Anda di halaman 1dari 8

AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH II

Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi dan


Kesalahan
Dosen : Edy Suroso, SE, Ak, M.Ak, CA

Disusun oleh :

Chandra 43217310079

Ikhsan Saputra 43217310058

Ridho Yulianto 43217310043

Muhalimin 43216310060

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI BISNIS

UNIVERSITAS MERCU BUANA BEKASI


1. Kebijakan Akuntansi dalam Penyusunan Laporan Keuangan

Laporan keuangan disusun berdasarkan standar akuntansi keuangan. Standar

akuntansi merupakan kumpulan dari kebijakan akuntansi untuk penyusunan dan

penyajian laporan keuangan. Kebijakan akuntansi merupakan prinsip dasar, konvensi,

peraturan, dan praktik tertentu yang diterapkan entitas dalam menyusun laporan

keuangan. Kebijakan akuntansi ini diterapakan secara konsisten sehingga laporan

keuangan dapat mudah untuk dianalisis dan dibadingkan dari satu periode ke periode

berikutnya. Secara umum standar menghendaki bahwa entitas harus menerapkan

kebijakan akuntansi dalam menyusun laporan secara konsisten atau tidak boleh

berubah.

Penerapan kebijakan akuntansi sering kali mengharuskan entitas menggunakan

estimasi akntansi. Pemilihan estimasi akuntansi didasarkan pada informasi yang

tersedia pada saat estimasi tersebut dipilih. Pemilihan estimasi yang tidak tepat

dipengaruhi oleh perubahan lingkungan bisnis dan teknologi yang berkembang. Untuk

itu entitas dapat mengubah estimasi yangg telah ditentukan. Perubahan estimasi ini

kemudian akan menyebabkan dasar pengukuran suatu beban atau pendapatan

menjadi tidak konsisten antara satu periode dengan periode berikutnya. Sehingga

diperlukan adanya standar khusus yang mengatur perubahan estimasi tersebut.

PSAK 25 (Revisi 2009) Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi dan

Kesalahan, mengatur secara komprehensif pemilihan kebijakan akuntansi, perubahan

kebijakan akuntansi, perubahan estimasi dan koreksi kesalahan. PSAK 25 (Revisi

2009) merupakan adopsi dari seluruh pengaturan dalam IAS 8 Accounting Policies,
Changes in Accounting Estimates and Error. Perbedaan dengan IAS 8 hanya terkait

dengan tanggal efektif dan peraturan regulator pasar modal dalam tambahan definisi

standar akuntansi keuangan.

2. Kebijakan Akuntansi

Kebijakan akuntansi dalam PSAK 25 (Revisi 2009) didefinisikan sebagai prinsip,

dasar, konvensi, peraturan dan praktik tertentu yang diterapkan entitas dalam

penyusunan dan penyajian laporan keuangan. Kebijakan akuntansi akan menentukan

saat pengakuan, cara pengukuran, penyajian, dan pengungkapaan atas elemen

seperti aset, liabilitas, ekuitas, pendapatan, dan bebean dalam laporan keuangan.

Kebijakan akuntansi yang signifikan digunakan dalam menyusunu laporan

keuangan diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan. Laporan keuangan

harus mengungkapkan secara eksplisit kepatuhan dalam penyusunan laporan

keuangan sesuai dengan standar akuntansi keuangan yang digunakan.

Dalam membuat pertimbangan, manajemen mengacu dan mempertimbangkan

keterterapan dari sumber-sumber berikut yang sesuai dengan urutan menurut PSAK

25 (Revisi 2009), meliputi :

1. Persyaratan dan panduan dalam PSAK yang berhubungan dengan masalah

serupa dan terkait; dan

2. Definisi, kriteria pengungkapan, konsep pengukuran untuk aset, liabilitas,

penghasilan, dan beban dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian

Laporan Keuangan.

Jika berdasarkan acuan tersebut manajemen belum dapat menentukan kebijakan

akuntansi yang tepat, maka manajemen juga perlu mempertimbangkan standar

akuntansi terkini yang dikeluarkan badan penyusun standar lain yang mengaci apda
KDPPLK yang sama, literatur akuntansi lain dan praktik akuntansi industri

yangberlaku, sepanjang tidak bertentangan pada acuan utama.

Untuk entitas tanpa akuntabilitas publik (ETAP), ketentuan tentang pernyataan

kepatuhan atas standar akuntansi dan kebijakan akuntansi diatur dalam bab konsep

pervasif dalam SAK ETAP. Namun secara umum tidak terdapat perbedaan

pengaturan kebijakan akuntansi antara SAK dan SAK ETAP.

Entitas memilih dan menerapkan kebijakan akuntansi secara konsisten untuk

transaksi, peristiwa dan kondisi lainnya yang serupa, kecuali PSAK secara spesifik

mengatur atau mengizinkan pengelompokkan pos-pos dengan kebijakan akuntansi

berbeda adalah hal tepat. Jika PSAK mengizinkan pengelompokkan tersebut, maka

kebijakan akuntansi yang tepat dilipih dan diterapkan secara konsisten.

3. Perubahan Kebijkan Akuntansi

Perubahan kebijakan akuntansi dapat dilakukan entitas dengan memenuhi

ketentuan dalam standar PSAK 25 (Revisi 2009) menjelaskan entitas mengubah

suatu kebijakan akuntansi hanya jika perubahan tersebut :

1. Dipersyaratkan oleh suatu PSAK; atau

2. Menghasilkan laporan keuangan yang memberikan informasi yang andal dan

lebih relevan tentang dampak transaksi, peristiwa atau kondisi lainnya

terhadap posisi keuangan, kinerja keuangan, atau arus kas entitas.

Perubahan kebijakan akuntansi terjadi jika entitas mengubah pilihan kebijakan

akuntansi baru untuk suatu transaksi atau peristiwa yang sama. Jika entitas

menerapkan kebijakan akuntansi baru untuk peristiwa dan transaksi yang baru dan
berbeda dari sebelumnya, maka hal itu tidak dianggap sebagai perubahan kebijkan

akuntansi.

Berikut ini contoh kejadian yang merupakan perubahan kebijakn akuntansi:

1. Perubahan metode persediaan dari metode Average menjadi metode FIFO

2. Perubahan pengakuan pendapatan konstruksi dari metode biaya terpulihkan

(cost recovery) menjadi metode persentase penyelesaian (percentage of

completion)

3. Perubahan metode penilain aset tetap dan aset berwujud dari metode biaya

ke metode revaluasian.

Menurut PSAK 25 (Revisi 2009) entitas mencata perubahan kebijakan akuntansi

akibat dari penerapan awal suatu PSAK sesuai dengan ketentuan transisi dalam

PSAK tersebut. Jika tidak ada kententuan transisi, entitas menerapkan perubahan

tersebut secara retrospektif. Ketentuan secara retrospektif juga dilakukan ketika

entitas mengubah kebijakan akuntansi secara sukarela.

Ketika perubahan kebijakan akuntansi diterapkan secara retrospektif, maka

entitass menyesuaikan :

1. Saldo awal setiap komponen yang terpengaruh untuk periode sajian paling

awal; dan

2. Jumlah komparatif lainnya diungkapkan untuk periode sajian seolah-olah

kebijakan akuntansi baru tersebut sudah diterapkansebelumnya.


4. Perubahan Estimasi

Dampak perubahan estimasi akuntansi diakui secara prospektif dalam laporan

laba rugi pada :

1. Periode perubahan, jika dampak erubahan hanya pada periode itu; atau

2. Periode perubahan dan periode mendatang, jika perubahan berdampak pada

keduanya.

Perubahan estimasi yang mengakibatkan perubahanaset, liabilitas atau terkait

pos dalam ekuitas diakui dengan menyesuaikan jumlah item tersebut pada periode

perubahan.

Perubahan estimasi menyebabkan perubahan nilai, sehingga akan

mempengaruhi daya banding laporan keuangan. Untuk itu pengungkapan dalam

catatan ata laporan keuangan diperlukan sehingga pemakai dapat

mempertimbangkan perubahan tersebut dalam melakukan analisis laporan keuangan.

Dalam laporan keuangan, dampak perubahan estimasi biasanya tidak material

terhadap keseluruhan laporan keuangan.

5. Kesalahan

Menurut PSAK 25 (Revisi 2009) kesalahan periode lalu adalah kelalaian

mencantumkan dan kesalahan mencatat dalam laporan keuangan entitas untuk satu

atau lebih periode lalu yang timbul dari kegagalan atau kesalahan untuk

menggunakan informasi yang :

1. Tersedia ketika penyelesaian laporan keuangan untuk periode tersebut; dan

2. Secara rasional diharapkan dapat diperoleh dan dipergunakan dalam

penyusunan dan penyajian laporan keuangan.


Entitas mengoreksi kesalahan material periode lalu secara retrospektif pada

laporan keuangan lengkap yang diterbitkan setelah ditemukannya dengan :

1. Menyajikan kembali jumlah komparatif periode lalu ketika dimana kesalahan

tersebut terjadi; atau

2. Jika kesalahan terjadi sebelum periode lalu sajian paling awal, maka entitas

menyajikan kemabli saldo awal aset, liabilitas, dan ekuitas untuk periode lalu

sajian paling awal.

Pada saat melakukan koreksi kesalahan, entitas harus mengungkapkan hal

berikut ini :

1. Sifat kesalahan periode lalu

2. Jumlah koreksi untuk setiap periode sajian, untuk setiap item terpengaruh dan

LPS dasar atau LPS delusian

3. Jumlah koreksi pada awal periode sajian paling awal

4. Jika penyajian kembali retrospektif tidak praktis, keadaan yang membuat

keberadaaan kondisi itu dan penjelasan bagaimana dan sejak kapan

kesalahan telah dikoreksi.

6. Analisis Laporan Keuangan

Bagi pemabaca laporan keuangan, informasi perubahan kebijakan akuntansi,

perubahan estimasi dan koreksi kesalahan menjadi informasi penting karena akan

mempengaruhi daya banding laporan keuangan antar periode. Analisis harus

dilakukan dengan hati-hati karena informasi tersebut mempengaruhi kinerja periode

sebelumnya dan atau berdampak pada kinerja dimasa depan.


DAFTAR PUSTAKA

Buku Akuntansi Keuangan II, Dwi Martani

Anda mungkin juga menyukai