Kelompok 2 :
Tahap penilaian risiko bertujuan untuk mengidentifikasi dan menilai risiko salah saji
material dalam laporan keuangan. Tujuan ini dapat dicapai melalui pemahaman mengenai
entitas dan lingkungannya, termasuk pemahaman mengenai pengendalian intern dari
entitas tersebut
Langkah-Langkah utama dalam Tahap penilaian Risiko atau Risk Assessment terdiri atas
berikut ini.
a) Memutuskan untuk menerima (jika ini merupakan penugasan atau perikatan audit yang
pertama), melanjutkan ( jika ini merupakan penugasan atau perikatan audit ulangan), atau
menolak penugasan atau perikatan audit.
b) Merencanakan audit. Langkah kedua ini dapat dirinci lebih lanjut dalam: (i) menentukan
materialitas; (ii) melakukan pertemuan dengan tim audit dalam rangka perencanaan; dan
(iii) merumuskan strategi audit yang menyeluruh.
c) Melaksanakan prosedur penilaian risiko, yang bertujuan untuk menilai risiko salah saji
( karna kecurangan dan/ atau kesalahan) di tingkat laporan keuangan dan di tingkat asersi.
Langkah ketiga ini dapat dirinci lebih lanjut dalam: (i) menentukan dan menilai resiko
pengendalian; dan (iii) mengkomunikasikan kelemahan dan kekurangan yang ditemukan,
sebagai hasil pelaksanaan prosedur penilaian risiko.
d) Dokumentasikan temuan dan segala perubahan atas rencana audit semula.
2. Tahap Risk Response
Tahap risk response yaitu merancang dan melaksanakan prosedur audit selanjutnya
yang menanggapi risiko (salah saji yang material) yang telah diidentifikasi dan dinilai,
pada tingkat laporan keuangan dan asersi.
2. BAB 18 : Surat perikatan audit harus direvisi jika terjadi perubahan keadaan. Sebutkan 3
hal yang merupakan perubahan keadaan tersebut!
Jawab :
• Setiap perubahan syarat penugasan atau diperlukannya syarat penugasan yang
khusus untuk periode tersebut.
• Perubahan signifikan dalam kepemilikan entitas.
• Perubahan dalam senior managemenent baru-baru ini.
3. BAB 19 : Waktu yang diperlukan untuk menyusun strategi audit yang menyeluruh
bervariasi antara satu audit dengan lainnya dan tergantung dari ?
Jawab :
- Ukuran dan kompleksitas entitas.
- Komposisi dan ukuran tim audit, audit kecil akan mempunyai tim yang kecil,
dengan perencanaan, koordinasi, dan komunikasi yang lebih mudah.
- Pengalaman dimasa lalu dengan entitas lalu
- Situasi yang dihadapi dalam melaksanakan audit.
Bab 20
Jawab :
Perfomance materiality ( materialitas yang digunakan dalam pelaksanaan audit atau disingkat
'materialitas pelaksanaan' ) digunakan auditor untuk menekan risiko sampai ke titik rendah yang
dapat diterima ( appropriately low level ). Yang ditekan ialah risiko besarnya salah saji melampaui
angka materialitas.
1. Bab 17 : penilaian risiko yang merupakan peristiwa apa yang jika terjadi akan
menyebabkan salah saji yang material dalam laporan keuangan merupakan tahap audit?
Jawab :
2. Bab 18 : langkah pertama yang harus di lakukan dalam proses penerimaan klien untuk
melanjutkan penugasan adalah?
Jawab :
Langkah pertama yang dilakukan yaitu menilai kemampuan KAP mengenai pelaksanaan
dalam penugasan dan dalam risiko yang terkait.
3. Bab 19 : bagaimana mengkomunikasikan rencana audit berdasarkan dalam ISA 260 alinea
15?
Jawab :
Mengkomunikasikan rencana audit berdasarkan dalam ISA 260 alinea 15 yaitu auditor
wajib mengkomunikasikan dengan TCWG garis besar lingkup dan penjadwalan waktu
auditnya yang direncanakan dengan membantu menajamen dan TCWG dalam memahami
konsekuensi pekerjaan auditor, membahas masalah risiko dan konsep materialitas dengan
auditor, mengidentifikasi area dimana manajemen dan TCWG meminta auditor dalam
melaksanakan prosedur tambahan. Kemudian auditor juga akan mengembangkan
pemahaman yang lebih baik mengenai entitas itu dan lingkungannya.
BAB 20
Kasus perbuatan melawan hukum, ketidakpatuhan terhadap perjanjian atau perikatan lainnya
merupakan contoh dari?
Jawab :
2. BAB 18 : Jelaskan apa yang harus dilakukan auditor sebelum kap memutuskan untuk
menerima atau mempertahankan suatu penugasan?
Jawab :
- Memutuskan dapat diterimanya kerangka pelaporan keuangan yang diusulkan atau
digunakan entitas.
- Menilai apakah KAP dpata mentaati ketentuan etika yang relevan.
- Dapatkan persetujuan manajemen bahwa ia memahami sepenuhnya akan tanggung
jawabnya berkenaan dengan :
✓ Penyusunan laporan keuangan entitas sesuai dengan FRF yang diterapkan.
✓ Pengendalian internal sebagaimana dianggap perlu oleh manajemen untuk
menyusun laporan keuangan yang bebas dari salah saji yang material,
apakah yang disebabkan oleh kecurangan atau kesalahan.
✓ Memberikan kepada auditor akses kepada semua informasi yang relevan
dan informasi tambahan yang diminta auditor.
- Prosedur menerima dan melanjutkan penugasan.
3. BAB 19 : Hal-hal apa saja yang wajib auditor masukkan ke dalam dokumentasi auditnya?
Jawab :
- Strategi audit menyeluruh
- Rencana audit
- Setiap perubahan signifikan yang dibuat selama penugasana audit, terhadap strategi audit
atau rencana audit, dan alasan untuk melakukan perubahan tersebut.
BAB 20
Jawab :
Overall materiality didasarkan pada persepsi auditor mengenai kebutuhan informasi keuangan
secara umum dari pemakai laporan keuangan berbagai pemakai sebagai satu kelompok. Specific
materiality ialah materialitas pada tingkat jenis transaksi tertentu atau saldo akun tertentu atau
pengungkapan tertentu
Langkah-langkah dasar perencanaan audit ada dua yaitu, cara memulainya, dan menilai
risiko serta memberikan tanggapan.
BAB 20
Bagaimana menentukan besarnya overall materiality dan specific materiality, dan cara
menggunakannya?
Jawab :
1. Overall Materiality
Overall materiality didasarkan atas persepsi auditor mengenai kebutuhan pemakai laporan
keuangan. Auditor dapat mengasumsikan hal-hal berikut mengenai pemakai laporan keuangan:
a. Mempunyai pengetahuan yang cukup mengenai bisnis, kegiatan ekonomis, dan akuntansi.
b. Mempunyai keinginan untuk mempelajari informasi dalam laporan kuangan dengan cukup
cermat.
c. Memahami bahwa laporan keuangan dibuat dan diaudit pada tingkat materialitas (dan
mengabaikan yang tidak material).
e. Membuat keputusan ekonomis yang wajar atas dasar informasi dalam laporan keuangan.
Sebagai langkah awal menentukan angka materialitas, auditor biasanya menggunakan suatu
acuan, ambang batas, threshold atau benchmark.Dari acuan ini dan besarnya persentase
didasarkan pada kearifan professional.
2. Performance Materiality
Overall materiality dan specific materiality ditetapkan dalam hubungan dengan kebutuhan
pemakai laporan keuangan.Performance materiality ditetapkan dalam jumlah yang lebih rendah
dari overall materiality untuk menguji biaya perbaikan dan pemeliharan, jika ada risiko yang lebih
tinggi bahwa asset tidak dikapitalisasi. Spesific materiality juga dapat digunakan untuk
melaksanakan pekerjaan audit tambahan dalam area yang sensitif karena sifat salah saji yang
potensial dan situasi yang berkaitan dengan terjadinya salah saji tersebut dan bukan karena
ukuran uangnya.
1. BAB 17 : Pada bab ini akan dibahas lebih mendalam tentang audit tahap 1 yaitu Risk
Asessment atau penilaian risiko. Langkah-langkah utama dalam tahap audit pertama terdiri
atas?
Jawab :
a) Memutuskan untuk menerima (jika ini merupakan penugasan atau perikatan audit yang
pertama), melanjutkan ( jika ini merupakan penugasan atau perikatan audit ulangan), atau
menolak penugasan atau perikatan audit.
b) Merencanakan audit. Langkah kedua ini dapat dirinci lebih lanjut dalam: (i) menentukan
matrealitas; (ii) melakukan pertemuan dengan tim audit dalam rangka perencanaan; dan
(iii) merumuskan strategi audit yang menyeluruh.
c) Melaksanakan prosedur penilaian risiko, yang bertujuan untuk menilai risiko salah saji
( karna kecurangan dan/ atau kesalahan) di tingkat laporan keuangan dan di tingkat asersi.
Langkah ketiga ini dapat dirinci lebih lanjut dalam: (i) menentukan dan menilai resiko
pengendalian; dan (iii) mengkomunikasikan kelemahan dan kekurangan yang ditemukan,
sebagai hasil pelaksanaan prosedur penilaian risiko.
d) Dokumentasikan temuan dan segala perubahan atas rencana audit semula.
2. BAB 18 : setelah syarat perikatan audit disetujui maka syarat tersebut harus dicantumkan
dalam surat perikatan audit atau bentuk perjanjian tertulis yang tepat dan harus memuat
tentang?
Jawab :
3. BAB 19 : Waktu yang diperlukan untuk menyusun strategi audit yang menyeluruh
bervariasi antara satu audit dengan audit lainnya, hal ini tergantung dari ?
Jawab :
BAB 20
Perfomance materiality sengaja ditetapkan pada angka atau jumlah yang lebih rendah dari
overall materiality atau specific materiality. Tujuannya ialah melaksanakan lebih banyak
pekerjaan audit untuk?
Jawab :
- memastikan salah saji yang lebih kecil dari overall materiality atau specific materiality dapat
dideteksi
- menyediakan suatu margin atau penyangga (buffer ) untuk salah saji yang tidak terdekteksi.
Yazid alfarizi C1C016124
1. BAB 17 : Risiko salah saji dapat terjadi karena fraud maupun error, apapun penyebabnya
maka auditor wajib menilainya. Lalu, bagaimana auditor menilai risiko salah saji tersebut?
Jawab :
Auditor menilai risiko salah saji tersebut dengan cara penilaian risiko yang dilakukan pada
dua tingkat, yakni pada tingkat laporan keuangan dan pada tingkat asersi. Auditor
melaksanakan tahap penilaian risiko dengan memahami secara baik entitas yang
diauditnya serta lingkungan bisnis dimana entitas itu beroperasi. Salah satu aspek yang
wajib dipahami oleh auditor ialah pengendalian internal entitas itu, dimana yang akan
menjadi dasar untuk merancang dan mengimplementasikan tanggapan terhadap risiko
salah saji yang material yang dinilai, karena pengendalian internal dibangun untuk
menanggulangi (mitigate) risiko.
2. BAB 18 : Apa yang harus dilakukan oleh auditor sebelum KAP memutuskan untuk
menerima atau mempertahankan suatu penugasan?
Jawab :
BAB 20
Apa contoh dari situasi yang terkait dengan salah saji yang dapat menyebabkan auditor
mengevaluasi salah saji sebagai material sekalipun besarnya dibawah materialitas ?
Jawab :
Contoh nya kasus perbuatan melawan hukum, ketidakpatuhan terhadap ketentuan dalan
perjanjian kredit atau perikatan lainnya, dan ketidakpatuhan terhadap statuter dan pelaporan
yang ditetapkan regulator.
Kelompok 3
1. Syifa Novanda
Bab 17. Apa hasil dari proses audit tahap 1 resiko yang dinilai ?
Jawab :
Hasil dari proses audit tahap 1 yang berupa penilaian risiko adalah risiko yang dinilai auditor atau
tim audit mengenai salah saji yang material. Atau risiko salah saji yang material sebagai hasil dari
assessment yang dilakukan auditor.
Bab 18. Apa yang terjadi ketika KAP mengambil keputusan yang buruk untuk menerima atau
memutuskan penugasan atau klien ?
Jawab :
Yang terjadi ialah waktu produktif yang tidak bisa dibebankan kepada klien, fee atau imbalan
yang tidak dibayar oleh klien, beban psikologis tambahan bagi partner dan staf, rusak/hilangnya
reputasi, dan yang terburuk kemungkinan KAP/partner/staf mengalami tuntutan hukum.
Bab 19.
Apa saja identifikasi awal yang menjadi faktor-faktor penting dalam dokumentasi mengenai
strategi audit?
Jawab
Faktor-faktor penting:
1. Materialitas
2. Penilaian awal pada tingkat laporan keuangan secara keseluruhan dan dampaknya terhadap
audit
3. Identifikasi awal mengenai:
a. Jenis transaksi, saldo akun, dan pengugkapan yang penting dan material
b. dimana ada risiko salah saji yang material yang lebih besar
4. Bagaimana mengingatkan anggota tim untuk senantiasa melaksanakan skeptisisme
profesional dalam mengumpulkan dan megevaluasi bukti audit
5. Hasil audit lalu yang relevan termasuk kelemahan dalam pengendalian intern dan
tanggapan atau tindak lanjut manajemen
6. Pembahasan dengan staf/partner KAP yang memberikan jasa lainnya kepada entitas
7. Bukti mengenai sikap manajemen terhadap pengendalian intern, dan tekanan mengenai
pentingnya pengendalian intern dalam entitas itu
8. Volume transaksi, yang mungkin akan menentukan apakah lebih efisien bagi auditor untuk
percaya pada pengendalian intern
Bab 20.
Maksud dari “Margin atau penyangga memberikan asurans kepada auditor bahwa
akumulasi salah saji tidak mencapai jumlah yang menyebabkan laporan keuangan
disalahsajikan secara material”?
Jawab
Maksudnya yaitu jika laporan keuangan memang disalahsajikan secara material, hal ini
seharusnya dapat dideteksi oleh auditor yang melaksanakan prosedur audit berdasarkan
overall materiality atau specific materiality yang ditetapkannya.
2. Agung Hardian
Jawab :
1. Perencanaan: Dalam tahap ini auditor akan melakukan perkenalan dengan perusahaan
dan industri klien. Dengan memiliki pengetahuan akan background perihal itu, auditor
bisa mendapatkan sense bagaimana mengaudit klien, apa yang berpotensi
menjadi issue dalam pelaksanaan audit, berapa waktu yang dibutuhkan untuk
melaksanakan audit, penyusunan tim audit, penentuan fee audit, timeline audit dan
sebagainya.
2. Pelaksanaan: Di tahap ini, auditor akan mengumpulkan informasi dan bukti-bukti yang
kuat untuk melakukan prosedur audit. Pengumpulan informasi bisa dilakukan melalui
diskusi dengan klien, pengumpulan dan pengecekan data hardcopy dan softcopy dari
klien dan sebagainya. Bilamana terdapat finding yang membutuhkan koreksi dalam buku,
maka perlu didiskusikan dengan klien.
Bab 18. Apa yang dilakukan seorang auditor sebelum KAP memutuskan untuk menerima atau
mempertahankan suatu penugasan ?
Jawab :
1. Memutuskan dapat diterimanya kerangka pelaporan keuangan yang
diusulkan/digunakan entitas
2. Menilai apakah KAP dapat mentaati ketentuan etika yang relevan
3. Dapatkan persetujuan manajemen bahwa ia memahami sepenuhnya akan
tanggungjawabnya berkenaan dengan:
a. Penyusunan laporan keuangan entitas sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan
yang diterapkan
b. Pengendalian internal sebagaimana dianggap perlu oleh manajemen untuk menyusun
laporan keuangan yang bebas dari salah saji yang material, apakah yang disebabkan oleh
kecurangan/kesalahan
c. Memberikan kepada auditor akses kepada semua informasi yang relevan dan informasi
tambahan yang dapat diminta auditor, serta akses tanpa batas kepada orang-orang
didalam entitas yang menurut pendapat auditor diperlukan untuk mendapatkan bukti
audit
d. Prosedur menerima dan melanjutkan penugasan. Ini adalah serangkaian prosedur
yang serupa dengan prosedur penilaian risikk. Jika penugasan ini diterima, hasil/temuan
prosedur ( prosedur menerima dan melanjutkan penugasan) dapat digunakan sebagai
bagian dari prosedur penilaian risiki. Sesudah diputuskan untuk menerima/melanjutkan
penugasan, maka langkah selanjutnya ialah :
a. Memastikan apakah persyratan awal/prakondisi bagi suatu audit memang ada,
b. Menegaskan pemahaman bersama antara auditor dan manajemen ( dimana perlu,
TCWG) mengenai syarat-syarat perikanan audit
Bab 19. .
Jawab
1. Tingkat pertama adalah strategi audit secara menyeluruh (overall audit strategy)
2. Tingkat kedua adalah rencana audit terinci (deteiled audit plan)
BAB 20
Jawab
Performance materiality atau disingkat materialitas pelaksanaan digunakan auditor untuk menekan
risiko sampai ke titik rendah yang dapat diterima (appropriately low level) yaitu dalam salah saji
yang
3. Reghi Adi
Jawab :
Tujuanya ialah Pertemuan tim audit memberikan kesempatan kepada partner penugasan dan
anggota tim untuk berbagi insight mengenai entitas, misalnya tentang manusia, kegiatan, dan
tujuan entitas. Tujuan pertemuan tim audit ialah untuk membahas secara terbuka hal-hal
berikut:
· Entitas
· Manajemen
Bab 18. Apa salah satu keputusan terpenting yang dibuat oleh KAP?
Jawab :
Salah satu keputusan terpenting yang dibuat oleh KAP ialah memutuskan untuk
menerima/melanjutkan penugasan atau klien dan memutuskan penugasan atau klien mana yang
harus ditolak.
Bab 19
Hal hal apa saja yang akan mempengaruhi lamanya waktu untuk menyusun strategi audit
menyeluruh?
Jawab
waktu yang diperlukan untuk menyusun strategi audit menyeluruh bervariasi antarasatu audit
dengan audit lainnya, tergantung dari:
Bab 20
Dampak apa yang terjadi akibat adanya perubahan dalam performance materiality?
Jawab
1. Memastikan salah saji yang lebih kecil dari overall materiality atau specific materiality
dapatterdeteksi; dan
2. Menyediakan suatu margin atau penyangga (buffer) untuk salah saji yang tidak terdeteksi
4. Gilang Ramadhan
Bab 17. Apa isi dari ISA alinea 3 yang membahas tentang audit selayang pandang? Coba jelaskan!
Jawab :
1. Proses audit tahap 1 bertujuan menentukan ada/tidaknya risiko salah saji yang material
2. Risiko salah saji dapat terjadi karena kecurangan maupun kesalahan. Apapun
penyebabnya, auditor wajib menilainya
3. Penilaian risiko dilakukan pada 2 tingkat, yaitu tingkat laporan keuangan dan pada tingkat
asersi
4. Auditor melaksanakan tahap audit ini dengan memahami secara baik entitas yang
diauditnya serta lingkungan bisnis dimana entitas itu beroperasi
5. Salah satu aspek yang wajib dipahami auditor ialah pengendalian internal entitas itu.
Karena pengendalian internal dibangun untuk menanggulangi risiko
Bab 18. Apa tujuan auditor adalah menerima atau melanjutkan penugasan audit hanya jika dasar
untuk melaksanakan penugasan sudah disetujui? Sebutkan
Jawab :
Apakah KAP mempunyai SDM. Waktu kompetensi yang memadai untuk menangani
penugasan?
Jawab
Bab 20
Dalam penentuan materialitas dikenal ada dua dasar yang digunakan, yakni dasar kuantitatif dan
kualitatif. Sebutkan apa saja dasar kuantitatif dalammenentukan materialitas?
Jawab
1. Total aktiva
2. Total pendapatan
3. Laba bersih sebelum pajak
4. Laba bersih operasi yang berkelanjutan
5. Laba kotor
6. Rata-rata laba bersih sebelum pajak selama tiga Tahun
5. Gusti Aliya
Jawab :
Bab 18. Dalam prakondisi suatu audit, jika manajemen tidak mengakui tanggungjawabnya atau
tidak bersedia memberikan reprensentasi tertulis apa yang akan terjadi?
Jawab :
Auditor tidak akan dapat memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat. Dalam keadaan ini atau
jika FRF tidak menerima, auditor diwajibkan oleh ISA 210 Alinea 8 untuk menolak penugasan
kecuali ia diharuskan oleh hukum/ketentuan perundang-undangan
Bab 19
Perencanaan audit dilakukan pada dua tingkat, tingkat pertama adalah strategi audit secara
menyeluruh,tingkat kedua adalah rencana audit terinci. Apa perbedaan kedua tingkatan tersebut.
Jawab
Perbedaannya
- strategi audit secara menyeluruh dimulai dari penugasan, kemudian diselesaikan dan di mutakhir
kan sesuai informasi yang diperoleh dari :
- strategy audit terinci sedikit belakang, ketika prosedur penilaian risiko spesifik direncanakan dan
ketika ada cukup informasi mengenai risiko yang dinilai untuk memberikan tanggapan yang tepat.
Persyaratan atau keharusan untuk membuat rencana audit yang terinci dibahas dalam bab audit
yang tanggap.
Bab 20
Jawab
Alinea 11:
“Auditor wajib menetapkan (besarnya) performance materiality untuk tujuan menilai risiko salah
saji yang material dan menentukan sifat, waktu, dan luasnya prosedur audit selanjutnya.”
6. M. Edro
Bab 17. Bagaimana cara entitas dalam membuat laporan keuangan yang bebas dari salah saji
material ?
Jawab :
Dengan cara menghindari risk assessment, risk response, reporting, karena jika risiko-risoko ini
terjadi tujuan entitas dalam membuat laporan keuangan yang bebas dari salah saji material tidak
akan tercapai. Dan juga jika pengendalian internal lemah, risiko pengendalian merupakan
ancaman terhadap pembuatan laporan keuangan yang bebas dari salah saji material.
Bab 18. Masalah-masalah apa saja yang akan terjadi jika keputusan KAP salah sasaran terkait
memutuskan untuk menerima/melanjutkan penugasan dan memtuskan penugasan mana yang
harus ditolak?
Jawab :
Masalah-masalah seperti waktu produktif yang tidak bisa dibebankan kepada klien, fee atau
imbalan yang tidak dibayar oleh klien, beban psikologis tambahan bagi partner dan staf,
rusak/hilangnya reputasi, dan yang terburuk kemungkinan KAP/partner/staf mengalami tuntutan
hukum.
BAB 19
Mengapa menyusun strategi Audit menyeluruh merupakan bagian terpenting dalam Audit ?
Jawab
BAB 20
Apa yang akan terjadi jika pada OVERALL MATERIALITY terjadi salah saji dalam dasar
perhitungannya ?
Jawab
Dampak salah saji untuk seseorang pemakai tertentu, yang kebutuhannya berbeda, tidak
menjadi pertimbangan auditor dalam menetapkan materialitas secara menyeluruh (overall
materiality).
Dengan kata lain apabila terjadi salah saji dasar perhitungannya, salah saji tersebut dapat
diterima (tolerable) oleh pemakai laporan karena tidak mempengaruhi keputusan
ekonomisnya.
Kelompok 4
1. C.Rafflesiantono.S
1. Bab 17
Apa saja yang perlu dilakukan auditor dalam merencanakan audit sebagai bagian tahap audit
pertama ?
Jawab :
yang perlu dilakukan auditor dalam merencanakan audit sebagai bagian tahap audit pertama
:
1. Menentukan materialitas
2. Melakukan pertemuan dengan tim audit dalam rangka perencanaan
3. Merumuskan strategi audit menyeluruh.
. Bab 18
Pada entitas kecil peniadaan segala pengendalian sangat mudah terjadi, sehingga auditor
sulit mendapatkan bukti yang cukup dan tepat maka apa yang dapat dilakukan auditor
untuk memutuskan menolak penugasan atau memberikan pendapat yang dimodifikasi
serta apa yang perlu dipertimbangkan auditor dalam konteks ini ?
Bab 19
Apa saja faktor – faktor yang terkait dokumentasi mengenai strategi audit menyeluruh?
· Penilaianawalpadatingkatlaporankeuangansecarakeseluruhandandampaknyaterhadap
audit
· Identifikasiawalmengenai:
a. Jenistransaksi, saldoakun, danpengugkapan yang pentingdan material
b. Area dimanaadarisikosalahsaji yang material yang lebihbesar
·
Bagaimanamengingatkananggotatimuntuksenantiasamelaksanakanskeptisismeprofesion
aldalammengumpulkandanmegevaluasibukti audit
· Hasil audit lalu yang relevantermasukkelemahandalampengendalian intern
dantanggapanatautindaklanjutmanajemen
· Pembahasandenganstaf/partner KAP yang memberikanjasalainnyakepadaentitas
· Buktimengenaisikapmanajementerhadappengendalian intern,
dantekananmengenaipentingnyapengendalian intern dalamentitasitu
· Volume transaksi, yang mungkinakanmenentukanapakahlebihefisienbagi auditor
untukpercayapadapengendalian intern
Bab 20
Mengapa bila overall materiality mengalami perubahan maka performance materiality
pasti mengalami perubahan, namun jika performance materiality yang mengalami
perubahan overall materiality belum tentu berubah ? Jelaskan !
2. Rizon Fenaldo
1. Bab 17
Risiko salah saji dapat terjadi karena fraud maupun error, apapun penyebabnya maka
auditor wajib menilai apa perbedaan antara error dan fraud menurut ISA 240 ? Lalu
bagaimana auditor menilai risiko salah saji tersebut ?
Jawab
Tujuan auditor adalah mengidentifikasi dan menilai risiko salah saji yang material, yang
disebabkan oleh kecurangan maupun kesalahan, pada tingkat laporan keuangan dan tingkat
asersi, melalui pemahaman tentang entitas dan lingkungannya, termasuk pengendalian
internalnya, yang akan memberikan dasar untuk merancang dan mengimplementasi
tanggapan terhadap risiko salah saji material yang dinilai.
Dalam menilai resiko, yang perlu dilakukan auditor.
1. Mengidentifikasi dan menilai risiko salah saji yang material dalam laporan keuangan
yang disebabkan oleh kecurangan maupun kesalahan.
2. Memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat mengenai risiko salah saji yang material
yang dinilai, yang disebabkan oleh kecurangan, dengan merancang dan
mengimplementasi tanggapan yang tepat, dan
3. Menanggapi dengan tepat kecurangan atau dugaan mengenai kecurangan yang
diidentifikasi selama audit (berlangsung).
Bab 18
Apa yang harus dilakukan oleh auditor sebelum KAP memutuskan untuk menerima atau
mempertahankan suatu penugasan ?
Bab 19
Bab 20
Apa contoh dari situasi yang terkait dengan salah saji yang dapat menyebabkan auditor
mengevaluasi salah saji sebagai material sekalipun besarnya di bawah materialitas ?
Bab 18
Bab 19
Bab 20
Kapan seorang auditor melakukan revisi pada strategi audit menyeluruh dan
rencana audit ?
4. Nahdah Chitra
1. Bab 17
Jika di dalam penugasan terdapat ancaman atau masalah, siapa yang bertanggung jawab
untuk menyelesaikan permasalahan tersebut selain auditor atau klien ?
Jawab
Dalam melakukan audit, auditor memiliki Tian audit yang berkompeten untuk
menyelesaikan suatu perikatan atau penugasan.
Tim audit terdiri dari :
1. Seorang partner yang bertanggung jawab terhadap penyelesaian keseluruhan perikatan
audit.
2. Satu/lebih manajer, yang akan mengkoordinasi dan mengawasi pelaksanaan program
audit.
3. Staf asisten, yang melaksanakan berbagai prosedur audit yng diperlukan dalam
pelaksanaan program audit.
Bab 18
1.
Memutuskandapatditerimanyakerangkapelaporankeuangan
(financial reporting framework, disingkat FRF) yang
diusulkanataudigunakanentitas.
3.
Dapatkanpersetujuanmanajemenbahwaiamemahamisepenuhny
aakantanggungjawabnyaberkenaandengan:
a. Penyusunanlaporankeuanganentitassesuaidengan FRF
yang ditetapkan
b. Pengendalian internal
sebagaimanadianggapperluolehmanajemenuntukmenyusunlapo
rankeuangan yang bebasdarisalahsaji yang material, apakah
yang disebabkanolehkecuranganataukesalahan.
d. Prosedurmenerimadanmelanjutkanpenugasan.
Iniadalahserangkaianprosedur yang
serupadenganprosedurpenilaianrisiko.
Jikapenugasaniniditerima, hasilatautemuanprosedurini
(prosedurmenerimadanmelanjutkanpenugasan)
dapatdigunakansebagaibagiandariprosedurpenilaianrisiko.
Bab 19
Sebutkan penyusunan strategi audit secara menyeluruh dimulai
pada awal penugasan, kemudian diselesaikan dan
dimutakhirkan sesuai informasi yang diperoleh !
diperolehdari:
- Pertemuandanpembahasandengantim audit
- Ukurandankompleksitasentitas
Bab 20
Bab 18
Bab 19
sekalipunketentuanperundang-undanganitumengharuskan auditor
menggunakanistilahataudefinisitertentu; dan Auditor
menggunakanistilahataudefinisiuntuktujuankomunikasisesuaiketentuanperundang-undangan
yang berlaku.
Bab 20
Bagaimana cara auditor menentukan item yang harus dipilih untuk sampling maupun testing ?
Apa perbedaan dari teknik sampling maupun testing ?
1. Bunga
a) Bab 17: Langkah pertama dari proses audit tahap pertama yakni memutuskan
untuk menerima,melanjutkan,atau menolak penugasan atau perikatan audit.
Menurut kelompok anda apa saja yang menjadi pertimbangan menerima dan
menolak penugasan atau perikatan audit tersebut?
Jawaban: Tahap pertama dalam mengaudit suatu laporan keuangan adalah
memutuskan apakah akan menolak atau menerima pekerjaan audit tersebut. Untuk
memutuskan hal tersebut auditor mempertimbangkan hal-hal seperti integritas
manajemen, mengidentifikasi risiko, menilai independensi, menentukan
kompetensi dan kemampuan profesionalnya. Jadi dalam menentukan untuk
menerima audit atau tidak memerlukan pertimbangan yang banyak bukan semata-
mata mendapatkan klien saja.
BAB 20
Menurut anda apakah pertimbangan awal tentang tingkat materialitas dapat diubah oleh auditor?
Jika dapat diubah apa alasannya?
2. Ratih
d) Bab 17: Apa perencanaan audit ?
Jawaban: Perencanaan audit adalah prosedur-prosedur yang dilakukan setelah
proposal disetujui atau perikatan audit telah ditandatangani dan merupakan
jembatan untuk pekerjaan pengujian. Perencanaan audit meliputi pengembangan
strategi menyeluruh pelaksanaan dan lingkup audit yang diharapkan.
f) Bab 19: Faktor-faktor apa yang berpengaruh penting dalam pertimbangan awal ?
Jawaban:
BAB 20
Konsep materialitas diterapkan oleh auditor pada tahap perencanaan dan pelaksanaan audit,
serta pada saat mengevaluasi dampak kesalahan penyajian yang teridentifikasi dalam audit dan
kesalahan penyajian yang tidak dikoreksi, jika ada, terhadap laporan keuangan dan pada saat
merumuskan opini dalam laporan auditor.
3. Nanda
g) Bab 17: Keempat langkah dalam tahap audit pertama (tahap peniaian risiko atau
risk Assesment) didasari oleh kendali mutu yang mengacu kepada ?
Jawaban:
I. Memutuskan untuk menerima (jiak ini merupakan penugasan dan
perikatan audit yang pertama), melanjutkan (jika ini merupakan penugasan
atau perikatan audit ulangan), atau menolak penugasan atau perikatan
audit.
II. Merencanakan audit. Langkah kedua ini dapat dirinci lebih lanjut dalam :
(1) menentukan materialitas, (2) melakukan pertemuan dengan tim audit
dalam rangka perencanaan, dan (3) merumuskan strategi audit
menyeluruh.
III. Melaksanakan prosedur penilaian risiko, yang bertujuan unutk menilai
resiko salah saji (karena kecurangan dan/atau kesalahan) di tingkat laporan
keuangan dan di tingkat asersi. Langkah ketiga ini dapat dirinci lebih
lanjut dalam : (1) menentukan dan menilai risiko bawaan, (2) menentukan
dan menilai resiko pengendalian , dan (3) mengkomunikasikan kelemahan
dan kekurangan yang ditemukan, sebagai hasil pelaksanaan prosedur
penilaian risiko.
IV. Dokumentasi temuan dan segala perubahan atas rencana audit semula.
h) Bab 18: Apakah prakondisi bagi suatu audit memang ada?Jika ada apa yang harus
audit wajib lakukan?
Jawaban:
A. Menentuka apakah kerangka pelaporan keuangan yang digunakan untuk
membuat laporan keuanan dapat diterima
B. Dapatkan persetujuan manajemen bahwa ia sadar dan memahami
sepenuhnya akan tanggung jawabberkenan dengan:
I. Penyusunan laporan keuangan entitas sesuai dengan FRF yang
diterapkan termaksud ketentuan mengenai penyajian yang wajar.
II. Pengendalian internal sebagaimana dianggap perlu oleh
manajemen untuk menyusun laporan keuangan yang bebas dari
salah sajiyang material, apakah yang disebabkan oleh kecurangan
atau kesalahan.
III. Memberikan kepada auditor:
A. Akses kepada semua informasi yang diketahui manajemen
adalah relevan untuk membuat laporan keuangan, seperti
catatan pembukuan, dokumentasi, dan lain-lain
B. Informasi tambahan yang dapat diminta auditor dari
manajemen untuk keperluan audit
C. Akses tanpa batas kepda orang-orang di dalam entitas yang
menurut pendapat auditor diperlukan untuk mendapatkan
bukti audit.
BAB 20
Performance materiality digunakan auditor untuk menekan risiko sampai
ke titik rendah yang dapat diterima ( appropriately low level ). Dalam hal
ini coba jelaskan apa yang ditekankan auditor dalam hal tersebut.
Yang di tekankan adalah risiko besarnya salah saji melampaui angka materialitas
. dalam hal ini salah saji yang di maksud adalah akumulasi salah saji yang tidak
dikoreksi entitas dan salah saji yang tidak teridentifikasi oleh auditor.
4. Nover
j) Bab 17: Mengapa pada ARRM auditor wajib merancang dan
mengimplementasikan prosedur audit selanjutnya?
Jawaban: karena prosedur audit selanjutnya merupakan jawaban, tanggapan atau
respon terhadap ARRM. Dan disebut prosedur audit selanjutnya karena
merupakan tindak lanjut dari prosedur penilaian resiko.
k) Bab 18: Apa dampak dari keputusan yang dibuat oleh KAP dalam melanjutkan
penugasan atau memutuskan menolak penugasan?
Jawaban: Keputusan yang buruk mengenai hal ini akan menyebabkan masalah
seperti waktu produktif yang tidak bisa dibebankan kepada klien, ombalan yang
tidak dibayar oleh klien beban psikologis tambahan bagi partner dan staf, rusak
atau hilangnya reputasi, dan kemungkinan terburuk yaitu KAP mengalami
tuntutan hukum
l) Bab 19: Jelaskan maksud dari perencanaan audit merupakan proses yang
berkesinambungan!
Jawaban: Maksud dari perencanaan audit merupakan proses yang
berkesinambungan yaitu suatu proses yang dimulai segera sesudah berakhirnya
periode audit yang sebelumnya dan berlangsung terus menerus sampai
penyelesaian audit yang berjalan.
BAB 20
n) Bab 18: Apa saja prosedur menerima atau melanjutkan penugasan dalam
penugasan audit?
Jawaban:
1) Memastikan bahwa prasyarat untuk suatu audit memang ada
2) Menegaskan adanya pemehaman yang sama antara auditor dan
manajemen dan jika perlu dengan TWCG (those charged with
governance) mengenai syarat-syarat penugasan audit.
o) Bab 19: Bagaiman sikap auditor dalam mengahadapi salah saji yang material,
karena kecurangan atau kesalahan ?
Jawaban:
1) Mengakumulasikan kesalahan penyajian yang diidentifikasi selama audit
2) Menentukan apakah strategi audit dan rencana audit secara keseluruhan
perlu direvisi apabila:
i. Kesalahan penyajian lain mungkin ada yang, jika diagregasikan
dengan kesalahan penyajian yang telah diakumulasi selama audit,
dapat menjadi material.
ii. Agregasi kesalahan penyajian yang diakumulasi selama audit
mendekati materialitas yang ditentukan.
3) Mengkomunikasikan secara tepat waktu atas semua kesalahan penyajian
yang diakumulasi selama audit kepada tingkat manajemen yang tepat
BAB20
Apa tujuan auditor serta kaitanya dengan materialitas dalam perencanaan dan penilaian resiko?
1. Untuk mempertahankan risiko audit konstan dan tingkat materialitas dikurangi, auditor harus
menambah jumlah bukti audit yang dikumpulkan
2. Untuk mempertahankantingkat materialitas konstan dan mengurangi jumlah bukti audit yang
dikumpulakan, risiko audit menjadi meningkat
3. Untuk mengurangi risiko audit
6. Kartika
p) Bab 17: Dalam audit tahap pertama terdapat 3 bagian penting, yaitu risk
assessment, rist response, dan reporting. Bagaimana ketiga tahap tersebut dalam
pelaksanaan audit tahap awal ?
Jawaban: Dalam risk assessment membahas tentang peristiwa apa yang jika
terjadi akan menyebabkan salah saji material dalam laporan keuangan, risk
response membahas tentang apakah peristiwa yang diidentifikasi benae benar
terjadi dan menyebabkan salah saji material dalam laporan keuangan dan risk
reporting membahas tentang berdasarkan bukti audit yang diperoleh opini audit
apa yang tepat untuk laporan keuangan tersbut. Ktiga tahap tersebut menjawab
satu pertanyaan berkenaan dengan peristiwa tersebut. Jika risko risko ini terjadi
tujuan entittas untuk membuat laporan keuangan yang bebas dari salah saji yang
material tidak akan tercapai. Jika pengendalian internal lemah atau tidak
berfungsi, risiko pengendalian merupakan ancaman terhadap pembuatan laporan
keuangan yang bebas dari salah saji yang material.
r) Bab 19: Dalam menyusun rencana audit secara menyeluruh dinilai sangat penting
karena untuk menghasilkan strategi audit secara menyeluruh, apa saja yang wajib
diperhatikan dan dilakukan oleh auditor auditor dalam menyusun strategi audit
secara menyeluruh ?
Jawaban:
1) Mengidentifikasi ciro-ciri penugasan yang menjadi acuan bagi lingkup
auditnya
2) Memastikan tujuan pelaporan dalam penugasan ini untuk merencanakan
pengaturan waktu audit dan sifat komunikasi yang ahrus dilakukan
3) Memperhitungkan factor factor dalam kearifan profesionalnya, penting
untuk mengarahkan upaya-upaya tim
4) Memperhitungkan hasil dari kegiatan-kegiatan pra penugasan ini,
termaksud menentukan apakah pemahaman yang diperoleh partner
penugasan dari penugasan lain, memang relevan bagi entitas
5) Memastika sifat,waktu, dan luasnya sumber daya yang diperlukan untuk
melaksanakan penugasan ini.
BAB 20
Dalam hal apa auditor menentukan dan menggunakan materialitas dalam pelaksanaan prosedur
audit? dan penggunaan materialitas tersebut untuk hal apa saja?
kelompok 6
Klariza
Bab 17
Audit tahap 1 bertujuan untuk menentukan adanya resiko salah saji, apa saja hal
yang harus diperhatikan auditor dalam menentukan resiko tersebut ?
Sebelum KAP Memutuskan untuk menerima atau mempertahankan suatu penugasan auditor harus:
BAB 19
(Klariza ) Apakah dalam strategi audit menyeluruh strategi terperinci juga dipakai dalam
beberapa aspek tertentu ?
Jawab :
strategi terperinci itu dipakai pada saat resiko salah saji material telah diidentifikasi dan
strategi audit menyeluruh telah difinalkan sehingga rencana audit terperinci dapat disusun,
rencana audit terperinci berisi tanggapan audit terhadap resiko salah saji yang telah
diidentifikasi. Rencana audit terperinci dapat dipakai dalam segala aspek, misal aspek
pengendalian selama hal tersebut terhubung dengan rencana audit dalam menanggapi
resiko salah saji yang telah diidentifikasi.
BAB 20
Bagaimana cara membuat performance materiality yang optimal tanpa harus membuat
pekerjaan audit menjadi lebih banyak?
Jawab :
Performance materiality digunakan oleh auditor untuk menekan resiko sampai ke titik
terendah yang dapat diterima, performance materiality ini sengaja ditetapkan pada angka
yang yang lebih rendah. Tujuannya yakni melaksanakan lebih banyak pekerjaan audit(
dibandingan dengan audit overal materiality atau specific materiality), untuk :
a. Memastikan salah saji yang lebih kecil dari overall materiality atau specific materiality
dapat dideteksi
b. Menyediakan suatu margin ataupenyangga untuk salah saji yang tidak terdeteksi.
Jadi suatu performance materiality yang optimal itu adalah performance materiality yang
bisa memastikan salah saji yang lebih kecil dan menyediakn penyangga atau margin bagi salah
saji yang tidak terdeteksi sehingga hal tersebut pasti akan membuat pekerjaan audit menjadi
lebih banyak
Anida
Bab 18
Apa dampak yang akan ditimbulkan jika KAP memiliki keputusaan yang buruk
dalam memutuskan untuk menerima/melanjutkan penugasan klien?
Keputusan yang buruk mengenai hal ini, akan menyebabkan masalah seperti waktu produktif yang tidak
bisa dibebankan kepada klien, fee atau imbalan yang tidak dibayar oleh klien, beban psikologis
tambahan bagi partner dan staf, rusak atau hilangnya reputasi dan yang terburuk, kemungkinan KAP
mengalami tuntutan hokum.
Bab 17
Apa yang menjadi kendali mutu dalam langkah-langkah utama tahap audit
pertama?
1. Memutuskan untuk menerima , melanjutkan atau menolak penugasan atau perikat audit
2. Merencanakan audit. Langkah kedua ini dapat dirinci lebih lanjut dalam (i) menentukan
materialitas, (ii) melakukan pertemauan dengan tim audit dalam rangka perencanaan dan (iii)
merumuskan strategi audit yang menyeluruh
3. Melaksanakan prosedur penilaian risiko, yang bertujuan untuk menilai risiko salah saji ditingkat
asersi. Langkah ketiga ini dapat dirinci lebih lanjut dalam (i) menentukan dan menilai risiko
bawaan (ii) menentukan dan menilai risiko pengendalian dan (iii) mengomunikasikan kelemahan
dan kekurangan yang ditemukan, sebagai hasil pelaksanaan prosedur penilaian risiko
4. Dokumentasikan temuan dan segala perubahan atas rencana audit semula
BAB 19
Mengapa seorang auditor wajib Mengomunikasikan dengan TCWG garis besar lingkup dan
penjadwalan waktu auditnya?
Jawab :
Hal ini wajib dilakukan karena membantu manajemen dan TCWG dalam memahami
konsekuensi pekerjaan auditor, membahas masalah risiko dan konsep materialitas dengan
auditor, dan mengidentifikasi area dimana manajemen /TCWG meminta auditor melakukan
prosedur tambahan. Selain itu dialog yang dilakukan ini dapat membantu auditor dakam
mengembangkan pemahaman yang lebih baik mengenai entitas itu dan lingkungannya.
BAB 20
Mengapa dampak salah saji untuk seorang pemakai tertentu, yang kebutuhannya bisa
berbeda, tidak menjadi pertimbangan auditor dalam menetapkan materialitas secara
menyeluruh?
Jawab :
Karena overall materiality atau materialitas secara menyeluruh didasarkan pada persepsi
auditor mengenai kebutuhan informasi keuangan secara umum dari pemakai laporan
keuangan berbagai pemakai sebagai satu kelompok.
Bab 17
Pada bab ini akan dibahas lebih mendalam tentang audit tahap 1 yaitu Risk
Asessment atau penilaian risiko. Langkah-langkah utama dalam tahap audit
pertama terdiri atas?
Langkah-Langkah utama dalam tahap audit pertama(Tahap penilaian Risiko atau Risk Assessment) terdiri
atas berikut ini.
a) Memutuskan untuk menerima (jika ini merupakan penugasan atau perikatan audit yang pertama),
melanjutkan ( jika ini merupakan penugasan atau perikatan audit ulangan), atau menolak penugasan atau
perikatan audit.
b) Merencanakan audit. Langkah kedua ini dapat dirinci lebih lanjut dalam: (i) menentukan matrealitas; (ii)
melakukan pertemuan dengan tim audit dalam rangka perencanaan; dan (iii) merumuskan strategi audit
yang menyeluruh.
c) Melaksanakan prosedur penilaian risiko, yang bertujuan untuk menilai risiko salah saji ( karna kecurangan
dan/ atau kesalahan) di tingkat laporan keuangan dan di tingkat asersi. Langkah ketiga ini dapat dirinci
lebih lanjut dalam: (i) menentukan dan menilai resiko pengendalian; dan (iii) mengkomunikasikan
kelemahan dan kekurangan yang ditemukan, sebagai hasil pelaksanaan prosedur penilaian risiko.
d) Dokumentasikan temuan dan segala perubahan atas rencana audit semula
bab 18
1. Ppenyelidikan
2. Pemeriksaan catatan atau dokumen
3. Perhitungan ulang
4. Prosedur analitik
5. Tes penilaian
BAB 19
Bagaimana langkah selanjutnya yang dilakukan setelah mengidentifikasi dan menilai risiko
salah saji yang material?
Jawab : Pada saat risiko salah saji yang material telah diidentifikasi dan di dinilai, strategi
menyeluruh (termasuk penetapan waktu, staf yang akan digunakan, dan supervisinya) dapat
difinalkan dan rencana audit terperinci dapat disusun. Rencana audit terinci berisi prosedur
audit selanjutnya yang harus dilaksanakan pada tingkat asersi sebagai tanggapan terhadap
risiko yang telah diidentifikasi dan dinilai.
BAB 20
Performance Materiality sengaja ditetapkan pada angka atau jumlah yang lebih rendah dari
overall materiality atau specific materiality. Tujuannya ialah melaksanakan lebih banyak
pekerjaan audit untuk?
Jawab :
a. memastikan salah saji yang lebih kecil dari overall materiality atau specific materiality
dapat dideteksi
b. menyediakan suatu margin atau penyangga (buffer) untuk salah saji yang tidak terdeteksi.
Penyangga ini adalah selisih antara gabungan seluruh salah saji yang terdeteksi tetapi
tidak dikoreksi (detected but uncorrected misstatements in the aggregate) dan overall
materiality atau specific materiality.
Bab 17
Pada proses audit tahap 1 memiliki tujuan untuk menentukan apakah ada/tidaknya risiko salah saji yang
material. Berikan contoh jika ditemukan adanya risiko salah saji yang material!
Jawab: risiko salah saji yang material adalah risiko dimana laporan keuangan disalahsajikan secara
material, sebelum audit dilakukan. Kesalahan pencatatan akuntansi dapat menyebabkan salah saji
material pada pelaporan keuangan. Salah saji material pada pelaporan keuangan mengacu pada
pengertian bahwa keputusan pengguna laporan keuangan akan terpengaruh/terkecoh oleh
ketidakakuratan informasi yang terjadi karena salah saji tersebut. Secara umum salah saji
material dapat dikategorikan menjadi 2: kualitatif dan kuantitatif. Contoh salah saji yang
kategori pertama adalah kesalahan pengelompokan rekening di pelaporan keuangan. Semisal
pinjaman dari bank yang berumur kurang dari 1 tahun (current) dilaporkan di rekening
pinjaman jangka panjang (non-current). Efek dari kesalahan ini bisa berakibat pada tidak
akuratnya perhitungan rasio lancar (current ratio) dan perbandingan hutang pada modal (debt
to equity ratio). Contoh salah saji kategori kedua adalah kesalahan pencatatan piutang dari
pelanggan. Semisal, angka yang seharusnya $1.56 juta tercatat menjadi $1.65 juta akibat
kesalahan analisis data. Hal ini menyebabkan aktiva perusahaan menjadi lebih besar dari
seharusnya.
Bab 18
Apa risiko yang terjadi jika seorang auditor tidak dapat melanjutkan penugasan dari klien lama?
Jawab: Salah satu keputusan terpenting yang dapat dibuat KAP ialah memutuskan untuk
menerima/melanjutkan penugasan atau klien yang harus ditolak. Keputusan yang buruk mengenai hal
ini, akan menyebabkan masalah seperti waktu produktif yang tidak bisa dibebankan kepada klien,
(unbillable time) , fee atau imbalan yang tidak dibayar oleh klien( unpaid fees) , beban psikologis
tambahan bagi partner dan staf, rusak atau hilangnya reputasi, dan, yang terburuk, kemungkinan
KAP/partner/staf mengalami tuntutan hukum.
Bab 19
Adakah strategi yang dilakukan oleh auditor agar menghasilkan audit yang efektif.
Jawab :
Agar strategi yang dilakukan auditor dapat menghasilkan audit yang efektif, perlulah
dilakukan perencanaan. Perencanaan sendiri ialah proses yang berkesinambungan dan
iteratif yang dimulai segera sesudah berakhirnya audit sebelumnya, dan berlangsung terus
sampai penyelesaian audit yang sedang berjalan. Perencanaan dilaksanakan pada ketiga
tahap audit: menilai risiko, menanggapi risiko, dan pelaporan, serta perencanaan dilakukan
pada 2 tingkat yaitu yang pertama strategi audit secara menyeluruh dan yang kedua strategi
secara terperinci. Selain itu waktu yang di gunakan untuk Menyusun stategi audit juha harus
di perhatikan.
BAB 20
Bagaimana menentukan overall materiality dan specific materiality ?
Jawab :
Overall materiality didasarkan pada persepsi auditor mengenai kebutuhan informasi
keuangan secara umum dari pemakai laporan keuangan berbagai pemakai sebagai satu
kelompok. Oleh karena itu, dampak salah saji untuk seorang pemakai tertentu (specific
individual users), yang kebutuhannya bisa berbeda, tidak menjadi pertimbangan auditor
dalam menetapkan materialitas secara menyeluruh (overall materiality).
Specific materiality merupakan materialitas pada tingkat jenis transaksi tertentu, atau
saldo akun tertentu, atau pengungkapan tertentu.
Niken fadillah
Bab 18
Bagaimana jika manajemen tidak mengakui tanggung jawabnya atau tidak bersedia memberikan
representasi tertulis?
Jika manajemen tidak mengakui tanggung jawabnya atau tidak bersedia memberikan representasi
tertulis maka auditor tidak akan dapat memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat. Dalam keadaaan
ini, atau jika FRF tidak dapat diterima maka auditor diwajibkan oleh ISA 210 (alinea 8) untuk menolak
penugasan kecuali jika ia diharuskan oleh hukum atau ketentuan perundang-undangan.
Bab 17
Apa dampak jika risiko-risiko seperti risk assessment, risk response dan reporting ini terjadi ?
dampak jika risiko-risiko seperti risk assessment, risk response dan reporting ini terjadi adalah tujuan
entitas untuk membuat laporan keuangan yang bebas dari salah saji yang material tidak akan tercapai.
BAB 19
Bagaimana langkah selanjutnya yang dilakukan setelah mengidentifikasi dan menilai risiko
salah saji yang material?
Jawab : Pada saat risiko salah saji yang material telah diidentifikasi dan di dinilai, strategi
menyeluruh (termasuk penetapan waktu, staf yang akan digunakan, dan supervisinya) dapat
difinalkan dan rencana audit terperinci dapat disusun. Rencana audit terinci berisi prosedur
audit selanjutnya yang harus dilaksanakan pada tingkat asersi sebagai tanggapan terhadap
risiko yang telah diidentifikasi dan dinilai.
BAB 20
1. Mengapa penilaian awal mengenai Overall Materiality dan Performance Materiality dapat
berubah?
Jawab :
Hal ini dapat terjadi karena adanya perubahan situasi atau perubahan mengenai apa yang
diketahui auditor setelah melaksanakan prosedur audit.
Gustinia
BAB 17
BAB 18
BAB 19
Menyusun rencana dan strategi audit adalah bagian dari tahap pertama dalam proses audit,
yakni tahap penilaian resiko. Perencanaan dilakukan pada dua tingkat. Tingkat pertama
adalah strategi audit secara menyeluruh, tingkat kedua rencana audit terinci. Tingkatan mana
diantara kedua tingkatan tersebut yang lebih tepat dan efisien untuk menyusun rencana
strategi pada audit?
Jawab :
Diantara kedua strategi audit tersebut sama sama penting untuk dilaksanakan malah harus
berdampingan, hanya saja waktu penggunaannya berbeda.
BAB 20
Salah satu alasan auditor menggunakan materialis yaitu untuk menentukan apakah laporan
auditor harus dimodifikasi atau tidak. Apa saja acuan untuk menilai apakah laporan tersebut
layak dimodifikasi atau tidak?
Jawab :
Yang menjadi acuan untuk menilai apakah laporan tersebut layak di modifikasi atau tidak
yaitu karena salah saji yang tidak di koreksi dimana jumlah atau sifatnya material.