Anda di halaman 1dari 3

BAB X (Manajemen Penutupan Usaha dan Strategi Perpajakannya)

1. Pendahuluan
Dalam situasi dan kondisi di mana perusahaan mengalami kerugian beruntun
karena kemunduran kegiatan usaha atau karena omzet usaha yang menurun drastis.
Semua simpul kegiatan perusahaan terhenti atau macet, ditambah kondisi usaha
yang terlilit utang sehingga cash flow perusahaan tidak tertolong lagi. Dalam
keadaan demikian, manajemen perusahaan harus merekayasa ulang strategi
perusahaan dengan melakukan berbagai usaha penyelamatan agar perusahaan
terhindar dari kebangkrutan. Bila usaha penyelamatan tersebut juga buntu, tidak ada
pilihan lain selain menutup atau melikuidasi perusahaan.

2. Penyelesaian Kewajiban Perpajakan


Negara mempunyai hak mendahulu pembayaran utang pajak atas barang-barang
milik penanggung pajak yang akan dilelang. Pembayaran kepada kreditur lain
diselesaikan setelah utang pajak dilunasi. Pasal 21 ayat 1 dan (3a) UU KUP No. 28
Tahun 2007 menjelaskan bahwa dalam hal wajib pajak dinyatakan pailit maka
kreditor atau badan yang ditugasi untuk melakukan pemberesan, dilarang
membagikan harta wajibpajak dalam pailit. Ketika perusahaan tidak beroprasi lagi
maka segera untuk menghapus NPWP dan pencabutan NPPKP karna tidak
mungkin untuk hilang dengan sendirinya. Seringkali WP memberikan kondisi
tersebut menggantung, walaupun mereka khawatir juga bila perusahaan sewaktu-
waktu didatangi pihak pajak untuk pemeriksaan. Karena penundaan tersebut hanya
solusi semu, karena saat giliran tiba WP akan semakin terpuruk dengan timhulnya
akumulasi sanksi perpajakan. NPWP tidak dapat dihapus bila WP masih memiliki
hutang pajak, solusinya adalah mengangsur atau menunda pembayaran pajak.

3.

4. Penghapusan NPWP

1. Diajukan pengajuan permohonan penghapusan NPWP anatar lain oleh:


a. WP sudah tidak memenuhi persyaratan subjektif dana tau objektif
sesuai dengan ketentuan Undang-undang perpajakan.
b. WP badan dalam rangka likuidasi karena penghentian atau
penggabungan usaha.
c. WP BUT yang menghentikan kegiatan usahanya di Indonesia.
2. Dianggap perlu oleh DJP untuk menghapuskan NPWP dari WP yang sudah
tidak memenuhi persyaratan.

Keputusan DJP atas permohonan penghapusan NPWP


1. DJP melakukan pemeriksaan kemudian memberikan keputusan atas
permohonan dalam jangka waktu 6 bulan untuk WP OP dan 12 bulan untuk
WP Badan.
2. Apabila jangka waktu telah leewat dan DJP tidak memberikan keputusan,
maka permohonan dianggap dikabulkan.
3. Dalam hal permohonan WP dianggap dikabulkan DJP harus menerbitkan
surat keputusan dalam jangka waktu 1 bulan.

Tata Cara Penghapusan NPWP


1. WP mengajukan permohonan dengan menggunakan formulir yang telah
ditentukan dan ditunjukkan ke KPP.
2. Permohonan tersebut harus dilampirkan dengan dokumen pendukung,
seperti: RUPS, SPT, dan jenis dokumen yang harus dilampirkan tergantung
kebijakan dari KPP.
3. Permohonan penghasupan NPWP yang telah dilengkapi dengan dokumen-
dokumen ditindaklanjuti dengan suatu pemeriksaan pajak.
4. Dalam jangka waktu 6 bulan WP OP dan 12 bulan WP Badan.
5. Bila DJP tidak memberikan keputusan dalam jangka waktu yang telah
ditentukan maka permohonan penghapusan NPWP dianggap dikabulkan.

Penghapusan NPWP dalam Keadaan Khusus

Penghapusan NPWP dalam kondisi utang pajak yang belum dilunasi hanya dapat
terjadi jika berdasarkan pemeriksaan diketahui bahwa:

1. Utang pajak tidadapat ditagih kerena tidak adanya harta kekayaan


2. WP meninggal dunia
3. Hak negara untuk melakukan penagihan sudah kedaluarsa

NPWP tidak dapat dihapuskan


NPWP tidak dapat dihapusakan jika hasil pemeriksaan menginformasikan bhwa
WP masih memiliki hutang pajak dan negara masih berhak untuk menagih.

Anda mungkin juga menyukai