Anda di halaman 1dari 19

PERTEMUAN KE 6

PAJAK PENGHASILAN UMUM


PAJAK PENGHASILAN

PPh adalah: Pajak dikenakan karena ada subyeknya yang telah


memenuhi kriteria yang telah ditetapkan dalam peraturan
perpajakan.
 Subjek Pajak PPh umum
a. Orang pribadi
b. Warisan yang belum terbagi
c. Badan
d. Bentuk Usaha Tetap
 Tidak termasuk subyek pajak
a. Badan perwakilan negara asing
b. Pejabat perwakilan diplomat
c. Organisasi internasional
d. Pejabat perwakilan organisasi internasional
Perbedaan WP dalam negeri dan WP luar negeri:

WP dalam negeri WP luar negeri


Dikenakan pajak atas Dikenakan pajak hanya atas
penghasilan baik yg diterima penghasilan yang berasal dari
atau diperoleh dari Indonesia sumber penghasilan di
dan dari luar Indonesia Indonesia
Dikenakan pajak berdasarkan Dikenakan pajak berdasarkan
penghasilan netto penghasilan bruto
Tarif pajak yang digunakan Tarif pajak yang digunakan
adalah tarif umum (Tarif UU adalah tarif sepadan (Tarif UU
PPh Ps 17) PPh Ps 26)
Wajib menyampaikan SPT Tdk wajib menyampaikan SPT
SUBJEK PAJAK DALAM NEGERI

Subyek pajak dalam negeri pribadi, dimulai saat dilahirkan


sampai dengan saat meninggal atau mulai saat berada di
Indonesia lebih dari 183 hari dan mempunyai niat bertempat
tinggal di Indonesia sampai dengan saat meninggalkan
Indonesia untuk selama-lamanya.

Subyek pajak dalam negeri badan, dimulai saat didirikan


atau bertempat kedudukan di Indonesia sampai dengan
saat dibubarkan atau tidak lagi berkedudukan di Indonesia.
SUBJEK PAJAK LUAR NEGERI

 Subyek pajak luar negeri pribadi, orang pribadi yang


tidak bertempat tinggal di Indonesia,atau orang pribadi
yang berada di Indonesia kurang dari 183 hari

 Subyek pajak Luar negeri badan, badan yang tidak


didirikan atau bertempat kedudukan di Indonesia,usaha
atau melakukan kegiatan melalui bentuk usaha tetap di
Indonesia
OBJEK PAJAK

Objek pajak penghasilan adalah penghasilan, yaitu setiap


tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh
selama satu tahun pajak yang dapat dipakai untuk konsumsi
dan untuk menambah kekayaan.

 Obyek pajak penghasilan


Berdasarkan pasal 4 ayat (1) UU PPh:
1) Penggantian/imbalan berkenaan dengan pekerjaan/jasa
2) Hadiah dari undian/pekerjaan/kegiatan dan penghargaan
3) Laba usaha
4) Keuntungan karena penjualan/pengalihan harta
5) Penerimaan kembali pembayaran pajak
OBJEK PAJAK (LANJUTAN)

6) Bunga
7) Deviden
8) Royalti
9) Sewa/penghasilan lain
10) Penerimaan pembayaran berkala, misal : dana pensiun
11) Keuntungan karena pembebasan hutang
12) Keuntungan Karena selisih Kurs
13) Selisih lebih karena penilaian kembali aktiva
14) Iuran yang diterima perkumpulan sepanjang ditentukan
berdasarkan volume atau pekerjaan bebas anggotanya.
15) Tambahankekayaan netto dari yang belum
penghasilan dikenakan pajak.
PENGHASILAN YANG TIDAK TERMASUK
OBJEK PAJAK

1. Sumbangan termasuk zakat yang diterima oleh badan amil zakat atau
lembaga amil zakat yang dibentuk dan disahkan oleh Pemerintah.
2. Harta Hibah yang diterima keluarga sedarah dalam garis keturunan
lurus satu derajat.
3. Warisan
4. Imbalan sehubungan dengan pekerjaan/jasa yang diterima dalam
bentuk natura atau kenikmatan.
5. Pembayaran klaim dari perusahaan asuransi kepada orang pribadi.
6. Dividen dengan syarat :
a) Berasal dari cadangan laba ditahan
b) Kepemilikan saham pada badan yang menerima dividen paling
rendah 25%
PENGHASILAN YANG TIDAK TERMASUK
OBJEK PAJAK
7. Iuran yang diterima dana pensiun yang pendiriannya disahkan oleh
Menteri Keuangan.
8. Bagian laba yang diterima anggota dari CV, persekutuan,
perkumpulan, firma dan kongsi, yang modalnya tidak terbagi atas
saham
9. Beasiswa
10. Sisa lebih dari lembaga nirlaba yang bergerak di bidang pendidikan
dan/atau bidang penelitian dan pengembangan, yang ditanamkan
kembali dalam bentuk sarana dan prasarana
11. Santunan yang dibayarkan oleh BPJS
PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK (PTKP)

PTKP untuk Karyawan/pegawai tetap:


1)Untuk WP pribadi sebesar Rp. 24.300.000,-/tahun
2)Tambahan untuk istri sebesar Rp. 2.025.000,-/tahun
3).Tambahan untuk anak/tanggungan sedarah dan semenda
dalam garis lurus atau pun anak angkat yang
menjadi
tanggungan penuh (max. tiga orang) Rp. 2.025.000,-/tahun
4).Tambahan untuk istri yang bekerja dan
penghasilannya digabung dengan suami Rp.
24.300.000,-/tahun
Tahun Pajak PTKP (Rp)

Orang Pribadi Tambahan

2001 – 2008 2.880.000 1.440.000

2009 – 2013 14.840.000 1.320.000

2013 – 2014 24.300.000 2.025.000

2015 36.000.000 3.000.000


Untuk tahun 2016, besar PTKP kembali mengalami
perubahan, hal tersebut tercantum dalam Peraturan
Menteri Keuangan (PMK) Nomor
101/PMK.010/2016 yang mulai berlaku sejak 1
Januari 2016. Dalam Pasal 1 aturan tersebut
dijelaskan bahwa PTKP dibedakan antara wajib
pajak kawin dan yang tidak kawin. Berikut
rinciannya:
• Rp54.000.000  untuk diri wajib pajak orang pribadi;
• Rp4.500.000 untuk tambahan wajib pajak yang kawin;
• Rp54.000.000 tambahan untuk seorang istri yang
penghasilannya digabung dengan penghasilan suami
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) UU PPh; dan
• Rp4.500.000 tambahan untuk setiap anggota keluarga
sedarah dan keluarga semenda dalam garis keturunan lurus
serta anak angkat, yang menjadi tanggungan sepenuhnya,
paling banyak 3 orang untuk setiap keluarga.
Atau dengan kata lain PTKP sesuai dengan
status perkawinan wajib pajak adalah
sebagai berikut:
• TK/0 = Rp 54.000.000
• K/0 = Rp 58.500.000
• K/1 = Rp 63.000.000
• K/2 = Rp 67.500.000
• K/3 = Rp 72.000.000
TARIF PAJAK

Tarif Pajak Pasal 17 UU PPh Tahun 2000 Wajib Pajak Pribadi

No Lapisan Penghasilan Kena Pajak Tarif Pajak


1 Sampai dengan Rp 50.000.000 5%

2 Diatas Rp 50.000.000 s/d Rp 250.000.000 15%

3 Diatas Rp 250.000.00 s/d Rp 500.000.000 25%

5 Diatas Rp 500.000.000 30%


WAJIB PAJAK BADAN

Pasal 17 ayat 2
Mulai tahun 2009, utk WP badan diberlakukan Tarif Tunggal yaitu
28%
Sedangkan utk tahun 2010 diproyeksikan tarifnya 25%

Pasal 31 E
Wajib pajak badan dalam negeri dengan peredaran bruto sampai
Rp 50.000.000.000 mendapat fasilitas berupa pengurangan tarif
sebesar 50% dari tarif sebagaimana dimaksud dalam pasal 17,
yang dikarenakan atas penghasilan kena pajak dari bagian
peredaran bruto dengan Rp 4.800.000.000
DASAR PENGENAAN PAJAK DAN CARA
MENGHITUNG PKP

Penghasilan Kena Pajak


(WP Dlm Negeri)
Dasar Pengenaan Pajak
Penghasilan Bruto
(WP Luar negeri)

Pembukuan
Cara Menghitung Pajak
Norma
Perhitungan
PEMBUKUAN DAN NORMA PERHITUNGAN
a. Pembukuan
PKP WP Badan = Penghasilan neto atau penghasilan bruto
dikurangi dengan biaya-biaya yang
diperkenankan.
PKP WP Pribadi = Penghasilan Neto dikurang PTKP

b. Norma Perhitungan
PKP = penghasilan netto, besarnya penghasilan netto adalah
sama dengan besarnya (persentase) norma
perhitungan penghasilan netto dikalikan dengan jumlah
peredaran usaha atau penerimaan bruto pekerjaan bebas
setahun.
Syarat menggunakan Norma Perhitungan:
a) Peredaran bruto maksimal Rp 4.800.000.000 per tahun
b) Mengajukan permohonan dalam jangka waktu tiga bulan
pertama tahun buku
c) Menyelenggarakan pencatatan
CARA MENGHITUNG DAN MELUNASI PAJAK
PENGHASILAN
 Cara menghitung dan Melunasi Pajak
PPh = Penghasilan kena pajak dikali Tarif Psl 17
UU pajak

 Cara melunasi pajak penghasilan


1) Pelunasan pajak pada tahun berjalan
a) Pembayaran sendiri oleh WP (PPh pasal 25)
b) Pembayaran melalui pemotong/ pemungut atau
pihak ketiga(PPh 21,22,23,24)
2) Pelunasan pajak setelah tahun pajak berakhir
a) Pembayaran pajak karena kurang setor (Pajak terutang
th berjalan dikurang pajak yang telah dilunasi pada tahun
berjalan)
b) Membayar pajak kurang setor menurut SKP dan STP

Anda mungkin juga menyukai