Opini audit adalah pernyataan auditor terhadap kewajaran laporan keuangan dari entitas yang telah
diaudit. Kewajaran ini menyangkut materialitas, posisi keuangan, dan arus kas. Opini audit ini lah
yang menjadi “terjemahan” laporan keuangan yang digunakan oleh pengguna laporan keuangan
dalam mengambil keputusan untuk kelangsungan hidup perusahaan.
Opini dapat bermanfaat untuk keberlangsungan perusahaan atau instansi pemerintah. Opini
merupakan pernyataan profesional sebagai kesimpulan pemeriksa mengenai tingkat kewajaran
informasi yang disajikan dalam laporan keuangan
Dalam perumusan opini, pemeriksa mengacu kepada Standar Pemeriksaan Keuangan Negara
(SPKN) yang memberlakukan empat standar pelaporan SPAP yang ditetapkan IAPI, disamping
menambahkan enam standar tambahan.
Opini audit diberikan oleh auditor dengan melalui beberapa tahap audit sehingga auditor tersebut
bisa memberikan kesimpulan dari opini yang harus diberikan atas laporan keuangan yang
diauditnya tersebut.
Jenis-jenis Opini Audit
Opini yang diberikan dari asersi manajemen dari klien atau juga instansi peusahaan yang diaudit
dikelompokkan menjadi wajar tanpa adanya pengecualian, wajar dengan pengecualian, tidak
memberikan pendapat, serta jjuga tidak wajar. Menurut Standar Profesional Akuntan (PSA 29),
opini audit terdiri atas 5 jenis, namun yang akan dijelaskan hanya dua, yakni :
Pemberian Opini Tidak Wajar bisa mengindikasikan kecurangan yang dilakukan perusahaan
mengenai posisi keungannya. Perusahaan dengan audit opini tidak wajar akan dipaksa dan
diwajibkan untuk melakukan perbaikan dan pengauditan ulang.
Auditor dalam menjalankan pekerjaanya tidak lah mudah, tidak hanya harus independen dan
sekadar menelusuri dari laporan keuangan ke bukti transaksi saja tetapi juga harus mampu melihat
situasi kondisi perusahaan yang sedang di audit misalkan perusahaan yang di audit sedang dalam
perkara hukum atau tidak. Ada beberapa alasan mengapa auditor memberi opini tidak memberi
pendapat (Disclaimer of Opinion) diantaranya:
• Auditor tidak dapat melakukan pemeriksaan, di karnakan di batasi ruang gerak nya dalam
melakukan pemeriksaan laporan keuangan.
• Auditor tidak memiliki keyakinan untuk nilai yang disajikan dalam laporan keuangan, ada
beberapa perusahaan yang nakal melakukan manipulasi nilai penjualan tinggi walaupun
bila di telusur kebukti transaksi perusahaan dapat menyajikannya, tetapi pada saat
melakukan konfirmasi ke pihak external auditor mengalami kesulitan.
• Auditor tidak dapat pembanding untuk nilai yang di sajikan, di karnakan Standar Prosedur
Internal yang di miliki perusahaan sangat lemah sehingga auditor meragukan atas nilai
yang di sajikan.
• Perusahaan yang sedang di audit sedang menjalani kasus hukum yang di kuatirkan akan
mempengaruhi laporan keuangan sebelumnya yang nilainya cukup material, contonya
perusahaan yang di audit sedang menghadapi tuntutan hukum mengenai sengketa lahan
dimana proses persidangan masih berjalan.
• Auditor tidak memiliki keyakinan akan bertahannya perusahaan di masa mendatang, di
karnakan kerugian yang berulang dan material nilanya.
Contoh Kasus Opini Tidak Wajar
Kepada Yth.
Direksi dan Dewan Komisaris
PT. GUNADARMA
Jl. Margonda Raya No 100
Pondok Cina Depok
Kami telah mengaudit neraca PT. GUNADARMA per 31 Desember 2001 serta laporan
rugi laba, laporan perubahan laba ditahan, dan laporan arus kas untuk tahun yang berakhir pada
tanggal tersebut. Laporan keuangan adalah tanggung jawab manajemen perusahaan. Tanggung
jawab kami adalah pada pernyataan pendapat atas laporan keuangan berdasarkan audit kami.
Kami melaksanakan audit berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan
Indonesia. Standar tersebut mengharuskan kami merencanakan dan melaksanakan audit agar
kami memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material.
Suatu audit meliputi pemeriksaan, atas dasar pengujian, bukti-bukti yang mendukung jumlah-
jumlah dan pengungkapan dalam laporan keuangan. Audit juga meliputi penilaian atas standar
akkuntansi yang digunakan dan estimasi signifikan yang dibuat oleh manajemen, serta penilaian
terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Kami yakin bahwa audit kami
memberikan dasar memadai untuk menyatakan pendapat. Sebagaimana telah dijelaskan dalam
catatan X atas laporan keuangan, perusahaan mencantumkan perkiraan pabrik dan ekuipmen
pada nilai appraisal, dan menghitung depresiasinya berdasarkan nilai tersebut.
Karena penyimpangan dari prinsip akuntansi yang berlaku umum seperti yang diuraikan
diatas, pada tanggal 31 Desember 2001, saldo persediaan lebih tinggi sebesar Rp. 525.000.000,-.
Dengan diperhitungkannya biaya depresiasi ke dalam biaya overhead pabrik berdasarkan nilai
revaluasi yang lebih besar dari harga pokok aktiva tetap dan aktiva tetap dikurangi akumulasi
depresiasinya disajikan lebih tinggi sebesar Rp. 75.500.000 dibandingkan jika disajikan atas
dasar harga pokoknya.
Menurut pendapat kami, karena dampak dari hal yang kami uraikan dalam paragraph
diatas, laporan keuangan yang kami sebut di atas tidak menyajikan secara wajar sesuai dengan
prinsip akuntansi yang berlaku umum, posisi keuangan PT. GUNADARMA per 31 Desember
2001, dan hasil usaha, serta arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal sesuai dengan
prinsip akuntansi yang berlaku umum.
Kantor akuntan
Eliya Isfaatun, SE., MMSI
(Eliya Isfaatun, SE., MMSI)
Reg. Neg-D110369
Tanggal, 13 Maret 2002
SA 705.40 - SA 705.44
Opini Auditor : Tidak Memberikan Pendapat/
Auditor Opinion : Disclamer Opinion
Disusun Oleh
1.Anisa Nurul Fauziah
2.Putu Ayu Diah Noviantari
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NUSA BANGSA
2019/2020