Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

“Audit Kewajiban Jangka Pendek “

Mata Kuliah : Auditing II

PROGRAM AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI AHMAD DAHLAN JAKARTA
BAB I

PENDAHULUAN

Dalam akuntansi, utang didefinisikan sebagai pengorbanan manfaat ekonomi di masa


yang akan datang yang mungkin terjadi akibat kewajiban suatu badan usaha pada masa kini
untuk mentransfer aktiva atau menyediakan jasa pada badan usaha lain di masa yang akan
datang sebagai akibat transaksi atau kejadian di masa lalu. Utang-utang yang menjadi
kewajiban suatu perusahaan dikelompokan menjadi 2 kelompok yaitu utang jangka pendek
dan utang jangka panjang. Pada prinsipnya utang akan dicantumkan sebesar nilai tunai dari
utang-utang tersebut, tetapi pada umumnya utang jangka pendek akan dicantumkan dengan
jumlah sebesar nilai nominalnya. Penyimpanan ini dilakukan dengan dasar anggapan bahwa
selisih antara nilai nominal dengan nilai tunainya relatif kecil. Batasan yang bisa digunakan
untuk mengelompokkan utang adalah jangka waktu pembayaran utang-utang tersebut.
Apabila utang-utang itu akan dibayar dalam jangka waktu siklus operasi perusahaan atau
dalam waktu satu tahun maka dikelompokkan utang jangka pendek.
Hutang Jangka Pendek (Hutang Lancar) yaitu hutang yang harus dilunasi dalam jangka
waktu pendek, paling lama satu tahun sesudah tanggal neraca, atau harus dilunasi dalam
jangka waktu satu siklus operasi normal perusahaan yang bersangkutan (tergantung mana
yang lebih panjang). Yang dimaksud dengan satu siklus operasi normal adalah waktu yang
diperlukan agar uang kontan dapat diubah menjadi persediaan barang, persediaan barang
diubah menjadi piutang usaha dan akhirnya piutang usaha diubah menjadi uang kontan
kembali. Siklus operasi normal dari masing-masing perusahaan memerlukan jangka waktu
yang berbeda-beda, mulai dari kurang dari satu tahun, satu tahun, tetapi ada juga yang lebih
dari satu tahun.

Audit Kewajiban Jangka Pendek | 1


BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kewajiban Jangka Pendek


Kewajiban jangka pendek adalah kewajiban perusahaan kepada pihak ke tiga,
yang jatoh tempo atau harus dilunasi dalam waktu kurang atau sama dengan satu
tahun, atau dalam satu siklus operasi normal perusahaan, biasanya dengan
menggunakan harta lancar (current asset) perusahaan.
Menurut SAK ETAP (IAI, 2009 : 172), Liabilitas (obligation) kini entitas yang
timbul dari peristiwa lalu, penyeselainnya diharapkan mengakibatkan arus keluar dari
sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi. Penyeselaian liabilitas masa
kini biasanya melibatkan pembayaran kas, penyerahan aset lain, pemberian jasa,
penggantian liabilitas tersebut dengan liabilitas lain, atau konversi liabilitas menjadi
ekuitas. Liabilitas juga dapat dihapuskan dengan cara lain, seperti kreditur
membebaskan atau membatalkan haknya.
Menurut PSAK (IAI, 2009 : 1.8 ), Suatu liabilitas diklasifikasikan sebagai libiliatas
jangka pendek, jika :
a. Diperkirakan akan diselesaikan dalam jangka waktu siklus normal operasi
perusahaan , atau
b. Jatoh tempo dalam jangka waktu dua belas bulan dari tanggal laporan posisi
keuangan (neraca).

B. Contoh Kewajiban Jangka Pendek


Ada 13 contoh kewajiban jangka pendek, diantaranya :
1. Hutang Dagang (Account Payable ).
Yaitu kewajiban kepada pihak ketiga yang berasal dari pembelian barang atau jasa
secara kredit yang harus dilunasi dalam waktu kurang atau sama dengan satu
tahun.

2. Pinjaman Dari Bank (Short Term Loan).


Yaitu pinjaman yang diperoleh dari bank dan didukung oleh suatu perjanjian
kredit (loan agreement), bisa dalam bentuk kredit modal kerja (working capital
loan) ataupun kredit rekening koran (overdraft facility).
 Kredit modal kerja diperlukan perusahaan untuk membiayai kegiatan
rutinnya seperti membeli bahan baku, barang dagang dan lain – lain.
Audit Kewajiban Jangka Pendek | 2
 Bunga kredit modal kerja dihitung dari jumlah kredit yang diberikan bank
(plafon kredit). Kredit rekening koran juga diperlukan untuk membiayai
kegiatan rutin perusahaan, tetepi bunganya dihitung dari saldo kredit yang
digunakan bukan dari plafon kredit.

3. Bagian dari kewajiban jangka panjang tempo dalam waktu kurang atau sama
dengan satu tahun (Current Portion of Long Term Loan).
Pertanggal neraca , bagian dari hutang jangka panjang yang jatoh tempo satu
tahun yang akan datang harus direklasifikasikan dari hutang jangka panjang ke
hutang jangka pendek.

4. Hutang Pajak (Taxes Payable)


Yaitu kewajiaban pajak perusahaan yang harus dilunasi dalam periode berikutnya,
misalnya pph 21 (pajak penghasilan atas gaji, upah, honorarium), pph 25 (pajak
penghasilan badan), ppn (pajak pertambahan nilai), dan lain – lain.

5. Biaya yang masih harus dibayar (accrued expenses).


Yaitu biaya yang sudah terjadi dan menjadi bebab periode yang diperikasa, tetapi
baru akan dilunasi dalam periode berikutnya. Misalnya biaya gaji, biaya listrik,
telepon, air, dan lain – lain.
6. Voucher Payable
7. Hutang Deviden
8. Pendapan yang diterima dimuka
9. Uang Muka Penjualan
10. Hutang Pemegang Saham
11. Hutang Leasing yang jatoh tempo satu tahun yang akan datang
12. Hutang Bunga
13. Hutang Perusahaan Afiliasi (Hutang dalam rangka hubungan khusus)

C. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam memeriksa kewajiban jangka
pendek, yaitu :
1. Kecenderungan perusahaan untuk mencatat kewajibannya lebih rendah dari yang
sebenarnya (understatment of liabilities) dengan tujuan untuk melaporkan laba
lebih besar dari jumlah yang sebenarnya.

Audit Kewajiban Jangka Pendek | 3


Misalnya dengan tidak mencatat sebagian biaya dan pembelian barang dagangan /
bahan baku yang belum dibayar.
“ untuk ini auditor harus melakukan prosedur yang disebut “ searching of
unrecorded liabilities”, dengan cara memeriksa pembayaran sesudah tanggal
neraca.

2. Perbedaan antara Account Payable dan Accrued Expenses.


Karena acccount payable angka lebih pasti karena perusahaan mencatat hutangnya
berdasarkan invoice yang diterimanya dari supplier, sedangkan accrued expenses
angkanya didasarkan pada estimasi, sehingga jumlahnya kurang pasti
dibandingkan account payable.

D. Tujuan pemeriksaan (audit objectivies) kewajiban jangka pendek adalah untuk


memeriksa apakah:
1. Terdapat internal control yang baik atas kewajiban jangka pendek. Dengan
adanya:
a) Pemisahan tugas antara bagian pembelian, bagian penerimaan barang, bagian
gudang, bagian akuntansi, dan bagian keuangan.
b) Digunakannya formulir – formulir yang bernomor urut tercetak (prenumbered)
untuk permintaan pembelian (purchase requisition), order pembelian
(purchase order), dan laporan penerimaan barang (receiving report).
c) Adanya sistem otorisasi untuk pembelian maupun pelunasan utang.
d) Digunakannya sistem tender untuk pembelian dalam jumlah yang besar,
dimana beberapa supplier diundang untuk memasukkan penawaran tertulis
dalam amplop tertutup ke panitia tender.
e) Jumlah barang yang dicantumkan dalam faktur pembelian (supplier invoice)
harus dibandingkan dengan jumlah yang dilaporkan dalam receiving dan
purchase order untuk mencegah pembayaran atas barang yang dibeli melebihi
jumlah barang yang dipesan dan yang diterima.

2. Kewajiban jangka pendek yang tercantum di neraca didukung oleh bukti – bukti
yang lengkap danberasal dari transaksi yang betul – betul terjadi.
Ini dikarenakan jika liabilitas jangka pendek merupakan utang usaha, yang
berasal dari pembelian secara kredit, maka utang tersebut harus didukung oleh

Audit Kewajiban Jangka Pendek | 4


bukti – bukti yang lengkap seperti : purchase requisition, purchase order, supplier
invoice, dan receiving report.
Jika berupa utang deviden maka harus didukung oleh notulen rapat umum
pemegang saham yang memberikan otorisasi untuk pembagian deviden. Jika
berupa kredit bank, harus didukung oleh perjanjian kredit dan notulen rapat
direksi yang memberikan otorisasi untuk peminjaman uang dari bank.Jika ada
utang pemegang saham, maka tidak boleh ada setoran modal yang belum dilunasi
oleh pemegang saham.
3. Semua kewajiban jangka pendek perusahaan sudah tercatat per tanggal laporan
posisi keuangan
4. Kewajiban leasing, jika ada , sudah dicatat sesuai dengan standar akuntansi sewa
guna usaha.
5. Biaya bunga dan bunga terhutang dari hutang jangka pendek telah dicatat per
tanggal neraca.
6. Biaya bunga hutang jangka pendek yang tercatat pada tanggal neraca betul telah
terjadi, dihitung secara akurat dan merupakan beban perusahaan.
7. Penyajian kewajiban jangka pendek didalam neraca dan catatan atas laporan
keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku (SAK).
8. Accrued expenses jumlahnya reasonable (masuk akal / wajar) atau tidak, dalam
arti tidak teralu besar dan tidak terlalu kecil. Karena kalau jumlahnya terlalu besar
berarti laba akan dilaporkan terlalu kecil (understated) dan kalau accrued expenses
terlalu kecil berarti laba akan dilaporkan terlalu besar (overstated).
9. Seandainya ada liabilitas jangka pendek dalam mata uang asing per tanggal
laporan posisi keuangan (neraca), sudah dikonversikan ke dalam rupiah dengan
menggunakan kurs tengah Bank Indonesia per tanggal laporan posisi keuangan
(neraca) dan selisih kurs yang terjadi sudah dibebankan atau dikreditkan pada laba
rugi tahun berjalan.
10. Semua persyaratan dalam perjanjian kredit telah diikuti oleh perusahaan sehingga
tidak terjadi “ bank default”.
Biasanya dalam perjanjian kredit bank mecantumkan beberapa persyaratan yang
harus dipatuhi nasabahnya, antara lain :
a) Perusahaan tidak boleh mengganti “manajer kunci tanpa seizin bank “.
b) Current ratio harus dijaga pada tingkat tertentu.
c) Tidak boleh terlambat dalam membayar bunga.

Audit Kewajiban Jangka Pendek | 5


Jika persyaratan tersebut dilanggar oleh perusahaan, maka terjadi “ bank default” dan
hal tersebut harus diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan (notes to
financial statement).

E. Prosedur pemeriksaan kewajiban jangka pendek


Adapun prosedur pemeriksaan kewajiban jangka pendek yang sering digunakan oleh
seorang auditor, diantaranya :
1. Pelajari dan evaluasi internal control atas kewajiban jangka pendek.
Dalam hal ini auditor dapat menggunakan internal control questonnaires, flow
chart, atau penjelasan narrative. Karena utang usaha merupakan bagian dari siklus
pembelian, utang usaha dan pengeluaran kas, maka bisa digunakan internal
control questionnaires untuk pembelian, utang usaha, dan pengeluaran kas.
2. Minta rincian dari kewajiban jangka pendek , baik hutang dagang maupun
kewajiban lainnya, kemudian periksa penjumlahannya (footing) serta cocokan
saldonya dengan saldo hutang dibuku besar (controlling account).
3. Untuk hutang dagang cocokan saldo masing – masing supplier dengan saldo
menurut subsidiary ledger hutang dagang (jika jumlah suppliernya banyak , tidak
usah 100 %).
4. Secara test basis (sampling) , periksa bukti pendukung dari saldo hutang kepada
beberapasupplier, perhatikan apakah angkanya cocok dengan purchase requisition,
purchase order, receiving report dan supplier invoice. Periksa juga perhitungan
mathematic (mathematical accuaracy) dari dokumen – dokumen tersebut dan
otorisasi dari pejabat perusahaan yang berwenang.
5. Seandainya terdapat monthly statement of account dari supplier, maka harus
dilakukan rekonsiliasi antara saldo hutang menurut statement of account tersebut
dengan saldo subsidiary ledger hutang.
6. Pertimbangkan untuk mengirim konfirmasi kepada beberapa supplier baik yang
saldonya besar maupun yang saldonya tidak berubah sejak tahun sebelumnya.
Auditor tidak harus mengirim konfirmasi untuk utang usaha, karena sumber
pencatatan utang usaha berasal dari luar perusahaan (misalnya faktur dari
supplier), dan tujuan konfirmasi adalah untuk memeriksa keakuratan data
akuntansi klien.

Audit Kewajiban Jangka Pendek | 6


7. Periksa pembayaran sesudah tanggal neraca untuk mengetahui apakah ada
kewajiban yang belum dicatat per tanggal neraca dan untuk meyakinkan diri
mengenai kewajaran saldo hutang per tanggal neraca.
Caranya adalah dengan me – review buku pengeluaran kas sesudah tanggal
laporan posisi keuangan (neraca) sampai mendekati tanggal selesainya
pemeriksaan lapangan.
Periksa juga notulen rapat direksi, pemegang saham, dewan komisaris untuk
mengetahui apakah ada kewajiban perusahaan.Selain itu Auditor juga harus
memeriksa bukti – bukti pembayaran di subsequent period yang berkaitan dengan
kewajiban yang terjadi di tahun yang diperiksa.
8. Seandainya ada hutang kepada bank baik dalam bentuk kredit modal kerja , kredit
investasi, maupun kredit overdraft, maka kirim konfirmasi ke bank, periksa surat
peranjian kreditnya dan buatkan excerpet dari perjanjian kredit tersebut, dan
periksa otorisasi dari direksi untuk perolehan kredit bank tersebut.
9. Seandainya ada hutang dari pemegang saham atau dari direksi atau dari
perusahaan afiliasi, yang harus dilunasi dalam waktu satu tahun yang akan datang,
harus dikirim konfirmasi, periksa perjanjian kreditnya dan periksa apakah ada
pembebanan bunga atas pinjaman tersebut.
10. Seandainya ada hutang leasing , periksa apakah pencatatannya sudah sesuai
dengan standar akuntansi sewa guna usaha dan apakah bagian yang jatoh tempo
dalam waktu satu tahun yang akan datang sudah dicatat (direklasifikasi) sebagia
hutang jangka pendek.
11. Periksa perhitungan dan pembayaran bunga, apakah sudah dilakukan secara akurat
dengan jumlah yang tercantum pada laporan laba rugi laba.
12. Seandainya ada saldo debit dari hutang dagang maka harus ditelusuri apakah ini
merupakan uang muka pembelian atau karena adanya pengembalian barang yang
dibeli tetapi sudah dilunasi sebelumnya.
13. Seandainya ada uang muka penjualan per tanggal neraca, periksa bukti
pendukungnya dan periksa apakah saldo tersebut sudah diselesaikan diperiode
berikutnya misalnya dengan mengirimkan barang yang dipesan oleh pembeli.
14. Seandainya ada kredit jangka panjang, harus diperikasa apakah bagian yang jatoh
tempo satu tahun yang akan datang sudah direklasifikasikan sebagai hutang
jangka pendek.
15. Seandainya ada kewajiban dalam mata uang asing, periksa apakah saldo tersebut
pertanggal neraca telah dikonversikan kedalam rupiah dengan menggunakan kurs

Audit Kewajiban Jangka Pendek | 7


tengah Bank Indonesia per tanggal neraca, dan selisih kurs yang terjadi
dibebankan / dikreditkan pada rugi laba tahun berjalan.
16. Untuk hutang PPH 21 dan PPN periksa apakah hutang tersebut sudah dilunasi
pada periode berikutnya.
17. Periksa dasar perhitungan accrued expenses yang dibuat oleh peusahaan apakah
sudah konsisten dengan dasar perhitungan tahun sebelumnya. Selanjutnya itu
diperiksa pembayaran sesudah tanggal neraca.
18. Perikasa notulen rapat direksi, pemegang saham dan perjanjian – perjanjian yang
dibuatperusahaan dengan pihak ketiga, untuk mengetahui apakah semua
kewajiban yang tercantum dalam notulen dan perjanjian tersebut sudah dicatat
per tanggal neraca.
19. Kirim konfirmasi kepada penasehat hukum perusahaan.
Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah perusahaan mempunyai masalah
dibidang hukumyang memerlukan bantuan dari legal consultant atau lawyer.
20. Periksa apakah penyajian kewajiban jangka pendek dineraca dan catatan atas
laporan keuangan sudah sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum
(SAK).

F. Liabilitas Jangka Pendek


Suatu liabilitas diklasifikasikan sebagai liabilitas jangka pendek jika :
a) Entitas memperkirakan akan menyelesaikan liabilitas tersebut dalam siklus
operasi normal.
b) Entitas memiliki liabilitas tersebut untuk tujuan diperdagangkan.
c) Liabilitas tersebut jatoh tempo untuk diselesaikan dalam jangka waktu dua
belas bulan setelah periode pelaporan.
d) Entitas tidak memiliki hak tanpa syarat untuk menunda penyelesaian
liabilitas selamasekurang – kurangnya dua belas bulan setelah
periode pelaporan.

Beberapa liabilitas jangka pendek, seperti utang dagang, beberapa akrual


untuk biaya karyawan dan biaya operasi lain, merupakan bagian modal kerja yang
digunakan dalam siklus operasi normal meskipun liabilitas tersebut jatoh tempo untuk
diselesaikan lebih dari dua belas bulan.Liabilitas jangka pendek lainnya yang tidak
diselesaikan dalam siklus operasi normal, tetapi jatoh tempo untuk diselesaikan dalam
waktu dua belas bulan setelah periode pelaporan misalnya liabilitas keuangan.

Audit Kewajiban Jangka Pendek | 8


Entitas mengklasifikasikan liabilitas keuangan sebagai liabilitas jangka pendek
jika liabilitas tersebut akan jatoh tempo dalam jangka waktu dua belas bulan setelah
periode pelaporan, meskipun :
a) Kesepakatan awal perjanjian pinjaman untuk jangka waktu lebih dari dua
belas bulan.
b) Perjanjian untuk pembiayaan kembali, atau penjadwalan kembali pembayaran
atas dasar jangka panjang telah diselesaikan setelah periode pelaporan dan
sebelum laporan keuangan diotorisasi untuk terbit.

G. Contoh – contoh pemeriksaan kewajiban jangka pendek


1. Contoh Penjelasan Narrative Prosedur Pembelian, Hutang dan Pengeluaran Kas
a. Bagian Gudang
 Bagian gudang berkewajiban untuk menjaga persediaan minimum agar
bahan baku yang dimintacukup tersedia. Jika persediaan sudah kurang
dari persediaan minimum, maka harus dilakukan permintaan
pembelian ke bagian pembelian dengan membuat Surat Permintaan
Pembelian Bahan Baku (SPPBB). SPBB dibuat sebanyak 3 lembar
bernomor urut percetakan, yaitu :
o SPPBB – 1 : untuk bagian pembelian
o SPPBB – 2 : untuk bagian akuntansi umum
o SPPBB – 3 : untuk arsip
 Menerima Surat Pemesanan Pembelian (SP - 4) dari bagian pembelian,
bahwa permintaan pembeliannya telah dilaksanakan oleh bagian
pembelian
 Menerima bahan baku dan surat tanda terima bahan baku dari rekanan
atau Surat Jalan (SJ) sebanyak 2 lembar, kemudian dicocokkan dengan
bahan baku yang diterima serta dicocokkan dengan SPPBB – 3 dan SP
– 4.
Jika telah sesuai , baik kuantitas maupun kualitasnya , maka SJ
ditandatangani , SJ – 1 diserahkkan ke bagian akuntansi umum
dan SJ – 2 dikembalikan ke rekanan.
 Membuat laporan Penerimaan Bahan Baku (LPB) sebanyak 3 lembar
tidak bernomor urut tercetak, yaitu :
o LPB – 1 : untuk bagian akuntansi umum
o LPB – 2 : untuk bagian pembelian
Audit Kewajiban Jangka Pendek | 9
o LPB – 3 : untuk arsip
 Melakukan pencatan mengenai mutasi persediaan di kartu persediaan
berdasarkan LP – 2 dan LP– 3.

b. Bagian Pembelian
Urutan – urutan kegiatan bagian pembelian adalah sebagai berikut :
 Berdasarkan SPPBB – 1 yang diterima dari bagian gudang, dibuat
Surat Pesanan (SP) sebanyak 5 lembar bernomor urut tercetak, yaitu :
o SP – 1 dan SP – 2 : untuk rekanan tertentu setelah
mempertimbangkan rekanan yang terbaik
o SP – 3 : untuk bagian akuntansi umum
o SP – 4 : untuk bagian gudang
o SP – 5 : untuk arsip
 Menerima faktur pembelian dari rekanan sebanyak 2 lembar dan
memeriksa apakah telah sesuai dengan SP.
 Menerima LPB – 2 dari bagian gudang dan dicocokkan dengan faktur
dan SP nya.
 Meyerahkan faktur pembelian – 1 ke bagian akuntansi umum setelah
ditantadatangani untukmenyatakan bahwa faktur tersebut telah sesuai
dengan SP dan LPB, faktur pembelian 2 disimpan untuk diarsip.

c. Bagian Akuntansi Umum


 Menerima SPPBB – 2, SJ – 1 dan LPB – 1 dari bagian gudang.
 Menerima SP – 3 dan faktur pembelian – 1 dari bagian pembelian.
 Memeriksa apakah semua bukti tersebut telah sesuai.
 Melakukan pencatatan hutang dagang berdasarkan bukti – bukti
tersebut.
 Melakukan pencatatan dikartu persediaan.
 Menyerahkan semua bukti tersebut ke bagian keuangan untuk
dibuatkan Bukti Pengeluaran Kas / Bank (BPK).
 Menerima BPK – 1 dan semua bukti dari bagian keuangan.
 Melakukan pencatatan pengeluaran kas / bank berdasarkan BPK – 1
yang telah diotorisasi dan diarsip bersama dengan bukti – bukti yang
diterima.

Audit Kewajiban Jangka Pendek | 10


d. Bagian Keuangan
Urut – urutan kegiatan bagian keuangan adalah sebagia berikut :
 Menerima bukti – bukti dari bagian akuntansi umum yang berupa, LPB
– 1, SPPBB – 2, SP –3 faktur pembelian – 1 dan dan SJ – 1 .
 Berdasarkan bukti – bukti yang diperoleh , dibuatkan Bukti
Pengeluaran Kas / Bank (BPK) sebanyak 2 lembar tidak bernomor urut
tercetak , yaitu :
o BPK – 1 : untuk bagian akuntansi umum
o BPK – 2 : untuk asip
 Membuat cek, diserahkan ke rekanan dan diminta tandatangan pada
BPK tersebut.
 Melakukan pencatatan pengeluaran kas / bank di buku harian kas /
bank.
 Menyerahkan semua bukti disertai dengan BPK – 1 kepada bagian
akunatansi umum.

Audit Kewajiban Jangka Pendek | 11


2. Contoh Surat Konfirmasi Ke Penasehat Hukum Perusahaan

Audit Kewajiban Jangka Pendek | 12


BAB III

KESIMPULAN

Liabilitas jangka pendek adalah kewajiban perusahaan kepada pihak ketiga, yang
jatoh tempo dalam waktu kurang atau sama dengan satu tahun dilunasi dengan menggunakan
harta tetap perusahaan dimana bunga kredit modal kerja ,maupun kredit rekening koran
dihitung dari jumlah kredit yang diberikan bank (plafond kredit). Perusahaan juga
mempunyai kecenderungan untuk mencatat kewajibannya lebih rendah dari yang sebenarnya
dengan tujuan untuk melaporkan laba lebih bersih dari jumlah yang sebenarnya.
Selain itu pemeriksaan liabilitas jangka pendek juga harus tercantum dilaporan posisi
keuangan (neraca) yang didukung oleh bukti – bukti yang lengkap dan berasal dari transaksi
yang betul – betul terjadi.Jika liablitas jangka pendek berupa utang deviden, maka harus
didukung oleh notulen rapat umum pemegang saham yang memberikan otorisasi untuk
pembagian deviden.Dan jika di laporan posisi keuangan (neraca) suatu perusahaan terdapat
utang pemegang saham, maka tidak boleh ada setoran modal yang belum dilunasi oleh
pemegang saham.

Audit Kewajiban Jangka Pendek | 13


DAFTAR PUSTAKA

 Sukrisno, Agoes. 2013. Auditing (Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan Oleh


Akuntan Publik). Salemba Empat.
 Sukrisno, Agoes. 1997. Auditing (Pemeriksaan Akuntan oleh Kantor Akuntan Pubik).
Edisi 2. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
 Buku IAI (Ikatan Akuntan Indonesia). 2012

Audit Kewajiban Jangka Pendek | 14

Anda mungkin juga menyukai