Anda di halaman 1dari 15

AMNESTY PAJAK

UNGKAP – TEBUS - LEGA


Pengertian Amnesty Pajak
 Program pengampunan yang diberikan oleh
Pemerintah kepada Wajib Pajak meliputi
penghapusan pajak yang seharusnya terutang,
penghapusan sanksi administrasi perpajakan, serta
penghapusan sanksi pidana di bidang perpajakan
atas harta yang diperoleh pada tahun 2015 dan
sebelumnya yang belum dilaporkan dalam SPT,
dengan cara melunasi seluruh tunggakan pajak yang
dimiliki dan membayar uang tebusan.
Yang dapat memanfaatkan kebijakan
amnesti pajak
 Wajib Pajak Orang Pribadi
 Wajib Pajak Badan
 WajibPajak yang bergerak di bidang Usaha
Mikro Kecil dan Menengan (UMKM)
 Orang
Pribadi atau Badan yang belum
menjadi Wajib Pajak
Penanda tangan di Surat Pernyataan:

 Wajib Pajak orang pribadi;


 pemimpin tertinggi berdasarkan akta
pendirian badan atau dokumen lain yang
dipersamakan, bagi Wajib Pajak badan;
atau
 penerima kuasa, dalam hal pemimpin
tertinggi sebagaimana dimaksud pada huruf
b berhalangan.
Persyaratan Wajib Pajak yang dapat
memanfaatkan Amnesti Pajak :
 memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak;
 membayar Uang Tebusan;
 melunasi seluruh Tunggakan Pajak;
 melunasi pajak yang tidak atau kurang dibayar atau
melunasi pajak yang seharusnya tidak dikembalikan bagi
Wajib Pajak yang sedang dilakukan pemeriksaan bukti
permulaan dan/atau penyidikan;
 menyampaikan SPT PPh Terakhir bagi Wajib Pajak yang
telah memiliki kewajiban menyampaikan Surat
Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan
Pencabutan Permohonan :
pengembalian kelebihan pembayaran pajak;
pengurangan atau penghapusan sanksi administrasi dalam Surat
Ketetapan Pajak dan/atau Surat Tagihan Pajak yang di dalamnya
terdapat pokok pajak yang terutang;
pengurangan atau pembatalan ketetapan pajak yang tidak benar;
keberatan;
pembetulan atas surat ketetapan pajak dan surat keputusan;
banding;
gugatan; dan/atau
peninjauan kembali, dalam hal Wajib Pajak sedang mengajukan
permohonan dan belum diterbitkan surat keputusan atau
putusan.
Alasan Mengikuti Amnesti Pajak :
 Terobosan kebijakan yang didorong oleh semakin kecilnya
kemungkinan untuk menyembunyikan kekayaan di luar wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia karena semakin transparannya sektor
keuangan global dan meningkatnya intensitas pertukaran informasi
antarnegara;
 Ikut serta dalam Amnesti Pajak juga membantu Pemerintah
mempercepat pertumbuhan dan restrukturisasi ekonomi melalui
pengalihan Harta, yang antara lain akan berdampak terhadap
peningkatan likuiditas domestik, perbaikan nilai tukar Rupiah,
penurunan suku bunga, dan peningkatan investasi; merupakan bagian
dari reformasi perpajakan menuju sistem perpajakan yang lebih
berkeadilan serta perluasan basis data perpajakan yang lebih valid,
komprehensif, dan terintegrasi; dan meningkatkan penerimaan pajak,
yang antara lain akan digunakan untuk pembiayaan pembangunan.
Pengajuan Amnesti Pajak :
 Ke Kantor Pelayanan Pajak tempat Wajib Pajak
terdaftar atau tempat lain yang ditentukan oleh
Menteri dengan membawa Surat Pernyataan.
Kantor Pelayanan Pajak tempat Wajib Pajak
terdaftar atau tempat lain yang ditentukan oleh
Menteri juga tempat awal yang harus dituju untuk
meminta penjelasan mengenai pengisian dan
pemenuhan kelengkapan dokumen yang harus
dilampirkan dalam Surat Pernyataan
Tata Cara Pengajuan Amnesti Pajak :
1. Wajib Pajak datang ke Kantor Pelayanan Pajak tempat Wajib Pajak terdaftar
atau tempat lain yang ditentukan oleh Menteri untuk meminta penjelasan
mengenai pengisian dan pemenuhan kelengkapan dokumen yang harus
dilampirkan dalam Surat Pernyataan, yaitu:
 bukti pembayaran Uang Tebusan;
 bukti pelunasan Tunggakan Pajak bagi Wajib Pajak yang memiliki Tunggakan Pajak;
 daftar rincian Harta beserta informasi kepemilikan Harta yang dilaporkan;
 daftar Utang serta dokumen pendukung;
 bukti pelunasan pajak yang tidak atau kurang dibayar atau pajak yang seharusnya
tidak dikembalikan bagi Wajib Pajak yang sedang dilakukan pemeriksaan bukti
permulaan atau penyidikan;
 fotokopi SPT PPh Terakhir; dan
Lanjutan
Tata Cara Pengajuan Amnesti Pajak :
 surat pernyataan mencabut segala permohonan yang telah diajukan ke Direktorat
Jenderal Pajak
 surat pernyataan mengalihkan dan menginvestasikan Harta ke dalam wilayah
Negara Kesatuan Republik Indonesia paling singkat selama jangka waktu 3 (tiga)
tahun terhitung sejak dialihkan dalam hal Wajib Pajak akan melaksanakan
repatriasi;
 melampirkan surat pernyataan tidak mengalihkan Harta ke luar wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia paling singkat selama jangka waktu 3 (tiga) tahun
terhitung sejak diterbitkannya Surat Keterangan dalam hal Wajib Pajak akan
melaksanakan deklarasi;
 surat pernyataan mengenai besaran peredaran usaha bagi Wajib Pajak yang
bergerak di bidang UMKM
Lanjutan
Tata Cara Pengajuan Amnesti Pajak :
 Wajib Pajak melengkapi dokumen-dokumen yang akan digunakan untuk mengajukan Amnesti Pajak melalui
Surat Pernyataan, termasuk membayar uang tebusan, melunasi tunggakan pajak, dan melunasi pajak yang
tidak atau kurang dibayar atau pajak yang seharusnya tidak dikembalikan bagi Wajib Pajak yang sedang
dilakukan pemeriksaan bukti permulaan atau penyidikan
 Wajib Pajak menyampaikan Surat Pernyataan ke Kantor Pelayanan Pajak tempat Wajib Pajak terdaftar atau
Tempat Lain yang ditentukan Menteri Keuangan.
 Wajib Pajak akan mendapatkan tanda terima Surat Pernyataan.
 Menteri atau pejabat yang ditunjuk atas nama Menteri menerbitkan Surat Keterangan dalam jangka waktu
paling lama 10 (sepuluh) hari kerja terhitung sejak tanggal diterima Surat Pernyataan beserta lampirannya
dan mengirimkan Surat Keterangan Pengampunan Pajak kepada Wajib Pajak
 Dalam hal jangka waktu 10 (sepuluh) hari kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (4) Menteri atau pejabat
yang ditunjuk atas nama Menteri belum menerbitkan Surat Keterangan, Surat Pernyataan dianggap diterima
 Wajib Pajak dapat menyampaikan Surat Pernyataan paling banyak 3 (tiga) kali dalam jangka waktu terhitung
sejak Undang-Undang ini mulai berlaku sampai dengan tanggal 31 Maret 2017 di mana Surat Pernyataan
Kedua dan Ketiga dapat disampaikan sebelum atau setelah Surat Keterangan atas Surat Pernyataan
sebelumnya dikeluarkan.
Tarif Pengenaan Amnesti Pajak :

Uang Tebusan =
Tarif X Dasar Pengenaan
Jumlah PPh Final
= Omzet Perbulan X tarif
PPh Final (1%)
Contoh Kasus, ada Tuan A hanya memiliki satu usaha UMKM dan tidak ada sumber penghasilan lain. Selama ia
melaporan omzetnya pertahun Rp500 Juta dengan PPh terutang setahun hanya Rp5 Juta. Dari tahun 2010
melaporkan di SPT PPh orang pribadi omzetnya flat dan bayar PPh-nya juga flat Rp 5 juta. Namun dalam Surat
Pernyataan harta untuk pengampunan Pajak (SPH) dideklarasikan memiliki kepemimpinan harta Rp5 miliar yang
bisa dikumpulkan dalam kurun waktu 2010-2015.
Mungkin iya, dari tahun pajak 2010 sampai dengan 2015,DJP luput mengaudit Tuan A, namun dengan fakta
adanya kepemilikan harta yang tidak sejalan dengan omzet yang selama ini dilaporkan di surat pemberitahuan
(SPT) PPh orang pribadi tentunya menjadi sesuatu yang tidak elok.
Yang lalu biarlah berlalu, mari setelah ikut Amnesty Pajak menuju perbaikan yang diinginkan oleh undang-
undang. Negara dalam hal ini melepaskan kewenangannya untuk menagih penghasilan yang memberikan
kemampuan Tuan A untuk memiliki harta Rp5 miliar. Dan sebaliknya warga negara untuk lebih bertanggungjawab
dalam menunaikan kewajiban pajaknya.
Mengambil contoh kasus Tuan A di atas, tentunya jika dalam SPT PPh OP Tahun Pajak 2016 tetap sama omzetnya
Rp 500juta, padahal secara kasat mata usaha membesar, pelanggan bertambah, dan indikasi keberhasilan usaha
tidak bisa ditutup lagi, alangkah eloknya jika Tuan A menghitung pajaknya berdasarkan 1% dari omzet konkret
per bulannya. Atau mungkin sudah naik kelas bukan lagi UMKM.
Tentunya ajakan ini juga berlaku untuk selain UMKM, para pengusaha, profesional, karyawan dan lain bentuk
usaha yang mencari rejeki di wilayah Negara Kesatuan republik Indonesia (NKRI). Marilah lebih bijak dalam
menghitung berapa kewajiban yang harus ditunaikan untuk menjaga eksistensi NKRI, menjadi negara modern,
bermartabat, dan mandiri. Semoga.
Pertanyaan dari contoh kasus diatas,
berapakah pajak penghasilan yang seharusnya
dibayar oleh Tuan A, bila ia warga negara
yang taat pajak dari kurun waktu 2010-2015!

Tugas individu

Anda mungkin juga menyukai