Anda di halaman 1dari 13

MANAJEMEN PENUTUPAN USAHA & STRATEGI PERPAJAKANNYA

Jika situasi dan kondisi perusahaan mengalami


kerugian beruntun karena kemunduran
kegiatan usaha atau omzet usaha yang
menurun drastis disertai dengan lilitan utang
yang begitu banyak sehingga cash flow tidak
tertolong lagi, maka dalam hal ini manajemen
perusahaan harus segera merekayasa ulang
stategi perusahaan dengan berbagai usaha
penyelamatan agar terhindar dari
kebangkrutan.
Lanjutan...
Selain melakukan restrukturisasi keuangan ( financial
reengineering) dg mengonversikan utang menjadi modal,
melakukan penjadwalan uang pembayaran utang, renegosiasi
suku bunga pinjaman, juga dapat melalukan upaya persuasif
thd investor agar mau menyuntikan dana talangan ( bridging
fund) atau membeli/ mengakusisi perusahan tsb.
Jika memang sudah menemui jalan buntu, tidak ada jalan
lain selain menutup/ melikuidasi perusahan tsb, dengan
konsekuensi yang harus ditanggung, yakni melunasi semua
kewajiban pada pihak ke tiga dan kewajiban utang pajak yang
dilindungi undang-undang.
PENYELESAIAN KEWAJIBAN PERPAJAKAN
Negara dalam hal ini memiliki hak mendahulu ( hak
preferensi) atas pembayaran utang pajak atas
barang-barang milik penanggung pajak yang dilelang
ketika perusahan dinyatakan brangkrut. Pembayaran
pada kreditur lain diselesaikan setelahn melunasi
utang pajak. Dalam Pasal 21 ayat 1 dan (3a) UU
KUP No.28 Tahun 2007 : Dalam hal wajib pajak
dinyatakan pailit, bubar, atau dilikuidasi, maka
kurator, likuidator, atau orang atau badan yg ditugasi
melakukan pemberesan, dilarang membagikan harta
WP kepada pemegang saham atau kreditur lainnya
sebelum menggunakan harta tsb untuk membayar
utang pajak WP tsb.
Lanjutan....
Penutupan Badan Usaha idealnya disertai dengan
permohonan pengajuan penghapusan NPWP dan
pencabutan NPPKP, hal ini dikarenakan penutupan suatu
badan usaha tidak otomatis hapusnya NPWP & NPPKP.
Lhah sekarang permasalahannya mengapa NPWP &
NPPKP harus dihapuskan???
Apakah akibat jika NPWP & NPPKP tidak dapat
dihapuskan?
Bagimana Solusi yang terbaik dan sungguh bijak?
MENGANSUR ATAU MENUNDA
PEMBAYARAN PAJAK
1. Permohonan harus diajukan paling lama 9 hari kerja sebelum saat
jatuh tempo pembayaran utang pajak terakhir, dngan disertai
alasan dan jumlah pembayaran pajak yang dimohonkan untuk
diangsur/ ditunda.
2. Apabila batas 9 hari kerja tidak dapat dipenuhi oleh WP, karena
diluar kekuasaannya, permohonan WP masih dapat
dipertimbangkan, oleh Dirjend Pajak sepanjang WP dapat
membuktikan kebenarannya, selanjutnya : Dirjen Perpajakan akan
mengeluarkan SK menerima seluruh/ sebagian atau menolak
palinglama 7 hari kerja setelah tanggal diterimanya permohonan.
3. Apabila dalam kurun waktu tsb telah lewat dan Dirjend tidak
memberikan suatu keputusan, maka permohonan WP dianggap
diterima.
4. Surat Keputusan yg menerima seluruhnya atau
sebagian dg jangka waktu masa angsuran atau
penundaan tidak melebihi 12 bulan dengan
mempertimbangkan kesulitan likuiditas ataun
keadaaqn di luar kekuasaan WP.
5. Terhadap utang yg telah diterbitkan surat
keputusannya, sebagimana dimaksudkan npada butir 1
& 2 di atas tidak dapat lagi diajukan permohonan
untuk mengangsur atau menunda pembayaran.
PENGHAPUSAN NPWP
Diajukan permohonan penghapusan antaran lain:
1. WP dan atau ahli warisnya karena WP sudah tidak
memenuhi persyaratan subyektif dan atau obyektif
sesuai dengan ketentuan undang-undang
perpajakan.
2. WP badan dalam rangka likuidasi atau
pembubaran karena penghentian atau
penggabungan usaha.
3. Wajib pajak bentuk usaha tetap yang
menghentikan kegiatan usahanya di Indonesia.
TATA CARA PENGHAPUSAN NPWP
1. WP mengajukan permohonan penghapusan NPWP tertulis
dengan menggunakan formulir yang telah ditentukan.
Permohonan ditujukan ke KPP dimana WP telah terdaftar.
2. Permohonan tsb harus dilampiri dengan dokumen
pendukung penghapusan NPWP.
3. Permohonan penghapusan NPWP telah dilengkapi dengan
dokumen pendukung ( Laporfan Neraca dilkuidasi
perusahan) akan dtindaklanjuti dengan pemeriksaan
pajak.
4. Dalam jangka 6 bulan sejak permohonan dari WP OP,
sedangkan WP Badan paling lama 12 bulan harus sudah
mendapat surat keputusan dari Dirjend Pajak.
5. Jika dalam jangka waktu tsb sudah lewat, hendaknya sudah
dianggap dikabulkan dan dalam jangka waktu 1 bulan
harus diterbitkan surat keputusan penghapusan NPWP.
PENGHAPUSAN NPWP DALAM
KEADAAN KHUSUS
Penghapusan NPWP dalam kondisi utang pajak belum
dilunasi hanya dapat terjadi jika berdasarkan
pemeriksaan diketahui bahwa :
1. Utang pajak tidak dapat ditagih kepada wajib pajak
karena sudah tidak adanya harta kekayaan.
2. Wajib Pajak meniggal dunia dengan tidak
meninggalkan warisan dan tidak mempunyai ahli
waris tidak dapat ditemukan.
3. Hak negara untuk melakukan penagihan sudah
kadaluwarsa.
NPWP TIDAK DAPAT DIHAPUSKAN
NPWP tidak dapat dihapuskan jika hasil
pemeriksaan mengirformasikan bahwa
wajib pajak masih memiliki utang pajak dan
negara masih berhak untuk menagih.
PENCABUTAN NPPKP
1. Pencabutan NPPKP berdasarkan permohonan WP.
2. Pencabutan NPPKP dapat dilakukan secara jabatan
oleh Dirjend Pajak.
TATA CARA PENCABUTAN NPPKP
1. WP mengajukan permohonan pencabutan NPPKP secara
tertulis dengan menggunakan formulir yang telah
ditentukan oleh KPP setempat, yg selanjutnya akan
ditindaklanjuti dengan pemeriksaan pajak.
2. Dalam jangka waktu 6 bulan sejak tanggal permohonan
diterima secara lengkap, Dirjend Pajak harus memberika n
keputusan.
3. Bila jangka waktu telah lewat, maka pencabutan NPPKP
dianggap dikabulkan.
4. Surat Keputusan mengenai pencabutan NPPKP harus
diterbitkan dalam jangka waktu 1 bulan setelah jangka
waktu pemberian keputusan berakhir.
Apakah penghapusan
atau pencabutan NPPKP
menghilangkan kewajiban
perpajakannya?

Anda mungkin juga menyukai