RESUME
OLEH KELOMPOK 3 :
A. PENDAHULUAN
Sejak kasus Enron dan kasus fraud besar yang lainnya mencuat di waktu yang
hampir bersamaan, maka isu mengenai fraud, kontrol internal, dan berbagai penilaian
risiko fraud menjadi sangat penting untuk diperhatikan. Lembaga internasional SEC (The
Securities and Exchange Commission) dan bagian akuntansinya yaitu PCAOB (The
Public Companies Accounting Oversight Board) menerbitkan paduan mengenai
penilaian risiko fraud pada perusahaan. Landasan dan inti ari tata kelola perusahaan ang
efektif, kontrol internal, program anti penipuan, investigasi penipuan merupakan
penilaian risiko menyeluruh. Penilaian risiko fraud yang efektif tergantung pada
pengetahuan tentang konsep penengetahuan tentang konsep fraud (fraud triangle, red
flags, skema fraud dan sistem informasi akuntansi) dan semua hal tersebut akan
dipertimbangkan kedalam lingkungan fraud yang berlaku (entias / perusahaan, jangka
waktu, efektivitas pengendalian internal saat ini, dan lain-lain).
Jika suatu entitas belum menerapkan penilaian risiko secara formal, entitas tidak dapat
secara efektif mempertahankan diri dari risiko tersebut, atau memitigasi risiko tersebut karena
alasan yang jelas. Untuk mengembangkan penilaian risiko yang efektif, manajemen harus
melakukan secara teliti pendekatan formal daripada pendekatan ad hoc. Pendekatan tersebut
meliputi :
1. Pemimpin
Proses penilaian terhadap risiko harus mencakup orang atau kelompok yang tepat, dan
idealnya menyertakan tim. Dalam manajemen organisasi, orang yang tepat adalah
seseorang yang memiliki independensi dan kemampuan yang efektif seperti seseorang
yang berasal dari fungsi audit internal untuk mendukung manajemen risiko. Seseorang
yang memiliki kemampuan yang berpengalaman dibidangnya tebukti sangat efektif dalam
menilai risiko yang ada dengan fungsi penilaian risiko yang tidak dilebih-lebihkan.
Seseorang itu juga tidak boleh mendapat dukungan dari komite audit entitas maupun
dewan direksi.
2. Tim
Tim harus dipilih secara cermat. Meskipun harus melibatkan seorang ahli/konsultan
internal, namun harus melibatkan bagian lintas entitas manajemen juga. Tim harus
mewakili semua unit bisnis utama (terutama akuntansi dan penjualan karena sebagian
besar penipuan terjadi di sana), proses bisnis, posisi kunci, dan perspektif yang diperlukan
untuk memberikan penilaian risiko yang berkualitas. Tim mencakup orang yang berfikir
kreatif, beralasan secara logis, dan memahami bisnis dan industri dengan baik terlepas dari
posisi mereka.
Mendokumentasikan penilaian risiko sangat penting terutama karena dokumentasi
dapat digunakan untuk meninjau ulang risiko-risiko yang sudah terjadi maupun yang
belum terjadi. Dokumentasi kemudian menjadi pedoman untuk menilai lebih efektif
sehingga dapat diambil tindak pencegahan. Dokumentasi ini bisa dijadikan alat untuk
menyempurnakan penilaian risiko di masa depan.
3. Frekuensi dan Keselarasan dengan Keuangan
Penilaian risiko formal dalam suatu entitas harus dilakukan secara teratur minimal
setiap 12 sampai 24 bulan. Frekuansi tahunan akan memungkinkan penilaian risiko fraud
untuk menyelaraskan dengan perencanaan keuangan. Idealnya, penilaian risiko adalah
proses yang berkelanjutan dimana pemilik secara konsisten memantau dan beradaptasi
dengan lingkungan fraud.
Daftar periksa ini ditujukan untuk penggunaan umum. Meskipun penggunaan daftar
periksa membantu memastikan faktor-faktor yang cukup untuk dipertimbangkan, penggunaan
daftar periksa tidak menjamin pencegahan atau deteksi fraud. Daftar periksa tidak
dimaksudkan sebagai pengganti audit atau prosedur serupa. Jika ditemukan fraud yang sangat
berat maka penilaian sistematis diluar daftar periksa harus dilakukan