Penggolongan piutang terbagi menjadi dua kategori yaitu piutang usaha dan
piutang lain – lain. Piutang usaha adalah piutang yang berasal dari penjualan barang
dagangan atau jasa secara kredit, sedangkan piutang lain – lain adalah piutang yang
timbul dari transaksi di luar kegiatan usaha normal perusahaan. Contoh piutang antara
lain : piutang usaha, wesel tagih, piutang pegawai, piutang bunga, uang muka, uang
jaminan, piutang lain – lain dan allowancce for bad debts ( penyisihan piutang tak
tertagih )
Auditor harus memenuhi tujuan audit yang berkaitan dengan saldo piutang usaha, yaitu:
1. Piutang usaha dalam neraca saldo sama dengan jumlah file induk terkait, dan totalnya telah
ditabahkan dengan benar serta sama dengan buku besar umum (detail tie-in)
2. Piutang usaha yang dicatat ada (keberadaan)
3. Piutang usaha yang telah ada sudah dicantumkan (kelengkapan)
4. Piutang usaha sudahakurat (keakuratan)
5. Piutang usaha telah diklasifikasikan dengan benar (klasifikasi)
6. Pisah batas piutang usaha sudah benar (pisah batas)
7. Piutang usaha dinyatakan pada nilai realisasi (nilai realisasi)
8. Klien memiliki hak atas piutang usaha (hak)
Tahap 1
1. Mengidentifikasi risiko bisnis klien yang mempengaruhi piutang usaha
2. Menetapkan salah saji yang dapat ditoleransi dan menilai risiko inheren untuk
piutang usaha.
3. Menilai risiko pengendalian untuk siklus penjualan dan penagihan
Auditor harus memperhatikan tiga aspek pengendalian internal berkaitan
dengan penjualan dan penagihan, yaitu pengendalian yang mencegah atau
mendeteksi penggelapan, pengendalian terhadap pisah batas, dan pengendalian yang
berkaitan dengan penyisihan piutang tak tertagih.
Tahap 2
Merancang dan melaksanakan pengujian pengendalian dan pengujian substantif
atas transaksi untuk siklus penjualan dan penagihan. Prosedur analitis untuk siklus
penjualan dan penagihan :
1. Membandingkan persetnase margin kotor dengan tahun sebelumnya
2. Membandingkan penjualan per bulan
Anisaul Madaniyah
170221100163 Kelas Akuntansi C
3. Membandingkan retur dan pengurangan penjualan sebgai persentase penjualan kotor
dengan tahun sebelumnya
4. Membandingkan saldo pelanggan individu terhdap jumlah yang dinyatakan dengan
tahun sebelumnya
5. Membandingkan beban piutang tak tertagih sebagai persentase penjualan kotor
dengan tahun sebelumnya
6. Membandingkan jumlah hari piutang usaha beredar dengan tahun sebelumnya dan
perputaran piutang usaha
7. Membandingkan kategori umur piutang sebagai persentase piutang usaha dengan
tahun sebelumnya
8. Membandingkan penyisihan untuk piutang tak tertagih sebagai persentase piutang
usaha dengan tahun sebelumya
9. Membandingakan penghapusan piutang tak tertagih sebagai persentase total piutang
usaha dengan tahun sebelumnya
Tahap 3
1. Merancang dan melaksanakan prosedur analitis untuk piutang usaha
2. Merancang pengujian atas rincian saldo piutang usaha untuk memenuhi tujuan audit
yang berkaitan dengan saldo, meliputi prosedur audit, ukuran sampel, item yang
dipilih, dan penetapan waktu)
Prosedur audit yang dipilih dan ukuran sampelnya akan sangat tergantung pada
apakah bukti yang direncanakan untuk tujuan tertentu adalah rendah,sedang, atau
tinggi.
1. Piutang usaha ditambahkan dengan benar dan sama dengan file induk serta buku
besar umum. Pengujian didasarkan pada aged trial balanced, yaitu menyajikan
daftar saldo dalam file induk piutang usaha pada tanggal neraca, termasuk saldo
pelanggan individual yang beredar dan rincian tiap saldo pada waktu tanggal
penjualan dan pada neraca
2. Piutang yang dicatat memang ada. Konfirmasi saldo pelanggan merupakan
pengujian atas rincian saldo yang palimh penting untuk menentukan keberadaan
piutang usaha yang dicatat.
Anisaul Madaniyah
170221100163 Kelas Akuntansi C
3. Piutang usaha yang ada telah dicantumkan. Sulit bagi auditor untuk menguji saldo
akun yang dihilangkan dari aged trial balanced kecuali mengandalkan pada sifat
menyeimbangkan sendiri file induk piutang usaha
4. Piutang usaha sudah akurat. Dengan melakukan konfirmasi akun dari neraca saldo
5. Piutang usaha diklasifikasikan dengan benar. Dengan mereview aged trial
balanceuntuk piutang yang material.
6. Pisah batas piutang usaha sudah benar. Salah saji pisah batas terjadi apabila
transaksi periode berjalan dicatat dalam periode selanjutnya. Tujuan pisah batas
untuk memverifikasi apakah transaksi yang mendekati akhir periode akuntansi telah
dicatat pada periode yang tepat.
7. Piutang usaha dinyatakan pada nilai realisasi. Nilai realisasi piutang usaha sama
dengan piutang usaha dikurangi penyisihan piutang tak tertagih. Penyisihan
dihitung dengan mengestimasi total jumlah piutang usaha yang diperkirakan tidak
dapat ditagih.
8. Klien memiliki hak atas piutang usaha. Auditor dapat mereview notulen
rapat,membahasnya dengan klien, mengkonfirmasi dengan bank, memeriksa
kontrak hutang.
Pengujian terhadap empat tujuan audit yang berkaitan dengan penyajian dan
pengungkapan umumnya dilakukan sebagai bagian dari tahap penyelesaian audit. Akan
tetapi beberapa pengujian atas penyajian dan pengungkapan dilakukan untuk
memenuhi tujuan audit yang berkaitan dengan saldo. Untuk mengevaluasi
kememadaian penyajian dan pengungkapan auditor harus memahami prinsip akuntansi
yang diterima umum serta persyaratan penyajian dan pengungkapan.
Tujuannya adalah untuk memenuhi tujuan eksistensi, keakuratan, serta pisah batas.
Tiga pengecualian terhadap keharusan menggunkan konfirmasi :
1. Piutang usaha tidak material
2. Auditor mempertimbangkan konfirmasi bukti yang tidak efektif karena tingkat
respontidak memadai atau tidak dapt diandalakn.
3. Gabungan tingkat risiko inheren dan risiko pengendalian rendah dan bukti
substantif lainnya dapat diakumulasikan untuk menyediakan bukti yang cukup.
Anisaul Madaniyah
170221100163 Kelas Akuntansi C
Jenis konfirmasi yang akan digunakan auditor :
1. Konfirmasi positif. Komunikasi dengan debitor yang meminta pihak
penerimauntuk mengkonfirmasi secara langsung apakah saldo yang dinyatakan
dalam konfirmasi adalah benar atau salah.
- Formulir konfirmasi yang kosong : tidak menyatakan jumlah namun meminta
penerima untuk mengisi saldo
- Konfirmasi faktur : setiap faktur akan dikonfirmasi
2. Konfirmasi negatif. Hanya meminta respon debitor tidak setuju dengan jumlah yang
dinyatakan. Konfimasi negatif dapat diterima jika seluruh situasi berikut ini
tersedia:
- Piutang usaha tercipta dari akun-akun yang kecil
- Penilaian resiko pengendalian dan risiko inheren gabungan adalah rendah.tidak
ada alasan untuk percaya bahwa penerima konfirmasi tidak mungkin
memberikan pertimbangannya.
Penetapan waktu
Bukti yang paling dapat diandalakan dari konfirmasi baru akan diperoleh jika
konfirmasi itun dikirim sedekat mungkin dengan tanggal neraca.
Ukuran sampel
Faktor utama yang mempengaruhi ukuran sampel untuk mengkonfirmasi piutang usaha
berada dalam beberapa kategori dan mencakup hal-hal berikut:
1. Salah saji yang ditoleransi
2. Risiko inheren ( ukuran relatif total piutang usaha, jumlah akun, hasil tahun sebelum
nya dan salah saji yang diterapkan )
3. Risiko pengendalian
4. Risiko deteksi yang dicapai dari pengujian substantif lainnya (luas dan hasil
pengujian substantif atas transaksi, prosedur analitis dan pengujian yang terinci
lainnya)
5. Jenis konfirmasi negatif (biasanya memerlukan sampel)
Persediaan menurut PSAK No. 14 merupakan aset yang tersedia untuk dijual
dalam kegiatan usaha biasa. Persediaan diukur pada saat biaya perolehan dan nilai
realisasi neto lebih rendah. Persediaan mempunyai sifat – sifat yaitu : aset lancar karena
masa perputarannya kurang atau sama dengan 1 tahun, persediaan biasanya dalam
jumlah yang besar dan mempengaruhi terhadap laporan posisi keuangan dan laporan
laba rugi. Contoh persediaan diantaranya bahan baku, barang dalam proses, barang jadi,
suku cadang, bahan pembantu, barang dalam perjalanan, dan barang konsinyasi.
Siklus persediaan dan Pergudangan unik karena erat hubungannya dengan siklus
transaksi lainnya. Bahan baku dan buruh lansung masuk ke siklus persediaan dan pergudangan,
masing –masing oleh siklus perolehan dan pembayaran. Siklus persediaan dan pergudangan
diakhiri dengan penjualan barang dalam siklus penjualan dan penerimaan kas.
Audit persediaan secara khusus menguji saldo persediaan akhir tahun, seringkali merupakan
bagian audit paling rumit dan menghabiskan waktu paling banyak.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kerumitan audit persediaan :
Persediaan umumnya adalah bagiuan utama dalam neraca dan seringkali meruoakan
akun terbesar yang masuk ke modal kerja
Persediaan tersebar di beberapa lokasi yang menyulitkan pengendalian fisik dan
perhitungannya .
Keragaman persediaan menciptakan kesulitan bagi auditor. Seperti perhiasan , kimia,
dan suku cadang elektronik seringkali menyulitkan observasi dan penilaian.
Ada beberapa metode penilaian inventory yang dapat diterima , namun klien harus
konsiten dalam pemakaian metode tersebut. Terlebih lagi perusahaan dapat memilih
metode yang berbeda untuk jenis persediaan yang berbeda.
Arus Menaruh
Menyimpan Menyimpan
Menerima Bahan Baku Mengirimkan
Bahan Baku barang jadi
Persediaan Bahan Baku
dalam Gudang
dalam Proses
dalam Gudang Barang Jadi
Produksi
Bagian – Bagian Dalam Audit Persediaan dan Siklus Dasar Persediaan dan
Pergudangan Yang akan Diuji
Hal penting dalam ketentuan SAS 1 adalah perbedaan antara observasi terhadap
perhitungan fisik dengan tanggung jawab melakuakn penghitungan tersebut. Klien
bertanggungjawab menyusun prosedur yang akurat untuk perhitungan fisik persediaan
, serta betul-betul melaksanakan dan membukuknnya. Tanggung jawab auditor adalah
mengevaluasi dan mengamati prosedur perhitungan fisik tadi dan mengambil
kesimpulan atas keberadaan fisik persediaan.
Anisaul Madaniyah
170221100163 Kelas Akuntansi C
Ketentuan ini tidak dapat dilaksanakan jika persediaan disimpan dalam gudang
umum atau yang pengelolaannya dilakukan pihak luar lain , untuk hal tersebut biasanya
auditor melakukan konfirmasi terhadap pengelola. Namun jika jumlah persediaannya
signifikan auditor bisa melakukan prosedur tambahan , seprti menginvestigasi kinerja
penjaga gudang, menerima laoran akuntan indeoenden mengenai prosedur
pengendalian penjaga gudang atas barng-barang yang berada di bawah
tanggungjawabnya.
Pengendalian
Prosedur pengendalian yang memadai mencakup petunjuk yang jelas
mengenai perhitungan fisik, verifikasi intern yang independen atas perhitungan,
rekonsiliasi independen antara hasil perhitungan dengan berkas induk persediaan
perpetual , dan pengendalian yang cukup terhadap kartu atau kertas kerja hasil
penghitungan. Jika petunjuk di bidang persediaan tersebut tidak memberikan
pengendalian yang memadai , auditor harus mencurahkan waktu lebih banyak guna
meyakinkan perhitungan fisiknya akurat
Keputusan Audit Saat Pelaksanaan
Auditor memutuskan apakah pengamatan persediaan fisik dapat dilakukan
sebelum tanggal neraca terutama berdasarkan akurasi berkas induk persediaan
perpetual. Jika perhitungan persediaan fisik interim diijinkan , maka auditor
mengamati dan sekaligus menguji berkas persediaan perpetual untuk transaksi dari
tanggal penghitungan hingga tanggal neraca. Bilamana ternyata catatan perpetual
itu akurat klien tidak perlu melakukan perhitungan fisik setiap tahun , tetapi
auditor hanya perlu membandingkan catatan persediaan perpetual dengan
persediaan aktual secara sampling pada saat diperlukan.
Ukuran Sampel
Ukuran sampel yang diambil dalam pengamatan fisik biasanya tidak
dinyatakan dalam angka tertentu , karena penekanan dalam pengujian ini adalah
pengamatan prosedur klien , bukannya memilih unsur tertentu untuk diuji.
Misalnya ukuran sampel berupa lamanya waktu (jam ) yang akan digunakan. Harus
ada perhatian khusus dalam pengamatan persediaan karena sulitnya memperbesar
sampel atau pengulangan pelaksanaan pengujian setelan perhitungan fisik
dilakukan.
Pemilihan Unsur
Kecermatan dibutuhkan untuk mengamati perhitungan unsur yang paling
signifikan dan sampel yang mewakili jenis persediaan tertentu; menanyakan jenis
barang yang mungkin mengalami kerusakan atau kerusakan , dan menanyakan
alasan manajemen tidak memasukkan barang tertentu yang material
Jenis persediaan utama yang termasuk dalam kategori ini adalah bahan baku,
suku cadang yang dibeli, dan perlengkapan. Sebagai langkah pertama dalam
melakuakn verifikasi penilaian persediaan yang dibeli maka perlu untuk menetapkan
apakah metode penilaian yang diguanakan LIFO, FIFO, rata-rata tertimbang atau yang
lain. Serta biaya-biaya apa saja yang disertakan sebagai biaya perolehan untuk melihat
kekonsistenan klien .
Dalam memilih jenis persediaan tertentu untuk penetapan harga , penekanan
harus diberikan pada barang bernilai tinggi dan barang yang diketahui memiliki
fluktuasi harga besar, namun sampel representatif atas tiap jenis barang dan bagian
harus diikutkan. Metode sampel variabel atau unit moneter terstratifikasi umum
digunakan dalam pengujian ini.