Anda di halaman 1dari 6

NAMA : DESY NATA ARISTINA

NIM : 155020300111007

KELAS : CG AKM 1

KERANGKA KERJA KONSEPTUAL LAPORAN KEUANGAN

KERANGKA KERJA KONSEPTUAL

Kerangka kerja konseptual (conceptual framework) serupa dengan konstitusi (constitution):


Kerangka Kerja Konseptual adalah sebuah konsep yang mendasari pelaporan keuangan.
Kerangka tersebut merupakan sistem yang saling menghubungkan konsep yang mengalir dari
sebuah tujuan pelaporan keuangan seperti mengidentifikasi batas-batas pelaporan keuangan,
memilih transaksi, peristiwa, bagaimana itu seharusnya diakui dan diukur, dan bagaimana itu
seharusnya disimpulkan dan dilaporkan.

Kebutuhan Akan Kerangka Kerja Konseptual

Mengapa kerangka kerja konseptual diperlukan? Pertama, agar bermanfaat, maka penetapan
standar harus berlandaskan dan berhubungan dengan serangkaian konsep serta tujuan
fundamental. Kerangka kerja konseptual yang baik akan memungkinkan IASB bisa menerbitkan
standar-standar yang lebih berguna dan konsisten dari waktu ke waktu. Kedua, masalah-masalah
praktis yang baru akan dapat dipecahkan secara cepat jika mengacu pada kerangka teori dasar
yang telah ada.

Perkembanagan Kerangka Kerja Konseptual

IASB menerbitkan “conceptual framework for financial reporting 2010 yang terdiri dari 4 bagian
yaitu :

Chapter 1 : The Objective of General Purpose Financial Reporting

Chapter 2 : The Reporting Entity (not yet issued)

Chapter 3 : Qualitative Characteristics Of Useful Financial Information

Chapter 4 : the framework (material ini merupakan prioritas pengembangan IASB bagian
tersebut telah diubah) seperti dibawah ini :

1. Underlying assumption—the going concern assumption


2. The elements of financial statement
3. Recognition of the elements of financial statements
4. Measurement of the elements of financial statements and
5. Concept f the capital and capital maintenance
TINGKAT PERTAMA: TUJUAN DASAR

Tujuan umum pelaporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi keuangan yang
dapat digunakan oleh investor yang potensial, lenders (pemberi pinjaman), dan kreditor lainnya
untuk membuat keputusan dalam kapasitasnya sebagai penyedia modal.

TINGKAT KEDUA: KOSEP-KONSEP FUNDAMENTAL

Tujuan (tingkat pertama) berhubungan dengan tujuan dan sasaran dari akuntansi. Selanjutnya,
kita akan membahas bagimana tujuan dan sasaran ini diimplementasikan (tingkat ketiga).
Diantara kedua tingkat ini, diperlukan tiang-tiang konseptual untuk menjelaskan karakteristik
kualitatif dari informasi akuntansi dan mendefinisikan unsur-unsur laporan keuangan. Tiang-
tiang konseptual ini akan membentuk jembatan antara mengapa akuntansi (tujuan) dengan
bagaimana akuntansi (pengakuan dan pengukuran).

Karakteristik Kualitatif dari Informasi Akuntansi


Pemilihan metode akuntansi yang tepat, jumlah dan jenis informasi yang harus
diungkpkan, serta format penyajiannya melibatkan penentuan alternatif mana yang menyediakan
informasi paling bermanfaat untuk tujuan pengambilan keputusan. IASB telah mengidentifikasi
karakteristik kualitatif dari informasi akuntansi yang membedakan informasi yang lebih baik
(lebih berguna) dengan informasi yang inferior (kurang berguna) bagi tujuan pelaporan
keuangan.

Pengambilan Keputusan (Pemakai) dan Kemampuan Memahami

Jenis keputusan yang dibuat oleh pengambil keputusan sangat bervariasi, begitu juga dengan
metode pengambilan keputusan yang mereka gunakan, informaasi yang telah mereka miliki atau
dapatkan dari sumber-sumber lain, dan kemampuan mereka untuk mengakses informasi. Agar
informasi bermanfaat harus ada harus ada hubu8ngan antara para pemakai ini dengan keputusan
yang mereka buat. Kaitain ini yaitu kemampuan memahami (understandbility), adalah kualitas
informasi yang memungkinkan pemakai merasakan signifikansi dari informasi tersebut.

Kualitas Primer: Relevansi dan Faitful representation

Relevansi dan Faitful representation merupakan dua kualitas primer yang membuat informasi
akuntansi berguna untuk pengambilan keputusan.

1. Relevansi. Agar relevan, informasi akuntansi harus mampu membuat perbedaan dalam
sebuah keputusan. Jika tidak mempengaruhi keputusan, maka informasi tersebut
dikatakan tidak relevan terhadap keputusan yang diambil. Informasi yang relevan akan
membantu pemakai membuat prediksi tentang hasil akhir dari kejadian masa lalu, masa
kini, dan masa depan. Relevance ini mengandung nilai : predictive value, corfirmatory
value, dan materiality.
- predictive value mempunyai nilai yang digunakan oleh investor untuk
memprediksikan masa depan.
- corfirmatory value yaitu infirmasi yang relevan juga bias membantu pengguna
untuk mengkoreksi ekspektasi atau harapan masa lalu.
- Materiality informasi dipandang material kalau kelalaian untuk mencantumkan atau
kesalahan dalam mencatat informasi tersebut dapat mempengaruhi keputusan
ekonomi si pengguna atas dasar laporan keuangan
2. Fithful representation. Informasi akuntansi dianggap handal jika lengkap, disajikan
secara tepat, serta bebas dari kesalahan dan bias.
- Completeness informasi yang dilaporkan lengkap tidak ada yang dihilangkan, atau
yang diada-adakan.
- Netralitas (neutrality) berarti bahwa informasi tidak dapat dipilih untuk kepentingan
sekelompok pemakai tertentu.
- Free from error berarti informasi yang dilaporkan bebas dari kesalahan.

Kualitas Sekunder: Komparabilitas dan Konsistensi


Informasi tentang sebuah perusahaan akan lebih berguna jika bisa diperbandinhkan dengan
informasi serupa meyangkut perusahaan lain (komparabilitas) dan dengan informasi serupa dari
perusahaan yang sama pada periode waktu yang berbeda (konsistensi).

- Komparabilitas. Informasi dari berbagai perusahaan dipandang memiliki komparabilitas


jika telah dikur dan dilaporkan dengan cara yang sama.
- Konsistensi. Apabila sebuah entitas mengaplikasikan perlakuan kauntansi yang sama
untuk kejadian-kejadian yang serupa, dari periode ke periode, maka entitas tersebut
dianggap konsisten dalam menggunakan standar akuntansi.
- Ketepatan waktu Informasi harus tersedia untuk pengambilan keputusan sebelum
informasi itu kehilangan kegunaannya untuk mempengaruhi keputusan. Informasi relevan
yang tersedia lebih cepat dapat meningkatkan kemampuannya mempengaruhi keputusan,
kurang tepatnya waktu penyediaan informasi dapat menyebabkan informasi tidak berguna
untuk pengambilan keputusan.
- Mudah dimengerti
Dapat dimengerti merupakan kualitas informasi yang memungkinkan pengguna untuk
mendapatkan informasi yang cukup dengan melihat laporan keuangan suatu perusahaan.
Hal ini dapat dilakukan bila informasi keuangan diklasifikasikan, dikarakteristikkan dan
disajikan dengan jelas dan ringkas dan mudah dipahami

Unsur-unsur Dasar

Salah satu aspek pentinh dalam proses pengembangan struktur teoritis adalah unsur-unsur
dasar (basic elements) atau definisi yang akan dimasukkan kedalam struktur.

UNSUR-UNSUR LAPORAN KEUANGAN

1. Asset merupakan sumber daya yang dapat dikendalikan oleh entitas sebagai hasil dari
kegiata sebelumnya dan mempunyai manfaat ekonomi di masa mendatang
2. Liabilitas merupakan kewajiban sekarang yang tibul dari kejadian masa lallu, yang
penyelesaiannya dbutuhkan pengeluaran sumber daya yang mempunyai manfaat ekonomi
3. Ekuitas nilai sisa dari asset dikurangi kewajiban
4. Pendapatan kenaikan manfaat ekonomi selama satu periode akuntansi dalam bentuk
pemasukan atau penambahan asset atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan
kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari setoran modal/setoran pemilik
5. Beban penurunan manfaat ekonomi selama periode akuntansi dalam bentuk adanya
pengeluaran sumber daya atau penurunan asset atu keniakan kewajiban yang akan
enurunkan modal selain pembagian kepada pemilik

IASB mengkasifikasikan unsur-unsur diatas ke dalam dua kelompok yang berbeda.


Kelompok pertama yang mencakup tiga unsur aktiva, kewajiban, dan ekuitas menjelasakan
jumlah sumber daya dan klaim terhadap sumber daya tersebut pada suatu waktu tertentu.
Sedangkan dua unsur lainnya menjelaskan transaksi, kejadian, dan situasi yeng mempengaruhi
perusahaan selama periode waktu tertentu.

TINGKAT KETIGA: KONSEP-KONSEP PENGAKUAN DAN PENGUKURAN

Tingkat ketiga dari kerangka kerja konseptual terdiri dari konsep-konsep yang dipakai untuk
mengimplementasikan tujuan dasar dari tingkat pertama. Konsep-konsep ini menjelasakan
bagaimana unsur-unsur serta kejadian keuangan harus diakui, dikukur, dan dilaporkan oleh
perusahaan.

Asumsi- asumsi Dasar

Empat asumsi dasar yang mendasari struktur akuntansi keuangan adalah: (1) entitas ekonomi
(2) kelangsungan hidup (3) unit moneter (4) periodisitas

- Asumsi Entitas Ekonomi


Mengandung arti bahwa aktivitas ekonomi dapat diidentifikasikan dengan unit
pertanggungjawaban tertentu.
- Asumsi Kelangsungan Hidup
Sebagian besar metode akuntansi didasarkan atas asumsi kelangsungan hidup yaitu
perusahaan bisnis akan memiliki umur yang panjang.
- Asumsi Unit Moneter mengandung arti bahwa uang adalah denorainator umum dari
aktivitas ekonomi dan merupakan dasar yang tepat bagi pengukuran dan analisis
akuntansi. Asumsi ini menyiratkan bahwa unit moneter adalah cara yang paling efektik
untuk menunjukkan kepada pihak-pihak yang berkepentingan tentang perubahan modal
serta pertukaran barang dan jasa.
- Periodisitas
Asumsi periodisitas (periodicity assumption) atau periode waktu menyiratkan bhwa
aktivitas ekonomi sebuah perusahaan dapat dipisahkan ke dalam periode waktu artifisial.
Periode waktu ini bervariasi, tetapi yang paling umum adalah secara bulanan, kuartalan,
dan tahunan.

Prinsip-prinsip dasar Akuntansi

1. Prinsip pengukuran
- Biaya Historis
IFRS mewajibkan sebagian besar aktiva dan kewajiban diperlakukan dan dilaporkan
berdasarkan harga akuisisi.
- Nilai Wajar merupakan nilai dimana sebuah asset data ditukar atau sebuah
instrument ekuitas yang dapat ditukar menjadi dana, tidak ada keterpaksaan dari
pihak-pihak yang bertransaksi (harga kesepkatan kedua belah pihak)
- IASB memperbolehkan perusahaan memilih untuk menggunakan nilai wajar sebagai
dasar untuk mengukur asset dan liabilitas.
2. Prinsip Pengakuan Pendapatan
Persoalan penting yang dihadapi perusahaan adalah kapan pendapatan harus diakui.
Pendapatan umumnya diakui jika (1) telah direalisasi atau dapat direalisasi dan (2) telah
dihasilkan. Pendekatan ini sering dipandangsebagai prinnsip pengakuan pendapatan.

3. Prinsip pengakuan beban dalam mengakui beban, pendekatan yang dipakai adalah “
biarkan beban mengikuti pendapatan”. Beban diakui bukan pada saat upah dibayarkan
atau ketika pekerjaan dilakukan atau pada saat produk diproduksi tetapi ketika pekerjaan
(jasa) atau produk secara actual memberikan kontribusi terhadap pendapatan.
4. Prinsip pengungkapan penuh dalam memutuskan informasi apa yang akan dilaporkan,
praktek yang umum adalah menyediakan informasi yang mencukupi untuk
mempengaruhi penilaian dan keputusan pemakai. Terdiri atas :
- Laporan keuangan
- Catatan-catatan untuk laporan keuangan
- Informasi pendukung

Kendala

Hubungan Biaya-Manfaat

Biaya penyedia informasi harus ditimbang terhadap manfaat yang bisa diperoleh dari
pemakai informasi itu.badan-badan pembuat standar dan badan-badan pemerintah kini
menggunakan analisis biya-manfaat sebelum menetapkan persyaratan internasional.

Anda mungkin juga menyukai