PEMBAHASAN
Setelah dilakukan pemeriksaan, umumnya akan terbit suatu surat ketetapan pajak
yang menunjukkan kalau wajib pajak kurang bayar, lebih bayar, atau nihil perpajakannya.
Jika wajib pajak tidak sependapat dengan surat tersebut, dapat mengajukan keberatan. Lalu
bila belum puas dengan keputusan keberatan, selanjutnya wajib pajak dapat mengajukan
banding. Langkah terakhir dalam sengketa pajak, wajib pajak dapat mengajukan peninjauan
kembali ke Mahkamah Agung.
Selain hak, ada kewajiban yang harus dipatuhi oleh wajib pajak, di antaranya:
Wajib pajak harus mendaftarkan diri untuk mendapatkan Nomor Pokok Wajib
Pajak (NPWP) di kantor pajak pratama (KPP) atau kantor pelayanan, penyuluhan dan
konsultasi perpajakan (KP2KP).
Setelah dikukuhkan sebagai PKP, maka wajib untuk memungut pajak pertambahan
nilai (PPN) dari setiap pembeli/pengguna jasanya dengan menerbitkan faktur pajak. PPN
tersebut kemudian dilaporkan dalam SPT Masa.
Sesuai dengan sistem self assessment, wajib pajak harus melakukan penghitungan,
pembayaran dan pelaporan pajak terutangnnya sendiri. Dalam melaksanakan kewajiban ini,
dapat melakukannya secara mudah dan cepat melalui aplikasi OnlinePajak.
Dirjen Pajak dapat melakukan pemeriksaan pada wajib pajak untuk menguji
kepatuhannya dalam memenuhi kewajiban perpajakan. Pemeriksaan ini dilakukan untuk
menjalankan fungsi pengawasan terhadap wajib pajak yang bertujuan untuk meningkatkan
kepatuhan wajib pajak. Kewajiban yang diperiksa di antaranya:
Memenuhi panggilan untuk menghadiri Pemeriksaan sesuai waktu yang ditentukan,
khususnya jenis Pemeriksaan Kantor.
Menunjukkan atau meminjamkan seluruh data yang menjadi dasar serta
berhubungan dengan penghasilan yang diperoleh, kegiatan usaha, pekerjaan bebas
wajib pajak, atau objek yang terutang pajak. Untuk jenis Pemeriksaan Lapangan,
wajib pajak harus memberikan akses untuk melihat dan menyimpan data.
Memberikan izin untuk memasuki tempat atau ruang yang dianggap perlu serta
memberi bantuan untuk memperlancar proses pemeriksaan.
Menyampaikan tanggapan secara tertulis atau surat pemberitahuan hasil
pemeriksaan.
Meminjamkan kertas kerja pemeriksaan yang dibuat oleh Akuntan Publik,
khususnya untuk jenis Pemeriksaan Kantor.
Memberikan keterangan lain baik lisan maupun tulisan yang diperlukan.
Menerbitkan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWB) dan atau melakukan pengukuhan
pengusaha kena pajak secara jabatan
Menerbitkan surat tagihan pajak
Melakukan pemeriksaan dan penyegelan
Melakukan penyidikan
Menerbitkan surat paksa dan melaksanakan penyitaan
2. Kewajiban Fiskus
Tax avoidance atau penghindaran pajak adalah usaha yang dilakukan oleh wajib
pajak, untuk mengurangi atau bahkan meniadakan hutang pajak yang harus dibayar yang
dilakukan secara legal, aman dan tidak melanggar ketentuan-ketentuan di bidang perpajakan
dengan cara memanfaatkan kelemahan-kelemahan (grey area) yang terdapat dalam undang-
undang perpajakan suatu negara.
Tak avoidance merupakan penghindaran pajak dengan cara mengurangi pajak yang
masih dalam batas ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan dan dapat
dibenarkan, terutama melalui perencanaan pajak. Penghindaran pajak dapat terjadi di dalam
bunyi ketentuan atau tertulis di undang-undang dan berada dalam jiwa dari undang-undang
tetapi berlawanan dengan jiwa undang-undang.
Penghindaran pajak atau tax avoidance adalah suatu tindakan yang legal yang berbeda
dengan penyeludupan pajak. Biasanya perusahaan melakukan strategi-strategi atau cara-cara
yang legal sesuai dengan aturan undang-undang yang berlaku, namun dilakukan dengan
memanfaatkan hal-hal yang sifatnya ambigu dalam undang-undang sehingga dalam hal ini
wajib pajak memanfaatkan celah-celah yang ditimbulkan oleh adanya ambiguitas dalam
undang-undang perpajakan.
Sedangkan menurut Palan (2008), beberapa ciri dalam penghindaran pajak atau
tax avoidance yaitu:
1) Wajib pajak berusaha untuk membayar pajak lebih sedikit dari yang seharusnya
terutang dengan memanfaatkan kewajaran interpretasi hukum pajak.
2) Wajib pajak berusaha agar pajak dikenakan atas keuntungan yang dideclare dan bukan
atas keuntungan yang sebenarnya diperoleh.
3) Wajib pajak mengusahakan penundaan pembayaran pajak.
Adapun menurut Surbakti (2012), beberapa cara yang dilakukan oleh perusahaan
dalam melakukan penghindaran pajak, antara lain yaitu sebagai berikut:
1) Menampakkan laba dari aktivitas operasional sebagai laba dari modal sehingga
mengurangi laba bersih dan utang pajak perusahaan tersebut.
2) Mengakui pembelanjaan modal sebagai pembelanjaan operasional dan membebankan
yang sama terhadap laba bersih sehingga mengurangi utang pajak perusahaan.
3) Membebankan biaya personal sebagai biaya bisnis sehingga mengurangi laba bersih.
4) Membebankan depresiasi produksi yang berlebihan di bawah nilai penutupan
peralatan sehingga mengurangi laba kena pajak.
5) Mencatat pembuangan yang berlebihan dari bahan baku dalam industri manufaktur
sehingga mengurangi laba kena pajak.
Menurut Budiman dan Setiyono (2012), penghindaran pajak atau tax avoidance
dapat dihitung menggunakan formula ETR (Effective Tax Rate) perusahaan, yaitu kas
yang dikeluarkan untuk biaya pajak dibagi dengan laba sebelum pajak. Semakin besar
ETR ini mengindikasikan semakin rendah tingkat penghindaran pajak perusahaan.
Adapun rumus perhitungan ETR yaitu:
Cash ETR yang dihitung dengan membandingkan pembayaran pajak dengan
laba sebelum pajak. Pembayaran pajak terdapat dalam Laporan Arus Kas Konsolidasi,
sedangkan laba sebelum pajak terdapat dalam Laporan Laba Rugi Komperenshif.
D. Rahasia Jabatan
Rahasia jabatan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yang di akses melalui Badan
Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia, adalah sesuatu yang berkenaan dengan jabatan dan tidak boleh diketahui umum.
1) Barang siapa dengan sengaja membuka suatu rahasia, yang menurut jabatannya atau
pekerjaaanya, baik yang sekarang, maupun yang dahulu, ia diwajibkan
menyimpannya, dihukum penjara paling lama Sembilan bulan atau denda paling
banyak Rp.9000,-
2) Jika kejahatan ini dilakukan terhadap orang yang ditentukan, maka perbuatan itu
hanya dituntut atas pengaduan orang itu.
Lebih lanjut dijelaskan oleh R. Soesilo, yang diartikan dengan rahasia itu sesuatu
yang hanya diketahui oleh yang berkepentingan, sedangkan lain orang belum mengetahuinya.
Siapakah yang diwajibkan menyimpan rahasia itu, tiap-tiap peristiwa harus ditinjau sendiri-
sendiri oleh hakim, misalnya dokter harus menyimpan rahasia penyakit pasiennya, seorang
pastur harus menyimpan rahasia dosa orang-orang yang telah melakukan biecht kepadanya.
Seorang yang menyimpan arsip rahasia dilarang memberitahukan tentang surat-surat kepada
orang yang tidak berkepentingan. Selain itu juga dijelaskan dilarang untuk memperlihatkan,
memberi turunan atau petikan dari surat-surat dinas kepada orang yang tidak berkepentingan.
Jika tindakan membuka rahasia jabatan dilakukan memenuhi unsur pasal tersebut
maka dapat dihukum berdasarkan pasal tersebut yaitu pidana penjara paling lama Sembilan
bulan atau denda paling banyak Rp.9000,-
Tiap jumlah maksimum hukuman denda yang diancamkan dalam KUHP kecuali pasal
303 ayat 1 dan ayat 2, 303 bisa ayat 1 dan ayat 2, dilipatgandakan menjadi 1.000
(seribu) kali.
Berdasarkan ketentuan tersebut, maka pidana denda yang diatur dalam Pasal 322 KUHP
menjadi paling banyak Rp. 9.000.000,-.
Contoh Kasus :
Sebagai contoh kasus dapat kita lihat dalam Putusan Pengadilan Negeri Cilacap Nomor:
283/Pid.B/2014/PN.Clp. dimana terdakwa turut serta dengan sengaja membuka rahasia yang
wajib disimpan karena jabatannya yaitu untuk membocorkan soal tes penerimaan Kepala
Dusun dan Polisi Keamanan Wilayah berikut jawabannya. Untuk itu majelis hakim
menjatuhkan pidana dengan pidana penjara selama 2 (dua) bulan dan 15 (lima belas) hari
kepada terdakwa.
Kuasa Wajib Pajak adalah orang yang menerima kuasa khusus dari Wajib Pajak
dalam melakukan hak dan kewajiban perpajakan tertentu sesuai peraturan perundang-
undangan. Kuasa terdiri dari dua macam, yakni Konsultan pajak dan Karyawan Wajib
Pajak. Baik konsultan pajak maupun karyawan Wajib Pajak harus memenuhi persyaratan
yang terdapat pada Pasal 4 Peraturan Menteri Keuangan nomor 449/PMK.03/2014 .
Wakil adalah orang dalam atau individu yang dipercaya oleh Wajib Pajak secara
khusus. Dalam melakukan hak dan kewajiban sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan, Wajib Pajak dapat diwakili dalam hal:
a) Badan diwakili oleh pengurus yang tercantum dalam akta pendirian badan atau
dokumen pendirian dan berdasarkan atas surat penunjukkan yang ditandatangani
oleh pimpinan yang berwenang
b) Badan yang dinyatakan pailit diwakili oleh kurator.
c) Badan dalam pembubaran diwakili oleh orang atau badan yang ditugasi untuk
melakukan pemberesan.
d) Badan dalam likuidasi diwakili oleh likuidator.
e) Warisan yang belum terbagi diwakili oleh salah seorang ahli warisnya, pelaksanaan
wasiatnya, atau yang mengurus harta peninggalannya.
f) Anak yang berada di bawah perwalian diwakili oleh wali.
g) Orang yang berada di bawah pengampuan diwakili oleh pengampunya.
Sementara itu, kuasa yang ditunjuk oleh Wajib Pajak dengan Surat Kuasa Khusus
yang sekurang-kurangnya, meliputi :
1) Nama, alamat, tanda tangan di atas materai, serta NPWP dari Wajib Pajak pemberi
kuasa.
2) Nama, alamat, dan tanda tangan, serta NPWP dari Wajib Pajak penerima kuasa.
3) Hak dan kewajiban perpajakan tertentu yang dikuasakan berupa keperluan
perpajakan, jenis pajak, dan masa pajak/bagian tahun pajak/tahun pajak.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
https://www.online-pajak.com/tentang-pajak-pribadi/hak-dan-kewajiban-wajib-pajak#Hak
%20Dan%20Kewajiban%20Wajib%20Pajak
https://www.pelajaran.co.id/pengertian-fiskus-tugas-wewenang-hak-dan-kewajiban-fiskus/
https://www.kajianpustaka.com/2021/08/penghindaran-pajak-tax-avoidance.html
https://www.hukumonline.com/klinik/a/bisakah-dipidana-jika-menceritakan-rahasia-jabatan-
pada-keluarga-lt58d0ba2b5a397
https://www.pajak.com/pajak/kenali-perbedaan-wakil-dan-kuasa-wajib-pajak/