Anda di halaman 1dari 18

700

PENGARUH PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN


DAERAH TERHADAP KELAYAKAN PELAPORAN
PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN PADA BADAN
KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN POHUWATO

Syamsuddin*)
Dosen STIE Ichsan Pohuwato Gorontalo
Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah (1)Untuk mengetahui besarnya pengaruh penerapan Sistem Akuntansi
Keuangan Daerah yang terdiri dan Sistem pencatatan dan Basis akuntansi terhadap Kelayakan pelaporan
pertanggungjawaban keuangan pada Badan Kepegawaian Daerah Pohuwato. (2) Untuk mengetahui
besarnya pengaruh penerapan Sistem pencatatan terhadap kelayakan pelaporan pertanggungjawaban
keuangan pada Badan Kepegawaian Daerah Pohuwato secara parsial. (3) Untuk mengetahui besarnya
pengaruh penerapan Basis akuntansi terhadap kelayakan pelaporan pertanggungjawaban keuangan
pada Badan Kepegawaian Daerah Pohuwato.
Hasil ini dari penelitian menunjukkan bahwa sub variabel sistem pencatatan merupakan penentu
dominan atas kelayakan pelaporan pertanggungjawaban keuangan, yang berarti bahwa sistem pencatatan
yang lebih baik adalah pencatatan yang mengacu pada persamaan dasar akuntansi, maka kelayakan
pelaporan Keuangan pertanggungjawaban semakin lebih layak. Selain itu juga dipengaruhi transaksi-
transaksi yang terjadi pada umumnya selalu dilakukan pencatatan , penggolongan dan peringkasan basis
akuntansi (X2) seam parsial atau individu bapengaruh positif terhadap kelayakan pelaporan
pertanggungjawaban keuangan sebesar 0,0485 atau 4,85%. Ini diakibatkan karena dalam basis akuntansi
diterapkan dua sistem yaitu kas basis dan accrual basis, sehingga panbuat laporan keuangan terkadang tidak
konsisten dalam penerapan dari kedua sistem tersebut. Dengan demikian untuk menghasilkan kelayakan
pelaporan patanggungjawaban keuangan yang lebih baik perlu dilalukan panyempumaan pada sub variabel
basis akuntansi.

Kata kunci: Kompetensi, motivasi, lingkungan kerja, kinerja

Abstract
The purpose of this study is (1) to measure the influences of application the Regional Financial
Accounting System which consists of a recording system and an accounting basis for the feasibility of
reporting financial accountability at the Pohuwato Regional Civil Service Agency. (2) To discover influence
effect of applying the recording system to the feasibility of financial accountability reporting at the Pohuwato
Regional Civil Service Agency partially. (3) To find outinfluence effects of application accounting bases on
the feasibility of reporting financial accountability at the Pohuwato Regional Civil Service Agency.
The results of this study indicate that the recording system sub-variable is the dominant determinant of
the feasibility of reporting financial accountability, which imply that a preferable recording system is refers
to the basic accounting equation, the financial reporting feasibility of accountability is more appropriate.
Furthermore, it is also influenced by transactions that occur in general, always recording, classifying and
summarizing. Partial or individual (X2) accounting basis have a positive effect on the feasibility of reporting
financial liability of 0.0485 or 4.85%.This is due to the fact that in the basis of accounting applied two
systems, namely cash basis and accrual basis, therefor that financial report makers are occasionally
inconsistent in the application of the two systems. Thus to produce the feasibility of reporting financial
accountability more properly, it needs to be done perfection in the accounting base sub-variable.

Keywords: Competence, motivation, work environment, performance

PENDAHULUAN merupakan salah satu bidang dalam


Akuntansi keuangan daerah akuntansi sektor publik yang mendapat
701

perhatian besar dari berbagai pihak semenjak yang semakin memadai. Pemberian opini
reformasi. tuntutan transparansi dan tidak bisa memberikan pendapat
akuntabilitas semakin meningkat peran (disclaimer) atas Perhitungan Anggaran
akuntansi sangat dibutuhkan, tidak (saja Negara (PAN) tahun anggaran 1999/2000
untuk kebutuhan pihak manajemen suatu oleh Badan Pemeriksa Keuangan Republik
entitas, tetapi juga untuk kebutuhan Indonesia (BPK-R1) merupakan "angka
pertanggungjawaban (accountability) merah" dalam rapor pemerintah.
kepada banyak pihak yang memerlukan. Hal Dalam konteks akuntansi sektor
tersebut disebabkan oleh adanya kebijakan publik adalah sistem akuntansi yang meliputi proses
baru dari pemerintah republik Indonesia pencatatan, penggolongan, penafsiran, peringkasan
yang mereformasi berbagai hal, salah satu transaksi atau kejadian keuangan serta
diantaranya adalah pengelolaan keuangan pelaporan keuangannya dalam rangka
daerah. pelaksanaan APBD, dilaksanakan sesuai
Kasus korupsi, kolusi dan dengan prinsip-prinsip akuntansi yang
nepotisme (KKN) mencuat karena diterima umum.
lemahnya akuntabilitas. Banyak demonstran Salah satu alat untuk memfasilitasi
yang menuntut akuntabilitas keuangan terciptanya transparansi dan akuntabilitas
dibeberapa negara. Sebagai contoh kasus publik adalah melalui penyajian Laporan
jatuhnya pemimpin pemerintahan, seperti di keuangan Pemerintah Daerah yang
negara republik Indonesia lebih disebabkan komprehensif. Dalam era otonomi daerah
oleh lemahnya akuntabilitas keuangan. dan desentralisasi, pemerintah daerah
Menurut data yang dikeluarkan oleh diharapkan dapat menyajikan laporan
Transparancy International, Indonesia keuangan yang terdiri atas Laporan
masih tergolong dalam sepuluh negara yang surplus/defisit, laporan realisasi anggaran,
terkonip terbesar. (Bahtiar Arif,dkk. 2002 : laporan aliran kas dan neraca. Laporan
3) keuangan tersebut merupakan komponen
Anggaran Pendapatan dan Belanja penting untuk menciptakan akuntabilitas
Negara (APBN) yang semakin besar sektor publik dan merupakan salah satu
merupakan salah satu faktor pentingnya alat ukur kinerja finansial pemerintah
akuntansi keuangan daerah, rancangan daerah.
APBN tahun 2002 diperkirakan sekitar Rp. Terdapat beberapa alasan mengapa
250 triliun lebih atau sekitar 750% dari pemerintah daerah perlu membuat
APBN tahun 1969. Nilai RAPBN 2002 laporan keuangan, jika ditinjau dan sisi
juga merupakan seperlima dari Produk. internalnya maka laporan tersebut merupakan
Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Semakin alat pengendalian dan evaluasi kinerja
besar dana yang dikelola, semakin besar pemerintah dan unit kerja pemerintah
akuntabilitas keuangan negara yang lebih daerah, tetapi jika ditinjau dan ekstemalnya
baik. laporan keuangan merupakan salah satu
Perkembangan saat ini menyebabkan bentuk mekanisme pertangungjawaban
peran masyarakat yang diwakili oleh dan sebagai dasar untuk pengambilan
Dewan Perwakilan Rakyat semakin besar. keputusan.
Dengan adanya tuntutan transparansi Jika dilihat dari perspektif historis,
sebagai hasil reformasi tahun 1998, usaha pengembangan sistem akuntansi
pemerintah harus mampu menyediakan keuangan daerah telah dirintis sejak dua
pertanggungjawaban keuangan negara puluh tahun silam, akan tetapi sampai saat
702

ini sistem yang ada belum berjalan secara memberikan informasi yang digunakan
efektif dan efisien. sebagai dasar pengambilan. (Mardiasmo,
Badan Kepegawaian Daerah pohuwato, 2004: 147)
merupakan salah satu organisasi yang Menurut Accounting Principle Board
bernaung di jajaran pemerintahan daerah, (APB) yang dikutip oleh Abed Halim (2001:
setiap tahunnya membuat laporan 164) yang memandang akuntansi dan
pertanggungjawaban atas pengelolaan sudut fungsinya adalah suatu kegiatan
keuangan. jasa. Fungsinya adalah menyediakan
Dalam penyusunan laporan keuangan, informasi kuantitatif, terutama yang
Badan Kepegawaian Daerah dan bersifat keuangan, tentang entitas ekonomi yang
Pendidikan Pohuwato tetap mengacu pada dimaksudkan agar berguna dalam
sistem akuntansi keuangan daerah, hal ini pengambilan keputusan ekonomi dalam
dimaksudkan agar dapat menghasilkan membuat pilihan-pilihan yang nalar
laporan keuangan yang relevan, handal, dan diantara berbagai alternatif arah tindakan.
dapat dipercaya. Jika sistem akuntansi Lebih lanjut menurut Suwardjono,
lemah maka menyebabkan pengendalian yang dikutip oleh Ihyaul Ulum (2005 : 2),
interen yang lemah sehingga laporan Akuntansi adalah " seni pencatatan,
keuangan yang dihasilkan juga kurang penggolongan, dan peringkasan transaksi
handal dan kurang relevan untuk pengambilan dan yang bersifat keuangan dengan cara
keputusan. yang berdaya guna dan dalam bentuk
Berdasarkan uraian latar belakang satuan uang, dan penginterpretasian hasil
diatas, maka peneliti tertarik untuk proses tersebut
mengadakan penelitian dengan judul:" Kedudukan Akuntansi Keuangan
Pengaruh Penerapan Sistem Akuntansi Daerah di dalam Akuntansi
Keuangan Daerah Terhadap Kelayakan Sogiyanto, dkk. (1995) dalam
Pelaporan Pertanggungjawaban Keuangan Abdul Halim (2002 : 30), mengemukakan
Pada Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten bahwa akuntansi terdiri tiga bidang utama
Pohuwato". yaitu akuntansi komersial, akuntansi
LANDASAN TEORI DAN pemerintahan dan akuntansi sosial. Dalam
PENGEMBANGAN HIPOTESIS akuntansi komersial, data akuntansi
Pengertian Akuntansi digunakan untuk memberikan informasi
Akuntansi merupakan aktivitas jasa keuangan kepada manajemen, pemilik
untuk menyediakan informasi yang modal, penanam modal kreditur dan
diperlukan dalam pengambilan keputusan. Pada pihak-pihak lain yang berkepentingan
sektor publik, pengambilan keputusan dengan perusahaan tersebut. Dalam
terkait dengan keputusan ekonomi, social akuntansi pemerintahan, data akuntansi
dan politik. Pada dasarnya, akuntansi digunakan untuk memberikan informasi
pada sektor swasta maupun sector publik, mengenai transaksi ekonomi dan keuangan
dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu pemerintah kepada pihak eksekutif,
akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen. legislatif, yudikatif dan masyarakat.
Akuntansi keuangan dapat didefinisikan Akuntansi sosial merupakan akuntansi
sebagai suatu prinsip, metode, dan khusus untuk diterapkan pada lembaga
teknik pencatatan dan pengorganisasian dalam artian makro, yang melayani
data keuangan atas operasi atau kegiatan perekonomian nasional, misalnya neraca
suatu entitas untuk menghasilkan dan pembayaran negara, rekening arus dana,
703

rekening pendapatan, dan produksi a. Pertanggungjawaban


nasional, serta neraca nasional. (akuntabilitas).
Pada hakikatnya, sifat transaksi Tujuan pertanggungjawaban memiliki
pemerintah sama dengan transaksi arti memberikan informasi keuangan
perusahaan terdapat perbedaan pada yang lengkap, cermat, dalam
tujuan dan beberapa jenis transaksi. bentuk dan waktu yang tepat, yang
Akuntansi pemerintahan memiliki berguna bagi pihak yang
karakter khusus yang berbeda dengan bertanggungjawab yang berkaitan
akuntansi bisnis, akuntansi pemerintahan dengan operasi unit-unit pemerintahan.
tergolong akuntansi mikro. b. Manajerial
Lingkungan akuntansi pemerintahan Tujuan manajerial berarti bahwa
adalah : akuntansi keuangan sektor publik
1. Akuntansi pemerintah pusat. harus menyediakan informasi
2. Akuntansi pemerintah daerah, yang keuangan yang diperlukan untuk
terdiri dari : perencanaan, penganggaran, pelaksanaan,
a. Akuntansi Pemerintahan pemantauan, pengendalian anggaran,
Propinsi perumusan kebijaksanaan, dan
b. Akuntansi Pemerintahan pengambilan keputusan, serta
Kabupaten/ Kota penilaian kinerja pemerintah.
Berdasarkan uraian diatas, maka kedudukan c. Pengawasan
akuntansi keuangan daerah dalam akuntansi Tujuan pengawasan memiliki arti
dapat digambarkan seperti pada gambar bahwa akuntansi sektor publik
sebagai berikut : harus memungkinkan terselenggaranya
pemeriksaan oleh aparat pengawasan
fungsional secara efektif dan efisien.
Ketiga tujuan di atas akan lebih mampu
dipenuhi oleh akuntansi daripada oleh tata
buku, karena :
a. Akuntansi menghasilkan lebih
banyak informasi dibandingkan
tata buku, berupa laporan keuangan
yang meliputi laporan perhitungan
APBD, nota perhitungan APBDD,
laporan perhitungan ekuitas dana,
laporan aliran kas, dan neraca. Hal ini
menyebabkan tujuan pertanggungjawaban
makin terpenuhi melalui neraca dan tujuan
manajerial makin terpenuhi melalui
Gambar 1. Kedudukan Akuntansi Sektor laporan surplus/defisit anggaran.
Publik b. Akuntansi menggunakan sistem
pencatatan dan dasar akuntansi
Akuntansi keuangan daerah yang lebih baik dibendingkan
merupakan salah satu bagian akuntansi tatabuku, sehingga dan segi
sektor publik. Tujuan dari akuntansi pengawasan internal (oleh pihak
sektor publik sebagai berikut : pemerintah daerah sendiri) dan
704

eksternal (oleh BPK, rakyat, Akuntansi Keuangan Daerah


Pemerintah Pusat, DPRD, analias merupakan bagian dari akuntansi sektor
keuangan, investor, kreditor, publik, dalam akuntansi keuangan daerah
donatur, dan lain-lain sesuai juga terdapat proses pengidentifikasian,
dengan jiwa PP nomor 105/200 pencatatan, dan pelaporan transaksi-
dan Kepmendagri Nomor 29 transaksi ekonomi yang terjadi di daerah.
Tahun 2002. Berikut ini sistem Akuntansi keuangan
Kemudiaan menurut American daerah sebagai berikut :
Accounting Association (1970) dalam 1. Sistem Pencatatan (Tata Buku
Gynn (1993) menyatakan bahwa tujuan Berpasangan)
akuntansi sektor publik adalah : Sistem pencatatan yang pada
1. Memberikan informasi yang Akuntansi Keuangan Daerah adalah
diperlukan untuk mengelola sistem tata buku berpasangan (double
secara tepat, efisien, dan atas entry bookeping). Sistem ini
suatu operasi dan alokasi sumber digunakan untuk mengatasi
daya yang dipercayakan kepada kelemahan sistem tata buku
organisasi. tunggal. Dengan tata buku
2. Memberikan informasi yang berpasangan antara lain akan lebih
memungkinkan bagi manajer untuk mudah menyususn laporan dan
melaporkan tanggungjawab menentukan selisih pembukuan
mengelola secara tepat dan efektif yang terjadi. Menurut sistem ini,
program dan sumber daya yang pada dasamya suatu transaksi
menjadi wewenangnya, dan ekonomi akan dicatat dua kali.
memungkinkan bagi pegawai Pencatatan dengan sistem ini
pemerintah untuk melaporkan disebut istilah menjurnal. Dalam
kepada publik atas hasil operasi pencatatan tersebut ada sisi debet
pemerintah penggunaan dana dan kredit, setiap pencatatan harus
publik. menjaga keseimbangan persamaan
dasar akuntansi. Persamaan dasar
Sistem Akuntansi Keuangan Daerah akuntansi sebagai berikut:
Menurut Abdul Halim (2002 : 35),
Akuntansi keuangan daerah adalah suatu
identifikasi, pengukuran, pencatatan, dan
pelaporan transaksi ekonomi dan suatu
daerah (propinsi, kabupaten, dan kota)
yang dijadikan suatu informasi dalam
rangka suatu keputusan ekonomi oleh Suatu transaksi yang berakibat
pihak-pihak yang memerlukan. bertambahnya aktiva akan dicatat
Sistem akuntansi keuangan daerah pada sisi sedangkan yang berakibat
meliputi proses pencatatan, penggolongan, kurangnya aktiva akan dicatat
penafsiran, peringkasan transaksi atau pada sisi kredit. Hal sama dengan
kejadian keuangan dalam pelaksanaan pos Belanja.
APBN yang dilaksanakan sesuai dengan Hal sebaliknya dilakukan
prinsip-prinsip akuntansi yang diterima untuk utang, ekuitas dana, dan
secara umum.
705

pendapatan. Apabila transaksi rekening kas umum negara/daerah


mengakibatkan bertambahnya utang, atau oleh entitas dan belanja diakui
maka pencatatan akan dilakukan saat kas dikeluarkan dari rekening
sisi kredit, sedangkan jika mengakibatkan kas umum negara/ entitas
berkurangnya utang, Maka pencatatan pelaporan. Entitas pelaporan tidak
dilakukan pada sisi debit. Hal menggunakan istilah laba. sisa
demikian juga pada pos ekuitas pembiayaan anggaran baik lebih
dana dan pendapatan. ataupun kurang untuk setiap
2. Basis Akuntansi periode pada selisih realisasi
Setelah memahami sistem, hal penerimaan dan pengeluaran.
yang sangat penting juga adalah 2. Basis Akrual
pengakuan. Pengakuan menurut Basis akrual adalah dasar
IAS Framework, dalam Abdul akuntansi yang mengakui transaksi dan
Halim (2004 : 38), adalah proses peristiwa pada saat transaksi dan peristiwa
memasukkan ke neraca atau itu terjadi (dan bukan hanya pada
laporan laba rugi (dalam konteks saat kas atau setara kas diterima
akuntansi sektor disebut laporan atau dibayar). Oleh karena itu,
surplus defisit). transaksi dan peristiwa dicatat
Kemudian menurut Standar dalam catatan akuntansi dan
Akuntansi Keuangan , pengakuan adalah diakui dalam laporan keuangan
proses pembentukan suatu pos yang pada periode yang terjadi.
memenuhi definisi unsur serta kriteria
pengakuan yang dikemukakan dalam Siklus Akuntansi Keuangan Daerah
paragraf dalam neraca atau laporan lanba Menurut Mohammad Mahsun, dkk
rugi. Kriteria pengakuan tersebut ada 2 (2206 : 93), siklus akuntansi merupakan
yaitu : sistematika pencatatan transaksi
a. Ada kemungkinan bahwa manfaat keuangan, peringkasannya dan pelaporan
ekonomi yang berkaitan dengan keuangan. Siklus ini dimulai dari
pos tersebut akan mengalir dari transaksi yang harus didukung dengan
entitas. bukti dan dicatat di Buku Jurnal.
b. Pos tersebut mempunyai nilai atau Selanjutnya dari buku jurnal, diposting ke
biaya yang dapat di ukur dengan buku besar dan buku besar pembantu.
andal. Dengan klasifikasi di daftar saldo, kertas
Dasar akuntansi yang digunakan pada kerja serta penyesuaian maka dihasilkan
akuntansi sektor publik adalah : laporan keuangan yang terdiri dari
1. Basis Kas laporan realisasi anggaran, neraca,
Basis kas menetapkan laporan arus kas, laporan kinerja
bahwa pengakuan /pencatatan keuangan dan laporan perubahan ekuitas.
transaksi ekonomi hanya dilakukan apabila Setelah tahap penutupan dan dibuat
transaksi tersebut menimbulkan daftar saldo setelah penutupan
perubahan pada kas, maka sertapembalikan, maka neraca awal dapat
transaksi tersebut tidak dicatat. disusun dengan baik.
Basis kas untuk laporan realisasi Untuk lebih jelasnya proses
anggaran berarti bahwa pendapatan akuntansi yang diterima secara umum
diakui pada kas diterima di
706

dapat ke dalam siklus akuntansi sebagai g. Menyusun Laporan keuangan


berikut : berdasarkan Neraca Saldo
Setelah Penyesuaian (NSSP)
h. Menentukan buku besar.
i. Menentukan saldo-saldo buku
besar dan menuangkannya dalam
Neraca Saldo Setelah Tutup
Buku.
Akuntansi adalah suatu sistem.
Sistem adalah suatu kesatuan yang terdiri
atas atau kesatuan yang lebih kecil,
yang berhubungan satu sama lain dan
tujuan tertentu. Input sistem akuntansi
adalah bukti-bukti transaksi dalam dokurnen
atau formulir. Outputnya adalah laporan
keuangan. Didalam proses terdapat
beberapa catatan yang dibuat. Catatan
Gambar 2. Siklus Akuntansi tersebut adalah jurnal, buku dan buku
pembantu (BP).
Dari gambar diatas, maka dapat Dalam konteks akuntansi sektor
disimpulkan bahwa yang dimaksud publik adalah sistem akuntansi yang
dengan akuntansi adalah: meliputi pencatatan, penggolongan,
a. Mendokumentasikan transaksi penafsiran, peringkasan transaksi atau
keuangan dalam bukti dan kejadian serta pelaporan keuangannya
melakukan analisis transaksi dalam rangka pelaksanaan APBD,
keuangan tersebut. sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi
b. Mencatat transaksi keuangan yang diterima umum.
dalam buku jurnal. Tahapan ini
disebut menjurnal. Perlunya Sistem Akuntansi Keuangan
c. Meringkas,dalam buku besar, Daerah
transaksi-transaksi keuangan yang Untuk dapat menghasilkan laporan
sudah di jurnal. ini disebut posting. keuangan yang relevan, handal, dan dapat
d. Menentukan saldo-saldo buku pemerintah daerah harus telah sistem
besar di akhir periode dan menuangkannya akuntansi yang handal. Sistem yang lemah
dalam neraca saldo. menyebabkan pengendalian interen yang
e. Menyesuaikan buku besar lemah dan pada akhirnya laporan
berdasarkan informasi yang paling keuangan keuangan yang dihasilkan juga
up-to-date. kurang handal dapat kurang relevan untuk
f. Menentukan saldo-saldo buku pengambilan keputusan.
besar setelah penyesuaian dan Selain sistem akuntansi yang handal,
menuangkannya Neraca Saldo dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah
Setelah Penyesuaian. dan desentralisasi, maka diperlukan
Standar Akuntansi Keuangan pemerintah
secara luas Standar Akuntansi Sektor
Publik.
707

Salah satu tujuan dari akuntansi khususnya yang menerima pelayanan


keuangan daerah adalah menyediakan pemerintah daerah atau menerima
informasi keuangan yang lengkap, cermat , produk dan jasa dari pemerintah
dan akurat sehingga dapat menyajikan pun daerah.
keuangan yang handal, dapat f. Pemerintah Pusat.
dipertanggungjawabkan, dan dapat Pemerintah pusat mernerlukan
digunakan dasar untuk mengevaluasi laporan keuangan pemerintah
pelaksanaan keuangan masa lalu dalam daerah untuk menilai pertanggungjawaban
rangka pengambilan keputusan ekonomi Gubernur sebagai wakil pemerintah
oleh pihak eksternal pemerintah daerah untuk (Pasal 2 PP Nomor 108/2000)
masa yang datang. Lingkungan Akuntansi g. Pemerintah Daerah (Provinsi,
Keuangan Daerah sebagai berikut : kabupaten, atau Kota).
a. DPRD (Dewan Perwakilan Rakyat Pemerintah Daerah saling berkepentingan
Daerah) secara ekonomi misalnya dalam hal
DPRD adalah badan yang pinjaman.
memberikan otorisasi kepada
pemerintah daerah untuk mengelola Kelayakan Pelaporan Pertanggungjawaban
keuangan daerah. Keuangan
b. Badan Pengawas Keuangan Laporan keuangan pemerintah terdiri dari:
Badan Pengawas Keuangan a. Laporan Realisasi Anggaran
adalah badan yang melakukan Adalah menyajikan ikhtisar sumber,
pengawasan atau pengelolaan alokasi, dan pemakaian sumber daya
Keuangan Daerah yang dilakukan yang dikelola oleh pemerintah
oleh Pemerintah Daerah, yang pusat/daerah, yang menggambarkan
termasuk dalam badan ini adalah : perbandingan antara realisasi anggaran
Inspektorat Jenderal, dan Badan dan realisasinya dalam satu
Pemeriksa Keuangan periode pelaporan.
c. Investor, Kreditur, dan Donatur b. Neraca
Badan atau organisasi baik Adalah menggambarkan posisi
pemerintahan, lembaga keuangan, keuangan suatu entitas pelaporan
maupun lainnya baik dari dalam mengenai asset, kewajiban, ekuitas
negeri maupun luar negeri yang dana pada tanggal tertentu.
menyediakan sumber keuangan c. Laporan Arus kas
pemerintiah daerah. Adalah menyajikan informasi kas
d. Analisis ekonomi dan Pemerhati sehubungan dengan aktivitas
Pemerintah Daerah. operasional, investasi asset non
Yaitu pihak-pihak yang menaruh keuangan, pembiayaan, dan transaksi
perhatian atas aktivitas yang non anggaran yang mengambarkan saldo
dilakukan daerah, seperti lembaga awal, penerimaan, pengeluaran,
pendidikan, ilmuwan, peneliti, dan saldo akhir kas pusat/daerah
konsultan, LSM, dan lain-lain. selama periode tertentu
e. Rakyat d. Catatan atas Laporan Keuangan
Rakyat di sini adalah kelompok Adalah meliputi catatan
masyarakat yang menaruh perhatian penjelasan naratif atau rincian dari
kepada aktivitas pemerintahan angka yang tertera dalam realisasi
708

anggaran, Neraca, dan laporan dan berguna dalam pengambilan


arus kas. keputusan.
Menurut Rasul (2008 : 8) Akuntabilitas 4. Lengkap
dapat didefenisikan secara sempit sebagai Informasi akuntansi keuangan
kemampuan untuk memberikan jawaban pemerintah harus disajikan selengkap
kepada otoritas yang lebih tinggi atas mungkin, yaitu cakup semua
tindakan seseorang atau kelompok orang informasi akuntansi yang dapat
terhadap masyarakat secara luas atau dalam mempengaruhi pengambilan Keputusan.
suatu organisasi. Dari pengertian akuntabilitas b. Andal
diatas dapat memberikan suatu kerangka Informasi keuangan harus bebas dari
pertanggungjawaban dari seseorang atau kelompok pengertian yang menyesatkan dan
orang yang memberikan amanat untuk material, menyajikan setiap kenyataan
melaksanakan tugas tertentu kepada pihak secara jujur, serta dapat diverifikasi, add
yang memberikan amanat. (tidak bias pada kebutuhan pihak
Laporan keuangan yang dihasilkan tertentu). Informasi yang andal harus
guna pertanggungjawaban keberbagai karakteristik :
pihak yang digunakan oleh pemakai 1. Penyajian jujur.
laporan keuangan, sehingga diperlukan Informasi harus menggambarkan
kriteria kualitas laporan keuangan dengan jujur transaksi serta
berdasarkan ukuran-ukuran normatif, peristiwa lainnya yang seharusnya
sebagai berikut : disajikan atau yang secara wajar
a. Relevan dapat diharapkan untuk disajikan.
Laporan keuangan dikatakan relevan 2. Dapat diverifikasi
apabila informasi yang termuat di Informasi yang disajikan dalam
dalam dapat mempengaruhi keputusan laporan keuangan dapat diuji, dan
pengguna dengan membantu mereka apabila pengujian dilakukan lebih
mengevaluasi peristiwa masa lalu. dan sekali oleh pihak yang
Dengan demikian informasi yang berbeda, hasilnya harus tetap
relevan harus memiliki menunjukkan simpulan yang tidak
1. Memiliki umpan batik (feedback berbeda jauh.
value) 3. Netralisasi
Informasi harus memungkinkan Informasi harus diarahkan pada
pengguna untuk menegaskan atau kebutuhan umum dan tidak bias
mengoreksi ekspektasi mereka pada kebutuhan tertentu. Tidak
dimasa lalu. boleh ada usaha untuk menyajikan
2. Memiliki manfaat prediktif informasi yang menguntungkan
(predictive value) pihak tertentu, sementara pihak
Informasi harus dapat membantu lain akan dirugikan.
pengguna untuk memprediksi c. Dapat Dibandingkan (Comparable)
masa yang berdasarkan hasil masa Suatu informasi keuangan yang dapat
lalu dan kejadian dimasa kini. diperbandingkan akan lebih bermanfaat
3. Tepat waktu untuk pengambilan keputusan, karena setiap
Informasi harus disajikan tepat perubahan variabel-variabelnya dapat
waktu sehingga dapat berpengaruh dijadikan bahan untuk melakukan
analisis yang akurat. Perbandingan
709

dapat dilakukan secara internal dan Tabel 1. Operasional Variabel


ekstemal. Perbandingan secara internal dapat
dilakukan bila suatu entitas menerapkan
kebijakan akuntansi yang sama dari
tahun ke tahun. Perbandingan secara
ekstemal dapat dilakukan bila entitas
yang diperbandingkan menerapkan
kebijakan akuntansi yang sama.
Apabila entitas pemerintah akan
menerapkan kebijakan akuntansi
yang lebih baik dari pada akuntansi
yang sekarang diterapkan, perubahan
tersebut harus diungkapkan pada
periode terjadinya perubahan.
d. Dapat dipahami.
Informasi yang disajikan dalam
laporan keuangan harus dapat dipahami oleh
pengguna dan dinyatakan dalam bentuk
serta istilah yang disesuaikan dengan
batasan pengguna. Untuk itu pengguna
diasumsikan memiliki pengetahuan yang
memadai atas kegiatan dan
lingkungan operasi entitas pelaporan,
serta adanya kemauan pengguna
untuk mempelajari informasi yang
dimaksud.

METODE PENELITIAN
Operasional Variabel Penelitian
Untuk mengetahui data data yang
maka dahulu perlu mengoperasionalisasikan
variabel-variabel seperti yang telah diinvestarisir
yang telah dari latar belakang penelitian
dan kerangka pemikiran dengan maksud
untuk menetukan indikator-indikator
variable yang bersangkutan sekaligus
menetukan instrument atau pengukuran
variable yang meliputi Sistem Akuntansi
Keuangan Daerah dan Laporan
Pertanggungjawaban Keuangan
710

Dalam melakukan test dari masing- 2. Data Sekunder


masing variabel akan diukur dengan Yaitu data yang diperoleh berupa
menggunakan skala likert. Kuisioner informasi-informasi tertulis yang
disusun dengan menyiapkan ( Lima) berhubungan penelitian ini, yang
pilihan yakni selalu, sering, kurang/kadang- mendukung data primer seperti
kadang, jarang, tidak pernah. Setiap Laporan keuangan.
pilihan akan diberikan bobot nilai yang Prosedur Pengumpulan Data
berbeda seperti tampak dalam tabel Dalam penulisan ini digunakan prosedur
berikut ini : pengumpulan data sebagai berikut :
Tabel 2. Bobot Nilai Variabel 1. Observasi
Adalah pengumpulan data yang
dilakukan melalui pengamatan langsung
atau Pada objek yang diteliti dalam hal
ini Sistem Akuntansi Keuangan
Daerah Dan Laporan Keuangan
2. Wawancara
Adalah salah satu teknik
pengumpulan data. Wawancara atau
interview oleh penulis untuk
mendapatkan data berupa keterangan-
Populasi keterangan informasi dimana yang
Menurut Husaini Putnonio (2003:42) menjadi sasaran interview adalah
Menyatakan bahwa populasi adalah para pimpinan dan Badan Kepegawaian
semua nilai baik perhitungan maupun Daerah Kabupaten Pohuwato.
pengukuran, baik kuantitatif maupun 3. Dokumentasi
kualitatif daripada karakteristik tertentu Penulis akan melakukan pengamatan
mengenai sekelompok objek yang pada dokumen-dokumen maupun
lengkap dan jelas. kearsipan yang menyangkut Sistem
Populasi adalah totalitas semua Akuntansi Keuangan Daerah pada
nilai yang mungkin hasil menghitung, Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten
ataupun kuantitatif daripada karakteristik Pohuwato
tertentu tentang sekumpulan objek yang 4. Kuesioner
lengkap dan jelas yang ingin dipelajari Adalah daftar pertanyaan terstruktur
sifat-sifatnya, Sudjana (2001:5). Sedangkan yang ditujukan kepada para pimpinan dan
menurut Nasir, dikutip Teguh (2000 : 125) pegawai pada Badan Kepegawaian
Populasi adalah kumpulan dengan kualitas Daerah Kabupaten Pohuwato.
serta ciri-ciri yang telah ditetapkan.
Jenis dan Sumber Data Uji validitas
Dalam penelitian ini, jenis data yang Menurut Arikunto (2001 : 219)
digunakan adalah sebagai berikut : Validitas adalah suatu ukuran yang
1. Data Primer menunjukkan tingkat kevalidan atau
Yaitu data yang diperoleh dari kesahian suatu instrumen yang bersangkutan
daftar pertanyaan yang dibagikan mampu mengukur apa yang diukur.
kepada Pegawai Kepegawaian Menurut Sugiyono (1999:109) instrumen
Daerah Kabupaten Pohuwato yang valid berarti alat ukur yang untuk
711

mendapatkan data (mengukur) itu valid. jika t hitungl > t tabel berarti valid, sebaliknya jika t
Valid berarti instrumen dapat digunakan hitung < t tabel berarti tidak valid.
untuk mengukur apa yang seharusnya Menurut Masrun, yang dikutip
diukur. Sugiyono (1999:106) menyatakann item
Uji Validitas dilakukan dengan yang korelasi positif dengan kriterium
mengkorelasikan masing-masing pernyataan (skor total) dan korelasinya tinggi, bahwa
jumlah skor untuk masing-masing variabel. item tersebut mempunyai validitas yang
Selanjutnya dalam memberikan terhadap tinggi pula.
koefisien korelasi. Jika instrumen itu valid, maka dapat
Untuk pengujian validitas peneliti dilihat kreteria penafsiran mengenai
menggunakan rumus korelasi seperti yang oleh korelasinya (r) sebagai berikut :
Pearson yang dikenal dengan rumus korelasi
product moment berikut : Tabel 3. Indeks Korelasi

dimana:
r : Angka korelasi
X : Skor Pertanyaan (ke-n) variabel
x
Y : Skor Pertanyaan (ke-n) Uji Reliabilitas
variabel Y Instrumen reliabel akan
n : Jumlah responden mendapatkan hasil serupa berupa data
XY : Skor pertanyaan dikali total yang dapat dipercaya juga. Jadi kunci dari
pertanyaan reliabilitas adalah tersedianya data yang
dapat dipercaya. Uji reliabilitas atau
Selanjutnya dihitung dengan Uji-t dengan keandalan bertujuan untuk mengukur
rumus : keandalan alat ukur dengan cara
memberikan skor yang relatif sama pada
seorang responden, walaupun responden
mengerjakannya dalam waktu yang berbeda.
Jika keandalan suatu alat ukur yang
dimana: berkaitan dengan kekonsistenan hasil
t : Nilai Hitung (skor) pengukurannya.
r : Koefisien korelasi hasil r hitung Uji reliabilitas dimaksudkan untuk
n : Jumlah responden mengetahui apakah alat pengumpul data
dasamya menunjukkan tingkat ketepatan,
Ditribusi (tabel t) untuk a =0.05 keakuratan, kestabilan, atau konsistensi
dan derajat kebebasan (dk n-2), kaidah alat tersebut dalam mengungkapkan
gejala tertentu dari sekelompok individu,
712

walaupun dilakukan terhadap pernyataan- Menurut Sugiyono (1999 :278) dicari


pemyataan yang sudah valid, untuk angka reliabilitasnya untuk keseluruhan item
mengetahui sejauh mana hasil dengan rumus Spearman Brown, sebagai
pengukuran tetap konsisten bila dilakukan berikut :
kembali terhadap gejala yang sama.
Menurut Sugiyono (1999:110),
menyatakan instrumen yang reliabel
adalah instrumen yang bila digunakan
beberapa kali untuk mengukur obyek
yang sama, akan menghasilkan data yang
sama. Koefisien korelasi antara dua
kelompok tersebut menunjukan keandalan Dimana :
internal alat ukur yang digunakan. Proses r i = reliabilitais internal selitruh instrumen
perhitungannya dilakukan dengan Program atau petnyaittan
Excel 2007. Dalam penelitian ini, r b = korelasi product moment antata belahan
pendekatan yang digunakan untuk pertarna dan kedua
menentukan tingkat keandalan kuisioner
adalah komparasi internal dalam bentuk Reliabel setiap pernyataan akan
belah dua (ganjil genap). Skor item yang ditunjukkan dengan hasil ri positif dan
t
diperoleh dikelompokan dalam dua hitung > tabel, berarti seluruh item
bagian skor kelompok item yang pernyataan adalah reliable / handal.
bernomor ganjil dan kelompok item yang Dan untuk mengetahui Pengaruh
bernomor genap Penerapan sistem Akuntansi Keuangan
Uji ini dilakukan dengan menggunakan Daerah Terhadap Kelayakan Pelaporan
teknik belah dua dari Spearman Brown pertanggungjawaban Keuangan mengunakan
(Split-half), yang langkah-langkih Regresi berganda :
kerjanya sebagai berikut:
1. Membagi pernyataan-pernyataan menjadi Y = a + b1X1 + b2X2+ €
dua belahan
2. Skor untuk masing-masing
pemyataan pada tiap belahan Dimana :
dijumlahkan, sehingga Y = Kelayakan Laporan
menghasilkan dua skor total untuk Pertanggung Jawaban
masing-masing responden. Keuangan
3. Mengkorelasikan skor total belah a = Konstanta
pertama dengan belahan kedua, b1 , b2 , = Koefisien Regresi
dengan menggunakan teknik X1 = Sistem Pencatatan
korelasi Product Moment. X2 = Dasar Akuntansi
4. Angka korelasi yang diperoleh adalah Hasil Penelitian
angka korelasi dari alat pengukur yang Hasil Uji Validitas
(split-half), maka angka korelasi Uji Validitas sebagaimana telah
yang lebih rendah dan pada angka diuraikan pada bab sebelumnya adalah
yang jika alat ukur itu tidak dibelah, untuk mengetahui sejauh mana alat
seperti pada teknik test-retest. pengukuran itu dapat mengukur apa yang
akan diukur. Uji validitas dalam
713

penelitian ini dimaksudkan untuk pertama dan skor total belahan kedua
mengetahui apakah kuisioner atau pertanyaan dikorelasikan dengan menggunakan
yang disiapkan dapat mengukur variabel korelasi Rank Sperman, yang kemudian
yang ingin diukur. Uji validitas dilakukan angka tersebut disesuaikan dengan
dengan mengukur korelasi antara masing- mendapat angka reliabilitas secara
masing item pertanyaan. Rumus korelasi yang menyeluruh.
digunakan adalah rumus Rank Spearman. Pengujian Hipotesis Pertama Dan
Uji validitas untuk masing-masing Pembahasan
variabel dalam penelitian ini dapat dilihat Pengujian hipotesis pertama adalah
dalam tabel berikut: penerapan sistem akuntansi keuangan
Tabel 4. Hasil Uji Validitas Masing- ciaerah berpengaruh secara bersama-sama
Masing Sub Variabel (simultan) terhadap kelayakan pelaporan
pertanggungjawaban keuangan pada
Badan Kepegawaian Daerah dan
Pendidikan Latihan kabupaten Pohuwato
Koefisien jalur sub variabel sistem
pencatatan terhadap kelayakan pelaporan
pertanggungjawaban keuangan (PyXi)
sebesar 0,9248 atau 92,48%. Koefisien
jalur sub variabel basis akuntansi terhadap
kelayakan pelaporan pertanggungjawaban
keuangan (PyX2) sebesar 0,0705
(7,05%). Koefisien jalur variabel luar
yang tidak diteliti (Pye) sebesar 0,2300
(23%). Pengaruh secara simultan variabel
X terhadap Y sebesar 0,9471 atau 94,71%
dan pengaruh variabel luar yang tidak
diteliti sebesar 0,0529 atau 5,29%.
Berdasarkan hasil pengujian Dan interpretasi tersebut diatas
validitas dari keseluruhan item yang ada dapat dilihat pada tabel berikut ini:
maka selanjutnya dilakukan uji
reliabilitas. Tabel 5. Pengaruh Variabel
Uji Reliabilitas Independen terhadap Variabel
Uji reliabilitas dilakukan untuk Dependen
mengetahui apakah alat ukur dapat
dipercaya atau dapat diandalkan.
Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini
menggunakan teknik belah dua (Split
Half Methode). Teknik ini digunakan
dengan cara membelah dua masing-
masing pertanyaan ganjil dan pertanyaan
genap yang kemudiaan masing-masing
belahan dijumlahkan, sehingga menghasilkan
dua skor total untuk masing-masing ietem
pertanyaan. Untuk total skor belahan
714

Dari tabel diatas dapat digambarkan Dari tabel diatas dapat


koefisien jalur besamya pengaruh sub-sub dinterpretasikan bahwa variabel Sistem
variabel X terhadap Y secara simultan Akuntansi Keuangan Daerah yang
dalam analisis jalur sebagai berikut : meliputi dari Sistem pencatatan dan Basis
akuntansi secara simultan berpengaruh terhadap
Kelayakan Pelaporan Pertanggungjawaban
Keuangan sebesar 0,947 atau 94,7% dan
variabel luar yang tidak diteliti sebesar
0,0529 atau 5,29%.
Pengujian Hipotesis kedua
Rumusan Hipotesis kedua adalah
Sistem Pencatatan berpengaruh terhadap
Kelayakan Pelaporan Pertanggungjawaban
Keuangan, metode yang digunakan dalam
melakukan pengujian secara individu
menggunakan analisis jalur (Path Analysis).
Besarnya pengaruh langsung, tidak
Gambar 3. Struktur Analisis Jalur Variabel langsung dan total pengaruh variabel Struktur
Xl dan X2 berpengaruh Sistem Pencatatan (X1) terhadap Kelayakan
Terhadap Y Pelaporan Pertanggungjawaban Keuangan
Pengaruh sub-sub variabel Sistem dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Akuntansi Keuangan Daerah yang terdiri
dari: Sistem Pencatatan (Xi), dan Basis Tabel 7. Struktur Pengaruh langsung
Akuntansi (X2) secara bersama-sama dan tidak langsung Sistem Pencatatan
berpengaruh terhadap Kelayakan Pelaporan
Pertanggungjawaban Keuangan (Y)
nampak pada tabel berikut ini:

Tabel 6. Struktur Pengaruh Langsung dan


Tidak Langsung Variabel X1 dan X2

Berdasarkan tabel diatas, maka


dapat dijelaskan bahwa pengaruh langsung
sistem pencatatan terhadap Kelayakan Pelaporan
Pertanggungjawaban Keuangan sebesar
0,8552 atau 85,52%, dan pengaruh tidak
langsung adalah sub variabel sistem
pencatatan (X1) melalui basis akuntansi
(X2) sebesar 0,0435 (4,35%). Total
Pengaruh sistem pencatatan terhadap
kelayakan pelaporan pertanggungjawaban
keuangan sebesar 0,8987 atau 89,87%.
715

Dengan demikian hipotesis yang diajukan Pendidikan Latihan kabupaten Pohuwato


dapat diterima karena sub variabel basis Pembahasan Hasil Penelitian
akuntansi berpengaruh terhadap kelayakan Pembahasan Hipotesis Pertama
pelaporan pertanggungjawaban keuangan Berdasarkan hasil penelitian, maka
pada Badan Kepegawaian Daerah dan dalam pembahasan ini akan diuraikan
Pendidikan Latihan kabupaten Pohuwato seberapa besar pengaruh penerapan
Pengujian Hipotesis Ketiga Sistem Akuntansi Keuangan Daerah
Rumusan Hipotesis ketiga adalah basis secara simultan terhadap Kelayakan
akuntansi berpengaruh terhadap Pelaporan Pertanggungjawaban Keuangan yang
kelayakan pelaporan pertanggungjawaban terdiri dari sistem pencatatan dan basis
keuangan, metode yang digunakan dalam akuntansi Sistem Akuntansi Keuangan
melakukan pengujian secara individu Daerah berpengaruh positif terhadap
menggunakan analisis jalur (Path Analysis) . Kelayakan Pelaporan Pertanggungjawaban
Besarnya pengaruh langsung, tidak Keuangan pada Badan Kepegawaian
langsung dan total pengaruh variabel Daerah dan Pendidikan Latihan kabupaten
basis akuntansi (X2) terhadap kelayakan Pohuwato. Besarnya Pengaruh Sistem
pelaporan pertanggungjawaban keuangan Akuntansi Keuangan Daerah terhadap Kelayakan
dapat dilihat pada tabel berikut ini : Pelaporan Pertanggungjawaban Keuangan
pada Badan Kepegawaian Daerah dan
Tabel 8. Struktur Pengaruh Lansung Pendidikan Latihan kabupaten Pohuwato
dan Tidak Langsung Basis Akuntansi
adalah 0,947 atau (94,7%) yang terdiri
dari sistem pencatatan (X1) sebesar
0,8987 atau (89,87%) dan basis akuntansi
(X2) sebesar 0,0485 atau (4,85%),
sedangkan variabel lain yang tidak diteliti
sebesar 0,0529 atau (5,29%).
Diantara ke dua sub variabel tersebut
diatas secara parsial pengaruh sub variabel
Berdasarkan tabel diatas, maka dapat sistem pencatatan terhadap kelayakan
dijelaskan bahwa pengaruh langsung basis pelaporan pertanggungjawaban keuangan
akuntansi terhadap kelayakan pelaporan lebih besar dibandingkan dengan sub variabel
pertanggungjawaban keuangan sebesar basis akuntansi. Hasil ini disebabkan karena pada
0,0050 (0,5%), dan pengaruh tidak Badan Kepegawaian Daerah dan Pendidikan
langsung adalah variabel basis akuntansi Latihan kabupaten Pohuwato setiap
(X2) melalui sistem pencatatan (X I) kejadian transaksi yang terjadi sering
sebesar 0,0435 (4,35%). Total pengaruh dilakukan pencatatan, kemudian pencatatan
basis akuntansi terhadap kelayakan transaksi tersebut tetap mengacu pada
pelaporan pertanggungjawaban keuangan persamaan dasar akuntansi. Oleh karena itu
sebesar 0,0485 (4,85%). Dengan demikian untuk kelayakan pelaporan pertanggungjawaban
hipotesis yang diajukan dapat diterima keuangan secara optimal sangat ditentukan
karena sub variabel basis akuntansi oleh sistem pencatatan.
berpengaruh terhadap kelayakan Pembahasan Hipotesis Kedua
pelaporan pertanggungjawaban keuangan Hasil penelitian menggambarkan temuan
pada Badan Kepegawaian Daerah dan mengenai variabel sistem pencatatan terhadap
pelaporan keuangan secara parsial memiliki
716

pengaruh sebesar 89,87% (pengaruh penyempumaan pada sub variabel basis


langsung sebesar 85,52% dan total akuntansi.
pengaruh tidak langsung sebesar 4,35%).
Hasil ini menunjilkkan bahwa sub variabel KESIMPULAN
sistem pencatatan merupakan penentu Berdasarkan hasil penelitian dan
dominan atas kelayakan pelaporan analisis pembahasan yang dilakukan ,
pertanggungjawaban keuangan, yang berarti sehingga penulis dapat mengemukakan
bahwa sistem pencatatan yang lebih baik beberapa kesimpulan sebagai berikut :
adalah pencatatan yang mengacu pada 1. Penerapan Sistem akuntansi keuangan
persamaan dasar akuntansi, maka kelayakan daerah yang meliputi sistem pencatatan, dan
pelaporan keuangan pertanggungjawaban basis akuntansi secara simultan berpengaruh
semakin lebih layak. Selain itu juga positif terhadap kelayakan pelaporan
dipengaruhi oleh transaksi-transaki yang pertanggungjawaban keuangan sebesar
terjadi pada umumnya selalu dilakukan 0,9471 atau (94,7%), diantara ke dua
pencatatan, penggolongan dan peringkasan. sub variabel tersebut diatas secara
Dengan demikian, sub variabel sistem parsial pengaruh sub variabel sistem
pencatatan paling berpotensi dalam menghasilkan pencatatan terhadap kelayakan pelaporan
kelayakan pelaporan pertanggungjawaban pertanggungjawaban keuangan lebih besar
keuangan pada Badan Kepegawaian Daerah dan dibandingkan dengan sub variabel basis
Pendidikan Latihan kabupaten Pohuwato akuntansi. Hasil ini disebabkan karena
Pembahasan Hipotesis Ketiga pada Badan Kepegawaian Pendidikan
Hasil penelitian menggambarkan dan Pelatihan Daerah (BKPPD)
temuan mengenai sub variabel basis Kabupaten Pohuwato, setiap kejadian
akuntansi terhadap kelayakan pelaporan transaksi yang terjadi sering dilakukan
pertanggungjawaban keuangan secara pencatatan, kemudian pencatatan transaksi
parsial memiliki pengaruh sebesar 4,85% tersebut tetap mengacu pada
(pengaruh langsung sebesar 0,5% dan persamaan dasar akuntansi. Oleh
total pengaruh tidak langsung sebesar karena itu untuk kelayakan pelaporan
4,35%). Hasil ini menunjukkan bahwa pertanggungjawaban keuangan secara
sub variabel basis akuntansi bukan optimal sangat ditentukan oleh sistem
merupakan penentu dominan dalam pencatatan. sedangkan sebesar 0,0529
menghasilkan kelayakan pelaporan (5,3%) adalah variabel luar yang tidak
pertanggungjawaban keuangan, walaupun diteliti seperti sistem desentralisasi
sub variabel pengakuan basis akuntansi pelaksanaan akuntansi, prinsip dan
yang lebih baik membawa konsekuensi standar akuntansi pemerintah
kelayakan pelaporan pertanggungjawaban 2. Sistem pencatatan (X1) secara parsial
keuangan yang lebih layak pula, ini atau individu berpengaruh positif terhadap
diakibatkan karena dalam basis akuntansi kelayakan pelaporan pertanggungjawaban
diterapkan dua sistem yaitu kas basis dan keuangan sebesar 0,8987 atau 89,87%.
accrual basis, sehingga pembuat laporan Hasil ini menunjukkan bahwa sub
keuangan terkadang tidak konsisten dalam variabel sistem pencatatan merupakan
penerapan dan kedua sistem tersebut. Dengan penentu dominan atas kelayakan pelaporan
demikian maka untuk menghasilkan kelayakan pertanggungjawaban keuangan, yang berarti
pelaporan pertanggungjawaban keuangan bahwa sistem pencatatan yang lebih
yang lebih baik perlu dilakukan baik adalah pencatatan yang mengacu
717

pada persamaan dasar akuntansi, maka Salemba Empat, Jakarta.


kelayakan pelaporan Keuangan
pertanggungjawaban semakin lebih Abdul Halim,2004. Akuntansi Keuangan
layak. Selain itu juga dipengaruhi Daerah, Salemba Empat, Jakarta.
transaksi-transaksi yang terjadi pada
umumnya selalu dilakukan pencatatan , Moh. Mahsun, dkk, 2005. Akuntansi
penggolongan dan peringkasan. Sektor Publik Penerbit BPFE Fak.
3. Basis akuntansi (X2) seam parsial atau Ekonomi UGM Yogyakarta.
individu bapengaruh positif tabadap
kelayakan pelaporan pertanggungjawaban Rasul Sjahruddin, 2003, Sistem Akuntabilitas
keuangan sebesar 0,0485 atau 4,85%. Ini Kinerja dan Anggaran dalam per. UU
diakibatkan karena dalam basis akuntansi No. 17 /2003 Tentang Keuangan
diterapkan dua sistem yaitu kas basis Negara, Penim Percetakan Negara
dan accrual basis, sehingga pembuat Jakarta.
laporan keuangan terkadang tidak
konsisten dalam penerapan dari kedua Husain Purnotno, 2003. Metode Penelitian
sistem tersebut. Dengan demikan Untuk skripsi dan Tesis Bisnis,
untuk menghasilkan kelayakan pelaporan Cetakan Kelima, Penerbit PT. Raja
patanggungjawaban keuangan yang lebih baik Grafindo Persada, Jakarta.
perlu dilalukan payempurnaan pada sub variabel
basis akuntansi. Sudjana, 2001. Metode Statistika, Edisi revisi,
cetakan keenarn, Penerbit Tarsito
DAFTAR PUSTAKA Bandung.

Bahtiar Arit Muchlis, Iskandar, 2002. Akuntansi Teguh Muhammad, 2000. Metodologi Penelitian
Pemerintahan, Salemba Empat Jakarta. Ekonomi, Penerbit Rajawali Persada,
Bandung.
Mardiasmo , 2004. Akuntansi Sektor Publik
Penerbit Andi Yogyakarta. Arikunto, 2001. Metodologi Penelitian, Penerbit
Gramedia, Jakarta.
Ihyaul Ulum MD, 2005. Akuntansi Sektor Publik,
Penerbit Universitas Muhammadiyah Sugiyono, 1999,. Metode Penelitian Bisnis, Penerbit
Malang. CV Alfabeta, Bandung.

Abdul Halim, 2001. Akuntansi Keuangan Riduwan, 2004. Metode dan Teknik Menyusun
Daerah, Salemba Empat, Jakarta. Tesis, Penerbit Alfabeta Bandung.

Abdul Halim , 2002. Akuntansi Keuangan Daerah,

Anda mungkin juga menyukai