Anda di halaman 1dari 19

TUGAS MAKALAH PANCASILA

TENTANG PENDIDIKAN PANCASILA

DI SUSUN OLEH :

NAMA : MUHAMMAD IKSAN

NIM : E1052181010

JURUSAN : ILMU ADMINISTRASI NEGARA

PRODI : ILMU POLITIK

DOSEN : A. MUIS

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS


TANJUNGPURA

2018/2019
1. Jelaskan secara singkat jelas dan sistematis berdasarkan kaidah ilmiah apa
yang anda ketahui tentang pelaporan keuangan publik !

Jawaban
Pelaporan Keuangan Publik
1) Pengertian Pelaporan Keuangan Publik
Pelaporan keuangan public adalah laporan keuangan yang ditambah
dengan informasi-informasi lain yang berhubungan, baik langsung
maupun tidak langsung dengan informasi yang disediakan oleh system
akuntansi keuangan. Tujuan umum pelaporan keuangan adalah
memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja dan arus kas
suatu entitas yang berguna bagi sejumlah besar pemakai. Secara
spesifik tujuan khusus pelaporan keuangan public adalah menyediakan
informasi yag relevan dalam pengambilan keputusan dan menunjukkan
akuntabilitas entitas atas sumber daya yang dipercaya.
Pelaporan Keuangan meliputi segala aspek yang berkaitan dengan
penyediaan dan peyampaian informasi keuangan. Aspek-aspek tersebut
antara lain lembaga yang terlibat (misalnya penyusunan standar, badan
pengawas dari pemerintah atau pasar modal, organisasi profesi, dan
entitas pelapor), peraturan yang berlaku termasuk PABU (prinsip
akuntansi berterima umum atau generally accepted accounting
principles/GAAP). Laporan keuangan hanyalah salah satu medium
dalam penyampaian informasi.
2) Teori Pelaporan dalam Sektor Publik
Ada dua jenis pelaporan yang dikenal dalam sector public yaitu,
- Pelaporan kinerja, merupakan refleksi kewajiban untuk
mempresentasikan dan melaporkan kinerja keseluruhan aktivitas
serta sumber daya yang harus dipertanggungjawabkan. Pelaporan ini
juga merupakan wujud dari proses akuntabilitas.
- Pelaporan keuangan, merupakan refleksi dari posisi keuangan serta
transaksi yang telah dilakukan suatu organisasi sector publik dalam
kurun waktu tertentu.
3) Sistem Pelaporan Keuangan Sektor Publik
Sistem pelaporan keuangan sektor publik terdiri dari:
a. Dasar Kas (cash base)
Sistem akuntansi dasar kas hanya mengakui arus kas masuk dan
arus kas keluar. Akun keuangan akhirnya akan dirangkum dalam
buku kas. Laporan keuangan tidak bisa dihasilkan apabila tidak ada
data tentang aktiva dan kewajiban. Data yang ada hanyalah
perimbangan kas. Penjualan hanya dicatat saat kas diterima,
sehingga tidak ada pos piutang. Pembelian dicatat saat kas
dibayarkan sehingga tidak ada hutang. Penyesuaian saham tidak
dilakukan, karena akun tidak memperhatikan pencatatan, dimana
yang diperhatikan hanya kenyataan bahwa kas dibayar untuk
pembelian (sehingga tidak ada gambaran tentang penutupan
saham/closing stock figure).
b. Dasar Akrual (accrual Base)
Definisi konsep akutansi akrual sebagaimana tercamtum pada
SSAP2 adalah sebagai berikut : “Penerimaan dan biaya bertambah (
diakui karena diperoleh atau dimasukan bukan sebagai uang yang
diterima atau dibayarkan ) dalam jumlah yang sesuai satu sama lain,
dapat dipertahankan atau dianggap benar, dan berkaitan dengan
rekening laba dan rugi selama periode bersangkutan.”
c. Akuntansi Dana (Fund Accounting)
Akuntansi dana merupakan salah satu alternatif sistem akuntansi
disektor publik yang dikembangkan dari dasar kas dan prosedur
pengendalian anggaran. Di sektor swasta, akuntansi dana tidak
begitu populer karena kecilnya dana kas yang disimpan. Namun,
bagi sektor publik, dana kas sektor publik cukup penting dan
berpengaruh terhadap pengembalian keputusan. Besarnya dana kas
sangat mempengaruhi anggaran organisasi sektor publik, sehingga
sistem akuntansi lebih memprioritaskan pengelolaan dana.
4) Teknik Pelaporan Keuangan Publik
a. Tahap pencatatan dan penggolongan
Yaitu kegiatan pengidentifikasian dan pengukuran dalam bentuk
bukti transaksi dan bukti pencatatan transaksi secara urut waktu
(kronologis). Manfaat jurnal adalah menggambarkan pos-pos yang
terpengaruh oleh transaksi, dapat memberikan gambaran secara
kronologis, jurnal dapat dibagi menjadi beberapa jurnal khusus yang
memungkinkan pengerjaan oleh beberapa orang dalam waktu yang
bersamaan, apabila terjadi kesalahan maka akan lebih mudah
menemukannya dalam jurnal daripada mencari buku besar.
b. Tahap pengikhtisaran
Transaksi-transaksi yang sudah dicatat dan digolongkan dalam
jurnal, diringkas dan dibukukan dalam rekening-rekening buku besar
dalam dalam jangka waktu tertentu. Buku besar dibagi menjadi dua
buku besar umum dan buku besar pembantu. Adapun fungsi dari
buku besar umum adalah mengumpulkan data transaksi kemudian
mengikhtisarkannya untuk divalidasi, mencatat penyesuaian
terhadap akun untuk mempersiapkan laporan keuangan.
c. Tahap pelaporan
Data akuntansi yang tercatat dalam rekening-rekening buku besar
akan disajikan dalam bentuk laporan keuangan. Penyederhanaan
penyusunan laporan keuangan biasanya dilakukan melalui neraca
lajur atau kertas kerja
5) Persyaratan pelaporan keuangan organisasi sector publik :
a. Pelaporan akuntansi harus menyajikan informaasi yang bermanfaat
bagi pengguna dalam menilai akuntabilitas dan membuat keputusan.
b. Penyediaan informasi mengenai kesesuaian cara memperoleh
sumber daya ekonomi dan alokasinya.
c. Penyuguhan informasi mengenai jumlah sumber daya ekonomi yang
digunakan dalam kegiatan serta hasil yang dicapai.
d. Pemasokan informasi membiayai seluruh kegiatannya dan
mencukupi kebutuhan kas nya.
e. Penyediaan informasi berkaitan dengan sumber penerimaannya, baik
jangka pendek maupun jangka panjang.
f. Pemberiaan informasi mengenai perubahan posisi keuangan entitas
pelaporan sebagai akibat dari kegiatan yang dilakukan selama
periode.
g. Pengembangan system dan standar akuntansi di organisasi sektor
publik berdasarkan system pencatatan double entry dengan basis
akrual.
- Laporan keuangan pemerintah pusat (LKPP)
Laporan keuangan pemerintah pusat (LKPP) adalah laporan
pertanggungjawaban pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara. Laporan keuangan pemerintah pusat meliputi laporan keuangan
kementerian/lembaga dan laporan konsolidasi dan seluruh laporan
keuangan K/L yang disusun dalam bentuk laporan keuangan pemerintah
pusat (LKPP). Laporan keuangan pemerintah pusat (LKPP) terdiri dari
Laporan realisasi anggaran, Neraca, Laporan arus kas dan catatan atas
laporan keuangan.
- Laporan keuangan pemerintah daerah (LKPD)
Laporan keuangan pemerintah daerah adalah gambaran mengenai
kondisi dan kinerja keuangan entitas tersebut. Sama halnya dengan
pemerintah pusat, laporan keuangan untuk lingkup pemerintah daerah
meliputi laporan keuangan satuan kerja perangkat daerah dan laporan
konsolidasian dari seluruh laporan keuangan SKPD yang disusun dalam
bentuk laporan keuangan pemerintah daerah (LKPD). Laporan
keuangan pemerintah daerah (LKPD) terdiri dari Laporan realisasi
anggaran APBD , Neraca, Laporan arus kas dan catatan atas laporan
keuangan.

Tujuan Pelaporan Keuangan Sektor Publik


Laporan keuangan merupakan laporan yang terstruktur mengenai posisi
keuangan dan transaksi-transaksi yang dilakukan oleh suatu
entitas pelaporan.
Tujuan umum laporan keuangan adalah :
Menyajikan informasi mengenai posisi keuangan, realisasi
anggaran, saldo anggaran lebih, arus kas, hasil operasi, dan perubahan
ekuitas suatu entitas pelaporan yang bermanfaat bagi para pengguna
dalam membuat dan mengevaluasi keputusan mengenai alokasi sumber
daya. Laporan keuangan untuk tujuan umum mempunyai peranan
prediktif dan prospektif, menyediakan informasi yang berguna untuk
memprediksi besarnya sumber daya yang dibutuhkan untuk operasi yang
berkelanjutan, sumberdaya yang dihasilkan dari operasi yang
berkelanjutan, serta risiko dan ketidakpastian yang terkait.
Pelaporan keuangan juga menyajikan informasi bagi pengguna mengenai:
a. Indikasi apakah sumber daya telah diperoleh dan digunakan sesuai
dengan anggaran.
b. Indikasi apakah sumber daya diperoleh dan digunakan sesuai dengan
ketentuan, termasuk batas anggaran yang ditetapkan oleh DPR/DPRD.

2. Jelaskan secara singkat jelas dan sistematis berdasarkan kaidah ilmiah apa
yang anda ketahui tentang laporan keuangan public !

Jawaban
a. Pengertian Keuangan Publik
Sektor publik merupakan organisasi yang kompleks dan heterogen.
Kompleksitas sektor publik tersebut menyebabkan kebutuhan informasi
untuk perencanaan dan pengendalian manajemen lebih bervariasi.
Demikian juga bagi stekeholder sektor publik, mereka membutuhkan
informasi yang lebih bervariasi, handal, dan relevan untuk pengambilan
keputusan. Tugas dan tanggung jawab akuntan sektor publik adalah
menyediakan informasi baik untuk memenuhi kebutuhan internal
organisasi maupun kebutuhan pihak eksternal.
Akuntansi sektor publik memiliki peran penting untuk menyiapkan
laporan keuangan sebagai salah satu bentuk pelaksanaan akuntabilitas
publik. Akuntansi dan laporan keuangan mengandung pengertian sebagai
suatu proses pengumpulan, pengolahan, dan pengkomunikasian informasi
yang bermanfaat untuk pembuatan keputusan dan untuk menilai kinerja
organisasi. Informasi keuangan bukan merupakan tujuan akhir akuntansi
sektor publik. Informasi keuangan berfungsi memberikan dasar
pertimbangan untuk pengambilan keputusan. Informasi akuntansi
merupakan alat untuk melaksanakan akuntabilitas sektor publik secara
efektif, bukan tujuan akhir sektor publik itu sendiri. Karena kebutuhan
informasi di sektor publik lebih bervariasi, maka informasi tidak terbatas
pada informasi keuangan yang dihasilkan dari sistem akuntansi organisasi.
Informasi non-moneter seperti ukuran output pelayanan harus juga
dipertimbangkan
Organisasi sektor publik dituntut untuk dapat membuat laporan
keuangan eksternal yang meliputi laporan keuangan formal, seperti
Laporan Surplus/Defisit, Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Rugi/Laba,
Laporan Aliran Kas, Neraca, serta Laporan Kinerja yang dinyatakan dalam
ukuran finansial dan non-finansial. Terdapat beberapa alasan mengapa
perlu dibuat laporan keuangan. Dilihat dari sisi manajemen perusahaan,
laporan keuangan merupakan alat pengendalian dan evaluasi kinerja
manajerial dan organisasi. Sedangkan dari sisi pemakai eksternal, laporan
keuangan merupakan salah satu bentuk mekanisme pertanggungjawaban
dan sebagai dasar untuk pengambilan keputusan. Organisasi sektor publik
diwajibkan untuk membuat laporan keuangan dan laporan tersebut perlu
diaudit untuk menjamin telah dilakukannya true and fair presentation.
b. Tujuan Dan Fungsi Laporan Keuangan Publik
Secara umum, tujuan dan fungsi laporan keuangan sektor publik adalah :
 Kepatuhan dan Pengelolaan (compliance and stewardship)
Laporan keuangan digunakan untuk memberikan jaminan kepada
pengguna laporan keuangan dan pihak otoritas penguasa bahwa
pengelolaan sumber daya telah dilakukan sesuai dengan ketentuan
hokum dan peraturan lain yang telah ditetapkan.
 Akuntabilitas dan Pelaporan Retrospektif (accountability and
retrospective reporting).
Laporan keuangan digunakan sebagai bentuk pertanggungjawaban
kepada publik, untuk memonitor kinerja dan mengevaluasi manajemen,
memberikan dasar untuk mengamati trend antar kurun waktu,
pencapaian atas tujuan yang telah ditetapkan, dan membandingkannya
dengan kinerja organisasi lain yang sejenis jika ada, serta
memungkinkan pihak luar untuk memperoleh informasi biaya atas
barang dan jasa yang diterima dan untuk menilai efisiensi dan
efektivitas penggunaan sumber daya organisasi.
 Perencanaan dan Informasi Otorisasi (planning and authorization
information)
Laporan keuangan berfungsi untuk memberikan daar perencanaan
kebijakan dan aktivitas di masa yang akan datang dan untuk
memberikan informasi pendukung mengenai otorisasi penggunaan
dana.
 Kelangsungan Organisasi (viability)
Laporan keuangan berfungsi untuk membantu pembaca dalam
menentukan apakah suatu organisasi atau unit kerja dapat meneruskan
menyediakan barang dan jasa (pelayanan) di masa yang akan datang.
 Hubungan Masyarakat (public relation)
Laporan keuangan berfungsi untuk memberikan kesempatan kepada
organisasi, untuk mengemukakan pernyataan atas prestasi yang telah
dicapai kepada pemilik yang dipengaruhi karyawan dan masyarakat
serta sebagai alat komunikasi dengan publik dan pihak-pihak lain yang
berkepentingan.
 Sumber Fakta dan Gambaran (source of facts and figures)
Laporan keuangan bertujuan untuk memberikan informasi kepada
kelompok kepentingan yang ingin mengetahui organisasi secara lebih
mendalam.

Bagi organisasi pemerintahan, tujuan umum akuntansi dan laporan


keuangan adalah :
1. Untuk memberikan informasi yang digunakan dalam pembuatan
keputusan ekonomi, sosial, dan politik serta sebagai bukti
pertanggungjawaban (accontability) dan pengelolaan (stewardship).
2. Untuk memberikan informasi yang digunakan untuk mengevaluasi
kinerja manajerial dan organisasional.
Laporan keuangan untuk mendukung pembuatan keputusan ekonomi,
sosial, dan politik tersebut meliputi informasi yang digunakan untuk :
a) Membandingkan kinerja keuangan aktual dengan yang dianggarkan
b) Menilai kondisi keuangan dan hasil-hasil operasi
c) Membantu menentukan tingkat kepatuhan terhadap peraturan
perundangan yang terkait dengan masalah keuangan lainnya
d) Membantu dalam mengevaluasi efisiensi dan efektivitas.
Laporan keuangan sebagai sumber informasi financial memiliki
pengaruh yang sangat besar terhadap kualitas keputusan yang dihasilkan.
Laporan keuangan merupakan tindakan pragmatis,oleh karena itu laporan
keuangan pemerintah harus dievaluasi dalam hal manfaat laporan tersebut
terhadap kualitas keputusan yang dihasilkan serta mudah tidaknya laporan
keuangan tersebut oleh pemakai. Dalam konteks akuntansi sector public,
jenis informasi yang diberikan untuk pengambilan keputusan adalah
terbatas pada informasi yang bersifat financial saja, sedangkan informasi
financial itu sendiri adalah informasi yang diukur dengan satuan moneter.
Secara rinci tujuan akuntansi dan laporan keuangan organisasi
pemerintah adalah :
a) Memberikan informasi keuangan untuk menemukan dan memprediksi
aliran kas, saldo neraca, dan kebutuhan sumber daya financial jangka
pendek unit pemerintah.
b) Memberikan informasi keuangan untuk menentukan dan memprediksi
kondisi ekonomi suatu unit pemerintahan dan perubahan-perubahan
yang terjadi di dalamnya.
c) Memberikan informasi keuangan untuk memonitor kinerja,
kesesuiannya dengan peraturan perundang-undangan, kontrak yang
telah di sepakati, dan ketentuan lain yang di syaratkan.
d) Memberikan informasi untuk perencanaan dan penganggaran, serta
untuk memprediksi pengaruh akuisisi dan alokasi sumber daya terhadap
pencapaian tujuan operasional.
e) Memberikan informasi untuk mengevaluasi kinerja manajerial dan
operasional.
c. Fungsi Laporan Keuangan Sektor Publik
Fungsi laporan keuangan sektor publik adalah sebagai bentuk kepatuhan
dan pengelolaan (compliance and stewardship), akuntabilitas dan pelaporan
retrospektif (accountability and retrospective reporting), perencanaan dan
informasi Otorisasi (planning and authorization information), kelangsungan
organisasi (viability), hubungan masyarakat (public relation), dumber fakta
dan gambaran (source of facts and figures). Adapun tujuan umum dari
pelaksanaan laporan keuangan sektor publik adalah untuk memberikan
informasi mengenai posisi keuangan, kinerja, dan arus kas dari suatu entitas
yang berguna bagi sejumlah besar pemakai (wide range users) dalam
membuat dan mengevaluasi keputusan mengenai alokasi sumber daya yang
dibutuhkan oleh suatu entitas dalam aktivitasnya untuk mencapai tujuan.
Laporan keuangan sektor publik menyediakan informasi mengenai
sumber-sumber alokasi, dan penggunaan sumber daya keuangan atau
financial, informasi mengenai bagaimana entitas mandanai aktivitasnya dan
memenuhi kebutuhan kasnya, informasi yang berguna untuk mengevaluasi
kemampuan entitas dalam pendanaan aktivitasnya dan memenuhi kewajiban
serta komitmennya, informasi mengenai kondisi financial suatu entitas dan
perubahan didalamnya, dan juga informasi agregat yang berguna untuk
mengevaluasi kinerja entitas dalam hal bidang jasa, efisiensi, dan
pencapaian tujuan.
d. Komponen Laporan Keuangan Publik
Beberapa komponen yang diperlukan untuk membuat laporan keuangan
sektor publik antara lain adalah laporan posisi keuangan atau yang juga
disebut dengan neraca yang terdiri dari property, aktiva tak berwujud, aktiva
financial, persediaan, cadangan, kewajiban tidak lancar, kas dan setara kas,
partisipasi minor, dan masih banyak lagi lainnya. Selanjutnya untuk
komponen keuangan sektor publik adalah kinerja keuangan yang meliputi
surplus atau defisit, perubahan aktiva atau ekuitas netto, arus kas yang
memberikan informasi mengenai pemasukan dan pengeluaran keuangan
dalam suatu periode tertentu, kebijakan akuntansi serta catatan laporan
keuangan. Namun untuk lembaga sektor publik seperti pemerintahan, laba
bukan merupakan ukuran yang relevan karena organisasi pemerintah bukan
entitas bisnis yang mencari laba. Pemerintah bertanggungjawab atas
produksi dan distribusi barang dan jasa public.
e. Pemakai Laporan Keuangan Publik Dan Kepentingannya
Pemakai laporan keuangan publik dapat diidentifikasikan dengan
menelusur siapa yang menjadi stakeholder organisasi. rebin et al. (1981)
mengidentifikasikan terdapat sepuluh kelompok pemakai laporan keuangan.
Lebih lanjut Drebin menjelaskan keterkaitan antar kelompok pemakai
laporan keuangan tersebut dan menjelaskan kebutuhannya. Kesepuluh
kelompok pamakai laporan keuangan tersebut adalah:
a. Pembayar pajak (taxpayers)
b. Pemberi dana bantuan (grantors)
c. Investor
d. Pengguna jasa (fee-paying service recipients)
e. Karyawan/pegawai
f. Pemasok (vendor)
g. Dewan legislative
h. Manajemen
i. Pemilih (voters)
j. Badan pengawas (oversight bodies)
Pengklasifikasian tersebut didasarkan atas pertimbangan bahwa
pembayar pajak, pemberi dana bantuan, investor, dan pembayar jasa
pelayanan merupakan sumber penyedia keuangan organisasi; karyawan dan
pemasok merupakan penyedia tenaga kerja dan sumber daya material;
dewan legislative dan manajemen membuat keputusan alokasi sumber daya;
dan aktivitas mereka semua diawasi oleh pemilih dan badan pengawas,
termasuk level pemerintahan yang lebih tinggi.
Anthony mengklasifikasikan pemakai laporan keuangan sector public
menjadi lima kelompok, yaitu:
1) Lembaga pemerintah (governing bodies)
2) Investor dan kreditor
3) Pemberi sumber daya (resource providers)
4) Badan pengawas (oversight bodies)
5) Konstituen
Pengklasifikasian pemakai laporan keuangan yang dilakukan Anthony
adalah dengan mempertimbangkan semua organisasi nonbisnis, bukan untuk
organisasi pemerintahan saja, sedangkan Drebin et al. mengklasifikasikan
pemakai laporan keuangan untuk sector pemerintahan saja. Jika
dibandingkan dengan analisis Drebin et al., Anthony memasukkan
pembayar pajak, pemilih, dan karyawan dalam satu kelompok yang ia sebut
konstituen; ia mengelompokkan pemberi dana bantuan dan pembayar jasa
sebagai pemberi sumber daya; investor dan kreditor dikelompokkan menjadi
satu.
Sementara itu, Hanley et al. (1992) mengklasifikasikan pengguna laporan
keuangan sector public menjadi dua belas kelompok, yaitu:
1) Anggota terpilih (elected members)
2) Masyarakat sebagai pemilih dan/atau pembayar pajak
3) Pelanggan atau klien
4) Karyawan/pegawai
5) Pelanggan dan pemasok
6) Pemerintah
7) Pesaing (competitors)
8) Regulator
9) Pemberi pinjaman (lenders)
10) Donor dan sponsor
11) Investor atau patner bisnis
12) Kelompok penekan lainnya
Pengklasifikasian pemakai laporan keuangan sektor publik menurut
Borgonovi dan Anessi-Pessina (1997):
1) Masyarakat pengguna jasa publik
2) Masyarakat pembayar pajak
3) Perusahaan dan organisasi social ekonomi yang menggunakan pelayanan
public sebagai input atas aktivitas organisasi
4) Bank dan masyarakat sebagai kreditor pemerintah
5) Badan-badan international, seperti Bank Dunia, IMF, ADB, PBB, dsb.
6) Investor asing dan Country Analyst
7) Generasi yang akan datang
8) Lembaga Negara.

Hak Dan Kebutuhan Pemakai Laporan Keuangan


Pada dasarnya masyarakat (publik) memiliki hak dasar terhadap pemerintah,
yaitu :
a. Hak untuk mengetahui (right to know), yaitu :
- Mengetahui kebijakan pemerintah
- Mengetahui keputusan yang diambil pemerintah
- Mengetahui alasan dilakukannya suatu kebijakan dan keputusan tertentu
b. Hak untuk diberi informasi (right to be informed )yang meliputi hak untuk
diberi penjelasan secara terbuka atas permasalahan – permasalahan tertentu
yang menjadi perdebatan publik.
c. Hak untuk didengar aspirasinya ( right to be heard and to be listen to ).
Laporan keuangan pemerintah merupakan hak publik yang harus diberikan
oleh pemerintah, baik pusat maupun daerah. Hak publik atas informasi
keuangan muncul sebagai konsekuensi konsep pertanggungjawaban publik.
Pertanggungjawaban publik mensyaratkan organisasi publik untuk
memberikan laporan keuangan sebagai bukti pertanggungjawaban dan
pengelolaan (accountability & stewardship)
Setiap pemakai laporan memiliki kebutuhan dan kepentingan yang
berbeda – beda terrhadap informasi keuangan yang diberikan oleh
pemerintah. Bahkan di antara kelompok pemakai laporan keuangan tersebut
dapat timbul konflik kepentingan. Laporan keuangan pemerintah disediakan
untuk memberi informasi kepada berbagai kelompok pemakai, meskipun
setiap kelompok pemakai memiliki kebutuhan informasi yang berbeda –
beda.
Kebutuhan informasi pemakai laporan keuangan pemerintah tersebut
dapat diringkas sebagai berikut :
1) Masyarakat pengguna pelayanan publik membutuhkan informasi atas biaya,
harga, dan kualitas pelayanan yang diberikan.
2) Masyarakat pembayar pajak dan pemberi bantuan ingin mengetahui
keberadaan dan penggunaan dana yang telah diberikan. Publik ingin
mengetahui apakah pemerintah melakukan etaatan fiskal dan ketaatan pada
peraturan perundangan atas pengeluaran – pengeluaran yang dilakukan.
3) Kreditor dan investor membutuhkan informasi untuk menghiitung tingkat
risiko, likuiditas, dan solvabilitas.
4) Parlemen dan kelompok politik memerlukan informasi keuangan untuk
melakukan fungsi pengawasan, encegah terjadinya laporan yang bias atas
kondisi keuangan pemerintah, dan penyelewengan keuangan negara.
5) Manajer publik membutuhkan informasi akuntansi sebagai komponen
sistem informasi manajemen untuk membantu perencanaan dan
pengendalian organisasi, pengukuran kinerja, dan membandingkan kinerja
organisasi antar kurun waktu dan dengan organisasi lain yang sejenis.
6) Pegawai membutuhkan informasi atas gaji dan manajemen kompensasi.

3. Jelaskan secara singkat jelas dan sistematis berdasarkan kaidah ilmiah apa
yang anda ketahui tentang siklus pelaporan keuangan pubik

Jawaban

Proses Pencatatan Siklus Akuntansi


Sekali lagi siklus akuntansi merupakan serangkaian prosedur kegiatan
akuntansi dalam suatu periode, mulai dari pencatatan transaksi pertama
sampai dengan penyusunan laporan keuangan dan penutupan pembukuan
secara keseluruhan, dan siap untuk pencatatan transaksi periode
selanjutnya. Alur proses siklus akuntansi dapat dikelompokkan dalam tiga
tahap, yaitu:

Tahap-tahap dalam Siklus Akuntansi

Sumber : Bastian: 2006:214

Urutan perancangan komponen siklus akuntansi meliputi:


Urutan siklus akuntansi menunjukkan posisi strategis dari chart of
account (bagan perkiraan/daftar akun). Untuk dapat menyediakan data,
setiap transaksi perlu diklasifikasikan, diringkas, dan kemudian disajikan
dalam bentuk laporan. Mulai dari kegiatan pencatatan sampai dengan
penyajian disebut proses akuntansi yang terdiri dari beberapa kegiatan
sebagai berikut:
 Penggolongan bukti-bukti pembukuan dicatat dalam buku jurnal.
Transaksi-transaksi yang sama yang sering terjadi dicatat dalam buku
jurnal khusus.
 Peringkasan/pengikhtisaran transaksi-transaksi yang sudah dicatat dan
digolongkan dalam buku jurnal, setiap bulan atau periode tertentu
diringkas dan dibukukan dalam rekening-rekening buku besar.
 Penyajian/Pelaporan data akuntansi yang tercatat dalam rekening-
rekening buku besar akan disajikan dalam bentuk laporan keuangan
yaitu neraca, laporan surplus defisit, laporan arus kas dan laporan
perubahan ekuitas. Penyerderhanaan pekerjaan penyusunan laporan
keuangan biasanya dilakukan melalui neraca lajur (kertas kerja).
Proses akuntansi ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Bukti-bukti pembukuan dicatat dalam buku jurnal setiap terjadi transaksi
secara kronologis. Tembusan bukti-bukti pembukuan dibukukan ke dalam
buku pembantu setiap terjadi transaksi. Setiap bulan atau periode tertentu,
buku jurnal dijumlah dan dibukukan ke akun-akun dalam buku besar. Setiap
akhir periode dari buku besar disusun laporan-laporan keuangan. Sistem
akuntansi yang baik dapat memastikan berjalannya proses penyusunan
laporan keuangan, seperti:
a. Bukti-bukti pembukuan, yang merupakan catatan pertama dari setiap
transaksi dan digunakan sebagai dasar pencatatan dalam buku jurnal.
b. Buku-buku jurnal, sering disebut dengan buku catatan pertama,
merupakan buku yang digunakan untuk mencatat transaksi-transaksi
sesuai dengan tanggal terjadinya (kronologis), dan sumber
pencatatannya berasal dari bukti-bukti pembukuan. Apabila suatu
transaksi yang sama sering terjadi, biasanya dibuatkan buku jurnal
khusus yang digunakan untuk mencatat suatu jenis transaksi tertentu
seperti jurnal pengeluaran kas, dan lain-lain.
Akun-akun, buku besar, dan catatan yang ada dalam buku jurnal akan
dipindahkan ke dalam akun-akun yang sesuai. Akun-akun ini disusun dalam
format yang akan memudahkan penyusunan laporan keuangan. Kumpulan
dari akun-akun ini disebut sebagai buku besar. Akun-akun dalam buku besar
ini bisa diklasifikasikan menjadi kelompok akun riil, nominal, dan
campuran.
Akun riil adalah akun-akun aktiva, kewajiban, dan ekuitas yang
merupakan pos-pos neraca, sehingga akun-akun riil itu merupakan akun-
akun neraca. Akun nominal adalah akun-akun pendapatan, biaya, dan
surplus/defisit yang merupakan pos-pos dalam laporan surplus/defisit,
sehingga akun-akun nominal itu merupakan akun surplus/defisit.
Akun campuran adalah akun-akun yang saldonya mengandung unsur-
unsur akun riil dan nominal. Setiap akhir periode, akun-akun campuran ini
perlu dianalisis dan dipisahkan menjadi akun riil dan nominal. Contoh akun-
akun campuran adalah akun pembantu kantor yang didalamnya terdiri dari
jumlah bahan pembantu yang digunakan dan persediaan bahan pembantu.
4. a.Apa kendala dan hambatan dalam penyusunan pelaporan keuangan public

Jawaban
Kendala dan hambatan

1. Objektifitas
Objektifitas merupakan kendala utama dalam menghasilkan laporan
keuangan yang relevan. Laporan keuangan disajikan oleh maanjemen untuk
melaporkan kinerja yang telah dicapai manajemen selama periode tertentu
kepada pihak eksternal yang menjadi stakeholders organisasi. Seringkali
terjadi benturan masalah objektifitas laporan kinerja yang disebabkan oleh
adanya benturan kepentingan antara kepentingan manajemen dengan
kepentingan stakeholders. Manajemen tidak selalu bertindak untuk
stakeholders, namun seringkali ia bertindak untuk memaksimumkan
kesejahteraan mereka dan mengamankan posisi mereka tanpa memandang
bahaya yang ditimbulkan terhadap stakeholders yang lain, misalnya
karyawan, investor, kreditor, dan masyarakat. Masalah objektifitas juga
dapat dijelaskan melalui teori kontrak (contracting theory). Proses kontrak
ini menimbulkan hubungan keagenan (agency relationship). Hubungan
keagenan muncul ketika salah satu pihak (principal) mengontrak pihak lain
(agent) untuk melakukan tidakan yang diinginkan oleh principal. Dengan
kontrak tersebut, principal mendelegasikan wewenang pengambilan
keputusan kepada agen. Karena baik principal maupun agen kedua – duanya
merupakan utility maximiser, maka tidak ada alasan yang dapat diyakini
bahwa agen akan bertindak untuk kepentingan principal. Masalah keagenan
kemudian muncul karena adanya perilaku opurtunis (opportunistic behavior)
dari agen yaitu perilaku manajemen (agen) untuk memaksimumkan
kesejahteraannya sendiri yang mungkin berlawanan dengan kepentingan
principal. Manajemen memiliki dorongan untuk memilih dan menerapkan
teknik akuntansi yang bisa menginformasikan laporan keuangan secara baik
sebagai ukuran kinerja organisasi. Manajemen menggunakan variable
artificial misalnya dengan pemilihan teknik akuntansi yang bisa
menunjukkan kinerja yang lebih baik dan menggunakan variable riil
(transaksional) yang dilakukan dengan cara melakukan manipulasi transaksi.
Oleh karena itu, teknik akuntansi yang digunakan manajemen harus
memiliki derajat objektifitas yang dapat diterima semua pihak yang menjadi
stakeholder.

2) Konsistensi
Konsistensi mengacu kepada penggunaan metode baru atau teknik akuntansi
yang sama untuk menghasilkan laporan keuangan organisasi selama
beberapa periode waktu secara berturut – turut. Tujuannya adalah agar
laporan keuangan dapat diperbandingkan kinerjanya dari tahun ke tahun.
Konsistensi penerapan metode akuntansi merupakan hal yang sangat
penting karena organisasi memiliki orientasi jangka panjang (going
concern), sedangkan laporan keuangan hanya melaporkan kinerja selama
satu periode. Oleh karena itu, agar tidak terjadi keterputusan proses evaluasi
kinerja organisasi pihak eksternal,maka organisasi itu perlu konsisten dalam
menerpakan metode akuntansinya..

3) Daya Banding
Laporan keuangan sector publik hendaknya dapat diperbandingkan antar
periode waktu dan dengan instansi yang sejenis. Daya banding berari
laporan keuangan dapat digunakan untuk membandingkan kinerja organisasi
dengan organisasi lainnya yang sejenis. Kendala daya banding terkait
dengan objektifitas, karena semakin objekvitas suatu laporan keuangan
maka akan semakin tinggi daya bandingnya dengan dasar yang sama akan
dapat dihasilkan laporan yang berbeda. Selain itu, daya banding juga terkait
dengan konsistensi. Adanya beberapa alternative penggunaan metode
akuntansi juga dapat menyulitkan tercapainya daya banding.

4) Tepat Waktu
Laporan keuangan harus disajikan tepat waktu agar dapat digunakan sebagai
dasar pengambilan keputusan ekonomi, social, politik, untuk menghidari
tertundanya pengambilan keputusan tersebut. Kendala ketepatan waktu
penyajian laporan keuangan terkait dengan lama waktu yang dibutuhkan
organisasi untuk menghasilkan laporan keuangan. Semakin cepat waktu
penyajian laporan keuangan, maka akan semakin baik untuk pengambilan
keputusan. Permasalahannya semakin banyak informasi yang dibutuhkan
maka akan semakin banyak pula waktu yang dibutuhkan untuk
menghasilkan berbagai informasi tersebut. Laporan keuangan mungkin
disajikan tidak tepat waktu sehingga tidak relevan untuk pengambilan
keputusan meskipun disajikan lebih awal.

5)EkonomisDalamPenyajian
Laporan Penyajian informasi membutuhkan biaya. Semakin banyak
informasi yang dibutuhkan semakin besar pula biaya yang dibutuhkan.
Kendala ekonomis dalam penyajian laporan keuangan bisa berarti bahwa
manfaat yang diperoleh harus lebih besar dari pada biaya yang dikeluarkan
untuk menghasilkan laporan keuangan tersebut.
6) Materialitas
Suatu informasi dianggap material apabila mempengaruhi keputusan, atau
jika informasi tersebut dihilangkan akan menghasilkan keputusan yang
berbeda. Penentuan materialitas memang bersifat pertimbangan subjektif,
namun pertimbangan tersebut tidak dapat dilakukan menurut selera pribadi.
Pertimbangan yang digunakan merupakan pertimbangan professional
judgment yang mendasarkan pada teknik tertentu.
Dalam penyusunannya, anggaran harus transparansi baik dalam bentuk
penerimaan maupun pengeluaran dan anggaran dapat dimanfaatkan dengan
sebaik-baiknya demi mencapai mencapai tujuan organisasi yaitu
mensejahterakan masyarakat.

b. Apa kendala dan hambatan dalam penyusunan laporan keuangan public


Jawaban
Ada beberapa kendala yang dihadapi oleh pemerintah daerah (Pemda)
dalam penerapan SAP, di antaranaya:
1. Kualitas SDM yang belum memadai. Persoalan ini sangat mendasar
mengingat mekanisme perekrutan PNS yang masih terpusat, meskipun
kewenangan untuk pelaksanaan program peningkatan kualitas SDM ada
di daerah. Pemekaran daerah menjadi persoalan tersendiri ketika SDM
yang terbatas kemudian harus “dibagi” lagi.
2. Struktur organisasi. Sesuai PP No.41/2007, Pemda sudah harus
menyusun struktur organisasi (SOTK) baru dimana ruang untuk
akuntansi semakin terbuka. Namun, rendahnya kualitas dan kuantitas
SDM akuntansi menjadi persoalan yang kian berat.
3. Aspek regulasi. Inkonsistensi dalam penerbitan peraturan perundangan
terkait akuntansi pemerintahan mengakibatkan Pemda “kehilangan
selera” untuk melaksanakan akuntansi. Pemda merasa dijadikan objek
penderita karena beberapa “petunjuk teknis” atau “pedoman
pelaksanaan” tidak sejalan. Misalnya antara
Permendagri No.13/2006 dengan PP No.24/2005. Belum lagi antara
PP No.24/2005 dengan UU No.17/2003. Sebagai jalan tengah, Depdagri
menerbitkan Surat Edaran (SE) yang di antaranya menjelaskan proses
“konversi” dari Permendagri No.13/2006 ke PP No.24/2005.
4. Aspek sosialisasi dan pendampingan. Sosialisasi oleh Depdagri, KSAP,
BPK, dan pihak-pihak lain telah berjalan, namun dirasakan masih sangat
kurang. Soal pendanaan merupakan masalah utama, disusul oleh lokasi
yang jauh dari “keramaian”. Misalnya, sangat jarang “orang-orang Pusat”
mau bersusah payah melakukan sosialisai ke Kabupaten Kepulauan
Mentawai (Provinsi Sumatera Barat) atau Kabupaten Pegunungan
Bintang (Provinsi Papua). Yang terjadi justru Daerah diundang ke Jakarta
dan harus membayar kontribusi ke penyelenggara, termasuk Depdagri
(kasus Permendagri 13/2006). Daerah akhirnya merasa dijadikan objek
penderita.

c. Hubungan pelaporan keuangan pusat dengan pelaporan keuangan daerah.


Jawaban
Hubungan antara pemerintah pusat dan daerah dapat diartikan sebagai suatu
sistem yang mengatur bagaimana caranya sejumlah dana dibagi di antara
berbagai tingkat pemerintah, serta bagimana cara mencari sumber-sumber
pembiayaan daerah untuk menunjang kegiatan-kegiatan sektor publiknya
(Devas, 1989: 179).
Instrumen yang dipergunakan dalam perimbanhan keuangan antara pusat
dan daerah adalah UU No. 25 Tahun 1999:
1. Dana Perimbangan, yaitu
Dana yang bersumber dari penerimaan APBN yang dialokasikan kepada
daerah untuk membiayai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan
desentralisasi;
2. Dana Alokasi Umum (DAU), yaitu
Dana yang berasal dari APBN, yang dialokasikan dengan tujuan
pemerataan kemampuan keuangan antar daerah untuk membiayai
kebutuhan pengeluarannya dalam rangka pelaksanaan desentralisasi;
3. Dana Alokasi Khusus (DAK), yaitu
Dana yang berasal dari APBN, yang dialokasikan kepada daerah untuk
membantu membiayai kebutuhan tertentu;
Dana Bagi Hasil, yaitu Pembagian hasil penerimaan dari
1. SDA dari, minyak bumi, gas alam, pertambangan umum,
kehutanan, dan perikanan
2. Penerimaan perpajakan (tax sharring) dari pajak perseorangan (PPh),
Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), dan bea perolehan hak atas tanah
dan bangunan (BPHTB).
Pengaturan relasi keuangan pemerintah pusat dan daerah, yang antara
lain dilaksanakan melalui dana perimbangan keuangan pemerintah pusat
dan daerah (PKPD) adalah :
1. Dalam rangka pemberdayaan (empowerment) masyarakat dan
pemerintah daerah agar tidak tertinggal di bidang pembangunan,
2. Untuk mengintensifkan aktivitas dan kreativitas perekonomian
masyarakat daerah yang berbasis pada potensi yang dimiliki setiap
daerah. Pemda dan DPRD bertindak sebagai Fasilitator dalam
pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh rakyatnya. Artinya dalam
era otda rakyat harus berperan aktif dalam perencanaan dan
pelaksanaan pembangunan derahnya,
3. Mendukung terwujudnya goog governance oleh Pemda melalui
perimbanhan keuangan secara transparan, dan
4. Untuk menyelenggarakan otda secara demokratis, efektif, dan efisien
dibutuhkan SDM yang profesional, memiliki moralitas yang baik.
Oleh sebab itu, desentralisasi fiskal yang dilaksanakan melalui
perimbangan keuangan akan meningkatkan kemampuan daerah dalam
membangun dan pemberian pelayanan kepada masyarakat daerah,
bukan hanya sekedar pembagian dana, lalu terjadi “desentralisasi
KKN” dari pusat ke daerah.

Anda mungkin juga menyukai