Syamsuddin*)
Dosen STIE Ichsan Pohuwato Gorontalo
Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah (1)Untuk mengetahui besarnya pengaruh penerapan Sistem Akuntansi
Keuangan Daerah yang terdiri dan Sistem pencatatan dan Basis akuntansi terhadap Kelayakan pelaporan
pertanggungjawaban keuangan pada Badan Kepegawaian Daerah Pohuwato. (2) Untuk mengetahui
besarnya pengaruh penerapan Sistem pencatatan terhadap kelayakan pelaporan pertanggungjawaban
keuangan pada Badan Kepegawaian Daerah Pohuwato secara parsial. (3) Untuk mengetahui besarnya
pengaruh penerapan Basis akuntansi terhadap kelayakan pelaporan pertanggungjawaban keuangan
pada Badan Kepegawaian Daerah Pohuwato.
Hasil ini dari penelitian menunjukkan bahwa sub variabel sistem pencatatan merupakan penentu
dominan atas kelayakan pelaporan pertanggungjawaban keuangan, yang berarti bahwa sistem pencatatan
yang lebih baik adalah pencatatan yang mengacu pada persamaan dasar akuntansi, maka kelayakan
pelaporan Keuangan pertanggungjawaban semakin lebih layak. Selain itu juga dipengaruhi transaksi-
transaksi yang terjadi pada umumnya selalu dilakukan pencatatan , penggolongan dan peringkasan basis
akuntansi (X2) seam parsial atau individu bapengaruh positif terhadap kelayakan pelaporan
pertanggungjawaban keuangan sebesar 0,0485 atau 4,85%. Ini diakibatkan karena dalam basis akuntansi
diterapkan dua sistem yaitu kas basis dan accrual basis, sehingga panbuat laporan keuangan terkadang tidak
konsisten dalam penerapan dari kedua sistem tersebut. Dengan demikian untuk menghasilkan kelayakan
pelaporan patanggungjawaban keuangan yang lebih baik perlu dilalukan panyempumaan pada sub variabel
basis akuntansi.
Abstract
The purpose of this study is (1) to measure the influences of application the Regional Financial
Accounting System which consists of a recording system and an accounting basis for the feasibility of
reporting financial accountability at the Pohuwato Regional Civil Service Agency. (2) To discover influence
effect of applying the recording system to the feasibility of financial accountability reporting at the Pohuwato
Regional Civil Service Agency partially. (3) To find outinfluence effects of application accounting bases on
the feasibility of reporting financial accountability at the Pohuwato Regional Civil Service Agency.
The results of this study indicate that the recording system sub-variable is the dominant determinant of
the feasibility of reporting financial accountability, which imply that a preferable recording system is refers
to the basic accounting equation, the financial reporting feasibility of accountability is more appropriate.
Furthermore, it is also influenced by transactions that occur in general, always recording, classifying and
summarizing. Partial or individual (X2) accounting basis have a positive effect on the feasibility of reporting
financial liability of 0.0485 or 4.85%.This is due to the fact that in the basis of accounting applied two
systems, namely cash basis and accrual basis, therefor that financial report makers are occasionally
inconsistent in the application of the two systems. Thus to produce the feasibility of reporting financial
accountability more properly, it needs to be done perfection in the accounting base sub-variable.
perhatian besar dari berbagai pihak semenjak yang semakin memadai. Pemberian opini
reformasi. tuntutan transparansi dan tidak bisa memberikan pendapat
akuntabilitas semakin meningkat peran (disclaimer) atas Perhitungan Anggaran
akuntansi sangat dibutuhkan, tidak (saja Negara (PAN) tahun anggaran 1999/2000
untuk kebutuhan pihak manajemen suatu oleh Badan Pemeriksa Keuangan Republik
entitas, tetapi juga untuk kebutuhan Indonesia (BPK-R1) merupakan "angka
pertanggungjawaban (accountability) merah" dalam rapor pemerintah.
kepada banyak pihak yang memerlukan. Hal Dalam konteks akuntansi sektor
tersebut disebabkan oleh adanya kebijakan publik adalah sistem akuntansi yang meliputi proses
baru dari pemerintah republik Indonesia pencatatan, penggolongan, penafsiran, peringkasan
yang mereformasi berbagai hal, salah satu transaksi atau kejadian keuangan serta
diantaranya adalah pengelolaan keuangan pelaporan keuangannya dalam rangka
daerah. pelaksanaan APBD, dilaksanakan sesuai
Kasus korupsi, kolusi dan dengan prinsip-prinsip akuntansi yang
nepotisme (KKN) mencuat karena diterima umum.
lemahnya akuntabilitas. Banyak demonstran Salah satu alat untuk memfasilitasi
yang menuntut akuntabilitas keuangan terciptanya transparansi dan akuntabilitas
dibeberapa negara. Sebagai contoh kasus publik adalah melalui penyajian Laporan
jatuhnya pemimpin pemerintahan, seperti di keuangan Pemerintah Daerah yang
negara republik Indonesia lebih disebabkan komprehensif. Dalam era otonomi daerah
oleh lemahnya akuntabilitas keuangan. dan desentralisasi, pemerintah daerah
Menurut data yang dikeluarkan oleh diharapkan dapat menyajikan laporan
Transparancy International, Indonesia keuangan yang terdiri atas Laporan
masih tergolong dalam sepuluh negara yang surplus/defisit, laporan realisasi anggaran,
terkonip terbesar. (Bahtiar Arif,dkk. 2002 : laporan aliran kas dan neraca. Laporan
3) keuangan tersebut merupakan komponen
Anggaran Pendapatan dan Belanja penting untuk menciptakan akuntabilitas
Negara (APBN) yang semakin besar sektor publik dan merupakan salah satu
merupakan salah satu faktor pentingnya alat ukur kinerja finansial pemerintah
akuntansi keuangan daerah, rancangan daerah.
APBN tahun 2002 diperkirakan sekitar Rp. Terdapat beberapa alasan mengapa
250 triliun lebih atau sekitar 750% dari pemerintah daerah perlu membuat
APBN tahun 1969. Nilai RAPBN 2002 laporan keuangan, jika ditinjau dan sisi
juga merupakan seperlima dari Produk. internalnya maka laporan tersebut merupakan
Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Semakin alat pengendalian dan evaluasi kinerja
besar dana yang dikelola, semakin besar pemerintah dan unit kerja pemerintah
akuntabilitas keuangan negara yang lebih daerah, tetapi jika ditinjau dan ekstemalnya
baik. laporan keuangan merupakan salah satu
Perkembangan saat ini menyebabkan bentuk mekanisme pertangungjawaban
peran masyarakat yang diwakili oleh dan sebagai dasar untuk pengambilan
Dewan Perwakilan Rakyat semakin besar. keputusan.
Dengan adanya tuntutan transparansi Jika dilihat dari perspektif historis,
sebagai hasil reformasi tahun 1998, usaha pengembangan sistem akuntansi
pemerintah harus mampu menyediakan keuangan daerah telah dirintis sejak dua
pertanggungjawaban keuangan negara puluh tahun silam, akan tetapi sampai saat
702
ini sistem yang ada belum berjalan secara memberikan informasi yang digunakan
efektif dan efisien. sebagai dasar pengambilan. (Mardiasmo,
Badan Kepegawaian Daerah pohuwato, 2004: 147)
merupakan salah satu organisasi yang Menurut Accounting Principle Board
bernaung di jajaran pemerintahan daerah, (APB) yang dikutip oleh Abed Halim (2001:
setiap tahunnya membuat laporan 164) yang memandang akuntansi dan
pertanggungjawaban atas pengelolaan sudut fungsinya adalah suatu kegiatan
keuangan. jasa. Fungsinya adalah menyediakan
Dalam penyusunan laporan keuangan, informasi kuantitatif, terutama yang
Badan Kepegawaian Daerah dan bersifat keuangan, tentang entitas ekonomi yang
Pendidikan Pohuwato tetap mengacu pada dimaksudkan agar berguna dalam
sistem akuntansi keuangan daerah, hal ini pengambilan keputusan ekonomi dalam
dimaksudkan agar dapat menghasilkan membuat pilihan-pilihan yang nalar
laporan keuangan yang relevan, handal, dan diantara berbagai alternatif arah tindakan.
dapat dipercaya. Jika sistem akuntansi Lebih lanjut menurut Suwardjono,
lemah maka menyebabkan pengendalian yang dikutip oleh Ihyaul Ulum (2005 : 2),
interen yang lemah sehingga laporan Akuntansi adalah " seni pencatatan,
keuangan yang dihasilkan juga kurang penggolongan, dan peringkasan transaksi
handal dan kurang relevan untuk pengambilan dan yang bersifat keuangan dengan cara
keputusan. yang berdaya guna dan dalam bentuk
Berdasarkan uraian latar belakang satuan uang, dan penginterpretasian hasil
diatas, maka peneliti tertarik untuk proses tersebut
mengadakan penelitian dengan judul:" Kedudukan Akuntansi Keuangan
Pengaruh Penerapan Sistem Akuntansi Daerah di dalam Akuntansi
Keuangan Daerah Terhadap Kelayakan Sogiyanto, dkk. (1995) dalam
Pelaporan Pertanggungjawaban Keuangan Abdul Halim (2002 : 30), mengemukakan
Pada Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten bahwa akuntansi terdiri tiga bidang utama
Pohuwato". yaitu akuntansi komersial, akuntansi
LANDASAN TEORI DAN pemerintahan dan akuntansi sosial. Dalam
PENGEMBANGAN HIPOTESIS akuntansi komersial, data akuntansi
Pengertian Akuntansi digunakan untuk memberikan informasi
Akuntansi merupakan aktivitas jasa keuangan kepada manajemen, pemilik
untuk menyediakan informasi yang modal, penanam modal kreditur dan
diperlukan dalam pengambilan keputusan. Pada pihak-pihak lain yang berkepentingan
sektor publik, pengambilan keputusan dengan perusahaan tersebut. Dalam
terkait dengan keputusan ekonomi, social akuntansi pemerintahan, data akuntansi
dan politik. Pada dasarnya, akuntansi digunakan untuk memberikan informasi
pada sektor swasta maupun sector publik, mengenai transaksi ekonomi dan keuangan
dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu pemerintah kepada pihak eksekutif,
akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen. legislatif, yudikatif dan masyarakat.
Akuntansi keuangan dapat didefinisikan Akuntansi sosial merupakan akuntansi
sebagai suatu prinsip, metode, dan khusus untuk diterapkan pada lembaga
teknik pencatatan dan pengorganisasian dalam artian makro, yang melayani
data keuangan atas operasi atau kegiatan perekonomian nasional, misalnya neraca
suatu entitas untuk menghasilkan dan pembayaran negara, rekening arus dana,
703
METODE PENELITIAN
Operasional Variabel Penelitian
Untuk mengetahui data data yang
maka dahulu perlu mengoperasionalisasikan
variabel-variabel seperti yang telah diinvestarisir
yang telah dari latar belakang penelitian
dan kerangka pemikiran dengan maksud
untuk menetukan indikator-indikator
variable yang bersangkutan sekaligus
menetukan instrument atau pengukuran
variable yang meliputi Sistem Akuntansi
Keuangan Daerah dan Laporan
Pertanggungjawaban Keuangan
710
mendapatkan data (mengukur) itu valid. jika t hitungl > t tabel berarti valid, sebaliknya jika t
Valid berarti instrumen dapat digunakan hitung < t tabel berarti tidak valid.
untuk mengukur apa yang seharusnya Menurut Masrun, yang dikutip
diukur. Sugiyono (1999:106) menyatakann item
Uji Validitas dilakukan dengan yang korelasi positif dengan kriterium
mengkorelasikan masing-masing pernyataan (skor total) dan korelasinya tinggi, bahwa
jumlah skor untuk masing-masing variabel. item tersebut mempunyai validitas yang
Selanjutnya dalam memberikan terhadap tinggi pula.
koefisien korelasi. Jika instrumen itu valid, maka dapat
Untuk pengujian validitas peneliti dilihat kreteria penafsiran mengenai
menggunakan rumus korelasi seperti yang oleh korelasinya (r) sebagai berikut :
Pearson yang dikenal dengan rumus korelasi
product moment berikut : Tabel 3. Indeks Korelasi
dimana:
r : Angka korelasi
X : Skor Pertanyaan (ke-n) variabel
x
Y : Skor Pertanyaan (ke-n) Uji Reliabilitas
variabel Y Instrumen reliabel akan
n : Jumlah responden mendapatkan hasil serupa berupa data
XY : Skor pertanyaan dikali total yang dapat dipercaya juga. Jadi kunci dari
pertanyaan reliabilitas adalah tersedianya data yang
dapat dipercaya. Uji reliabilitas atau
Selanjutnya dihitung dengan Uji-t dengan keandalan bertujuan untuk mengukur
rumus : keandalan alat ukur dengan cara
memberikan skor yang relatif sama pada
seorang responden, walaupun responden
mengerjakannya dalam waktu yang berbeda.
Jika keandalan suatu alat ukur yang
dimana: berkaitan dengan kekonsistenan hasil
t : Nilai Hitung (skor) pengukurannya.
r : Koefisien korelasi hasil r hitung Uji reliabilitas dimaksudkan untuk
n : Jumlah responden mengetahui apakah alat pengumpul data
dasamya menunjukkan tingkat ketepatan,
Ditribusi (tabel t) untuk a =0.05 keakuratan, kestabilan, atau konsistensi
dan derajat kebebasan (dk n-2), kaidah alat tersebut dalam mengungkapkan
gejala tertentu dari sekelompok individu,
712
penelitian ini dimaksudkan untuk pertama dan skor total belahan kedua
mengetahui apakah kuisioner atau pertanyaan dikorelasikan dengan menggunakan
yang disiapkan dapat mengukur variabel korelasi Rank Sperman, yang kemudian
yang ingin diukur. Uji validitas dilakukan angka tersebut disesuaikan dengan
dengan mengukur korelasi antara masing- mendapat angka reliabilitas secara
masing item pertanyaan. Rumus korelasi yang menyeluruh.
digunakan adalah rumus Rank Spearman. Pengujian Hipotesis Pertama Dan
Uji validitas untuk masing-masing Pembahasan
variabel dalam penelitian ini dapat dilihat Pengujian hipotesis pertama adalah
dalam tabel berikut: penerapan sistem akuntansi keuangan
Tabel 4. Hasil Uji Validitas Masing- ciaerah berpengaruh secara bersama-sama
Masing Sub Variabel (simultan) terhadap kelayakan pelaporan
pertanggungjawaban keuangan pada
Badan Kepegawaian Daerah dan
Pendidikan Latihan kabupaten Pohuwato
Koefisien jalur sub variabel sistem
pencatatan terhadap kelayakan pelaporan
pertanggungjawaban keuangan (PyXi)
sebesar 0,9248 atau 92,48%. Koefisien
jalur sub variabel basis akuntansi terhadap
kelayakan pelaporan pertanggungjawaban
keuangan (PyX2) sebesar 0,0705
(7,05%). Koefisien jalur variabel luar
yang tidak diteliti (Pye) sebesar 0,2300
(23%). Pengaruh secara simultan variabel
X terhadap Y sebesar 0,9471 atau 94,71%
dan pengaruh variabel luar yang tidak
diteliti sebesar 0,0529 atau 5,29%.
Berdasarkan hasil pengujian Dan interpretasi tersebut diatas
validitas dari keseluruhan item yang ada dapat dilihat pada tabel berikut ini:
maka selanjutnya dilakukan uji
reliabilitas. Tabel 5. Pengaruh Variabel
Uji Reliabilitas Independen terhadap Variabel
Uji reliabilitas dilakukan untuk Dependen
mengetahui apakah alat ukur dapat
dipercaya atau dapat diandalkan.
Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini
menggunakan teknik belah dua (Split
Half Methode). Teknik ini digunakan
dengan cara membelah dua masing-
masing pertanyaan ganjil dan pertanyaan
genap yang kemudiaan masing-masing
belahan dijumlahkan, sehingga menghasilkan
dua skor total untuk masing-masing ietem
pertanyaan. Untuk total skor belahan
714
Bahtiar Arit Muchlis, Iskandar, 2002. Akuntansi Teguh Muhammad, 2000. Metodologi Penelitian
Pemerintahan, Salemba Empat Jakarta. Ekonomi, Penerbit Rajawali Persada,
Bandung.
Mardiasmo , 2004. Akuntansi Sektor Publik
Penerbit Andi Yogyakarta. Arikunto, 2001. Metodologi Penelitian, Penerbit
Gramedia, Jakarta.
Ihyaul Ulum MD, 2005. Akuntansi Sektor Publik,
Penerbit Universitas Muhammadiyah Sugiyono, 1999,. Metode Penelitian Bisnis, Penerbit
Malang. CV Alfabeta, Bandung.
Abdul Halim, 2001. Akuntansi Keuangan Riduwan, 2004. Metode dan Teknik Menyusun
Daerah, Salemba Empat, Jakarta. Tesis, Penerbit Alfabeta Bandung.