Anda di halaman 1dari 7

Pemeriksaan

Pemeriksaan diperlukan dalam perpajakan hal utamanya yaitu karena adanya sistem self assessment
yang memberikan wewenang kepada wajib pajak untuk menentukan besarannya pajak terutang. Wajib
pajak diberika kepercayaan atas 4 M yaitu menghitung, memperhitungkan, menyetor dan melapor.
Meskipun self assessment, DJP tetap mempunyai wewenang untuk melakukan
pengawasan/pengendalian atas pelaksanaan self assessment tersebut. Karena pelaksanaan kewajiban
harus dilakukan dengan baik.

Pemeriksaan adalah kegiatan menghimpun dan mengolah data, keterangan, dan/atau bukti yang
dilaksanakan secara objektif dan profesional berdasarkan suatu standar pemeriksaan untuk menguji
kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dan/atau untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan
ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.

Dasar hukum

1. UU No 6 Tahun 1983 tentang KUP s.t.d.t.d UU No 16 Tahun 2009


2. PP 74 Tahun 2011 tentang Tata Cara Pelaksanaan Hak Dan Pemenuhan Kewajiban
Perpajakan
3. PMK 17/PMK.03/2013 tentang Tata Cara Pemeriksaan
4. SE Dirjen Pajak Nomor SE-28/PJ/2013 tentang Kebijakan Pemeriksaan
5. SE Dirjen Pajak Nomor SE-74/PJ/2015 tentang Pelaksanaan Putusan Mahkamah Agung RI Nomor
73 /HUM/2013 tentang Uji Material terhadap Pasal-Pasal dalam PP Nomor 74 tahun 2011
6. PMK 184/PMK.03/2015 tentang Perubahan atas PMK Nomor 17PMK 17/PMK.03/2013 tentang
Tata Cara Pemeriksaan
7. Peraturan Dirjen Pajak Nomor PER-07/PJ/2017 tentang Pemeriksaan Lapangan dalam rangka
Pemeriksaan untuk Menguji Kepatuhan Pemenuhan Kewajiban Perpajakan

Lantas terdapat perbedaan antara pemeriksaan dan verifikasi yaitu sebagai berikut:

1. Verifikasi adalah
2. Pemeriksaan pajak adalah

Selain perbedaan nyara pemeriksaan dan verifikasi, terdapat juga beberapa perbedaan antara
pemeriksaan pajak dan General audit :

1. Orang yang memeriksa, dalam pemeriksaan pajak oleh fungsional pemeriksaan pajak,
sedangkan general audit dilakukan oleh auditor pada akuntan publik
2. Orang yang diperiksa, dalam pemeriksaan pajak adalah wajib pajak sedangkan pada general
audit adalah perusahaan.
3. Standar/kriteria pembanding, dalam pajak beracu pada undang undang pajak, sedangkan dalam
general audit mengacu pada PSAK.
4. Output yang keluar setelah pemeriksaan, dalam pajak surat ketetapan pajak dan surat tagihan
pajak,. sedangkan dalam general audit adalah opini kewajaran penyajian laporan keuangan.
5. Fee, dalam perpajakan tidak ada fee yang dibayar (gratis) sedangkan dalam general audit
terdapat fee yang harus dibayar.
6. Dll

Tujuan utama salam pemeriksaan menurut pasal 1 angka 25 UU KUP adalah menguji kepatuhan
pemenuhan kewajiban perpajakan apakah sudah betul atau masih da yang kurang betul, dan juga untuk
tujuan lainnya dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.
Untuk lebih jelasnnya dapat dijabarkan sebagai berikut:

1. Pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan


Jenis pajak nya dapat satu jenis, dua jenis, beberapa jenis pajak atau keseluruhan pajak yang
diperiksa. Sedangkan untuk periode tahun pajak yang diperiksa dapat satu atau beberapa masa
pajak, bagian tahun pajak atau tahun pajak dalam tahun-tahun lalu maupun tahun berjalan.

Ruang linkup pemeriksaan


1. Pemeriksaan Lapangan
Yang dimaksud dengan pemeriksaan lapangan adalah pemeriksaan dilakukan terhadap
wajib pajak di tempat pajak, yang dapay mencakup kantor wajib pajak, pabrik, tempat
usaha, tempat tinggal, dan tempat yang ada kaitannya dengan kegiatan usaha, juga
pekerjaan bebas wajib pajak serta tempat lain yang ditentukan oleh direktur jenderal pajak.
2. Pemeriksaan Kantor
Pemeriksaan terhadap wajib pajak yang dilakukan di kantor unit pelaksanaan pemeriksaan
pajak dapat meliputi suatu jenis pajak tertentu, baik untuk tahun berjalan maupun tahun-
tahun sebelumnya.

Jenis pemeriksaan

1. Berdasarkan Restitusi Pasal 17B UU KUP meliputi pemeriksaan rutin ; pemeriksaan kantor dan
pemeriksaan lapangan.
2. Selain pasal 17B UU KUP meliputi pemeriksaan rutin dan pemeriksaan khusus. Dimana periksaan
rutin mencakup pemeriksaan kantor dan lapangan akan tetapi hal ini ditentukan oleh DJP
sedangkan periksa khusus mencakup pemeriksaan lapangan saja.

Hak wajib pajak

Kewajiban wajib pajak

Wewenang pemeriksa

Kewajiban pemeriksa
Jangka waktu pemeriksaan

Pada waktu pengujian kantor : 4 bulan + 2 bulan

Lapangan : 6 bulan + 2 bulan

2 bulan di sini perpanjangan pemeriksaan dilakukan paling banyak 3x dengan syarat" tertentu.

Output yang dihasilkan adalah surat pemberitahuan hasil pemeriksaan (SPHP) dan Daftar Temuan
pemeriksaan yang wajib diterima oleh wajib pajak dan wajib pajak memberikan tanggapan terhadap hal
tersebut. Tanggapan disampaikan 7 hari sejak tanggal diterima dan dapat diperpanjang max 3 hari.

Pembaharuan akhir hasil pemeriksaan disampaikan melalui undangan kepada WP secara langsung atau
faksimili. Undnagan disampaikan paling lama 3 hari enak diterima tanggapan tertulis SPHP. Jika wajib
pajak setuju WP membuat surat pernyataan persetujuan hasil pemeriksaan. Jika tidak setuju maka WP
dapat mengajukan permohonan pembahasan dengan tim quality assurance pemeriksaan. Yang
dilakukan pasca 3 hari sejak penandatanganan risalah pembahasan.

Pemeriksaan untuk tujuan lain

1. Pemberian NPWP secara jabatan


2. Penghapusan NPWP
3. Pengukuhan dan Pencabutan PKP
4. WP mengajukan Keberatan
5. Pengumpulan bahan guna penyusunan norma penghitungan penghasilan neto
6. Pencocokan data dan/atau alat keterangan
7. Penentuan WP berlokasi di daerah terpencil
8. Penentuan satu atau lebih tempat terutang PPN
9. Pemeriksaan dalam rangka penagihan pajak
10. Dll

Jika terdapat Pengungkapan Ketidakbenaran Pengisian SPT Selama Pemeriksaan harus Menyampaikan
Laporan Pengungkapan Ketidakbenaran, Lampiran Laporan Pengungkapan Ketidakbenaran, Perhitungan
Pajak yang kurang bayar dalam format SPT, SSP Pokok Pajak Kurang Bayar, SSP atas Sanksi administrasi
50%.
Pemeriksaan Bukti Permulaan Saat pemeriksaan ditemukan adanya indikasi tindak pidana dibidang
perpajakan Wajib Pajak menolak dilakukan pemeriksaan dan terhadap WP tidak dilakukan penghitungan
penghasilan kena pajak secara jabatan Pemeriksaan Bukti Permulaan dapat ditindaklanjuti dengan
Tindakan Penyidikan Jika Pemeriksaan Bukti Permulaan tidak ditindaklanjuti dengan Tindakan
Penyidikan kepada WP akan diterbitkan SKPKB (Pasal 13A KUP)

Penyelesaian Pemeriksaan Pemeriksaan Lapangan/Kantor diselesaikan dengan cara Menghentikan


Pemeriksaan dengan membuat Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) sumir Membuat LHP sebagai dasar
penerbitan Surat Ketetapan Pajak dan/atau Surat Tagihan Pajak.

Penagihan pajak

1. Dasar hukum penagihan pajak


• Undang-Undang 19 Tahun 1997 tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa s.t.t.d
diubah Undang-Undang 19 Tahun 2000
• Undang-Undang 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan s.t.t.d
Undang-Undang No. 16 Tahun 2009.
• Undang-Undang 8 Tahun 1985 terakhir Undang-Undang 12 Tahun 1994
• Undang-Undang 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah s.t.t.d Undang-
Undang 28 Tahun 2009.
2. Tahapan penagihan pajak
1) Surat tagihan di serahkan dan di proses selama 30 hari
2) Jatuh tempo setelah 7 hari diterbitkan surat teguran,
3) Selama 21 hari keluar surat paksa,
4) Dalam 2 x 24 jam diberitahukan surat perintah melaksanakan penyitaan,
5) 14 hari Setelah pelaksanaan penyitaan pengumuman lelang,
6) 14 hari ternyata Penangung Pajak tidak melunasi utang pajaknya dilakukan pejualan sita
lelang
3. Pencegahan dan penyanderaan
1) Pencegahan
Pencegahan adalah larangan yang bersifat sementara terhadap Penanggung Pajak
tertentu untuk keluar dari wilayah Negara Republik Indonesia berdasarkan alasan
tertentu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Syarat Kualitatif
tunggakan sebesar Rp100.000.000,00 dan syarat kuantitatif adalah diragukan itikad
baiknya. Pencegahan terhadap Penanggung Pajak tidak mengakibatkan hapusnya utang
pajak dan terhentinya pelaksanaan penagihan pajak. Jangka waktu pencegahan selama
6 bulan dan dapat diperpanjang max 6 bulan.
2) Penyanderaan
Upaya penagihan pajak yang wujudnya berupa pengekangan sementara waktu terhadap
kebebasan Penanggung Pajak dengan menempatkannya di tempat tertentu, yaitu
rumah tahanan negara yang terpisah dari tahanan lain. Dengan waktu 6 bulan max
penambahan 6 bulan juga. Lamanya juga didasarkan pada perhitungan besarannya
utang pajak, besarnya jumlah harta yang disembunyikan, hubungan harta yang
disembunyikan tersebut dengan itikad tidak baik penanggung dan pajak untuk melunasi
utang pajaknya.
Kriteria Penanggung Pajak yang Akan Disandera :
a. Syarat Kuantitatif Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah)
b. Syarat kualitatif Diragukan itikad baiknya
c. Lewat jangka waktu 14 (empat belas) hari terhitung sejak tanggal Surat paksa
diberitahukan
d. Telah mendapat izin tertulis dari Menteri Keuangan Republik Indonesia.
Wajib Pajak/Penanggung Pajak dikatakan ”diragukan itikad baiknya” dalam kaitannya
dengan pelunasan utang pajak, apabila:
a. Penanggung Pajak diduga menyembunyikan harta kekayaannya
b. Terdapat dugaan yang kuat bahwa Penanggung Pajak akan melarikan diri
c. Terdapat data dan informasi yang akurat yang diperlukan sebagai bahan
pertimbangan untuk mengajukan permohonan izin penyanderaan.
Tempat Penyanderaan, Tempat penyanderaan adalah rumah tahanan negara yang
dijadikan tempat pengekangan sementara waktu kebebasan Penanggung Pajak yang
terpisah dari tahanan lain. Tempat penyanderaan tersebut memenuhi persyaratan
sebagai berikut:
a. Tertutup dan terasing dari masyarakat
b. Mempunyai fasilitas terbatas
c. Mempunyai sistem pengamanan dan pengawasan yang memadai.

Penyanderaan tidak boleh dilaksanakan dalam hal Penanggung Pajak sedang melakukan
kegiatan:

a. Beribadah
b. Mengikuti sidang resmi, atau
c. Mengikuti Pemilihan Umum.

Penghentian Penyanderaan, Penanggung Pajak yang disandera akan dilepas, apabila memenuhi
persyaratan sebagai berikut:

a. utang pajak dan biaya penagihan pajak telah dibayar lunas;


b. jangka waktu telah dipenuhi;
c. berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap;
d.  berdasarkan pertimbangan tertentu dari Menteri Keuangan atau Gubernur.

4. Pengangsuran dan penundaan pembayaran pajak


Dasar hukum
1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 1983 s.t.t.d UU No. 16 Tahun 2009
2) Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 242/PMK.03/2014 tentang Tata
Cara Pembayaran Penyetoran Pajak,

Utang pajak yang dapat diangsur dan ditunda atas permohonan wajib pajak

1) DJP memberikan persetujuan untuk mengangsur dan menunda


2) Diberikan apabila wajib pajak mengalami kesulitan likuiditas atau mengalami keasaan di luar
kuasanya.

Pengangsuran dan penundaan pembayaran pajak paling lama 12 bulan sejak diterbitkan keputusan
persetujuan pengangsuran/penundaan.

Penghapusan piutang pajak

Kriteria piutang pajak yang dapat dihapus

Piutang pajak yang tercantum dalam :

1. Surat Tagihan Pajak (STP)


2. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB)
3. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan (SKPKBT)
4. Dll

Untuk piutang Wajib Pajak Orang Pribadi yang menurut data administrasi Kantor Pelayanan Pajak yang
tidak dapat atau tidak mungkin ditagih lagi, disebabkan karena:

1. Wajib Pajak dan/atau Penanggung Pajak meninggal dunia dan tidak mempunyai harta warisan atau
kekayaan

2. Wajib Pajak dan/atau Penanggung Pajak tidak dapat ditemukan

3. hak untuk melakukan penagihan pajak sudah daluwarsa

4. Dll
Piutang pajak Wajib Pajak Badan yang menurut data administrasi Kantor Pelayanan Pajak tidak dapat
atau tidak mungkin ditagih lagi, disebabkan karena:
1. Wajib Pajak bubar, likuidasi, atau pailit dan Penanggung Pajak tidak dapat ditemukan

2. hak untuk melakukan penagihan pajak sudah daluwarsa

3. dokumen sebagai dasar penagihan pajak tidak ditemukan dan telah dilakukan penelusuran secara
optimal sesuai dengan ketentuan perundang-undangan di bidang perpajakan atau

4. hak negara untuk melakukan penagihan pajak tidak dapat dilaksanakan karena kondisi tertentu
sehubungan dengan adanya perubahan kebijakan dan/atau berdasarkan pertimbangan yang ditetapkan
oleh Menteri Keuangan.

PENYELESAIAN SENGKETA PAJAK

Sengketa pajak adalah sengketa yang timbul dalam bidang perpajakan antara wajib pajak atau
penanggung pajak dengan pejabat yang berwenang.

Anda mungkin juga menyukai