2. Isril Gunawan
Kelas/Sms : 3 ASA / 3
Mata Kuliah : Perpajakan
Dosen Pengasuh : Susanti, S.E, M.Ak
PPh Pasal 24
Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 24 adalah salah satu jenis pelunasan PPh dalam tahun berjalan
yang merupakan pajak yang dibayar atau terutang di luar negeri atas penghasilan dari luar negeri
yang diterima atau diperoleh WP dalam negeri. Atas pajak tersebut, WP dapat mengkreditkan
pajak terutang dalam tahun pajak yang sama.
Pada dasarnya Wajib Pajak dalam negeri terutang pajak atas seluruh penghasilan, termasuk
penghasilan yang diterima atau diperoleh dari luar negeri. Untuk meringankan beban pajak
Perpajakan |ganda yang dapat terjadi karena pengenaan pajak atas penghasilan yang diterima atau
diperoleh di luar negeri, ketentuan ini mengatur tentang perhitungan besarnya pajak atas
penghasilan yang dibayar atau terutang di luar negeri yang dapat dikreditkan terhadap pajak yang
terutang atas seluruh penghasilan Wajib Pajak dalam negeri.
Sumber penghasilan kena pajak yang dapat digunakan untuk memotong hutang pajak Indonesia
adalah sebagai berikut:
Pendapatan dari saham dan surat berharga lainnya, serta keuntungan dari pengalihan
saham dan surat berharga lainnya
Penghasilan berupa bunga, royalti, dan sewa yang berkaitan dengan penggunaan harta-
benda bergerak
Penghasilan berupa sewa yang berkaitan dengan penggunaan harta-benda tidak bergerak
Penghasilan berupa imbalan yang berhubungan dengan jasa, pekerjaan, dan kegiatan
Pendapatan dari Bentuk Usaha Tetap (BUT) di luar negeri
Penghasilan dari pengalihan sebagian atau seluruh hak penambangan atau tanda
keikutsertaan dalam pembiayaan atau pemanfaatan di sebuah perusahaan pertambangan
Keuntungan dari pengalihan aset tetap
Keuntungan dari pengalihan aset yang merupakan bagian dari suatu bentuk usaha tetap
(BUT).
Jika nilai pajak di luar negeri yang telah Anda gunakan sebagai kredit pajak di Indonesia, telah
berkurang atau dikembalikan kepada Anda, sehingga nilai kredit Anda kurang untuk menutup
pajak terhutang Anda di sini, maka Anda harus membayar jumlah terhutang tersebut ke kantor
pelayanan pajak Indonesia.
Apabila penghasilan luar negeri mengalami perubahan, maka wajib pajak diharuskan
melakukan pembetulan SPT tahun pajak yang bersangkutan.
Permohonan Kredit Pajak Luar Negeri (PPh Pasal 24) adalah permohonan yang diajukan oleh
wajib pajak kepada Direktur Jenderal Pajak untuk memperhitungkan pajak yang dibayar atau
terutang di luar negeri terhadap pajak yang terutang di Indonesia.
Permohonan ini diperlukan untuk menghindari pengenaan pajak berganda atas penghasilan
yang diterima atau diperoleh oleh wajib pajak dari luar negeri.
Perhitungan kredit pajak luar negeri dilakukan dengan cara membandingkan pajak yang dibayar
atau terutang di luar negeri dengan pajak yang terutang di Indonesia. Pajak yang lebih kecil dari
kedua pajak tersebut yang dapat dikreditkan.
Untuk mengajukan permohonan kredit pajak luar negeri, wajib pajak harus menyampaikan
permohonan kepada Direktur Jenderal Pajak dengan melampirkan dokumen-dokumen berikut:
C. Penggabungan Penghasilan
Penggabungan penghasilan dalam PPh pasal 24 adalah proses menggabungkan penghasilan
yang berasal dari luar negeri dengan penghasilan yang diperoleh di Indonesia. Penggabungan
penghasilan ini dilakukan untuk menghindari pengenaan pajak ganda.
Seorang WNI bekerja di luar negeri dan memperoleh penghasilan sebesar Rp100 juta.
Pada tahun yang sama, WNI tersebut juga memperoleh penghasilan dari usaha di Indonesia
sebesar Rp50 juta. Penggabungan penghasilan yang berasal dari luar negeri dan penghasilan dari
usaha di Indonesia dilakukan dalam tahun pajak diperolehnya penghasilan tersebut, yaitu tahun
berjalan.
Seorang WNI memiliki saham di perusahaan luar negeri. Pada tahun yang sama, WNI
tersebut menerima dividen dari saham tersebut sebesar Rp50 juta. Penggabungan penghasilan
dividen dari saham di luar negeri dilakukan dalam tahun pajak diterimanya penghasilan tersebut,
yaitu tahun berjalan.
Untuk dapat memanfaatkan kredit pajak luar negeri, wajib pajak harus memenuhi syarat-syarat
berikut:
Jika wajib pajak memenuhi syarat-syarat tersebut, maka pajak yang dibayar atau terutang di
luar negeri dapat dikreditkan terhadap pajak yang terutang di Indonesia. Kredit pajak luar negeri
dibatasi sebesar penghitungan pajak yang terutang berdasarkan Undang-Undang PPh.
Wajib pajak memperoleh penghasilan dari usaha di Indonesia sebesar Rp100 juta dan
memperoleh penghasilan dari usaha di luar negeri sebesar Rp50 juta. Pajak yang terutang atas
penghasilan dari usaha di Indonesia adalah Rp25 juta. Pajak yang dibayar atau terutang di luar
negeri atas penghasilan dari usaha di luar negeri adalah sebesar Rp10 juta.
Pajak yang dapat dikreditkan terhadap pajak yang terutang di Indonesia adalah sebesar Rp10
juta, yaitu sebesar kredit pajak luar negeri yang paling rendah antara penghitungan pajak yang
terutang berdasarkan Undang-Undang PPh dan pajak yang dibayar atau terutang di luar negeri.
Dengan demikian, pajak yang terutang yang harus dibayar oleh wajib pajak adalah sebesar
Rp15 juta, yaitu sebesar Rp25 juta - Rp10 juta.
Penjelasan Pasal 24 ayat (1) UU PPh menjelaskan bahwa penghasilan kena pajak dalam hal ini
adalah penghasilan yang diterima atau diperoleh wajib pajak dalam negeri, baik dari dalam
negeri maupun dari luar negeri.
Penghasilan yang diterima atau diperoleh dari luar negeri harus dihitung tersendiri dan
dijumlahkan dengan penghasilan yang diterima atau diperoleh dari dalam negeri untuk
menentukan PKP.
Jumlah kredit pajak luar negeri tidak boleh melebihi jumlah yang dihitung menurut
perbandingan antara penghasilan dari luar negeri terhadap PKP dikalikan dengan pajak yang
terutang atas PKP.
Secara matematis, perhitungan kredit pajak luar negeri dapat dirumuskan sebagai berikut:
Kredit Pajak Luar Negeri = Pajak yang Dibayar atau Terutang di Luar Negeri x (Penghasilan
dari Luar Negeri / PKP)
Misalnya, seorang wajib pajak dalam negeri memiliki penghasilan kena pajak dari dalam negeri
sebesar Rp100 juta dan penghasilan kena pajak dari luar negeri sebesar Rp50 juta. Pajak yang
dibayar atau terutang di luar negeri sebesar Rp20 juta.
Berdasarkan perhitungan di atas, kredit pajak luar negeri yang dapat dikreditkan adalah sebesar:
Kredit Pajak Luar Negeri = Rp20 juta x (Rp50 juta / Rp150 juta)
= Rp6,667 juta
Jadi, pajak yang terutang wajib pajak dalam negeri tersebut adalah sebesar:
Kredit pajak luar negeri sebesar Rp6,667 juta tersebut dapat mengurangi pajak terutang wajib
pajak dalam negeri menjadi sebesar:
Ketentuan Khusus
Ada beberapa ketentuan khusus yang perlu diperhatikan dalam penghitungan kredit pajak luar
negeri, yaitu:
Pajak yang dibayar atau terutang di luar negeri harus merupakan pajak atas penghasilan
yang bersifat final atau bersifat tidak final.
Pajak yang dibayar atau terutang di luar negeri harus merupakan pajak yang telah dibayar
atau terutang secara sah dan nyata.
Pajak yang dibayar atau terutang di luar negeri harus merupakan pajak yang telah dipotong
atau dipungut oleh pihak lain.
Apabila ketentuan khusus tersebut tidak dipenuhi, maka kredit pajak luar negeri tidak dapat
dikreditkan.
Jumlah pajak yang dibayar atau terutang di luar negeri harus sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan di negara tempat penghasilan tersebut diperoleh.
Jika terdapat perjanjian pajak penghasilan (P3B) antara Indonesia dengan negara tempat
penghasilan tersebut diperoleh, maka ketentuan P3B tersebut yang harus diikuti.
Jika tidak terdapat P3B antara Indonesia dengan negara tempat penghasilan tersebut
diperoleh, maka jumlah pajak yang dibayar atau terutang di luar negeri dihitung
berdasarkan ketentuan umum yang berlaku di negara tersebut.
Misalkan, seorang Wajib Pajak Indonesia memperoleh penghasilan dari luar negeri sebesar
Rp100.000.000. Atas penghasilan tersebut, Wajib Pajak tersebut telah membayar pajak di luar
negeri sebesar Rp20.000.000.
Jika antara Indonesia dan negara tempat penghasilan tersebut diperoleh terdapat P3B, maka
jumlah kredit pajak luar negeri yang dapat dikreditkan adalah sebesar Rp20.000.000.
Namun, jika antara Indonesia dan negara tempat penghasilan tersebut tidak terdapat P3B, maka
jumlah kredit pajak luar negeri yang dapat dikreditkan adalah sebesar Rp20.000.000, tetapi tidak
melebihi pajak yang terutang di Indonesia atas penghasilan tersebut.
Misalkan, pajak yang terutang di Indonesia atas penghasilan tersebut adalah sebesar
Rp30.000.000, maka jumlah kredit pajak luar negeri yang dapat dikreditkan adalah sebesar
Rp30.000.000.
Ketentuan Lainnya
Kredit pajak luar negeri dapat diajukan dalam Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan PPh.
Kredit pajak luar negeri yang tidak digunakan dalam tahun pajak yang bersangkutan
dapat dikreditkan pada tahun-tahun pajak berikutnya.
Subjek PPh Pasal 24
Subjek PPh Pasal 24 adalah wajib pajak dalam negeri yang menerima atau memperoleh
penghasilan dari luar negeri dan terutang pajak atas penghasilan tersebut. Wajib pajak dalam
negeri yang dimaksud meliputi:
Wajib pajak orang pribadi yang bertempat tinggal di Indonesia atau berada di Indonesia
lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan.
Wajib pajak badan yang didirikan atau bertempat kedudukan di Indonesia.
Objek PPh Pasal 24 adalah penghasilan yang diterima atau diperoleh wajib pajak dalam negeri
dari luar negeri. Penghasilan tersebut meliputi:
Jasa teknik
Jasa konstruksi
Jasa konsultan
Jasa perantara
o Pendapatan dari kegiatan lain yang ada hubungannya dengan usaha, misalnya:
Bunga
Dividen
Royalti
Imbalan lain sehubungan dengan jasa yang dilakukan di luar negeri.
Jawabanya :
Kemudian tarif PPh Badan yang berlaku saat ini sebesar 22%. Sehingga perhitungan PPh
Terutangnya sebagai berikut:
= 22% x Rp30.000.000.000
= Rp6.600.000.000
PPh 24 yang dapat dikreditkan:
= (Rp15.000.000.000/Rp45.000.000.000) x Rp6.600.000.000
= Rp2.200.000.000
Dengan demikian, PPh Terutang yang telah dibayarkan PT AAA di luar negeri sebesar
Rp2.200.000.000.
Sehingga nominal kredit pajak PPh Pasal 24 yang dapat digunakan untuk mengurangi PPh
Terutang di dalam negeri sebesar Rp2.200.000.000
Soal 1 :
Soal 2 :
Soal 3 :
SUMBER MATERI
https://pertapsi.or.id/contoh-soal-perhitungan-pph-pasal-24
https://www.pajakku.com/read/5ecf803517946d2a32e32892/Kredit-Pajak-Luar-Negeri-(PPh-
Pasal-24)
https://www.pajakku.com/read/63b3e819b577d80e80fd872a/Glosarium-Pajak:-PPh-Pasal-24
https://www.online-pajak.com/tentang-pph-final/pph-pajak-penghasilan-pasal-24
https://klikpajak.id/blog/2-tahap-mudah-menghitung-kredit-pajak-luar-negeri/#:~:text=PPh
%20Pasal%2024%20mengatur%20mengenai,dalam%20tahun%20pajak%20yang%20sama.