahwa titik
Uji Asumsi Klasik data menyebar di sekitar
a. Uji Normalitas diagonal serta penyebaran
1) Analisis Grafik mengikuti arah garis
Grafik Histogram diagonal sehingga asumsi
normalitas dapat terpenuhi.

2) Analisis Statistik
Hasil Uji Normalitas
Kolmogrov-Sminorv

Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer dengan


SPSS 23
Pada grafik histogram dengan Berdasarkan tabel diatas
kurva normal diatas menunjukkan bahwa data
menunjukkan bahwa kurva berdistribusi normal karena
transparansi dan akuntabilitas nilai statistik kolmogrov
pengelolaan keuangan daerah sminorv di atas nilai
memiliki bentuk kurva yang signifikansi 0,05, yakni
cenderung di tengah, tidak sebesar 0,75.
condong ke kiri maupun ke
kanan, maka data pada variabel
tersebut cenderung terdistribusi
normal.

12
b. Uji Multikolinearitas bawah angka 0 pada sumbu
Hasil Uji Multikolinearitas Y. Hal ini dapat disimpulkan
bahwa tidak terjadi
heteroskedastisitas pada
model regresi, sehingga
model regresi layak dipakai.

2) Analisis Statistik
Hasil Uji Glejser

Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer dengan


SPSS 23
Berdasarkan tabel diatas
menunjukkan bahwa tidak ada
variabel independen yang
memiliki nilai tolerance
kurang dari 0,10 dan tidak ada Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer dengan
satu variabel independen yang SPSS 23
memiliki nilai VIF lebih dari Berdasarkan tabel diatas
10. Jadi dapat disimpulkan menunjukkan tidak satupun
bahwa tidak ada variabel independen yang
multikolonieritas antar signifikan mempengaruhi
variabel independen dalam variabel dependen absolute
model regresi ini. Ut (AbsUt). Hal ini terlihat
nilai signifikan yang diatas
0,05, jadi disimpulkan model
c. Uji Heterokedastisitas regresi tidak memengaruhi
1) Analisis Grafik Scatterplot heterokedastisitas.

Analisis Regresi Linier Berganda


Hasil Uji Analisis Linier Berganda

Berdasarkan grafik
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer dengan
scatterplot diatas terlihat
SPSS 23
bahwa titik-titik menyebar Berdasarkan tabel diatas,
secara acak serta tersebar maka persamaan regresi
baik di atas maupun di adalah sebagai berikut:

13
Y = 0,871 + 0,495 X1 + 0,615 X2+ Daerah (X3) sebesar 0,193,
0,193 X3 + e menunjukkan bahwa setiap
1. Konstanta sebesar 0,871 kenaikan 1 satuan variabel
menunjukkan bahwa jika nilai Sistem Akuntansi Keuangan
Penyajian Laporan Keuangan Daerah (X3) akan mendorong
Daerah, Aksesibilitas peningkatan Transparansi dan
Laporan Keuangan Daerah, Akuntabilitas Pengelolaan
dan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah sebesar
Keuangan Daerah adalah nol 0,193 satuan dengan
atau konstan, maka nilai anggapan bahwa variabel
Transparansi Laporan Penyajian Laporan Keuangan
Keuangan Daerah adalah Daerah (X1) adalah tetap atau
0,871. konstan.
2. Koefisien regresi Penyajian 5. Standar error (e)
Laporan Keuangan Daerah menunjukkan tingkat
(X1) sebesar 0,495, kesalahan pengganggu.
menunjukkan bahwa setiap
kenaikan 1 satuan variabel a. Uji Koefisien Determinasi
Penyajian Laporan Keuangan (R2)
Daerah (X1) akan mendorong Hasil Uji Koefisien
peningkatan Transparansi dan Determinasi
Akuntabilitas Pengelolaan
Keuangan Daerah sebesar
0,495 satuan dengan
anggapan variabel
Aksesibilitas Laporan
Keuangan Daerah (X2)
adalah tetap atau konstan. Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer dengan
SPSS 23
3. Koefisien regresi
Berdasarkan tabel diatas
Aksesibilitas Laporan
menunjukkan bahwa nilai
Keuangan Daerah (X2)
koefisien korelasi (R ) sebesar
sebesar 0,615, menunjukkan
0,834. Sedangkan nilai
bahwa setiap kenaikan 1
Adjusted R Square atau
satuan variabel Aksesibilitas
koefisien determinasi sebesar
Laporan Keuangan Daerah
0,685 yang berarti bahwa
(X2) akan mendorong
variabel dependen mampu
peningkatan Transparansi dan
dijelaskan oleh variabel
Akuntabilitas Pengelolaan
independen sebesar 68,5% dan
Keuangan Daerah sebesar
sisanya sebesar 31,5% dapat
0,615 satuan dengan
dijelaskan oleh faktor lain di
anggapan variabel Sistem
luar penelitian ini.
Akuntansi Keuangan Daerah
(X3) adalah tetap atau
konstan.
4. Koefisien regresi Sistem
Akuntansi Keuangan
14
b. Uji Simultan dengan F-Test nilai signifikansi kurang dari
Hasil Uji F 0,05, yaitu 0,000. Artinya
variabel penyajian laporan
keuangan daerah berpengaruh
positif dan signifikan terhadap
transparansi dan akuntabilitas
pengelolaan keuangan daerah,
sehingga hipotesis pertama
diterima.
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer dengan
SPSS 23
b. Variabel Aksesibilitas Laporan
Berdasarkan tabel diatas Keuangan Daerah
menunjukkan bahwa dalam Variabel aksesibilitas laporan
pengujian menunjukkan hasil f keuangan daerah memiliki
hitung sebesar 69,250 dengan koefisien regresi (B) yang
signifikan 0,000 yang lebih bertanda positif serta memiliki
kecil dari 0,05. Berarti nilai signifikansi kurang dari
penyajian laporan keuangan 0,05, yaitu 0,000. Artinya
daerah, aksesibilitas laporan variabel aksesibilitas laporan
keuangan daerah, dan sistem keuangan daerah berpengaruh
akuntansi keuangan daerah positif dan signifikan terhadap
secara bersama-sama atau transparansi dan akuntabilitas
serempak berpengaruh positif pengelolaan keuangan daerah,
dan signifikan terhadap sehingga hipotesis kedua
transparansi dan akuntabilitas diterima.
pengelolaan keuangan daerah. c. Variabel Sistem Akuntansi
Keuangan Daerah
Pengujian Hipotesis (Uji Parsial Variabel sistem akuntansi
dengan T-Test ) keuangan daerah memiliki
Hasil Uji t koefisien regresi (B) yang
bertanda positif serta memiliki
nilai signifikansi kurang dari
0,05, yaitu 0,028. Artinya
variabel penyajian laporan
keuangan daerah berpengaruh
positif dan signifikan terhadap
transparansi dan akuntabilitas
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer dengan pengelolaan keuangan daerah,
SPSS 23 sehingga hipotesis ketiga
Berdasarkan tabel diatas maka: diterima.
a. Variabel Penyajian Laporan
Keuangan Daerah
Variabel penyajian laporan
keuangan daerah memiliki
koefisien regresi (B) yang
bertanda positif serta memiliki
15
B. Pembahasan Akuntabilitas Pengelolaan
1. Hubungan Penyajian Laporan Keuangan Daerah
Keuangan Daerah terhadap Hasil penelitian ini
Transparansi dan menunjukkan bahwa semakin
Akuntabilitas Pengelolaan tinggi aksesibilitas laporan
Keuangan Daerah keuangan daerah menyebabkan
Hasil penelitian ini transparansi dan akuntabilitas
menunjukkan bahwa semakin pengelolaan keuangan daerah
tinggi penyajian laporan pada Organisasi Perangkat
keuangan daerah menyebabkan Daerah (OPD) Kota Balikpapan
transparansi dan akuntabilitas semakin tinggi. Dengan
pengelolaan keuangan daerah demikian, hipotesis kedua
pada Organisasi Perangkat diterima. Hal ini menunjukkan
Daerah (OPD) Kota Balikpapan bahwa semakin mudahnya
semakin tinggi. Dengan aksesibilitas laporan keuangan
demikian, hipotesis pertama daerah maka secara otomatis
diterima. Hal ini menunjukkan akan meningkatkan transparansi
bahwa semakin baiknya dan akuntabilitas pengelolaan
penyajian laporan keuangan keuangan daerah.
daerah, maka secara otomatis Dengan memberikan
akan meningkatkan transparansi kemudahan akses terhadap
dan akuntabilitas pengelolaan laporan keuangan daerah bagi
keuangan daerah. para pengguna maka akan
Penyajian informasi yang mampu menciptakan
transparan akan mewujudkan transparansi dan akan
akuntabilitas publik karena meningkatkan akuntabilitas. Hal
penyajian informasi yang utuh ini sejalan dengan penelitian
dan transparan ini akan Magdalena dan Kurniawati
menggambarkan kinerja (2016) yang mengungkapkan
sesungguhnya dari suatu entitas bahwa aksesibilitas laporan
yang merupakan bentuk keuangan daerah berpengaruh
pertanggungjawaban dari entitas positf terhadap transparansi dan
publik. Hal ini sejalan dengan akuntabilitas pengelolaan
penelitian Hehanussa (2015) keuangan daerah pada
yang mengungkapkan bahwa Kabupaten Jember.
penyajian laporan keuangan
Pemerintah Kota Ambon 3. Hubungan Sistem Akuntansi
berpengaruh signifikan dan Keuangan Daerah terhadap
positif terhadap transparansi dan Transparansi dan
akuntabilitas pengelolaan Akuntabilitas Pengelolaan
keuangan daerah. Keuangan Daerah
Hasil penelitian ini
2. Hubungan Aksesibilitas menunjukkan bahwa semakin
Laporan Keuangan Daerah tinggi sistem akuntansi
terhadap Transparansi dan keuangan daerah menyebabkan
transparansi dan akuntabilitas
16
pengelolaan keuangan daerah transparansi dan akuntabilitas
pada Organisasi Perangkat pengelolaan keuangan daerah
Daerah (OPD) Kota Balikpapan pada Organisasi Perangkat
semakin tinggi. Dengan Daerah (OPD) Kota Balikpapan
demikian, hipotesis ketiga semakin tinggi. Artinya,
diterima. Hal ini menunjukkan semakin mudahnya aksesibilitas
bahwa baik sistem akuntansi laporan keuangan daerah maka
keuangan daerah maka secara secara otomatis akan
otomatis akan meningkatkan meningkatkan transparansi dan
transparansi dan akuntabilitas akuntabilitas pengelolaan
pengelolaan keuangan daerah. keuangan daerah.
Pengelolaan Pemerintah 3. Sistem Akuntansi Keuangan
Daerah yang baik adalah yang Daerah memiliki pengaruh yang
mampu menghasilkan laporan positif dan signifikan terhadap
pertanggungjawaban secara transparansi dan akuntabilitas
transparan dan akuntabilitas Pengelolaan Keuangan daerah
yang tinggi. Hal ini sejalan pada Organisasi Perangkat
dengan penelitian Magdalena Daerah (OPD) Kota Balikpapan.
dan Kurniawati (2016) yang Artinya, semakin baiknya sistem
mengungkapkan bahwa akuntansi keuangan daerah
sistem akuntansi keuangan maka secara otomatis akan
daerah berpengaruh positf meningkatkan transparansi dan
terhadap transparansi dan akuntabilitas pengelolaan
akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah.
keuangan daerah pada
Kabupaten Jember. B. Saran
1. Bagi Pemerintah Daerah Kota
4. PENUTUP Balikpapan diharapkan untuk
A. Kesimpulan bisa menyajikan laporan
1. Semakin tinggi penyajian keuangan secara lengkap dengan
laporan keuangan daerah Standar Akuntansi Pemerintahan
menyebabkan transparansi dan yang berlaku secara umum.
akuntabilitas pengelolaan Laporan keuangan tersebut dapat
keuangan daerah pada dipublikasikan melalui media
Organisasi Perangkat Daerah massa yang memberikan
(OPD) Kota Balikpapan perhatian langsung atau peranan
semakin tinggi. Artinya, yang mendorong transparansi
semakin baiknya penyajian dan akuntabilitas pengelolaan
laporan keuangan daerah, maka keuangan daerah terhadap
secara otomatis akan masyarakat. Selain itu,
meningkatkan transparansi dan diharapkan mampu memberi
akuntabilitas pengelolaan kemudahan akses oleh semua
keuangan daerah. pihak yang berkepentingan.
2. Semakin tinggi aksesibilitas Dengan kemudahan tersebut
laporan keuangan daerah dapat memungkinkan kontrol
memiliki menyebabkan dan pengawasan terhadap
17
pengelolaan keuangan serta
semua sumber daya yang Badan Pemeriksa Keuangan Republik
menjadi kewenangan pemerintah Indonesia. 2016. Ikhtisar Hasil
daerah bisa berjalan dengan baik. Pemeriksaan Semester II Tahun
Serta mampu menjaga, 2016.http://www.bpk.go.id/assets/files/i
mengoperasikan serta sistem hps/2016/II/ihps_ii_20161491461165.p
akuntansi keuangan daerah df.22 Juli 2017. (11:11)
dengan baik dan menyusunnya
sesuai dengan Standar Akuntansi
Pemerintah pada Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan Republik
Pemerintah Nomor 71 Tahun Indonesia Perwakilan Provinsi
2010. Kalimantan Timur. 2012.
2. Bagi akademisi dan peneliti Penyerahan Laporan Hasil
selanjutnya diharapkan untuk Pemeriksaan Atas Laporan
dapat menambahkan metode Keuangan Pemerintah Kota
wawancara atau pertanyaan lisan, Balikpapan Tahun Anggaran 2011.
sehingga meningkatkan sikap http://samarinda.bpk.go.id/?p=863
kepedulian dari responden dalam 1. 23 Januari 2017. (17:27).
menjawab pertanyaan kuesioner
dari peneliti. Serta diharapkan Badan Pemeriksa Keuangan Republik
dapat memisahkan variabel Indonesia Perwakilan Provinsi
dependen antara variabel Kalimantan Timur. 2014.
transparansi pengelolaan Penyerahan Laporan Hasil
keuangan daerah dan variabel Pemeriksaan Atas Laporan
akuntabilitas pengelolaan Keuangan Pemerintah Kota
keuangan daerah, dikarenakan Balikpapan Tahun Anggaran 2013
kedua istilah tersebut memiliki dan 2012. http://samarinda.bpk.go
makna yang berbeda. Karena .id/?p=5223. 23 Januari 2017.
keterbatasan dalam penelitian ini (17:25).
menggabungkan variabel
tranparansi dan akuntabilitas Badan Pemeriksa Keuangan Republik
pengelolaan keuangan daerah Indonesia Perwakilan Provinsi
sebagai satu variabel dependen Kalimantan Timur. 2016.
Penyerahan Laporan Hasil
DAFTAR PUSTAKA Pemeriksaan Atas Laporan
Keuangan Pemerintah Kota
Aliyah,Siti dan A.Nahar. 2012. Pengaruh Balikpapan Tahun Anggaran 2014.
Penyajian Laporan Keuangan http://samarinda.bpk.go.id/?p=863
Daerah dan Aksesibilitas Laporan 1. 23 Januari 2017. (17:27).
Keuangan Daerah Terhadap
Transparansi dan Akuntabilitas
Donaldson, Lex., JH.Davis, 1991.
Pengelolaan Keuangan Daerah
Stewardship Theory or Agency
Kabupaten Jepara. Jurnal Akuntansi
Theory : CEO Covernance and
dan Auditing 8(2).Sekolah Tinggi
Shareholders Return. Australian
Ilmu Ekonomi Nahdatul Ulama
Journal of Management 16(1).
Jepara.

18
Estiyati. 2015. Pengaruh Pertumbuhan Hehanussa, Salomi J. 2015. Pengaruh
Ekonomi, Pendapatan Asli Daerah, Penyajian Laporan Keuangan
Dana Perimbangan Terhadap Daerah dan Aksesibilitas Laporan
Belanja Modal (Studi Kasus Pada Keuangan Daerah Terhadap
Kabupaten Kota se-Jawa Tahun Transparansi dan Akuntabilitas
2010-2012).Tesis UNIMUS Digital Pengelolaan Keuangan Daerah
Library. Universitas Kota Ambon. Jurnal Bisnis,
Muhammadiyah Semarang. Akuntansi dan Manajemen ISSN
2302 9791. 2(1). Universitas
Firmansyah, Irman. 2008. Peran Sistem Islam Sultan Agung Semarang.
Akuntansi Keuangan Daerah Dalam
Mewujudkan Transparansi dan Komite Standar Akuntansi Pemerintahan.
Akuntabilitas Keuangan Pemerintah 2012. Standar Akuntansi
Daerah (Survei Pada Bagian Pemerintahan. Peraturan
Keuangan Pemerintah Daerah Pemerintah Republik Indonesia
Provinsi Jawa Barat). Skripsi. Nomor 71 Tahun 2010.22 Oktober
Fakultas Ekonomi. Universitas 2010. Jakarta. Salemba Empat.
Widyatama.
Magdalena, Maria dan H.Kurniawati. 2016.
Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Pengaruh Penyajian Laporan
Multivariate dengan Program IBM Keuangan Daerah, Aksesibilitas
SPSS 23. Semarang. Badan Penerbit Laporan Keuangan Daerah dan
Universitas Diponegoro. Sistem Akuntansi Keuangan Daerah
Terhadap Transparansi dan
Halim, Abdul., SK. Muhammad. 2012. Akuntabilitas Pengelolaan
Akuntansi Sektor Publik : Akuntansi Keuangan Daerah.Artikel Ilmiah
Keuangan Daerah. Jakarta. Mahasiswa 2016. Jurusan
Salemba Empat. Akuntansi Fakultas
Ekonomi.Universitas Jember.
Handri, Dandes R., Noiva R. 2015.
PENGARUH Penyajian Laporan Maghfiroh, Nur Insani., A. Idris dan
Posisi Keuangan, Aksesibilitas F.Jamanie. 2016. Efektifitas Sistem
Laporan Keuangan, dan Sistem Informasi Pelaporan Monitoring
Akuntansi Keuangan Daerah dan Evaluasi (e-controlling) Pada
Terhadap Transparansi dan Bagian Evaluasi Pembangunan
Akuntabilitas Pengelolaan Sekretariat Daerah Kota
Keuangan SKPD (Penelitian pada Bandung.eJournal Administrative
SKPD di Pemerintahan Kota Reform 4(1): 14-25. Universitas
Padang). Jurnal Penelitian. Mulawarman Samarinda.
Fakultas Ekonomi Universitas Bung
Hatta. Mardiasmo. 2009. Akuntansi Sektor Publik.
Penerbit ANDI. Yogyakarta.
Hartono, Jogiyanto. 2015. Metodologi
Penelitian Bisnis: Salah Kaprah Nurmuthmainnah, Wahida. 2015. Pengaruh
dan Pengalaman-pengalaman. Penyajian Laporan Keuangan
Yogyakarta. BPFE. Daerah dan Aksesibilitas Laporan
19
Keuangan Daerah Terhadap Indonesia Tahun 2005 Nomor 49.
Akuntabilitas Pengelolaan Jakarta.
Keuangan Daerah Kabupaten
Konawe Utara. Skripsi. Fakultas Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Ekonomi dan Bisnis. Universitas Nomor 58 Tahun 2005.
Hasanuddin. Pengelolaan Keuangan Daerah. 09
Desember 2005. Lembaran Negara
Pemerintah Kota Balikpapan. 2016. Republik Indonesia Tahun 2005
Laporan Keuangan Tahun 2015 Nomor 140. Jakarta.
Pemkot Balikpapan Raih Opini
Rahmatia, Nuzli. 2016. Pengaruh
WTP. http://balikpapan.go.id/
Penerapan Sistem Akuntansi
berita/detail/7117/laporan-keuang
Keuangan Daerah, Transparansi
an-tahun-2015-pemkot-balikpapan-
Publik dan Aktivitas Pengendalian
raih-opini-wtp. 20 April 2017.
Terhadap Akuntabilitas Keuangan
(22:37).
Pada Satuan Kerja Perangkat
Daerah (SKPD) di Pemerintahan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13
Kota Medan.Skripsi. Fakultas
Tahun 2006. Pedoman
Ekonomi dan Bisnis. Universitas
Pengelolaan Keuangan Daerah. 15
Sumatera Utara.
Mei 2006. Jakarta.
Rohman, abdul. 2009. Kajian Terhadap
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21
Implementasi Kebijakan
Tahun 2011. Perubahan Kedua
Pengelolaan Keuangan Daerah Pada
Atas Peraturan Menteri Dalam
Pemerintah Kota di Jawa Tengah.
Negeri Nomor 13 Tahun 2006
Jurnal Maksi 9(1): 96-108.
Tentang Pedoman Pengelolaan
Universitas Diponegoro.
Keuangan Daerah. Jakarta.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Sagala, Marjuki. 2011. Pengaruh Penyajian
Tahun 2007. Perubahan Atas Laporan Keuangan Daerah Dan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Aksesibilitas Laporan Keuangan
Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Daerah Terhadap Transparansi dan
Pedoman Pengelolaan Keuangan Akuntabilitas Pengelolaan
Daerah. 26 Oktober 2007. Jakarta. Keuangan Daerah Studi Empiris
Di Kabupaten Samosir).Skripsi.
Peraturan Menteri Keuangan Republik Fakultas Ekonomi. Universitas
Indonesia Nomor Sumatera Utara.
59/PMK.06/2005. Sistem Akuntansi
dan Pelaporan Keuangan Republik Saputra, Iskandar. 2014. Pengaruh
Indonesia. Jakarta. Penerapan Sistem Akuntansi
Keuangan Daerah, Transparansi
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Publik dan Aktivitas Pengendalian
Nomor 24 Tahun 2005. Standar Terhadap Akuntabilitas Keuangan
Akuntansi Pemerintahan. 13 Juni Pada SKPD di Pemerintahan
2005. Lembaran Negara Republik Kabupaten Bintan.Skripsi. Program

20
Studi Akuntansi. Universitas
Maritim Raja Ali Haji.

Shende, Suresh dan T. Bennet. 2004.


Transparency and Accountability in
Public Financial Administration.
RAB/01/006: Transparency and
Accountability in the Public Sector
in The Arab Region. UN DESA.
Suyono. 2015. Analisis Regresi Untuk
Penelitian. Depublish. Yogyakarta.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian
Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
kualitatif dan R & D. CV. Alfa
Beta. Bandung.
Thornton D. Deborah. 2009. Stewardship
in Government Spending:
Accountability, Transparency,
Earmarks, and Competition.Policy
StudyNo.09-1. Public Interest
Institute.
Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 14 Tahun 2008.
Perimbangan Keuangan Antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintah
Daerah. 30 April 2008. Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun
2008 Nomor 61. Jakarta.
Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 33 Tahun 2004.
Keterbukaan Informasi Publik. 15
Oktober 2004. Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 126. Jakarta.
Wilson, R, Kent. 2010.Steward Leadship:
Characteristics of The Steward
Leader in Christian Nonprofit
Organizations.A Dissertation
Presented for the Degree of PhD.
University of Aberdeen.

21

Anda mungkin juga menyukai