Anda di halaman 1dari 15

PPH 24

PENGERTIAN PPH 24
 PPh pasal 24 mengatur tentang perhitungan besarnya
pajak atas penghasilan yang dibayar atau terutang di luar
negeri yang dapat dikreditkan terhadap pajak penghasilan
yang terutang atas seluruh penghasilan Wajib Pajak dalam
negeri
 Pengkreditan pajak luar negeri dilakukan dalam tahun
digabungkannya penghasilan dari luar negeri dengan
penghasilan di Indonesia.
Tujuan dan Metode
 Tujuan : Meringankan beban pajak ganda yang dapat
terjadi karena pengenaan pajak atas penghasilan yang
diterima atau diperoleh dari luar negeri

 Metode : Penggabungan penghasilan dari luar negeri


dengan penghasilan di indonesia
Penggabungan Penghasilan
 Penggabungan penghasilan dari usaha dilakukan dalam
tahun pajak diperolehnya penghasilan (acrual basis)

 Penggabungan penghasilan berupa dividen dilakukan dalam


tahun pajak pada saat perolehan dividen tersebut
ditetapkan sesuai dengan keputusan menkeu.

 Penggabungan penghasilan lainnya dilakukan dalam tahun


pajak diterimanya penghasilan tersebut (cash basis)

 Kerugian yang diderita diluar negeri tidak boleh


digabungkan dalam menghitung penghasilan kena pajak di
indonesia
Contoh
 PT Mandiri menerima dan memperoleh penghasilan neto
dari sumber LN dalam tahun 2008 sebagai berikut :

1) Hasil usaha di jerman sebesar Rp 700 juta


2) Memperoleh dividen di belanda atas kepemilikan saham
nya di ABC Corp sebesar Rp 1 M, yaitu keuntungan th
2005 yang baru dibayarkan th 2008
3) Memperoleh dividen di inggris atas kepemilikan
sahamnya di “DEF Corp” sebesar Rp 2 M, Saham tsb tidak
diperdagangkan di Bursa Efer. Dividen tersebut berasal
dari keuntungan th 2007 yang berdasarkan kepmenkeu
ditetapkan diperoleh th 2008.
4) Penghasilan bunga Semester I th 2008 Rp 500 juta dari
bangkok Bank di thailand yang baru akan diterima april
2009
Contoh
 Penghasilan PT Mandiri dari LN yang digabungkan dengan
penghasilan dari DN dalam tahun pajak 2008 adalah
penghasilan pada angka 1,2 dan 3

 Penghasilan PT Mandiri dari LN yang digabung dengan


penghasilan dari DN dalam tahun pajak 2009 adalah
penghasilan pada angka 4
Batas Maksimum Kredit Pajak
Batas maksimum kredit pajak diambil yang terendah dari 3
unsur/pertimbangan sebagai berikut :

 Jumlah pajak yang terutang atau dibayarkan di luar negeri

 Penghasilan LN : Seluruh PKP ) x PPh atas seluruh yang


dikenakan tarif pasal 17

 Jumlah pajak yang terutang untuk seluruh PKP (dalam hal


PKP < penghasilan LN)
Keterangan : Pajak Terutang
Tarif Progresif pph WP Pribadi
No Tarif Progresif Tarif
1 S.D Rp 25.000.000 5%
2 > Rp 25.000.000 s.d Rp 50.000.000 10%
3 > Rp 50.000.000 s.d Rp 15%
100.000.000
4 > Rp 100.000.000 s.d Rp 25%
200.000.000
5 > Rp 200.000.000 35%
Keterangan : Pajak Terutang
No Tarof Progresif PPh Wp Badan dan BUT Tarif
1 S.D Rp 50.000.000 10%
2 > Rp 50.000.000 s.d Rp 100.000.000 15%
3 > Rp 100.000.000 30%
Batas Maksimum Kredit Pajak tiap Negara ( Per
Country Limitation)
 Bila Penghasilan LN berasal dari beberapa negara maka
penghitungan batas maksimum kredit pajak dilakukan
untuk masing-masing negara

 Contoh :
PT Bruri cemerlang memperoleh penghasilan neto dalam
tahun 2005 sebagai berikut :
 Di negara A memperoleh Penghasilan (laba) Rp 2M dengan
tarif pajak 35% = Rp 700 juta
 Di negara B memperoleh penghasilan (Laba) Rp 1 M dengan
tarif pajak 20% = Rp 200 juta
 Penghasilan usaha di indonesia Rp 5 m
Contoh
 Penghitungan kredit Pajak LN sebagai berikut :
 Penghasilan LN : Laba di Negara A = Rp 2 M
Laba di Negara B = Rp 1 M
Jumlah penghasilan LN = Rp 3 M

Penghasilan Dalam negeri Rp 5 M


Penghasilan Neto (PKP) = Rp 3 M + Rp 5 M = Rp 8 M
PPh terhutang = ?
PPH 24
 (1)Pajak yang dibayar atau terutang di luar negri atas
penghasilan dari luar yang diterima atau diperoleh wajib
pajak dalam negeri boleh dikreditkan terjadap pajak yang
terutang berdasarkan undang-undang ini dalam tahun
pajak yang sama.

 (2) besarnya kredit pajak sebagaimana dimaksud pada ayat


1 adalah sebesar pajak penghasilan yang dibayar atau
terutang diluar negeri tetapi tidak boleh melebihi
perhitungan pajak yang terutang berdasarkan undang-
undang ini.

 (3)Dalam menghitung batas jumlah pajak yang boleh


dikreditkan sumber penghasilan ditentukan sebagai berikut
PPH 24
a). Penghasilan dari saham dan sekuritas lainya serta kan
keuntungan dari penghasilan saham dan sekuritas lainya
adalah negara tempat badan yang menertib saham atau
sekurtias tersebut.

b). Penghasilan berupa bunga, royalti dan sewa sehubungan


dengan penggunaan harta gerak adalah negara tempat
pihak yang membayar atau dibebani bunga,royalti, atau
tersebut bertempat kedudukan atau berada.

c). Pengasilan berupa sewa sehubungan dengan penggunaan


harta tak gerak adalah negara tempat harta tersebut
terletak.
PPH 24
d). keuntungan karena pengalihan harta yang menjadi
sebagian dari suatu bentuk usaha tetap adalah negara
tempat bentuk usaha berada

e). Penghasilan bentuk usaha tetap adalah negara tempat


bentuk usaha tetap tersebut menjalankan usaha atau
melakukan kegiatan
PPH 24
4). Penentuan sumber penghasilan selain penghasilan
sebagaimana pada ayat 3 menggunakan prinsip yang sama
dengan prinsip yang dimaksud pada ayat tersebut.

5). Apabila pajak atas penghasilan luar negeri yang


dikreditkan ternyata kemudian dikurangkan atau
dikembalikan, maka pajak yang terutang menurut UU ini
harus ditambah dengan jumlah tersebut pada tahun
pengurangan atau pengembalian itu dilakukan

6). Ketentuan mengenai pelaksanaan pengkreditan pajak


atas penghasilan dari luar negeri dengan atau berdasarkan
peraturan Menteri keuangan

Anda mungkin juga menyukai