Pemeriksaan diperlukan dalam perpajakan hal utamanya yaitu karena adanya sistem self assessment
yang memberikan wewenang kepada wajib pajak untuk menentukan besarannya pajak terutang. Wajib
pajak diberika kepercayaan atas 4 M yaitu menghitung, memperhitungkan, menyetor dan melapor.
Meskipun self assessment, DJP tetap mempunyai wewenang untuk melakukan
pengawasan/pengendalian atas pelaksanaan self assessment tersebut. Karena pelaksanaan kewajiban
harus dilakukan dengan baik.
Pemeriksaan adalah kegiatan menghimpun dan mengolah data, keterangan, dan/atau bukti yang
dilaksanakan secara objektif dan profesional berdasarkan suatu standar pemeriksaan untuk menguji
kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dan/atau untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan
ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.
Dasar hukum
Lantas terdapat perbedaan antara pemeriksaan dan verifikasi yaitu sebagai berikut:
1. Verifikasi adalah
2. Pemeriksaan pajak adalah
Selain perbedaan nyara pemeriksaan dan verifikasi, terdapat juga beberapa perbedaan antara
pemeriksaan pajak dan General audit :
1. Orang yang memeriksa, dalam pemeriksaan pajak oleh fungsional pemeriksaan pajak,
sedangkan general audit dilakukan oleh auditor pada akuntan publik
2. Orang yang diperiksa, dalam pemeriksaan pajak adalah wajib pajak sedangkan pada general
audit adalah perusahaan.
3. Standar/kriteria pembanding, dalam pajak beracu pada undang undang pajak, sedangkan dalam
general audit mengacu pada PSAK.
4. Output yang keluar setelah pemeriksaan, dalam pajak surat ketetapan pajak dan surat tagihan
pajak,. sedangkan dalam general audit adalah opini kewajaran penyajian laporan keuangan.
5. Fee, dalam perpajakan tidak ada fee yang dibayar (gratis) sedangkan dalam general audit
terdapat fee yang harus dibayar.
6. Dll
Tujuan utama salam pemeriksaan menurut pasal 1 angka 25 UU KUP adalah menguji kepatuhan
pemenuhan kewajiban perpajakan apakah sudah betul atau masih da yang kurang betul, dan juga untuk
tujuan lainnya dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.
Untuk lebih jelasnnya dapat dijabarkan sebagai berikut:
Jenis pemeriksaan
1. Berdasarkan Restitusi Pasal 17B UU KUP meliputi pemeriksaan rutin ; pemeriksaan kantor dan
pemeriksaan lapangan.
2. Selain pasal 17B UU KUP meliputi pemeriksaan rutin dan pemeriksaan khusus. Dimana periksaan
rutin mencakup pemeriksaan kantor dan lapangan akan tetapi hal ini ditentukan oleh DJP
sedangkan periksa khusus mencakup pemeriksaan lapangan saja.
Wewenang pemeriksa
Kewajiban pemeriksa
Jangka waktu pemeriksaan
2 bulan di sini perpanjangan pemeriksaan dilakukan paling banyak 3x dengan syarat" tertentu.
Output yang dihasilkan adalah surat pemberitahuan hasil pemeriksaan (SPHP) dan Daftar Temuan
pemeriksaan yang wajib diterima oleh wajib pajak dan wajib pajak memberikan tanggapan terhadap hal
tersebut. Tanggapan disampaikan 7 hari sejak tanggal diterima dan dapat diperpanjang max 3 hari.
Pembaharuan akhir hasil pemeriksaan disampaikan melalui undangan kepada WP secara langsung atau
faksimili. Undnagan disampaikan paling lama 3 hari enak diterima tanggapan tertulis SPHP. Jika wajib
pajak setuju WP membuat surat pernyataan persetujuan hasil pemeriksaan. Jika tidak setuju maka WP
dapat mengajukan permohonan pembahasan dengan tim quality assurance pemeriksaan. Yang
dilakukan pasca 3 hari sejak penandatanganan risalah pembahasan.
Jika terdapat Pengungkapan Ketidakbenaran Pengisian SPT Selama Pemeriksaan harus Menyampaikan
Laporan Pengungkapan Ketidakbenaran, Lampiran Laporan Pengungkapan Ketidakbenaran, Perhitungan
Pajak yang kurang bayar dalam format SPT, SSP Pokok Pajak Kurang Bayar, SSP atas Sanksi administrasi
50%.
Pemeriksaan Bukti Permulaan Saat pemeriksaan ditemukan adanya indikasi tindak pidana dibidang
perpajakan Wajib Pajak menolak dilakukan pemeriksaan dan terhadap WP tidak dilakukan penghitungan
penghasilan kena pajak secara jabatan Pemeriksaan Bukti Permulaan dapat ditindaklanjuti dengan
Tindakan Penyidikan Jika Pemeriksaan Bukti Permulaan tidak ditindaklanjuti dengan Tindakan
Penyidikan kepada WP akan diterbitkan SKPKB (Pasal 13A KUP)
Penagihan pajak
Penyanderaan tidak boleh dilaksanakan dalam hal Penanggung Pajak sedang melakukan
kegiatan:
a. Beribadah
b. Mengikuti sidang resmi, atau
c. Mengikuti Pemilihan Umum.
Penghentian Penyanderaan, Penanggung Pajak yang disandera akan dilepas, apabila memenuhi
persyaratan sebagai berikut:
Utang pajak yang dapat diangsur dan ditunda atas permohonan wajib pajak
Pengangsuran dan penundaan pembayaran pajak paling lama 12 bulan sejak diterbitkan keputusan
persetujuan pengangsuran/penundaan.
Untuk piutang Wajib Pajak Orang Pribadi yang menurut data administrasi Kantor Pelayanan Pajak yang
tidak dapat atau tidak mungkin ditagih lagi, disebabkan karena:
1. Wajib Pajak dan/atau Penanggung Pajak meninggal dunia dan tidak mempunyai harta warisan atau
kekayaan
4. Dll
Piutang pajak Wajib Pajak Badan yang menurut data administrasi Kantor Pelayanan Pajak tidak dapat
atau tidak mungkin ditagih lagi, disebabkan karena:
1. Wajib Pajak bubar, likuidasi, atau pailit dan Penanggung Pajak tidak dapat ditemukan
3. dokumen sebagai dasar penagihan pajak tidak ditemukan dan telah dilakukan penelusuran secara
optimal sesuai dengan ketentuan perundang-undangan di bidang perpajakan atau
4. hak negara untuk melakukan penagihan pajak tidak dapat dilaksanakan karena kondisi tertentu
sehubungan dengan adanya perubahan kebijakan dan/atau berdasarkan pertimbangan yang ditetapkan
oleh Menteri Keuangan.
Sengketa pajak adalah sengketa yang timbul dalam bidang perpajakan antara wajib pajak atau
penanggung pajak dengan pejabat yang berwenang.