Disusun Oleh :
Kelompok 2
Kelas : 5 D Sore
UNIVERSITAS LABUHANBATU
RANTAUPRAPAT
2019/2020
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
penulis ucapkan puja dan puji syukur atas kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah tentang Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 24.
Makalah ini telah penulis susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu penulis
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka penulis menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar penulis dapat
memperbaiki makalah ini.
Akhir kata penulis berharap semoga makalah tentang Pajak Penghasilan (PPh) Pasal
24 ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan .............................................................................................................. 6
B. Saran ........................................................................................................................ 6
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pajak secara bebas dapat dikatakan sebagai ssuatu kewajiban warga negara berupa
pengabdian serta peran aktif warga negara berupa pengabdian serta peran aktif warga negara
dan anggota masyarakat untuk membiayai berbagai keperluaan negara dalam pembangunan
Nasional, tanpa adanya imbalan secara langsung yang pelaksanaannya diatur dalam undang-
undang perpajakn untuk tujuan kesejahteraan bangsa dan negara dalam pembangunan
Nasional, tanpa adanya imbalan secara langsung yang pelaksanaannya diatur dalm undang-
undang perpajakan untuk tujuan kesejahteraaan bangsa dan negara. Dengan demikian
berkembangnya kondisi usaha bisnis baik ditingkat nasional maupun internasional, maka
penghasilan yang diterima wajib pajak badan dalam negri juga meningkat.
Pajak penghasilan pasal 24 adalah pajak yang dipungut diluar negri atas penghasilan
wajib pajak luar negri . pajaka yang dibayar diluar negri atas penghasilan luar negri yang
diperoleh wajib pajak dalam negeri ( WPDN) boleh dikreditkan dengan pajak yang terutang
dalam tahun pajak yang sama, sebesar pajak yang dibayarkan diluar negeri tersebut tapi tida
boleh melebihi penghitungan pajak yang terutang berdasarkan UU no 10 Tahun 1994. Untuk
itu harus dicari balas maksimum kredit pajak luar negeri (KPLN)
B. Rumusan Masalah
1
BAB II
PEMBAHASAAN
2
B. Syarat-syarat Melaksanakan Pengkreditan Pajak Luar Negeri
Untuk melaksanakan pengkreditkan pajak luar negri, wajib pajak wajib menyampaikan
permohonan kepada Direktur Jendral Pajak dengan melampiri:
Untuk memberikan perlakuan perpajakan yang sama antara penghasilan yang diterima
atau diperoleh dari luar negri dengan penghasilan yang diterima atau diperoleh di Indonesia,
maka besarnya pajak yang dibayarkan atau terutang diluar negri dapat dikreditkan terhadap
pajak yang terutang di Indonesia tetapi tidak boleh melebihi besarnya pajak yang terutang
atas seluruh penghasilan di Indonesia.
3
D. Menghitung Besarnya Kredit Pajak Luar Negeri
Penghitungan penghasilan kena pajak tidak termasuk penghasilan yang dibayar atau
terutang diluar negri melebihi jumlah kredit pajak yang diperkenankan, maka kelebihan
tersebut tidak dapat diperhitungkan dengan pajak penghasilan yang terutang tahun
berikutnya, tidak boleh dibebankan sebagai biaya atau pengurangan sebagai biaya atau
pengurangan penghasilan, dan tidak dapat dimintakan restitusi.
Dalam hal ini terjadi perubahan besarnya penghasilan yang berasal dari luar negri, wajib
pajak harus melakukan pembetulan surat pemberitahuan tahunan untuk tahun pajak yang
bersangkutan dengan melampirkan dokumen yang berkenaan dengan perubahan tersebut.
Dalam hal ini pembetulan menyebabkan pajak penghasilan kurang dibayar, maka atas
kekurangan tersebut tidak dikenakan bunga sebagaimana dimaksudkan dalam pasal 8 yat (2)
undang-undang KUP. Akan tetapi dalam hal pembetulan menyebabkan pajak penghasilan
lebih dibayar, maka atas kelebihan tersebut dapat dikembalikan kepada wajib pajak setelah
diperhitungkan dengan utang pajak lainya.
Kredit pajak luar negri, jumlah yang dapat dikreditkan adalah sebesar PPh yang dibayar
atau terutang di Luar Negeri , tetapi tidak boleh melebihi batas maksimum yang
diperkenankan.
(Penghasilan Luar Negeri/Total Penghasilan) x PPh Terutang (menurut tarif (PPh pasal 21)
4
PKP bernilai sama dengan penghasilan neto bagi WP badan, namun tidak bagi OP
(orang Pribadi)nkarena PTKP (penghasilan tidak kena pajak). Nilai pajak dikreditkan tidak
dapat melebihi PPh pasal 17 terutang.
Contohnya PT sido muncul memperoleh penghasilan netto dalam tahun 2007 sebagai
berikut:
Penghasilan dari luar negri Rp 5.000.000.000 dengan terif pajak sebesar 40%.
Penghasilan usaha di Indonesia Rp. 1.000.000.000 berapakah batas maksimum kredit pajak.
Jawab:
Batas maksimum kredit pajak diambil yang terendah dari 3 perhitungan yaitu:
Rp 2.000.000.000
Dengan demikian kredit pajak yang diperkenankan adalah pada point 2 sebesar Rp
1.400.000.000
5
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah ini adalah pajak yang dibayar atau terutang diluar negri atas
penghasilan dari luar negeri yang diterima atau diperoleh wajib pajak dalam negri. PPh pasal
24 ini boleh dikreditkan terhadap total pajak penghasilan terutang dalam suatu tahun pajak.
Untuk memberikan perlakuan perpajakan yang sama antara penghasilan yang diterima
atau diperoleh dari luar negri dengan penghasilan yang diterima atau diperoleh di Indonesia,
maka besarnya pajak yang dibayarkan atau terutang diluar negri dapat dikreditkan terhadap
pajak yang terutang di Indonesia tetapi tidak boleh melebihi besarnya pajak yang terutang
atas seluruh penghasilan di Indonesia.
Penghitungan penghasilan kena pajak tidak termasuk penghasilan yang dibayar atau
terutang diluar negri melebihi jumlah kredit pajak yang diperkenankan, maka kelebihan
tersebut tidak dapat diperhitungkan dengan pajak penghasilan yang terutang tahun
berikutnya, tidak boleh dibebankan sebagai biaya atau pengurangan sebagai biaya atau
pengurangan penghasilan, dan tidak dapat dimintakan restitusi.
B. Saran
Semoga Pajak Penghasilan di Indonesia ini dapat teratasi dan berjalan baik dan benar.
Dan semoga makalah ini dapat membantu pembaca lebih mendalam tentang apa itu Pph 24.
6
DAFTAR PUSTAKA
https://www.online-pajak.com/pph-pajak-penghasilan-pasal-24
http://siskaeca31.blogspot.com/2015/12/makalah-pph-pasal-24.html