Anda di halaman 1dari 39

Menyelesaikan

pengujian
Menyelesaikan
Kelompok 5

1. Yolanda anelia 2111070164


pengujian
dalam dalam
siklus 2. Arizal mashudi 2111070186
siklus akuisisi dan 3. Aniedhea lissuda ayu 2111070196
akuisisi dan :
pembayaran
4.
5.
Endaria br barus
Widyaniar sevti maharani
2111070205
2111070216

pembayaran
verifikasi akun:
6.
7.
Siti Nadya chaerunnisa
Marchselia marwah hidayat
2111070221
2111070231

verifikasi akun
terpilih
terpilih
JENIS AKUN LAIN DALAM SIKLUS AKUISISI DAN
PEMBAYARAN
Auditor membedakan cara
memverifikasi peralatan
Audit atas dengan akun aset lancar
karena tiga alasan:
Properti, • Biasanya akuisisi peralatan jarang
Pabrik dan dilakukan pada periode berjalan
terutama peralatan berat yang
Peralatan digunakan dalam proses manufaktur;
• Jumlah setiap akuisisi sering kali
material; dan
• Peralatan mungkin tetap disimpan dan
dicatat dalam catatan akuntansi
selama beberapa tahun.
Akun-akun terkait yang diverifikasi sebagai bagian dari audit atas aset
1. Melaksanakan Prosedur Analitis
2. Memverifikasi
Akuisisi Tahun
Berjalan
3. Memverifikasi Pelepasan Tahun Berjalan
•Tujuan Utama : untuk mengumpulkan bukti yang cukup bahwa semua pelepasan
telah dicatat dan pada jumlah yang benar
•Prosedur pengujian :
1. Mereview apakah asset yang baru diakuisisi menggantikan asset yang ada
2. Menganalisis keuntungan dan kerugian atas pelepasan asset serta pendapatan rupa-rupa
yang diterima dari pelepasan asset
3. mereview modifikasi pabrik dan perubahan lini produk, perubahan peralatan terkait
komputer utama yang mahal, pajak properti, atau cakupan asuransi untuk indikasi
penghapusan peralatan.
4. Melakukan tanya-jawab dengan manajemen dan personil produksi mengenai kemungkinan
pelepasan aset.
4. Memverifikasi Saldo Akhir Akun Aset
•Tujuan : Menentukan Eksistensi dan Kelengkapan
•Resiko Pengendalian Intern yang diuji :
1. file induk untuk setiap aset tetap;
2. pengendalian fisik yang memadai terhadap aset yang mudah dipindahkan (seperti komputer,
perkakas, dan kendaraan);
3. Penulisan nomor identifikasi pada setiap aset tetap; serta
4. perhitungan fisik periodik atas aset tetap dan rekonsiliasinya oleh personil akuntansi
5. Pemberitahuan ke bagian Akuntansi/Pencatatan terkait semua pelepasan aset
5. Memverifikasi Beban Penyusutan
• Tujuan : Keakuratan
• Metode yang digunakan : pengujian prosedur analitis atas kelayakan yang dilakukan dengan
mengalikan aset tetap yang belum disusutkan dengan tingkat penyusutan tahun tersebut.
• Empat aspek yang harus dipertimbangkan :
1.Umur manfaat akuisisi periode berjalan
2.Metode penyusutan
3.Estimasi Nilai Sisa
4.Kebijakan penyusutan asset dalam tahun akuisisi dan disposisi
6. Memverifikasi Saldo Akhir Akumulasi
Penyusutan
•Tujuan : Kesesuaian dan Keakuratan
Dalam beberapa kasus, umur peralatan mungkin saja berkurang secara
signifikan karena menurunnya permintaan pelanggan atas produk,
kerusakan fisik yang tidak diduga, modifikasi operasi, atau perubahan
lainnya. Berdasarkan kemungkinan - kemungkinan tersebut, auditor harus
mengevaluasi kememadaian penyisihan untuk akumulasi penyusutan setiap
tahun guna memastikan bahwa nilai buku bersih tidak melampaui nilai
realisasi aset.
AUDIT BEBAN Beban dibayar dimuka, beban ditangguhkan, dan aset
tidak berwujud adalah aset yang umurnya bervariasi
DIBAYAR dari beberapa bulan hingga beberapa tahun. Hal
tersebut termasuk :
DIMUKA ● Sewa dibayar dimuka
● Pajak dibayar dimuka
● Asuransi dibayar dimuka
● Beban yang ditangguhkan
● Goodwill
Tujuan Pemeriksaan Beban dibayar dimuka
Pemeriksaan terhadap beban dibayar di muka perlu dilakukan
dengan tujuan sebagai berikut:
● Untuk memeriksa apakah biaya dibayar di muka yang mempunyai
● Untuk memeriksa apakah terdapat internal control yang cukup kegunaan untuk tahun berjalan telah dibebankan/dicatat sebagai biaya
baik atas biaya dan pajak dibayar di muka. Jika akuntan publik tahun berjalan. Auditor harus memeriksa apakah bagian yang expired
dapat meyakinkan dirinya bahwa internal control atas biaya dan (masa manfaatnya sudah berlalu) sudah dibebankan sebagai biaya
pajak dibayar di muka berjalan efektif maka luasnya tahun berjalan.
pemeriksaan dalam melakukan substantive test dapat ● Untuk memeriksa apakah pajak dibayar di muka didukung oleh bukti
dipersempit. setoran/pemungutan pajak yang sah dan lengkap sehingga bisa
● Beberapa ciri internal control yang baik atas biaya dan pajak diperhitungkan sebagai kredit pajak pada akhir periode. Auditor perlu
dibayar di muka adalah : melakukan pemeriksaan atas bukti-bukti pendukung pembayaran pajak,
1. Setiap pengeluaran untuk biaya dan pajak dibayar di muka memeriksa keabsahan dari bukti tersebut.
diotorisasi oleh pejabat perusahaan yang berwenang. ● Untuk memeriksa apakah penyajian biaya dan pajak dibayar di muka
2. Setiap pengeluaran untuk biaya dan pajak dibayar di muka dalam laporan keuangan sudah sesuai dengan prinsip akuntansi yang
didukung oleh bukti- bukti yang sah dan lengkap. berlaku umum di Indonesia/ PSAK.
● Untuk memeriksa apakah biaya yang mempunyai kegunaan ● Biasanya biaya dibayar di muka yang mempunyai masa manfaat kurang
untuk tahun berikutnya sudah dicatat sebagai biaya dibayar di dari atau sama dengan satu tahun disajikan sebagai harta lancar,
muka. Auditor harus memeriksa apakah bagian yang belum sedangkan yang masa manfaatnya lebih dari satu tahun disajikan
sebagai aktiva tak lancar. Sedangkan pajak dibayar di muka bisa
expired (mempunyai kegunaan untuk periode yang akan
disajikan sebagai harta lancar
datang) tidak dibebankan sebagai biaya, tetapi dicatat sebagai
biaya dibayar di muka.
Pemeriksaan Beban dibayar dimuka

Untuk memulai pemeriksaan beban dibayar di muka, para auditor Contoh audit atas asuransi dibayar di muka akan digunakan
yang akan melakukan pemeriksaan harus terlebih dahulu sebagai representatif akun kelompok ini karena:
mempelajari kertas kerja pemeriksaan tahun lalu. Pihak klien 1. Asuransi dibayar di muka ditemukan pada sebagian hesar
biasanya memiliki beragam jenis beban dibayar di muka seperti audit - hampir semua perusahaan memiliki beberapa jenis
asuransi, sewa pajak dan biaya lain-lain yang dibayar di muka. asuransi.
1. Asuransi dibayar di muka 2. Masalah yang umumnya dihadapi dalam audit asuransi
Merupakan bagian dari premi asuransi yang telah dibayar tetapi dibayar di muka merupakan hal yang umum hagi kelas
belum berlaku pada saat pelaporan Neraca. Pengeluaran akun ini.
tersebut dilaporkan dalam bagian Aktiva Lancar yaitu dalam 3. Tanggung jawah auditor untuk mereview cakupan asuransi
perkiraan asuransi dibayar di muka. merupakan pertimbangan tambahan yang tidak ditemukan
2. Sewa dibayar di muka pada akun lainnya dalam kategori ini.
Merupakan beban sewa yang sebenarnya belum menjadi
kewajiban yang harus dibayarkan dalam periode yang
bersangkutan, tetapi telah dibayarkan lebih dulu.
3. Pajak dibayar di muka
Adalah pajak yang dibayar oleh perusahaan setiap bulan atau
dipotong/dipungut oleh pihak ketiga dan akan diperhitungkan
sebagai kredit pajak di akhir tahun (untuk pajak penghasilan)
atau di akhir bulan (untuk PPN).
Pengendalian Internal

Pengendalian internal untuk asuransi dibayar di muka dan beban Syarat dan jumlah pembayaran polis yang berlaku dicantumkan dalam
asuransi dapat dengan mudah dibagi ke dalam tiga kategori: register. Karena syarat dan jumlah itu menyediakan dasar untuk
● pengendalian terhadap akuisisi dan pencatatan asuransi, menentukan jumlah asuransi dibayar di muka, auditor secara
● pengendalian terhadap register asuransi, dan independen akan memverifikasi syarat dan jumlah tersebut ke polis
● pengendalian terhadap penghapusan beban asuransi. asuransi atau kontrak yang mendasari.

Pengendalian terhadap akuisisi dan pencatatan asuransi Perusahaan sering kali memiliki ayat jurnal bulanan standar untuk
merupakan bagian dari siklus akuisisi dan pembayaran. Sejalan mereklasifikasi asuransi dibayar di muka sebagai beban asuransi.
dengan prosedur yang dibahas dalam siklus tersebut, otorisasi yang Jika diperlukan ayat jurnal yang signifikan untuk menyesuaikan saldo
tepat atas polis asuransi yang baru dan pembayaran premi asuransi asuransi dibayar di muka pada akhir tahun, ayat jurnal tersebut
merupakan pengendalian yang penting. menunjukkan salah saji yang potensial ketika mencatat akuisisi
asuransi selama tahun berjalan atau ketika menghitung saldo akhir
Register asuransi (insurance register) adalah catatan polis tahun asuransi dibayar di muka.
asuransi yang berlaku dan tanggal jatuh tempo setiap polis. Auditor
menggunakan register asuransi untuk mengidentifikasi polis yang
berlaku terkait dengan akun asuransi dibayar di muka.
Tinjauan terhadap Asuransi Dibayar di Muka
Prosedur analitis berikut yang biasanya Auditor lakukan untuk asuransi

Pengujian Audit dibayar di muka dan beban asuransi:

● Membandingkan total asuransi dibayar di muka dan beban asuransi


dengan tahun sebelumnya.
● Menghitung rasio asuransi dibayar di muka terhadap beban asuransi
dan membandingkannya dengan tahun sebelumnya.
Dalam audit atas asuransi dibayar di muka, auditor ● Membandingkan setiap cakupan polis asuransi pada skedul asuransi
memperoleh skedul dari klien yang mencantumkan setiap yang diperoleh dari klien dengan skedul tahun sebelumnya sebagai
polis yang berlaku: pengujian atas eliminasi polis tertentu atau perubahan cakupan
● Informasi tentang polis, termasuk nomor polis, jumlah asuransi.
cakupan, dan premi tahunan. ● Membandingkan saldo asuransi dibayar di muka yang dihitung
selama tahun berjalan atas dasar polis per polis dengan yang ada
● Saldo awal asuransi dibayar di muka;
pada tahun sebelumnya sebagai pengujian terhadap kesalahan
● Pembayaran premi polis; perhitungan.
● Jumlah yang dikenakan ke beban asuransi; ● Mereview cakupan asuransi yang tercantum pada skedul asuransi
● Saldo akhir asuransi dibayar di muka. dibayar di muka dengan pejabat klien yang berwenang atau broker
asuransi menyangkut kememadaian cakupan. Auditor tidak boleh
menjadi pakar asuransi, tetapi pemahaman auditor mengenai
akuntansi dan penilaian aset sangat diperlukan untuk memastikan
bahwa perusahaan tidak diasuransikan terlalu rendah.
Pengujian Audit

Sewa Dibayar di Muka Pajak Dibayar di Muka


● Minta daftar-daftar sewa dibayar di muka dan cocokkan dengan ● Minta daftar rincian pajak dibayar di muka yang meliputi jenis pajak
saldo menurut buku besar; PPh Pasal 22, PPh Pasal 23, dan PPh Pasal 25
● Periksa surat kontrak sewa untuk perjanjian baru, sedangkan ● Periksa bukti pemotongan dan bukti Surat Setoran Pajak (SSP),
untuk perjanjian lama dapat dilihat pada kertas kerja tahun serta tanggal penyetoran dan pelaporan
sebelumnya; ● Cocokkan atas bukti pemotongan dan bukti surat setoran pajak
● Periksa kebenaran perhitungan sewa dibayar di muka untuk dengan saldo di buku besar serta lakukan vouching terhadap bukti
tahun berjalan dengan memerhatikan periode berlakunya masa tersebut
sewa tersebut (lakukan rekonsiliasi dengan biaya sewa di pos ● Lakukan rekonsiliasi antara total objek dengan tarif pajaknya
laba rugi); (misalnya, uang muka pajak PPh Pasal 23 = total pendapatan
● Periksa bukti pembayaran atas penambahan sewa dibayar di sewa tahun berjalan x tarif pajaknya)
muka dan pastikan bahwa penambahan tersebut disetujui oleh
pejabat yang berwenang;
● Pisahkan antara biaya kontrak jangka pendek dengan jangka
panjang;
● Untuk kontrak sewa jangka panjang lakukan konfirmasi atas
jumlah yang masih berlaku;
● Yakinkan bahwa peraturan perpajakan yang berlaku untuk biaya
sewa telah ditaati.
Audit
Kewajiban Kategori utama akun yang ketiga dalam siklus
akuisisi dan pembayaran adalah kewajiban akrual
(accrued liabilities), yang merupakan estimasi

Akrual kewajiban yang belum dibayar atas jasa dan manfaat


yang telah diterima sebelum tanggal neraca.
Audit Kewajiban Akrual
Kebanyakan kewajiban akrual merupakan kewajiban di masa
depan atas jasa yang belum dibayar akibat berlalunya waktu
tetapi belum dibayarkan pada tanggal neraca.

Sebagai contoh, manfaat sewa properti yang diakrualkan selama tahun


bersangkutan. Karena itu, pada tanggal neraca, bagian tertentu dari total biaya
sewa yang telah dibayarkan harus diakrualkan.
Kewajiban serupa lainnya :
Kewajiban serupa lainnya :
● Gaji Akrual ● Fee Profesional Akrual
● Pajak gaji akrual ● Sewa Akrual
● Bonus pejabat akrual ● Bunga Akrual
● Komisi akrual
Audit Kewajiban Akrual

Jenis akrual yang kedua —> melibatkan estimasi dimana jumlah kewajiban yang
jatuh tempo tidak pasti,

seperti kewajiban pajak penghasilan federal apabila ada kemungkinan yang masuk
akal bahwa jumlah yang dilaporkan pada SPT pajak akan berubah setelah Internal
Revenue Service mengaudit SPT tersebut. Biaya garansi akrual dan biaya pensiun
akrual merupakan jenis akrual yang serupa.
Pajak Properti Akrual
saldo beban pajak properti merupakan jumlah residu yang berasal dari saldo awal dan akhir pajak
properti akrual serta pembayaran pajak properti.

Karena itu, penekanan dalam pengujian harus diberikan pada kewajiban pajak properti akhir dan
pembayaran. Ketika auditor memverifikasi pajak properti akrual, kedelapan tujuan audit yang berkaitan
dengan saldo kecuali nilai realisasi bersifat relevan. Dua yang paling penting adalah:

1. Properti yang ada pada skedul akrual sudah tepat untuk mengakrualkan pajak. Kelalaian untuk
mencantumkan properti di mana pajak harus diakuralkan akan merendahsajikan kewajiban pajak
properti (kelengkapan). Sebagai contoh salah saji yang material dapat terjadi jika pajak properti
belum dibayarkan hingga tanggal neraca clan tidak dimasukkan sebagai pajak properti akrual.
2. Pajak properti akrual telah dicatat secara akurat. Auditor memperhatikan perlakuan yang konsisten
terhadap akrual dari tahun ke tahun (keakurat- an).
Auditor dapat memverifikasi akrual pada saat yang bersamaan dengan audit pembayaran pajak properti tahun
berjalan.

Dalam sebagian besar audit, terdapat beberapa pembayaran pajak properti, tetapi setiap pembayaran sering kali
berjumlah Material sehingga merupakan hal yang umum untuk memverifikasi semuanya. Auditor juga
membandingkan akrual itu dengan tahun sebelumnya.

● memperoleh skedul pembayaran pajak properti dari klien dan membandingkan setiap pembayaran
dengan skedul tahun sebelumnya untuk menentukan apakah semua pembayaran telah dicantumkan
dalam skedul yang disiapkan klien.
● Skedul audit aset tetap juga harus diperiksa untuk melihat penambahan dan pelepasan aset yang
mungkin mempengaruhi akrual pajak properti. Semua properti yang dipahami oleh regulasi pajak
properti lokal hams dicantumkan dalam skedul, meskipun pembayaran pajak pertama belum
dilakukan.
● Setelah merasa yakin bahwa semua properti kena pajak telah dicantumkan dalam skedul yang
disiapkan klien, auditor akan mengevaluasi kelayakan pajak properti atas setiap properti yang
digunakan oleh klien untuk mengestimasi akrual.
Auditor dapat memverifikasi pajak properti akrual dengan menghitung kembali bagian
dari total pajak yang dikenakan pada tahun berjalan atas setiap bagian properti.

Pertimbangan paling penting adalah menggunakan bagian yang sama dari setiap pembayaran
pajak untuk akrual yang telah digunakan pada tahun sebelumnya, kecuali ada kondisi yang
dapat dibenarkan untuk melakukan perubahan. Setelah akrual dan beban pajak properti untuk
setiap bagian properti selesai dihitung kembali, totalnya harus ditambahkan dan dibandingkan
dengan buku besar umum. Dalam banyak kasus, pajak properti dibebankan ke lebih dari satu
akun beban. Dalam kasus tersebut, auditor hams menguji klasifikasi yang benar dengan
mengevaluasi apakah jumlah yang benar telah dibebankan ke setiap akun.
AUDIT AKUN LABA DAN
BEBAN
Terdapat dua konsep dalam audit atas akun laba dan akun beban yang akan diperlukan ketika
mempertimbangkan tujuan laporan laba rugi:
1. penandingan laba dan beban periodik diperlukan untuk menentukan hasil operasi yang tepat.
2. aplikasi prinsip-prinsip akuntansi yang konsisten selama periode yang berbeda dipelukan untuk
komparabilitas.

Audit atas akun laba dan beban berkaitan langsung dengan neraca dan bukan merupakan bagian
terpisah dari proses audit. Salah saji akun laporan laba rugi hampir selalu mempengaruhi akun
neraca, dan sebaliknya.
Bagian audit yang secara langsung mempengaruhi akun -akun tersebut adalah:
3. Prosedur analitis
4. Pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi
5. Pengujian atas rincian saldo
Baik pengujian pengendalian maupun pengujian substantif atas transaksi memiliki dampak yang
secara simultan memverifikasi akun neraca dan laporan laba rugi.

Sebagai contoh, asumsikan auditor menyimpulkan bahwa pengendalian internal sudah memadai
untuk memberikan kepastian yang layak bahwa transaksi yang terjadi dalam jurnal akuisisi, telah
dicatat secara akurat, diklasifikasikan dengan benar, dan dicatat pada waktu yang tepat. Dengan
melakukan hal tersebut, auditor memperoleh bukti mengenai kebenaran setiap akun neraca, seperti
utang usaha dan aset tetap, serta akun laporan laba rugi, seperti iklan dan reparasi.

Sebaliknya, pengendalian yang tidak memadai dan salah saji yang ditemukan melalui pengujian
pengendalian serta pengujian substantif atas transaksi menunjukkan kemungkinan adanya salah saji
baik dalam laporan laba rugi maupun neraca.
Sarana yang paling penting untuk memverifikasi banyak akun laporan laba rugi pada
setiap siklus transaksi adalah memahami pengendalian internal dan pengujian
pengendalian serta pengujian substantif atas transaksi yang berhubungan.

Sebagai contoh, jika auditor menyimpulkan setelah melakukan pengujian yang


memadai bahwa risiko pengendalian dapat dinilai secara layak sebagai rendah untuk
transaksi dalam siklus akuisisi dan pemhayaran, satu-satunya verifikasi tambahan
terhadap akun laporan laba rugi yang berhubungan, seperti utilitas, iklan, dan
pembelian, akan dilakukan melalui pelaksanaan prosedur analitis dan pengujian pisah
batas. Akan tetapi, akun laba dan beban tertentu sama sekali tidak diverifikasi oleh
pengujian pengendalian serta pengujian suhstantif atas transaksi, sementara yang
lainnya harus diuji secara lebih ekstensif oleh pengujian substantif lainnya.
● Analisis akun beban (expense account analysis) melihatkan pemeriksaan auditor terhadap
pendokumentasian yang mendasari setiap transaksi dan jumlah yang terdiri dari rincian total akun
beban .Dokumen itu sejenis dengan yang digunakan untuk memeriksa transaksi sebagai bagian dari
pengujian transaksi akuisisi, termasuk faktur, laporan penerimaan, pesanan pembelian, dan kontrak.

● Meskipun analisis akun beban berfokus pada transaksi, pengujian tersebut berbeda dengan
pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi. Pengujian pengendalian dan
pengujian substantif atas transaksi ditujukan untuk menilai risiko pengendalian. Karena itu,
pengujian tersebut menguji kelas transaksi, seperti akuisisi, sehingga melibatkan banyak akun yang
berbeda. Dalam analisis beban dan akun laporan laba rugi lainnya, auditor memverifikasi transaksi
pada akun-akun khusus untuk menentukan apakah transaksi itu dilakukan klien yang sesuai,
diklasifikasikan dengan benar, dan dicatat secara akurat.
Auditor sering sekali menganalisis beberapa akaun yang sering ditemukan di lapangan, antara lain :

1. Akun beban reparasi dan pemeliharaan untuk menentukan apakah mereka telah salah
mencantumkan transaksi properti, pabrik, dan peralatan.

2. Beban sewa dan lease guna menentukan kebutuhan untuk mengkapitalisasi lease.

3. Beban hukum untuk menentukan apakah ada kewajiban kontinjen yang potensial, perselisihan,
tindakan ilegal, atau masalah hukum lainnya yang dapat mempengaruhi laporan keuangan.
Beberapa akun beban berasal dari alokasi (allocation) data akuntansi dan bukan dari transaksi
diskret. Beban semacam itu termasuk penyusutan, deplesi, dan amortisasi hak cipta serta biaya
katalog. Alokasi overhead manufaktur antara persediaan dan harga pokok penjualan merupakan
contoh jenis alokasi lainnya yang mempengaruhi beban.

Alokasi sangatlah penting karena menentukan apakah pengeluaran merupakan suatu aset atau beban
periode berjalan. Jika klien tidak mengikuti standar akuntansi atau lalai menghitung alokasi secara
benar, laporan keuangan dapat menjadi salah saji secara material.
Kasus
Kasus 19-28
Asumsikan bahwa Anda telah mencapai beberapa kesimpulan.

1. Pengujian atas rincian saldo utang usaha Anda telah selesai, dan Anda tidak menemukan pengecualian.
2. Risiko audit yang dapat diterima untuk properti, pabrik, clan peralatan serta semua beban adalah tinggi.
3. Risiko inheren untuk properti, pabrik, dan peralatan adalah tinggi karena pada tahun berjalan, klien telah memperoleh
sejumlah peralatan percetakan baru dan bekas serta telah menukarkan peralatan lama. Beberapa peralatan baru ternyata
tidak efektif dan dikembalikan; sementara penyisihan telah diterima untuk peralatan lainnya. Risiko inheren untuk akun beban
adalah rendah.
4. Peralatan komputer baru dan beberapa peralatan percetakan sedang dilease. Klien belum pernah meleasekan peralatan itu
sebelumnya.
5. Prosedur analitis untuk properti, pabrik, clan peralatan tidak mendukung karena meningkatnya aktivitas akuisisi dan
pelepasan.
6. Prosedur analitis menunjukkan bahwa beban reparasi, pemeliharaan, dan peralatan kecil telah meningkat secara material,
baik dalam jumlah absolut maupun persentase penjualan. Dua beban lainnya juga meningkat secara material, dan salah satu
menurun secara material.
7. Dalam memeriksa sampel pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi, Anda mengamati bahwa tidak ada
item sampel yang termasuk dalam properti, pabrik, dan peralatan atau transaksi lease.
Diminta

a. Jelaskan hubungan antara pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi yang dihasilkan dalam
Kasus 18-32 serta audit atas properti, pabrik, dan peralatan serta lease.

Berdasarkan pada Kasus 18-32, pengendalian internal sudah efektif sehingga Auditor akan melakukan pengujian pengendalian
dan didapati bahwa pengendalian internal sudah efektif yang dibuktikan dengan pengujian atas rincian saldo utang dan tidak
menemukan pengecualian. Selain itu risiko audit yang dapat diterima untuk property, pabrik, dan peralatan serta semua beban
adalah tinggi. Jika berdasarkan pengujian pengendalian didapati bahwa pengendalian sudah efektif maka dalam melakukan
pengujian substantif auditor akan memperkecil pengambilan jumlah sample ketika melakukan pengujian.
b. Bagaimana hasil pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi serta kesimpulan Anda ( 1 hingga 7) akan
mempengaruhi pengujian atas rincian saldo properti, pabrik, dan peralatan serta lease yang Anda rencanakan? Berikan
kesimpulan Anda untuk setiap tujuan audit yang berkaitan dengan saldo.

● Prosedur analitis untuk properti, pabrik, dan peralatan tidak mendukung karena meningkatnya aktivitas akuisisi dan pelepasan.
Sehingga auditor akan melakukan pengujian atas rincian saldo. Apakah jumlah pelepasan dan perolehan aset baru telah sama
dengan total pada buku besar umum.
● Pada tahun berjalan, klien telah memperoleh sejumlah peralatan percetakan baru dan bekas serta telah menukarkan peralatan
lama. Beberapa peralatan baru ternyata tidak efektif dan dikembalikan. Terkait hal tersebut perlu dilakukan pengujian apakah
perolehan percetakan serta pelepasan atau penukaran aset yang ada dalam daftar memang benar-benar ada (eksistensi). Auditor
memeriksa faktur vendor dan laporan terkait penerimaan, pengembalian aset serta pelepasan aset lama. Selain itu lakukan
pemeriksaan aset fisik untuk mengecek apakah barang benar-benar ada. Karena risiko inheren untuk properti, pabrik, dan
peralatan adalah tinggi maka auditor harus mengumpulkan banyak bukti, perlu dilakukan pengujian apakah seluruh transaksi sudah
dicatat dengan lengkap.
● Peralatan komputer baru dan beberapa peralatan percetakan sedang dilease. Klien belum pernah meleasekan peralatan itu
sebelumnya. Perlu diperiksa faktur vendor atau perjanjian terkait peralatan yang di lease karena akan mempengaruhi pengakuan
atas kepemilikan peralatan tersebut. Apakah perjanjian lease bersifat operating atau financial lease, apakah hanya diakui sebagai
penyewaan atau ada pembelian pada akhir perjanjian lease. Hal ini juga akan mempengaruhi bagaimanya pengakuan beban atas
peralatan yang di lease tersebut.
● Terkait adanya beban reparasi dan pemeliharaan perlu dilakukan pemeriksaan faktur vendor apakah termasuk beban atau
merupakan kegiatan yang menambah umur aset sehingga harus dikapitalisasi ke nilai aset dan bukan dicatat sebagai beban
(klasifikasi)
c. Jelaskan hubungan antara hasil pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi dalam Kasus 18-32
dan audit atas beban.

- Pengendalian internal dari Ward Publishing Company tampak sudah efektif.


- Hasil pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi adalah sbb:
- Pemisahan tugas yang baik dan kontroler serta karyawan lain yang kompeten,
- Pengujian atas rincian saldo utang usaha telah selesai, dan tidak ditemukan pengecualian
- Risiko inheren untuk akun beban adalah rendah
- Prosedur analitis menunjukkan bahwa beban reparasi, pemeliharaan, dan peralatan kecil telah meningkat secara
material, baik dalam jumlah absolut maupun persentase penjualan. Dua beban lainnya juga meningkat secara
material, dan salah satu menurun secara material

Sehingga risiko audit atas beban adalah rendah.


● d. Bagaimana hasil pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi serta kesimpulan Anda (1
hingga 7) akan mempengaruhi pengujian atas rincian saldo beban yang Anda rencanakan? Jangan menulis
program audit.

○ Diketahui bahwa saldo beban reparasi, pemeliharaan, dan peralatan kecil telah meningkat secara material, maka
auditor harus melakukan pengecekan keakuratannya yang fokusnya ada pada apakah kebijakan pembebanan
sudah konsisten atau belum, dan juga apakah perhitungan tersebut sudah benar semestinya atau belum.
○ Sedangkan untuk beban lain yang juga meningkat secara signifikan, misalnya beban penyusutan, juga diperlukan
fokus pada penentuan apakah klien mengikuti kebijakan penyusutan yang konsisten dari periode ke periode, dan
apakah perhitungan klien sudah benar.
○ Empat aspek sebagai pertimbangan yaitu:
■ 1. Berapa umur manfaat akusisi pada periode berjalan
■ 2. Metode penyusutan apa yang digunakan
■ 3. Berapa estimasi pada nilai sisa
■ 4. Bagaimana kebijakan penyusutan yang digunakan dalam tahun akuisisi dan disposisi
○ Metode yang berguna untuk mengaudit beban penyusutan adalah pengujian prosedur analitis atas kelayakan yang
dilakukan dengan mengalikan aset tetap yang belum disusutkan dengan tingkat penyusutan tahun tersebut.
○ Jika pengujian kelayakan secara keseluruhan tidak dapat dicapai, diperlukan pengujian yang lebih terinci. Untuk
mencapai hal ini, Auditor akan menghitung kembali beban penyusutan dengan perhitungan yang terinci. Sebagai contoh,
auditor membandingkan informasi yang diperoleh melalui pengujian audit atas akun beban penyusutan dengan
informasi yang diungkapkan dalam catatan kaki guna memastikan informasi yang disajikan konsisten dengan metode
aktual dan asumsi yang digunakan untuk menghitung serta mencatat penyusutan.

Anda mungkin juga menyukai