Anda di halaman 1dari 27

DASAR TEORI

A. Obesitas pada Ibu Hamil


1. Definisi
Obesitas merupakan suatu keadaan yang menunjukan ketidakseimbangan antara
tinggi badan dan berat badan akibat jaringan lemak yang berlebihan dari dalam
tubuh sehingga terjadi berat badan yang berlebih atau obesitas (Pellonperä et al.,
2018). Kelebihan berat badan atau obesitas, umunya dialami pada wanita hamil di
usia berapapun. Namun, obesitas akan meningkat setelah usia 35 tahun (Freitag,
2014). Kenaikan berat badan normal saat kehamilan berkisaran 12-16 kg, jika
kenaikan yang terjadi lebih dari itu berati ibu beresiko mengalami kegemukan atau
obesitas. Ibu hamil yang obesitas akan membawa resiko penyakit yang lain seperti
hipertensi dalam kehamilan, diabetes gastasional dan preeklamsia (Yao, Ananth, Park,
Pereira, & Plante, 2014).
Ibu hamil yang obesitas juga lebih banyak disarankan untuk menjalani
persalinan dengan operasi caesar. Alasannya adalah kegemukan akan membuat ibu
sulit bersalin secara alami dan berisiko komplikasi jika tetap melahirkan secara
alami tak hanya itu, bayipun akan ikut terpengaruh oleh berat badan ibu yang
berlebihan. (Freitag, 2014).

2. Penentuan Obesitas
Untuk menentukan obesitas biasanya digunakan pengukuran IMT, besar
lingkar pinggang, rasio pinggang-pinggul, dan ketebalan lipat kulit. 18 Pengukuran
menggunakan IMT dihitung dengan membagi massa tubuh (dalam kilogram)
dengan kuadrat dari tinggi badan (dalam meter).
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐵𝑎𝑑𝑎𝑛 (𝐾𝑔)
𝐼𝑀𝑇 =
𝑇𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝐵𝑎𝑑𝑎𝑛 (𝑚)2

Gambar 1. Indeks Massa Tubuh (IMT)19


Berdasarkan Rumus, besar IMT dapat diklasifikasikan menjadi
underweight, normal, overweight, serta obesitas seperti pada tabel:

Tabel 2. Indeks Massa Tubuh (IMT)

Klasifikasi Indeks Massa Tubuh (IMT) (Kg/m2)


Kurus (underweight) IMT < 18,5
Normal IMT ≥ 18,5 sampai IMT < 25,0
Berat Badan Lebih IMT ≥ 25,0 sampai IMT < 27,0
(Overweight)
Obesitas IMT ≥ 27,0

3. Epidemiologi
Pada tahun 2018 di Indonesia data menunjukan bahwa prevelensi obesitas pada
penduduk usia > 18 tahun sebesar 21,8 %. Data obesitas tiap provinsi
digambarkan pada grafik dibawah ini

Gambar 2.1 Prevelensi status gizi obesitas penduduk dewasa.


Sumber : (Riskesdas, 2018).
Obesitas pada perempuan usia > 18 tahun di indonesia pada tahun 2018 sebesar
21,8%, meningkat 4,3% dari tahun 2007 (10,5%) dan 7% dari tahun 2013 (14,8%)
dimana prevelensi terendah di nusa tenggara timur 10,3% dan prevelensi tertinggi
di sulawesi utara 30,2% (Riskesdas, 2018).

4. Penyebab obesitas pada ibu hamil


Obesitas dapat disebabkan oleh peningkatan masukan energi, penurunan dalam
mengeluarkan energi atau kombinasi keduanya. Obesitas pada ibu hamil
disebabkan oleh banyak faktor antara lain usia ibu saat hamil, paritas, riwayat
keluarga, pendidikan, status sosial ekonimi dan faktor pola makan. Faktor yang
menyebabkan obesitas pada ibu hamil (Gunatilake & Perlow, 2011) :
a. Riwayat keluarga
Keturunan adalah salah satu penyebab komponen terbesar yang bisa memicu
obesitas. Hal ini dikarenakan pada saat ibu hamil maka unsur sel lemak yang
ada didalam tubuh yang berjumlah besar dan melebihi batas normal secara
otomatis akan diturunkan pada keluarga. Selain itu riwayat keluarga seperti
gaya hidup dan kebiasaan mengkonsumsi makanan tertentu dapat mendorong
terjadinya obesitas.
b. Pola makan
Ibu yang sedang hamil membutuhkan banyak sekali makan yang
mengandung nutrisi. Namun, bukan berati ibu hamil boleh memakan apa saja,
beberapa harus harus diperhatikan seperti pola makan secara teratur saat
kehamilan, menjaga nutrisi agar seimbang selama kehamilan. Pola makan
abnormal yang dapat menjadi penyebab ibu hamil obesitas yaitu makanan dalam
jumlah sangat banyak tanpa memperhatikan pola makan yang benar (Irene,
2009).
c. Aktivitas fisik
Pada dasarnya tingkat pengeluran kalori tubuh dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu
aktivitas olahraga secara umum dan angka metabolisme basal atau tingkat energi
yang dipertahankan untuk memelihara fungsi minimal tubuh. Kurang aktivitas
fisik kemungkinan merupakan salah satu penyebab utama dari meningkatnya
angka kejadian obesitas pada ibu hamil. Ibu hamil yang tidak aktif memerlukan
lebih sedikit kalori, jika ibu hamil sering mengkonsumsi makanan kaya lemak
dan tidak melakukan aktivitas fisik yang seimbang selama kehamilan akan
mengalami obesitas saat kehamilan (Irene, 2009).
Berat badan yang berlebihan dapat meningkatkan resiko terserang penyakit
tidak menular diantaranya (Guyton & Hall, 2014) :
a. Penyakit kardiovaskular (terutama penyakit jantung dan stroke), yang
merupakan penyebab utama kematian di dunia pada tahun 2012.
b. Diabetes millitus.
c. Kelainan muskuloskeleteal (sendi, otot, saraf dan tulang belakang).
d. Kanker (payudara dan kolon).

5. Patofisiologi
Obesitas terjadi akibat ketidakseimbangan masukan dan keluaran kalori dari
tubuh serta penurunan aktivitas fisik (sedentary life style) yang menyebabkan
penumpukan lemak yang melebihi batas normal. Penelitian yang dilakukan bahwa
mengontrol nafsu makan dan tingkat kekenyangan sesorang diatur oleh mekanisme
saraf dan humoral yang dipengaruhi oleh pola makan, genetik, lingkungan dan
aktivitas. Pengaturan keseimbangan energi diperankan oleh hipotalamus melalui 3
proses fisiologis yaitu mengendalikan rasa lapar dan kenyang, mempengaruhi laju
pengeluaran energi dan regulasi sekresi hormon. Proses dalam pengaturan
penyimpanan energi ini terjadi melalui sinyal-sinyal eferen (yang berpusat di
hipotalamus) setelah mendapatkan sinyal aferen (sinyal sensorik) dan perifer (jaringan
adiposa, usus dan jaringan otot) (Lynch et al., 2012).

6. Manifestasi klinis
Obesitas dapat terjadi pada semua golongan umur dan berat badan meningkat
dengan pesat. Berikut bentuk tubuh, penampilan dan raut muka pada penderita
obesitas (Guyton & Hall, 2014) :
1) Paha tampak membesar, terutama pada bagian proximal, tangan relatif kecil
dengan jari-jari berbentuk runcing.
2) Kelainan emosi raut muka, hidung dan mulut relatif tampak kecil dengan dagu
berbentuk ganda, wajah bulat dengan pipi tembem.
3) Lengan atas membesar, pada pembesaran lengan atas ditemuka pada bisep dan
trisep.
4) Leher relatif pendek.
5) Dada membusung dengan payudara membesar.
6) Perut membuncit (pendulous abdomen) dan striae abdomen.
7) Pubertas ginigenu valgum (tungkai berbentuk X) dengan kedua pangkal paha
bagian dalam saling menempel dan bergesekan yang dapat menyebabkan
laserasi kulit.
Pada penderita obesitas sering ditemukan gejala gangguan emosi yang mungkin
merupakan penyebab atau keadaan dari obesitas. Penimbunan lemak yang
berlebihan dibawah diafragma dan di dalam dinding dada bisa menekan paru-paru
sehingga menimbulkan gangguan pernafasan dan sesak nafas, meskipun penderita
penderita hanya melakukan aktivitas yang ringan. Gangguan pernafasan bisa
terjadi saat tidur dan menyebabkan terhentinya pernafasan untuk semetara waktu
(apnue), sehingga pada siang hari penderita merasa ngantuk (Guyton & Hall,
2014).

7. Komplikasi obesitas pada ibu hamil


Ibu hamil dengan obesitas akan memerlukan perawatan yang lebih
dibandingkan ibu hamil dengan berat badan normal, obesitas beresiko tinggi
kehilangan darah yang lebih banyak, komplikasi dari tindakan anastesi, kesulitan
dari teknik operasi dan komplikasi berkaitan dengan penyembuhan luka
(Gunatilake & Perlow, 2011). Komplikasi obesitas pada ibu hamil sebagai berikut
:
a. Komplikasi perinatal dan postpartum
Obesitas meningkatkan resiko terjadinya pendarahan dan infeksi postpartum,
termasuk kegagalan dalam proses laktasi (menyusui), hal tersebut
memungkinkan disebabkan oleh respon prolaktin pada wanita dengan obesitas
sehingga akan meningkatkan pengguna susu formula yang mana cendrung
menimbulkan obesitas pada bayi tersebut (Sen et al., 2013). Preeklamsia
Preeklamsia merupakan pembengkakan pada ektermitas seperti kaki dan
terjadinya penimbunan cairan tubuh. Akibatnya aliran darah ke janin terhambat
dan dapat berakibat fatal. Obesitas akan meingkat resiko terjadinya preeklamsia
pada ibu hamil. Sebagian besar wanita yang mengalami obesitas dua sampai tiga
kali lebih mungkin untuk mengalami preeklamsia dibandingkan wanita dengan
berat badan normal (Puspitasari, Setyabudi, & Rohmani, 2013).
b. Diabetes gastasional
Diabetes gastasional merupakan jenis diebetes yang hanya terjadi saat seseorang
wanita hamil. Penyakit ini timbul ketika kadar glukosa tinggi dan meningkatkan
resiko ibu mengalami preeklamsia. Jika wanita memiliki berat badan berlebihan
atau mengalami obesitas sebelum kehamilan, maka resiko terjadinya diebetes
gestasional akan meningkat drastis (Roberts et al., 2011).
c. Operasi Caesar
Operasi caesar merupakan proses persalinan dengan melalui pembedahan
dimana irisan dilakukan di perut ibu dan rahim untuk mengeluarkan bayi.
Memiliki berat badan berlebihan atau obesitas akan membuat persalinan normal
menjadi lebih sulit atau bahkan tidak dapat dilakukan. Operasi caesar sebagai
satu-satunya pilihan bersalin. Sebab ibu hamil dengan berat badan 95 kg akan
sulit bersalin secara normal dan banyak komplikasi yang akan terjadi (Guyton &
Hall, 2014).

Komplikasi yang terjadi pada bayi dari ibu yang mengalami obesitas :
a. Kelainan kongenital
Kelainan kongenital merupakan kelainan dalam struktur bayi yang timbul sejak
awal kelahiran atau kelainan bawaan. Beberapa penelitian menunjukan
peningkatan risiko kelainan kongenital sehubungan dengan obesitas pada ibu.
Kelainan tersebut antara lain Defek Tabung Saraf (DTS), defek jantung,
abnormalitas saluran cerna, dan kelainan kongenital lainnya pada sistem saraf
pusat (Stotland, Bodnar, & Abrams, 2014).
b. Prematuritas
Prematuritas merupakan suatu keadaan yang belum matang, yang ditemukan
pada bayi yang lahir sebelum usia kehamilan mencapai 37 minggu. Prematuritas
disebabkan oleh penyakit yang diderita oleh ibu yang mana resiko kejadiannya
meningkat apabila ibu mengalami obesitas (Yao et al., 2014).
c. Antepartum stillbirth
Antepartum stillbirth merupakan saat bayi dilahirkan dalam keadaan tidak
bernyawa, setelah 20 minggu kehamilan. Kematian bayi sebelum 20 minggu
kehamilan disebut keguguran. Peningkatan berat badan sebelum kehamilan
berhubungan dengan kejadian stillbirth, berhubungan dengan penyakit yang
ditimbulkan oleh obesitas seperti diabetes mellitus dan hipertensi. Kejadian
obesitas

8. Pencegahan obesitas pada ibu hamil


a. Pengaturan nutrisi dan pola makan
Pengaturan nutrisi dan pola makan pada individu dengan obesitas tidak
sekedar menurunkan berat badan, namun juga mempertahankan berat badan agar
tetap stabil dan mencegah peningkatan kembalinya berat badan yang telah
didapatkan. Kurangi makan yang berlemak, terutama lemak jenuh karena lemak
jenuh akan mempermudahkan terjadinya gumpalan lemak yang menempel pada
dinding pembuluh darah. Konsumsilah sedikit lemak (30% dari jumlah
keseluruhan kalori yang dikonsumsi) dan kurangin konsumsi karbohidrat yang
berlebihan agar berat badan dalam batas normal (Sulistiyoningsih H, 2011).
b. Perbanyak aktivitas
Olahraga dan aktivitas fisik memberikan manfaat yang sangat besar dalam
penatalaksanaan overweight dan obesitas. Olahraga akan memberikan serangkaian
perubahan baik fisik maupun psikologis yang sangat bermanfaat dalam
mengendalikan berat badan. Olahraga diperlukan untuk membakar kalori dan
membuang lemak (Miyata, S.M.I dan Proverawati, 2010).
c. Modifikasi pola hidup dan perilaku
Perubahan pola hidup dan perilaku diperlukan untuk mengatur atau
memodifikasi pola makan dan aktivitas fisik pada individu dengan overweight
dan obesitas. Hindarilah atau upaya untuk menurunkan kadar kolestrol darah dan
tekanan darah dengan menjaga pola makan. Memodifikasi kebiasaan dalam gaya
hidup jangan hanya mengendalikan nasihat personal semata tetapi harus pula
menangani komponen lingkungan fisik, ekonomi dan sosial. Mengkonsumsi
makanan dalam jumlah sedang dan mengandung nutrisi, rendah lemak dan
rendah kalori (Dewi, Pujiastuti, & Fajar, 2013).

9. Cara menghitung ibu hamil dengan obesitas menggunakan LILA (Lingkar


Lengan Atas)
LILA merupakan salah satu pilihan untuk menentukan status gizi ibu hamil,
karena mudah dilakukan dan tidak memerlukan alat-alat yang sulit diperoleh
dengan harga yang lebih murah. LILA digunakan untuk perkiraan tebal lemak
dibawah kulit (D. Almatsier, 2011).
Tujuan pengukuran LILA adalah mencakup masalah wanita usia subur baik ibu
hamil maupun sebelum hamil dan masyarakat umum. Adapun tujuan tersebut
yaitu :
1. Mengetahui resiko kelebihan energi kronis baik ibu hamil maupun calon ibu
untuk mengatasi bayi dengan obesitas.
2. Meningkatkan perhatian dan kesadaran masyarakat agar lebih beperan dalam
mencegah dan menanggulangi kelebihan energi kronis pada ibu hamil.
Lingkar lengan atas ibu hamil dibagi menjadi 3 kategori yaitu kurang (<23,5
cm), normal (23,5 – 28,5 cm), lebih (28,5 cm). Apabila LILA ibu hamil lebih dari
28,5 maka ibu hamil mengalami obesitas.

Gambar 2.2 Pita LILA


Sumber : (D. Almatsier,
2011)
Cara mengukur LILA menurut (D. Almatsier, 2011) :
a. Lengan kiri diistirahatkan dengan telapak tangan menhadap ke paha (sikap
tegak)
b. Cari pertengahan lengan atas dengan memposisikan siku membentuk sudut
900. Kemudian ujung skala cliper (pita ukur) yang bertulisan angka 0
diletakan di tulang yang menunjol dibagian bahu atau acromion dan ujung lain
pada siku yang menonjol atau olecranon.
c. Pertengahan lengan diberi tanda dengan spidol, lengan kemudian diluruskan
dengan telapak tangan menghadap ke paha.
d. Cliper dilingkarkan (tidak dilingkarkan terlalu erat dan tidak longgar) pada
bagian dan bagian trisep lengan dengan memasukan ujung pita kedalam ujung
yang lain: angka yang tertera pada cliper (beberapa pita ukuran bertanda
panah) menunjukan ukuran LILA.

Gambar 2.3 Pengukuran LILA


Sumber : (Pedoman pengukuran dan pemeriksaan Depkes RI, 2007)
Setelah pengukuran LILA telah selesai dilaksanakan dan dicatat hasilnya,
selanjutnya nilai LILA dalam cm diubah dalam bentuk persentase dengan standar :
a. Laki-laki : 29,3 cm
b. Perempuan : 28,5 cm
Rumus mengubah nilai LILA dalam bentuk persentase :
𝐻𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 𝐿𝐼𝐿𝐴 (𝑐𝑚)
𝑥 100% =

𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 𝐿𝐼𝐿𝐴 (𝑐𝑚)


Interpretasi hasil presensi (%) LILA yaitu kurang (<90%), normal (90%- 110%),
overwaight ( 110%-120%), dan obesitas (>120%) (D. Almatsier, 2011).

B. Pola Makan pada Ibu Hamil


1) Pengertian Pola Makan
Pola makan ibu sebelum dan selama kehamilan dapat mempengaruhi
pertumbuhan janin yang sedang dikandung. Bila pola makan ibu benar pada masa
sebelum dan selama kehamilan kemungkinan besar akan melahirkan bayi yang
sehat, cukup bulan dengan berat badan normal. Pola makan pada ibu hamil harus
dijaga dengan benar, agar sebelum dan saat kehamilan ibu tidak terjadi obesitas
yang berdampak buruk untuk ibu dan janin. (Evan, Wiyono, & Candrawati, 2017).

2) Pedoman Pola Makan Sehat


Pada masa kehamilan dianjurkan mengkonsumsi makanan yang mengandung
zat gizi tertentu sebagai penunjang kesehatan ibu dan janin maupun untuk
pertumbuhan dan perkembangan janin. Berikut merupakan zat gizi yang
diperlukan ibu hamil (Kemenkes, 2014) :
i. Trimester 1
a. Asam folat, berfungsi untuk pembentukan sistem saraf pusat termasuk otak.
Bahan makanan seperti sayuran berdaun hijau, tempe, dan kacang-
kacangan.
b. Asam lemak tak jenuh, berfungsi untuk tumbuh kembang sistem saraf pusat
dan otak. Bahan makanan seperti ikan laut (ikan tengiri, ikan kembung, ikan
tuna dan ikan tongkol).
c. Vitamin B12, berfungsi untuk perkembangan sel janin dan pembentukan sel
darah merah. Bahan makanan seperti hasil ternak (telur, daging ayam, susu,
dan keju) dan produk olahan (kacang kedela, tempe dan tahu).
d. Vitamin D, berfungsi untuk pertumbuhan, pembentukan tulang, dan gigi
serta penyerapan kalsium dan fosfor. Bahan makanan seperti minyak ikan,
susu, margarin, dan penyinaran kulit dengan sinar matahari pagi sebelum
pukul 09.00.
ii. Trimester 2
a. Vitamin A, berfungsi untuk pertumbuhan sel, jaringan, gigi, tulang,
perkembnagan saraf penglihatan, meningkatkan daya tahan tubuh terhadap
infeksi. Bahan makanan seperti kuning telur, mentega, sayuran hijau dan
buah warna kuning (wortel, tomat dan nangka).
b. Kalsium (Ca), berfungsi untuk pertumbuhan gigi janin dan pembentukan
tulang. Bahan makanan seperti yoghurt, bayam, jeruk dan roti gandum.
c. Zat besi (Fe), berfungsi untuk membentuk sel darah merah, mengangkut
oksigen keseluruh tubuh dari janin. Bahan makanan seperti kuning telur,
daging, hati, ikan, kacang-kacangan dan sayuran hijau.
iii. Trimester 3
a. Vitamin B6, berfungsi untuk pembentukan sel darah merah serta kesehatan
gigi, gusi dan membantu proses sitem saraf. Bahan makanan seperti
gandum, jagung, hati, daging dan kacang-kacangan.
b. Serat, berfungsi untuk memperlancar buang air besar (mengatasi sembelit).
Bahan makanan seperti sayuran dan buah-buahan.
c. Vitamin C, berfungsi untuk pembentukan jaringan ikat dan bahan semu
jaringan ikan (untuk penyembuhan luka), pertumbuhan tulang, gigi dan gusi,
daya tahan terhadap infeksi, serta memberikan kekuatan pada pembuluh
darah dan membantu penyerapan zat besi dan antioksida. Bahan makanan
seperti jeruk, tomat, melon, brokoli, jambu biji, mangga, pepaya dan sayur-
sayuran.
d. Seng (Zn), berfungsi untuk membantu proses metabolisme dan kekebalan
tubuh. Bahan makanan seperti kacang-kacangan, hati sapi, telur, daging sapi.
e. Yodium, berfungsi untuk mencegah timbulnya kelemahan mental,
membentuk sel darah merah dan kekerdilan fisik yang serius. Bahan makanan
seperti minyak ikan, ikan laut, garam yang beryodium.

3) Pola makan yang seimbang pada ibu hamil


Porsi makan merupakan suatu ukuran atau takaran makan yang dimakan setiap
harinya.
Tabel 2.1 Contoh menu makanan seimbang pada ibu hamil
Kategori Bera Setara dengan
t
Nasi/pengganti 200 gram 1 gelas
Lauk-pauk 40 gram Ikan : 1/3 ekor sedang
Ayam : 1 potong
hewani sedang Daging : 2
(ayam/daging/ikan) potong kecil
Lauk nabati Tempe : 50 Tempe : 2 potong
(tempe/tahu/kacan gram Tahu : sedang Tahu : 2 potong
g- kacangan) 100 gram sedang Kacang-kacangan
Kacang-kacangan : 25 gram :
2
sendok makan
Sayuran 100 gram 1 gelas/1 piring/1
mangkok
(setelah masak ditiriskan)
Buah-buahan 100 gram 2 ¼ potong sedang
Sumber : (Kemenkes, 2014)
Gambar 2.4 Porsi 1 kali makan untuk ibu hamil
Sumber : (Kemenkes, 2014)

Menu seimbang adalah susunan suatu hidangan yang didalamnya memiliki


cukup zat gizi yang dibutuhkan tubuh yaitu zat tenaga, pembangun dan pengatur
(Kemenkes, 2014).

4) Makanan yang baik dan sehat


Selama masa kehamilan ibu harus memperhatikan pola makan yang seimbang
dan juga harus memperhatikan makanan apa saja yang harus dikonsumsi dan
dihindarin. Makanan yang harus dikonsumsi yaitu (S. Almatsier, 2010) :
1) Mengkonsumsi aneka ragam pangan lebih seimbang dan untuk memenuhi
kebutuhan energi, protein, dan vitamin serta mineral sebagai pemelihara,
pertumbuhan dan perkembangan janin serta cadangan selama masa menyusui.
2) Minum air putih lebih banyak mendukung sirkulasi janin, produksi cairan
amnion dan meningkatnya volume darah, mengatur keseimbangan asam basa
tubuh dan mengatur suhu tubuh. Asupan air minum ibu hamil sekitar 2-3 liter
perhari (8-12 gelas perhari).
Makanan yang harus dihindarin (S. Almatsier, 2010) :
a. Makanan yang diawetkan karena biasanya mengandung bahan tambahan yang
kurang aman.
b. Menghindari daging, telur, ikan yang dimasak kurang matang karena kuman
yang berbahaya untuk janin.
c. Membatasi kopi dan coklat karena mengandung kafein yang dapat
meningkatkan tekanan darah.
d. Membatasi makanan yang mengandung energi tinggi karena mengandung gula,
lemak misalnya keripik atau cake.
e. Membatasi minuman ringan (soft drink) karena mengandung energi tinggi yang
berakibat meningkatnya berat badan ibu hamil dan bayi lahir besar.
f. Menghindari makanan yang banyak bumbu, terlalu panas atau dingin dan tidak
menggunakan alkohol agar memperlancar pencernaan.
5) Cara menghitung pola makan
Pengukuran pola makan pada penelitian ini yaitu menggunakan wawancara Semi
Quantitative Food Frequency Quesionnaire (SQ-FFQ) dengan bantuan Food Picture.
Peneliti menanyakan pola makan ibu hamil selama satu minggu terakhir untuk
melakukan pengisian SQ-FFQ, setelah semuanya terisi maka selanjutnya
menghitung jumlah gram perhari sampai rata-rata pergram. Total hasil gram
perhari dimasukan kedalam rumus sebagai berikut (Riskesdas, 2018) :
Tabel 2.2 Angka kecukupan gizi
Kelompok Umur Energi (kkal)
10-12 tahun 2000
13-15 tahun 2125
16-18 tahun 2125
19-29 tahun 2250
30-49 tahun 2150
Hamil (+an)
Trimester 1 +180
Trimester 2 +300
Trimester 3 +300
3. Sumber : (Riskesdas, 2018)
Setelah hasil energi yang didapatkan diketahui maka dilihat apakah ibu hamil
mengalami obesitas atau tidak dengan melihat hasil ukur seperti energi sebagai
berikut : 1).<80% AKG : kurang 2). 80%-100% AKG : cukup 3). 100%> AKG :
lebih (Kemenkes, 2014).

C. Hubungan pola makan pada ibu hamil dengan obesitas


Ibu hamil biasanya pada saat masa kehamilan harus makan banyak, namun tidak
semua makanan harus dikonsumsi dikarenakan bila ibu hamil mengkonsumsi
makanan lebih dari porsinya maka akan menyebabkan obesitas pada ibu dan bayi
yang akan dilahirkan nanti. Ibu hamil harus harus memenuhi gizi seimbang dengan
memperhatikan makanan yang dimakan setiap harinya seperti mengandung zat gizi
dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, dengan memperhatikan
prinsip keanekaragaman pangan, aktivitas fisik, prilaku hidup bersih dan memantau
berat badan secara teratur dalam rangka mempertahankan berat badan normal agar
tidak terjadinya obesitas.Status gizi ibu sebelum dan selama kehamilan dapat
mempengaruhi pertumbuhan janin yang sedang dikandung. Bila status gizi ibu
normal pada masa sebelum dan selama kehamilan kemungkinan besar akan
melahirkan bayi yang sehat, cukup bulan dengan berat badan normal. Kebutuhan gizi
pada masa kehamilan akan meningkat sebesar 15% dibandingkan dengan kebutuhan
wanita normal. Makanan yang dikonsumsi oleh ibu hamil akan digunakan untuk
pertumbuhan janin sebesar 40% dan untuk pertumbuhan ibu sebesar 60% (Miyata,
S.M.I dan Proverawati, 2010).
Nama : Novira Bella Pradini
NIM : P07224119018
MANAGEMEN KEBIDANAN PADA
IBU HAMIL TRIMESTER
UK : 36 – 37 MINGGU
DI BPM HJ. SURYANI, S.ST

LANGKAH I
PENGKAJIANm
A. Identitas
Nama klien : Ny. F Nama suami : Tn. S
Umur : 22 tahun Umur : 26 tahun
Suku : Banjar / Bugis Suku : Banjar
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMP
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Alamat : Jl. Letjend Suprapto, RT.29/76

B. Anamnesa
Tanggal : 14 November 2021 Pukul : 17.00 Wita
Oleh : Novira

1. Alasan kunjungan saat ini : Ibu ingin memeriksa kehamilannya

2. Keluhan : Ibu mengatakan tidak ada keluhan yang dirasakan

3. Riwayat obstetric dan ginekologi


a. Riwayat menstruasi
 HPHT / TP : 13 Maret 2021 / 20 Desember 2021
 Umur kehamilan : 34 minggu 6 hari
 Lamanya : 6 – 7 hari
 Banyaknya : 2 – 3 kali ganti pembalut
 Konsistensi : Kental darah
 Siklus : 28 hari
 Menarche : 12 hari
 Teratur / tidak : Teratur
 Dismenorrhea : Tidak ada
 Keluhan lain : Tidak ada
b. Flour albus
 Banyaknya : Sedikit
 Warna : Jernih
 Bau/gatal : Tidak berbau / Tidak gatal
c. Tanda – tanda kehamilan
 Test kehamilan : Ya
 Tanggal : 15 Juni 2021

14
 Hasil : Positif
 Gerakan janin yang pertama kali dirasakan oleh ibu : Usia kehamilan 5 bulan
 Gerakan janin dalam 24 jam terakhir : ± 10x dalam sehari
d. Riwayat penyakit/gangguan reproduksi
 Mioma uteri : Tidak ada
 Kista : Tidak ada
 Mola hidatidosa : Tidak ada
 PID : Tidak ada
 Endometriosis : Tidak ada
 KET : Tidak ada
 Hydramnion : Tidak ada
 Gemelli : Tidak ada
 Lain – lain : Tidak ada
e. Riwayat kehamilan
G1 P0 A0
Kehamilan I :-
Kehamilan II :-
Kehamilan III :-
f. Riwayat imunisasi : LENGKAP

4. Riwayat kesehatan :
1) Riwayat penyakit yang pernah dialami
a. Penyakit jantung : Tidak ada
b. Hipertensi : Tidak ada
c. Hepar : Tidak ada
d. DM : Tidak ada
e. Anemia : Tidak ada
f. PSM/HIV/AIDS : Tidak ada
g. Campak : Tidak ada
h. Malaria : Tidak ada
i. TBC : Tidak ada
j. Gangguan mental : Tidak ada
k. Operasi : Tidak ada
l. Hemorrhoid : Tidak ada
m. Lain-lain : Tidak ada
2) Alergi
a. Makanan : Tidak ada
b. Obat – obatan : Tidak ada

5. Keluhan selama hamil


a. Rasa lelah : Ya
b. Mual dan muntah : Tidak
c. Tidak nafsu makan : Ya
d. Sakit kepala/pusing : Ya
e. Penglihatan kabur : Tidak
f. Nyeri perut : Tidak
g. Nyeri waktu BAK : Tidak
h. Pengeluaran cairan pervaginam : Tidak
i. Perdarahan : Tidak

15
j. Haemorrhoid : Tidak
k. Nyeri pada tungkai : Tidak
l. Oedema : Tidak
m. Lain-lain : Tidak

6. Riwayat persalinan yang lalu


Anak ke Kehamilan Persalinan Anak
Thn/ tgl Tempat Masa Penolon
No Penyulit Jenis Penyulit Jenis BB PB Keadaan
lahir lahir gestasi g
Hamil ini

7. Riwayat menyusui
Anak I :- Lamanya : Alasan :
Anak II :- Lamanya : Alasan :

8. Riwayat KB
a. Pernah ikut KB : Belum pernah
b. Jenis kontrasepsi yang
pernah digunakan :-
c. Lama pemakaian :-
d. Keluhan selama pemakaian :-
e. Tempat pelayanan KB :-
f. Alasan ganti metode :-
g. Ikut KB atas motivasi :-

9. Kebiasaan sehari – hari


a. Merokok sebelum / selama hamil : Tidak
b. Obat – obatan /jamu, sebelum / selama hamil : Obat-obatan dari
puskesmas seperti tablet tambah darah, kalsium dan vitamin
c. Alkohol : Tidak
d. Makan / diet
Jenis makanan : Nasi, sayur, lauk-pauk
Frekuensi : Sehari 3-4x
Porsi : Sedang
Pantangan : Tidak ada
e. Perubahan makan yang dialami : Kadang nafsu makan, kadang tidak nafsu makan
f. Defekasi / miksi
1. BAB
 Frekuensi : 1-2x dalam sehari
 Konsistensi : Padat
 Warna : Kuning kecokelatan
 Keluhan : Tidak ada
2. BAK
 Frekuensi : 6-8x dalam sehari
 Konsistensi : Cair
 Warna : Kuning jernih
 Keluhan : Tidak ada
g. Pola istirahat dan tidur
 Siang : ± 1-2 jam

16
 Malam : ± 5-6 jam tetapi suka terbangun tengah malam
h. Pola aktivitas sehari – hari
 Di dalam rumah : Melakukan pekerjaan IRT
 Di luar rumah : -
i. Pola seksualitas
 Frekuensi : Sebulan 2-3 kali
 Keluhan : Tidak ada

10. Riwayat Psikososial


a. Pernikahan
o Status : Menikah
o Yang ke : Pertama
o Lamanya : ± 1 tahun
o Usia pertama kali menikah : 21 tahun
b. Tingkat pengetahuan ibu terhadap kehamilan : Ibu kurang mengetahui
tentang kehamilan karena ini adalah kehamilan pertamanya
c. Respon ibu terhadap kehamilan : Menerima kehamilan ini
d. Harapan ibu terhadap jenis kelamin anak : Menerima jenis kelamis
laki-laki maupun perempuan
e. Respon suami/keluarga terhadap kehamilan dan jenis kelamin anak :
Menerima kehamilan dan laki-laki maupun perempuan tidak menjadi masalah
f. Keperayaan yang berhubungan dengan kehamilan : Ada, selama hamil
ibu selalu membawa peniti dan bawang merah
g. Pantangan selama kehamilan : Tidak ada
h. Persiapan persalinan
۰ Rencana tempat bersalin : BPM Hj. Suryani
۰ Persiapan ibu dan bayi : BPJS (+), perlengkapan bayi dan ibu
telah siap

11. Riwayat kesehatan keluarga


a. Penyakit jantung : Tidak ada
b. Hipertensi : Tidak ada
c. Hepar : Tidak ada
d. DM : Tidak ada
e. Anemia : Tidak ada
f. PSM / HIV / AIDS : Tidak ada
g. Campak : Tidak ada
h. Malaria : Tidak ada
i. TBC : Tidak ada
j. Gangguan mental : Tidak ada
k. Operasi : Tidak ada
l. Bayi lahir kembar : Tidak ada
m. Lain-lain : Tidak ada

12. Pemeriksaan
a) Keadaan umum
 Berat badan
Sebelum hamil : 85 kg

17
Saat hamil : 99 kg
Penurunan : Tidak ada
 Tinggi badan : 165 cm
 Lila : 33 cm
 Kesadaran : Composmentis
 Ekspresi wajah : Ceria
 Keadaan emosional : Stabil

b) Tanda – tanda vital


 Tekanan darah : 120/80 mmHg
 Nadi : 96x/menit
 Suhu : 36,8ºC
 Pernapasan : 20x/menit

c) Pemeriksaan fisik
Inspeksi
1. Kepala
a. Kulit kepala : Bersih, tidak ada ketombe
b. Kontriksi rambut : Tidak ada rontok
c. Distribusi rambut : Merata, tidak ada kebotakan
d. Lain – lain : Tebal dan berwarna hitam
2. Mata
a. Kelopak mata : Peka terhadap rangsangan cahaya
b. Konjungtiva : Merah muda
c. Sklera : Putih
d. Lain – lain : Simetris antara kanan dan kiri
3. Muka
a. Kloasma gravidarum : Tidak ada kloasma gravidarum
b. Oedema : Tidak ada oedema
c. Pucat / tidak : Tidak pucat
d. Lain – lain : Tidak berjerawat dan tidak berminyak
4. Mulut dan gigi
a. Gigi geligi : Baik
b. Mukosa mulut : Tidak ada mukosa
c. Caries dentis : Tidak ada caries
d. Geraham : Tidak ada karang gigi
e. Lidah : Merah muda
f. Lain – lain : Bibir merah, tidak pecah-pecah
5. Leher
a. Tonsil : Tidak ada pembesaran tonsil
b. Faring : Tidak ada pembesaran faring
c. Vena jugularis : Tidak ada pembesaran vena jugularis
d. Kelenjar tiroid : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
e. Kelenjar getah bening : Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening
f. Lain-lain : -
6. Dada
a. Bentuk mammae : Simetris kanan dan kiri
b. Retraksi : Tidak ada retraksi dada
c. Puting susu : Tenggelam

18
d. Areola : Hiperpigmentasi
e. Lain-lain : -
7. Punggung ibu
a. Bentuk /posisi : Condong ke belakang
b. Lain-lain : Tidak ada skoliosis
8. Perut
a. Bekas operasi : Tidak ada bekas operasi
b. Striae : Ada striae
c. Pembesaran : Terjadi pembesaran rahim
d. Asites : Tidak terdapat asites
e. Lain-lain : -
9. Vagina
a. Varises : TIDAK DILAKUKAN
b. Pengeluaran : TIDAK DILAKUKAN
c. Oedema : TIDAK DILAKUKAN
d. Perineum : TIDAK DILAKUKAN
e. Luka parut : TIDAK DILAKUKAN
f. Fistula : TIDAK DILAKUKAN
g. Lain – lain : TIDAK DILAKUKAN
10. Ekstremitas
a. Oedema : Tidak ada oedema
b. Varises : Tidak ada varises
c. Turgor : Tidak ada pembesaran turgor
d. Lain – lain : -
11. Kulit
Lain – lain : Tidak terdapat luka

Palpasi
1. Leher
a. Vena jugularis : Tidak ada pembesaran vena jugularis
b. Kelenjar getah bening : Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening
c. Kelenjar tiroid : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
d. Lain – lain : -
2. Dada
a. Mammae : Tidak ada oedema
b. Massa : Padat
c. Konsistensi : Padat
d. Pengeluaran Colostrum : Belum ada pengeluaran colostrum
e. Lain-lain :-
3. Perut
a. Leopold I : TFU 29 cm, teraba lembek dan tidak melenting
(bokong)
b. Leopold II : Lateral kanan teraba rata dan memanjang
(punggung) dan bagian kiri teraba bagian-bagian
kecil yang terputus (ekstremitas)
c. Leopold III : Teraba keras, bulat dan melenting (kepala)
d. Leopold IV : Divergen (belum masuk PAP)
4. Tungkai
a. Oedema

19
- Tangan Kanan : Tidak ada oedema

Kiri : Tidak ada oedema


- Kaki Kanan : Tidak ada oedema
Kiri : Tidak ada oedema
b. Varices Kanan : Tidak ada varises
Kiri : Tidak ada varises
5. Kulit
a. Turgor : Tidak ada pembesaran turgor
b. Lain – lain : Tidak ada oedema

Auskultasi
1. Paru – paru
a. Wheezing : TIDAK DILAKUKAN
b. Ronchi : TIDAK DILAKUKAN
2. Jantung
a. Irama : TIDAK DILAKUKAN
b. Frekuensi : TIDAK DILAKUKAN
c. Intensitas : TIDAK DILAKUKAN
d. Lain-lain : TIDAK DILAKUKAN
3. Perut
 Bising usus ibu : TIDAK DILAKUKAN
 DJJ
a. Punctum maksimum : 156x/menit
b. Frekuensi : Frekuensi normal
c. Irama : Irama normal
d. Intensitas : Intensitas normal
e. Lain – lain :-

Perkusi
1. Dada
Suara : TIDAK DILAKUKAN
2. Perut : TIDAK DILAKUKAN
3. Ekstremitas
Refleks patella : Kanan : (+)
Kiri : (+)
4. Lain – lain : Bunyi resonan normal

13. Pemeriksaan Khusus (TIDAK DILAKUKAN)


14. Pemeriksaan laboratorium (TIDAK DILAKUKAN)

LANGKAH II
INTERPRESTASI DATA DASAR
Diagnosa Dasar
DS :
 Ibu mengatakan hamil anak pertama
dan tidak pernah keguguran

20
G1P0001 usia kehamilan 37 minggu janin sebelumnya
tunggal hidup intrauterine presentasi kepala
DO :
Keadaan umum : Baik
Berat badan
 Sebelum hamil : 85 kg
 Saat hamil : 99 kg
 Penurunan : Tidak ada
 Tinggi badan : 165 cm
 Lila : 33 cm
 Kesadaran : Composmentis
 Ekspresi wajah : Ceria
 Keadaan emosional : Stabil

Tanda – tanda vital


 Tekanan darah : 120/80 mmHg
 Nadi : 96x/menit
 Suhu : 36,8ºC
 Pernapasan : 20x/menit

Pemeriksaan Palpasi
a. Leopold I : TFU 29 cm, teraba lembek dan
tidak melenting (bokong)
b.Leopold II : Lateral kanan teraba rata dan
memanjang (punggung) dan bagian kiri
teraba bagian-bagian kecil yang terputus
(ekstremitas)
c. Leopold III : Teraba keras, bulat dan
melenting (kepala)
d.Leopold IV : Divergen (belum masuk PAP)

Masalah Dasar
1. Ibu mengalami kenaikan berat badan yang 1. DO :

21
berlebih (obesitas)
2. Puting susu kanan tenggelam Berat badan
 Sebelum hamil : 85 kg
 Saat hamil : 99 kg
 Penurunan : Tidak ada
 Kenaikan : 14 kg
 IMT : 31,22

2. DO :
Pemeriksaan Inspeksi
 Bentuk mammae : Simetris kanan dan
kiri
 Retraksi : Tidak ada retraksi dada
 Puting susu : Tenggelam
 Areola : Hiperpigmentasi

LANGKAH III
MENGIDENTIFIKASI DIAGNOSA ATAU MASALAH POTENSIAL
Diagnosis Potensial : Tidak ada
Masalah Potensial : 1. Diabetes Melitus Gestasional
Dasar : Ibu mengatakan makan dengan porsi sedikit tapi sering, ibu
suka makan-makanan yang manis, ibu suka minum es. Lila 33 cm.

LANGKAH IV
MENETAPKAN KEBUTUHAN TERHADAP TINDAKAN SEGERA
Tidak ada

LANGKAH V
MENYUSUN RENCANA ASUHAN YANG MENYELURUH
1. Bina hubungan dengan pasien dan keluarga
2. Jelaskan hasil pemeriksaan
3. Anjurkan ibu untuk melakukan pemeriksaan kadar gula dalam darah

22
4. Anjurkan ibu untuk diet rendak lemak, karbohidrat dan gula serta perbanyak makan buah
dan sayur
5. Anjurkan ibu untuk melakukan olahraga ringan/senam hamil selama 15 menit 3 kali
dalam seminggu kemudian dapat ditingkatkan selama 30 menit setiap hari sesuai yang
dapat ditoleransi
6. Berikan KIE mengenai tanda-tanda bahaya pada ibu hamil
7. Berikan KIE mengenai tanda-tanda persalinan
8. Berikan KIE mengenai persiapan menghadapi persalinan
9. Anjurkan ibu untuk segera datang ke petugas kesehatan (puskesmas) apabila sudah
terdapat tanda-tanda persalinan atau ada pada saat mengalami keluhan

LANGKAH VI
PELAKSANAAN LANGSUNG ASUHAN / IMPLEMENTASI
1. Membina hubungan dengan pasien dan keluarga dengan cara menyapa pasien dan
keluarga serta memperkenalkan diri.
2. Menjelaskan hasil pemeriksaan dan keadaan kehamilan ibu saat ini, mengenai tekanan
darah, pertambahan BB, suhu dan pernapasan dalam batas normal. Menjelaskan bahwa
kehamilan ibu normal, janin sehat, letak janin normal dan kepala sudah masuk PAP. Ibu
tidak perlu khawatir dengan keadaan janin dan dirinya.
3. Menganjurkan ibu untuk melakukan pemeriksaan kadar gula dalam darah
4. Menganjurkan ibu untuk diet rendak lemak, karbohidrat dan gula serta perbanyak makan
buah dan sayur
5. Menganjurkan ibu untuk melakukan olahraga ringan/senam hamil selama 15 menit 3 kali
dalam seminggu kemudian dapat ditingkatkan selama 30 menit setiap hari sesuai yang
dapat ditoleransi
6. Memberikan KIE mengenai tanda-tanda bahaya pada ibu hamil, antara lain :
 Perdarahan jalan lahir
 Sakit kepala yang hebat dan menetap
 Pengelihatan kabur
 Bengkak pada wajah dan tangan
 Nyeri perut yang hebat
 Keluar cairan pervaginaan / ketuban
 Janin kurang bergerak seperti biasanya

23
 Demam tinggi
 Anemi berat
7. Memberikan KIE mengenai tanda-tanda persalinan, antara lain :
 Perut terasa mulas secara teratur, mulasnya sering dan lama
 Nyeri melingkar dari punggung menjalar ke perut bagian depan
 Keluarnya lendir bercampur darah dari jalan lahir
 Keluarnya air ketuban dari jalan lahir
8. Memberitahu ibu tentang persiapan persalinan
 Menjelaskan dan memberitahukan perlengkapan apa saja yang harus dipersiapkan pada
proses persalinan
 Mempersiapkan tempat bersalin atau penolong persalinan yang memadai
 Mempersiapkan transportasi ke tempat persalinan
 Menyiapkan biaya yang dibutuhkan dalam proses persalinan
 Memberitahu keluarga terutama suami agar mendampingi ibu dalam menghadapi
proses persalinan
 Menyiapkan donor darah
9. Menganjurkan ibu untuk segera datang ke petugas kesehatan (puskesmas) apabila sudah
terdapat tanda-tanda persalinan agar proses persalinan dapat segera ditolong oleh petugas
kesehatan.

LANGKAH VII
EVALUASI
1. Terjalin hubungan yang baik antara bidan, pasien dan
keluarga
2. Ibu dan keluarga mengerti hasil pemeriksaan yang telah
dijelaskan
3. Ibu bersedia untuk melakukan pemeriksaan kadar gula
dalam darah
4. Ibu bersedia untuk diet rendak lemak, karbohidrat dan
gula serta perbanyak makan buah dan sayur
5. Ibu bersedia untuk melakukan olahraga ringan/senam
hamil selama 15 menit 3 kali dalam seminggu kemudian dapat ditingkatkan selama 30
menit setiap hari

24
6. Ibu dan keluarga sudah mengetahui tentang tanda
bahaya kehamilan
7. Ibu dan keluarga sudah mengetahui tentang tanda-tanda
persalinan
8. Ibu dan keluarga sudah mengetahui tentang persiapan
persalinan
9. Ibu dan keluarga bersedia untuk segera datang ke
petugas kesehatan (puskesmas) apabila sudah ada tanda-tanda persalinan

DOKUMENTASI KEBIDANAN

S : Ibu mengatakan ini kehamilan pertamanya, belum pernah melahirkan dan tidak
pernah mengalami keguguran. HPHT 13 Maret 2021 dan HTP 20 Desember 2021. Ibu
mengatakan tidak ada keluhan yang dirasakan, selama hamil ibu tidak pernah
mengkonsumsi obat- obatan atau jamu - jamuan tanpa resep bidan. Ibu tidak pernah
mengalami keluhan saat BAK dan BAB.

O : Keadaan umum ibu baik, kesadaran composmentis, serta keadaan emosional ibu baik.
Tinggi badan ibu 165 cm, Berat badan ibu 99 kg dan berat ibu sebelum hamil 85 kg.
LILA 33 cm.
Hasil pemeriksaan TTV
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Nadi : 96 kali / menit
Pernapasan : 20 kali / menit
Suhu : 36,8º C
Hasil Pemeriksaan Fisik
Mata : simetris kiri dan kana, konjungtive tapak anemis, sclera putih, tidak
ada sekret
Mulut : bibir lembab, gigi lengkap dan tidak berlubang, tidak ada karies,
Leher : tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid, limfe dan vena jugularis
Payudara : simetris kiri dan kanan, tidak ada nyeri tekan, bengkak (-), areola
lebar, putting susu terbentuk dan menonjol, tampak hiperpigmentasi
pada areola mamae.

25
Perut : tidak ada bekass operasi, tampak ada strie, tonus otot tegang,
pembesaran perut sesuai dari umur kehamilan.
Palpasi : teraba normal dan tida ada oedema, ekstermitas atas dan bawah :
tidak ada udema, varises pada vulva, nampak ada pengeluaran secret.
Pemeriksaan Palpasi
a. Leopold I : TFU 29 cm, teraba lembek dan tidak melenting (bokong)
b. Leopold II : Lateral kanan teraba rata dan memanjang (punggung) dan bagian kiri
teraba bagian-bagian kecil yang terputus (ekstremitas)
c. Leopold III : Teraba keras, bulat dan melenting (kepala)
d. Leopold IV : Divergen (belum masuk PAP)
A : G1P001 dengan usia kehamilan 34-35 minggu tunggal hidup intra uterin.

P :
1. Membina hubungan dengan pasien dan keluarga dengan cara menyapa pasien dan
keluarga serta memperkenalkan diri.
2. Menjelaskan hasil pemeriksaan dan keadaan kehamilan ibu saat ini, mengenai
tekanan darah, pertambahan BB, suhu dan pernapasan dalam batas normal.
Menjelaskan bahwa kehamilan ibu normal, janin sehat, letak janin normal dan
kepala sudah masuk PAP. Ibu tidak perlu khawatir dengan keadaan janin dan
dirinya.
3. Menganjurkan ibu untuk melakukan pemeriksaan kadar gula dalam darah
4. Menganjurkan ibu untuk diet rendak lemak, karbohidrat dan gula serta perbanyak
makan buah dan sayur
5. Menganjurkan ibu untuk melakukan olahraga ringan/senam hamil selama 15
menit 3 kali dalam seminggu kemudian dapat ditingkatkan selama 30 menit setiap
hari sesuai yang dapat ditoleransi
6. Memberikan KIE mengenai tanda-tanda bahaya pada ibu hamil, antara lain :
 Perdarahan jalan lahir
 Sakit kepala yang hebat dan menetap
 Pengelihatan kabur
 Bengkak pada wajah dan tangan
 Nyeri perut yang hebat
 Keluar cairan pervaginaan / ketuban

26
 Janin kurang bergerak seperti biasanya
 Demam tinggi
 Anemi berat
7. Memberikan KIE mengenai tanda-tanda persalinan, antara lain :
 Perut terasa mulas secara teratur, mulasnya sering dan lama
 Nyeri melingkar dari punggung menjalar ke perut bagian depan
 Keluarnya lendir bercampur darah dari jalan lahir
 Keluarnya air ketuban dari jalan lahir

8. Memberitahu ibu tentang persiapan persalinan


 Menjelaskan dan memberitahukan perlengkapan apa saja yang harus
dipersiapkan pada proses persalinan
 Mempersiapkan tempat bersalin atau penolong persalinan yang memadai
 Mempersiapkan transportasi ke tempat persalinan
 Menyiapkan biaya yang dibutuhkan dalam proses persalinan
 Memberitahu keluarga terutama suami agar mendampingi ibu dalam
menghadapi proses persalinan
 Menyiapkan donor darah
9. Menganjurkan ibu untuk segera datang ke petugas kesehatan (puskesmas) apabila
sudah terdapat tanda-tanda persalinan agar proses persalinan dapat segera
ditolong oleh petugas kesehatan.

27

Anda mungkin juga menyukai