Oleh:
Kelompok 3
Selviana Nurul Fitriyah (P17312215103)
Ilmah Fakhriza (P17312215122)
Nurmalia (P17312212140)
Penyusun
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Oleh:
Kelompok 3
Selviana Nurul Fitriyah (P17312215103)
Ilmah Fakhriza (P17312215122)
Nurmalia (P17312215140)
Mengetahui,
Ketua Prodi Pendidikan Profesi Bidan
iii
Ika Yudianti, SST, M.Keb
NIP. 19800727 200312 2 002
DAFTAR ISI
HALAMAN COVER
KATA PENGANTAR ......................................................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN ..............................................................................................iii
DAFTAR ISI .....................................................................................................................iv
BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................................................1
1.1 Latar Belakang ..............................................................................................................1
1.2 Tujuan ...........................................................................................................................3
1.3 Manfaat .........................................................................................................................4
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................................6
2.1 Konsep Dasar Kehamilan Trimester III ........................................................................6
2.2 Konsep Dasar Riwayat Seksio Sesaria..........................................................................
2.3 Konsep Dasar Ketuban Pecah Dini...............................................................................
2.4 Telaah Jurnal Internasional sesuai kasus.......................................................................49
BAB 3 TINJAUAN KASUS...............................................................................................58
BAB 4 PEMBAHASAN.....................................................................................................69
BAB 5 PENUTUP...............................................................................................................75
5.1 Kesimpulan....................................................................................................................75
5.2 Saran.............................................................................................................................76
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................77
Lampiran.............................................................................................................................78
iv
v
BAB 1
PENDAHULUAN
6
timur tercatat 23/1000 kelahiran hidup yang berarti sudah berada dibawah target
nasional yaitu sebanyak 24/1000 KH (Dinkes Jatim, 2020). Sedangkan dari
Kabupaten Jember pada tahun 2018 angka kematian ibu (AKI) yaitu mencapai
114,31% dan melebihi target yang sudah dicanangkan di RPJMD dan RENTSRA
DINKES. Sedangkan angka kematian bayi (AKB) pada tahun 2018 mencapai 4,54
dan berada dibawah target RPJMD dan RENSTRA DINKES yaitu sebesar 6,01
(Dinkes Jember, 2019).
Sampai saat ini KPD masih merupakan masalah di dunia termasuk Indonesia dan
memerlukan perhatian yang besar, karena prevalensinya yang cukup tinggi. Menurut
Human Development Report (2010), angka kejadian KPD di dunia mencapai 12,3%
dari total angka persalinan, semuanya tersebar di negara berkembang di Asia
Tenggara seperti Indonesia, Malaysia, Thailand, Myanmar, dan Laos. Menurut
World Health Organization (WHO) angka kejadian KPD di dunia pada tahun 2013
sebanyak 50-60% (WHO, 2014). KPD di Indonesia berkisar 4,4 – 7,6% dari seluruh
kehamilan. Angka kejadian KPD berkisar antara 3-18% yang terjadi pada kehamilan
preterm, sedangkan pada kehamilan aterm sekitar 8-10% (Human Development
Report, 2010). Menurut WHO, kejadian KPD di Indonesia pada tahun 2013
sebanyak 35% (WHO, 2014). Berdasarkan data Riskesdas tahun 2018, prevalensi
kejadian ketuban pecah dini di Indonesia sebesar 5,6%, dimana provinsi tertinggi
dengan angka kejadian KPD berada di DI Yogyakarta yaitu 10,1%, dan angka
kejadian KPD terendah berada di provinsi Sumatera selatan yaitu 2,6% (Riskesdas,
2018).
Ketuban pecah dini adalah pecahnya selaput ketuban secara spontan 1 jam atau
lebih sebelum terjadinya persalinam. Penyebabnya tidak diketahui, tetapi beberapa
bukti menunjukkan bahwa bakteri atau sekresi maternal yang menyebabkan iritasi
dapat menghancurkan selaput ketuban. Perhatian khusus yang diberikan sehubungan
dengan KPD adalah persalinan preterm dan infeksi intrauterine asending. Mortalitas
pada bayi preterm adalah 30% dimana Ketuban pecah dini berisiko menyebabkan
terjadinya infeksi (Siswosuharjo&Chakrawati, 2010). Insiden ketuban pecah dini
berkisar antara 8-10% pada perempuan hamil aterm atau cukup bulan, sedangkan
pada kehamilan preterm terjadi pada 1% kehamilan. Pada kehamilan aterm 90%
terjadi kelahiran dalam 24 jam setelah ketuban pecah. Pada usia kehamilan 28-34
minggu 50% terjadi persalinan dalam 24 jam dan pada usia kehamilan kurang dari
7
26 minggu persalinan terjadi dalam 1 minggu. Bidan sangat penting mengetahui
komplikasi dan tanda bahaya dalam kehamilan dan persalinan. salah satunya 3
adalah ketuban pecah dini.
Kejadian ketuban pecah dini adalah keadaan pecahnya selaput ketuban sebelum
persalinan. (Prawirohardjo, 2012). Risiko ketuban pecah dini dapat menimbulkan
beberapa masalah bagi ibu maupun bagi janin. Bagi ibu dapat menyebabkan infeksi
intrapartal (dalam persalinan), infeksi puerparalis (masa nifas), partus lama,
perdarahan postpartum, morbiditas dan mortalitas maternal. Sedangkan pada bayi
dapat menyebabkan prematuritas, prolapse funiculli penurunan tali pusar, hipoksia,
asfiksia sekunder, morbiditas dan mortalitas perinatal ( Fadlun & Feryanto, 2012).
Penyebab ketuban pecah dini belum diketahui secara pasti, namun
kemungkinan yang menjadi factor predisposisi adalah infeksi yang terjadi secara
langsung pada selaput ketuban atau asenden dari vagina atau serviks. Selain itu
fungsi selaput ketuban yang abnormal, serviks inkompetensia, kelainan letak janin,
umur, paritas, merokok, keadaan sosial ekonomi, perdarahan antepartum, riwayat
abortus, riwayat ketuban pecah dini,, ketegangan rahim yang berlebihan, kesempitan
panggul, kelelahan ibu bekerja, trauma yang didapat misalnya hubungan seksual,
pemeriksaan dalam dan amnionitis (Prawirohardjo, 2014).
Upaya yang dapat dilakukan untuk menurunkan kejadian ketuban pecah dini
yaitu dengan cara melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin untuk mendeteksi
sedini mungkin tanda dan gejala yang dapat menyebabkan kejadian ketuban pecah
dini, sehingga dapat ditangani secara cepat dan tepat 4 guna mengurangi komplikasi
dari ketuban pecah dini seperti infeksi, persalinan prematur dan lain sebagainya.
Julia, A,R & Hasanah. (2018). Upaya pemerintah untuk mencegah komplikasi
selama masa kehamilan yaitu dengan adanya program kunjungan antenatal.
Kunjungan antenatal ini memiliki tujuan mengenal dan menangani sedini mungkin
penyulit yang terdapat saat kehamilan, persalinan, dan nifas, memberikan nasihat
dan petunjuk yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan, kala nifas, laktasi, dan
aspek keluarga berencana, menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu hamil
terutama Trimester III dengan menggunakan alat bantu berupa Kartu SPR (Skor
Poedji Rochjati) yang digunakan di seluruh wilayah Jawa Timur. Penilaian terhadap
ibu hamil ini dilakukan agar ibu hamil dapat dikelompokkan menjadi ibu hamil
dengan resiko rendah, resiko tinggi dan resiko sangat tinggi. Hasil pengelompokan
8
ibu hamil tersebut maka petugas kesehatan dapat memberikan asuhan yang sesuai
dengan kondisi ibu hamil (Depkes RI, 2014). Pemerintah mengharapkan dengan
upaya-upaya yang telah dilakukan tersebut dapat mengurangi angka kejadian
komplikasi pada ibu hamil, yang dari waktu ke waktu semakin ditingkatkan.
Dari uraian data diatas penulis akan melakukan asuhan kebidanan secara
komprehensif pada Ny.R untuk memantau dan memastikan kesehatan ibu dan
perkembangan janin sehingga ibu dan janin aman sampai dengan proses persalinan.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memberikan asuhan kebidanan kehamilan/persalinan
patologis trimester III dengan menggunakan pendekatan manajemen asuhan
kebidanan dengan pendokumentasian SOAP.
1.2.2 Tujuan Khusus
a. Melakukan pengkajian pada ibu hamil Ny.N trimester III dengan usia
kehamilan 37-38 minggu dan usia kehamilan 39-40 minggu yang memiliki
KSPR 2
b. Melakukan analisis data pada ibu hamil Ny.N trimester III dengan usia
kehamilan 37-38 minggu dan usia kehamilan 39-40 minggu yang memiliki
KSPR 2
c. Memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil Ny.N trimester III dengan
usia kehamilan 37-38 minggu dan usia kehamilan 39-40 minggu yang
memiliki KSPR 2
d. Melakukan evaluasi dari asuhan kebidanan pada ibu hamil Ny.SNtrimester
III dengan usia kehamilan 37-38 minggu dan usia kehamilan 39-40 minggu
yang memiliki KSPR 2
e. Melakukan pendokumentasian asuhan kebidanan pada ibu hamil Ny.N
trimester III dengan usia kehamilan 37-38 minggu dan usia kehamilan 39-
40 minggu yang memiliki KSPR 2
1.3 Manfaat
1.3.1 Manfaat Teoritis
9
Dapat digunakan sebagai sumber informasi atau acuan dalam pemberian
asuhan kebidanan pada ibu hamil serta dapat juga digunakan sebagai referensi
atau bahan bacaan yang dapat dimanfaatkan oleh angkatan selanjutnya.
10
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
11
c. Passanger atau fetus
janin (secara khusus bagian kepala janin ) dan plasenta,selaput dan cairan
ketuban atau amnion.
6. Expulsi
Setelah putaran paksi luar bahu depan sampai di bawahsimfisis dan
menjadi hypomochilion untuk melahirkan bahubelakang kemudian bahu depan
menyusul seluruh badan anak lahirsearah dengan paksijalan lahir.
13
atassimpisis atau fundus uteri. Seluruh proses biasanya berlangsung 5–30
menit setelah bayi lahir. Pengeluaran plasenta disertai denganpengeluaran
darah kira-kira 100–200 cc.
4. Kala IV
Kala IV adalah kala pengawasan selama 1 jam setelah bayidan uri lahir
untuk mengamati keadaan ibu, terutama terhadapbahaya perdarahan post
partum. Lamanya persalinan primi sekitar14 ½ jam, pada multi 7¾ jam.
yaitu bila pembukaan pada primi kurang dari 3 cm dan pada multi
2010).
terjadi proses persalinan yang dapat terjadi pada usia kehamilan cukup
(Manuaba,2008)
15
Ketuban pecah dini adalah keluarnya cairan berupa air-air dari
2.1.2 Etiologi
berhubungan dengan kelainan uterus yang lain seperti septum uterus dan
(Saifuddin, 2014).
menipis dan membuka tanpa disertai nyeri pada trimester kedua atau
17
berapa pun jarak kehamilannya. Secara tradisi, diagnosis inkompetensia
abortus elektif pada trimester pertama atau kedua, atau sebelumnya ibu
2.1.2.2 Polihidramnion
19
bergerak dengan leluasa, dan kemudian janin akan menempatkan diri
dalam letak lintang atau letak sungsang. Pada kehamilan trimester akhir
janin tumbuh dengan cepat dan jumlah air relative berkurang. Karena
bokong dan kedua tungkai yang terlipat lebih besar daripada kepala
maka bokong dipaksa untuk menempati ruang yang lebih luas di fundus
waktunya.
kembar monozigot atau dizigot. Selain itu, dapat juga ditentukan apakah
janin terdiri dari satu atau dua amnion. Upaya membedakan ini
ketuban pecah dini juga preeklamsi. Hal ini biasanya disebabkan oleh
20
peningkatan massa plasenta dan produksi hormon. Oleh karena itu, akan
21
gejala yang berhubungan dengan preeklamsi dan tanda-tanda ketuban
maupun asenderen dari vagina atau infeksi pada cairan ketuban bisa
Apabila jaringan ini dipacu oleh persalinan atau infeksi maka jaringan
22
Faktor predisposisi menurut Menurut Buku Saku Pelayanan
Saifuddin (2014) :
23
Pengalaman yang pernah dialami oleh ibu bersalin dengan kejadian
memicu terjadinya ketuban pecah dini dan ketuban pecah preterm. Wanita
maka pada kehamilan berikutnya akan lebih beresiko dari pada wanita
kejadiannya semakin tinggi, kejadian infeksi ini pada serviks wanita hamil
meningkatnya risiko kehamilan dan persalinan pada ibu dengan infeksi ini.
24
Penyakit bacterial vagionosis (BV) dahulu dikenal dengan sebagai
1) Merokok.
25
Menurut Laksmi, (2009) bahwa asap rokok menyebabkan
KPD.
26
Menurut penelitian Icha Dithyana tahun (2013) dengan judul
27
memiliki risiko untuk terkena ketuban pecah dini 3,5 kali lebih
2) Hubungan Seksual.
37,59%, riwayat KPD sebesar 18,75% dan usia ibu yang lebih dari
28
peningkatan prostaglandin dan oksitosin dapat mengakibatkan
29
2.1.4 Tanda dan Gejala
dan bergaris warna darah. Cairan ini tidak akan berhenti atau
2.1.5 Diagnosis
mengedan/batuk.
30
Pemeriksaan dalam sebaiknya tidak dilakukan kecuali akan
31
Pastikan bahwa:
merah menjadi biru. Harap diingat bahwa darah, semen, dan infeksi
2.1.6 Komplikasi
32
2.1.6.2 Infeksi
Resiko infeksi ibu dan anak meningkat pada ketuban pecah dini.
lebih sering daripada aterm. Secara umum insiden infeksi sekunder pada
33
Ketubab Pecah Dini meningkat sebanding dengan lamanya periode
laten.
35
Degradasi kolagen dimediasi oleh matriks
Pecah Dini.
(Saifuddin, 2014).
1
2.1.8 Konsep Dasar Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan
Konsep Dasar Asuhan Kebidanan Kehamilan Sesuai Kemenkes RI
Nomor 938/Menkes/VIII/2007 Tentang Standart Asuhan Kebidanan
Menggunakan SOAP.
2.1.8.1 S adalah subjektif. Menggambarkan pendokumentasian hasil
pengumpulan data klien melalui anamnesis antara lain tanggal,
tahun, waktu, biodata, riwayat, termasuk kondisi klien. Catatan
data spesifik atau focus. Tanda dan gejala subjektif yang
didapatkan dari hasil bertanya pada klien, suami, dan keluarga.
Catatan ini berhubungan dengan masalah sudut pandang klien.
Ekspresi klien mengenai kekhawatiran dan keluhannya dicatat
sebagai kutipan langsung atau ringkasan yang berhubungan
dengan diagnosis.
2.1.8.2 O adalah objektif. Menggambarkan pendokumentasian hasil
pengumpulan data klien melalui pengamatan dan terukur,
pemeriksaan fisik klien didapatkan melalui inspeksi, palpasi,
perkusi, dan auskultasi, termasuk data penunjang. Data ini
memberikan bukti gejala klinis klien dan fakta yang
berhubungan dengan diagnosis.
2.1.8.3 A adalah analisis. Menggambarkan pendokumentasian hasil
analisis, diagnosis, dan masalah kebidanan.
2.1.8.4 P adalah penatalaksanaan. Mencatat seluruh perencanaan dan
penatalaksanaan yang sudah dilakukan, misalnya tindakan
antisipasif, tindakan segera, tindakan secara komprehensif,
penyuluhan, dukungan, kolaborasi, evaluasi/follow up dan
rujukan. Dokumentasi menunjukkan perencanaan yang tepat
(Astuti, dkk. 2017).
2
Asuhan Kebidanan Ibu hamil Trimester III
G .. P .. A .. Usia Kehamilan 28-40 Minggu
1) Data Subjektif
(1) Anamnesa Biodata
Mengumpulkan semua data yang dibutuhkan untuk menilai
keadaan klien secara keseluruhan yang terdiri dari data ibu dan
suami menurut meliputi :
a) Nama ibu dan suami : untuk dapat mengenal, mencegah
kekeliruan bila ada nama yang sama, dan memperlancar
komunikasi dalam asuhan sehingga tidak terlihat kaku dan
lebih akrab.
b) Umur : menurut KSPR dicantumkan usia aman untuk hamil
adalah antara ≥ 16 dan ≤ 35 tahun.
c) Agama : berhubungan dengan perawatan penderita yang
berkaitan dengan ketentuan agama.
d) Pendidikan : untuk mengetahui tingkat intelektual, tingkat
pendidikan karena mempengaruhi sikap perilaku kesehatan
seseorang.
e) Pekerjaan : mengetahui apakah ada pengaruh pada kehamilan
seperti bekerja dipabrik rokok, percetakan, serta mengukur
tingkat ekonomi klien yang berpengaruh terhadap gizi pasien.
f) Alamat : menjaga kemungkinan bila ada ibu yang namanya
sama dan diperlukan untuk mengadakan kunjungan kepada
klien
3
(2) Alasan kunjungan/keluhan
Keluhan yang biasa muncul pada trimester III antara lain
Sering buang air kecil, konstipasi, sesak napas, nyeri punggung
bagian bawah, bengkak, kontraksi palsu (Astuti, dkk. 2017)
(3) Riwayat kesehatan
a) Riwayat kesehatan sekarang
Ibu tidak sedang menderita penyakit menurun (diabetes
melitus, hipertensi), penyakit menular (HIV, hepatitis, TBC,
IMS), penyakit sistemik (ginjal, jantung). (Astuti, dkk. 2017)
b) Riwayat kesehatan dahulu
Ibu tidak pernah menderita penyakit menurun (diabetes
melitus, hipertensi), penyakit menular (HIV, hepatitis, TBC,
IMS), penyakit sistemik (ginjal, jantung). (Astuti, dkk. 2017)
c) Riwayat kesehatan keluarga
Keluarga tidak ada yang menderita penyakit menurun
(diabetes melitus, hipertensi), penyakit menular (HIV,
hepatitis, TBC, IMS), penyakit sistemik (ginjal, jantung), dan
riwayat gemeli (Astuti, dkk. 2017).
(4) Riwayat Menstruasi
HPHT : menunjukkan jika usia kehamilan ibu sudah memasuki
trimester 3 (usia kehamilan 28-42 minggu)
(5) Riwayat Obstetri
Pada kehamilan normal seharusnya tidak ditemukan riwayat
obstetri yang buruk, karena riwayat obstetric yang lalu dapat
mempengaruhi kehamilan yang sekarang.
(6) Riwayat Kehamilan Sekarang
a) Frekuensi ANC : minimal yang didapat oleh ibu hamil
trimester ketiga adalah 3 kali kunjungan
4
b) Keluhan dan KIE yang didapat :
T KELUHAN KIE YANG DIBERIKAN
M
I 1. Teknik relaksasi
2. Memasase leher dan otot bahu
1. Sakit kepala 3. Istirahat cukup
4. Mandi air hangat
5. Kompres leher dengan air hangat
2. Rasa mual dan 1. Hindari bau atau faktor-faktor penyebabnya
muntah 2. Makan sedikit tapi sering
3. Hindari makanan berminyak
3. Frekuensi 1. Penjelasan mengenai sebab-sebabnya
berkemih 2. Kosongkan kandung kemih saat terasa
meningkat dorongan untuk berkemih
4. Keputihan 1. Tingkatkan kebersihan dengan mandi
setiap hari
2. Pakailah pakaian yang terbuat dari katun
atau bahan dengan daya serap yang kuat
5. Kelelahan Olahraga ringan secara teratur
5
sikap tubuhnya dengan menghindari
posisi kaki menggantung karena akan
meningkatkan tekanan akibat gaya
gravitasi yang akan menimbulkan
bengkak.
2. Menghindari pakaian ketat dan berdiri
lama
3. Melakukan latihan ringan dan berjalan
secara teratur untuk memfasilitasi
peningkatan sirkulasi.
4. Kram pada kaki 1. Menyarankan ibu hamil untuk
melaksanakan latihan ringan umum
seperti memposisikan kaki lebih tinggi
dari tempat tidur sekitar 20-25 cm.
2. Menyarankan ibu hamil untuk
mengonsumsi vitamin B, C, D, kalsium
dan fosfor agar terdapat keseimbangan
antara kadar tersebut.
5. Kontraksi braxton Menjelaskan pada ibu bahwa hal ini
Hicks merupakan kejadian normal yang biasa
terjadi (Irianti, 2014).
c) Terapi yang pernah didapat : Fe, Kalk, Vit C
d) Gerakan janin normalnya ± 3 kali selama 3 jam (Dewi,dkk.
2014) mulai dirasakan pada ibu hamil :
(a) Primigravida : 18-20 minggu
(b) Multigravida : 16-18 minggu (Irianti, 2014)
e) Imunisasi TT digunakan untuk melihat status imunisasi TT
yang sudah diterima oleh ibu hamil :
Pemberian imunisasi TT pada ibu hamil disesuaikan
dengan status imunisasi TT ibu saat ini. Jika ibu sudah
mendapatkan imunisasi TT 5 sesuai dengan waktu yang telah
ditetapkan dalam program, maka ibu tersebut tidak perlu
mendapatkan imunisasi TT lagi (Astuti, dkk. 2017).
(7) Riwayat kontrasepsi
Dikaji untuk mengetahui jenis kontrasepsi yang digunakan
klien, dengan jangka waktu selama menggunakan kontrasepsi
tersebut, keluhan yang dialami, alasan berhenti serta rencana
metode kontrasepsi yang akan digunakan (Astuti, dkk. 2017).
6
(8) Pola Kegiatan Sehari-Hari
a) Nutrisi :
a. Nasi atau makanan pokok (6 porsi)
1 porsi = 100 gr atau ¾ gelas nasi
b. Protein hewani (4 porsi)
Seperti ikan, telur, ayam, dan lainnya. 1 porsi = 50 gr atau 1
potong sedang ikan, 1 porsi = 55 gr atau 1 butir telur ayam
c. Protein nabati (4 porsi)
Seperti tempe, tahu dan lainnya. 1 porsi = 50 gr atau 1 potong
sedang tempe, 1 porsi = 100 gr atau 2 potong sedang tahu
d. Sayur-sayuran (4 porsi)
1 porsi = 100 gr atau 1 mangkuk sayur matang tanpa kuah
e. Buah-buahan (4 porsi)
1 porsi = 100 gr atau 1 potong sedang pisang, 1 porsi = 100-
190 gr atau 1 potong besar pepaya
f. Minyak/lemak (5 porsi)
1 porsi = 5 gr atau 1 sendok teh, bersumber dari pengelolaan
makanan seperti menggoreng, menumis, santan, kemiri,
mentega dan sumber lemak lainnya
g. Gula (2 porsi)
1 porsi = 10 gr atau 1 sendok makan bersumber dari kue-kue
manis, minum teh manis dan lain-lainnya
b) Eliminasi : pada TM III ibu hamil mengalami sering kencing
disebabkan karena adanya pembesaran uterus yang menekan
kandung kemih. BAK 8-9 kali sehari, BAB 1 kali perhari
c) Istirahat : Kebutuhan istirahat ibu hamil perhari yaitu + 9 jam.
d) Personal hygiene : Keramas 2-3 kali/minggu, mandi 2-3
kali/hari, sikat gigi ± 2 kali/hari, ganti CD 2-3 kali perhari
atau setiap kali basah/lembab
(9) Riwayat psikososial, kultural, dan spiritual
Pada periode ini adalah periode menunggu dan waspada, pada
saat ini ibu tidak sabar menunggu kehadiran bayinya. Rasa tidak
7
nyaman akibat kehamilan timbul kembali dan banyak ibu yanga
merasa dirinya aneh dan jelek. Selain itu, ibu juga merasa sedih
karena akan berpisah dengan bayinya dan kehilangan perhatian
khusus yang diterima selama ini dari suami dan keluarganya.
Pada trimester ini membutuhkan ketenangan dan dukungan dari
suami dan keluarga (Astuti, dkk. 2017).
2) Data Objektif
(1) Pemeriksaan umum
Kesadaran : composmentis
TTV : TD : Normal sistolik antara 90-130 mmHg dan diastolik
antara 70-80 mmHg, Nadi : keadaan normal 60-90
kali/menit, RR : normal 16-24, Suhu : 36,5-37,5 oC
kali/menit (Hani, dkk, 2014).
Antropometri
8
d) Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid,tidak ada
bendungan vena jugularis, dan tidak ada pembengkakan
kelenjar limfe
e) Payudara : puting susu bersih dan menonjol, kolostrum keluar,
tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan
f) Abdomen : tidak ada bekas SC, pembesaran perut sesuai usia
kehamilan. Palpasi pemeriksaan leopold menurut Astuti, dkk
tahun 2017 adalah :
Leopold I : TFU 36 minggu setinggi px (Hani, dkk.
2014).
Bagian yang berada difundus teraba bagian
lunak dan tidak melenting (bokong)
Leopold II : Teraba panjang keras seperti papan (punggung)
pada satu sisi uterus dan pada sisi yang lain
teraba bagian kecil janin atau sebaliknya
Leopold III : Teraba bagian yang bulat, keras dan melenting
(presentasi kepala), kepala sudah masuk PAP
atau belum
Leopold IV : Divergen : bagian terbesar dari kepala masuk
kedalam rongga panggul dan ukuran terbesar
kepala sudah melewati PAP (Mufdlilah, 2009).
Auskultasi : DJJ normalnya 120-160 x/menit
TFU :
Rumus Mc Donald’s
UK(hitungan bulan) = (TFU cm x 2) : 7
UK(hitungan minggu) = (TFU cm x 8) : 7
(Mufdlilah, 2009)
TBJ:
Rumus menghitung berat janin
Divergen {TBJ (gram) = (TFU – 11)x 155}
Convergen {TBJ (gram) = (TFU – 12)x 155}
(Mufdlilah, 2009)
9
g) Punggung : bentuk punggung lordosis atau hiperlordosis
h) Genetalia (vulva, vagina, dan perineum) : tidak varises, tidak
ada luka, tidak ada pengeluaran pervaginaan.
i) Ekstrimitas (atas dan bawah) : simetris, tidak ada oedem,
tidak ada varises, dan refleks patela positif
(2) Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang diperlukan bagi ibu hamil untuk menilai
keadaan ibu dan kesejahteraan janin yaitu :
a) Pemeriksaan ultrasonografi : normal hasil USG lokasi janin
intrauterine, posisi janin preskep dan jumlah air ketuban
500-1500 ml (Astuti, dkk. 2017)
b) Pemeriksaan Hb : Pemeriksaan Hb bertujuan untuk
mengetahui kadar hemoglobin dalam darah. Pemeriksaan
Hb pada ibu hamil trimester III dilakukan satu kali yaitu
pada minggu 28 sampai 32 minggu atau tepatnya usia
kehamilan 30 minggu. Normal Hb pada ibu hamil 11 gr%
(Astuti, dkk, 2017)
c) Pemeriksaan urine
(a) Protein urine
Pemerikasaan protein urine pada trimester III hanya
dilakukan apabila ada indikasi. Pemeriksaan ini
ditujukan untuk mengetahui adanya proteinuria pada
ibu hamil. Proteinuria merupakan salah satu indikator
terjadinya pre-eklamsia pada ibu hamil. Hasil normal
pada ibu hamil jika dilakukan pemeriksaan kadar
proteinuria akan ditemukan hasil negatif (-) urine
berwarna jernih (Astuti, dkk. 2017)
(b) Reduksi urine
Pemeriksaan reduksi urine pada trimester III dilakukan
satu kali terutama pada akhir trimester ketiga.
Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui
komplikasi yang terjadi selama kehamilan yaitu
10
diabetes gestasional. Hasil normal pada ibu hamil
dilakukan pemeriksaan reduksi urine maka didapatkan
hasil negatif (-) berwarna biru kehijauan. (Astuti, dkk.
2017)
3) Assassement
Dx : G .. P .. A .. usia kehamilan 28-40 minggu dengan kehamilan
normal
Mx : Berisi masalah yang timbul pada ibu hamil
4) Penatalaksanaan
Pelaksanaan asuhan kebidanan ibu hamil dilakukan secara komprehensif,
efektif, efisien, dan aman berdasarkan evidence based kepada ibu dalam
bentuk upaya promotif, preventif, kuratif da rehabilitatif.
Tanggal/ Penatalaksanaan Paraf
Jam
1. Memberitahu ibu mengenai hasil pemeriksaan
2. Memberikan kesempatan kepada ibu untuk
menyampaikan keluhan yang saat ini dirasakan
3. Menjelaskan ketidaknyaman yang dirasakan ibu dan cara
mengatasinya :
a. Menganjurkan ibu untuk sering mengganti celana
dalam, memakai celana dalam berbahan katun, dan
membasuh kemaluan dari depan ke belakang selesai
BAK dan BAB untuk mencegah Infeksi Saluran
kemih
b. Menganjurkan ibu mengonsumsi buah yang banyak
mengandung serat seperti pepaya, perbanyak minum
air putih, perbanyak konsumsi sayuran hijau, istirahat
cukup, BAB segera setelah ada dorongan untuk
mencegah konstipasi.
c. Menganjurkan untuk mengatur posisi duduk dengan
punggung tegak, dan menghindari posisi terlentang
11
terlalu lama untuk mencegah sesak nafas.
d. Menganjurkan tidak menggunakan high heels untuk
mencegah nyeri pinggang serta melakukan senam
hamil secara rutin untuk mengurangi nyeri punggung
e. Menganjurkan melakukan pemijatan di area pinggang
atau menggunakan teknik relaksasi untuk mengatasi
nyeri kontraksi.
4. Memberikan KIE tentang :
Memenuhi kebutuhan nutrisi, senam hamil, istirahat,
kebersihan diri, dan lingkungan, persiapan pemberian
ASI, pengenalan tanda bahaya kehamilan dan cara
mencari pertolongan, hubungan seksual, kegiatan sehari-
hari dan pakaian
5. Memberikan terapi Fe, kalk, vit c dan menjelaskan cara
mengkonsumsi obat
6. Melakukan kolaborasi dan rujukan bila diperlukan
dengan kebutuhan
7. Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang 2 minggu lagi
atau jika ada keluhan
(Astuti, dkk. 2017)
12
Pinggang pada Ibu Hamil
Nama jurnal Prima Medical Journal (PRIMER)
Volume 3
Isssue/no 2
Halaman -
DOI (Bila ada) https://doi.org/10.34012/pmj.v3i2.1388
ABSTRAK 1. Aplikasi isi Iya, dalam abstrak sudah mengandung
abstrak sudah unsur IMRAD
terdiri dari
IMRAD:
Introduction The high number of LBP in the
thirdtrimester of pregnant women. A
few numbers of study that explore the
effect of pregnancy exercise and
depth relaxation for LBP among
pregnant women.
Method/metode This study was an experimental study
that used Pretest-Posttest Control Group
Designamong 28 third trimesterof
pregnant women in Royal Prima
Hospital. The descriptive analysis,
Mann-Whitney test, and Wilcoxon
test were used to analyze the data.
Result/hasil This study showed that at the initial
observation time, there was no
significant difference in the pain
scale among the pregnant women.
Meanwhile, at least two last
observation time, there were
significant differences in pain scale
among each group of intervention
and each observation time.
13
Discusssion/diskusi Hence, pregnancy exercise is better
than depth breath relaxation for
reducing backpain severity after two
weeks of intervention.
14
there is a combination of these types.
LBP typically begins in the second
trimester, on average, around 22
weeks of gestational age [1], [2].
About half of all pregnant women
suffer from LBP that may be due to
mechanical, hormonal, or other
causes [2]. Approximately 50% of
women that had LBP during
Pregnancycontinue to have the pain
for one year after delivery, while
about 20% experience the
symptomatic for three years after
delivery [1].
Paragraf 4-5 membahas mengenai
dampak dan faktor nyeri
punggung pada ibu hamil:
The Low Back Pain is the
common musculoskeletal problem
among pregnant women that harms
the psychology and daily living. The
range of estimation for LBP
prevalence is 30-78% in the US,
Europe, and some parts of Africa.
One-third of the population shows
severe LBP that is associated
withpoor quality of life. Around
8% woman that suffer from LBP,
it is affected the daily living
activities, while around 10% is
unable to return to work due to LBP
[2], [3].
15
The common several risk
factors of LBP include pelvic
trauma, young age, multiparous,
chronic LBP, and history of LBP in
the previous of Pregnancy. However,
the exact cause of LBP is still poorly
understood, and it may be due to
multifactorial that is associated
with biochemical, vascular, and
hormonal changes during pregnancy
[3].
Paragraf 6 membahas tentang
upaya mengurangi nyeri punggung
dengan senam hamil serta
perbandingan teknik relaksasi
nafas dalam dan senam hamil
untuk mengurangi nyeri
punggung :
Physical training program on
Pregnancy is one of the modalities
for reducingthe LBP. Several
studies showed that physical training
could reduce the severity of LBP
includes the resulting study from
Thorell and Kristiansson (2012), Abu
et al. (2017), and Mirmolaei (2018).
However, these studies explored the
effect of physical training among
the foreignpregnant women
population. This study was aimed to
explore the effect of physical training
among the local pregnant woman
16
populationto reduce the severity of
LBP, due to there is a probability
that the different populations will
show different characteristics and
the outcome. On the other hand,
this study also compares the effect
of deep relaxation and physical
training to reduce the LBP among
pregnant women[4]–[6].
2. Apakah di Iya, dapat dilihat dari paragraf terakhir :
pendahuluan This study was aimed “to explore the
sudah effect of physical training among the
tercantum local pregnant woman populationto
tujuan reduce the severity of LBP”.
penelitian?
METODE 1. Apakah sudah Iya, namun sebagian ada yang tidak
tercantum tercantum
a. Design a. Design penelitian quasi
penelitian? eksperimental dengan
b. Populasi? menggunakan pretest posttest
c. Teknik control group design
sampling? b. Populasi penelitian ini adalah ibu
d. Sampel? hamil trimester 3 yang mengalami
e. Variabel nyeri punggung
yang c. Teknik sampling penelitian ini
diteliti? adalah total sampling
f. Cara d. Sampel penelitian ini adalah 28
pengumpula ibu hamil di trimester 3 yang
n data tiap- kemudian dibagi menjadi dua
tiap kelompok.
variabel? e. Variabel bebas dalam penelitian
g. Alat ini adalah senam hamil dan teknik
17
pengumpula relaksasi nafas dalam, dan variabel
n data untuk terikatnya adalah nyeri punggung
masing- pada ibu hamil trimester ke-3
masing f. Cara pengumpulan data tiap-tiap
variabel variabel dalam penelitian ini tidak
apa? disebutkan
h. Tahap/ g. Alat pengumpulan data dalam
proses/ penelitian ini kuesioner
langkah- menggunakan Face Pain Rating
langkah Scale (FPRS)
penelitianny h. Sebelum dilakukan intervensi
a? tingkat Keparahan Nyeri
i. Etichal Punggung diukur dengan Skala
clearence? Peringkat Nyeri Wajah ( FPRS)
yang diukur sebelum intervensi,
dan setiap minggu sebelum
dilakukan senam hamil atau
relaksasi mendalam. Awalnya
semua data dianalisis secara
deskriptif. Selanjutnya, derajat
nyeri punggung antara masing-
masing kelompok intervensi
dianalisis dengan uji Mann-
Whitney, sedangkan uji Wilcoxon
digunakan untuk menganalisis
perbedaan derajat nyeri punggung
i. Etichal clearence : -
HASIL 1. Apakah sudah Semua sudah dipaparkan
di paparkan: a. Data hasil penelitian
a. data hasil - Distribusi jumlah ibu hamil yang
18
penelitian mengalami nyeri punggung :
tiap-tiap jumlah ibu yang hamil mengalami
variabel? nyeri punggung sebanyak 28 orang
b. Hasil - Distribusi ibu hamil nyeri
analisis punggung yang melakukan senam
data? hamil 50% atau sebanyak 14
c. Apakah responden, dan distribusi ibu hamil
hasil nyeri punggung yang melakukan
penelitian teknik relaksasi nafas dalam 50%
dapat atau sebanyak 14 responden.
menjawab - Perbandingan tingkat nyeri pada
tujuan ibu hamil yang melakukan senam
penelitian hamil dan teknik relaksasi nafas
dalam
b. Dari hasil analisis Hasilnya
didapatkan p-value kurang dari 0,05
yang berarti terdapat perbedaan
yang signifikan skala nyeri antara
setiap kelompok yang diberikan
intervensi.
c. Iya
PEMBAHASAN 1. Apakah sudah Ya, didalam pembahasan menjelaskan
tercantum: hasil penelitian dan sudah terdapat
a. Penjelasan uraian berdasarkan teori dan opini dari
untuk hasil peneliti
penelitian
tiap-tiap
variabel.
b. Apakah
terdapat
uraian
berdasarkan
19
teori serta
opini dari
peneliti?
KESIMPULAN Apa saja Senam hamil dan teknik relaksasi nafas
kesimpulan yang di dalam dapat mengurangi nyeri
paparkan oleh punggung pada ibu hamil setelah
peneliti? dilakukan intervensi pada minggu
ketiga dan keempat, namun senam
hamil lebih baik dari pada relaksasi
nafas dalam untuk mengurangi nyeri
punggung pada ibu hamil.
REFERENSI 1. Referensi a. Buku : 2 sumber
yang b. Jurnal : 9 sumber
digunakan c. Dll: tidak ada sumber lain
peneliti
bersumber
dari mana
saja?
Totalnya
ada berapa
sumber?
a. Buku :
ada
berapa
sumber?
b. Jurnal :
ada
berapa
jurnal?
c. Dll
20
BAB 3
TINJAUAN KASUS
21
d. Riwayat Kehamilan
Hamil ke :2
Status imunisasi TT : TT3
Gerakan janin : Aktif (> 10 kali/hari)
Frekuensi ANC
T Frekue Pemeriksaan
Keluhan UK Terapi
M nsi laborat/USG/KIE
Tablet
Hb 13,4 gr%, HbsAg NR,
Mual 6 tambah
1 1 kali VCT NR, SYP NR, Golda
muntah minggu darah 20
O Rh+, GDA 115, Nutrisi
tablet
Taa 14 FKC 20
Konseling Nutrisi
minggu tablet
2 2 kali
Taa 19 FKC 20
Personal higiene
minggu tablet
Taa 28 FKC 10
Tanda bahaya TM III
minggu tablet
Taa 36-37 FKC 10
Linakes
3 4 kali minggu tablet
Nyeri
pinggang 37-38
Gestiamin Senam hamil
minggu
22
Anemia : tidak
Hipertensi : tidak
Kardiovaskular : tidak
TBC : tidak
Hepatitis : tidak
Diabetes : tidak
Malaria : tidak
HIV/AIDS : tidak
IMS : tidak
Epilepsi : tidak
Penyakit Jiwa : tidak
Alergi makanan : tidak
Lain-lain
Pernah dirawat : tidak
Pernah dioperasi : tidak
h. Riwayat Kesehatan Keluarga (dari ibu saja)
Keturunan kembar : tidak ada
Kelainan kongenital : tidak ada
Penyakit hereditar : tidak ada
Keluarga yang tinggal serumah dan sedang menderita penyakit
menular : tidak
i. Status perkwainan : ya
Kawin : 1 kali
Kawin usia : 16 tahun
Lama menikah : 10 tahun
j. Pola pemenuhan kebutuhan dasar selama kehamilan
Nutrisi
Makan : 3 kali sehari,
Menu : nasi, sayur, lauk (telur, tempe, tahu, ikan, dll)
Porsi : sedang + 1 piring
Minum : + 8 gelas sehari
Jenis Minuman : air putih, terkadang minum susu, teh, jamu
Eliminasi
23
BAK : + 10 kali sehari, keluhan : tidak ada
BAB : 1 kali sehari, keluhan : tidak ada
Aktivitas : mengurus rumah, olah raga
Istirahat
Kegiatan istirahat berupa : tidur, menonton tv, dll
Tidur dalam sehari jam, (Tidur siang : + 1 jam, Malam : + 6 jam)
Seksual : saat suami tidak diluar kota
k. Pola kebiasaan
Minuman jamu : Ya, Jenisnya : Jamu kunyit asem, berapa
sering : Jarang (jika hanya ingin minum saja)
Minuman obat : Tidak,
Minum-minuman beralkohol : Tidak, Psikotropika : Tidak
Merokok : Tidak
1. Riwayat psikologi, sosial, ekonomi, budaya (termasuk Program
Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi/P4K)
Psikologi : ibu cemas akan keluhannya saat ini
Sosial
(a)Respon ibu dan keluarga terhadap kehamilan : ibu dan
keluarga senang dengan kehamilan ini
(b)Hubungan dengan pasangan dan keluarga lainnya : baik
(c)Pembuat keputusan dalam keluarga : suami
(d)Rencana tempat persalinan : PMB Citra Dwi Lestari
(e)Penolong persalinan : Bidan
(f) Rencana rujukan bila Terjadi Kegawatan : Puskesmas
Mumbulsari
(g)Calon pendonor darah : Belum tau
(h)Transportasi yang digunakan saat hendak bersalin atau dalam
keadaan darurat : Mobil ambulan desa
(i) Pendamping persalinan : Suami
Ekonomi
(a)Persiapan pendanaan persalinan/kegawatdaruratan : Tersedia
24
Budaya : melakukan acara selametan tingkepan atau 7 bulanan.
25
Leopold III : Teraba bagian yang bulat, keras dan melenting
: (kepala),kepala belum masuk PAP
Leopold IV : Tidak dilakukan
Auskultasi : DJJ 132 x/menit (regular)
TFU : 30 cm
TBJ : (30-12) x 155 = 2.790 gram
Punggung : Bentuk punggung hiperlordosis
Ekstrimitas : Simetris, tidak oedem, tidak ada varises, dan refleks
(atas & bawah)
patella positif
3.1.3 Asessment
Dx : Ny.S G2 P1 A0 usia kehamilan 37-38 minggu, janin tunggal,
hidup, preskep, keadaan ibu dan janin baik.
Masalah : Nyeri punggung
3.1.4 Penatalaksanaan
Tanggal/ Penatalaksanaan Paraf
Jam
18 (1) Memberitahu ibu mengenai hasil pemeriksaan, ibu
Novemb mengetahui hasil pemeriksaan
er 2021 (2) Memberikan KIE tentang :
Jam a) Memberikan kesempatan kepada ibu untuk
11.00 menyampaikan ketidaknyamanan yang saat ini
WIB dirasakan, ibu mengatakan nyeri pinggang
b) Mengatasi ketikdaknyamanan yang dirasakan ibu :
- Menjelaskan bahwa ketidaknyaman yang dirasakan
ibu (nyeri pinggang) merupakan hal yang normal
terjadi karena disebabkan oleh ukuran janin yang
bertambah besar, sehingga menambah beban yang
ditanggung oleh punggung dan pinggang. Cara
mengatasinya yaitu dengan melakukan senam
hamil secara teratur untuk meningkatkan kelenturan
tubuh, tidur dengan posisi miring, menghindari
kebiasaan duduk atau berdiri terlalu lama dan
26
menghindari pemakaian sepatu berhak tinggi untuk
mengurangi nyeri pinggang, ibu mengerti dan akan
menjalankan anjuran bidan
c) Menganjurkan untuk diet tinggi karbohidrat tinggi
protein dan mineral agar penambahan BB selama
hamil normal, ibu mengerti dan bersedia
melakukannya
d) Mengajarkan ibu perawatan payudara untuk
persiapan menyusui, ibu dapat melakukan.
e) Memberitahu tanda bahaya kehamilan trimester 3
seperti perdarahan, sakit kepala yang hebat,
pandangan kabur, bengkak diwajah dan jari tangan,
keluar cairan dari kemaluan, nyeri perut yang hebat,
dan bayi kurang bergerak seperti biasa, ibu mengerti
tanda bahaya kehamilan TM 3
f) Menganjurkan ibu segera periksa jika terjadi tanda
bahaya tersebut, ibu mengerti
(3) Mendiskusikan persiapan kelahiran (program
perencanaan persalinan dan pencegahan
komplikasi/P4K) : penolong persalinan, tempat
persalinan, perlengkapan yang diperlukan ibu dan bayi,
keuangan, donor darah, transportasi, dan pendamping
ibu, ibu mengerti dan sudah disiapkan
(4) Mengevaluasi terapi terakhir yang diberikan kepada ibu,
ibu mengatakan minum vitamin dari bidan (gestiamin)
secara rutin dan sekarang tersisa 7 tablet
(5) Menganjurkan ibu untuk meneruskan mengkonsumsi
gestiamin tersebut, ibu mengerti
(6) Memberitahu ibu jadwal periksa kembali yaitu 2
minggu lagi pada tanggal 2 Desember 2021 atau jika
ibu ada keluhan, ibu mengerti
27
3.2 Catatan Perkembangan Kunjungan Ke-2 Trimester III
Asuhan Kebidanan Ibu hamil Trimester III
Pada Ny. S G2 P1 A0 Usia Kehamilan 39-40 Minggu
28
d. Istirahat : + 9 jam
e. Aktivitas
Melakukan pekerjaan rumah, olah raga (senam hamil)
4) Riwayat psikososial
Ibu khawatir akan keluhannya saat ini dan tidak sabar untuk
menghadapi persalinan.
3.2.2 Data Objektif
1) Pemeriksaan umum
a) Kesadaran : composmentis
b) KSPR :2
c) Tanda- Tanda Vital
TD : 120/80 mmHg
Nadi : 80 kali/menit
RR : 22 kali/menit
Suhu : 36,6 oC
d) Antropometri
BB saat ini : 75 Kg
Penambahan selama hamil : 14 kg
2) Pemeriksaan fisik
Muka : Tidak odema, tidak pucat
Mata : Konjungtiva merah muda, sklera tidak icterus,
kelopak mata tidak bengkak
Mulut : Tidak sariawan, bibir lembab, lidah bersih
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak
ada bendungan vena jugularis, dan tidak ada
pembengkakan kelenjar limfe
Payudara : Puting susu bersih dan menonjol, tidak ada
29
kanan ibu (punggung kanan) dan teraba
bagian kecil janin disebelah kiri ibu
Leopold III : Teraba bagian yang bulat, keras dan melenting
3.2.3 Analisa
Dx : Ny.S G2 P1 A0 usia kehamilan 39-40 minggu, janin
tunggal, hidup, preskep, keadaan ibu dan janin baik.
Masalah : His Palsu
3.2.4 Penatalaksanaan
30
Tanggal/Jam Penatalaksanaan Paraf
29 November (1) Memberitahu ibu mengenai hasil pemeriksaan, ibu mengerti tentang
2021 hasil pemeriksaan
Jam 01.40 (2) Memberikan KIE tentang :
WIB a) Memberikan kesempatan kepada ibu untuk menyampaikan
keluhan yang saat ini dirasakan
b) Memberikan dukungan psikologis kepada ibu bahwa ibu mampu
melewati proses persalinan nantinya dengan baik, serta
memperbanyakan do’a agar proses persalinannya berjalan
dengan normal dan lancar, ibu dapat menerima
c) Mengevaluasi KIE yang diberikan pada pertemuan sebelumnya,
ibu dapat menyebutkan kembali tanda bahaya kehamilan pada
trimester 3, cara mengatasi ketidaknyamanan yang dirasakan dan
dapat mengulang kembali perawatan payudara.
(3) Memberitahu ibu tanda-tanda persalinan seperti kenceng – kenceng
yang semakin sering (minimal 2x dalam 10 menit lamanya 30 detik,
kontraksi persalinan yang adekuat 3x atau lebih dalam 10 menit dan
lamanya 40 detik atau lebih) disertai adanya pengeluaran lendir atau
darah dari kemaluan, ibu mengetahui tanda-tanda persalinan
(4) Memberitahu teknik relaksasi pada ibu untuk mengurangi rasa nyeri
(5) Menganjurkan ibu makan dan minum di sela kontraksi serta
beristirahat di sela kontraksi, ibu mengerti.
(6) Memberitahu ibu mengenai persiapan persalinan, ibu mengerti.
(7) Mengevaluasi pemberian terapi pada kunjungan sebelumnya,
vitamin (gestiamin) sudah habis
(8) Memberikan terapi gestiamin tablet diminum 1x1 serta menjelaskan
manfaatnya, ibu mengerti dan gestiamin tablet diberikan.
(9) Memberitahu ibu untuk periksa kembali jika ada keluhan atau tanda
persalinan. ibu mengerti dan bersedia kembali periksa.
31
BAB 4
PEMBAHASAN
32
normal, mengajarkan cara perawatan payudara, mendiskusikan P4K,
mengevaluasi pemberian terapi dan memberitahu jadwal periksa ulang.
Pada pemeriksaan kedua, Ny. S mengatakan nyeri pinggang sudah agak
berkurang dengan menerapkan anjuran yang diberikan oleh bidan dan ibu saat ini
mengeluh kenceng-kenceng , TTV dalam batas normal dan BB saat ini 75 Kg dan
tidak ditemukan masalah apapun pada Ny.S. Pemeriksaan fisik didapatkan semua
dalam batas normal, TFU 30 cm, PUKA, letak kepala, DJJ 138 x/menit.
Penatalaksanaan yang diberikan yaitu KIE mengenai keluhan yang dirasakan dan
cara mengatasinya yaitu dengan cara mengajarkan pada ibu teknik relaksasi untuk
mengurangi nyeri, menganjurkan ibu untuk makan dan minum serta beristirahat di
sela kontraksi dan menjelaskan pada ibu mengenai tanda-tanda persalinan salah
satunya kenceng – kenceng yang semakin sering (minimal 2x dalam 10 menit
lamanya 30 detik sedangkan kontraksi persalinan yang adekuat 3x atau lebih
dalam waktu 10 menit dan lamanya 40 detik atau lebih) yang disertai adanya
pengeluaran lendir atau darah dari kemaluan. Pada Ny.S kenceng-kenceng yang
dirasakan hanya 2x dalam 10 menit lamanya 15 detik sehingga kemungkinan yang
terjadi pada Ny.S yaitu his palsu, hal tersebut dikuatkan dengan hasil periksa
dalam dan tidak ada pembukaan serviks. Kecemasan ibu terhadap keluhan
tersebut berkurang atau teratasi serta memberikan dukungan psikologis kepada ibu
bahwa ibu bisa melewati proses persalinan nantinya dengan baik dan lancar
seperti persalinan yang lalu agar kecemasan ibu bisa berkurang, mengevaluasi
KIE yang diberikan pada pertemuan sebelumnya, mengevaluasi pemberian terapi
dan memberitahu jadwal periksa kembali.
Dalam teori juga disebutkan bahwa standart minimal asuhan kehamilan
menggunakan standar 10 T yang meliputi timbang berat badan, tetapkan status
gizi (LILA), ukur tekanan darah, ukur tinggi fundus uteri, tentukan presentasi dan
hitung DJJ, imunisasi TT, pemberian tablet besi (Fe), pemeriksaan laboratorium,
temu wicara dalam persiapan rujukan dan tatalaksana kasus. Dalam kasus Ny. S
telah dilakukan kunjungan sebanyak 7 kali dan telah dilakukannya 10 T.
Pada kasus, berat badan Ny. S sebelum hamil adalah 61 kg dengan tinggi
badan 149 cm. Apabila dihitung menggunakan teori IMT, diperoleh hasil hitung
26,5 (gemuk). Jika dilihat menurut teori dari (Astuti, dkk. 2017), nilai IMT Ny. S
33
masuk kedalam kategori tinggi karena normalnya IMT adalah 19-26, sehingga
rekomendasi penambahan berat badan selama hamil antara 7-11,5 kg. Jika dilihat
dari kasus Ny. S penambahan berat badan dari sebelum hamil sampai dikunjungan
terakhir kehamilan sebanyak 14 kg itu artinya melebihi batas normal. Pada
pemeriksaan pertama dan kedua dengan penulis (UK 37-38 minggu dan 39-40
minggu) BB Ny. S mengalami kenaikan sebanyak 3kg menjadi 75kg, menurut
teori yang dikemukakan oleh Fatonah (2016) penambahan berat badan trimester 3
normalnya 0,5-1 kg/minggu itu artinya penambahan berat badan pada Ny.S
melebihi batas normal, sehingga pada pemeriksaan pertama dengan penulis (UK
37-38 minggu) Ny. S dianjurkan untuk diet rendah karbohidrat tinggi protein agar
penambahan berat badan Ny.S tetap dalam batas normal namun penambahan berat
badan Ny.S tetap mengalami kenaikan yang drastis sehingga ada kemungkinan
ketidakcocokan timbangan yang digunakan Ny.S. Hal tersebut sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh (Harti, dkk. 2016) mengenai hubungan status gizi
dan pola makan terhadap penambahan berat badan ibu hamil yang mengatakan
bahwa pola makan makanan pokok memiliki hubungan yang paling besar
terhadap penambahan berat badan ibu hamil. Sehingga tidak terdapat kesenjangan
antara teori dengan kasus yang ada.
Menurut teori, pemeriksaan kadar hemoglobin darah ibu hamil dilakukan
minimal sekali pada trimester pertama dan sekali pada trimester ketiga untuk
memastikan ibu hamil terbebas dari anemia karena kondisi anemia dapat
mempengaruhi proses tumbuh kembang janin dalam kandungan (Bidan dan
Dosen Kebidanan Indonesia, 2017). Pada kasus Ny. S, pemeriksaan hemoglobin
dilakukan 1 kali pada TM 1 (UK 6 minggu). Dari hasil pemeriksaan kadar Hb
Ny. S sebesar 13,4 gr% yang termasuk dalam kategori normal, sejak awal
kehamilan (6 minggu) Ny. S sudah mengonsumsi tablet tambah darah meskipun
pada awal kehamilan Ny. S mengeluh mual dipagi hari namun Ny. S mengatakan
selalu meminum tablet tambah darah setiap hari sebelum tidur malam sehingga
meminimalisir mual. Sehingga sampai dengan usia kehamilan 39-40 minggu
Ny.S sudah menerima sebanyak 100 tablet akan tetapi yang bisa dikonsumsi
masih 91 tablet. Pada Trimester ketiga tidak dilakukan pemeriksaan Hb kembali
pada Ny.S . Dari uraian tersebut dapat diketahui terdapat kesenjangan antara teori
34
dan kasus yang terjadi karena tidak dilakukan pemeriksaan Hb ulang pada
trimester 3, tidak terdapat tanda-tanda anemia pada Ny. S.
Selama 2 kali kunjungan terakhir pada TM 3 Ny. S mengeluh nyeri
pinggang. Menurut (Astuti, dkk. 2017), nyeri pinggang/punggung bawah
merupakan hal yang normal terjadi pada TM 3 hal ini disebabkan oleh perubahan
pusat gravitasi tubuh karena perkembangan kandungan sehingga ibu hamil perlu
menyesuaikan postur tubuhnya ketika berdiri dan berjalan, selain itu juga bisa
disebabkan perubahan hormon dan peregangan ligament yang dapat menyebabkan
tekanan dan rasa sakit pada punggung bawah dan pinggang. Nyeri pinggang juga
dipengaruhi oleh ukuran janin yang bertambah besar, sehingga menambah beban
yang ditanggung oleh punggung dan pinggang. Pada kunjungan kedua Ny.S
mengeluh kenceng-kenceng. Menurut (Irianti, 2014) salah satu ketidaknyamanan
pada kehamilan TM III yaitu kontraksi braxton hicks atau his palsu haltersebut
disebabkan karena sejak awal kehamilan uterus telah mengalami kontraksi
ireguler yang secara normal tidak menyebabkan nyeri, pada trimester 3 kontraksi
dapat sering terjadi setiap 10-20 menit yang menyebabkan rasa tidak nyaman dan
menjadi penyebab persalinan palsu (false labor). Sehingga dapat disimpulkan
bahwa semua keluhan yang rasakan Ny. S merupakan hal yang normal terjadi
dalam TM 3. Oleh karena itu, penatalaksanaan yang diberikan kepada Ny. S yaitu
berupa KIE seputar keluhan yang dialaminya dan cara mengatasinya untuk
menambah pengetahuan Ny. S mengenai keluhan yang dialaminya sehingga dapat
mengurangi kecemasan yang muncul akibat keluhan tersebut.
Akibat dari keluhan-keluhan tersebut timbul masalah berupa kecemasan
yang dialami oleh Ny. S, hal tersebut terbukti ketika datang untuk periksa
kehamilan Ny. S menanyakan keluhan tersebut termasuk hal yang normal atau
tidak sehingga dalam penatalaksanaan untuk menangani kecemasan tersebut yaitu
dengan menjelaskan seputar keluhan yang dialami mulai dari penyebab serta cara
mengatasinya dan meyakinkan kepada ibu bahwa hal tersebut merupakan hal yang
normal terjadi selama kehamilan TM 3 agar pengetahuan ibu seputar keluhan
tersebut bertambah dan diharapkan dengan bertambahnya pengetahuan tersebut
bisa mengurangi kecemasan yang dirasakan oleh ibu. Selain itu Ny. S juga
diberikan dukungan psikologis bahwa Ny. S mampu melewati proses persalinan
35
dengan baik seperti halnya persalinan yang lalu serta memperbanyak do’a agar
proses persalinan bisa berjalan dengan normal dan lancar . Dengan demikian
diharapkan Ny. S bisa terus berfikir positif mengenai proses persalinan nantinya
sehingga bisa mengurangi kecemasan yang dirasakan.
Hal tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Linda, 2020)
tentang “Comparison of Pregnancy Exercise and Depth Breath Relaxation
for Lower Back Pain in Pregnant Women” .Ada beberapa perubahan fisiologis
selama kehamilan meliputi sistem kardiovaskular, endokrin, ginjal, dan
muskuloskeletal. Salah satu perubahan muskuloskeletal adalah penambahan berat
badan sekitar 11 hingga 16 kg, terutama di sekitar perut. Pembesaran perut
menyebabkan kompensasi postural dan perubahan kerangka aksial. Hal tersebut
menyebabkan berkembangnya nyeri punggung bawah (low back pain/LBP) yang
merupakan masalah muskuloskeletal yang paling umum selama kehamilan. LBP
pada Kehamilan diklasifikasikan menjadi dua jenis, meliputi nyeri gelang panggul
(PGP) dan nyeri pinggang (LP). Sementara itu, dalam beberapa kasus, ada
kombinasi dari jenis-jenis tersebut. LBP biasanya dimulai pada trimester kedua,
rata-rata, sekitar usia kehamilan 22 minggu . Sekitar setengah dari semua ibu
hamil menderita LBP yang mungkin disebabkan oleh mekanik, hormonal, atau
penyebab lainnya . Sekitar 50% wanita yang mengalami LBP selama Kehamilan
terus mengalami nyeri selama satu tahun setelah melahirkan, sedangkan sekitar
20% mengalami gejala selama tiga tahun setelah melahirkan. Oleh karena itu,
penatalaksanaan yang diberikan kepada Ny. S untuk mengatasi kecemasannya
yaitu dengan memberikan informasi mengenai keluhan yang dialami agar
menambah pengetahuan dan wawasan serta memberikan dukungan psikologis
dengan meyakinkan Ny. S bahwa dapat melewati persalinan dengan baik sehingga
tidak terdapat kesenjangan antara teori dan fakta yang ada.
Selain itu Ny. S juga diajarkan perawatan payudara pada pemeriksaan
pertama dengan penulis (UK 37 minggu), sebagai salah satu langkah awal untuk
menyiapkan proses laktasi nantinya. Hal tersebut sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh (Alhadar & Umaternate, 2017) tentang pengaruh perawatan
payudara pada ibu hamil terhadap peningkatan produksi ASI yang menunjukkan
bahwa perawatan payudara selama hamil berpengaruh signifikan terhadap
36
peningkatan produksi ASI. Oleh karena itu, penting halnya disampaikan kepada
ibu hamil mengenai cara perawatan payudara sehingga nantinya sudah siap saat
proses menyusui dimulai.
Kemudian, jika berdasarkan perhitungan skor poedji rochjati pada kasus ini
Ny. S memiliki skor 2 yang berarti bahwa Ny. S termasuk ibu dengan kehamilan
resiko rendah sehingga dalam proses persalinan nanti ibu bisa ditolong oleh bidan
di PMB. Meski demikian, perlu adanya diskusi dengan ibu hamil mengenai P4K
(Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi) karena banyak hal
yang bisa terjadi saat proses persalinan berlangsung meskipun ibu tersebut
tergolong dengan kehamilan resiko rendah. Jika P4K sudah disiapkan sejak masih
hamil, diharapkan nantinya jika terjadi kegawatdaruratan mampu meminimalisir
terjadinya keadaan “3 terlambat” yaitu terlambat dalam pengambilan keputusan,
terlambat mencapai tempat rujukan dan terlambat dalam mendapatkan
pertolongan yang tepat di fasilitas kesehatan sehingga mampu meminimalisir
terjadinya AKI dan AKB.
37
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan studi kasus yang dilakukan pada Ny. S selama kehamilan telah
dilakukan pengkajian sebanyak 2 kali mulai usia kehamilan 37-38 dan 39-40
minggu dan didapatkan bahwa semua dalam batas normal meskipun terdapat
beberapa ketidaknyamanan yang dirasakan oleh ibu seperti nyeri pinggang dan his
palsu.
Kemudian hasil pengkajian dianalisis dan didapatkan hasil bahwa Ny. S
G2P1A0 usia kehamilan 37-38 dan 39-40 minggu dengan kehamilan fisiologis.
Dari hasil analisis tersebut, asuhan yang diberikan kepada ibu berupa KIE
seputar ketidaknyamanan yang dirasakan ibu dan cara mengatasinya serta
memberikan dukungan psikologis dengan cara meyakinkan ibu bahwa ibu mampu
menghadapi persalinan dengan baik seperti halnya persalinan yang lalu. Selain itu,
ibu juga diajakan perawatan payudara untuk persiapan laktasi, memberitahu tanda
bahaya kehamilan trimester 3 dan melakukan diskusi P4K untuk persiapan
persalinannya nanti serta memberikan terapi (gestiamin) untuk menunjang
kebutuhan zat gizi ibu selama hamil.
Setelah itu dilakukan evaluasi dari asuhan kebidanan yang telah diberikan dan
diketahui bahwa ibu mampu menerima dan memahami semua asuhan yang telah
diberikan. Hal tersebut dibuktikan dengan ibu mampu menyebutkan kembali
beberapa KIE yang diberikan serta mampu melakukan kembali perawatan payudara
yang diajarkan.
Kemudian semua hasil pengkajian dan asuhan kebidanan yang telah diberikan
kepada Ny. S didokumentasikan dalam bentuk Laporan Asuhan Kebidanan
Komprehensif Kehamilan Secara Continuity Of Care Pada Ny “S” G2P1A0 di
PMB Citra Dwi Lestari Desa Jambesari Kecamatan Mumbulsari Kabupaten Jember
Tahun 2021.
5.2 Saran
5.2.1 Penulis Selanjutnya
Bagi penulis selanjutnya untuk dapat digunakan sebagai sumber
informasi atau acuan dalam pemberian asuhan kebidanan pada ibu hamil serta
dapat juga digunakan sebagai referensi atau bahan bacaan.
5.2.2 Bagi Mahasiswa
Bagi mahasiswa, untuk lebih membentuk hubungan saling percaya
dengan ibu dan keluarganya sehingga asuhan yang diberikan dapat diterima
serta dapat memberikan asuhan secara langsung dan menyeluruh yang
meliputi pemenuhan kebutuhan dan pemberian edukasi terkait dengan
kehamilan.
5.2.3 Tenaga Kesehatan
Bagi tenaga kesehatan khususnya bidan wilayah untuk terus memberikan
asuhan kebidanan secara komprehensif agar dapat mendeteksi secara dini
resiko kehamilan yang mungkin terjadi dan merencanakan rujukan untuk
antisipasi masalah yang mungkin terjadi saat proses persalinan.
5.2.4 Bagi Klien
Bagi klien untuk bisa lebih bersikap terbuka saat proses asuhan
kebidanan berlangsung agar mendapatkan asuhan kebidanan secara tepat dan
menyeluruh, tambahan pengetahuan untuk ibu dan keluarga serta
mendapatkan pemantauan selama masa kehamilan TM III agar terhindar dari
komplikasi sehingga kebutuhannya terpenuhi.
DAFTAR PUSTAKA
Astuti, Sri, dkk. 2017. Asuhan Ibu Dalam Masa Kehamilan. Bandung : Erlangga.
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur. 2021. Profil Kesehatan . Surabaya : Dinas
Kesehatan Jawa Timur
Fathonah, Siti. 2016. Gizi dan Kesehatan Untuk Ibu Hamil. Jakarta : Erlangga
Hani, Ummi dkk. 2014. Asuhan Kehamilan Pada Kehamilan Fisiologis. Jakarta :
Salemba Medika
Irianti, Bayu. 2014. Asuhan Kebidanan Berbasis Bukti. Jakarta : CV Sagung Seto
Kemenkes RI. 2020. Profil Kesehatan Indonesia 2019. Jakarta : Kementrian Kesehatan
RI
Kemenkes RI. 2021. Profil Kesehatan Indonesia 2020. Jakarta : Kementrian Kesehatan
RI
Kemenkes RI. 2020. Pedoman Pelayanan Kesehatan Ante Natal, Persalinan, Nifas dan
Bayi Baru Lahir (di Era Adaptasi Kebiasaan Baru). Jakarta : Kementrian
Kesehatan RI
Kusmiati, Yuni, dkk. 2009. Perawatan Ibu Hamil (Asuhan Ibu hamil). Jakarta:
Fitramaya.
Mufdlillah. 2009. Panduan Asuhan Kebidanan Ibu Hamil. Yogyakarta : Nuha Medika
Roumali, Suryati. 2011. Buku Ajar Asuhan Kebidanan 1 Konsep Dasar Kehamilan.
Jakarta: Nuha Medika.
Sulistyawati, Ari. 2013. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta : Salemba
Medika
Walyani, Elisabeth Siwi. (2015). Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan. Yogyakarta:
Pustaka Baru Press.
Lampiran-lampiran