Anda di halaman 1dari 2

AUDIT TERHADAP SIKLUS PENGELUARAN:

AUDIT ATAS AKTIVA TETAP TIDAK BERWUJUD

Oleh : Muhaimin

Dipergunakan untuk kalangan terbatas pada mahasiswa UNISMUH Makassar

Aktiva tidak berwujud memiliki keistimewaan yang melekat pada produk, proses
atau lokasi. Keistimewaan yang bersifat eksklusif mungkin diperoleh dari
pemerintah atau mungkin diciptakan atau mungkin diperoleh dari pemiliknya.

1. Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU) dalam penyajian aktiva tidak


berwujud di dalam neraca ialah sebagai berikut :

a. Aktiva tidak berwujud harus disajikan secara terpisah dalam neraca.


b. Jika mungkin, aktiva tidak berwujud yang mempunya umur ekonomis
tidak terbatas harus disajikan terpisah dari aktiva tidak berwujud yang
mempunyaiumur ekonomis tidak terbatas.
c. Dasar penilaian aktiva tidak berwujud harus disebutkan dan metode
amortisasinya harus dijelaskan dalam laporan keuangan.

2. Tujuan pengujian substantif terhadap aktiva tidak berwujud :

a. Memperoleh keyakinan tentang keandalan catatan akuntansi yang


bersangkutan dengan aktiva tidak berwujud.
b. Membuktikan keberadaan aktiva tidak berwujud dan keterjadian
transaksiyang berkaitan dengan aktiva tidak berwujud
yang dicantumkan di neraca.
c. Membuktikan asersi kelengkapan aktiva tidak berwujud yang
dicantumkan dineraca.
d. Membuktikan hak kepemilikan klien atas aktiva tidak berwujud yang
dicantumkan di neraca.
e. Membuktikan asersi penilaian aktiva tidak berwujud yang dicantumkan
dineraca.
f. Membuktikan asersi penyajian dan pengungkapan aktiva tidak
berwujud dineraca.

3. Prosedur audit aktiva tidak berwujud yang dilakukan adalah :

a. Usut saldo aktiva tidak berwujud yang tercantum ke neraca ke saldo


akun aktiva tidak berwujud yang bersangkutan di buku besar.
b. Hitung kembali saldo akun aktiva tidak berwujud di buku besar.
c. Lakukan review terhadap mutasi luar biasa dalam jumlah dan sumber
posting dalam akun aktiva tidak berwujud dan akumulasi
amortisasinya.
d. Telisik saldo awal akun aktiva tidak berwujud ke kertas kerja
tahun yang lalu.
e. Telisik posting pendebitan dan perkreditan akun aktiva tidak berwujud
ke dalam jurnal yang bersangkutan.

4. Prosedur audit untuk membuktikan eksistensi terhadap aktiva tidak


berwujuddalam neraca :

a. Pengujian analitik
b. Pemeriksaan bukti pendukung transaksi yang berkaitan dengan aktiva
tidak berwujud
c. Inspeksi terhadap dokumen yang menunjukkan hak kepemilikan atas
aktivatidak berwujud
d. Pemeriksaan terhadap dokumen hak milik dan kontrak

5. Prosedur untuk membuktikan hak pemilikan terhadap aktiva tidak berwujud


dalamneraca :
a. Pemeriksaan bukti pendukung transaksi yang berkaitan dengan aktiva
tidak berwujud
b. Inspeksi terhadap aktiva tetap tidak berwujud
c. Pemeriksaan terhadap dokumen hak milik dan kontrak

6. Untuk membandingkan kesesuaian penyajian aktiva tidak berwujud dalam


neracadengan PABU maka prosedur audit yang digunakan yakni :

a. Aktiva tidak berwujud harus disajikan secara terpisah dalam neraca.


b. Jika mungkin, aktiva tidak berwujud yang mempunya umur ekonomis
tidak terbatas harus disajikan terpisah dari aktiva tidak berwujud yang
mempunyaiumur ekonomis tidak terbatas.
c. Dasar penilaian aktiva tidak berwujud harus disebutkan dan
metodeamortisasinya harus dijelaskan dalam laporan keuangan.

7. Yang diperhitungkan untuk menentukan biaya aktiva tidak berwujud :

1. Paten
2. Hak cipta
3. Nama dan merk dagang
4. Franchise

Bahan Bacaan :

1. Arens Arens. Alvin A.; Eldar Randal. J.: Beasley Mark S, Auditing dan Jasa
Assurance : Pendekatan Terintegrasi, th ed., Terjemahan Bahasa, Penerbit

Erlangga Chapter
2. Mulyadi, Auditing, Buku-2, Penerbit Salemba Empat. Bab 17

Anda mungkin juga menyukai