Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

Pajak Penghasilan pasal 24

Dosen pengampu:
TRI RAHAYUNINGSIH, S.Pd, M.Ak

Disusun oleh
MARIA OLIMPHIA MOI

FAKULTAS EKONOMI
PRODI AKUNTANSI
UNIVERSITAS TEKNOLOGI NUSANTARA
2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas anugrah dan pertolongannya sehingga saya
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pajak Penghasilan Pasal 24”.

Makalah ini disusun dengan tujuan untuk menggali lebih dalam, dan menyajikan informasi yang
dapat membrikan pemahaman yang lebih mendalam tentang pengertian PPh pasal 24,dan
perhitungan PPh pasal 24.

Melalui makalah ini, saya berharap dapat memberikan pemahaman yang lebih baik tentang PPh
pasal 24 kepada pembaca, baik bagi mereka yang memiliki keterlibatan langsung dengan
perepajakan maupun bagi mereka yang ingin memperluas pengetahuan mereka tentang perpajakan
di Indonesia.

Saya berharap makalah ini dapat memberikan wawasan yang bermanfaat dan menjadi referensi
yang berguna bagi pembaca. Saya menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masi jauh dari
kata sempurna, untuk itu saya menerima saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan
di masa yang akan datang. Akhir kata saya mengucapkan terima kasih.

Bogor, 11 Desember 2023

Penulis

Maria Olimphia Moi


BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pajak adalah pembayaran wajib yang di kenakan oleh pemerintah kepada individua
tau entitas bisnis untuk mendanai kebijakan public dan layanan pemerintah.pajak
dapat di umpamakan sebagai kontribusi wajib yang harus dibayarkan oleh warga
negara atau perusahaan untuk membiayai berbagai kegiatan pemerintah seperti
Pendidikan, kesehatan, infrastruktur, pertanahan, dan layanan publik lainnya.
Pajak dapat bervariasi jenisnya, seperti pajak penghasilan (pajak yang di kenakan
pada pendapatan individu dan bisnis), pajak penjualan (pajak yang dikenakan pada
barang dan jasa yang dibeli konsumen), pajak property (pajak atas kepemilikan
property), dan pajak lainnya. PPh atau pajak penghasilan adalah pajak yang
dikenakan kepada orang pribadi atau badan atas penghasilan yang diterima atau
diperoleh dalam suatu tahun pajak. Penghasilan yang dimaksud dapat berupa
keuntungan usaha, gaji, honorarium, hadiah, dan yang lainnya.

1.2 Rumusan Masalah


1.Apa itu PPh pasal 24?
2.Bagaimana perhitungan pph pasal 24?
3.Apa saja persyaratan Administratif Pengkreditan Pajak Luar Negeri serta Mekanisme
pengkereditan
4.Pengkreditan Pajak Penghasilan yang Telah Dipotong Atas Dividen

1.3 Tujuan
1.Untuk menjelaskan apa itu PPh pasal 24
2.Untuk menjelaskan perhitungan PPh pasal 24
3.Untuk menjelaskan persyaratan Administratif Pengkreditan Pajak Luar Negeri serta
mekanisme pengkreditan
4. untuk menjelaskan Pengkreditan Pajak Penghasilan yang Telah Dipotong Atas Dividen
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian PPh pasal 24

Pajak Penghasilan Pasal 24 (PPh 24) adalah peraturan yang mengatur hak wajib pajak untuk
melakukan pengurangan/ kredit pajak atas pajak yang dibayarkan di luar negeri terhadap jumlah
total PPh terutang. Kredit pajak ini merupakan hak Wajib Pajak untuk mengurangi besarnya pajak
yang terhutang atas seluruh penghasilan di Indonesia. Ketentuan ini sesuai dengan ayat 1 dan 2
Pasal 24 UU PPh:

1. Pajak yang dibayar atau terutang di luar negeri atas penghasilan dari luar negeri yang
diterima atau diperoleh Wajib Pajak dalam negeri boleh dikreditkan terhadap pajak yang
terutang berdasarkan Undang-undang ini dalam tahun pajak yang sama.

2. Besarnya kredit pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah sebesar pajak
penghasilan yang dibayar atau terutang di luar negeri tetapi tidak boleh melebihi
penghitungan pajak yang terutang berdasarkan Undang-undang ini.

Dengan adanya kredit pajak luar negeri (PPh 24), maka wajib pajak yang memiliki kegiatan
dan/usaha diluar negeri dapat meringankan dan atau terhindarkan dari penarikan pajak ganda. Jadi
maksud dari PPh 24 adalah aturan untuk mengurangi jumlah pajak yang terutang di Indonesia
dengan kredit pajak luar negeri.

Ketentuan PPh pasal 24

Ketentuan PPh pasal 24 mengatur tentang perhitungan besarnya pajak atas penghasilan yang
di bayar atau terutang di luar negri yang dapat di kreditkan terhadap pajak penghasilan yang
terutang atas seluruh penghasilan wajib pajak dalam negri. Pengkredita pajak luar negri dilakukan
dalam tahun digabungkannya penghasilan dari luar negri dengan penghasilan di Indonesia.

Subjek dan Objek PPh Pasal 24

• Yang menjadi subjek PPh Pasal 24 yaitu wajib Pajak dalam negeri yang terutang pajak atas
seluruh penghasilan, termasuk penghasilan yang diterima atau diperoleh dari luar negeri.

• Yang menjadi objek PPh Pasal 24 adalah penghasilan yang berasal dari luar negeri.

Sumber penghasilan
Adapun Sumber penghasilan kena pajak yang dapat digunakan untuk memotong hutang pajak
Indonesia adalah sebagai berikut:

1. Pendapatan dari saham dan surat berharga lainnya, serta keuntungan dari pengalihan saham
dan surat berharga lainnya.

2. Penghasilan berupa bunga, royalti, dan sewa yang berkaitan dengan penggunaan harta-
benda bergerak.

3. Penghasilan berupa sewa yang berkaitan dengan penggunaan harta-benda tidak bergerak.

4. Penghasilan berupa imbalan yang berhubungan dengan jasa, pekerjaan, dan kegiatan.

5. Pendapatan dari Bentuk Usaha Tetap (BUT) di luar negeri.

6. Penghasilan dari pengalihan sebagian atau seluruh hak penambangan atau tanda
keikutsertaan dalam pembiayaan atau pemanfaatan di sebuah perusahaan pertambangan.

7. Keuntungan dari pengalihan aset tetap.

8. Keuntungan dari pengalihan aset yang merupakan bagian dari suatu bentuk usaha tetap
(BUT).

Jika nilai pajak di luar negeri yang telah Anda gunakan sebagai kredit pajak di Indonesia, telah
berkurang atau dikembalikan kepada Anda, sehingga nilai kredit Anda kurang untuk menutup pajak
terhutang Anda di sini, maka Anda harus membayar jumlah terhutang tersebut ke kantor pelayanan
pajak Indonesia.

Apabila penghasilan luar negeri mengalami perubahan, maka wajib pajak diharuskan melakukan
pembetulan SPT tahun pajak yang bersangkutan.

2.2 perhitungan pph pasal 24

PPh pasal 24 merupakan kredit pajak luar negeri yang dilakukan dalam tahun
digabungkannya penghasilan dari luar negeri dengan penghasilan di Indonesia.Indonesia
menganut tax credit ordinary credit dengan menerapkan per country limitation.
Penggabungan penghasilan yang berasal dari luar negeri dilakukan sebagai berikut:

 Penggabungan penghasilan dari usaha di dalam tahun pajak diperolehnya


penghasilan tersebut.
 penggabungan penghasilan yang berupa dividen (pasal 18 ayat 2 UU No.10/1994)
dilakukan dalam tahun pajak pada saat perolehan dividen tersebut ditetapkan
sesuai dengan keputusan Menteri Keuangan.

Contoh soal

1) Katakanlah PT ABC tahun 2017 memperoleh pendapatan neto di dalam negeri


sebesar Rp 25.000.000.000 dan dari luar negeri sebesar Rp 10.000.000.000.
Asumsi pajak di luar negeri sebesar 20%.saq

Total penghasilan yang tercatat adalah sebesar Rp 35.000.000.000 (Penghasilan dalam


negeri + penghasilan luar negeri)

Total PPh Terutang:

25% × Rp 35.000.000.000=Rp 8.750.000.000

PPh Maksimum yang dapat dikreditkan:

(Penghasilan Luar Negeri/Total Penghasilan) ×Total PPh Terutang

(Rp 10.000.000.000/Rp 35.000.000.000) × Rp 8.750.000.000=Rp 2.500.000.000

Jadi, PPh terutang yang sudah dibayarkan di luar negeri adalah sebesar Rp 2.500.000.000.
Nah, nominal ini yang akhirnya digunakan sebagai pengurang pajak dalam negeri.

Penghitungan PPh pasal 24 jika terjadi kerugian usaha dalam negri

Contoh soal:

PT Selera rakyat berkedudukan di Indonesia memperoleh penghasilan neto dalam tahun


2019 sebagai berikut:
Di belanda memperoleh penghasilan berupa laba usaha sebesar Rp.600.000.000 (tarif pajak
yang berlaku 30%). Di dalam negri menderita kerugian sebesar Rp. 200.000.000 .

Hitunglah PPh pasal 24 aatau kredit pajak luar negridari PT Sinar gemilang tahun 2018?

Jawaban:

Menghitung total penghasilan kena pajak:


Pehasilan dari belanda= Rp. 600.000.000
Penghasilan dari dalam negri= Rp. 200.000.000 __ _ _
jumlah penghasilan neto = Rp. 400.000.000
Menghitug total PPh terutang
25% X 400.000.000 = 100.000.000
Menghitung PPh maksimun yang dapat di kreditkan
(Penghasilan luar negri/total penghasilan) X total pph terutang
(200.000.000/600.000.000) X 150.000.000 = 50.000.000 (di bulatkan)
Menghitung PPh yang terutang atau yang di potong di luar negri
20% X 200.000.000 = 40.000.000

Namun ingat, apabila wajib pajak hendak mengkreditkan PPh terutang yang sudah
dibayarkan pada pajak dalam negeri, terlebih dahulu Anda harus melapor kepada Kepala
Kantor Pelayanan Pajak (KPP) dan melaporkannya pada saat melapor SPT Tahunan.

Pelaporannya dilengkapi dengan tax return yang dilaporkan di luar negeri dan dokumen-
dokumen pembayaran pajak yang dilakukan oleh wajib pajak di luar negeri.

Adanya koreksi di luar negeri, yang menyebabkan pajak atas penghasilan terutang di
luar negeri dilaporkan lebih besar dalam SPT Tahunan, dan menyebabkan pajak di luar
negeri tertera kurang bayar, maka akan berakibat kemungkinan PPh yang di Indonesia
menjadi kurang bayar. Wajib pajak bisa melakukan koreksi sendiri dengan melakukan
pembetulan atas SPT. Jika pembetulan sudah dilakukan, maka bunga terutang atas pajak
yang kurang dibayar tidak akan ditagih.

Jika koreksi yang terjadi menyebabkan penghasilan terutang luar negeri lebih kecil
daripada yang dilaporkan dalam SPT, maka akan menyebabkan laporan pajak luar negeri
lebih bayar. Adanya koreksi ini mengakibatkan PPh terutang di Indonesia juga menjadi lebih
kecil. Akibatnya PPh kelebihan bayar. Kelebihan ini bisa dikembalikan setelah dilakukan
perhitungan dengan utang pajak yang lain.

2.3 Persyaratan Administratif Pengkreditan Pajak Luar Negeri serta


Mekanisme Pengkreditannya

Wajib pajak yang telah membayarkan pajaknya di luar negeri, kemudian ingin
mengkreditkannya di Indonesia, terlebih dahulu harus menyampaikan permohonan ke
Kantor Pelayanan Pajak (KPP).

Permohonan kemudian dilaporkan bersamaan pada saat pelaporan SPT Tahunan dengan
melampirkan sejumlah dokumen yakni:

 Laporan keuangan dari luar negeri.

 Fotokopi SPT (Tax Return) yang dilaporkan di luar negeri.

 Dokumen pembayaran pajak di luar negeri.

Demi meringankan beban pajak penghasilan yang diperoleh di luar negeri, maka
penghasilan yang diterima di luar negeri bisa dikreditkan terhadap pajak terutang atas
seluruh penghasilan wajib pajak dalam negeri.

Berikut ini poin-poin yang perlu Anda ketahui tentang mekanisme pengkreditan PPh yang
dibayarkan di luar negeri:

1. Pajak Penghasilan yang terutang di luar negeri dapat dikreditkan dengan PPh yang
terutang di Indonesia.

2. Pengkreditan PPh yang dibayar di luar negeri (PPh Pasal 24) dilakukan dalam tahun
pajak digabungkannya penghasilan dari luar negeri tersebut dengan penghasilan di
Indonesia

3. Jumlah PPh Pasal 24 yang dapat dikreditkan maksimum sebesar jumlah yang lebih
rendah di antara PPh yang dibayar atau terutang di Luar Negeri dan jumlah yang
dihitung menurut perbandingan antara penghasilan dari luar negeri dan seluruh
Penghasilan Kena Pajak, atau maksimum sebesar PPh yang terutang atas seluruh
Penghasilan Kena Pajak dalam hal di dalam negeri mengalami kerugian (Penghasilan
dari luar negeri lebih besar dari jumlah Penghasilan Kena Pajak)

4. Apabila penghasilan dari luar negeri dari beberapa negara, maka penghitungan PPh
pasal 24 dilakukan untuk masing-masing negara

5. Penghasilan Kena Pajak yang dikenakan PPh Final (Pasal 4 ayat 2) dan/atau
penghasilan yang dikenakan pajak tersendiri tidak dapat digabungkan dengan
penghasilan lainnya, baik yang diperoleh dari dalam negeri maupun luar negeri

6. Dalam hal jumlah PPh yang dibayarkan atau terutang di luar negeri melebihi PPh
Pasal 24 yang dapat dikreditkan, kelebihan tersebut tidak dapat diperhitungkan di
tahun berikutnya, tidak boleh dibebankan sebagai biaya, dan tidak dapat direstitusi

7. Dalam melaksanakan pengkreditan PPh luar negeri, wajib pajak wajib menyampaikan
permohonan ke KPP bersamaan dengan penyampaian SPT Tahunan PPh, dilampiri
dengan:

o Laporan keuangan dari penghasilan yang berasal dari luar negeri,

o Fotokopi Surat Pemberitahuan Pajak yang disampaikan di luar negeri,

o Dokumen pembayaran PPh di luar negeri.

8. Atas permohonan wajib pajak, Kepala KPP dapat memperpanjang jangka waktu
penyampaian lampiran-lampiran seperti yang disebutkan di atas karena alasan-
alasan yang ada di luar kekuasaan wajib pajak

9. Dalam hal terjadinya perubahan besaran penghasilan yang berasal dari luar negeri,
wajib pajak perlu bahkan wajib melakukan pembetulan SPT Tahunan yang
bersangkutan dengan melampirkan dokumen-dokumen yang berkenaan dengan
perubahan tersebut

10. Jika pembetulan SPT tersebut menyebabkan PPh kurang bayar, maka atas
kekurangan bayar tersebut tidak akan dikenakan sanksi bunga
11. Jika pembetulan SPT tersebut menyebabkan lebih bayar, maka atas kelebihan
tersebut dapat dikembalikan kepada wajib pajak setelah diperhitungkan dengan
utang pajak lainnya.

2.4 Pengkreditan Pajak Penghasilan yang Telah Dipotong Atas Dividen

Proses pengkreditan pajak penghasilan yang telah dipotong atas dividen yang diterima
dari BULN Non-bursa terkendali langsung pada Tahun pajak dibayarkan/dipotong pajak
penghasilan tersebut.

Hal ini diatur dalam Pasal 7 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 107/PMK.03/2017 tentang
Penetapan Saat Diperolehnya Dividen dan Dasar Penghitungannya oleh Wajib Pajak Dalam
Negeri Atas Penyetaraan Modal pada Badan Usaha di Luar Negeri Selain Badan Usaha yang
Menjual Sahamnya di Bursa Efek. Kemudian, wajib pajak dalam negeri yang mengkreditkan
pajak penghasilannya harus menyampaikan penghitungan pengkreditan pajak penghasilan
yang telah dibayar atau dipotong atas dividen yang diterima dari BULN Nonbursa terkendali
langsung kepada Direktur Jenderal Pajak dengan melampirkan beberapa dokumen sebagai
berikut:

 Laporan keuangan.

 Fotokopi surat pemberitahuan tahunan pajak penghasilan, dalam hal terdapat


kewajiban untuk menyampaikan surat pemberitahuan tahunan pajak penghasilan.

 Penghitungan atau rincian laba dalam 5 tahunan terakhir.

 Bukti pembayaran pajak penghasilan atau bukti pemotongan pajak penghasilan atas
dividen yang diterima.

Penyampaian penghitungan tersebut dilakukan bersamaan dengan penyampaian SPT


Tahunan PPh.
BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pajak Penghasilan Pasal 24 adalah peraturan yang mengatur hak wajib pajak untuk
memanfaatkan kredit pajak mereka di luar negeri, untuk mengurangi nilai pajak terutang
yang dimiliki di Indonesia. Tercantum dalam Pasal 24 ayat 1 UU PPh bahwa pajak yang
dibayar atau terutang di luar negeri atas penghasilan dari luar negeri yang diterima atau
diperoleh wajib pajak dalam negeri boleh dikreditkan terhadap pajak yang terutang
berdasarkan Undang-Undang PPh (UU nomor 36 tahun 2008) dalam tahun pajak yang sama.

Yang menjadi subjek PPh Pasal 24 yaitu wajib Pajak dalam negeri yang terutang pajak
atas seluruh penghasilan, termasuk penghasilan yang diterima atau diperoleh dari luar
negeri.

Yang menjadi objek PPh Pasal 24 adalah penghasilan yang berasal dari luar negeri.

3.2 Saran

Dengan berakhirnya makalah yang saya buat ini, saya menyadari bahwa dalam penulisan
makalah ini masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan. Untuk itu saya
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini
dan masa yang akan mendatang. Besar harapan saya, semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA

 Mirnasari,T (2023) pengertian PPh pasal 24: perpajakan


 Ismail, R (2019) ketentuan PPh pasal 24: PPh pasal 24 dan PPh pasal 25
 Rahmawati, D (2023) mekanisme prhitungan PPh pasal 24: jurnal PPh pasal 24
 Aenul. (2019,03 september). PPh. Diakses pada 19 Desember 2023, dari
Scribd.com/document/424224306/PPh
 Maramis. N (2019, 08 september) PPh pasal 24. Diakses pada 19 desember 2023 dari
Scribd.com/document/424961812/PPH-pasal-24
 Syaputri. C (2022 09 mey) praktikum pajak penghasilan umum. Di akses pada
20desember 2023 dari
Scribd. Com/document/573471272/praktikum-pajak-penghasilan-umum
 Anam. J (2023, 11 november) PPH pasal 24. Diakses pada 20 Desember 2023 dari
Scribd. Com/document/683672920/PPH-pasal-24-word
 Febriyanti (2023,19 November) RMK kredit pajak luar negri. Diakses pada 20
Desember 2023 dari
https://www.scribd.com/document/685703297/RMK-KREDIT-PAJAK-LUAR-NEGERI-
KLP-3
 https://www.scribd.com/document/447543046/PAJAK-PENGHASILAN-PASAL-24
 Pidarani. S (2019,15 Maret) PPH 24. Diakses pada 20 Desember 2023 dari
https://www.scribd.com/document/402019185/PPH-24
 https://www.online-pajak.com/tentang-pph-final/pph-pajak-penghasilan-pasal-24
 https://www.pajak.com/pajak/pph-pasal-24-definisi-subjek-objek-hingga-
perhitungan/
 https://pajakstartup.com/2023/10/17/simak-perhitungan-kredit-pajak-luar-negeri-
pph-24-wajib-pajak-orang-pribadi/
 https://majoo.id/solusi/detail/pph-pasal-24
 https://jurnal.umsb.ac.id/index.php/menaraekonomi/article/view/1662

Anda mungkin juga menyukai