Anda di halaman 1dari 17

TEORI AKUNTANSI DAN PROSES AKUNTANSI

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Akuntansi berkembang sejalan dengan perkembangan masyarakat.
Sejarah perkembangan pemikiran akuntansi (accounting thought) dibagi
dalam tiga periode: tahun 4000 SM1300 M tahun 1300-1850 M, dan
tahun 1850 M sampai sekarang. Masing-masing periode memberi
kontribusi yang berarti bagi ilmu akuntansi. Pada periode pertama
akuntansi hanyalah bentuk record-keeping yang sangat sederhana,
maksudnya hanyalah bentuk pencatatan dari apa saja yang terjadi dalam
dunia bisnis saat itu. Periode kedua merupakan penyempurnaan dari
periode pertama, dikenal dengan masa lahirnya double-entry bookkeeping.
Pada periode terakhir banyak sekali perkembangan pemikiran akuntansi
yang bukanlagi sekedar masalah debit kirikredit kanan, tetapi sudah
masuk ke dalam kehidupan masyarakat. Perkembangan teknologi yang
luar biasa juga berdampak pada perubahan ilmu akuntansi modern
Pengguna akuntansi juga bervariasi, dari yang sekedar memahami
akuntansi sebagai: 1) alat hitung menghitung; 2) sumber informasi dalam
pengambilan keputusan; 3) sampai ke pemikiran bagaimana akuntansi
diterapkan sejalan dengan (atau sebagai bentuk pengamalan) ajaran agama.
Bila dihubungkan dengan kelompok usaha kecil dan menengah tampaknya
pemahaman terhadap akuntansi masih berada pada tataran pertama dan
kedua yaitu sebagai alat hitung-menghitung dan sebagai sumber informasi
untuk pengambilan keputusan. Informasi akuntansi merupakan alat yang
digunakan oleh pengguna informasi untuk pengambilan keputusan
terutama oleh pelaku bisnis..Informasi akuntansi sangat diperlukan oleh
pihak manajemen perusahaan dalam merumuskan berbagai keputusan
dalam memecahkan segala permasalahan yang dihadapi perusahaan.
Informasi akuntansi yang dihasilkan dari suatu laporan keuangan berguna
dalam rangka menyusun berbagai proyeksi, misalnya proyeksi kebutuhan
uang kas di masa yang akan datang. Dengan menyusun proyeksi tersebut
secara tidak langsung akan mengurangi ketidakpastian, antara lain
,mengenai kebutuhan akan kas. Informasi akuntansi berhubungan dengan
data akuntansi atas transaksitransaksi keuangan dari suatu unit usaha,
baik usaha jasa, dagang maupun manufaktur. Supaya informasi akuntansi
dapat dimanfaatkan oleh manajer atau pemilik usaha, maka informasi
tersebut disusun dalam bentuk-bentuk yang sesuai dengan Standar
Akuntansi Keuangan.Arus informasi akuntansi keuangan dari perusahaan
kecil sangat bermanfaat untuk mengetahui bagaimana perkembangan
usaha perusahaan,bagimana struktur modalnya, berapa keuntungan yang
diperoleh perusahaan padasuatu periode tertentu. Holmes dan Nicholls
(1989) mengungkapkan bahwa informasi akuntansi yang banyak disiapkan
dan digunakan perusahaan kecil dan menengah adalah informasi yang
diharuskan menurut undang-undang atau peraturan (statutory).Selain itu,
informasi akuntansi yang seharusnya dibutuhkan oleh manajemen
perusahaan kecil dan menengah dalam pengggunaan informasi akuntansi
sangat terbatas sekali. Banyak kelemahan dalam praktik akuntansi pada
perusahaan kecil. Kelemahan tersebut disebabkan oleh beberapa faktor,
antara lain pendidikan dan overload standar akuntansi yang dijadikan
pedoman dalam penyusunan pelaporan keuangan. Dari uraian tersebut
jelas bahwa industri menengah banyak mengalami kesulitan dalam
memahami informasi akuntansi dengan baik. Padahal dengan semakin
ketatnya persaingan bisnis dalam era globalisasi ekonomi, hanya
perusahaan yang memiliki keunggulan kompetitif yang akan mampu
memenangkan persaingan. Keunggulan tersebut diantaranya adalah
kemampuan dalam mengelola berbagai informasi, sumber daya manusia,
alokasi dana,penerapan teknologi, sistem pemasaran dan pelayanan.
Sehingga manajemen perusahaan yang profesional merupakan tuntutan
yang harus segera dipenuhi untuk dapat melaksanakan kegiatan-kegiatan
perusahaan secara baik.Melihat begitu banyak peranan dan manfaat
informasi akuntansi dalam menciptakan arus informasi keuangan guna
menunjang kelangsungan hidup (going concern) industri menengah



B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimanakah Teori Akuntansi itu?
2. Apa Pengertian Akuntansi?
3. Bagaimanakah Sifat Dasar Akuntansi itu?
4. Bagaimanakah yang dimaksud dengan Akuntansi: Kapitalisme, Kamera,
Netral atau Bias itu?
5. Bagaimanakah Siklus Akuntansi itu?

C. TUJUAN PEMBUATAN MAKALAH INI
1. Untuk mengetahui bagaimana Teori Akuntansi itu
2. Untuk mengetahui pengertian dari Akuntansi itu sendiri
3. Untuk mengetahui sifat dasar akuntansi
4. Untuk mengetahui apa yang dimaksud Akuntansi Akuntansi: Kapitalisme,
Kamera, Netral atau Bias
5. Untuk mengetahui bagaimana siklus Akuntansi itu










BAB II PEMBAHASAN
A. TEORI AKUNTANSI DAN PROSES AKUNTANSI
Teori akuntansi berisi keseluruhan analisis dan komponennya
yang menjadi sumber acuan untuk menjelaskan dan memprediksi gejala
atau peristiwa dalam akuntansi. Seperangkat konsep, definisi dan proposisi
yang saling berkaitan secara sistematis yang diajukan untuk menjelaskan
dan memprediksi fenomena atau fakta Seperangkat hipotesis yang bersifat
deskriptif sebagai hasil penelitian dengan menggunakan metode ilmiah
tertentu.
Dengan demikian, status teori akuntansi akan menjadi sains setara
dengan pengertian teori dalam astronomi, ekonomika, fisika, biologi dsb.
Ia juga dapat didefinisikan sebagai sains yang berdiri sendiri yang menjadi
sumber atau induk pengetahuan atau praktik akuntansi.
Teori akuntansi akan merupakan seperangkat hipotesis yang
bersifat deskriptif sebagai hasil penelitian dengan menggunakan metode
ilmiah tertentu. Istilah ini juga sering dimaksudkan sebagai suatu
penalaran logis yang memberikan penjelasan dan alasan tentang perlakuan
akuntansi tertentu dan tentang struktur akuntansi yang berlaku dalam suatu
wilayah tertentu.
Teori akuntansi membahas proses pemikiran atau penalaran untuk
menjelaskan kelayakan prinsip atau praktik akuntansi tertentu yang sudah
berjalan atau untuk memberikan landasan konseptual dalam penentuan
standar atau praktik yang baru.
Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa teori akuntansi
merupakan penalaran logis, gagasan-gagasan mendasar, atau gagasan-
gagasan yang berkaitan dan konsisten.
Proses penalaran logis tersebut dapat disebut sebagai perekayasaan.
Hasil perekayasaan dalam hal ini dapat berupa seperangkat prinsip umum,
seperangkat doktrin, atau suatu struktur/rerangka konsep-konsep yang
terpadu.



Prinsip umum, doktrin, atau rerangka tersebut berfungsi untuk:
Acuan pengevaluasian praktik akuntansi yang berjalan
Pengarah pengembangan praktik dan prosedur akuntansi
baru
Basis penurunan standar akuntansi
Titik tolak pengujian dan perbaikan praktik berjalan
Pedoman pemecahan masalah potensial
Perspektif Teori Akuntansi
Bila akuntansi diberlakukan sebagai sains, teori akan merupakan
penjelasan ilmiah.Bila akuntansi diberlakukan sebagai teknologi, teori ini
diartikan sebagai penalaranlogis. Manapun perlakuan yang dianut, teori
ini akan berisi pernyataan-pernyataan yang berupa baik penjelasan
ataupun pembenaran tentang suatu fenomena atau perlakuan akuntansi.
Aspek Sasaran Teori
Aspek sasaran ini mendasari pembedaan teori akuntansi menjadi positif
dan normatif.Penjelasan positif berisi pernyataan tentang sesuatu seperti
apa adanya sesuai denga nfakta atau apa yang terjadi atas dasar
pengamatan empiris. Penjelasan normatif berisi pernyataan dan
penalaran untuk menilai apakah sesuatu itu baik atau buruk atau relevan
atau tak relevan dalam kaitannya dengan kebijakan ekonomik atau social
tertentu.
Aspek Tataran Semiotika
Teori ini dapat dibedakan atas dasar sasaran bahasan dan pemahaman
menjadi:
Semantic, berusaha menjawab apakah elemen-elemen statement
keuangan benar-benar merepresentasikan apa yang memang
dimaksudkan dan untuk meyakinkan bahwa makna yang
terkandung dalam simbol pelaporan tidak dislahartikan oleh
pemakai.
Sintaktik, berusaha untuk memberi penjelasan dan penalaran
tentang apa yang harus dilaporkan, siapa melaporkan, kapan
dilaporkan dan bagaimana melaporkannya.
Pragmatic, membahas reaksi pihak yang dituju oleh informasi
akuntansi. Apakah informasi sampai ke yang dituju dan
diinterpretasi dengan tepat merupakan masalah keefektifan
komunikasi.
Verifikasi teori merupakan prosedur untuk menentukan apakah suatu teori
valid atau tidak.
Teori akuntansi normatif dievaluasi validitasnya atas dasar
penalaran logis yang melandasi teori yang diajukan.
Teori akuntansi positif dinilai validitasnya atas dasar kesesuaian
teori dengan fakta atau apa yang nyatanya terja
B. PENGERTIAN AKUNTANSI
Perkembangan akuntansi sejalan dengan perkembangan organisasi
dan kegiatan suatu usaha, karena kehadirannya memerlukan pencatatan
sehingga seluruh kegiatan akan tergambar di dalamnya. Pada abad ke-15
seorang ahli Matematika berkebangsaan Italia Luca Paciolo telah
menyusun buku tentang akuntansi dengan judul Tractatus de Cumputis at
Scritorio buku ini berorientasi pada pembukuan berpasangan. Pembukuan
berpasangan (double entry bookkeeping) mencatat kedua aspek transaksi
sedemikian rupa yang membentuk suatu pemikiran yang berimbang.
Praktek pencatatan akuntansi dalam arti pencatatan kejadian yang
berhubungan dengan bisnis sudah dimulai sejak adanya kejadian dalam
double entry bookkeeping.
Menurut pendapat Mattessich (dalam Harahap, 1997) bahwa
double entry sudah ada sejak 5000 tahun yang lalu. Sedangkan selama ini
kita kenal bahwa penemu sistem tata buku berpasangan ini maka dapat
dikemukakan sebagai berikut. Double entry accounting system telah
disepakati para ahli mula-mula diterbitkan oleh Luca Pacioli dalam
bukunya yang berisi 36 bab yang terbit pada tahun 1949 di Florence, Italia
dengan judul Summa de Arithmatica, Geometrica, Proportioni et
Proportionalita yang berisi tentang palajaran ilmu pasti. Inoue (dalam
Harahap, 1997) menyebutkan Orang yang pertama-tama menulis
(bukan menerbitkan seperti Pacioli) tentang double entry bookkeeping
system adalah Bonedetto Cotrugli pada 1458, 36 tahun sebelum terbitnya
buku Pacioli. Namun buku Benedetto Cotrugli ini baru terbit pada tahun
1573 atau 89 tahun setelah buku Pacioli terbit. Dengan demikian
penjelasan ini maka pertentangan sebenarnya tidak ada.
Jika kita kaji sejarah terutama sejarah Islam, sebenarnya pada awal
pertumbuhannya sudah ada sistem akuntansi. Akan tetapi, sayangnya
literatur belum banyak menganalisis bagaimana rupa eksistensi akuntansi
pada zaman itu ( 570 Masehi). Seperti yang dikemukakan oleh Russel
(dalam Rosjidi, 1999) Sebenarnya orang-orang Italia dalam abad ke-14
baru menerapkan sistem pembukuan berpasangan lengkap setelah terlebih
dahulu digunakan oleh saudagar-saudagarMoslem (Moslem Merchants).
Revolusi indusrti di Inggris pada tahun 1776 juga menimbulkan
efek positifterhadap perkembangan akuntansi. Pada tahun 1845 undang-
undang perusahaan yangpertama di Inggris dikeluarkan untuk mengatur
tentang organisasi dan statusperusahaan. Dalam undang-undang tersebut,
diatur tentang kemungkinan perusahaanmeminjam uang, mengeluarkan
saham, membayar hutang, dan dapat bertindaksebagaimana halnya
perorangan. Keadaan-keadaan inilah yang menimbulkanperlunya laporan
baik sebagai informasi maupun sebagai pertanggungjawaban.
Akuntansi merupakan bahasa bisnis yang dapat memberikan
informasi tentangkondisi ekonomi suatu bisnis dan hasil usahanya pada
waktu periode tertentu. Berikutini beberapa pengertian akuntansi. Komite
istilah American I nstitute of Certified Public Accountant (AI CPA)
mendefinisikan akuntansi sebagai berikut:
Akuntansi adalah seni pencatatan, penggolongan, dan pengikhtisaran dengan
cara tertentu dan dalam ukuran moneter, transaksi, dan kejadian-kejadian yang
umumnya bersifat keuangan dan termasuk menafsirkan hasil-hasilnya.
Definisi tersebut menunjukkan bahwa akuntansi pada dasarnya bukan
merupakanilmu pengetahuan murni (science). Hal ini disebabkan
penerapan prosedur akuntansidalam menghasilkan laporan keuangan,
sangat tergantung pada lingkungannya dandipengaruhi berbagai faktor
pertimbangan tertentu. American Accounting Association (AAA),
mendefinisikan akuntansi sebagai berikut:
Proses mengidentifikasi, mengukur, dan menyampaikan informasi ekonomi
sebagai bahan informasi dalam hal mempertimbangkan berbagai alternatif
dalam mengambil kesimpulan oleh para pemakainya.
Definisi tersebut menunjukkan bahwa akuntansi merupakan media/alat yang
dapatdigunakan untuk menyampaikan informasi kepada pemakai yang
berkepentingan dengan masalah pengelolaan perusahaan. Accounting
Principle Board (APB).Statement No.4 mendefinisikan akuntansi sebagai
berikut:
Akuntansi adalah suatu kegiatan jasa. Fungsinya adalah memberikan
informasi kuantitatif, umumnya dalam ukuran uang, mengenal suatu
badan ekonomi yang dimaksudkan untuk digunakan dalam
pengambilan keputusan ekonomi sebagai dasar dalam memilih di
antara beberapa alternative
Di Indonesia, akuntansi mulai diterapkan sejak 1642, tetapi jejak yang
jelas baruditemui pada pembukuan Amphion Society yang berdiri di
Jakarta sejak tahun 1747.Perkembangan akuntansi yang mencolok baru
muncul setelah undang-undangmangenai tanam paksa dihapuskan tahun
1870. Dengan dihapuskannya tanam paksa,kaum pengusaha Belanda
banyak bermunculan di Indonesia untuk menanamkanmodalnya. Sistem
yang dianut oleh pengusaha Belanda ini adalah seperti yangdiajarkan oleh
Luca Pacioli.
Pada Zaman penjajahan Belanda, perusahaan-perusahaan di
Indonesia menggunakan tata buku. Akuntansi tidak sama dengan tata buku
walaupun asalnyasama-sama dari pembukuan berpasangan. Akuntansi
sangat luas ruang lingkupnya,diantaranya teknik pembukuan. Setelah
tahun 1960, akuntansi cara Amerika (Anglo-Saxon) mulai diperkenalkan
di Indonesia. Jadi, sistem pembukuan yang dipakai diIndonesia berubah
dari sistem Eropa (Kontinental) ke sistem Amerika (Anglo-Saxon).
Fungsi pemeriksaan (auditing) mulai dikenalkan di Indonesia tahun
1907, , Van Schagen, menyusun dan mengontrol pembukuan perusaan.
Pengiriman Van Schagen ini merupakan cikal bakal dibukanya Jawatan
Akuntan Negara (GAD Government Accountant Dients) yang
resmididirikan pada tahun 1915. Akuntan public pertama adalah Frese &
Hogeweg, yang mendirikan kantornya di Indonesia tahun 1918.
Dalam masa pendudukan Jepang, Indonesia sangat kekurangan
tenaga dibidang akuntansi. Jabatan-jabatan pimpinan dib Jawatan
Keuangan yang 90%dipegang oleh bangsa belanda, menjadi kosong.
Dalam masa ini, atas prakarsa Mr.Slamet, didirikan kusus-kursus untuk
mengisi kekosongan jabatab tadi dengan tenaga-tenaga Indonesia. Pada
tahun 1874, hanya ada seorang akuntan berbangsa Indonesia,yaitu Prof.
Dr. Abutari. Di Indonesia, pendidikan akuntansi mulai dirintis
dengandibukanya jurusan akuntansi di Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia tahun 1952.Pembukaan ini kemudian diikuti Institut Ilmu
Keuangan (sekarang Sekolah TinggiAkuntansi Negara) tahun 1960 dan
Fakultas-fakultas Ekonomi di Universitas
C. SIFAT DASAR AKUNTANSI
Komite Terminologi AICPA (The Committee on Terminology of
the American Institute of Certified Public Accountants) mendefinisikan
akuntansi sebagai berikut: Akutansi adalah seni pencatatan, penggolongan,
dan peringkasan transaksi dan kejadian yang bersifat keuangan dengan
cara yang berdaya guna dan dalam bentuk satuan uang, dan
menginterprestasian hasil proses tersebut.
Pada perkembangan saat ini, akuntansi didefinisikan dengan
mengacu pada konsep informasi: Akutansi adalah aktivitas jasa. Fungsinya
adalah menyediakan informasi kuantitatif, terutama yang bersifat
keuangan tentang entitas ekonomik yang diperkirakan bermanfaat dalam
pembuatan keputusan-keputusan ekonomik, dalam membuat pilihan
diantara alternatif tindakan yang ada.
Para akuntan memiliki pandangan yang berbeda-beda tentang
proses akuntansi dalam menguraikan perbedaan teori-teori. Pandangan-
pandangan tersebut adalah akuntansi sebagai bahasa, akuntansi sebagai
catatan peristiwa yang lalu, akuntansi sebagai realitas ekonomi saat ini,
akuntansi sebagai sistem informasi, akuntansi sebagai komoditas, dan
akhirnya, akuntansi sebagai sebuah ideology.
1) Akuntansi sebagai sebuah ideology
Akuntansi telah dipandang sebagai fenomena ideologi
sarana untuk mendukung dan melegitimasi tatanan sosial,
ekonomi dan politik saat ini. Karl Marx menegaskan bahwa
akuntansi melakukan suatu bentuk dan hubungan-
hubungan sosial yang membentuk usaha produktif. Akuntansi
juga dipandang sebagai mitos symbol, dan kegiatan ritual yang
mengizinkan penciptaan suatu tatanan simbolis yang didalamnya
agen-agen sosial dapat saling berinteraksi. Kedua persepsi
tersebut juga mewujudkan dalam pandangan umum merupakan
bahwa akuntansi juga instrument rasionalisasi ekonomi dan alat
sistem kapitalisme.
Persepsi bahwa akuntansi merupakan sebuah instrument
rasionalisasi ekonomi ditunjukkan dengan sangat baik oleh
Weber, yang mendefinisikan tindakan rasionalisasi ekonomi
sebagai perluasan penghitungan kuntitatif atau akuntansi yang
secara teknis dapat dilakukan dan secara nyata dapat
diaplikasikan. Hal yang sama ditekankan pula oleh Heilbroner
yang menyatakan bahwa:
Praktik yang kapitalis mengubah satuan uang ke dalam
satuan alat penghitung cost-profit yang rasional, dimana karya
besarnya adalah pembukuan berpasangan yang terutama
merupakan produk evolusi rasionalisasi ekonomi, perhitungan
cost-profit, sebagai reaksi terhadap rasionalisasi tersebut, dengan
merealiasikan dan mendefinisikan dan secara numeric, praktik
ini sangat mendukung logika perusahaan.
2) Akutansi Sebagai Sebuah Bahasa
Akutansi telah dipandang sebagai bahasa bisnis. Akuntansi
merupakan suatu cara pengkomunikasian informasi tetnang
bisnis. Apa yang membuat akuntansi menjadi sebuah bahasa?
untuk menjawab pertanyaan ini, mari kita lihat kesejahteraan
potensial antara akuntansi dan bahasa. Hawes mendefinisikan
bahasa sebagai berikut:
Simbol-simbol manusia bukan merupakan tanda-tanda yang
disusun secara acak, yang mengarahkan pada konseptualisasi
rujukan yang bersifat tertutup dan rahasia. Sebaliknya, symbol-
simbol manusia disusun secara yang sistematis dan berpola
dengan aturan-aturan khusus yang mengarahkan penggunaannya.
Susunan symbol ini disebut bahasa, dan aturan yang
mempengaruhi pola dan penggunaan symbol tersebut dinyatakan
sebagai tata bahasa.
Dalam APB statement No. 4 dijelaskan beberapa sifat dan elemen dasar
dariakuntansi (keuangan) sebagai berikut:
a) Accounting entity, entity tertentu harus dipisahkan dari badan atau entity
yang lain.
b) Going concern, dalam menyusun laporan keuangan harus dianggap bahwa
perusahaan (entity) yang dilaporkan akan terus beroperasi di masa yang
akan datang.
c) Measurement, akuntansi adalah sebagai pengukuran sumber-sumber
ekonomi (Economic Resources) dan kewajiban (liability) beserta
perubahannya yang dimiliki perusahan.
d) Time Period, laporan keuangan menyajikan informasi untuk suatu waktu
atau suatu periode tertentu.
e) Monetary Unit, transaksi perusahaan dilaporkan dalam ukuran moneter.
f) Accrual, penentuan pendapatan dan biaya dari posisi harta dan kewajiban
ditetapkan tanpa melihat apakah transaksi Kas telah dilakukan ata tidak.
g) Exchange Price, Nilai yang terdapat dalam laporan keuangan umumnya
didasarkan pada harga pertukaran.
h) Approximation, dalam akuntansi tidak dapat dihindarkan penaksiran-
penaksiran, nilai, harga, umur, penyisihan, dan sebagainya.
i) Judgment, dalam menyusun laporan keuangan banyak diperlukan
pertimbangan-pertimbangan berdasarkan keahlian yang dimiliki akuntan.
j) General Purpose, informasi yang dihasilkan ditujukan buat pemakai
secara umum.
k) Interrelated Statement, Neraca, Laba rugi, dan laporan Sumber dan
Penggunaan Dana mempunyai hubungan yang sangat erat dan berkaitan
satu sama lain.
l) Substance Over Form, akuntansi leboh menekankan kenyataan ekonomis
suatu kejadian daripada bukti legalnya.
m) Materiality, Laporan Keuangan Hanya memuat informasi yang dianggap
penting, dan dalam setiap pertimbangan yang dilakukannya tetap melihat
signifikansinya.
D. SIKLUS AKUNTANSI
Berdasar gambar di atas dapat kita uraikan bahwa siklus akuntansi adalah
a) Pencatatan Data ke dalam dokumen sumber/bukti transaksi.
b) Penjurnalan, yaitu menganalisis dan mencatat transaksi dalam
jurnal (buku harian)
c) Melakukan posting ke Buku Besar yaitu memindahkan debet dan
kredit dari jurnal ke akun Buku Besar.
d) Penyusunan Neraca Saldo yaitu menyiapkan Neraca Saldo
unttuk mengecek keseimbangan Buku Besar.
e) Membuat ayat jurnal penyesuaian dan memasukkan jumlahya
pada Neraca Saldo.
f) Membuat ayat-ayat penutup yaitu menjurnal dan
memindahbukukan ayat-ayat penutup.
g) Penyusunan Laporan Keuangan yaitu Laporan Rugi Laba,
Laporan Perubahan Modal dan Neraca.

Bukti Transaksi
Sebagaimana disebutkan diatas transaksi yang terjadi biasanya
dibuktikandengan adanya dokumen. Suatu transaksi baru dikatakan sah
atau benar bila didukungoleh bukti- bukti yang sah, akan tetapi harus
pula disadari bahwa ada transaksi-transaksi yang tidak mempunyai
bukti secara tertulis, misalnya pencurian barangdagangan. Transaksi ini
merupakan transaksi yang bersifat luar biasa.
Semua transaksi baik yang terjadi secara rutin atau tidak
merupakan bahanuntuk menyusun laporan keuangan dengan jalan
mencatat dan mengolah transaksi itulebih lanjut.
Bukti-bukti asli yang dapat mendukung setiap terjadinya
transaksinyatransaksi antara lain: kwitansi, faktur dan bentuk bentuk
lain.
Kwitansi Kwitansi merupakan bukti bahwa seseorang atau
badan hukum telah menerima sejumlah uang tunai.
Faktur Penjualan atau Pembelian Setiap penjualan secara
kredit memerlukan bukti yang disebut faktur. Bagi si penjual
faktur tersebut merupakan faktur penjualan sebaliknya faktur
yang dikirimkan kepada sipembeli merupakan faktur
pembelian.
Bukti-bukti lain Disamping kwitansi dan faktur terdapat bukti
lain, misalnya: nota-nota dari Bank (nota debet atau nota
kredit), serta bukti pengirirnan atau penerimaan barang
Pencatatan Dalam Buku Harian (Jurnal)
Transaksi dicatat pertama kali yang disebut Buku Harian (Jurnal).
Jurnaladalah suatu catatan kronologis dari transaksi entitas.
Sebagaimana di tunjukkan oleh nama-nma kolom, jurnal memberikan
informasi berikut:
a. Tanggal, merupakan hal yang sangat penting karena
memungkinkan kapan terjadinya transaksi
b. Nama perkiraan.
c. Kolom debet, menunjukkan jumlah yang didebet
d. Kolom kredit, menunjukkan jumlah yang dikredit.
Proses pencatatan mengikuti lima langkah berikut ini:
Mengidentifikasikan transaksi dari dokumen sumbernya,
misalnya dari slip deposito bank, penerimaan penjualan dan cek.
Menentukan setiap perkiraan yang dipengaruhi oleh transaksi
tersebut dan mengklasifikasikan berdasarkan jenisnya (aktiva,
kewajiban atau modal).
Menetapkan apakah setiap perkiraan tersebut mengalami
penambahan atau pengurangan yang disebabkan oleh transaksi
itu.
Menetapkan apakah harus mendebet atau mengkredit perkiraan.
Memasukkan transaksi tersebut kedalam jurnal.
Pencatatan Buku Besar Dan Buku Tambahan
Buku Besar (Ledger) Untuk memudahkan menyusun informasi
yang akan diberikan kepada pihak-pihak yang memerlukannya
terutama pimpinan perusahaan rnaka perkiraan-perkiraan yang
sudah dihimpun didalam buku harian tersebut harus pula
dipisah-pisahkan atau digolongkan menurut jenisnya.
Menggolongkan perkiraan menurut jenis perkiraan tersebut
dinamakan menyusun buku besar besar itu merupakan
penggolongan perkiraan menurut jenisnya.
Jumlah buku besar yang dimiliki perusahaan tergantung
pada banyaknya jenis perkiraan yang ditimbulkan oleh
transaksi-transaksi perusahaan tersebut, karena masing-masing
jenis besarnya sendiri- sendiri.
Judul kolom yang mengidentifikasikan perkiraan buku
besar menampilkan: Tanggal, Kolom item, Kolom debet, berisi
jumlah yang didebet, dan Kolom kredit, berisi jumlah yang
dikredit.
Pemindah bukuan perkiraan memiliki buku berarti
memindahkan jumlah dari jurnal kedalam perkiraan yang sesuai
dalam buku besar. Debet dalam jurnal dipindahkan sebagai
debet dibuku besar, dan kredit dalam jurnal dipindahkan sebagai
kredit dalam buku besar.
Buku Tambahan (Sub Ledger)
Beberapa perkiraan memerlukan penjelasan secara
terperinci untuk mendukung pas-pas Neraca dan Perhitungan
Laba-Rugi. Pada perkiraan piutang diperlukan penjelasan
kepada siapa kita berpiutang (nama langganan) dan berapa saldo
masing-masing langganan. Pada perkiraan hutang diperlukan
penjelasan kepada siapa kita berhutang (nama kreditur) dan
berapa saldo masing-masing kreditur.
Untuk mengetahui perubahan saldo dari tiap-tiap
langganan/ kreditur dibukalah perkiraan untuk tiap
langganan/kreditur. Kumpulan yang dari terpisah perkiraan ini
disebut buku besar tambahan (buku tambahan). Perkiraan
masing-masing langganan yang membentuk buku besar
tambahan disebut buku besar langganan (buku besar piutang).
Demikian juga perkiraan masing-masing kreditor yang
membentuk buku besar tambahan disebut buku besar kreditor
(buku besar hutang).
Perkiraan piutang dalam buku besar umum merupakan
ikhtisar dari perkiraan-perkiraan buku besar tambahan, sehingga
perkiraan piutang itu disebut perkiraan kontrol (Controlling
accounts) yang mengontrol buku besar piutang. Demikian juga
halnya dengan perkiraan hutang.
Sumber pencatatan buku tambahan adalah dari buku
controlling (perincian) piutang dan hutang tahun lalu dan
transaksi.
JURNAL PENUTUP
Jurnal Penutup ialah ayat jurnal yang memindahkan nilai sisa
pendapatan,beban, dan pengambilan pribadi dari masing-masing perkiraan ke
dalam perkiraan modal. Pendapatan yang akan menambah modal pemilik dan
beban serta pengambilan pribadi akan mengurangi modal pemilik. Pada saat
ayat penutup dipindah bukukan maka perkiraan modal akan menyerap
dampak dari nilai sisa perkiraan sementara tersebut. Walau demikian,
pendapatan dan beban akan dipindahkan terlebih dahulu kedalam perkiraan
yang bernama Ikhtisar Laba Rugi, yang akan mengumpulkan jumlah total
debet dari seluruh jumlah beban dan total kredit dari seluruh jumlah
pendapatan pada periode tersebut. Perkiraan Ikhtisar lata rugi merupakan
suatutempat penyimpanan sementara yang akan digunakan pada proses
penutupan.Kemudian nilai sisa dari Ikhtisar laba rugi tersebut akan
dipindahkan kedalam modal.Langkah-langkah penutupan perkiraan suatu
perusahaan adalah sebagai berikut:
Mendebet setiap perkiraan Pendapatan sebesar nilai sisa
kreditnya. Mengkredit Ikhtisar laba rugi sebesar jumlah total
pendapatan. Ayat jurnal ini memindahkan jumlah total
pendapatan kedalam sisi kredit dari Ikhtisar laba rugi.
Mengkredit setiap perkiraan beban sebesar nilai sisa debetnya.
Mendebet Ikhtisar laba rugi sebesar jumlah total beban. Ayat
jurnal ini memindahkan jumlah total beban ke dalam sisi debet
dari Ikhtisar laba rugi.

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Teori akuntansi tidak lepas dari praktik akuntansi karena tujuan utamanya
adalah menjelaskan praktik akuntansi berjalan dan memberikan dasar bagi
pengembangan praktik tersebut. Dilihat dari sifat dasarnya akuntansi memiliki
2 sifat dasar yaitu Prinsip-prinsip yang menyajikan suatu kerangka acuan
umum untuk menilai praktik akuntansi dan Prinsip-prinsip untuk mengarahkan
pengembangan praktik dan prosedur akuntansi yang baru. Bukan itu saja
dimana sifat dasar akuntansi juga dapat dilihat dari berbagai pandangan,
Pandangan-pandangan tersebut adalah akuntansi sebagai bahasa, akuntansi
sebagai catatan peristiwa yang lalu, akuntansi sebagai realitas ekonomi saat ini,
akuntansi sebagai sistem informasi, akuntansi sebagai komoditas, dan
akhirnya, akuntansi sebagai sebuah ideology.











DAFTAR PUSTAKA
Harahap, Sofyan Syafri. TEORI AKUNTANSI Edisi Revisi. Rajawali
Pers.Jakarta,2007
Sumber-sumber lain:http://www.google.com//teoriakuntansidanprosesakuntansi

Anda mungkin juga menyukai