Anda di halaman 1dari 8

Pengertian Opini Audit

Opini audit adalah pernyataan auditor terhadap kewajaran laporan keuangan dari entitas yang telah
diaudit. Kewajaran ini menyangkut materialitas, posisi keuangan, dan arus kas. Opini audit ini lah
yang menjadi “terjemahan” laporan keuangan yang digunakan oleh pengguna laporan keuangan
dalam mengambil keputusan untuk kelangsungan hidup perusahaan.

Opini dapat bermanfaat untuk keberlangsungan perusahaan atau instansi pemerintah. Opini
merupakan pernyataan profesional sebagai kesimpulan pemeriksa mengenai tingkat kewajaran
informasi yang disajikan dalam laporan keuangan

Dalam perumusan opini, pemeriksa mengacu kepada Standar Pemeriksaan Keuangan Negara
(SPKN) yang memberlakukan empat standar pelaporan SPAP yang ditetapkan IAPI, disamping
menambahkan enam standar tambahan.

Opini merupakan pernyataan profesional sebagai kesimpulan pemeriksa mengenai tingkat


kewajaran informasi yang disajikan dalam LK yang didasarkan pada:

 Kesesuaian dengan standar akuntansi pemerintahan,


 Kecukupan pengungkapan,
 Kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan, dan
 Efektivitas sistem pengendalian intern. Singkatnya, opini merupakan informasi utama yang
dapat diinformasikan kepada pemakai informasi (user) tentang apa yang dilakukan auditor
dan kesimpulan yang diperolehnya.

Pengertian Opini Audit Menurut Para Ahli


Berikut Ini Merupakan Pengertian Opini Audit Menurut Para Ahli.

 Kamus Standar Akuntansi (Ardiyos, 2007)


menggemukakan pengertian Opini adalah suatu laporan yang diberikan seseorang akuntan publik
terdaftar ialah sebagai hasil penilaiannya dari kewajaran laporan keuangan yang disajikan oleh
suatu perusahaan.

 Kamus Istilah Akuntansi (Tobing, 2004)


opini audit adalah suatu laporan yang diberikan oleh auditor terdaftar yang menyatakan ialah
bahwa pemeriksaan sudah dilakukan sesuai dengan norma atau juga aturan pemeriksanaan akuntan
yang diikuti dengan pendapat tentang kewajaran laporan keuangan yang diperiksa.

Opini audit diberikan oleh auditor dengan melalui beberapa tahap audit sehingga auditor tersebut
bisa memberikan kesimpulan dari opini yang harus diberikan atas laporan keuangan yang
diauditnya tersebut.
Jenis-jenis Opini Audit
Opini yang diberikan dari asersi manajemen dari klien atau juga instansi peusahaan yang diaudit
dikelompokkan menjadi wajar tanpa adanya pengecualian, wajar dengan pengecualian, tidak
memberikan pendapat, serta jjuga tidak wajar. Menurut Standar Profesional Akuntan (PSA 29),
opini audit terdiri atas 5 jenis, namun yang akan dijelaskan hanya dua, yakni :

1.. Opini Tidak Wajar (Adverse Opinion)


Adalah suatu pendapat yang diberikan pada saat laporan secara keseluruhan itu bisa terjadi
jika auditor harus memberi tambahan suatu paragraf untuk dapat menjelaskan ketidakwajaran atas
suatu laporan keuangan, yang disertai dengan dampak dari akibat adanya ketidakwajaran tersebut,
pada suatu laporan auditnya.

Pemberian Opini Tidak Wajar bisa mengindikasikan kecurangan yang dilakukan perusahaan
mengenai posisi keungannya. Perusahaan dengan audit opini tidak wajar akan dipaksa dan
diwajibkan untuk melakukan perbaikan dan pengauditan ulang.

2. Opini Tidak Memberikan Pendapat (Disclaimer of opinion)


Adalah suatu pendapat yang diberikan pada saat ruang lingkup pemeriksaan yang dibatasi,
sehingga auditor tidak melaksanakan suatu pemeriksaan sesuai dengan standar auditing yang
ditetapkan oleh IAI. Pembuatan laporannya auditor tersebut harus memberi penjelasan
mengenai pembatasan ruang lingkup oleh klien yang mengakibatkan auditor tersebut tidak
memberi pendapat.

Auditor dalam menjalankan pekerjaanya tidak lah mudah, tidak hanya harus independen dan
sekadar menelusuri dari laporan keuangan ke bukti transaksi saja tetapi juga harus mampu melihat
situasi kondisi perusahaan yang sedang di audit misalkan perusahaan yang di audit sedang dalam
perkara hukum atau tidak. Ada beberapa alasan mengapa auditor memberi opini tidak memberi
pendapat (Disclaimer of Opinion) diantaranya:

• Auditor tidak dapat melakukan pemeriksaan, di karnakan di batasi ruang gerak nya dalam
melakukan pemeriksaan laporan keuangan.

• Auditor tidak memiliki keyakinan untuk nilai yang disajikan dalam laporan keuangan, ada
beberapa perusahaan yang nakal melakukan manipulasi nilai penjualan tinggi walaupun
bila di telusur kebukti transaksi perusahaan dapat menyajikannya, tetapi pada saat
melakukan konfirmasi ke pihak external auditor mengalami kesulitan.

• Auditor tidak dapat pembanding untuk nilai yang di sajikan, di karnakan Standar Prosedur
Internal yang di miliki perusahaan sangat lemah sehingga auditor meragukan atas nilai
yang di sajikan.

• Perusahaan yang sedang di audit sedang menjalani kasus hukum yang di kuatirkan akan
mempengaruhi laporan keuangan sebelumnya yang nilainya cukup material, contonya
perusahaan yang di audit sedang menghadapi tuntutan hukum mengenai sengketa lahan
dimana proses persidangan masih berjalan.
• Auditor tidak memiliki keyakinan akan bertahannya perusahaan di masa mendatang, di
karnakan kerugian yang berulang dan material nilanya.
Contoh Kasus Opini Tidak Wajar

Laporan Audit Independen

Kepada Yth.
Direksi dan Dewan Komisaris
PT. GUNADARMA
Jl. Margonda Raya No 100
Pondok Cina Depok
Kami telah mengaudit neraca PT. GUNADARMA per 31 Desember 2001 serta laporan
rugi laba, laporan perubahan laba ditahan, dan laporan arus kas untuk tahun yang berakhir pada
tanggal tersebut. Laporan keuangan adalah tanggung jawab manajemen perusahaan. Tanggung
jawab kami adalah pada pernyataan pendapat atas laporan keuangan berdasarkan audit kami.
Kami melaksanakan audit berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan
Indonesia. Standar tersebut mengharuskan kami merencanakan dan melaksanakan audit agar
kami memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material.
Suatu audit meliputi pemeriksaan, atas dasar pengujian, bukti-bukti yang mendukung jumlah-
jumlah dan pengungkapan dalam laporan keuangan. Audit juga meliputi penilaian atas standar
akkuntansi yang digunakan dan estimasi signifikan yang dibuat oleh manajemen, serta penilaian
terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Kami yakin bahwa audit kami
memberikan dasar memadai untuk menyatakan pendapat. Sebagaimana telah dijelaskan dalam
catatan X atas laporan keuangan, perusahaan mencantumkan perkiraan pabrik dan ekuipmen
pada nilai appraisal, dan menghitung depresiasinya berdasarkan nilai tersebut.
Karena penyimpangan dari prinsip akuntansi yang berlaku umum seperti yang diuraikan
diatas, pada tanggal 31 Desember 2001, saldo persediaan lebih tinggi sebesar Rp. 525.000.000,-.
Dengan diperhitungkannya biaya depresiasi ke dalam biaya overhead pabrik berdasarkan nilai
revaluasi yang lebih besar dari harga pokok aktiva tetap dan aktiva tetap dikurangi akumulasi
depresiasinya disajikan lebih tinggi sebesar Rp. 75.500.000 dibandingkan jika disajikan atas
dasar harga pokoknya.
Menurut pendapat kami, karena dampak dari hal yang kami uraikan dalam paragraph
diatas, laporan keuangan yang kami sebut di atas tidak menyajikan secara wajar sesuai dengan
prinsip akuntansi yang berlaku umum, posisi keuangan PT. GUNADARMA per 31 Desember
2001, dan hasil usaha, serta arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal sesuai dengan
prinsip akuntansi yang berlaku umum.
Kantor akuntan
Eliya Isfaatun, SE., MMSI
(Eliya Isfaatun, SE., MMSI)
Reg. Neg-D110369
Tanggal, 13 Maret 2002
SA 705.40 - SA 705.44
Opini Auditor : Tidak Memberikan Pendapat/
Auditor Opinion : Disclamer Opinion

Asumsi yang digunakan:

a. Audit atas satu set lengkap laporan keuangan.


b. Laporan keuangan tersebut disusun untuk suatu tujuan umum oleh manajemen entitas sesuai
dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia.
c. Ketentuan perikatan audit mencerminkan tanggung jawab manajemen entitas atas laporan
keuangan dalam SA 210.
d. Auditor tidak memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat tentang suatu unsur tunggal
laporan keuangan, yaitu auditor tidak dapat memperoleh bukti audit tentang informasi keuangan
suatu investasi ventura bersama (joint investment) yang merupakan lebih dari 90% dari aset
bersih entitas. Kemungkinan dampak terhadap laporan keuangan sebagai akibat dari
ketidakmampuan untuk memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat dipandang material dan
pervasif. Opini auditor merupakan opini tidak menyatakan pendapat.
e. Selain audit atas laporan keuangan, auditor memiliki tanggung jawab pelaporan lain yang
diharuskan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
f. Laporan auditor independen menggunakan pendekatan koresponding: laporan keuangan
periode lalu diaudit oleh KAP yang sama.
g. Ketentuan rotasi (jika relevan) diabaikan.
h. Ilustrasi 4a dan ilustrasi 4b memuat laporan auditor tersebut di atas masing-masing dalam
bahasa Indonesia dan bahasa Inggris.

Contoh Kasus Opini Tidak Memberikan Pendapat


LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN
[Pihak yang dituju]
Laporan atas Laporan Keuangan
Kami ditugasi untuk mengaudit laporan keuangan PT ABC (“Perusahaan”) terlampir, yang
terdiri dari laporan posisi keuangan tanggal 31 Desember 2014, serta laporan laba rugi
komprehensif, laporan perubahan ekuitas, dan laporan arus kas untuk tahun yang berakhir pada
tanggal tersebut, dan suatu ikhtisar kebijakan akuntansi signifikan dan informasi penjelasan
lainnya.
Tanggung jawab manajemen atas laporan keuangan
Manajemen bertanggung jawab atas penyusunan dan penyajian wajar laporan keuangan tersebut
sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia, dan atas pengendalian internal yang
dianggap perlu oleh manajemen untuk memungkinkan penyusunan laporan keuangan yang bebas
dari kesalahan penyajian material, baik yang disebabkan oleh kecurangan maupun kesalahan.
Tanggung jawab auditor
Tanggung jawab kami adalah untuk menyatakan suatu opini atas laporan keuangan tersebut
berdasarkan pelaksanaan audit yang sesuai dengan Standar Audit yang ditetapkan oleh Institut
Akuntan Publik Indonesia. Namun, karena hal yang dijelaskan dalam paragraf Basis untuk Opini
Tidak Menyatakan Pendapat, kami tidak dapat memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat
untuk menyediakan suatu basis bagi opini audit.
Basis untuk opini tidak menyatakan pendapat
Saldo investasi Perusahaan pada ventura bersama XYZ (Negara PQR) tanggal 31 Desember
2014 sebagaimana tercatat pada laporan posisi keuangan terlampir adalah sebesar Rp...., yang
merupakan lebih dari 90% dari aset bersih Perusahaan. Kami tidak diberikan akses terhadap
manajemen dan auditor independen XYZ, termasuk dokumentasi audit auditor independen XYZ.
Sebagai akibatnya , kami tidak dapat menentukan apakah diperlukan penyesuaian terhadap
bagian proporsional Perusahaan atas aset XYZ yang dikendalikan oleh Perusahaan secara
bersama, bagian proporsional Perusahaan atas liabilitas XYZ untuk mana Perusahaan
bertanggung jawab secara bersama, bagian proporsional Perusahaan atas pendapatan dan beban
tahun berjalan XYZ, dan unsur-unsur yang membentuk laporan perubahan ekuitas dan laporan
arus kas.
Opini tidak menyatakan pendapat
Karena signifikansi dari hal yang dijelaskan dalam paragraf Basis untuk Opini Tidak
Menyatakan Pendapat, kami tidak dapat memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat untuk
menyatakan suatu basis bagi opini audit. Oleh karena itu, kami tidak menyatakan suatu opini atas
laporan keuangan PT ABC tanggal 31 Desember 2014 dan untuk tahun yang berakhir pada
tanggal tersebut terlampir.
Laporan atas Ketentuan Peraturan Perundang-undangan
1. [Bentuk dan isi bagian ini dalam laporan auditor bervariasi tergantung dari sifat tanggung
jawab pelaporan lain auditor menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.]
2. Nama KAP
3. Tanda tangan Akuntan Publik
Rianto Abimail, SE, Ak, MAk, CPA, CA, BKP
4. Nomor registrasi Akuntan Publik
5. Nomor registrasi KAP (jika tidak mencantumkan dalam kop surat KAP)]
6. Tanggal laporan
Opini Audit
Opini Tidak Wajar dan Opini Tidak Memberikan Pendapat

Disusun Oleh
1.Anisa Nurul Fauziah
2.Putu Ayu Diah Noviantari

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NUSA BANGSA
2019/2020

Anda mungkin juga menyukai