Anda di halaman 1dari 20

Anisaul Madaniyah

170221100163 Kelas Akuntansi C


BAB 10

PEMERIKSAAN PIUTANG USAHA DAN PIUTANG LAINNYA

12.1 SIFAT DAN CONTOH PIUTANG

Penggolongan piutang terbagi menjadi dua kategori yaitu piutang usaha dan
piutang lain – lain. Piutang usaha adalah piutang yang berasal dari penjualan barang
dagangan atau jasa secara kredit, sedangkan piutang lain – lain adalah piutang yang
timbul dari transaksi di luar kegiatan usaha normal perusahaan. Contoh piutang antara
lain : piutang usaha, wesel tagih, piutang pegawai, piutang bunga, uang muka, uang
jaminan, piutang lain – lain dan allowancce for bad debts ( penyisihan piutang tak
tertagih )

12.2 TUJUAN PEMERIKSAAN ( AUDIT OBJECTIVES ) PIUTANG


1. Untuk mengetahui apakah terdapat pengendalian internal yang baik atas piutang
dan transaksi penjualan, piutang dan penerimaan kas
2. Untuk memeriksa apakah transaksi yang menyangkut penjualan, piutang dan
penerimaan kas sudah dicatat secara akurat, benar sesuai periode yang tepat dan
transaksi tersebut benar – benar terjadi.
3. Untuk memeriksa collectibility ( kemungkinan tertagihnya ) piutang dan cukup
tidaknya perkiraan allowance for bad debts ( penyisihan piutang tak tertagih )
4. Untuk mengetahui apakah ada kewajiban bersyarat ( contingent liability ) yang
timbul karena pendiskontoan wesel tagih ( notes receivable )
5. Untuk mengetahui apakah piutang yang tercantum dalam mata uang asing sudah
dikonversi ke dalam rupiah dengan menggunakan kurs rupiah BI pada tanggal
neraca.
6. Untuk memeriksa apakah penyajian piutang dilaporan posisi keuangan ( neraca )
sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku umum di Indonesia / SAK / SAK
ETAP.
12.3 PROSEDUR PEMERIKSAAN ( AUDIT PROCEDURES ) PIUTANG USAHA
YANG DISARANKAN
1. Pahami dan evaluasi internal control atas piutang dan transaksi penjualan, piutang
dan penerimaan kas
2. Buat Top Schedule dan Supporting Schedule per tanggal laporan posisi keuangan
3. Minta aging schedule dari piutang usaha per tanggal laporan posisi keuangan
Anisaul Madaniyah
170221100163 Kelas Akuntansi C
4. Periksa mathematical accuracy – nya dan check individual balance ke subledger
lalu totalnya general ledger
5. Test check umur piutang dari beberapa customer ke subledger piutang dan sales
invoice
6. Kirimkan konfirmasi piutang
7. Periksa subseqent collections dengan memeriksa buku kas dan bukti penerimaan
kas untuk periode sesudah tanggal laporan posisi keuangan sampai mendekati
tanggal penyelesaian pemeriksaan lapangan
8. Periksa apakah ada wesel tagih yang didiskontokan untuk mengetahui
kemungkinan adanya contingent liability
9. Periksa dasar penentuan allowance for bad debts dan periksa apakah jumlah yang
disediakan oleh klien sudah cukup
10. Periksa sales invoice, credit note, dan lain – lain apakah barang barang yang dijual
sudah dikirim per tanggal laporan posisi keuangan, kalau belum dikirim cari tahu
alasannya. Dan periksa apakah ada faktur penjualan dari tahun yang diperiksa yang
dibatalkan dalam periode berikutnya
11. Periksa notulen rapat, surat – surat perjanjian jawaban konfirmasi bank, dan
correspondence file untuk mengetahui apakah ada piutang yang dijadikan sebagai
jaminan
12. Lakukan prosedur analisis terhadap piutang dan penjualan
13. Periksa apakah penyajian piutang di laporan posisi keuangan dilakukan sesuai
dengan standar akuntansi keuangan di Indonesia
14. Tarik kesimpulan mengenai kewajaran saldo piutang yang di periksa

Sumber : Agoes, Sukrisno. 2017 “Auditing Petunjuk Praktis Pemeriksaan


Akuntan Oleh Akuntan Publik”, Jilid 1 dan 1, Edisi Keempat, Salemba Empat,
Jakarta.
Anisaul Madaniyah
170221100163 Kelas Akuntansi C
BAB 16
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SILUS PENJUALAN DAN PENAGIHAN
: PIUTANG USAHA

Auditor harus memenuhi tujuan audit yang berkaitan dengan saldo piutang usaha, yaitu:
1. Piutang usaha dalam neraca saldo sama dengan jumlah file induk terkait, dan totalnya telah
ditabahkan dengan benar serta sama dengan buku besar umum (detail tie-in)
2. Piutang usaha yang dicatat ada (keberadaan)
3. Piutang usaha yang telah ada sudah dicantumkan (kelengkapan)
4. Piutang usaha sudahakurat (keakuratan)
5. Piutang usaha telah diklasifikasikan dengan benar (klasifikasi)
6. Pisah batas piutang usaha sudah benar (pisah batas)
7. Piutang usaha dinyatakan pada nilai realisasi (nilai realisasi)
8. Klien memiliki hak atas piutang usaha (hak)

16.1 METODOLOGI UNTUK MERANCANG PENGUJIAN ATAS RINCIAN


SALDO
Tahapan metodologi untuk merancang pengujian atas rincian saldo bagi piutang usaha:

Tahap 1
1. Mengidentifikasi risiko bisnis klien yang mempengaruhi piutang usaha
2. Menetapkan salah saji yang dapat ditoleransi dan menilai risiko inheren untuk
piutang usaha.
3. Menilai risiko pengendalian untuk siklus penjualan dan penagihan
Auditor harus memperhatikan tiga aspek pengendalian internal berkaitan
dengan penjualan dan penagihan, yaitu pengendalian yang mencegah atau
mendeteksi penggelapan, pengendalian terhadap pisah batas, dan pengendalian yang
berkaitan dengan penyisihan piutang tak tertagih.

Tahap 2
Merancang dan melaksanakan pengujian pengendalian dan pengujian substantif
atas transaksi untuk siklus penjualan dan penagihan. Prosedur analitis untuk siklus
penjualan dan penagihan :
1. Membandingkan persetnase margin kotor dengan tahun sebelumnya
2. Membandingkan penjualan per bulan
Anisaul Madaniyah
170221100163 Kelas Akuntansi C
3. Membandingkan retur dan pengurangan penjualan sebgai persentase penjualan kotor
dengan tahun sebelumnya
4. Membandingkan saldo pelanggan individu terhdap jumlah yang dinyatakan dengan
tahun sebelumnya
5. Membandingkan beban piutang tak tertagih sebagai persentase penjualan kotor
dengan tahun sebelumnya
6. Membandingkan jumlah hari piutang usaha beredar dengan tahun sebelumnya dan
perputaran piutang usaha
7. Membandingkan kategori umur piutang sebagai persentase piutang usaha dengan
tahun sebelumnya
8. Membandingkan penyisihan untuk piutang tak tertagih sebagai persentase piutang
usaha dengan tahun sebelumya
9. Membandingakan penghapusan piutang tak tertagih sebagai persentase total piutang
usaha dengan tahun sebelumnya

Tahap 3
1. Merancang dan melaksanakan prosedur analitis untuk piutang usaha
2. Merancang pengujian atas rincian saldo piutang usaha untuk memenuhi tujuan audit
yang berkaitan dengan saldo, meliputi prosedur audit, ukuran sampel, item yang
dipilih, dan penetapan waktu)

16.2 MERANCANG PENGUJIAN ATAS RINCIAN SALDO

Prosedur audit yang dipilih dan ukuran sampelnya akan sangat tergantung pada
apakah bukti yang direncanakan untuk tujuan tertentu adalah rendah,sedang, atau
tinggi.
1. Piutang usaha ditambahkan dengan benar dan sama dengan file induk serta buku
besar umum. Pengujian didasarkan pada aged trial balanced, yaitu menyajikan
daftar saldo dalam file induk piutang usaha pada tanggal neraca, termasuk saldo
pelanggan individual yang beredar dan rincian tiap saldo pada waktu tanggal
penjualan dan pada neraca
2. Piutang yang dicatat memang ada. Konfirmasi saldo pelanggan merupakan
pengujian atas rincian saldo yang palimh penting untuk menentukan keberadaan
piutang usaha yang dicatat.
Anisaul Madaniyah
170221100163 Kelas Akuntansi C
3. Piutang usaha yang ada telah dicantumkan. Sulit bagi auditor untuk menguji saldo
akun yang dihilangkan dari aged trial balanced kecuali mengandalkan pada sifat
menyeimbangkan sendiri file induk piutang usaha
4. Piutang usaha sudah akurat. Dengan melakukan konfirmasi akun dari neraca saldo
5. Piutang usaha diklasifikasikan dengan benar. Dengan mereview aged trial
balanceuntuk piutang yang material.
6. Pisah batas piutang usaha sudah benar. Salah saji pisah batas terjadi apabila
transaksi periode berjalan dicatat dalam periode selanjutnya. Tujuan pisah batas
untuk memverifikasi apakah transaksi yang mendekati akhir periode akuntansi telah
dicatat pada periode yang tepat.
7. Piutang usaha dinyatakan pada nilai realisasi. Nilai realisasi piutang usaha sama
dengan piutang usaha dikurangi penyisihan piutang tak tertagih. Penyisihan
dihitung dengan mengestimasi total jumlah piutang usaha yang diperkirakan tidak
dapat ditagih.
8. Klien memiliki hak atas piutang usaha. Auditor dapat mereview notulen
rapat,membahasnya dengan klien, mengkonfirmasi dengan bank, memeriksa
kontrak hutang.

Pengujian terhadap empat tujuan audit yang berkaitan dengan penyajian dan
pengungkapan umumnya dilakukan sebagai bagian dari tahap penyelesaian audit. Akan
tetapi beberapa pengujian atas penyajian dan pengungkapan dilakukan untuk
memenuhi tujuan audit yang berkaitan dengan saldo. Untuk mengevaluasi
kememadaian penyajian dan pengungkapan auditor harus memahami prinsip akuntansi
yang diterima umum serta persyaratan penyajian dan pengungkapan.

16.3 KONFIRMASI PIUTANG USAHA

Tujuannya adalah untuk memenuhi tujuan eksistensi, keakuratan, serta pisah batas.
Tiga pengecualian terhadap keharusan menggunkan konfirmasi :
1. Piutang usaha tidak material
2. Auditor mempertimbangkan konfirmasi bukti yang tidak efektif karena tingkat
respontidak memadai atau tidak dapt diandalakn.
3. Gabungan tingkat risiko inheren dan risiko pengendalian rendah dan bukti
substantif lainnya dapat diakumulasikan untuk menyediakan bukti yang cukup.
Anisaul Madaniyah
170221100163 Kelas Akuntansi C
Jenis konfirmasi yang akan digunakan auditor :
1. Konfirmasi positif. Komunikasi dengan debitor yang meminta pihak
penerimauntuk mengkonfirmasi secara langsung apakah saldo yang dinyatakan
dalam konfirmasi adalah benar atau salah.
- Formulir konfirmasi yang kosong : tidak menyatakan jumlah namun meminta
penerima untuk mengisi saldo
- Konfirmasi faktur : setiap faktur akan dikonfirmasi
2. Konfirmasi negatif. Hanya meminta respon debitor tidak setuju dengan jumlah yang
dinyatakan. Konfimasi negatif dapat diterima jika seluruh situasi berikut ini
tersedia:
- Piutang usaha tercipta dari akun-akun yang kecil
- Penilaian resiko pengendalian dan risiko inheren gabungan adalah rendah.tidak
ada alasan untuk percaya bahwa penerima konfirmasi tidak mungkin
memberikan pertimbangannya.
Penetapan waktu
Bukti yang paling dapat diandalakan dari konfirmasi baru akan diperoleh jika
konfirmasi itun dikirim sedekat mungkin dengan tanggal neraca.
Ukuran sampel
Faktor utama yang mempengaruhi ukuran sampel untuk mengkonfirmasi piutang usaha
berada dalam beberapa kategori dan mencakup hal-hal berikut:
1. Salah saji yang ditoleransi
2. Risiko inheren ( ukuran relatif total piutang usaha, jumlah akun, hasil tahun sebelum
nya dan salah saji yang diterapkan )
3. Risiko pengendalian
4. Risiko deteksi yang dicapai dari pengujian substantif lainnya (luas dan hasil
pengujian substantif atas transaksi, prosedur analitis dan pengujian yang terinci
lainnya)
5. Jenis konfirmasi negatif (biasanya memerlukan sampel)

Pemilihan item untuk pengujian, akan diperlukan beberapa jenis stratifikasi


pada sebagian besar konfirmasi .dalam suatu pendekatan umum stratifikasi untuk
memilih saldo yang akan dikonfirmasi, auditor mempertimbangkan baik nilai dolar
setiap piutang maupun lamanya piutang yang beredar. Penerimaan kas selanjutnya,
bukti penerimaan kas selanjutnya pada tanggal konfirmasi meliputi
Anisaul Madaniyah
170221100163 Kelas Akuntansi C
pemeriksaan remittance advice,ayat jurnal dalam catatan penerimaan kas, atau
mungkin kredit selanjutnya dalam file induk piutang usaha. Salinan faktur penjualan,
hal ini bermanfaat dalam memverifikasi penerbitan faktur penjualan aktual dan tanggal
penagihan actual. Dokumen pengiriman, hal ini penting dalam menentukan apakah
pengiriman telah benar-benar dilakukan dan sebagai pengujian pisah batas.
Korespondensi dengan klien, biasanya auditor tidak perlu mereview korespondensi
sebagai bagian dari prosedur alternatif,tetapi korespondensi dapat digunakan untuk
mengungkapkan piutang yang diperselisihkan dan yang meragukan yang tidak
terungkap oleh cara lainnya. Barang yang telah dikembalikan, kelalaian klien untuk
mencatat memo kredit dapat diakibatkan oleh perbedaan waktu atau pencatatan retur
dan pengurangan penjualan yang tidak tepat. Kesalahan klerikal dan jumlah yang
diperdebatkan, jenis perbedaan yang paling mungkin dilaporkan dalam catatan klien
adalah jika pelanggan menyatakan bahwa ada kesalahan harga yang dikenakan untuk
barang,barang rusak ,kuantitas barang yang belum diterima dan sebagainya.

16.4 MENGEMBANGKAN PROGRAM AUDIT BAGI PENGUJIAN YANG


TERINCI

Untuk mengilustrasikan pengembangan prosedur program audit untuk


pengujian yang terinci dalam siklus penjualan dan penagihan, kita akan menggunakan
Hillsburg Hardware Co. Auditor senior, menyiapkan kertas kerja perencanaan bukti
yang disajikan pada gambar 16-7 sebagai alat bantu untuk membantunya memutuskan
luas pengujian atas rincian saldo yang direncanakan. Sumber setiap baris adalah sebagai
berikut:
1. Salah saji yang dapat ditoleransi.
2. Risiko audit yang dapat diterima.
3. Risiko inheren.
4. Risiko pengendalian.
5. Hasil pengujian subtantif atas transaksi.
6. Prosedur analitis.
7. Risiko deteksi yang direncanakan.

Sumber : Arens. Alvin A. and James K. Loebecke, Auditing: An Integrated


Approach, 15th ed., Prentice Hall, Inc.
Anisaul Madaniyah
170221100163 Kelas Akuntansi C
Anisaul Madaniyah
170221100163 Kelas Akuntansi C
BAB 12

PEMERIKSAAN PERSEDIAAN ( INVENTORIES )

12.1 PENGERTIAN PERSEDIAAN

Persediaan menurut PSAK No. 14 merupakan aset yang tersedia untuk dijual
dalam kegiatan usaha biasa. Persediaan diukur pada saat biaya perolehan dan nilai
realisasi neto lebih rendah. Persediaan mempunyai sifat – sifat yaitu : aset lancar karena
masa perputarannya kurang atau sama dengan 1 tahun, persediaan biasanya dalam
jumlah yang besar dan mempengaruhi terhadap laporan posisi keuangan dan laporan
laba rugi. Contoh persediaan diantaranya bahan baku, barang dalam proses, barang jadi,
suku cadang, bahan pembantu, barang dalam perjalanan, dan barang konsinyasi.

12.2 TUJUAN PEMERIKSAAN ( AUDIT OBJECTIVES ) PERSEDIAAN


1. Untuk memeriksa apakah terdapat pengendalian internal yang baik atas persediaan
2. Untuk memeriksa apakah persediaan yang tercatum di laporan posisi keuangan
betul – betul ada dan dimiliki oleh perusahaan pada tanggal neraca
3. Untuk memeriksa apakah metode penilaian, sistem pencatatan persediaan dan
penyajian dalam laporan keuangan sesuai dengan standar akuntansi keuangan di
Indonesia serta pencatatan tersebut sudah akurat.
4. Untuk memeriksa apakah terdapat barang – barang rusak , bergerak lambat, dan
ketinggalan mode
5. Untuk memeriksa apakah transaksi menyangkut pembelian dan penjualan
persediaan seluruhnya sudah dicatat dalam periode yang tepat dan sudah terjadi
agar tidak ada transaksi fiktif
6. Untuk memeriksa apakah saldo persediaan sudah diklasifikasikan dengan tepat
7. Untuk mengetahui apakah ada persediaan yang dijadikan jaminan kredit
8. Untuk mengetahui apakah persediaan diasuransikan dengan nilai pertanggungan
yang cukup
9. Untuk mengetahui apakah ada perjanjian pembelian / penjualan persediaan yang
mempunyai pengaruh yang besar terhadap laporan keuangan
Anisaul Madaniyah
170221100163 Kelas Akuntansi C
12.3 PROSEDUR PEMERIKSAAN ( AUDIT PROCEDURES ) ATAS PERSEDIAAN
YANG DISARANKAN

Prosedur pemeriksaan dibagi atas prosedur compliance test, analytical review


dan substantive test. Prosedur pemeriksaan persediaan mencakup pembelian,
penyimpanan, pemakaian, dan penjualan persediaan karna berkaitan dengan siklus
pembelian, utang dan pengeluaran kas serta siklus penjualan, piutang dan penerimaan
kas.

Prosedur pemeriksaan untuk compliance test

1. Pelajari dan evaluasi internal control atas persediaan


2. Tarik kesimpulan mengenai internal control atas persediaan

Prosedur pemeriksaan substantive atas persediaan

1. Lakukan observasi atas perhitungan fisik ( stock opname ) yang dilakukan


perusahaan ( klien )
2. Minta final Inventory List ( Inventory Compilation ) dan lakukan prosedur
pemeriksaan penjumlahan dan perkalian, cocokkan dengan stock card beserta
count sheet auditor
3. Kirimkan konfirmasi untuk persediaan consignment out
4. Periksa unit price dari bahan baku, barang dalam proses, barang jadi dan bahan
pembantu
5. Lakukan rekonsiliasi jika stock opname dilakukan beberapa waktu sebelum atau
sesudah tanggal laporan posisi keuangan
6. Periksa cukup tidaknya barang – barang yang bergerak lambat, barang – barang
yang rusak dan barang – barang yang ketinggalan mode
7. Periksa kejadian sesudah tanggal laporan posisi keuangan
8. Periksa cut – off penjualan dan pembelian
9. Periksa jawaban konfirmasi dari bank, perjanjian kredit dan notulen rapat
10. Periksa apakah ada sales atau purchase comitment per tanggal laporan posisi
keuangan
11. Seandainya ada barang dalam perjalanan lakukan prosedur meminta rincian barang
dalam perjalanan per tanggal laporan posisi keuangan, periksa mathematicall
accuracy dan subsequent clearance
12. Lakukan analytical procedures untuk persediaan
Anisaul Madaniyah
170221100163 Kelas Akuntansi C
13. Buat kesimpulan dari hasil pemeriksaan persediaan dan buat usulan adjustment jika
diperlukan
14. Periksa apakah penyajian persediaan di laporan keuangan sudah sesuai dengan
standart akuntansi yang berlaku umum di Indonesia / SAK / ETAP / IFRS

Sumber : Agoes, Sukrisno. 2017 “Auditing Petunjuk Praktis Pemeriksaan


Akuntan Oleh Akuntan Publik”, Jilid 1 dan 1, Edisi Keempat, Salemba Empat,
Jakarta.
Anisaul Madaniyah
170221100163 Kelas Akuntansi C
BAB 21
AUDIT SIKLUS PERSEDIAAN DAN PERGUDANGAN

Siklus persediaan dan Pergudangan unik karena erat hubungannya dengan siklus
transaksi lainnya. Bahan baku dan buruh lansung masuk ke siklus persediaan dan pergudangan,
masing –masing oleh siklus perolehan dan pembayaran. Siklus persediaan dan pergudangan
diakhiri dengan penjualan barang dalam siklus penjualan dan penerimaan kas.
Audit persediaan secara khusus menguji saldo persediaan akhir tahun, seringkali merupakan
bagian audit paling rumit dan menghabiskan waktu paling banyak.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kerumitan audit persediaan :
 Persediaan umumnya adalah bagiuan utama dalam neraca dan seringkali meruoakan
akun terbesar yang masuk ke modal kerja
 Persediaan tersebar di beberapa lokasi yang menyulitkan pengendalian fisik dan
perhitungannya .
 Keragaman persediaan menciptakan kesulitan bagi auditor. Seperti perhiasan , kimia,
dan suku cadang elektronik seringkali menyulitkan observasi dan penilaian.
 Ada beberapa metode penilaian inventory yang dapat diterima , namun klien harus
konsiten dalam pemakaian metode tersebut. Terlebih lagi perusahaan dapat memilih
metode yang berbeda untuk jenis persediaan yang berbeda.

21.1 FUNGSI BISNIS DALAM SIKLUS SERTA DOKUMEN DAN CATATAN


TERKAIT

Persediaan dapat bergam bentuknya, tergantung pada sifat bisnisnya. Misal


untuk bisnis eceran atau grosir , persediaan terpenting adalah persediaan barang
dagangan. Siklus persediaan dan pergudangan dapat dianggap terdiri dari 2 sistem yang
terpisah tapi erat terkait, yang satu melibatkan arus fisik barang yang sebenarnya
sedangkan yang lain adalah biaya terkait.

Siklus Persediaan adalah sebagai berikut:


1. Proses Pembelian
Siklus persediaan dan pergudangan bermula dengan permintaan bahan baku
untuk produksi. Permintaan pembelian digunakan untuk memesan barang barang
persediaan oleh bagian pembelian, Pembelian dapat diawali oleh inisiatif pegawai
gudang atau sistem komputer saat jumlah persediaan telah sampai ke level yang
telah ditentukan sebelumnya. Pengendalian atas permintaan pembelian dan hal-hal
yang berkaitan dengan itu harus dievaluasi dan diuji sebagai bagian dari siklus
pembayaran dan pengadaan.
2. Menerima bahan baku
Penerimaan bahan baku juga merupakaan bagian dari siklus pembayaran dan
pengadaan. Bahan baku tersebut harus diinspeksi kuantitas dan kualitasnya.
Anisaul Madaniyah
170221100163 Kelas Akuntansi C
3. Menyimpan Bahan Baku
4. Memproses Barang
5. Menyimpan Barang Jadi
6. Mengirimkan barang jadi
7. Pencatatan di File Induk Persediaan Perpetual

Arus Menaruh
Menyimpan Menyimpan
Menerima Bahan Baku Mengirimkan
Bahan Baku barang jadi
Persediaan Bahan Baku
dalam Gudang
dalam Proses
dalam Gudang Barang Jadi
Produksi

 Permintaan Laporan File induk  Permintaan  File Induk  Dokumen


Dokumen Pembelian Penerimaan Persediaan Bahan Bahan baku Persediaan Barang Pengiriman
Terkait  Order Pembelian Faktur Baku Secara  Catatan Jadi Secara  File Induk
Pembelian perpetual Akuntansi Biaya Perpetual Persediaan
 Catatan Akuntansi Barang Jadi
Biaya Secara Perpetual
 Catatan
Akuntansi Biaya

21.2 BAGIAN AUDIT PERSEDIAAN

Bagian – Bagian Dalam Audit Persediaan dan Siklus Dasar Persediaan dan
Pergudangan Yang akan Diuji

Bagian dari Audit Siklus Yang Diuji

MentranMemperoleh dan Membukukan Perolehan dan pembayaran. Penggajian


Bahan Baku, tenaga Kerja dan Overhead dan Kepegawaian

Mentransfer Aktiva dan Biaya Internal Persediaan dan Pergudangan

Mnegirmkan Barang Jadi dan Mencatat


Penjualan dan Penagihan
Biaya serta Penerimaan

Observasi Persediaan secara Fisiki Persediaan dan Pergudangan

Memberi Harga dan Mengkompilasi


Persediaan dan Pergudangan
persediaan

1. Perolehan dan Pencatatan Barang Mentah, Pekerja, dan Overhead


Pertama-tama auditor harus memahami pengendalian internal dari ketiga
fungsi ini , lalu kemudian diuji sebagai bagian dari pelaksanaan uji kontrol dan
uji substantif atas transaksi terhadap siklus pembayaran dan perolehan serta siklus
penggajian dan kepegawaian. Setelah melakuakn test maka auditor harus
memperoleh keyakinan bahwa perolehan bahan baku dan biaya produksi telah
disajiakan dengan benar dan sampel harus didesain untuk memastikan sistemini
telah diuji dengan cukup.
Anisaul Madaniyah
170221100163 Kelas Akuntansi C
2. Transfer Aktiva dan Biaya
Proses ini di uji sebagai bagian dari siklus persediaan dan pergudangan.
Independen dari siklus lain.
3. Pengiriman Barang Jadi dan Pencatatan Penerimaan & Biaya
Bagian dari siklus penjualan dan penagihan. Uji Pengendalian dan Uji
Substantif atas transaksi harus termasuk prosedur untuk meverifikasi keakuratan
file induk persediaan perpetual.
4. Observasi Fisik Persediaan
Untuk menguji keeksisan dan ketepatan jumlah barang persediaan yang
tercatat dalam neraca. Persediaan merupakan area audit pertama dimana
pemeriksaan fisik merupakan tipe bukti paling esensial dalam memverifikasi
saldo dalam rekening.
5. Harga dan Kompilasi Persediaan
Biaya untuk menilai persediaan harus diuji untuk mengetahui apakah
klien sudah mengikuti metode yang diijinan GAAP /PSAK . Prosedur audit untuk
memverivikasi biaya ini disebut price test. Sebagai tambahan auditor harus
memverifikasi apakah perhiungan fisik sudah diringkas dengan benar, apakah
harga dan jumlah persediaan sudah dialokasikan dengan benar, dan
pengalokasian sudah dijumlah dengan benar.

21.3 AUDIT AKUNTANSI BIAYA


Kontrol terhadap akuntansi biaya adalah semua yang terkait dengan
persediaan fisik dan biaya-biaya terkait mulai bahan baku diminta sampai kepada
proses produksi selesai dan ditransfer ke gudang penyimpanan. Dua macam
pengendalian ini bisa dibedakan menjadi 2 kategori :
1. Kontrol Fisik terhadap persediaan bahan baku . barang dalam proses, dan barang
jadi. Beberapa kontrol utama untuk melindungi aset yaitu
 pemisahan secara fisik, keterbatasan akses ke tempat penyimpanan bahan baku,
barang dalam proses, dan barang jadi
 Penggunaan Dokumen bernomor urut tercetak yang telah ditorisasi untuk
melakukan pemindahan persediaan; kemudian salinannya harus disampaikan ke
bagian akuntansi oleh pembuat.

2. Kontrol terhadap biaya-biaya terkait


 Adanya internal kontrol yang memadai untuk mengintegrasikan catatan
akuntansi dengan catatan produksi. Keberadaan dari catatan biaya yang
memadai sangat penting untul pricing. Mengontol biaya dan menialai biaya
persediaan.

Pengujian Terhadap Akuntansi Biaya, Dalam audit atas akuntansi biaya


auditor berkepentingan dengan empat aspek:
1. Pengendalian Fisik
Test terhadap kecukupan pengendalian fisik terhadap bahan baku, barang dalam
proses, dan barang jadi harus dibatasi hanya pada obsevasi dan daftar pertanyaan
(wawancara). Sebagai contoh Auditor bisa memeriksa ruang penyimpanan bahan
Anisaul Madaniyah
170221100163 Kelas Akuntansi C
baku untuk menentukan apaakah persediaan sudah dilindungi dari pencurian dan
peyalahgunaan dengan meliahat apakah ada gudang yang terkunci.
2. Catatan dan Dokumen dalam Pentransferan/Pemindahan Persediaan
Auditor fokus utama pada verifikasi pada transfer inventory dari satu lokasi ke
lokasi lain adalah apakah transfer dalam catatan memang benar ada, serta kuantitas
, deskripsi , dan tanggal dari semua transfer tercatat akurat.
Cara pertama adalah penting untuk mengetahui internal control dari klien
sebelummenentukan tes yang akan dilakukan. Setelah internal controlnya diketahui
baru kita melakukan pengujian terhadap dokumen-dokumen dan catatan. Contoh
untuk menguji keberadaan dan akurasi dari pengiriman bahan baku dari gudang
bahan baku ke departemen produksi untuk diolah;ialah dengan memeriksa apakah
ada otorisasi dalam Daftar Requisition, membandingkan kuantitas, deskripsi
barang , dan tanggal dengan informasi bahan baku pada file induk persediaan
perpetual.
3. File Induk Persediaan Perpetual
File induk persediaan perpetual yang memadai memiliki efek yang besar terhadap
penetapan waktu pelaksanaan dan luasnya pemeriksaan fisik persediaan oleh
auditor. Bila file induk persediaan akurat biasanya dimungkinkan pengujian fisik
setelah tanggal neraca. Persediaan fisik interim dapat menghemat biaya auditor dan
klien secara signifikan dan mempercepat penyelesaian laporan audit klien.
Pengujian terhadap File induk persediaan perpetual bertujuan mengurangi tes fisik
persediaan. Dokumen yang digunakan untuk memverifikasi perolehan bahan baku
dapat diperiksa sekaligus saat menverifikasi perolehan dalam siklus perolehan dan
pembayaran
4. Catatan Biaya Per Unit
Dalam pengujian catatan biaya persediaan , auditor harus memahami pengendalian
internal. Ini seringkali bisa memakan waktu banyak karena arus biaya biasanya
terintegrasi dengan catatan akuntansi lain. Saat auditor sudah memahami
pengendalian internal; maka pendekatan verifikasi internal melibatkan konsep
yang sama dengan verifikasi pada transaksi penjualan dan perolehan.
Kesulitan utama dalam memverifikasi catatan biaya persediaan adalah menetukan
kewajaran pemilihan alasan yang mendasari alokasi biaya. Sebagai contoh untuk
biaya Overhead dalam mengevaluasi pengaloaksian biaya ini , auditor harus
memperhatikan kewajiban pembagi dan pembilang yang akan menghasilkan biaya
per unit. Tujuan utama mengetes kewajaran alasan pemilihan alokasi biaya adalah
apakah sudah memenuhi prinsip-prinsip dalam GAAP.
Anisaul Madaniyah
170221100163 Kelas Akuntansi C
PROSEDUR ANALISIS KEMUNGKINAN SALAH SAJI
Membandingkan gross margin percentage Nilai HPP dan Persediaan disajikan terlalu
dengan tahun-tahun sebelumnya rendah atau terlalu tinggi
Membandingkan inventory turnover ( HPP  Adanya persediaan yang usang
dibagi dengan jumlah persediaan rata-rata)  Nilai Persediaan disajikan terlalu rendah
dengan tahun-tahun sebelumnya atau terlalu tinggi
Membandingkan biaya /unit persediaan Biaya per unit disajikan terlalu rendah atau
dengan tahun-tahun sebelumnya terlalu tinggi sehingga memepengaruhi
keseluruhan nilai persediaan
Membandingkan nilai persediaan dengan Salah saji dalam kompilasi , biaya per unit,
tahun-tahun sebelumnya atau perpanjangan
Membandingkan biaya produksi tahun Salah saji dari biaya per unit dalam
sekarang dengan tahun-tahun sebelumnya ( persediaan , terutama tenaga keja lansung dan
Biaya Variabel harus disesuaikan dengan overhead
perubahan volume
21.4 PROSEDUR ANALITIS
Prosedur analisis dalam siklus persediaan dan pergudangan sama pentingnya
dengan pada siklus lain. Contoh Prosedur analisi yang dilakukan pada siklus ini:

METODOLOGI UNTUK MENDESAIN TEST OF DETAILS OF BALANCE


Anisaul Madaniyah
170221100163 Kelas Akuntansi C
Menetapakan Tolerable
Mistatement dan mnilai resiko
bawaan untuk siklus
persediaan dan Pergudangan

Menetapkan Resiko Kontrol


untuk bebagai siklus

Mendesain dan melaksanakan


test of control dan tes
substantif terhadap transaksi
untuk berbagai siklus

Mendesain dan melakukan


Prosedur analisis untuk siklus
persediaan dan pergudangan

Mendesain test atas detail  Prosedur Audit


inventory untuk memenuhi  Ukuran Sampel
tujuan tujuan audit tang  Item yang akan dipilih
berhubungan dengan saldo  Timing

Auditor pertama kali menetapkan Tolerable Mistaatement dan menetapakan


Resiko bawaan pada persediaan. Resiko bawaan biasanya diset tinggi untuk perusahaan
dengan persediaan yang signifikan. Dalam menetapkan resiko kontrol auditor terutama
menruh perhatian pda catatatn perpetual. Catatan fisik, penghitungan persediaan dan
pricing persediaan.

21.5 OBSERVASI FISIK PERSEDIAAN

Sesuai SAS 1 (AU 331) obeservasi terhadap keberadaan barang persediaan


diperlukan : “........ sangat umum diperlukan bagi auditor independen untuk hadir pada
saat penghitungan dan , melalui observasi , pengujian , dan daftar pertanyaan yang
tepat , memuaskan pengetahuannya sehubungan dnegan keefektifan dari metode
pengambilan persediaan dan mengukur keandalan dari penyajian klien mengenai
jumlah dan kondisi fisik barang persediaan”

Hal penting dalam ketentuan SAS 1 adalah perbedaan antara observasi terhadap
perhitungan fisik dengan tanggung jawab melakuakn penghitungan tersebut. Klien
bertanggungjawab menyusun prosedur yang akurat untuk perhitungan fisik persediaan
, serta betul-betul melaksanakan dan membukuknnya. Tanggung jawab auditor adalah
mengevaluasi dan mengamati prosedur perhitungan fisik tadi dan mengambil
kesimpulan atas keberadaan fisik persediaan.
Anisaul Madaniyah
170221100163 Kelas Akuntansi C
Ketentuan ini tidak dapat dilaksanakan jika persediaan disimpan dalam gudang
umum atau yang pengelolaannya dilakukan pihak luar lain , untuk hal tersebut biasanya
auditor melakukan konfirmasi terhadap pengelola. Namun jika jumlah persediaannya
signifikan auditor bisa melakukan prosedur tambahan , seprti menginvestigasi kinerja
penjaga gudang, menerima laoran akuntan indeoenden mengenai prosedur
pengendalian penjaga gudang atas barng-barang yang berada di bawah
tanggungjawabnya.

 Pengendalian
Prosedur pengendalian yang memadai mencakup petunjuk yang jelas
mengenai perhitungan fisik, verifikasi intern yang independen atas perhitungan,
rekonsiliasi independen antara hasil perhitungan dengan berkas induk persediaan
perpetual , dan pengendalian yang cukup terhadap kartu atau kertas kerja hasil
penghitungan. Jika petunjuk di bidang persediaan tersebut tidak memberikan
pengendalian yang memadai , auditor harus mencurahkan waktu lebih banyak guna
meyakinkan perhitungan fisiknya akurat
 Keputusan Audit Saat Pelaksanaan
Auditor memutuskan apakah pengamatan persediaan fisik dapat dilakukan
sebelum tanggal neraca terutama berdasarkan akurasi berkas induk persediaan
perpetual. Jika perhitungan persediaan fisik interim diijinkan , maka auditor
mengamati dan sekaligus menguji berkas persediaan perpetual untuk transaksi dari
tanggal penghitungan hingga tanggal neraca. Bilamana ternyata catatan perpetual
itu akurat klien tidak perlu melakukan perhitungan fisik setiap tahun , tetapi
auditor hanya perlu membandingkan catatan persediaan perpetual dengan
persediaan aktual secara sampling pada saat diperlukan.
 Ukuran Sampel
Ukuran sampel yang diambil dalam pengamatan fisik biasanya tidak
dinyatakan dalam angka tertentu , karena penekanan dalam pengujian ini adalah
pengamatan prosedur klien , bukannya memilih unsur tertentu untuk diuji.
Misalnya ukuran sampel berupa lamanya waktu (jam ) yang akan digunakan. Harus
ada perhatian khusus dalam pengamatan persediaan karena sulitnya memperbesar
sampel atau pengulangan pelaksanaan pengujian setelan perhitungan fisik
dilakukan.
 Pemilihan Unsur
Kecermatan dibutuhkan untuk mengamati perhitungan unsur yang paling
signifikan dan sampel yang mewakili jenis persediaan tertentu; menanyakan jenis
barang yang mungkin mengalami kerusakan atau kerusakan , dan menanyakan
alasan manajemen tidak memasukkan barang tertentu yang material

Pengujian Pengamatan Fisik


Bagian terpenting dari pengamatan persediaan adalah menentukan apakah
penghitungan persediaan secaraisik yang dilakukan sesuai dengan instruksi klien atau
tidak. Untuk itulah kehadiran auditor pada saat penghitungan dilakukan sangat penting.
Anisaul Madaniyah
170221100163 Kelas Akuntansi C
21.6 AUDIT PENETAPAN HARGA DAN KOMPILASI

Jenis persediaan utama yang termasuk dalam kategori ini adalah bahan baku,
suku cadang yang dibeli, dan perlengkapan. Sebagai langkah pertama dalam
melakuakn verifikasi penilaian persediaan yang dibeli maka perlu untuk menetapkan
apakah metode penilaian yang diguanakan LIFO, FIFO, rata-rata tertimbang atau yang
lain. Serta biaya-biaya apa saja yang disertakan sebagai biaya perolehan untuk melihat
kekonsistenan klien .
Dalam memilih jenis persediaan tertentu untuk penetapan harga , penekanan
harus diberikan pada barang bernilai tinggi dan barang yang diketahui memiliki
fluktuasi harga besar, namun sampel representatif atas tiap jenis barang dan bagian
harus diikutkan. Metode sampel variabel atau unit moneter terstratifikasi umum
digunakan dalam pengujian ini.

Penetapan Harga atas Persediaan Yang Diproduksi


Auditor harus mempertimbangkan biaya bahan baku . biaya tenaga kerja
lansung , dan overhead pabrik dalaam menilai barang dalam proses dan barang jadi.
Dalam penilaian bahan baku pada barang yang diproduksi , perlu dipertimbangkan
biaya per unit dan jumlah unit bahan baku yang diguanakan untuk memproduksi satu
unit barang jadi caranya bisa dilakukan dnegna memverifikasi faktur penjualan atau
catatan persediaan perpetual . Kemudian diperiksa spesifikasi teknisnya , diperiksa
barang jadi yang dihasilkan dan metode lain utnuk menentukan jumlah unit yang
diproduksi utnuk memproduksi barang tersebut.
Demikian pula dengan Tenaga kerja lansung harus diverifikasi jumlah jam dan
biaya perjam dengan biaya tenaga kerja lansung yang digunakan. Untuk Overhead
harus diteliti apa yang menjadi dasar pengenaan overhead kemudian diverifikasi
dengan dokumen 2 yang ada , Yang perlu adalah melihat konsistensi pemakaian metode
dan kelayakan pemakaiannya

Harga Perolehan atau Harga Pasar


Dalam menetapkan niali persediaan perlu untuk mempertimbangkan mana
harga yang lebih rendah antara biaya historis dan biayapengganti. Untuk barang jadi
dan bahan yang dibeli biaya yang terbaru atas persediaan yang ditunjukkan pada faktur
pemasok periode berikutnya adalah cara yang efektif utnuk menguji biaya pengganti

21.7 INTEGRASI PENGUJIAN

Pengujian Siklus Perolehan dan Pembayaran . Saat auditor melakukan


verifikasi perolehan sebagai bagian dari siklus perolehan dan pembayaran , barang
bukti dikumpulkan mengenai akurasi pembelian bahan baku dan semua biaya overhead
pabrik , kecuali biaya tenaga kerja. Biaya pembelian ini dapat mengalir lansung ke HPP
atau menjadi bagian terpenting dari persediaan akhir , barang dalam proses,a tau barang
jadi.
Anisaul Madaniyah
170221100163 Kelas Akuntansi C
Pengujian Siklus Penggajian dan Kepegawaian . Saat auditor melakuakn
verifikasi biaya tenaga kerja, komentar yang sama diterapkan seperti pada pembelian.
Pengujian Siklus Penjualan dan Penerimaan Kas, Kebanyakan pengujian audit
utnuk penyimpanan barang jadi juga pengiriman barang dan pencatatan penjualan
dilakuakan dalam oengujian atas siklus penjualan dan penerimaan kas. Disamping itu
kalau pencatatan biaya standar dilakuakn , adalah mungkin untuk menguji HPP standar
oada waktu pengujian atas penjualan dilaksanakan

Pengujian Akuntansi Biaya, Pengujian akuntansi biaya dimaksudkan untuk


melakukan verifikasi pengendalain yang mempengaruhi persediaan yang tidak
diverifikasi sebagai bagian dari tiga siklus di atas. Pengujian dilakuan pada
pengendalian fisik , pemindahan bahan baku ke barang dalam proses,pemindahan biaya
barang selesai ke persediaan barang jadi, berkas induk persediaan perpetual , dan
catatan biaya per unit

Persediaan Fisik , Penetapan Harga, dan Kompilasi, Dalam kebanyakan


audit , aasumsi yang mendasari dalam siklus persediaan dan pergudangan adalah bahwa
HPP adalah hasil persediaan awal ditambah pembelian bahn baku dan dikurang
persediaan akhir. Oleh karena itu persediaan fisik ,kompilasi dan penetapan harga
masing-masing sangat penting ,karena salah saji pada salah satu mengakibatkan salah
sajinyapersediaan dan HPP.

Sumber : Arens. Alvin A. and James K. Loebecke, Auditing: An Integrated


Approach, 15th ed., Prentice Hall, Inc.

Anda mungkin juga menyukai